Anda di halaman 1dari 37

Dr. Jeffrey A.

Ongkowijaya, SpPD, K-R


Divisi Reumatologi - SMF Ilmu Penyakit Dalam
RSUP Prof dr RDKandou Manado

1
Rheumatoid diperkenalkan pertama kali oleh Garrod th.1859

RHEUMATOLOGY THIRD EDITION; Painting by Jacob Jordaens (1593-1678), entitled The Painter's Family
penyakit autoimun, ditandai dg proses
peradangan kronis, bersifat sistemik
Insidensi Artritis Reumatoid :
1,4/10000 -0,2/1000 pd pria
3,6/10000 -0,4/1000 pd wanita
Prevalensi :
0,5 2% di slrh dunia, terbanyak di
Amerika
Onset bisa terjadi pada semua usia,
max:
40 - 70 th pada wanita
60 - 70 th pada pria
Belum ditemukan penyebab khusus AR
Patofisiologinya bersifat multifaktorial
melibatkan faktor genetik, proses
autoantibodi dan lingkungan.

Studipd kembar : 60% faktor keturunan (+)


Gen pengkode HLA :
HLA DR4, HLA DRB1
Gen non HLA :
Gen CTLA-4
Gen CD-40
Gen Protein Tirosin Phosfatase (PTPN22)
Variasi klinis luas :
mengenai beberapa sendi yang simetris,
disertai manifestasi ekstraartikular.

Aktivitaspenyakit : remisi &


eksaserbasi
Inflamasi kronis kerusakan sendi
(erosi) nyeri & deformitas sendi yg
menetap disabiliti berat

5
Presentasi klinis :
Bervariasi
Gradual atau acute/subacute
Palindromik
Monoartikular
Simetris, mengenai banyak sendi kecil
poliartritis simetris :
Mengenai membran sinovial, bursa & tendon
Tidak sekedar penyakit sendi !!!!!
Penyebaranterjadi dlm beberapa
bulan tahun
Hampir semua sendi dapat terkena
Remisi spontan dapat terjadi (setelah
acute onset)
Terdapat faktor2 yg memperburuk
prognosis
Gejala klinis
Tanda-tanda inflamasi :
stiffness, nyeri, swelling, hangat pd
perabaan, kemerahan
simetris
Sendi
kecil pada tangan kecuali DIP
Gambaran yang khas pada AR :
Boutonniere
Swan neck
Z thumb
Volar subluxation
Ulnar deviation
1. PEMERIKSAAN ARTIKULAR

pencatatan lokasi, simetrisitas, derajat


pembengkakan, keterbatasan gerak, deformitas,
malalignment serta dislokasi
pembengkakan fusiformis pada PIP, deviasi ulnar,
subluksasi dorsal MCP, Swan neck, deformitas
Boutonniere pada PIP.
Kesulitan ekstensi siku dan pergelangan tangan
(sinovitis, kerusakan kartilago).
Neuropati ulnar dan carpal tunnel syndrome
Panggul 20% : nyeri paha, punggung,lutut
ipsilateral.
kista Baker
2. PEMERIKSAAN EKSTRA ARTIKULAR

50% ARsering: Sjogrens syndrome


(keratokonjungtivitis sica & xerostomia).
25% Nodul reumatoid pada siku, tendon
Achiles, jari, scalp, dan tuberositas
iskial.~seropositif faktor reumatoid.
50% penebalan pleura asimptomatis
25% efusi pleura bilateral
30% Keterlibatan parenkim paru : nodul paru,
penyakit paru interstitisal difus, bronkiolitis
obliteran, bronkiektasis, atau BOOP (
bronkiolitis obliterans organizing pneumonia).
Perikarditis asimptomatik
Anemia juga sering ditemukan pada AR.
Reumatoid nodul
Kelainan mata
Paru-paru
Kelainan ginjal
vaskulitis
Kelainan syaraf

Sindroma Felty :Splenomegali dengan


netropeni, trombositopeni, limfosit
granular besar
14
Hematologi rutin
Hb,Lekosit, trombosis, LED
Biokimia
Ureum, kreatinin, LFT, CRP
Immunologi
RF, ANA
Mikrobiologi
Titer viral
Radiologi
Foto tulang, bone scan, MRI
KRITERIA DEFINISI
Kaku pagi hari Kaku sendi pada dan sekitar sendi, berlangsung minimal 1 jam
sebelum perbaikan maksimal
Artritis 3 atau lebih sendi Minimal 3 sendi yang secara simultan mengalami pembengkakan yang
diamati oleh dokter. 14 daerah yang mungkin adalah PIP kanan
dan kiri, MCP, pergelangan tangan dan kaki, siku, lutut, MTP

Artritis sendi tangan Minimal satu sendi membengkak pada pergelangan, MCP, PIP
Artritis yang simetris Keterlibatan secara simultan sendi yang sama pada kedua sisi tubuh (
keterlibatan bilateral pada PIP, MCP, MTP dapat diterima tanpa
simteris yang absolut)
Nodul reumatoid Subkutan nodul pada daerah penonjolan tulang, permukaan ekstensor,
juksta artikular yang diamati oleh dokter
Reumatoid faktor RF positif dengan metode apapun
Perubahan radiologis Perubahan radiologis tipikal RA pada posteroanterior tanagn dan
pergelangan tangan, yang harus meliputi erosi atau dekalsifikasi
tulang.

Seseorang dikatakan AR jika memiliki 4 kriteria. Kriteria 1-4 harus berrlangsung minimal 6 minggu sedangkan
kriteria 2- harus diamati oleh dokter.
Dikutip dari Primer on the Rheumatic Disease, 2008, 115
Post viral (parvo, rubella)
Reactive arthritis
SLE
Poliartikular Gout
Poliartikular OA
Mechanisme terjadinya AR
Peran sitokin
proinflamasi
pd AR

Clin Exp Immunol. 1993;94:145-149.


25
Severity of Arthritis
4
Type 1
3
Type 2
2 Type 3
1
0
0 0.5 1 2 3 4 6 8 16
Years

Type 1 = Self-limited5% to 20%


Type 2 = Minimally progressive5% to 20%
Type 3 = Progressive60% to 90%

Pincus. Rheum Dis Clin North Am. 1995;21:619.


Klasifikasi Spesifikasi
Kelas I Dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa dibantu
(mis. self-care, vocational/avocational)

Kelas II Dapat melakukan aktivitas sehari-hari (self-care &


vocational) dengan limited avocational activities

Kelas III Dapat melakukan aktivitas sehari-hari (self-care);


limited vocational/avocational activities

Kelas IV Keterbatasan aktivitas sehari-hari (self- care/


vocational/avocational )
Gejala ekstraartikular
Wanita
Epitope : HLA DR4
Status fungsional buruk (HAQ>1 dlm 1
tahun)
Menyerang banyak sendi (>12 sendi)
Erosi sendi pd Ro(dlm 1-2 th penyakit)
Usia lanjut saat onset
Titer yg tinggi pada RF & anti CCP
LED & CRP yg tinggi pd waktu lama
Rendahnya tingkat ekonomi & pendidikan

Pincus T, Callahan LF. Baillieres Clin Rheumatol. 1992 Feb;6(1):161-91 Anaya JM,et.al. Ann
Rheum Dis. 1994 Nov;53(11):782-3. Furst
Arthritis Reumatoid DE. Rheum
TIR 2009 Dis Clin North Am. 1994 May;20(2):309-19
5/1/2009 29
Mengontrol aktivitas penyakit
Mengendalikan nyeri
Memelihara fungsi untuk essential
daily activities
Memaksimalkan quality of life
Menghambat progresifitas/derajat
kerusakan sendi
Tentukan aktivitas penyakit:
Morning stiffness, sinovitis, fatigue, LED/CRP
Dokumentasikan derajat kerusakan sendi
ROM & deformitas sendi
Joint space narrowing & erosi pada x-ray
Status Fungsional

Dokumentasikan adanya manifestasi extra-articular


Nodul reumatoid, pulmonary fibrosis, vasculitis

Tentukan respon terapi & kemungkinan efek samping


Edukasi
Fisioterapi
Farmakologi
analgesik
NSAIDs
DMARDs
Immunoterapi
Steroids intraartikular, po, im, iv
Operasi
Istirahat
Exercise
Flexibility/stretching
Muscle conditioning
Cardiovascular/aerobic
Diet/mengontrol berat badan
Terapi Fisik/terapi okupasi
Metotreksat : dosis sp 25 mg/minggu
Leflunomide (Arava) : dosis sp 20
mg/hari
Sulfasalazine:dosis sp 40mg/kgBB/hari
Hidroksikloroquin : sp 400 mg/hari
Azithromicin : 1-2mg/kgBB/hari
Cyclosporin : 2,5-4mg/kgBB/hari
Kombinasi lebih baik
Steroid dosis kecil jangka pendek

34
Orthopedic surgery Higher dose steroids
for flares or extraarticular disease

Occupational therapy Intraarticular steroids

Physical therapy

Simple
Patient analgesik
education

Weaver AL, 1998.


Anti-TNF (Tumour Necrosis Factor):
Infliximab (Remicade)
Etanercept (Enbrel)
Adalimumab (Humira)
Anti Il-6
- tocilizumab
Anti B-cell
Rituximab (Mabhtera)
Ocrelizumab
KESIMPULAN
PENTINGNYA DETEKSI DINI AR
Diagnosis Artritis reumatoid harus
segera ditegakkan secepat mungkin
untuk mencegah deformitas atau
kecacatan yang menetap
Terapi terkini sangat kompleks dan
bersifat multidisipliner
Harapan baru : penggunaan agent
biologi

Cush JJ. J Rheumatol.2005 Feb;32(2):203-7


Emery P, er.al. Ann Rheum Dis. 2002 Apr;61(4):290-7
Arthritis Reumatoid TIR 2009 5/1/2009 37

Anda mungkin juga menyukai