OLEH :
Segala puji syukur kita panjatkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan, kemampuan, dan kesehatan serta kenikamatan yang telah diberikan kepada Saya,
sehingga dapat menyelesaikan Laporan praktikum teknologi bahan ini. untuk memenuhi tugas
terstrukutur mata kuliah praktikum teknologi bahan. Saya berharap dengan pembuatan laporan ini
dapat menambah wawasan tentang syarat-syarat penggunaan pasir yang diizinkan.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan
kesalahan dari laporan praktikum ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Syahreza Alvan.,ST,M.Si.IPM dan Ibu
Kinanti Wijaya., M.Sc yang mengajar saya tentang materi ini. Dan asisten dosen yang bertugas
membimbing saya. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR TEORI
Agregat yang kita pakai sebagai campuran beton adakalanya memiliki distribusi butiran
bervariasi (heterogen) maupun yang homogeny. Agregat dengan gradasi (distribusi butiran)
hetrogen lebih baik dipakai sebagai campuran beton daripada agregat yang gradasinya homogen.
Hal ini disebabkan karena agregat dengan gradasoi homogeny membentuk banyak ruang kosong
diantara partikel. Semen nantinya akan mengisi ruang ini, dan sudah tentu pemakai semen akan
lebih banyak. Akibatnya biaya menjadi lebih mahal.
Selain itu juga ditinju dari sifat semen yang menyusut bila mongering sehingga partikel-partikel
tidak terikat dengan baik dan mengakibatkan kerapuhan bahkan keretakan pada beton. Jadi agregat
yang baik untuk campuran semen adalah aregat kasar dengan butiran yang heterogen, karena ruang-
ruang kosong antara partikel lebih sedikit dan pemakaian semenpun akan menjadi lebih irit serta
pengikatan butiran-butiran agregat dapat berlangsung dengan baik. Kerikil adalah agregat kasar
yang berdiameter 38,1 mm dan tertahan pada saringan 4,76 (maksudnya lolos saringan berdiameter
38,1 mm dan tertahan pada saringan 4,76)
Batasan Modulus Kehalusan Kerikil :
5,5 ≤ FM ≤ 7,5
Kerikil dengan ayakan tersebut dinyatakan baik dan memenuhi syarat sebagai bahan konstruksi.
Gradasi butiran kerikil berdasarkan A.S.T.M :
2. Pan
3. Sekop
4.Timbangan
B. Bahan
1. Kerikil 4000 gr
BAB III
PROSEDUR PENGUJIAN
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan serta pastikan semuanya dalam
keadaan yang layak dan baik untuk digunakan.
2. Sediakan 2 (dua) sample kerikil dengan berat masing-masing 2000 gr
3. Masukkan kerikil dengan ayakan yang telah disusun sesuai urutannya yaitu 38,2 mm
; 19,1 mm ; 9,52 mm ; 4,76 mm ; pan
4. Tutup susunan ayakan tersebut dan di shake manual menggunakan tangan selama 5
menit setelah itu letakkan di shiever shaker machine, kemudian hidupkan selama 10
menit.
5. Setelah 10 menit ambil ayakan dan timbang kerikill yang tertahan dimasing-masing
ayakan tersebut
6. Ulangi percobaan untuk sample kedua dengan cara yang sama.
BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN
0,30(No.50) 0 0 0 0 0 0
0,15(No.100) 0 0 0 0 0 0
PAN 0,022 0 0 0 0
JUMLAH 2 2 4 782,65
= 6,8265
Kesimpulan :
120
100
BATAS ATAS
80
BATAS BAWAH
60
GRADASI
40
20
0
4.8 9.6 19 38
120
100
80
BATAS ATAS
60
BATAS BAWAH
40 GRADASI
20
0
4.8 9.6 19 38
120
100
80
BATAS ATAS
60
BATAS BAWAH
40 GRADASI
20
0
4.8 9.6 19 38
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil laporan dan analisa data maka dapat disimpulkan:
1.Agregat yang baik untuk campuran semen yaitu agregat kasar dengan butiran heterogen