Anda di halaman 1dari 24

REUMATOID

ARTRITIS
Dr. Jumhari
Puskesmas Aur Duri
DEFINISI
 Artritis Reumatoid adalah penyakit inflamasi jaringan ikat sendi,
sistemik, kronik biasanya progresif, simetris.

 Awal mengenai jaringan ikat sendi, akhirnya sendi terkena.

Terutama menyerang persendian perifer serta otot-otot, tendon, ligamen,


dan pembuluh darah yang ada disekitarnya.

Penyakit ini adalah salah satu penyakit rematik inflamatorik yang tersering
dan ditandai oleh terjadinya proliferasi inflamatorik kronik lapisan dalam
sinovium sendi yang menyebabkan kerusakan tulang rawan dan erosi
tulang progresif.
EPIDEMIOLOGI
 Perempuan : laki = 3:1

 Iklim panas > dingin

 Ditemukan diseluruh dunia dan mengenai semua ras.

 Awitan umumnya terjadi selama dekade 4-5 dalam


hidup, dengan 80% pasien menderita penyakit antara
usia 35-50 tahun.
ETIOLOGI
 Faktor penyebab yang sebenarnya belum diketahui dengan pasti.

 Multifaktor : interaksi genetik dan lingkungan

 Autoimun : aktivasi imun yang abnormal (terjadi pada individu yang secara
genetik memiliki kerentanan) sehingga timbul inflamasi
 Gen terkait: MHC kelas II (HLA-DR,HLA-DQ, HLA-DP), MHC kelas III (TNFα),
gen hormon, gen respon imun non-MHC
 Agen infeksi seperti Mycoplasma, Virus Eipstein-Barr, sitomegalovirus,
parvovirus, dan virus rubella.
 Pembentukan antibodi imunoglobulin (Ig) M terhadap IgG tubuh sendiri (yang
dinamakan faktor reumatoid)

• Faktor resiko : hormon estrogen, rokok, sosial ekonomi rendah


Anamnesis & pemeriksaan fisik
• Kaku sendi setelah inaktifitas (pagi • Manifestasi ekstraartikular :
hari) >1 jam
– Mata, kulit, limfe, jantung,
• Sinovitis : kemerahan, bengkak,
paru, RES, syaraf, darah,
panas, nyeri
• Kelemahan ginjal dan darah

• Simetris, biasanya banyak di jari • Status fungsional


tangan
• Status sosiopsikologis
• Fase lanjut sendi kaki, bahu,
vertebra
• Deformitas
Subluksasi dan deviasi jari-jari kaki 7
Haluks valgus dan deviasi jari-jari kaki 8
Pemeriksaan Penunjang
• Darah lengkap : anemia, trombositosis

• LED : meningkat

• CRP : meningkat

• Fungsi ginjal : bisa terganggu

• Fungsi hati : ALT, γ GT meningkat, hipoalbumionemia

• Urin lengkap : proteinuria ringan

• Reumatoid faktor : 70% kasus positif

• Anti CCP

• ANA : positif pada 30% kasus dgn RF +


Radiologis
• Simetris sendi kecil, unilateral sendi besar
• Periarticular soft tissue sweling
• Malalignment
• Subluksasi
• Dislokasi
• Erosi marginal
• Osteoporosis juxta articular
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Evaluasi radiografik berupa foto rontgen pembengkakan jaringan lunak
(stadium awal), perubahan kartilago serta penyempitan rongga sendi
dan akhirnya destruksi kartilago serta tulang, dan erosi, subluksasio,
serta deformitas

Pembengkakan jaringan lunak

erosi

Osteoporosis periartikular

erosi
Rongent tangan AR stadium lanjut 12
Kriteria Diagnosis Artritis Reumatoid oleh ARA (American
Rheumatis Association) :
1. Kaku pagi hari
2. Artritis pada 3 daerah persendian
3. Artritis pada persendian tangan
4. Artritis simetris (bilateral)
5. Nodul reumatoid
6. Faktor reumatoid serum (+)
7. Perubahan gambar pada radiologi

Pasien dikatakan menderita Artritis Reumatoid jika


memenuhi sekurang-kurangnya kriteria 1-4 yang
dideritanya sekurang-kurangnya selama 6 minggu.
• Kapasitas fungsional penderita AR :
Kelas I : kehidupan sehari-hari normal
II : kehidupan tak terganggu, sedikit
terdapat pembatasan gerak
III : beberapa kebutuhan diri
IV : kursi roda/bed
Terapi farmakologis
• OAINS
– Untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
• Contoh : etodolak, fenoprofen, ibuprofen, indometasin,
ketoprofen, nabumeton, meklofenamat, diklofenak,
piroksikam, oksaprosin, , dan flurbiprofen.
• Glukokortikoid
– Meredakan gejala dan memperlambat kerusakan
sendi
– Harus disertai pemberian kalsium dan vitamin D
• Contoh : Prednison
Terapi farmakologis
• DMARDS
– Mengurangi kerusakan sendi dan menghambat progresifitas.
– Memperlambat erosi & memperbaiki fungsi sendi
– Menghambat kecacatan
– Efek terlihat 4-16 minggu
– Harus diberikan sedini mungkin, tetap diberikan pada fase
aktif penyakit
– Pada kasus berat dapat dilakukan pemberian kombinasi
DMARDS
– Metotreksat, klorokuin, sulfasalazin, azatioprin, leflunomid,
siklosporin
Terapi farmakologis
• Imunoterapi
– Infliksimab, merupakan antibodi thd TNF α
– Etanercept, antagonis thd reseptor TNF α
• Pembedahan :
– Memperbaiki fungsi, mobilitas dan mengontrol
nyeri.
• Tendon repair and tranfer
• Operasi carpal tunnel
• Total joint replacement
• Stabilisasi sendi cervical
Terapi Nonfarmako
• Penggunaan ortotik dan bidai untuk
mengistirhatakan bagian yang sakit.

• Latihan sendi : metode blok untuk sendi PIP dan


DIP, latihan ambil dan genggam.

• Edukasi untuk proteksi sendi : hindari posisi yang


menyebabkan deformitas, hindari satu posisi yang
terlalu lama, hindari tekanan kuat pada sendi
Prognosis
• Tipe remitif/monosiklik 10-20%: dpt sembuh
spontan
• Tipe kronik eksaserbatif 70%
• Tipe progresif 10-20%, dlm waktu singkat
sendi rusak
Indikator prognosis buruk
• Lebih banyak sendi terserang
• LED & CRP tinggi
• RF positif
• Erosi sendi pd awal penyakit
• Sosial ekonomi rendah

Anda mungkin juga menyukai