Anda di halaman 1dari 36

STRUKTUR BAJA 1

01
Modul ke:

Karakteristik dan Dasar Perencanaan Struktur Baja

Fakultas
Teknik Zel Citra, M.T

Program Studi
S1 Teknik Sipil
Pengertian Baja
Baja adalah logam campuran yang tediri dari besi (Fe) dan
karbon (C). Baja merupakan salah satu dari bahan
konstruksi yang mempunyai sifat kuat tarik tinggi dan juga
memiliki sifat keliatan (ductility) yang mempunyai
kemampuan untuk berdeformasi, baik dalam tegangan
maupun dalam kompresi.

Baja konstruksi adalah alloy steels ( baja paduan), yang


pada umumnya mengandung lebih dari 98% besi dan
biasanya kurang dari 2% karbon).
Komponen Baja
Selain paduan besi dan karbon, baja dapat juga
mengandung elemen paduan lainnya, seperti
silikon, magnesium, sulfur, fosfor, tembaga,
krom, dan nikel, dalam berbagai jumlah. Hal ini
berguna untuk mendapatkan sifat lain sesuai
aplikasi dilapangan seperti antikorosi, tahan
panas, dan tahan temperatur tinggi.
Proses pembuatan baja
Sifat Material Baja
Baja yang akan digunakan dalam struktur dapat
diklasifikasikan menjadi :
Baja Karbon. Baja karbon dibagi menjadi 3 yaitu :
baja karbon rendah (C = 0,03-0,35%), baja karbon
medium (C = 0,35-0,50%), dan baja karbon tinggi
(C = 0,55-1,70%).
Baja Paduan Rendah Mutu Tinggi (high-strength
low-alloy/HSLA) mempunyai tegangan leleh
berkisar antara 290-550 Mpa dengan tegangan
putus (fu) antara 415-700 Mpa.
 Baja Paduan Rendah (low alloy) dapat ditempa
dan dipanaskan untuk memperoleh tegangan
leleh antara 550-760 Mpa.

Sifat mekanis baja:


 Modulus Elastisitas, E = 200.000 Mpa
 Modulus Geser, G = 80.000 Mpa
 Angka poisson = 0,30
 Koefisien muai panjang, ct = 12.10 -6/ºC
Jenis-Jenis Profil Baja (Hot Rolled & Cold Rolled)

Wide Flange Baja Profil U (UNP) Baja Profil C (CNP)

Baja Profil T (T-Beam) Baja Profil Siku (Angle) Pipa Baja


Baja Honey Comb Plat Baja Baut Baja

Expanded metal Baja Hollow Baja tulangan


Keuntungan dan Kerugian Baja
Kelebihan baja sebagai material konstruksi :
1. Mempunyai kuat tarik besar
2. Kemampuan untuk mengalami deformasi yang
besar atau disebut bersifat daktilitas yang
mencegah terjadinya proses roboh secara tiba-
tiba.
3. Keseragaman bahan dan sifat-sifanya yang dapat
diduga secara cukup tepat.
4. Kestabilan dimensional, kemudahan pembuatan.
5. Proses pemasangan di lapangan berlangsung
dengan cepat atau kemudahan pemasangan
6. Dapat di las
7. Komponen-komponen strukturnya bisa digunakan
lagi untuk keperluan lainnya
8. Komponen-komponen yang sudah tidak dapat
digunakan lagi masih mempunyai nilai sebagai besi
tua
9. Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan
cara pemeliharaan yang tidak terlalu sukar
10.Mudah digabungkan atau dipasangkan dengan
struktur baja existing
Kerugian baja sebagai material konstruksi :
1. Mudahnya bahan ini mengalami korosi
(kebanyakan baja, tidak semua jenis baja).
Sehingga diperlukan biaya pemeliharaan .
2. Berkurangnya kekuatan pada temperatur
tinggi. Sehingga perlu diusahakan supaya
tahan api sesuai dengan peraturan yang
berlaku untuk bahaya kebakaran.
3. Rentan terhadap buckling. Semakin langsing
suatu elemen tekan, semakin besar pula
bahaya terhadap buckling (tekuk)
4. Kekuatan baja akan menurun jika mendapat
beban siklis. Dalam perancangan perlu
dilakukan pengurangan kekuatan jika pada
elemen struktur akan terjadi beban siklis.
5. Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan
daktilitasnya dan keruntuhan getas dapat
terjadi pada tempat dengan konsentrasi
tegangan tinggi.
Beberapa Penyebab Kegagagalan Struktur Baja
1. Detail sambungan
Kesalahan dalam disain sambungan atau
mengabaikan gaya yang bekerja pada
sambungan
2. Anchorage (angkur)
Angkur tidak memiliki panjang yang cukup
sehingga bisa tercabut dari struktur utama
3. Fatique (lelah)
Baja yang mengalami beban bolak balik secara
terus menerus sehingga kekuatan material baja
menjadi lemah
4. Foundation Settlement
Terjadinya penurunan pondasi sehingga
menyebabkan deformasi berlebihan pada
struktur baja
5. Buckling
Kerutuhan akibat terjadinya tekuk pada profil
baja
6. Erection
Kurangnya kehati-hatian pada proses
pemasangan atau instalasi baja sehingga terjadi
hal-hal yang tidak diharapkan
Perencanaan Struktur Baja
Tujuan perencanaan struktur baja menurut SNI
03-1729-2002 adalah menghasilkan suatu
struktur yang stabil, cukup kuat, mampu layan,
awet dan memenuhi tujuan-tujuan lainnya
seperti ekonomis dan kemudahan pelaksanaan.

Perencanaan adalah proses mendapat suatu


hasil yang optimum. Struktur dikatakan optimum
apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Biaya minimum
2. Berat minimum
3. Waktu konstruksi minimum
4. Tenaga kerja minimum
5. Biaya manufaktur minimum
6. Manfaat maksimum sepanjang masa layan
Prosedur perencanaan struktur baja secara
iterasi dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Perancangan, penetapan fungsi dari struktur
2. Penetapan konfigurasi struktur awal
(preliminary)
3. Penetapan beban kerja struktur
4. Pemilihan bentuk dan ukuran elemen struktur
5. Analisis struktur seperti gaya-gaya dalam dan
perpindahan elemen
6. Evaluasi (perancangan optimum atau tidak)
Beban Struktur
Beberapa jenis beban yang bekerja pada struktur
antara lain:
 Beban mati
 Beban hidup
 Beban angin
 Beban gempa
 Beban hujan
 Beban salju
 dsb
Komponen Berat Sendiri (Beban Mati) Beban Hidup
No Konstruksi Berat Satuan No Konstruksi Berat Satuan

1 Baja 7850 kg/m3 1 Beban hidup pada atap 100 kg/m2


2 Lantai rumah tinggal 200 kg/m2
2 Beton bertulang 2400 kg/m3
Lantai sekolah, perkantoran,
3
3 Beton 2200 kg/m 3 hotel, asrama, pasar, dan 250 kg/m2
rumah sakit
4 Dinding pas bata ½ bt 250 kg/m2
4 Panggung penonton 500 kg/m2
5 Dinding pas bata 1 bt 450 kg/m2 Lantai ruang olahraga,
pabrik, bengkel, gudang,
6 Curtain wall+rangka 60 kg/m2
tempat orang berkumpul,
2 5 kg/m2
7 Cladding + rangka 20 kg/m perpustakaan, toko buku, 400

8 Pasangan batu kali 2200 kg/m3 masjid, gereja, bioskop, dan


ruang mesin atau alat
9 Finishing lantai (keramik) 24 kg/m2 6 Balkon atau tangga 300 kg/m2

10 Plafon+penggantung 20 kg/m2 Lantai gedung parkir :


- Lantai bawah 800
11 Mortar per 1cm 21 kg/m2 7 kg/m2
- Lantai atas 400
12 Tanah, Pasir 1700 kg/m3

13 Air 1000 kg/m3

14 Kayu 900 kg/m3

15 Baja 7850 kg/m3

16 Aspal 1400 kg/m3

17 Instalasi plumbing 50 kg/m2


Konsep dasar perencanaan struktur baja
Terdapat dua konsep analisis struktur baja yaitu
1. Konsep ASD (Allowable Stress Design)
Merupakan perencanaan berdasarkan tegangan kerja yang
mengacu pada perencanaan elastis, dimana semua tegangan
berada dibawah tegangan izin. Desain struktur metode ASD
disebut juga dengan Desain Kekuatan Izin (DKI)

Rn /  ≥ Ru
dimana:
Rn = kuat nominal
Ru = kuat perlu
 = faktor tahanan
Konsep dasar perencanaan struktur baja
2. LRFD (Load and Resistance Factor Design)
Perencanaan berdasarkan beban terfaktor yang
memperhitungkan kondisi batas atau kondisi maksimum yang
dapat diberikan suatu penampang yang berada diluar batas
elastis. Juga memperhitungkan tegangan ultimit baja (fu). Desain
LRFD disebut juga dengan Desain Faktor Beban dan Ketahanan
(DFBK)

 x Rn ≥ Ru
dimana:
Rn = kuat nominal
Ru = kuat perlu
 = faktor reduksi
Kombinasi pembebanan ASD
Kombinasi pembebanan LRFD
• U = 1,4D
• U = 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau S atau R)
• U = 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5W)
• U = 1,2D + 1W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)
• U = 1,2D + 1E + L + 0,2S
• U = 0,9D + 1W
• U = 0,9D + 1E
Dimana :
• D = Beban mati
• L = Beban hidup
• Lr = Beban hidup atap
• S = Beban salju
• R = Beban hujan
• W = Beban angin
• E = Beban gempa
Faktor Tahanan atau Faktor Reduksi
Contoh 1:
Contoh 2:
Contoh 3:

Jawab:
Contoh Bangunan Konstruksi Baja
a. Bangunan Gudang
b. Bangunan Jembatan
c. Bangunan Tower / Menara
d. Bangunan Dome / Kubah
e. Bangunan Gedung
Referensi
 SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur untuk
Bangunan Gedung
 SNI 1729-2005 Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja
Struktural
 SNI 1727: 2013 Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan
Gedung dan Struktur lain.
 SNI 1726 : 2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.
 Agus Setiawan. 2013. Perencanaan Struktur Baja edisi ke 2.
Erlangga : Jakarta
 Salmon Charles, G., E. Johnson John, and M. S. C. E. Wira Ir.
"Struktur Baja disain dan Perilaku Edisi Kedua." Jakarta:
Erlangga (1991).
Terima Kasih
ZEL CITRA, M.T

Anda mungkin juga menyukai