Anda di halaman 1dari 24

BAB

10
Tekanan Tanah ke
Samping

Konstruksi penahan tanah seperti dinding penahan, dinding bangunan bawah tanah (basement), dan turap
baja, pada umumnya digunakan dalam teknik pondasi; konstruksi penahan tanah tersebut biasanya digunakan
untuk menahan massa tanah dengan talud vertikal. Agar dapat merencanakan konstruksi penahan tanah
dengan benar, maka kita perlu meng�tahui gaya horisontal yang bekerja antara konstruksi penahan dan
massa tanah yang ditahan. Gaya horisontal tadi disebabkan oleh tekanan tanah arah horisontal. Dalam bab
ini kita akan memfokuskan perhatian kita untuk mempelajari berbagai teori tentang tekanan tanah.

10-1 TEKANAN TANAH DALAM KEADAAN DIAM (AT REST) -------­

Marilah kita tinjau massa tanah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 10-1. Massa tanah tersebut
dibatasi oleh dinding dengan permukaan licin (frictionless wall) AB yang dipasang sampai kedalaman tak
terhingga. Suatu elemen tanah yang terletak pada kedalaman z akan terkena tekanan arah vertikal cr, dan
tekanan arah horisontal crh. Di sini kita akan membahas permasalahan cr dan crh yang masing-masing
y
berupa tekanan efektif dan tekanan total; sementara itu, tegangan geser pada bidang tegak dan bidang
datar diabaikan.
Bila dinding AB dalam keadaan diam, yaitu bila dinding tidak bergerak ke salah satu arah baik ke
kanan maupun ke kiri dari posisi awal, maka massa tanah akan berada dalam keadaan keseimbangan­
elastis (elastic equilibrium). Rasio tekanan arah horisontal dan tekanan arah vertikal dinamakan "koefisien
tekanan tanah dalam keadaan diam (coef f icient of earth pressure at rest), K0", atau
cr h
K -
- (10-1)
o cr,.·

Karena cry = yz, maka

(10-2)
Untuk tanah berbutir, koefisien tekanan tanah dalam keadaan diam dapat diwakili oleh hubungan
empiris yang diperkenalkan oleh Jaky ( 1944).

K0 = 1 - sin if> (10-3)


Brooker dan Jreland (1965) menyarankan agar kita menggunakan persamaan berikut ini untuk
menghitung harga K0 dari tanah lempung yang terkonsolidasi normal (normally consolidated):
48 Mekanika Tanah Jilid 2

l
··:·· . . •. . · .·. · · . . . . ' " ." 7 : : ·
. .

I
a, z

Berat volume tanah = y


T1 = c + O tan �

Gambar 1 0-1 Tekanan tanah dalam keadaan diam (at rest)

K0 = 0,95 - sin tf> (10-4)

Sudut tf> dalam Persamaan (10-3) dan (10-4) adalah sudut geser tanah dalam keadaan air teralirkan
(drained).
Untuk tanah lempung yang terkonsolidasi lebih (overconsolidated), koefisien tekanan tanah dalam
keadaan diam (at rest) dapat diperkirakan sebagai berikut:

KO (overconsolidated) = Ko (normally consolidated) -JOCR (10-5)

dengan:
OCR = overconsolidation ratio (rasio terkonsolidasi lebih)

Rasio terkonsolidasi lebih ini kita definisikan dalam Bab 7 sebagai:


tekanan pra konsolidasi
OCR = (10-6)
• tekanan efektif akibat lapisan tanah di atasnya

Untuk tanah lempung yang terkonsolidasi normal, persamaan empiris yang lain untuk K0 telah
diperkenalkan oleh Alpan (1967):
K0 = 0, 19 + 0,233 log (PI) (10-7)
dengan
PI = indeks plastis
Gambar 10-2 menunjukkan distribusi tekanan tanah dalam keadaan diam yang bekerja pada dinding
setinggi H. Gaya total per satuan lebar dinding, P0, adalah sama dengan luas dari diagram tekanan tanah
yang bersangkutan. Jadi,

p = 1 K0yf/2 (10-8)
0
2

Tekanan Tanah dalam Keadaan Diam (At Rest) untuk Tanah yang
Terendam Air Sebagian -------

Gambar 10-3 menunjukkan suatu tembok setinggi H dengan permukaan air tanah (ground water table)
terletak pada kedalaman H, dari permukaan tanah. Untuk z � HI ' tekanan tanah dalam keadaan diam arah
Bob 10 • Tekanan Tanah ke Samping 49

horisontal adalah sebesar crh = K0 yz. Variasi crh dengan kedalaman tertentu ditunjukkan oleh segi-tiga
ACE dalam Gambar 10-3a. Tetapi untuk z ;::: H1 (yaitu di bawah permukaan air tanah), tekanan tanah pada
tembok merupakan komponen dari tekanan efektif dan tekanan air pori.

Tekanan efektif arah vertikal = crv' = yH1 + y(z-H) (10-9)


dengan:
1 = Ysat - Yw = berat volume efektif dari tanah
Jadi, tekanan tanah efektif dalam keadaan diam arah horisontal adalah:

( 10-10)

Variasi crh' dengan kedalaman ditunjukkan oleh CEGB dalam Gambar 1 0-3a.
Tekanan arah horisontal yang disebabkan oleh air adalah:

u = yjz - H1) (10- 1 1)


Variasi u dengan kedalaman ditunjukkan dalam Gambar 10-3b.
Oleh karena itu, tekanan tanah total arah horisontal pada kedalaman z ;::: H1 adalah
'
crh = crh + u ( 10-1 2)
= K0[yH1 + y '(z - H1)] + Yw(z - H1)

. :..;·•::,; ' ' •'


. �- . \ ·. .:- . . . · . : : . . . : . .. . . . . . .
. •' -
.
. . -: -: ' . ··:· · :�: � . ., . . .: '
. ..

Berat volume tanah = y

H
3

_j
1------ K0yH -------

Gambar 1 o-2 Distribusi tekanan tanah dalam keadaan diam (at rest) pada tembok.
Mekanika Tanah Jilid 2
50

.
A
· . ·. : ' · . ' . _.: .· . . ..
. � ' .. , . ' . · · ,· .· · . ·: · = • . ·:. • ·. • . ·•. • · •• · • · . . · •
• I

Berat volume tanah = y


z

H
' Muka air tanah

+ Berat volume tanah


jenuh = Y,.,

�------�--� a
B f-- K.(YH1 + '(H2) -j
(a)

H,

K.yH1

K.(yH1 + y 'H2) + '(H2)

(c)

Gambar 1 G-3 Distribusi tekanan tanah dalam keadaan diam (at rest) untuk tanah terendam air sebagian.

Gaya per satuan lebar tembok merupakan penjumlahan dari luas diagram tekanan yang diberikan
dalam Gambar 10-3a dan b, yaitu:

Po = � KoYHt + KoYH1 H2 + � (Koy ' + Yw )Hi ( 10-13)

luas ACE luas CEFB luas EFG dan IlK


Bob 10 • Tekanan Tanah ke Samping 51

1 0-2 TEKANAN TANAH AKTIF DAN PASIF MENURUT RANKINE


Yang dimaksud dengan keseimbangan plastis (plastic equilibrium) di dalam tanah adalah suatu keadaan
yang menyebabkan tiap-tiap titik di dalam massa tanah menuju proses ke suatu keadaan runtuh. Rankine
( 1 857) menyelidiki keadaan tegangan di dalam tanah yang berada pada kondisi keseimbangan plastis.
Sub-bab berikut ini akan menjelaskan mengenai teori tekanan tanah menurut Rankine.

Kondisi Aktif Menurut Rankine


Gambar 10-4a menunjukkan suatu massa tanah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 10- 1 . Tanah
tersebut dibatasi oleh tembok dengan permukaan licin, AB, yang dipasang sampai kedalaman tak terhingga.
Tegangan-tegangan utama arah vertikal dan horisontal (total dan efektif) pada elemen tanah di suatu
kedalaman z adalah berturut-turut cr. dan crh. Seperti telah kita lihat dalam Gambar 10- 1 , apabila dinding
AB tidak diijinkan bergerak sama sekali, maka crh = K0cr, Kondisi tegangan dalam elemen tanah tadi
dapat diwakili oleh lingkaran Mohr a dalam Gambar 10-46. Akan tetapi, bila dinding AB diijinkan
bergerak menjauhi massa tanah secara perlahan-lahan, maka tegangan utama arah horisontal akan berkurang
secara terus menerus. Akhimya suatu kondisi, yaitu kondisi keseimbangan plastis, akan dicapai bila
kondisi tegangan di dalam elemen tanah dapat diwakili oleh lingkaran Mohr b, dan kelonggaran di dalam
tanah terjadi. Keadaan tersebut di atas dinamakan sebagai "kondisi aktif menurut Rankine (Rankine's
Active State); tekanan cra yang bekerja pada bidang vertikal (yang merupakan bidang utama) adalah
tekanan tanah aktif menurut Rankine (Rankine's active earth pressure).
Berikut ini adalah penurunan dari cra sebagai fungsi y, z, c, dan 1/J. Dari Gambar 10-4b

sm

'I' =
A. CD CD
AC AO + OC
cr - cra
Dengan CD = jari-jari lingkaran keruntuhan = V

2
AO = c cot 1/J
dan
oc =

sehingga
crv - cra
sm 1/J 2
cr v + cr a
c cot 1/J +
2
atau

. + cra cr
c cos 1/J + cr sin 1/J = cr v - a
2 2
atau
1 - sin 1/J cos 1/J
2c
_

cr v
1 + sin 1/J 1 + sin 1/J ( 10-14)

Dalam kasus ini, crv = tekanan efektif akibat lapisan tanah di atasnya = yz

-11 -+ ssm�n_-=-1/J -
-
----,,- I/J = tan 2 (45 1)2 -

dan

cos 1/J
1 + sin 1/J
52 Mekanika Tanah Jilid 2

Dengan memasukkan persamaan-persamaan di atas ke dalam Persamaan (10-14), kita dapatkan:


<Ja = rz tan 2 ( %) 45 - - 2c tan 45 - ( �) ;f . · - �· �
(10-15)
Variasi <J0 dengan kedalaman diberikan dalam Gambar 10-4d. Untuk tanah yang tidak berkohesi

- t)
(cohesionless soil), c = 0 maka:
(J Q
= (J tan 2 45
V
( ( 10-16)

Rasio cr. dan <Jv dinamakan koefisien tekanan tanah aktif, K0• Atau:

Ka =
(J a =
(J v
tan2 ( - 1)
45
2
( 1 0-17)

Lagi, dari Gambar 1 0-4b kita dapat melihat bahwa bidang runtup di dalam tanah membentuk sudut
± ( 45 + {) dengan arah dari bidang utama besar (major principal plane), yaitu, bidang horisontal.
Bidang runtuh ini dinamakan bidang geser (slip plane). Bidang geser tersebut dapat dilihat dalam Gambar
1 0-4c .

! r=: =.���=,-,.,·=rC77·· =-·'C"· - "


-l u i-
A' A
'"""'.=. ���-,-
\
\
\ I
I
I

-t (\)•/\45
+
45 + -i-
, I , \
\ 11\\ 1 \ I
'\ I
1 \ /
l
1 \
I I Berat volume tanah =y
\
\ 1
\
1
1 \ I
1 r· 't1 = c + a tan tP \1
\
I \ / \ I
1

I I
I f
I I
I V ·
1 r
I I _ ·

I L
8' 8

(a)

(c)

t1 = c + a tan ,P --
1
-2c-JK:
-l

�-
1 yzK. - 2c-JK: -- 1
(d)
(b)

Gambar 1 0-4 Tekanan tanah aktif menurut Rankine.


Bob 10 • Tekanan Tanah ke Samping 53

Kondisi Pasif Menurut Rankine -------­

Kondisi pasif menurut Rankine dapat dijelaskan dengan Gambar 10-5. AB adalah tembok licin tak
terhingga. Keadaan tegangan awal pada suatu elemen tanah diwakili oleh lingkaran Mohr a dalam Gambar
10-5b. Apabila tembok didorong secara perlaoon-lahan ke arah masuk ke dalam massa tanah, maka
tegangan utama crh akan bertambah secara terns menerus. Akhimya kita akan mendapatkan suatu keadaan
yang menyebabkan kondisi tegangan elemen tanah dapat diwakili oleh lingkaran Mohr b. Pada keadaan
ini, keruntuhan tanah akan teijadi yang saat ini kita kenal sebagai kondisi pasifmenurut Rankine (Rankine's
passive state). Di samping itu tekanan tanah ke samping crP, yang merupakan tegangan utama besar
(majar principal stress), kita namakan tekanan tanah pasif menurut Rankine (Rankine's passive earth
pressure). Dari Gambar 10-5b dapat kita lihat bahwa:

cr P = cr. tan 2 (45 + t) + 2c tan (45 + t) ( 10-1 8)

= yz tan 2 (45 + t) + 2c tan (45 + t)

Penurunannya serupa dengan penurunan untuk kondisi aktif menurut Rankine (Rankine's active state).
Gambar 10-5b menunjukkan variasi tekanan aktif dengan kedalaman. Untuk tanah tidak berkohesi
(c = 0),

atau

:: = KP = tan 2 (45 t)
+ ( 10-19)

K dari persamaan di atas dinamakan sebagai koefisien tekanan tanah pasif menurut Rankine.
p
Titik-titik D dan D' pada lingkaran keruntuhan (Gambar 10-5b) bersesuaian dengan bidang geser di
dalam tanah. Untuk kondisi pasif (menurut Rankine) bidang geser membuat sudut ± (45 - !) dengan
arah dari bidang utama kecil (minor principal plane), yaitu arah horisontal Gambar 10-5c menunjukkan
distribusi bidang-bidang geser di dalam massa tanah.

Pengaruh Pergerakan Tembok --------­

Kita telah mengetahui dari sub-bab terdahulu bahwa pergerakan yang cukup dari tembok penahan adalah
penting untuk menimbulkan suatu kondisi keseimbangan plastis. Tetapi, distribusi tekanan tanah ke
samping yang bekeija pada tembok sebenamya sangat dipengaruhi oleh perilaku pergerakan dari tembok
yang bersangkutan. Pada kebanyakan tembok penahan (lihat Gambar 10-6) pergerakan mungkin teijadi
dengan cara translasi/menggeser, atau yang lebih sering, dengan cara rotasi (berputar) terhadap dasar
tembok.
Untuk analisis teori pendahuluan, marilah kita tinjau tembok penahan dengan permukaan licin yaitu
bidang AB dalam Gambar 10-7a. Apabila tembok AB berputar terhadap dasar dinding ke suatu posisi A 'B ,
maka massa tanah segitiga ABC' yang berdekatan dengan tembok akan mencapai keadaan aktif (menurut
Rankine). Karena bidang geser untuk kondisi aktif membentuk sudut ± (45 + !) dengan bidang utama
besar (majar principal plane), maka massa tanah yang berada pada kondisi keseimbangan plastis akan
dibatasi oleh bidang BC' yang membuat sudut (45 + !) dengan arah horisontal. Tanah di dalam zona
ABC' mengalami deformasi dalam arah horisontal yang sama besamya, untuk tiap-tiap titik yaitu sama
dengan M..a . Tekanan tanah ke samping pada tembok di semua kedalaman z dari permukaan tanah dapat
La
dihitung dengan Persamaan 10- 14.
Dengan cara yang sama, hila tembok mengalami perputaran ke arah massa tanah, yaitu ke posisi
A "B, massa tanah segitiga ABC" akan mencapai keadaan pasif (menurut Rankine). Bidang geser BC"
,
54 Mekanika Tanah Jilid 2

I
i

l ---+- -- --- -- - - - "'

Gambar 1 D-5 Tekanan tanah pasif menurut Rankine.


Bob 10 • Tekonon Tonoh ke Somping 55

yang membatasi massa tanah yang berada


pada kondisi keseimbangan plastis adalah · : · · ·. · ·. · . · ·. · ·
membuat sudut (45 !) dengan arah
-

horisontal. Tiap-tiap titik dalam tanah di


dalam zona segitiga ABC" akan mengalami
deformasi ke arah horisontal yang sama
besamya, yaitu sama dengan T
!lL
.
Tekanan pasif pada tembok di segala
kedalaman z dapat dievaluasi dengan
menggunakan Persamaan 10-18. ··..
B esarnya kemiringan tembok
maksimum (!lLa dan UP) yang dibutuhkan
untuk mencapai keadaan pasif atau aktif
diberikan dalam Tabel 10- 1 . Gambar : ·. -� . . . ·. . . .
... . . : . · :·
10-8 memperlihatkan variasi dari tekanan
tanah ke samping dengan kemiringan
tembok. I I
Gambar 11>-6 Tembok penahan dengan bentuk cantilever.

M
TABEL 1 0-1 Harga umum dari IlLs dan ___!!_
H H

untuk keadaan pasif dan aktif menurut Rankine


IlL'S llLp
Titpe tanah
H
-
· ·-

Pasir lepas 0,001 -0,002 O,o1


Pasir padat o.ooo$-o.oo1 0,005
lempung Jembek 0,02 0,04
Lempung kaku 0,01 0,02

�----- � ----��
I

A'

\
\
\
\
H \
\
\ z

\
\
\
I

(a)

Gambar 1 o-7 Perputaran tembok dengan permukaan licin terhadap dasamya.


56 Mekoniko Tonoh Jilid 2

�----- � -------

B
(b)

Gambar 1 0-7 (Lanjutan)

1 0-3 DIAGRAM DAN DISTRIBUSI TEKANAN TANAH KE SAMPING YANG


BEKERJA PADA TEMBOK PENAHAN
A. Urugan di Belakang Tembok (Backfill) - Tanah Tidak Berkohesi
dengan Permukaan Datar -------

Kondisi aktif: Gambar 10-9a menunjukkan suatu tembok penahan dengan urugan (backfill) yang terdiri
dari tanah tidak berkohesi, permukaan dari urugan tersebut adalah datar. Berat volume dan sudut geser­
intemal tanah adalah berturut-turut sama dengan y dan <f>.

Tekanan pasif

Tekanan at rest
I
Tekanan aktif I
_ _ _ ---
I
I
I

f
I
Kemiringan tembok Kemiringan tembok

1 AL. AL, -----


J- ---"-
.. •

--

H H
Gambar 1 0-8 Variasi besarnya tekanan tanah ke samping dengan kemiringan tembok.
Bab 10 • Tekanan Tanah ke Samping 57

Untuk kondisi aktif (menurut Rankine), tekanan tanah aktif yang bekeija pada tembok penahan di
segala kedalaman dapat diberikan dengan Persamaan 1 0-15
(Catatan: c = 0)
cra bertambah secara linear dengan bertambahnya kedalaman, dan besamya cra di dasar tembok penahan
adalah:
cra = Ka yH ( 10-20)

Gaya total Pa' per satuan lebar tembok sama dengan luas diagram tekanan tanah. Jadi,

P 1 K (10-21 )
a =
2 a -vH
,.
Kondisi pasif: Distribusi tekanan tanah horisontal yang bekerja pada tembok penahan setinggi H
untuk kondisi pasif (menurut Rankine) ditunjukkan dalam Gambar 10-9b. Tekanan tanah horisontal di
segala kedalaman z [Persamaan 10-19, (c = 0)] adalah:
crp = Kp yH (10-22)

Gaya total PP, per satuan lebar tembok adalah:


2
pp = 1 Kp yH (10-23)
2
8. Urugan di Belakang Tembok (backfill) Tanah Tidak Berkohesi Terendam Air Sebagian
dan Diberi Beban Surcharge
Kondisi aktif: Gambar 10-1 Oa menunjukkan suatu tembok penahan dengan permukaan licin mempunyai
ketinggian H dengan urugan (backfill) yang terdiri dari tanah tak berkohesi. Permukaan air tanah terletak
pada kedalaman H1 di bawah permukaan tanah, dan urugan di belakang tembok (backfill) dibebani

(o)

Blok keruntuhan

o I
l t� ·
c ..

(b)

Gambar 1 0-9 Distribusi tekanan pada tembok untuk urugan tanah tak berkohesi ( c = 0) yang permukaannya datar; (a)
tekanan tanah aktif menurut Rankine; (b) tekanan tanah pasif menurut Rankine.
Mekanika Tench Jilid 2
58

sebesar q per satuan luas. Dari Persamaan (10- 17) tekanan efektif dari tanah aktif di segala kedalaman
dapat diberikan sebagai berikut:
cra' = Ka crv' ( 10-24)
dengan:
cr ' dan cr ' = berturut-turut tekanan efektif arah vertikal dan arah horisontal.
v a

Beban = q

T\
· .. :� : .. . .. � .

Blok keruntuhan

H, \
\
Muka air tanah

H2 z
'Y,.,

.. .
.� . . .

(a)

T
H,

l K.yH1 + qK.
+

K.(q + yH1 + "'(H2)


.. -H2-
1r-- .. 1 1· . ,... ..,
Yw K.(q + yH,) K."'(H2 + "fwH2
(b) (c) (d)
Gambar 1 0-10 Distribusi tekanan tanah aktif pada tembok dengan urugan tanah tak berkohesi (c = 0) yang terendam
air sebagian dan diberi beban luar (surcharge).
Bob 10 • Tekanan Tanah ke Samping 59

Pada z = 0
(10-25)
dan
( 10-26)
Pada kedalaman H1z =

av = a; = (q + y HI ) (10-27)
dan
aa = aao = Ka( q + y HI) (10-28)
Pada kedalaman z = H
a; = +
(q Y HI + Y H2) o
(10-29)
dan
(10-30)
dengan
Y = 'Ysal - "fw
Variasi a o dengan kedalaman ditunjukkan dalam Gambar 10-10b.
Tek;nan arah horisontal yang disebabkan oleh air pori antara z = 0, dan H1 adalah nol; untuk
z > tekanan air pori bertambah secara linear dengan bertambahnya kedalaman (Gambar 10-10c). Pada
H1,
z = H:
( 10-3 1)
Diagram tekanan total arah horisontal (Gambar 10-10d) merupakan penjumlahan dari diagram tekanan
yang ditunjukkan dalam Gambar 10-10b dan c. Gaya aktif total per satuan lebar tembok merupakan
luasan dari diagram tekanan total. Jadi

Pa = Ka qH + � Ka yHf + Ka yH,H2 + � ( Ka "( 0 + Yw ) HI (10-32)

Kondisi pasif: Gambar 10- 1 1a menunjukkan suatu tembok penahan seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 10-10a. Tekanan pasif efektif (menurut Rankine) yang bekerja pada tembok penahan di segala
kedalaman dapat diberikan dengan Persamaan ( 1 0-19)

a o = Kp a o
p V

Dengan menggunakan persamaan di atas, variasi apo dengan kedalaman dapat kita tentukan seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar 10- l lb. Untuk berbagai tekanan air pada tembok dengan kedalaman
diberikan dalam Gambar 10- l l c. Gambar 10- l ld menunjukkan distribusi tekanan total ap dengan
kedalaman. Gaya pasif total per satuan lebar tembok merupakan luasan dari diagram tekanan total yang
diberikan dalam Gambar 10- l ld, atau

PP = KP qH + � KP yHf + KP yH,H2 + � ( KP y ' + "f w ) HI (10-33)

C. Urugan di Belakang Tembok (backfi/1) Tanah


. Berkohesi dengan Permukaan Datar
Kondisi aktif: Gambar 10-12a menunjukkan suatu tembok penahan yang mempunyai permukaan
licin dengan urugan (backfill) yang terdiri dari tanah berkohesi. Tekanan tanah aktif yang bekerja pada
tembok di segala kedalaman dapat diberikan dengan Persamaan 10- 15 yaitu:

a a = Ka yz - 2c {i(;
Mekoniko Tonoh Jilid 2
60
Beban = q

T
H,
I Blok keruntuhan

I
j I -- -- -- -- --

T I
H

I z

H, I Ysat
I �
I
I

(a)

H,

(b) (c) (d)

Gambar 1 o-1 1 Distribusi tekanan tanah pasif pada tembok dengan urugan tanah tak berkohesi (c= 0) yang terendam
air sebagian dan diberi beban luar (surcharge).

Variasi Ka "(Z dengan kedalaman diberikan dalam Gambar 10-12b, sementara itu, variasi 2c JK:
dengan kedalaman dapat Anda lihat pada Gambar 10-12c. Perlu Anda ingat bahwa 2c JK;;bukan
merupakan fungsi z, oleh karena itu Gambar 10- 1 2c merupakan suatu empat persegi panjang. Variasi
harga <Ja dan kedalaman diberikan dalam Gambar 1 0-12d. Juga perlu Anda perhatikan bahwa karena
pengaruh kohesi, <Ja menjadi negatif pada bagian atas dari tembok penahan. Kedalaman z0 yang
menyebabkan tekanan arah horisontal menjadi sama dengan nol, dapat dicari dengan menggunakan
Persamaan 10-15 sebagai berikut:
Bob 10 • Tekanan Tanah ke Samping 61

(a)

�-l - 2c{K; 1--­


_.-7 (\-. ·

-l
j
-�------i

I I 11----�
2c{K; 2c{K;
• •

K;rH K0yH -
(b) (c) (d)

Gambar 1 o-1 2 Distribusi tekanan tanah aktif (menurut Rankine) pada tembok dengan urugan tanah yang berkohesi

Ka YZo - 2c ..JK: = 0
atau
= 2c
Zo (10-34)
y F.
Untuk kondisi undrained (air pori tidak sempat mengalir keluar) - yaitu, Q> = 0, Ka = tan2 (45) = 1,
dan c = c. (kohesi dalam keadaan undrained)
,

62 Mekanika Tanah Jilid 2

. 2c
z0 = - (10-35)
"(
Jadi, pada gilirannya retak akibat tarikan pada bidang batas antara tembok dengan urugan (backfill) akan
terbentuk sampai dengan kedalaman Z0•
Gaya aktif total per satuan lebar tembok merupakan luasan dari diagram tekanan total (Gambar
1 0- 12d). Atau:
pa = t
Ka yH - 2c {K:H
2
(10-36)
Pada saat l/J = 0, kita dapatkan
Pa = 1 2
'��H - 2cu H
2 I'
(10-37)
Dalarn praktek, retak akibat tarikan biasanya diperhitungkan dalam menghitung gaya aktif total.
Karena timbulnya retak pada tanah di belakang tembok tersebut, maka distribusi tekanan tanah aktif yang
diperhitungkan adalah pada kedalaman antara z =
"( Ka
F.dan H (Gambar 10-12d). Hal ini karena

[ "( F.)
setelah retak akibat tarikan terjadi, maka tidak ada kontak lagi antara tanah dan tembok. Dalam kasus ini:

Pa = t ( Ka "(H - 2c {K:) H - (10-38)

= t Ka yH2 - 2c H {i(: 2 � +

Bila l/J = 0, maka

pa = 12 yH2 - 2c u
2
H + 2 s._
"(
(10-39)

Kondisi pasif: Gambar 10-13a menunjukkan suatu tembok penahan dengan urugan di belakangnya,
seperti yang diberikan dalam Gambar 10-12a. Tekanan tanah pasif menurut Rankine yang bekerja pada
tembok di kedalaman z dapat diberikan dengan Persamaan 10-18.
er P = KP yz + 2c {if;
Pada saat z = 0, kita melihat

erP = 2c {if; (10-40)


tetapi hila z = H; maka

er P = KP yH + 2c {if; (10-41)

Variasi harga erP dengan kedalaman diberikan dalam Gambar 10-13b. Gaya pasif per satuan lebar
tembok merupakan luasan dari diagram tekanan, yaitu

PP = tK P yH
2
+ 2cH {if; (10-42)

Untuk keadaan di mana l/J = 0, Kp = 1

Pp = 12 yH2 + 2c. H (10-43)

CONTOH 1 0- 1 :

Hitung gaya aktif (menurut Rankine) per satuan lebar tembok seperti ditunjukkan dalam Gambar 1 0- 1 4a dan juga
tentukan tempat kedudukan gaya resultan.
Bob 10 • Tekanan Tanah ke Samping 63

/
45 - .t
2
_·.·
. ... ·_:· ···.'.._' { '· . ·. : ·. ·.
. . .. ._.,.. .. . ·. .. .·, :.:,.
.. .
·
· - ···:· · ..

;::: :· .-' J �
,

Blok kerun han


· ,. .
. · .
.

.� . .
I
:
: · ·. , .
.
. ·. .

,,

; _(
: , .. .
·r
J
z

· : · ·:.·
· . . :·

{K;
2c K,yH

(a) (b)

Gambar 1 G-1 3 Distribusi tekanan tanah (menurut Rankine) pada tembok dengan urugan tanah yang berkohesi.

-�· :· �. . . � .: :l ':· \ ·· : · :_-:.:._:·�.. �-�··/·/..�:�: ·:����- �-;


" :

. . ·. . � .:

..
.
> ·
.

.· : - ·

.;
y= I 00 lblft'
5 ft �·
q, = 30°
c=O

-� '· . . . ..

.
� :·
. ·. ·. : . . :·-_.:: -�

1-- 500 lb/ft2 -1


Gambar 1G-14
(a) (b)

Penyelesaian:
Karena c = 0, maka

I - sin if> I - sin 30° l


I + sin if>
=

I + sin 30° 3

Pada z = 0, a = 0, pada z = 15 ft, aa = ( t ) (100)(15) = 500 lblft2. Diagram distribusi tekanan tanah aktif diberikan
dalam Gamb� IO-I4b.
Gaya aktif Pa = ! ( 15)(5 00 ) = 3750 lb I ft 3

Diagram distribusi tekanan berbentuk segitiga, jadi, P. akan bekerja pada jarak ( 1f) = 5 ft di atas dasar tembok.
64 Mekanika Tanah Jilid 2

CONTOH 1 0-2:
Untuk tembok penahan seperti pada Gambar 10- 1 , tentukan gaya pasif (menurut Rankine) per lebar tembok.

Penyelesaian:
Diketahui: c = 0, jadi,
KP cr v = KP yz

1 + sin rp 1 + 0, 5
= =
3
1 sin rp
- 1 - 0, 5

Pada z = 0, crp = 0; pada z = 1 5 ft, crp = 3(1 00)(15) = 4500 lb/ft2. Distribusi tekanan tanah pasif yang bekerja pada
tembok, diberikan dalam Gambar 10-15. Sekarang
P. = t ( 15)(4500) = 33.750 lb I ft

Titik tangkap dari gaya resultan bekerja pada jarak (lf) = 5 ft dari dasar tembok.

CONTOH 1 0-3:
Apabila tembok penahan yang diberikan dalam Gambar 1 0- 14a ditahan supaya tidak bergerak, tentukan besar gaya
tekan arah horisontal per satuan lebar tembok yang diperlukan untuk menahan tembok tersebut.

Penyelesaian:
Apabila tembok dijaga supaya tidak bergerak, hal ini berarti bahwa tekanan tanah urugan di belakang tembok adalah
dalam keadaan diam (at-rest earth pressure). Jadi
crh = K0cr = K0 yz [Persamaan 1 0-2]
v
K0 = 1 sin rp
- [Persamaan 10-3]

atau:
K0 = l - sin 30° = 0,5
pada z = 0, crh = 0; pada z = 15 ft, crh = 0,5( 1 5)(1 00) = 750 lb/ft2

Diagram distribusi tekanan tanah diberikan dalam Gambar 10- 1 6. Besarnya gaya yang diperlukan untuk menahan
tembok P0 = t(1 5)(750) = 5625 lb / ft.

CONTOH 1 0-4:
Untuk tembok penahan yang ditunjukkan dalam Gambar 10- 1 7a, tentukan gaya aktif (menurut Rankine) per satuan
lebar tembok. Juga tentukan letak titik tangkap dari gaya resultan.

Penyelesaian:
Diketahui c = 0, kita mengetahui bahwa cr; = K.crv' · Untuk lapisan atas dari tanah, koefisien tekanan tanah aktif
menurut Rankine adalah:

K. = Ka(l) 1 - sin 30° 1


1 + sin 30° 3
Untuk lapisan bawah:

K. = Ka( 2) = 1 - sin 30° 0, 4264


= 0' 27 1
1 + sin 30° 1, 5736

Pada z = 0, crv = cr; = 0. Pada z = 3 m (dasar dari lapisan atas), cr = cr; = 3 .. X 1 6 = 48 kN/m2 • Jadi,

cr. = cr; = Ka( l) cr; = � x 48 = 16 kN / m2


Bob 10 • Tekonan Tanah ke Samping 65

15 ft 15 ft

T
5 ft 5 ft

l !
I'-,__
., _ _ 75o 1b/ft2 _____

Gambar 1 o-1 s Gambar 1 0-16

Pada z = 3 m (bagian atas dari 1apisan bawah), cr = cr; = 3 x 1 6 = 48 kN/m2 , dan


.
cr. = cr; = K.(2) cr; = (0,27 1 ) x (48) = 13,0 kN/m2

Pada z = 6 m
cr ' = 3 x 1 6 + 3(18 - 9,8 1 ) = 72,57 kN/m2
i
V

dan
cr; = K.(2) cr; = (0,27 1 ) x (72,57) = 19,67 kN/m2

Variasi cr.' dengan keda1aman diberikan da1am Gambar 10-17b.


Tekanan arah horisonta1 yang disebabkan o1eh air pori ada1ah sebagai berikut:
pada z = 0, u = 0
pada z = 3 m, u = 0
pada z = 6 m, u = 3 X 'Yw = 3 x 9,81 = 29,43 kN/m2

T
· ' : · ·· : .. · ·.. . ..
· : · .·· : · .· .· · y· ;,; · i 6 kNim3
3m � = 30°

t
, c =0 Muka air tanab

y = 18 kN/m3
r� 350
3m
t
z

c=O
· ·: .. . .. ... . : .::">·.- ·.
(a)

T
3m 16

+
3m
+
l L---1-----l
-J 13,0\- t--- 29,43 ..---l- --I B.ol -- 36,1 ----1

-l 19,67 l-
(b) (c) (d)

Gambar 1 o-11 Catatan satuan dari tekanan dalam (b), (0, dan (d) adalah kN/m2•
66 Mekanika Tanah Jilid 2

Variasi u dengan kedalaman ditunjukkan dalam Gambar 10- 1 7c, dan variasi cr. (tekanan aktif total) ditunjukkan
dalam Gambar 1 0- 1 7d. Jadi,
Pa (!)(3)(6) + 3(13,0) + (!)(3)(36, 1 )
= 24 + 39, 0 + 54, 1 5 = 1 1 7, 15 kN / m

Lokasi (titik tangkap) dari resultan dapat dicari dengan cara mengambil momen terhadap dasar tembok. Jadi,

( �)
24 3 + + 39, 0 (�) + 54, 1 5 (�)
1 17, 1 5
1,78 m

CONTOH 1 0-5:
Sebuah tembok penahan dengan urugan yang terdiri dari tanah lempung lembek dan jenuh seperti ditunjukkan dalam
Gambar 10-1 8a. Untuk keadaan tanah urugan yang undrained (t/J = 0), tentukan:
a) kedalaman maksimum dari retak yang disebabkan oleh penyusutan tanah.
b) P. sebelum retak terjadi
c) Pa setelah retak terjadi

Penyelesaian:
Karena t/J = 0, maka K. = tan2 (45) = 1, dan c = c •. Dari Persamaan 1 0- 1 5:

cr. = yz - 2 c.

Pada z = 0, cr. = -2( 16,77) = -33,54 kN/m2; pada z = 6 m, cr. = 1 5,72 x 6 - 2( 1 6,77) = 60,78 kN/m2
Variasi cr. dengan kedalaman ditunjukkan dalam Gambar I0-1 8b.

Bagian a
Dari Persamaan 1 0-35, kedalaman retak sama dengan
2c. 33,54 kNtm>
Zo =
Y ,... ·I

Tanah lempung
lembek dan jenuh
y = 15,72 kN/m'
T
1
2, 1 3 m
,=0
c. = 16,77 kN/m2

6m

f-- 60,78 kN/m2 --j


(a) Gambar 1 o-1 8 (b)
Bob 10 • Tekanan Tanah ke Samping 67

atau
2 + 1 6, 77
= 2, 1 3 m
1 5, 72

Bagian b
Sebelum retak akibat penyusutan tanah terjadi:

P = .l yt-/ 2 - 2cu H [Persamaan 10-37]


atau
a
2

P. t (15, 72)(6)2 - 2(16, 77)(6)

282,96 - 201 , 24 = 8 1, 72 kN / m

Bagian c

Setelah retak akibat penyusutan tanah terjadi:

P. = t (6 - 2,1 3)(60,78) = 1 17,6 kN / m

Catatan: harga P. di atas dapat juga dihitung dengan cara memasukkan harga-harga yang perlu ke dalam Persamaan
1 0-39. Jadi,
2
P = .l yt-/ 2 - 2cu H + 2 �
a
2 "'(
1 6, 77) 2
21 (15, 72)(6) 2 - 2(16, 77)(6) + 2(1
1 5, 72
282,96 - 20 1,24 + 35,78 = 1 17,5 kN / m

CONTOH 1 0-6:
Suatu tembok penahan dengan permukaan Jicin seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 10-19a. Tentukan gaya
perlawanan pasif (P ) dari tanah urugan dan lokasi (titik tangkap) dari resultan gaya pasif.
P
q= 10 kN/m2

t;�.���� -:::·� :;-�:���:�:.�s ·:t.�:tt�:�:·�:�-��-


..

. ..
�· ! . =

... . "f = I S kN/m3


.· . .
.

..:
;, lP = 26°
4m :� -�.. :· c = 8 kN/m2
;.. :. ·

f.;:_:
·: . ;,
;:�
.

.. ·....
·A

. .· '
'"' : ' . .
· ·

C
. . • ·
! m
\� .

::_:··�--:·-;-:-�;:; .../·:� ;:-:�: -� .


: � .:: . � . -··
j.. ..j-
·.--

153,6 kN/m2 ---j


512 kN/m
(a) (b)

Gambar 1 0.1 9
Mekoniko Tanoh Jilid 2
68

Penyelesaian:
Diketahui: et> = 26°

1 + sin et> 1 + sin 26° 1, 4384


KP = 2, 56
1 - sin !/1 1 -sin 26° 0, 5616

Dari Persamaan 1 0- 1 8.

cr
P
= KP a,. + 2c .[K;
Pada z = 0, cr = 10 kN/m2 •
,

(J P
(2,56)( 1 0) + 2(8) �2, 56
25, 6 + 25, 6 = 5 1, 2 kN / m 2

Pada z = 4 m, cr = ( 1 0 + 4 x 15) = 70 kN/m 2 • Jadi,


,

(J
p (2, 56)(70) + 2(8) �2,56
204, 8 kN / m 2

Distribusikan tegangan ditunjukkan dalam Gambar 1 0- 1 9b. Gaya perlawanan pasif per lebar tembok:

pp ( 5 1 , 2 )(4) + � (4)(153 , 6)

204, 8 + 307 , 2 = 5 1 2 kN I m

Lokasi gaya resultan:


Ambil momen dari diagram tekanan terhadap dasar tembok

(25, 6 + 25, 6 (1) � + ( 1 53, 64)(4) (1)


5 1 2, 1 8
102,4 + 409,6
= 1 m
512

10-4 TEMBOK PENAHAN DENGAN PERMUKAAN KASAR


Sampai saat ini kita telah mempelajari tekanan tanah aktif dan pasif dengan anggapan bahwa permukaan
tembok penahan adalah licin (tidak acta geseran antara tembok dan tanah). Dalam kenyataannya, permukaan
dari tembok penahan adalah kasar dan geseran terjadi antara permukaan tembok dengan tanah urugan di
belakang tembok seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1 0-20.
Kondisi aktif (Gambar 1 0-20a) akan terjadi bilamana tembok AB bergerak ke posisi A 'B , yaitu pacta
saat massa tanah di dalam zona aktif ditarik ke luar. Keadaan ini akan menyebabkan tanah bergerak ke
arah bawah terhadap tembok. Pergerakan ini akan menyebabkan geseran arah ke bawah pacta tembok
(Gambar 10-20b), dan ha! ini dinamakan geseran dinding positif dalam kondisi aktif (positive wall
friction in the active case). Apabila 8 adalah sudut geser antara tembok dengan tanah urugan di belakang
tembo, maka gaya resultan P. yang bekerja pacta tembok akan miring dengan sudut 8 terhadap normal
dari muka tembok penahan sebelah belakang. Lebih lanjut (advanced) menunjukkan bahwa bidang longsor
di dalam tanah urugan di belakang tembok dapat diwakili oleh BCD seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar I 0-20a. Bagian BC dari bidang longsor adalah lengkung, sedangkan bagian CD adalah merupakan
garis lurus. Kondisi aktif menurut Rankine berada dalam zona ACD.
Dalam kondisi tertentu, apabila tembok yang ditunjukkan dalam Gambar 10-20a ditekan ke bawah
yakni ke tanah urugan (sebagai contoh disebabkan oleh beban yang berat), maka arah gaya aktif Pa akan
berubah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 10-20c. Keadaan ini merupakan geseran dinding negatif
(-8) dalam kondisi aktif. Gambar 10-20c juga menunjukkan perilaku bidang runtuh yang terjadi di dalam
tanah urugan.
Bob 10 • Tekanan Tanah ke Samping 69

Pengaruh geseran tembok untuk kondisi pasif ditunjukkan dalam Gambar 10-20d dan e. Bila tembok
AB ditekan ke dalam sutu posisi A "B (Gambar 10-20d), tanah di dalam zona pasif akan tertekan. Hasilnya
adalah gerakan arah ke atas terhadap tembok. Gerakan arah ke atas dari tanah tersebut akan menyebabkan
geseran arah ke atas pada tembok penahan (Gambar 10-20c). Keadaan ini dinamakan sebagai "geseran
tembok positif dalam kondisi pasif' (positive wall friction in the passive case). Gaya pasif resultan Pp,
akan miring dengan sudut D terhadap normal dari muka bagian belakang tembok. Bidang longsor dalam
tanah mempunyai bentuk lengkung pada bagian bawah BC, dan lurus pada bagian atas CD. Keadaan pasif
menurut Rankine terjadi dalam zona ACD.
Apabila tembok yang ditunjukkan dalam Gambar 10-20d ditekan oleh suatu gaya arah ke bawah
terhadap tanah urug, tentu saja arah gaya pasif Pp akan berubah seperti ditunjukkan dalam Gambar
1 0-20f Keadaan ini merupakan geseran tembok negatif dalam kondisi pasif, -D (negatif wall friction in
the passive case). Gambar 10-20f juga menunjukkan perilaku bidang longsor di dalam tanah urugan
dalam kondisi seperti disebutkan di atas.
Untuk pertimbangan praktis, apabila urugan di belakang tembok adalah tanah berbutir yang lepas,
sudut geser tembok D diambil sama dengan sudut geser tanah cp. Untuk tanah berbutir yang padat, D
adalah lebih kecil dari cp dan biasanya D berada dalam rentang ! � D � tc/J.

45 + .t2
:. ·
, .·· .

H
1 1 ��-< ::-· . ,

'· ·' · ·..-.·: ' ··:-:_; :· :. :.'


: B

'\
c

(a) Kondisi aktif (+0)


l / (b)
::·. · .

45 + .t2 / \ 45 + !
/

A'
I
\
\

(c) Kondisi aktif (-0)

Gambar 1 D-20 Pengaruh geseran tembok terhadap bentuk dari bidang keruntuhan.
Mekoniko Tonoh Jilid 2
70

Pp +o H

1
T
H
3

B
(d) Kondisi pasif (+0) (e)

{�
' /
'
5
_,. -" �
4 5 -- ���
---�A A" ., 4 - 2
- -

��������-� - ��
- -� -� . ���������� ��
- -�.�

(j) Kondisi pas if (-0)

Gambar 9.20 (Lanjutan)

10-5 TEORI TEKANAN TANAH MENURUT COULOMB -------­

Kira-kira 200 tahun yang lalu, Coulomb memperkenalkan suatu teori mengenai tekanan tanah aktif dan
pasif yang bekeija pada tembok penahan. Dalam teorinya, coulomb menganggap bawah bidang longsor
adalah rata. Geseran antara tembok dengan tanah di belakang tembok ikut diperhitungkan. Prinsip umum
dari penurunan teori tekanan tanah menurut coulomb untuk tanah sering tak berkohesi (kekuatan gesemya
dinyatakan dengan persamaan t1 = cr tan 1/J) diberikan di bawah ini.

Kondisi Aktif
Anggaplah bahwa AB (Gambar 1 0-2la) adalah muka sebelah belakang dari sebuah tembok penahan yang
dipergunakan untuk menahan urugan tanah tak berkohesi, yang permukaannya mempunyai kemiringan
tetap dengan horisontal yaitu sebesar a.. BC adalah sebuah bidang keruntuhan yang dicoba. Dalam
memperhitungkan kestabilan dari kemungkinan keruntuhan blok tanah (failure wedge) ABC, gaya-gaya
yang diperhitungkan (per satuan lebar tembok) adalah:
1 . W, berat dari blok tanah
2. F, resultante dari gaya geser dan gaya normal pada permukaan bidang longsor, BC. Gaya resultan
tersebut membuat kemiringan sebesar 1/J dengan normal dari bidang BC.

Anda mungkin juga menyukai