Anda di halaman 1dari 29

KUAT GESER TANAH

DOSEN : ROZA MILDAWATI,ST.,MT

OLEH :

RIZKI RAMADAN

183110415

KELAS III B

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU
2018/2019

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

BAB 1 LATAR BELAKANG………………………………………………………….…

BAB 2 TEORI DAN RUMUS……………………………………………………………

2.1 Umum………………………………………………………………………….

2.2 Uji Kuat Geser Tanah………………………………………………………..

2.2.1 Uji Geser Langsung (Direct Shear Test)………………………..

2.2.2 Uji Triaksial (Triaxial Test)…………………………………………

2.2.3 Uji Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)…………….

2.2.4 Uji Geser Kipas (Vane Shear Test)………………………………

2.3 Kuat Geser Tanah Pasir……………………………………………………..

2.3.1 Uji Geser Langsung pada Tanah Pasir…………………………..

2.3.2 Uji Triaksial pada Tanah Pasir…………………………………….

2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kuat Geser Tanah Pasir….

2.4 Kuat Geser Tanah Lempung…………………………………………………

2.4.1 Kuat Geser Tanah Lempung pada Kondisi Drained……………

2.4.2 Kuat Geser Tanah Lempung pada Kondisi Undrained…………

2.4.3 Koefisien Tekanan Pori (pore Pressure Coeffisien)…………….

2.5 Sensitivitas Tanah Lempung………………………………………………….


2.6 Karakteristik Thixotropy Lempung……………………………………………

2.7 Hubungan Kadar Air Lempung dan Kekuatan………………………………

2.8 Rayapan…………………………………………………………………………

2.9 Kuat Geser Tanah Tak Jenuh…………………………………………………

2.9.1 Metoda Bishop………………………………………………………..

2.9.2 Metoda Ho dan Fredlund…………………………………………….

2.10 Koefesien Tekanan Tanah Laateral Diam…………………………………..

2.10.1 Nilai K0 pada Tanah Pasir……………………………………………..

2.10.2 Nlai K0 pada Tanah Lempung…………………………………………

2.11 Lintasan Tegangan (Stress Path)……………………………………………….

BAB III SOAL DAN JAWABAN……………………………………………………………….

BAB IV KASUS-KASUS DI LAPANGAN…………………………………………………….

BAB V KESIMPULAN…………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
yang diberikan kepada kita semua sehingga penulisan makalah ini saya selesaikan
tepat pada waktu yang diberikan.

Makalah ini memuat beberapa hasil pemikiran dan penyajian atas beberapa
permasalahan dalam kerangka ilmu tentang klasifikasi kuat geser tanah yang akan
dijelaskan sebagai salah satu kelompok ilmu yang pada intinya membahas dan
mempelajari hasil-hasil pemikiran manusia berdasarkan budayanya.

Akhir kata dari saya minta maaf apabila terdapat kesalahan baik dari segi
penulisan maupun dari segi isinya. Saya juga menyadari bahwa tulisan ini masih dari
kesempurnaan. Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
yang dapat membangun bagi penulis yang masa akan datang.

Pekanbaru, 25 September 2019

Rizki Ramadan

BAB I

LATAR BELAKANG

Keamanan struktur yang berdiri di atas tanah tergantung pada kekuatan tanah di
bawahnya. Jika tanah runtuh, maka struktur tersebut akan runtuh yang merenggut
korban dan kerugian ekonomi. Kekuatan tanah yang dimaksud yaitu kekuatan geser
tanah. Kekuatan geser tanah (shear strength) tanah merupakan gaya tahanan internal
yang bekerja per satuan luas massa tanah untuk menahan keruntuhan atau kegagalan
sepanjang bidang runtuh dalam masssa tanah tersebut.

Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah
terhadap desakan atau tarikan.

Pada tanah, hanya kekuatan geser yang perlu di perhatika. Seperti analisis daya
dukung pondasi, tekanan tanah pada diniding penahan dan kemantapan lereng hanya
bergantung pada kekuatan geser tanah, tidak dipengaruhi oleh kuat tekan dan kuat
tarik.

Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis-analisis kapasitas dukung


tanah, stabilitas lereng, dan gaya dorong pada dinding penahan tanah. Kuat geser
tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah terhadap desakan
atau tarikan.
BAB 2

TEORI DAN RUMUS

2.1 Umum

Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis-analisis kapasitas dukung


tanah, stabilitas lereng, dan gaya dorong pada dinding penahan tanah.menurut teori
Mohr (1910) kondisi keruntuhan suatu bahan terjadi oleh akibat adanya kombinasi
keadaan kritis daro tegangan normal dan tegangan geser. Hubungan fungsi antara
tegangan normal dan tegangan geser pada bidang runtuhnya, dinyatakan oleh
persamaan :

𝜏 = ƒ(σ)

dengan 𝜏 adalah tegangan geser pada saat terjadinya keruntuhan atau


kegagalan (failure),dan σ adalah tegangan normal.
Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah
terhadap desakan atau tarikan.bila tanah mengalami pembebanan akan ditahan oleh:

(1) Kohesi tanah yang bergantung pada jenis tanah dan kepadatannya, tetapi tidak
tergantung dari tegangan normal yang bekerja pada bidang geser.
(2) Gesekan antara butir-butir tanah yang besarnya berbanding lurus dengan
tegangan normal pada bidang gesernya.
Coulumb (1776) mendefinisikan f(σ) sebagai :

𝜏 = c + σ tg φ
dengan,
𝜏 = kuat geser tanah (Kn/m2)
c = kohesi tanah (Kn/m2)
φ = sudut gesek dalam tanah atau sudut gesek intern (derajat)
σ = tegangan normal pada bidang runtuh (Kn/m2)

Tegangan efektif yang terjadi di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh tekanan air
pori. Terzaghi (1925) mengubah persamaan Coulomb dalam bentuk tegangan efektif
sebagai berikut :

𝜏 = cʼ + (σ - ʮ) tg φʼ

Karena, σ’ = σ - ʮ, maka

𝜏 = cʼ + σ’ tg φʼ

dengan,
c’ = kohesi tanah efektif (kN/m2)

σ’ = tegangan normal efektif (kN/m2)

ʮ = tekanan air pori (Kn/M2)

σ = sudut gesek dalam tanah efektif (derajat)

untuk mempelajari kuat geser tanah, istilah-istilah berikut ini sering dipakai, yaitu:

kelebihan tekanan pori (express pore pressure) adalah kelebihan tekanan air pori
akibat dari tambahan tekanan yang mendadak.

Tekanan overburden adalah tekanan pada suatu titik di dalam tanah akibat dari
berat material tanah dan air yang ada diatas titik tersebut.
Tekanan overburden efektif adalah tekanan akibat beban tanah dan air di
atasnya, dikurangi tekanan air (pori)

Tanah normally consolidated (terkonsolidasi normal) adalah tanah


dimanategangan efektif yang membebani pada waktu sekarang, adalah nilai tegangan
maksimum yang pernah dialaminya.

Tanah overconsolidated (terkonsolidasi berlebihan) adalah tanah dimana


tegangan efektif yang pernah membebaninya pada waktu lampau, lebih besar dari pada
tegangan efektif yang bekerja pada waktu sekarang.

Tekanan prakonsolidasi (preconsolidation pressure) adalah nilai tekanan


maksimum yang pernanh dialami tanah tersebut.

Rasio overconsolidation (overconsolidation ratio = OCR) adalah nilai banding


antara tekanan prakonsolidasi dengan tekanan overburden efektif yang ada sekarang.

2.2 Uji Kuat Tekan Geser Tanah

Paremeter kuat geser tanah ditentukan dari uji-uji laboratorium pada benda uji
yang di ambil dari lapangan yaitu dari hasil pengeboran tanah yang dianggap mewakili.
Faktor yang mempengaruhi besarnya kuat geser tanah yang di uji di laboratorium
adalah:

1. Kandungan mineral dan butiran tanah


2. Bentuk partikel
3. Angka pori dan kadar air
4. Sejarah tegangan yang pernah di alami
5. Tegangan yang ada di lokasi (di dalam tanah)
6. Perubahan tekanan selama pengambilan contoh dari dalam tanah
7. Tegangan yang dibebankan sebelum pengujian
8. Cara pengujian
9. Kecepatan pembebanan
10. Kondisi drainase yang dipilih, drainase terbuka (drained) atau drainase
tertutup(undrained)
11. Tekanan air pori yang di timbulkan
12. Kriteria yang diambil untuk penentuan kuat geser

Butir (1) sampai (5) ada hubungannya dengan kondisi aslinya yang tak
dapt di kontrol. Butir (6) tergantung dari kualitas benda uji. Butir (7) sampai (12)
tergantung dari pengujian yang dipilih.
Ada beberapa cara untuk menentukan kuat geser tanah, antara lain:
1. Uji geser langsung(direct shear test)
2. Uji triaksial (triaxial test)
3. Uji tekan bebas (unconfined compression test)
4. Uji geser kipas (vane shear test)

1.2.1 Uji Geser Lansung (Direct Shear Test)

Terdapat beberapa batasan atau kekurangan dalam uji geser langsung, antara
lain:

1. Tanah benda uji dipaksa untuk mengalami keruntuhan pada bidang yang telah
ditentukan sebelumnya.
2. Distribusi tegangan pada bidang kegagalan tidak uniform.
3. Tekanan air pori tidak dapat diukur.
4. Deformasi yang diterapkan pada benda uji hanya terbatas pada gerakan
maksimum sebesar alat geser langsung dapat digerakkan.
5. Pola tegangan pada kenyataannya adalah sangat kompleks dan arah dari
bidang-bidang tegangan utama berotasi ketika regangan geser ditambah.
6. Drainase tidak dapat dikontrol, kecuali hanya dapat ditentukan kecepatan
penggeserannya.
7. Luas bidang kontak antara tanah dikedua setengan bagian kotak geser
berkurang ketika penguian berlangsung.
1.2.2 Uji Triaksial (Triaxial Test)

Tegangan-tegangan yang bekerja pada benda uji dinotasikan σ 1, σ2, σ3.


Tegangan σ1 disebut tegangan utama mayor (major principal stress), tegangan σ3
disebut tegangan utama minor (minor principal stress). Tegangan utama tengah
(intermediate principal stress) σ2 = σ3, merupakan tekanan kekang atau tekanan sel
(confinig stress). Tegangan yang terjadi dari selisih σ1 dan σ3 atau (σ1 – σ3) disebut
tegangan deviator (deviator stress) atau beda tegangan (stress defference).

Tujuan pengujian ini untuk mendapatkan nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam
tanah (φ). Mendapatkan nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam tanah (φ) pada
pengujian triaksial ini bisa dengan penggambaran sampul mohr dan rumus kuat geser
tanah.

Ketengan : 𝜎1 = tekanan sel (KN/m2)

𝜎3 = tekanan vertikal total (KN/m2)

(𝜎1 − 𝜎3 )
Ԏ= 2

(𝜎1 − 𝜎3 )
σ= 2

Parameter Kekuatan Geser Tanah

1. Pada pengujian kuat geser tanah, bila terdapat air di dalam tanah, pengaruh-
pengaruh seperti: jenis pengujian, permeabilitas, kadar air, akan sangat
menentukan nilai-nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam (f).
2. Nilainilai kuat geser yang rendah terjadi pada pengujian dengan cara
unconsolidated-undrained. Pada tanah lempung yang jenuh air nilai sudut gesek
dalam (f) dapat mencapai nol, sehingga pada pengujian hanya diperoleh nilai
kohesinya.
3. Parameter-parameter kuat geser yang diukur dengan menggunakan ketiga cara
pengujian di atas (triaksial UU, CU dan CD), hanya relevan untuk kasus-kasus di
mana kondisi drainase di lapangan sesuai dengan kondisi drainase di
laboratorium.

Uji Traksial dapat dilaksanakan dengan tiga cara, yaitu:

1. Uji triaksial unconsolidated-undrained (tak terkonsolidasi-tak terdrainase) (UU).


2. Uji triaksial consolidated-undrained (terkonsolidasi-tak terdrainase) (CU)
3. Uji triaksial consolidated-drained (terkonsolidasi terdrainase) (CD).

Proses pembebanan pada benda uji dalam bidang traksial dapat daivariasikan
dalam beberapa cara, yaitu :

(a) Uji kompresi aksial (axial compression)


1. Tekanan sel radial σr konstan dan tegangan aksial σa ditambah.ini adalah
prosedur pengujian yang diuraikan di atas.
2. Tegangan aksial σa konstan dan tekanan sel radial σr dikurangi
3. Tegangan utama rata-rata konstan dan tegangan radial dikurangi.

(b) Pengujia dengan perpanjangan aksial (axial extension)


1 Tekanan radial σr konstan dan tegangan aksial dikurangi.
2 Tegangan aksial σa konstan dan tekanan sel radial σr ditambah.
3 Tegangan utama rata-rata konstan dan tegangan radial ditambah.
(c) Uji traksial dengan penerapan tekanan balik (back pressure)

Uji traksial dengan penerapan tekanan balik dilakukan untuk meyakinkan


benda uji jenuh sempurna atau untuk menirukan kondisi tekanan air pori di
lapangan. Selama pengambilan benda uji, derajat kejenuhan mungkin menurun
tidak 100% lagi karena kemungkinan berkurangnnya kadar air maupun karena
pengembangan contoh benda uji akibat terlepas dari beban yang dialaminya
dalam tanah.

1.2.3 Uji Tekan Bebas (unconfined compression test)

UJi tekan bebas termasuk hal yang khusus dari uji triaksial
unconsolidated-undrained, uu (tak terkonsolidasi-tak terdrainase).

 Pengujian ini hanya cocok untuk jenis tanah lempung jenuh, di mana pada
pembebanan cepat, air tidak sempat mengalir ke luar dari benda uji.
 Pada lempung jenuh, tekanan air pori dalam benda uji pada awal pengujian
negatif (tegangan kapiler).
 Tegangan aksial yang diterapkan di atas benda uji berangsurangsur ditambah
sampai benda uji mengalami keruntuhan. Pada saat keruntuhannya, karena 𝜎3
= 0, maka :
𝜎1 = 𝜎3 + ∆𝜎𝑓 = 𝑞𝜇
 dengan qu adalah kuat geser tekan bebas (unconfined compression strength).
 Secara teoritis, nilai dari ∆𝜎𝑓 pada lempung jenuh seharusnya sama seperti
yang diperoleh dari pengujian-pengujian triaksial unconsolidated-undrained
dengan benda uji yang sama. Jadi,
𝑞
𝑆𝜇 = 𝐶𝜇 = 2𝜇

dimana 𝑆𝜇 atau 𝐶𝜇 adalah kuat geser undrained dari tanahnya.

1.2.4 Uji Geser Kipas (vane shear Test)

 Uji kipas geser dapat digunakan untuk menentukan kuat geser undrained baik di
laboratorium maupun di lapangan pada lempung jenuh sempurna yang tidak
retak-retak. Pengujian ini tidak cocok untuk selain dari jenis tanah tersebut.
 Khususnya, pengujian ini sangat cocok untuk lempung lunak, yang kuat
gesernya mungkin berubah oleh penanganan pada waktu pengambilan contoh
benda uji.
 Hasil pengujian tidak meyakinkan jika lempung mengandung pasir atau lanau.

Rumus yang dapat digunakan adalah:

𝑇
𝑆𝜇 = 𝑑2 ℎ 𝑑3
𝜋[ + ]
2 6

Jika hanya ujung bawah dari kipasnya saja yang menggeser tanah lempung,
maka:
𝑇
𝑆𝜇 = 𝑑2 ℎ 𝑑3
𝜋[ + ]
2 12

dengan 𝑆𝜇 = 𝐶𝜇 = kohesi/kuat geser unrained, T = puntiran pada saat kegagalan,


d = lebar seluruh kipas dan h = tinggi kipas.

2.3 KUAT GESER TANAH PASIR

Kuat geser tanah pasir dapat ditentukan dari salah satu uji triaksial (triaxial test)
atau uji geser langsung (direct shear test). Kelebihan tekanan air pori akibat adanya
beban yang bekerja di atas tanah pasir dalam kondisi jenuh adalah nol. Hal ini
disebabkan tanah pasir mempunyai permeabilitas besar, sehingga pada kenaikan
beban, air pori relatif cepat mengalir ke luar tanpa menimbulkan tekanan yang berarti.
Jadi, dapat dianggap bahwa kondisi pembebanan pada tanah pasir akan berupa
pembebanan pada kondisi terdrainase atau drained.

2.3.1 Uji Geser Langsung pada Tanah Pasir

Pada pasir padat, butiran berhubungan saling mengunci satu sama lain dan
rapat. Sebelum kegagalan geser terjadi, hubungan yang saling mengunci ini menambah
perlawanan gesek pada bidang geser. Setelah tegangan puncak tercapai pada nilai ∆𝐿
yang rendah, tingkat penguncian antar butirnya turun dan tegangan geser selanjutnya
berkurang. Pengurangan tingkat penguncian antar butir menghasilkan penambahan
volume contoh benda uji selama geseran berlangsung. Kadang-kadang benda uji
menjadi cukup mengembang sehingga meluap dari tempatnya. Pada kondisi ini
tegangan geser menjadi konstan, yaitu pada nilai tegangan batasnya. Derajat
hubungan saling mengunci antar butir akan sangat besar pada tanah-tanah pasir yang
bergradasi baik dengan bentuk butiran bersudut. Dalam keadaan ini, pasir akan
mempunyai kuat geser yang besar.

2.3.2 Uji Traksial pada Tanah Pasir

Uji traksial pada tanah pasir biasanya berupa contoh tanah tidak asli (distrubed
sample). karena sulitnya penanganan contoh benda uji untuk tanah pasir. Beberapa
pengujian dengan benda uji yang sama dapat dikerjakan dengan penerapan tegangan
sel 𝜎3 yang berbeda-beda. Nilai sudut gesek dalam puncak (φ) dapat ditentukan
daripenggambaran lingkaran-lingkaran Mohr hasil dari beberapa pengujian, dengan
menggambarkan garis singgung pada lingkaran-lingkaran Mohr yang melalui titik
asalnya.

Rumus yang dapat digunakan adalah:

𝐴𝐵 (𝜎 ˡ − 𝜎 ˡ) /2
Sin φ = 𝑂𝐴 = (𝜎1 ˡ+ 𝜎 3ˡ) /2
1 3

atau

(𝜎 ˡ − 𝜎 ˡ)
φ = arc sin [ (𝜎1 ˡ+ 𝜎 3ˡ) ] (pada saat kegagalan)
1 3

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kuat Geser Tanah Pasir


Karena tanah pasir bersifat kasar, jika tahanan geser tanah pasir bertambah,
maka akan bertambah pula sudut gesek dalamnya (φ).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat geser tanah pasir, antara lain:


1. ukuran butiran,
2. air yang terdapat di antara butiran,
3. kekasaran permukaan butiran,
4. angka pori atau kerapatan relatif (relatif density),
5. distribusi ukuran butiran,
6. bentuk butiran,
7. tegangan utama tengah, dan
8. sejarah tegangan yang pernah dialami (overconsolidation).

2.4 KUAT GESER TANAH LEMPUNG

Pada tanah kohesif yang jenuh air bila mengalami pembebanan, dalam kondisi
pengujian dengan drainase terbuka, perubahan volume yang berupa kompresi ataupun
pelonggaran tak hanya tergantung pada kerapatan dan tegangan kelilingnya saja, akan
tetapi tergantung pula pada sejarah tegangan. Pada pembebanan kondisi tak
terdrainase (undrained), nilai tekanan air pori sangat tergantung dari jenis lempung,
apakah lempung tersebut normally consolidated ataukah overconsolidated. Biasanya
kecepatan bekerjanya beban bangunan yang bekerja di lapangan, lebih cepat daripada
kecepatan air pori untuk lolos dari pori-pori tanah lempung akibat pembebanan.
Keadaan ini menimbulkan kelebihan air pori dalam tanah. Jika pembebanan sedemikian
rupa sehingga tak terjadi keruntuhan dalam tanah, maka yang terjadi kemudian adalah
air pori menghambur ke luar dan perubahan volume pun terjadi. Perbedaan antara
perubahan volume yang terjadi pada tanah pasir dan lempung adalah lamanya waktu
yang dibutuhkan untuk perubahan volume. Perbedaan waktu ini akan sangat
tergantung dari permeabilitas tanah. Karena tanah lempung berpermeabilitas sangat
rendah, sedangkan tanah pasir tinggi, kecepatan air pori keluar akan lebih cepat terjadi
pada tanah pasir. Jadi, untuk tanah pasir, perubahan volume akibat penghamburan air
pori akan lebih cepat daripada tanah lempung.
2.4.1 Kuat Geser Tanah Lempung pada Kondisi Drained

Pada uji triaksial consolidated drained (terkonsolidasi terdrainase), faktor yang


mempengaruhi karakteristik tanah lempung adalah sejarah tegangannya.

Persamaan kuat geser untuk tanah lempung normally consolidated ini,

(𝜎1 ˡ − 𝜎3 ˡ)
Sin φ = (pada saat kegagalan), atau
(𝜎1 ˡ+ 𝜎3 ˡ)

𝜎1 ˡ = 𝜎3 ˡ tg2 (45° + φ/2

Pada lempung overconsolidated nilai C>0. Oleh karena itu, kuat gesernya akan
mengikuti persamaan 𝜏 = c + 𝜎 ˡ tg φ. Persamaan kuat geser untuk tanah lempung
overconsolidated adalah:

𝐴𝐶 (𝜎 ˡ − 𝜎 ˡ)/2
Sin φ = 𝐵𝑂+𝑂𝐴 = 𝑐 𝑐𝑡𝑔 𝜑1+ (𝜎 3ˡ+ 𝜎
1 3 ˡ )/2

atau,
𝜎1 ˡ (1 – sin φ) = 2c cos φ + 𝜎3 ˡ (1 + sin φ)

1+sin 𝜑 2𝑐 cos 𝜑
𝜎1 ˡ = 𝜎3 ˡ +
1−𝑠𝑖𝑛𝜑 1−sin 𝜑

𝜎1 ˡ = 𝜎3 ˡ tg2 (45° + φ/2) + 2c tg (45° + φ/2)

2.4.2 Kuat Geser Tanah Lempung Pada Kondisi Undrained

(a) UJi Traksial Consolidated-Underained


Uji traksial CU (Consolidated-Underained) di gunakan untuk menentukan
kuat geser lempung pada kondisi tak terdrainase(undrained), yaitu bila lempung
angka porinya (𝓮) telah berubah dari kondisi asli di lapangan oleh akibat
konsolidasi.Kekuatan lempung pada kondisi tanpa drainase adalah suatu fungsi
dari angka pori atau dari hubungan tekanan sel di mana konsolidasi terjadi.

(b) Uji Triaksial Unconsolidated Undrained

Pengujian triaksial dengan cara unconsolidated undrained (tak


terkonsolidasi-tak terdrainase), digunakan untuk menentukan kuat geser tanah
lempung pada kondisi tempat aslinya (di dalam tanah), di mana angka pori
benda uji pada permulaan pengujian tidak berubah dari nilai aslinya di lokasi
pada tempat kedalaman contoh.

2.4.3 Koefisien Tekanan Pori (Pore Pressure Coefficient)

Bila tanah berbutir halus yang jenuh dibebani, tekanan air pori akan bertambah.
Sejalan dengan bertambahnya waktu, tekanan air pori berangsurangsur turun seiring
dengan mengalirnya air pori mengalir ke lapisan yang lebih memungkinkan terjadinya
aliran yang lebih bebas Pada kasus konsolidasi satu dimensi, pembebanan akan
mengakibatkan tekanan air pori yang besarnya sama dengan besarnya tegangan
vertikal akibat beban.Pada kasus yang lain, seperti pembebanan tiga dimensi, tekanan
air pori juga berkembang, tapi besarnya akan bergantung pada macam dan sejarah
tegangan tanah. Karena itu, kecepatan pembebanan dan macam tanah akan
menentukan apakah pembebanan berupa pembebanan pada kondisi terdrainase
(drained) ataukah tak terdrainase (undrained).

(i) Tekanan air pori akibat tegangan isotropis


Ditinjau suatu elemen tanah dengan volume 𝑉𝑜 dan porositas n dalam kondisi
setimbang, dengan tekanan pori awal 𝜇𝑜 Pada tinjauan ini, elemen tanah
menderita tegangan-tegangan sebesar 𝜎1 , 𝜎2 dan 𝜎3 Tekanan air pori akibat
tegangan isotropis
Elemen tanah, kemudian dibebani dengan menambah tegangan total yang
sama ke segala arah sebesar ∆𝜎3 dalam tiap sisinya.
(ii) Tekanan air pori akibat tegangan isotrpis
Ditinjau elemen tanah yang hanya dibebani dengan tambahan tegangan ∆𝜎1.
Tambahkan tegangan ∆𝜎1 mengakibatkan tambahan tekanan pori sebesar
∆𝜇1.
(iii) Tekanan air pori akibat kenaikan tegangan utama
Kasus (1) dan (2) dapat digabungkan untuk menentukan persamaan reaksi
tekanan air pori (∆𝜇) pada tambahan tegangan ∆𝜎3 yang sama dari segala
arah (isotropis), yang diikuti dengan penambahan tegangan aksial (∆𝜎1 - ∆𝜎3),
seperti yang dialami pada tanah yang diuji dalam alat triaksial.
Karena tanah bukan merupakan bahan yang elastis maka tekanan air pori
tidak konstan, nilainya tergantung dari tingkat tegangan dimana tekanan air
pori ditentukan.

2.4.4 Penggunaan Parameter Kuat Geser Tanah Lempung

(a) Kuat Geser Unconsolidated Undrained (UU)

Kuat geser tanah lempung dari uji unconsolidated undrained atau UU


digunakan pada kasus di mana kondisi pembebanan terjadi begitu cepat, sehingga
belum terjadi konsolidasi atau drainase pada lapisan tanah. Contoh-contoh kondisi
tanpa konsolidasi dan tanpa drainase (unconsolidated undrained), yaitu akhir
pelaksanaan dari pembangunan bendungan urugan, fondasi untuk tanah timbunan,
tiang pancang dan fondasi pada tanah lempung normally consolidated Untuk kasus-
kasus ini, sering kondisi perencanaan yang paling kritis adalah segera sesudah
penerapan beban (pada akhir pelaksanaan); yaitu ketika tekanan pori mencapai
maksimum, tetapi sebelum konsolidasi terjadi. Segera sesudah konsolidasi terjadi,
angka pori dan kadar air secara alamiah berkurang, kemudian kekuatan tanahnya akan
bertambah. Maka, timbunan atau fondasi menjadi bertambah aman sejalan dengan
waktunya.
Untuk lempung normally consolidated Skempton (1957) mengusulkan korelasi
antara kuat geser undrained dan indeks plastisitas (PI) sebagai berikut:

𝐶𝜇
= 0,11 + 0,0037 (PI)
𝑝ˡ

dengan,

𝐶𝜇 = kuat geser undrained

𝑝ˡ = tekanan overburder efektif


PI = indeks plastisitas

(b) Kuat Geser Consolidated Undrained (UU)

Pengujian consolidated undrained dilakukan dengan pengukuran tekanan air


pori. Parameter kuat geser untuk tegangan total dan tegangan efektif dapat diperoleh
dari uji triaksial dengan tipe consolidated undrained Kuat geser pada tipe pengujian ini,
disebut juga kuat geser CU. Kuat geser consolidated undrained, dapat digunakan
dalam perencanaan stabilitas tanah, di mana tanah mula-mula telah berkonsolidasi
penuh dan telah daiam kedudukan setimbang dengan kondisi tegangan yang ada.
Karena beberapa alasan, tambahan tegangan diterapkan dengan cepat tanpa adanya
drainasi air pori dari tanahnya.

(c) Kuat Geser Consolidated Drained (CD)

Kuat geser consolidated drained atau kuat geser CD, dapat digunakan untuk
perencanaan stabilitas bendungan urugan di mana bendungan ini telah dipengaruhi
rembesan secara tetap dalam jangka panjang.Kuat geser CD juga dapat digunakan
dalam perencanaan stabilitas jangka panjang dari tanah galian atau lereng untuk tanah
lempung lunak dan lempung kaku.

2.5 SENSITIVITAS TANAH LEMPUNG

Tanah lempung terbentuk dari banyak jenis mineral. Jika mineral pembentuk
berbeda, berbeda pula sifatnya.Perbedaan ini meliputi kelakuannya terhadap
penambahan atau pengurangan kadar air, dan terhadap pengaruh gangguan susunan
tanah. Beberapa lempung sangat sensitif terhadap gangguan, sehingga akan
mengalami pengurangan kuat geser akibat susunan aslinya terganggu.Sensitivitas
didefinisikan sebagai nilai banding kuat geser undrained dalam kondisi tak terganggu
terhadap kuat geser undrained tanah yang sudah berubah dari bentuk aslinya, pada
kadar air yang sama.

2.6 KARAKTERISTIK THIXOTROPY LEMPUNG

Thixotropy didefenisikan sebagai suatu proses isothermal, dapat berbalik


(reversible), bergantung pada waktu, yang terjadi pada komposisi dan volume tetap,
dimana material menjadi lunak akibat gangguan, dan kemudian secara berangsur-
angsur kembali ke kekuatan awalnya, ketika didiamkan.

𝑆𝜇(𝑡)
Sensitivitas diperoleh = 𝑆
𝜇 (𝑡𝑒𝑟𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢)

dengan 𝑆𝜇(𝑡) = kuat geser undrained setelah waktu t dari waktu terjadinya gangguan
susunan tanah.

2.7 HUBUNGAN KADAR AIR LEMPUNG DAN KEKUATAN

Kekuatan lempung saat runtuh (yaitu ∆𝜎𝑓 atau ∆𝜎 ˡ 𝑓) bergantung pada kasar
air saat terjadinya keruntuhan. Henkel (1960) telah menunjukkan adanya hubungan
tertentu antara kadar air (w) saat runtuh dan kekuatan lempung.

Untuk lempung normally consolidated, variasi kadar air (w) terhadap log (𝜎1 - 𝜎3) (atau
log ∆𝜎) mendekati linier.Tapi, untuk lempung overconsolidated agak melengkung dan
berada di bawah kurva lempung normally consolidated . ke dua kurva tersebut berimpit,
ketika mendekati tekanan prakondolidasi(pc’)

2.8 RAYAPAN

Tanah dapat mengalami rayapan (creep), yaitu mengalami deformasi oleh


akibat beban tetap. Sesudah terjadi regangan yang besar, keruntuhan akibat rayapan
akan terjadi. Menurut Singh dan Mitchell (1968), bahwa pada kebanyakan tanah (pasir,
lempung kering dan basah, normally consolidated, overconsolidated), logaritma
kecepatan regangan mempunyai hubungan linier dengan logaritma waktu.

2.9 KUAT GESER TANAH TAK JENUH

Zona tekan air pori negatif terhadap muka air tanah. Tekanan pori negtif yang
sering disebut “isapan tanah” (soil suction), dikontrol oleh tarikan permukaan pada
batas antara udara dan air di dalam rongga pori dan dipengaruhi oleh ukuran butir
tanah.

2.9.1 Metoda Bioshop

Penentuan kuat geser tanah tak jenuh sangat sulit karena adanya suatu faktor
yang ada hubungannya dengan derajat kejenuhan tanah. Bishop (1960) telah
memberikan persamaan tegangan efektif untuk tanah tak jenuh sebagai:

𝜎 = 𝜎 ˡ + 𝜇𝑎 - X (𝜇𝑎 - 𝜇𝑤 )

2.9.2 Metode Ho dan Fredlund

Tekanan air pori negatif menambah tegangan efektif dalam massa tanah dan
menambah kuat geser tanah. Untuk tanah tidak jenuh, Ho dan Fredlund (1982-an)
merubah nilai kohesi dalam persamaan kuat geser tanah jenuh, yaitu:

C = 𝑐 ˡ + (𝜇𝑎 - 𝜇𝑤 ) tg 𝜑𝑏

dengan,

c = kohesi total tanah


𝑐ˡ = kohesi efektif
(𝜇𝑎 - 𝜇𝑤 ) = isapan matrik (matrix suction)
𝜑𝑏 = kemiringan matrix suction, ketika (σ - 𝜇𝑎 ) konstan.
2.10 KOEFESIEN TEKANAN TANAH LATERAL DIAM

Pada cairan, tekanan hidrostatis akan bekerja ke segala arah sama besar.
Keadaan ini sangat berlainan dengan kondisi tegangan yang terjadi di dalam tanah;
dimana besarnya tekanan horizontal umumnya tidak sama dengan tekanan vertikal.
Nilai banding antara tekanan horizontal dan tekanan vertikal disebut koefisien tekanan
tanah (earth pressure coefficient), K, yang dinyatakan dalam persamaan:

𝜎ℎ
K= 𝜎𝑣

dengan K = koefisien tekanan tanah.

Banyak struktur yang menahan tanah urugan kembali tidak dapat


memberikan jarak yang cukup untuk menghasilkan bekerjanya tahanan geser tanah
secara penuh. Contohnya antara lain struktur gorong-gorong persegi (box culvert) dan
struktur ruang bawah tanah (basement), di mana jika struktur ini tidak bergerak, tanah
yang berdempetan dengan struktur ini tidak mengalami regangan lateral.
Konsekuensinya, besarnya tekanan tanah yang berada di dekat dindingnya adalah di
antara kedudukan nilai tekanan tanah pasif dan aktif; tekanan tanah arah lateral ini
disebut sebagai tekanan tanah diam (earth pressure at rest).sedangkan koefisien
tekanan tanah lateral diam (coefficient of lateral earth pressure at rest) (𝐾𝑜 ) didefinisikan
sebagai nilai banding antara tekanan horizontal efektif (𝜎ℎ ˡ) dengan tekanan arah
vertikal efektif (𝜎𝑣 ˡ) atau

𝜎ℎ ˡ
𝐾𝑜 = 𝜎𝑣 ˡ

dengan 𝜎ℎ ˡ adalah tekanan arah horizontal efektif dan 𝜎𝑣 ˡ adalah tekanan arah vertikal
efektif di lapangan.
2.10.1 Nilai K0 pada Tanah Pasir

Jaky (1944) menyarankan persamaan yang sangat berguna untuk


mengestimasi besarnya 𝐾𝑜 dari nilai sudut gesek dalam pasir (φ) yang telah diketahui.
Persamaan tersebut adalah:

𝐾𝑜 = 1 – sin 𝜑 ˡ

Pada pasir overconsolidated, nilai 𝐾𝑜 dapat sangat lebih besar dari pasir normally
consolidated.

2.10.2 Nilai Ko pada Tanah Lempung

Nilai K0 pada tanah lempung sangat berguna untuk perencanaanperencanaan


fondasi, dinding penahan tanah, galian tanah, dll. Korelasi antara K 0 dan 𝜑 ˡ yang
diberikan oleh Brooker dan Ireland (1965).

2.11 LINTASAN TEGANGAN (STRESS PATH)

Kedudukan tegangan pada suatu titik dalam kondisi setimbang dapat


dinyatakan oleh sebuah iingkaran Mohr dalam sistem koordinat σ – 𝜏. Untuk kasus
tertentu, kadang-kadang diperlukan untuk menyajikan kedudukan tegangan dalam
sederetan titik-titik tegangan pada sistem koordinat p – q dengan

1
p = 2 (𝜎1 + 𝜎3 )

1
q = 2 (𝜎1 − 𝜎3 )

Cara ini pertama kali diperkenalkan oleh Lambe (1969).Jika diinginkan untuk
menggambarkan kedudukan tegangan yang berturutan selama proses pengujiannya,
salah satu caranya adalah dengan menggambarkan sejumlah lingkaran Mohr.
BAB III

SOAL DAN JAWABAN

1. PENGGUNAAN PARAMETER KUAT GESER TANAHLEMPUNG, Faktor-faktor


yang mempengaruhi kuat geser tanah lempung adalah…

JAWAB :
. Kondisi tanah lempung yang tidak sempurna, misalnya lempung retakretak, lapisan
tanah yang berlapis-lapis, tanah organik, lempung sensitif. Pada kondisi ini lempung
biasanya mengandung retakan, kotoran, dan masalah lainnya yang berakibat
menyulitkan pengujian tanah di laboratorium. Kerusakan contoh benda uji (sample
disturbance), yang terjadi karena : Ketika tanah lempung diambil dengan tabung contoh
di dalarn tanah, lempung akan menderita kelebihan tekanan dan regangan terutama di
lokasi sekitar dinding tabung. Akibat dari gesekan antara dinding tabung contoh dan
tanah, benda uji menjadi lain dari kondisi aslinya. Hal lain yang terjadi pada waktu
persiapan benda uji seperti: pelepasan dari tabung, pemotongan maupun waktu
pencetakan. Lempung plastisitas rendah dan lempung dengan sensitivitas rendah
sangat mudah mengalami kerusakan contoh benda uji.

2. Sebuah lereng dengan kemiringan 1:1 setinggi 10 m, tanah mempunyai γ = 1,92


t/m3 , ø = 10o, c = 0,3 kg/cm2, berapakah faktor aman lereng ini ?

JAWAB :
Untuk memperoleh faktor aman yang sama dari c dan dari ø, hitungan dilakukan secara
:
Fø = 1  ød = arc tg
Untuk ød = 10o dan β = 45o dari grafik diperoleh N = 0,108
dengan H = 10 m  N = 0,108

cd = 2,07 t/m2
cd = ; dimana diketahui c = 0,3 kg/cm2 = 3 t/m2
Fc = = 1,45 ≠ 1
Fø = 1,2  ød = arc tg ( o
Untuk ød = 8,36o dan β = 45o dari grafik diperoleh N = 0,116
0,116 =  cd = 2,23 kg/m2
Fc = 1,35 ≠ 1,2

F ø = 1,5  ød = arc tg ( = 6,70o


Untuk ød = 6,70o dan β = 45o dari grafik diperoleh N = 0,127
cd = 0,127 • 1,92 • 10 = 2,44
Fc = = 1,23 ≠ 1,5

Kesimpulan

Dari materi ini kita dapat menyimpulkan bahwa tanah bergeser disebabkan oleh alam.

Dari kasus diatas dapat di simpulkan bahwa Parameter kuat geser tanah diperlukan
untuk analisa-analisa kapasitas dukung tanah, stabilitas lereng, dan gaya dorong pada
dinding penahan tanah. Menurut teori Mohr (1910) kondisi keruntuhan suatu bahan
terjadi oleh akibat adanya kombinasi keadaan kritis dari tegangan normal dan tegangan
geser.
BAB IV

KASUS-KASUS DI LAPANGAN
Likuifaksi itu lebih kepada larutnya suatu benda padat ke benda cair. Terkait
sama gempa bumi ini, di daratan itu kan di bawahnya ada air tanah, begitu ada getaran,
barang-barang padat di atas itu akan melarut, teraduk akibatnya getaran. Jadi melarut
dengan air tanah di bawahnya

Likuifaksi ini sebenarnya seringkali terjadi saat gempa kuat terjadi di berbagai
tempat, tetapi keadaan permukaan bumilah yang menentukan terjadinya longsor.

DAFTAR PUSTAKA

Das, Braja M.,. 2015. Principles of Foundation Engineering. Singapore: Cengage


Learning.

http://alihasssanal77.blogspot.com/2017/03/makalah-mekanika-tanah.html

Anda mungkin juga menyukai