HARI PNEUMONIA SE-DUNIA

12 NOVEMBER 2019

Permasalahan & Upaya

Pengendalian Pneumonia
di Indonesia

SUBDIT ISPA
 Hari Pneumonia Sedunia diperingati setiap tahun pada
tanggal 12 November.

 untuk mengingatkan kepada segenap jajaran

 Pemerintah serta seluruh lapisan masyarakat di masing-

masing negara - agar peduli pada Pengendalian penyakit
Pneumonia.
 Karena Pneumonia adalah penyakit yang mematikan dan
merupakan pembunuh utama Balita terutama di sebagian
negara berkembang di dunia,

 Namun seringkali terlupakan atau kurang mendapat perhatian

 Epidemiologi

Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas
mulai hidung - alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah,
pleura)

Adalah infeksi akut yang mengenai jaringan

paru-paru (alveoli) Influenza

Infeksi akut yang menyerang saluran

pernafasan bagian atas
PNEUMONIA PEMBUNUH BALITA DI DUNIA

Sumber : Pneumonia & Diarrhea Progress Report http://worldpneumoniaday.org

Angka Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup, Tahun 2013
PERMASALAHAN PNEUMONIA DI INDONESIA
 PNEUMONIA
BALITA

Penyebab Kematian Terbanyak Usia 0-4 tahun,

SRS 2016; PNEUMONIA 9,7%
Kematian Balita Riskesdas 2007 15,5%
Kematian Bayi Riskesdas 2007 23,8 %
Prevalensi PNEUMONIA pada Balita per Provinsi
Riskesdas 2018; Indonesia 2,1%
Sistem Pencatatan Pelaporan
Subdit ISPA 2015-2019
Insiden PNEUMONIA Balita 2%
Kematian PNEUMONIA Balita 0,2%
 JUMLAH BALITA DILAPORKAN, ESTIMASI KASUS DAN KASUS PNEUMONIA BALITA
DI INDONESIA TAHUN 2015 – 2019 JANUARI SD APRIL

25,386,720 24,895,462
24,625,225 25,190,405
24,343,291

883,789
874,195 901,229 894,259
864,187
554,650 582,489 513,638 505,331 87,653

2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Balita Dilaporkan Estimasi Pneumonia Kasus Pneumonia

 6. PROV. JAMBI
400,000 5 2
5 93 93 0 ,0
20 8 8 36
0, 5, 5, 90
350,000 34 34 34 0 ,0
33

300,000

250,000

200,000

150,000

100,000

50,000
16 4 96 96 98 3 42
0,
7
11 0,
8
5 72 0,
8
4 84 0,
3 80 1, 29
1 7, 0
1 5, 0
1 5, 0
1 4,
0
0
1
2,
7
2
0
2015 2016 2017 2018 2019

Jml Balita Perkiraan Kasus Kasus Kematian

JAMBI
PERSENTASE KAB/KOTA DG PUSK MELAKSANAKAN TATALAKSANA
STANDAR DI JAMBI 2018
120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
Jambi(K) Batang Hari Muaro Jambi Bungo Tebo Kerinci T.J. Barat T.J. Timur Merangin Sarolangun Sungai
Penuh(K)

Persentase Kab/Kota dg Pusk Tatalaksana Standar Target

 JAMBI

CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA BALITA DI JAMBI 2018

120.00

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
Muaro Jambi Tebo Jambi(K) Merangin Kerinci Sungai Bungo Batang Hari Sarolangun T.J. Timur T.J. Barat PROVINSI
Penuh(K)

Cakupan Kelengkapan Target

 TARGET GLOBAL ACTION FOR PNEUMONIA TAHUN 2025

Menurunkan angka • Saat ini diperkirakan angka kematian

kematian balita karena
pneumonia menjadi <
pneumonia di Indonesia sebesar 4-5 per
3 per 1000 1000

Menurunkan
pneumonia berat • Jumlah kasus pneumonia berat yang
sebesar 75 % dilaporkan adalah 35.000  menurun 14
dibandingkan tahun % dibanding 2011.
2010
 KEBIJAKAN & STRATEGI
PENGENDALIAN PNEUMONIA/ISPA

1. Deteksi dini dan tatalaksana kasus pneumonia balita dilaksanakan di

Puskesmas dan jaringannya untuk mencegah kematian bayi dan balitA
2. Penanggulangan Influenza dilaksanakan dengan mengembangkan dan
meningkatkan kesiapsiagaan dan respon terhadap munculnya pandemi
influenza
3. Pengendalian faktor risiko Pneumonia dilaksanakan melalui komunikasi,
koordinasi dan kolaborasi dengan lintas program dan lintas sector terkait
4. Penguatan sistem informasi dan kajian untuk mendeteksi Pneumonia dan
Pandemi Influenza
5. Penguatan manajemen program untuk mendukung percepatan pencapaian
sasaran program dan mewujudkan layanan P2 ISPA yang komprehensif,
bermutu dan terjangkau
 FAKTOR RISIKO
BBLR

TIDAK ASI EKSLUSIF STATUS GIZI / MALNUTRISI

PAJANAN POLUSI DALAM

IMUNISASI TIDAK LENGKAP & LUAR RUMAH

PNEUMONIA

‘Kumis pa joko’ Cuaca dingin

Defisiensi vit A Prevalens karier patogen

ETS, biomass fuel, vehicle & industry tinggi
pollution
 Upaya Pengendalian Pneumonia

PROMOTIF PREVENTIF DIAGNOSTIK KURATIF

ANC Imunisasi :  Hitung Napas

ASI eksklusif  DPT  Lihat Tarikan
Gizi seimbang  Campak Dinding Dada • Antibiotik
PHBS (CTPS)  Hib bawah Ke dalam (Amoksisilin)
Mengurangi  Pneumokok (TDDK)
 Periksa Saturasi • Terapi Oksigen
polusi udara (Demonstrasi
Etika batuk di 2kab Lotim Oksigen AMOKSISILIN : 40-50
mg / kgBB/ kali  2 X
Deteksi dini & Lobar) sehari, selama 3 hari

Pendekatan Keluarga Penguatan Talaksana

 KEGIATAN PENGENDALIAN PNEUMONIA/ISPA
1. Peningkatan penemuan kasus (deteksi dini) dan tatalaksana Pneumonia Balita di semua fasyankes.
2. KIE melalui berbagai media dan disesuaikan dgn budaya dan kondisi setempat.
5. Kerjasama dan jejaring dalam penemuan dan tatalaksana kasus.
6. Peningkatan surveilans epidemiologi
7. Peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan, sosialisasi, monev
8. Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat
9. Penyediaan logistik dan alat kesehatan pendukung.
10. Jejaring dalam kajian dan penelitian
 PENEMUAN
BATUK DAN TATALAKSANA
KASUS PNEUMONIA BALITA
ATAU SESAK NAPAS

HITUNG NAPAS DAN LIHAT

TDDK
KLASIFIKASI
1. PNEUMONIA BERAT PERAN NAKES DAN
2. PNEUMONIA
3. BATUK BUKAN PNEUMONIA
KADER KESEHATAN
 PENYAKIT SANGAT BERAT – TANDA TANDA BAHAYA
Usia < 2 bulan Usia 2 – 59 bulan
• Napas cepat ( lebih atau sama 60x/menit) • Tidak bisa minum
ATAU
• Kejang
ATAU
• Napas lambat (Kecil atau sama 30x/Menit) • Kesadaran menurun/kesukaran
dibangunkan
• TDDK
• Kurang mau minum • Stridor waktu anak tenang
• Kejang • Tampak biru pada lidah (Sianosis
• Demam
central)
• Kesadaran menurun • Ujung tangan tangan dan kaki pucat
• Stridor
dan dingin
• Whezing • Head Nodding (Anggukan kepala saat
inspirasi)
• Tangan dan kaki teraba dingin
• Tanda gizi buruk • Grunting (Merintih awal ekspirasi)
• Gizi buruk
PENGOBATAN
PNEUMONIA BALITA
o Hasilpenelitian
o Rekomendasi IDAI
o Tanggapan Komite Ahli

Amoxicillin
40-50 mg / kgBB/ kali  2 X SEHARI
Eritromisin
40-60 mg / kgBB/ hari  3-4 X SEHARI
 UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN KEMKES
• MEMBUAT PEDOMAN-PEDOMAN
• PELATIHAN MANAJEMEN PENGENDALIAN PNEUMONIA
• PELATIHAN TENAGA KESEHATAN DALAM PENEMUAN DAN
TATALAKSANA KASUS BERSAMA ORGANISASI PROFESI
• KERJASAMA DENGAN ORGANISASI PROFESI (IDI, IDAI, PDPI, PPNI, IBI,
PAEI) DALAM KAJIAN, SOSIALISASI DAN ADVOKASI
• MEDIA KOMUNIKASI, INFORMASI & EDUKASI (KIE) SERTA ADVOKASI
• PELIBATAN MASYARAKAT (KADER)
• PEMBERIAN IMUNISASI, PENINGKATAN GIZI, ASI EKSKLUSIF
PENYEHATAN LINGKUNGAN, ASUHAN ANTENATAL
• PEMENUHAN KEBUTUHAN LOGISTIK
 PERAN TENAGA MEDIS DALAM PENGENDALIAN
PNEUMONIA BALITA
 DETEKSI DAN TATALAKSANA KASUS SESUAI
STANDAR
 MENDIDIK/MENSOSIALISASIKAN TENAGA
KESEHATAN LAIN DI WILAYAH KERJANYA DALAM
DETEKSI DAN TATALAKSANA KASUS
 MENDIDIK KELUARGA PASIEN DALAM PENCEGAHAN,
PENGENALAN GEJALA DAN TANDA PNEUMONIA
 HARI PNEUMONIA SEDUNIA XI
12 NOVEMBER 2019
JAMBI
MEDAN
DENPASA
R

#fightpneumonia

STOP PNUMONIA DENGAN AKSI NYATA HITUNG NAPAS

PENCATATAN
PELAPORAN
Dan

PERMASALAHAN DAN
SOLUSI PENGGUNAAN
SOFTWARE
PENCATATAN DAN PELAPORAN
MERUPAKAN INSTRUMEN
VITAL DALAM SISTEM
KESEHATAN

TANPA ADA PENCATATAN DAN

PELAPORAN, KEGIATAN ATAU PROGRAM
APAPUN YANG DILAKSANAKAN TIDAK
AKAN TERLIHAT WUJUDNYA
 INDIKATOR

PROSES
PROSENTASE KAB/KOTA YANG 50% PUSKESMASNYA
MELAKUKAN TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

OUTPUT
CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA BALITA
 DEFINISI OPERASIONAL
PROSES
PROSENTASE KAB/KOTA YANG 50% PUSKESMASNYA
MELAKUKAN TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA
ADALAH JUMLAH KAB/KOTA YANG

SEBAGIAN (50%) PUSKESMASNYA TELAH

MELAKSANAKAN TATALAKSANA STANDAR

MINIMAL 60% DARI SELURUH KUNJUNGAN

BALITA BATUK ATAU KESUKARAN

BERNAPAS
 DEFINISI OPERASIONAL
TATALAKSANA STANDAR
KEGIATAN DETEKSI DINI TERHADAP SELURUH
BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS
YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS DENGAN
MENGHITUNG FREKUENSI NAPAS DALAM 1
MENIT PENUH DAN MELIHAT ADA TIDAKNYA
TARIKAN DINDING DADA BAGIAN BAWAH KE
DALAM (TDDK) BAIK MELALUI PENDEKATAN
MTBS MAUPUN TATALAKSANA PROGRAM ISPA
SUMBER DATA
PELAPORAN
ISPA ???
 SUMBER
ATA
D

Puskesmas
1. Status Pasien
2. Register Puskesmas Rumah Sakit
3. Register Harian ISPA 1. Rekam Medis
4. SIKDA, Primary Care BPJS, dll
APA YANG DILAPORKAN ?
FORMAT PELAPORAN PUSKESMAS
FORMAT PELAPORAN PUSKESMAS
FORMAT PELAPORAN KAB/KOTA
Validitas Data Laporan sangat di tentukan
oleh Alat Bantu pengumpulan data di
Puskesmas Seperti Register Puskesmas
(Register Poli MTBS, Poli Anak dll)
REGISTER YANG MENDUKUNG DALAM
PENCATATAN DAN PELAPORAN ISPA

1. DATA INDIVIDU (UMUR, GENDER,

ALAMAT, DLL)
2. DATA KELUHAN/ HASIL
ANAMNESE/VITAL SIGN
3. DATA KLASIFIKASI/DIAGNOSIS
4. DATA TINDAKAN/PENGOBATAN
 CONTOH REGISTER PUSKESMAS

Umur/Jenis Kelamin Kunjungan

No Nama Penderita No Register Alamat Keluhan/ Anamnesa/ Fital Sign Diagnosis/ Klasifikasi Pengobatan/ Tindakan Keterangan
Laki-laki Perempuan Baru/Ulang
 WAKTU PELAPORAN

PUSKESMAS  DINKES
KAB/KOTA (SELAMBAT2NYA TIAP
TGL 5 BULAN BERIKUTNYA)

KAB/KOTA  PROVINSI
(SELAMBAT2NYA TGL 10
BULAN BERIKUTNYA )
 99% KEGAGALAN
datang dari
ORANG – ORANG
yang suka memberi
ALASAN
George Washington Carver
 99% KEGAGALAN
datang dari
ORANG – ORANG
yang suka memberi
ALASAN
George Washington Carver
ADVOKASI
TUJUAN UMUM

PESERTA MAMPU
MEMAHAMI ADVOKASI
PENANGGULANGAN
PNEUMONIA BALITA
46
 TUJUAN
PESERTA MAMPU : KHUSUS
 MENJELASKAN RUANG LINGKUP ADVOKASI
 MENJELASKAN STRATEGI ADVOKASI

 MENJELASKAN BAHAN ADVOKASI PENANGGULANG

PNEUMONIA BALITA

 MENJELASKAN RANCANGAN MATERI ADVOKASI

47
 APAKAH ADVOKASI ITU ?

Binatang macam
apakah?

48
 Untuk
ADVOKASI : memperoleh
dukungan
Upaya / proses
yang “bijak”

Menggunakan
informasi tepat
dan akurat 49
 SASARAN

Unsur
Pemerintah
Unsur Unsur
Swasta Legislatif

Unsur Unsur Unsur

Media Masa Toga/Toma/LSM Org.Profesi /
Klp.Potensial
50
 Materi advokasi

TENTUKAN TUJUAN

SIAPKAN DATA

IDENTIFIKASI SASARAN

MEMBANGUN KOALISI

PRESENTASI YANG PERSUASIF

51
PENGGALANGAN DANA
 Metode advokasi

POLITICAL LOBIYING
SEMINAR

IDENTIFIKASI SASARAN

MEDIA ADPOCA

ASOSIASI

52
 Media advokasi

MEDIA ELEKTRONIK

MEDIA CETAK

MEDIA K I E
53
 STUDI KASUS
DI PUSKESMAS MANISE BERDASARKAN REKAPITULASI LAPORAN P2 ISPA TAHUN 2017
TERDAPAT 300 KASUS PNEUMONIA BALITA, 25 KASUS DENGAN PNEUMONIA BERAT,
TERDAPAT JUGA 5 KEMATIAN AKIBAT PNEUMONIA.
KONDISI GEOGRAFI PUSKESMAS MANISE BERADA DI BUKIT YANG AKSES
TRANSPORTASI CUKUP SULIT DAN JARAK KE RS AGAK JAUH
DI SEKITAR PUSKESMAS MANISE JUGA SEJAK 4 TAHUN LALU BERDIRI PABRIK
AMONIAK YANG SEJAK BERDIRINYA SUDAH MENDAPAT PENOLAKAN MASYARAKAT
KARENA BAU YANG DIHASILKAN DARI CEROBONG PABRIK BERBENTUK PARTIKEL
HALUS DAN BERBAU MENYENGAT
KONDISI SANITASI RUMAH DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT BURUK
JUMLAH PETUGAS KESEHATAN DI PUSKESMAS MANISE JUGA SANGAT TERBATAS,
DIMANA HANYA 15 PETUGAS, 1 DOKTER PUSKESMAS YANG MELAYANI 24.000 JUMLAH
PENDUDUK DI WILAYAH PUSKESMAS MANISE.
PERTANYAAN : BAGAIMANA UPAYA ADVOKASI YANG ANDA LAKUKAN
54
UNTUK MEMECAHKAN MASALAH KESEHATAN TERSEBUT DIATAS ?
 KESIMPULAN
1. ADVOKASI ADALAH UPAYA PENTING DALAM MEMECAHKAN MASALAH KESEHATAN
2. PETUGAS KESEHATAN & KADER HARUS MEMPUNYAI KEMAMPUAN ADVOKASI

3. AKURASI & PENYAJIAN DATA, FAKTOR PENDUKUNG PENTING KEBERHASILAN

ADVOKASI 55

4. SINKRON ANTARA SASARAN, MATERI, METODE, MEDIA ADVOKASI