1. Sesak napas merupakan gejala utama, kadang- Anamnesis kadang disertai perasaan tidak enak di dada. Bila cairan pleura sedikit, maka tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan klinik, tetapi dapat dideteksi dengan radiografi. 2. Kadang-kadang disertai nyeri pleuritik atau batuk nonproduktif, tetapi efusi pleura lebih sering merupakan penyulit pneumonia (efusi parapneumonia). 1. Pada inspeksi : gerak napas tertinggal pada sisi Pemeriksaan Fisik efusi, sela iga nampak melebar dan menonjol. 2. Pada perkusi : suara ketok terdengar redup sesuai dengan luas efusi, dapat membentuk garis Ellysd’amoiciere, tanda-tanda pendorongan mediastinum, sela iga melebar. 3. Pada palpasi : fremitus raba menurun. 4. Pada auskultasi : suara napas menurun atau menghilang. Suara bronkial dan egofoni sering dijumpai tepat di atas efusi. 1. Anamnesis dijumpai keluhan sesak napas. Kriteria Diagnosis 2. Pemeriksaan fisik ada gerakan asimetris sisi sakit tertinggal, sela iga melebar, keredupan sisi sakit, fremitus raba menurun sisi sakit, suara napas menurun pada sisi sakit. 3. Foto toraks tampak gambaran cairan efusi pleura. Aspirasi cairan pleura memastikan ada efusi pleura
Diagnosis Kerja Efusi Pleura
1. Konsolidasi paru karena pneumonia Diagnosis Banding 2. Neoplasma paru dengan kolaps paru 3. Fibrosis pleura 1. Foto toraks PA atau AP duduk, untuk melihat Pemeriksaaan permukaan cairan pleura. Cairan cenderung Penunjang menuju ke tempat rendah. Tanda awal radiologi adalah sinus frenikokostalis tumpul. 2. Jumlah cairan pleura > 300 cc tampak pada foto toraks. 3. Bila jumlah cairan sedikit dapat terlihat pada foto EFUSI PLEURA
NO. DOKUMEN No. Revisi Halaman
00 / 005/PPK/PR -TP/ toraks dalam posisi dekubitus. 4. Efusi pleura yang terlihat pada foto toraks berbentuk kantong (pocketed/loculated) masih perlu dibedakan dengan gambaran penyakit lain, mungkin diperlukan pemeriksaan penunjang lain seperti USG toraks atau CT scan toraks. 5. Pada efusi minimal tampak sinus kostofrenikus tumpul 6. Efusi dalam jumlah banyak menyebabkan pendorongan mediastinum / pergeseran mediastinum ke arah yang sehat,tetapi bila tidak ada pergeseran mediastinum, kemungkinan efusi disertai kolaps paru 1. Penanganan etiologi dasar efusi pleura Tatalaksana Jika penyebabnya tb diberikan OAT, jika pneumonia diberikan antibiotic, jika gagal jantung diberikan diuretic, jika empiema diberikan antibiotic dan drainase pus, jika keganasan diberikan kemoterapi, radioterapi atau torakosintesis 2. Drainase efusi pleura Tidak semua efusi pleura harus dirainase, lakukan pada kondisi : Efusi pleura massif
Parapneumonic effusion
Empiema
Efusi pleura karena keganasan
Maksimal 1,5L setiap kali drainase Dapat menggunakan WSD (water sealed drainase) 3. Pembedahan Jika tidak menunjukkan respons terhadap terapi optimal dan drainase yg adekuat. Indikasi tersering pada empiema
Edukasi Memperbaiki keadaan umum seperti nutrisi,
keseimbangan cairan Prognosis Ad vitam : ad bonam Ad sanationam : ad bonam Ad fungsionam : ad bonam Tingkat Evidens III EFUSI PLEURA
NO. DOKUMEN No. Revisi Halaman
00 / 005/PPK/PR -TP/ Tingkat Rekomendasi A Penelaah Kritis SMF PARU
1. Alsagaff, Hood, Mukty, Abdul.2010. Dasar-dasar
Kepustakaan Ilmu Penyakit 2. Paru, Edisi Ke 2. Airlangga University Press, Surabaya : 85-88, 88-96, 108-109.
3. Amin, Z., Bahar, A. 2006. BAB 242 Tuberkulosis
Paru in: Sudoyo, Aru (eds) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi IV Jilid II : 988-993.
4. Gerakan Terpadu Nasional Penanganan TB.
2008. Buku Pedoman Nasional Penanggulangan TB. edisi 2. Cetakan Kedua. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: 5, 6-7, 20-24.
5. Wibisono, M Yusuf, Winariani, Hariadi, Slamet,
2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Penerbit FK UNAIR, Surabaya : 27-35