(serviceability)
dari
struktur
juga
perlu
diperhatikan.
Desain struktur meliputi :
- Kekuatan (strength) :
Tegangan-tegangan
yang
terjadi
sebagai
akibat
adanya
TEGANGAN
Konsep paling mendasar didalam makanika bahan adalah
tegangan dan regangan. Sebagai ilustrasi awal dapat dilihat pada
sebuah batang prismatis yang mengalami gaya aksial sentris.
(catatan : Batang prismatis adalah sebuah elemen struktur lurus yang
mempunyai penampang konstant pada seluruh panjangnya. Gaya
aksial sentris adalah beban terpusat yang berarah sama dan berimpit
dengan sumbu memanjang elemen).
1
L
dx
m
2
P
Batang seakan-akan dipotong pada sebuah potongan melintang (mn), yaitu potongan yang berarah tegak lurus sumbu memanjang
batang; disebut juga penampang normal. Bagian batang sebelah
bawah potongan m-n kita isolir sebagai benda bebas.
Kesetimbangan batang pada sebelah bawah potongan m-n :
Pada bagian ujung atas timbul gaya-gaya yang terdistribusi secara
kontinyu ke seluruh luas penampang. Resultante gaya-gaya ini
melalui titik berat penampang dan bekerja sepanjang sumbu
memanjang batang (yaitu garis yang menghubungkan tempattempat kedudukan titik-titik berat penampang). Karena setimbang
maka hasil penjumlahan gaya-gaya ini pasti sama dengan P (bila
berat sendiri batang diabaikan) dan berlawanan arah dengan P.
Intensitas gaya atau gaya per satuan luas ini dinamakan Tegangan.
Apabila tegangan diberi simbol (baca : sigma), maka besarnya
tegangan dapat ditulis :
P
=
A
Analog, jika batang ditahan dari bawah dan diatasnya diberi beban
menurut sumbu batang.
Apabila batang ditarik dengan suatu gaya P, maka tegangannya
berupa tegangan tarik (tensile stress); sebaliknya apabila gayanya
menekan batang tersebut, maka tegangan yang timbul berupa
tegangan tekan (compressive stress). Karena tegangan ini arahnya
tegak lurus penampang m-n, sehingga dinamakan Tegangan
Normal (normal stress). Jadi tegangan normal dapat berupa
tegangan tarik atau tegangan tekan.
Dapat pula dilihat bahwa gaya tersebut tidak boleh dipindahpindah pada arah garis kerjanya. Sebab jika P bekerja di titik 2 maka
dalam batang 1-2 terdapat tegangan-tegangan. Sebaliknya jika P
bekerja di titik 1 maka dalam batang 1-2 tidak terdapat tegangan.
Perjanjian tanda yang digunakan pada tegangan normal yaitu
tegangan tarik dianggap positif dan tegangan tekan dianggap negatif.
2
2
P
P*L
= C *
A
dimana: C = konstanta bahan, yaitu koefisien elastisitas bahan.
Dalam teknik biasanya tidak memakai konstanta C tapi
1/C, yaitu E (= Modulus Young) atau Modulus Elastisitas.
Sehingga :
P*L
=
A*E
P*L
E =
*A
kg/cm2
/ L ;
= = =
L
A*E
E
Dengan menggunakan persamaan-persamaan diatas tadi maka
hukum Hooke dapat juga ditulis dalam bentuk :
=E*
maks
P+A**L
=
A
P
= +*L
A
* x, sehingga
P
= +*x
A
Pertambahan panjang yang terjadi, tinjau pada elemen sepanjang
dx:
* dx
P*L
d = =
E
A*E
*L
=
E
P+A**x
= * dx
A*E
Pertambahan panjang total batang adalah :
L
=
0
P+A**x
* dx
A*E
L
= (P + * A * * L)
A*E
Tegangan dan regangan diatas adalah tegangan uniaksial
(uniaxial stress) karena tegangan dan regangan yang terjadi pada
batang prismatis bekerja dalam arah longitudinal saja.
P
r
L
L+
=L=/L
= (r R) / R
= - (R r) / R
L
L-
R
r
=L=-/L
= (r R) / R
berbanding lurus
regangan lateral
R
= =
regangan aksial
L
(baca : nu).
Tetapan ini dinamakan Angka Poisson. Rumus ini berlaku untuk
bahan yang homogen dan isotropis dengan tegangan uniaksial.
Karena regangan aksial dan lateral selalu berlawanan tandanya,
maka harga selalu positif.
Harga
berubah-ubah
untuk
bahan-bahan
yang
V = volume mula-mula
V = perubahan volume
potongan
luas potongan
(baca : tau)
rata-rata
=
A
P/2
P/2
a
c
b
d
10
Gaya tarik P dari batang sebelah kanan dilimpahkan pada dua batang
sebelah kiri, masing-masing sebesar P melalui sebuah baut. Baut
menerima gaya geser V yang besarnya sama dengan P. Sehingga
pada baut terjadi gaya yang seakan-akan mengiris baut pada
potongan a-b dan c-d yang mengakibatkan pada bidang ini terjadi
tegangan geser dengan harga rata-rata adalah :
V
rata-rata
=
A
=G*
=
G
11
t=*t
+ = naik
- = turun
t*L
+ (memanjang) = apabila t +
- (memendek) = apabila t -
L=
*t*L
12