1
Rheumatoid diperkenalkan pertama kali oleh Garrod th.1859
RHEUMATOLOGY THIRD EDITION; Painting by Jacob Jordaens (1593-1678), entitled The Painter's Family
penyakit autoimun, ditandai dg proses
peradangan kronis, bersifat sistemik
Insidensi Artritis Reumatoid :
1,4/10000 -0,2/1000 pd pria
3,6/10000 -0,4/1000 pd wanita
Prevalensi :
0,5 2% di slrh dunia, terbanyak di
Amerika
Onset bisa terjadi pada semua usia,
max:
40 - 70 th pada wanita
60 - 70 th pada pria
Belum ditemukan penyebab khusus AR
Patofisiologinya bersifat multifaktorial
melibatkan faktor genetik, proses
autoantibodi dan lingkungan.
5
Presentasi klinis :
Bervariasi
Gradual atau acute/subacute
Palindromik
Monoartikular
Simetris, mengenai banyak sendi kecil
poliartritis simetris :
Mengenai membran sinovial, bursa & tendon
Tidak sekedar penyakit sendi !!!!!
Penyebaranterjadi dlm beberapa
bulan tahun
Hampir semua sendi dapat terkena
Remisi spontan dapat terjadi (setelah
acute onset)
Terdapat faktor2 yg memperburuk
prognosis
Gejala klinis
Tanda-tanda inflamasi :
stiffness, nyeri, swelling, hangat pd
perabaan, kemerahan
simetris
Sendi
kecil pada tangan kecuali DIP
Gambaran yang khas pada AR :
Boutonniere
Swan neck
Z thumb
Volar subluxation
Ulnar deviation
1. PEMERIKSAAN ARTIKULAR
Artritis sendi tangan Minimal satu sendi membengkak pada pergelangan, MCP, PIP
Artritis yang simetris Keterlibatan secara simultan sendi yang sama pada kedua sisi tubuh (
keterlibatan bilateral pada PIP, MCP, MTP dapat diterima tanpa
simteris yang absolut)
Nodul reumatoid Subkutan nodul pada daerah penonjolan tulang, permukaan ekstensor,
juksta artikular yang diamati oleh dokter
Reumatoid faktor RF positif dengan metode apapun
Perubahan radiologis Perubahan radiologis tipikal RA pada posteroanterior tanagn dan
pergelangan tangan, yang harus meliputi erosi atau dekalsifikasi
tulang.
Seseorang dikatakan AR jika memiliki 4 kriteria. Kriteria 1-4 harus berrlangsung minimal 6 minggu sedangkan
kriteria 2- harus diamati oleh dokter.
Dikutip dari Primer on the Rheumatic Disease, 2008, 115
Post viral (parvo, rubella)
Reactive arthritis
SLE
Poliartikular Gout
Poliartikular OA
Mechanisme terjadinya AR
Peran sitokin
proinflamasi
pd AR
Pincus T, Callahan LF. Baillieres Clin Rheumatol. 1992 Feb;6(1):161-91 Anaya JM,et.al. Ann
Rheum Dis. 1994 Nov;53(11):782-3. Furst
Arthritis Reumatoid DE. Rheum
TIR 2009 Dis Clin North Am. 1994 May;20(2):309-19
5/1/2009 29
Mengontrol aktivitas penyakit
Mengendalikan nyeri
Memelihara fungsi untuk essential
daily activities
Memaksimalkan quality of life
Menghambat progresifitas/derajat
kerusakan sendi
Tentukan aktivitas penyakit:
Morning stiffness, sinovitis, fatigue, LED/CRP
Dokumentasikan derajat kerusakan sendi
ROM & deformitas sendi
Joint space narrowing & erosi pada x-ray
Status Fungsional
34
Orthopedic surgery Higher dose steroids
for flares or extraarticular disease
Physical therapy
Simple
Patient analgesik
education