Anda di halaman 1dari 28

Kata Pengantar dari

Penerjemah

Buku "Principles ofGeotechnical Engineering" oleh Braja M. Das telah dipakai pada beberapa Universitas
terkemuka di USA sebagai buku pegangan pokok (text book) untuk mata kuliah Mekanika Tanah tingkat
Undergraduate, setara S-1 di Indonesia. Buku ini dianggap relatif lebih baik daripada buku-buku pegangan
untuk Undergraduate yang lain karena buku ini menyajikan hal-hal mekanika tanah secara lebih lengkap,
tetapi dengan sistematika penyajian yang sederhana dan tidak terlalu bertele-tele dalam penulisan teorinya.
Mahasiswa dengan mudah dapat mengikuti buku ini, terutama bagi mereka yang baru pertama kali
mengenal mekanika Tanah.
Buku asli karangan Braja M. Das ini terdiri atas 13 bab, dan di USA buku ini merupakan bahan
kuliah yang lengkap selama satu semester untuk mata kuliah Mekanika Tanah Dasar. Akan tetapi untuk
Indonesia, karena sistematika pengajaran dan bobot kredit yang berbeda, mata kuliah Mekanika Tanah
Dasar harus dibagi menjadi dua semester yaitu Mekanika Tanah 1 dan 2. Oleh sebab itu dianggap perlu
untuk membagi terjemahan dari buku ini menjadi dua buku (Jilid 1 dan 2). Juga dengan menjadikannya
dua jilid, masing-masing buku dapat dibeli untuk semester yang bersangkutan, sehingga diharapkan dapat
meringankan beban mahasiswa.
Garis besar isi dan urutan mata kuliah Mekanika Tanah di Indonesia telah diuraikan dalam buku
KONSORSIUM TEKNOLOGI untuk TEKNIK SIPIL tahun 1981. Secara umum, isi mata kuliah tersebut,
menurut konsorsium, adalah sama dengan isi buku ini hanya konsorsium tidak merinci lebih lanjut mana
yang masuk Mekanika Tanah 1 dan mana yang Mekanika Tanah 2. Untuk itu, penerjemah sebagai
pengajar di Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan ITS (lnstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya)
dalam hal ini mengikuti selabus dari Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan ITS tahun 1984 yang merupakan
penjabaran langsung dari konsorsium tersebut. Oleh sebab itu urutan bab-bab dalam buku terjemahan
Jilid 1 dan 2 disesuaikan dengan isi dari buku selabus Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan ITS. Perubahan
urutan bab-babnya adalah sebagai berikut:

a. Buku Jilid 1 untuk mata kuliah Mekanika Tanah 1, Bab 1 sampai 7 sama urutannya seperti Bab 1
sampai 7 pada buku aslinya. Bab 8 di buku terjemahan merupakan Bab 12 dari buku aslinya.
b. Buku Jilid 2 untuk mata kuliah Mekanika Tanah 2, Bab 9 sampai 12 dari buku teijemahan adalah
merupakan Bab 8 sampai 11 dari buku aslinya. Bab 13 sama dengan Bab 13 dari buku aslinya.
· xii Mekoniko Tonoh Jilid 2

Harap diingat bahwa di samping mala kuliah Mekanika Tanah I dan ll di Indonesia untuk kurikulum
S-1 Teknik Sipil masih ada mala kuliah Teknik Pondasi yang tidak tennasuk dalam mala kuliah mekanika
tanah tersebut di alas. Diharapkan para pengajar Mekanika Tanah di Indonesia menyesuaikari bahan
kuliah mereka sesuai dengan buku ini.

Terima kasih,

Surabaya, 17 Januari 1993

Ir. Noor Enda h Mochtar M.Sc. Ph.D.


Ir. lndra Surya B. Mochtar M.Sc. Ph.D.
BAB

9
Kekuatan ·Geser Tanah

Kelcuatan geser suatu massa tanah merupakan perlawanan internal tanah tersebut per satuan luas terhadap
keruntuhan atau pergeseran sepanjang bidang geser dalarn tanah yang dimaksud. Untuk menganalisis
masalah stabilitas tanah seperti daya dulcung, stabilitas talud (lereng), dan tekanan tanah ke sarnping pada
turap maupun tembok penahan tanah, mula-mula kita harus mengetahui sifat-sifat ketahanan penggesemya
tanah tersebut.

9-1 KRITERIA KERUNTUHAN MENURUT MOHR-COULOMB


Mohr ( 1980) menyuguhkan sebuah teori tentang keruntuhan pada material yang menyatakan bahwa
keruntuhan terjadi pada suatu material akibat kombinasi kritis antara tegangan normal dan geser, dan
bukan hanya akibat tegangan normal maksimum atau tegangan geser maksimum saja. Jadi, hubungan
antara tegangan normal dan geser pada sebuah bidang keruntuhan dapat dinyatakan dalarn bentuk berikut
(Garnbar 9-la).

(9-1)

Garis keruntuhan (failure envelope) yang dinyatakan oleh Persarnaan (9-1) di atas sebenamya berbentuk
garis lengkung seperti terlihat pada Garnbar 9-lb. Untuk sebagian besar rnasalah-masalah mekanika
tanah, garis tersebut culcup didekati dengan sebuah garis lurus yang menunjukkan hubungan linear antara
tegangan normal dan geser (Coulomb; 1776). Persamaan itu dapat kita tulis sebagai berilcut:

't1 = c + <J tan tP (9-2)

dengan
c = kohesi
tP = sudut geser-intemal

Hubungan di atas disebut juga sebagai krileria keruntuhan Mohr-Coulomb.

Sekarang marilah kita bahas makna garis keruntuhan tersebut. Bila tegangan normal dan geser pada
sebuah bidang dalam suatu massa tanah sedernikian rupa sehingga tegangan-tegangan tersebut dapat
Mekaniko Tonoh Jilid 2
2

't

�Bidang ·. '•
• ._s

keruntuhan ; ..
· ·.·- ...

·::_.

lt}

ce

keruntuhan�
Hukum
dari Mohr-Coulomb

_
/--�
� ...._..
.-

A e

Garis keruntuhan
menurut Mohr

T
1 Tegangan oonnal

(b)

Gambar 9-1 Garis keruntuhan menurut Mohr dan hukum keruntuhan dari Mohr-Coulomb.
Bob 9 • Kekuatan Geser Tanah
3

digambarkan sebagai titik A dalam Gambar 9-lb, maka keruntuhan geser tidak akan terjadi pada bidang
tersebut. Tetapi hila tegangan normal dan geser yang bekerja pada suatu bidang lain dapat digambarkan
sebagai titik B (yang tepat berada pada garis keruntuhan), maka keruntuhan geser akan terjadi pada
bidang tersebut. Suatu keadaan kombinasi tegangan yang berwujud titik C tidaklah mungkin terjadi
karena bila titik tersebut tergambar di atas garis keruntuhan, keruntuhan geser pasti sudah terjadi
sebelumnya.

Kemiringan Bidang Keruntuhan Akibat Geser


Pembahasan kita sebelumnya tentang kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb, menyatakan bahwa keruntuhan
geser (keruntuhan akibat geser) akan terjadi bila tegangan geser pada suatu bidang mencapai syarat batas
yang dirumuskan oleh Persamaan (9-2). Untuk menentukan kemiringan bidang keruntuhan dengan bidang
utama besar (major principal plane), marilah kita lihat Gambar 9-2. Bila bidang keruntuhan tersebut
membentuk sudut (} dengan bidang utama besar, menurut ilmu mekanika kita dapat mencari harga tegangan
normal dan geser yang bekerja pada bidang tersebut sebagaimana kita nyatakan dalam Persamaan (8-8)
dan (6-9). Jadi,

cr I +cr 3 cr - cr
+ I __l_
_ COS 2 ()
2 2
dan

Dengan mensubstitusikan kedua persamaan-persamaan sebelumnya ke dalam Persamaan 8-2 akan


menghasilkan

l--0-' ) sin 2 e = c + [( cr 1 � cr
3 ) ( +
cr
1 � cr
3 ) cos 2e ] tan �

atau

(9-3)
sin 28 - cos"e tan �
2

a,

r:· •:· '�' ·.·


::· .' ,,, �rl '!?'/ ; ,.,,. ·: •. '';\;jl
·. . . ..

�? .. : •. �..1..
. ...-:
fi.�·' ..·
·".

0
;.;, '&
• • &;

� .. · . · �. .
.

.\_ : :I •. ::..
.-
r

• f .:t
· ·....

Gambar 9-2 Kemiringan bidang keruntuhan dengan bidang utama besar di dalam tanah
4 Mekoniko Tonoh Jilid 2

Untuk harga-harga cr3 dan c tertentu, kondisi runtuh akan ditentukan oleh harga minimum dari
tegangan utama besar 0'1• Bila harga 0'1 adalah minimum, maka harga (t sin 2 9 - cos2 9 tan �)
· ·

pada Persamaan (9-3) hart�slah maksimum. Jadi,

_!j_
d(:J
(_!_
2
· sin 29 -
2
cos 8 · ta n tP) = 0 (9-4)
a tau

cos2 f) - sin:! e +2 sin f) cos () . tan t/J = 0 (9-5)

Persamaan (9-5) memberikan hubungan baru:

() = 450 + t (9-6)
2
Gambar 9-3 menunjukkan gambaran separuh lingkaran Mohr yang mewakili kondisi tegangan pada
saat keruntuhan pada suatu rnas a tanah. Garis keruntuhan yang dinyatakan oleh persamaan -r1 = c + cr
tan If' me nyinggu ng lingkaran Mohr pada titik X. Jadj, keruntuhan geser yang terjadi pada bidang tertentu
dapat k.ita nyatakan dengan lingkaran berjari-jari OX, dan bidang tersebut haru membentuk kemiringan
sudut 9 = 45° + � terhadap bidang utama besar.
Bila harga () 45° + -!- dimasukkan ke dalam Persamaatt (9-3) dan kemudian disederhanakan,
=

akan menghasilkan

(9-7)

\
\
l \
\\8
c

0
T a, Tegangan normal

Gambar 9-3 Lingkaran Mohr dan garis keruntuhan

Akan tetapi, Persamaan (9-7) tadi juga dapat dengan mudah diturun�an dengan menggunakan lingkaran
Mohr dan ilmu ukur sederhana.

Hukum Keruntuhan Geser pada Tanah Jenuh-Air


Pada tanah jenuh air, besar tegangan normal total pada sebuah titik adalah sama dengan jumlah tegangan
efektifnya ditambah dengan tegangan air pori, atau

O'=cr' +u

Tegangan efektif cr', diterima oleh bagian butiran padat dari tanah. Jadi berdasarkan prinsip mekanika
tanah, Persamaan (9-2) dapat ditulis lagi menjadi

-r1 = c + (cr- u) tan t/J = c + cr' tan t/J (9-8)


Bob 9 • Kekuatan Geser Tanoh 5

Hanya c dari tanah pasir dan lanau anorganik adalah sama dengan nol. Untuk tanah lempung yang
terkonsolidasi-normal, harga c juga dapat dianggap sama dengan nol. Tanah lempung terkonsolidasi-lebih
mempunyai harga c > 0. Sudut geser internal 1/J, kadang-kadang juga disebut sudut geser air teralirkan
(drained angle of friction). Harga-harga 1/J yang umum dijumpai pada tanah diberikan pada Tabel 9-1.

9-2 PENENTU.A:N PARAMETER-PARAMETER KEKUATAN


GESER TANAH Dl LABORATORIUM
Harga parameter-parameter kekuatan geser tanah dapat ditentukan dengan pengujian di laboratorium,
yaitu terutama dengan melakukan dua pengujian pokok uji geser langsung (direct shear test) dan uji
triaksial (test triaxial). Prosedur untuk melakukan masing-masing pengujian tersebut akan kita bahas lebih
terinci pada bagian berikut.

Uji Geser Langsung


Ini adalah· pengujian tertua dan dalam bentuk yang paling sederhana untuk suatu susunan uji geser.
Bentuk gambar diagram dari alat uji geser langsung ini terlihat pada Gambar 9-4. Alat uji tersebut

TABEL 9-1 Harga-harga yang umum dari sudut geser internal


kondisi drained untuk pasir dan lanau

Tipe tanah tXdeg)

Paslr: but/ran bulat

Renggang/lepas 27-30
Menengah 3Q-35
Padat 35-38

Paslr: but/ran bersudut

Renggang/lepas 3Q-35
Menengah 35-40
Padat 40-45

Ker/k/1 bercampur pas/r 34-48

Lanau 26-35

Gaya geser

Kotak geser
dari logam

Gambar 9-4 Diagram susunan alat uji geser Jangsung.


6

terdiri dari sebuah kotak logam berisi sampel tanah yang ak:an diuji. Sampel tanah tersebut dapat berbentuk
penampang bujur sangkar atau lingkaran. Ukuran sampel tanah yang umum digunak:an ialah sekitar 3
sampai 4 inchP (1935,48 sampai 2580,64 mm2) luas penampangnya dan tingginya 1 inchi (25,4 mm).
Kotak tersebut terbagi dua sama sisi dalam arah horisontal. Gaya normal pada sampel tanah didapat
dengan menaruh suatu beban mati di atas sampel tanah tersebut. Beban mati tadi dapat menyebabkan
tekanan pada sampel tanah sampai 150 psi (1034,2 kN/m2). Gaya geser dil,erikan dengan mendorong sisi
kotak sebelah atas sampai terjadi keruntuhan geser pada tanah.
Tergantung dari jenis alatnya, uji geser ini dapat dilak:ukan dengan cara tegangan geser terkendali,
di mana penambahan gaya geser dibuat konstan dan diatur, atau dengan cara tegangan-terkendali di mana
kecepatan geser yang diatur.
Pada uji tegangan-terkendali (stress-controlled), tegangan geser diberikan dengan menambahkan
beban mati secara bertahan, dan dengan penambahan yang sama besar setiap kali, sampai runtuh.
Keruntuhan akan terjadi sepanjang bidang bagi dari kotak metal tersebut. Setelah kita melak:ukan
penambahan beban, mak:a pergerakan geser pada belahan kotak: sebelah atas diukur dengan menggunakan
sebuah arloji ukur (dial gage) horisontal. Perubahan tebal sampel (tanah dengan demikian juga merupakan
perubahan volume sampel tanah tersebut) selama pengujian berlangsung dapat diukur dengan pertolongan
sebuah arloji ukur lain yang mengukur perubahan gerak arah vertikal dari pelat beban.
Pada uji regangan-terkendali (strain-controlled), suatu kecepatan gerak: mendatar tertentu dilak:ukan
pada bagian belahan atas dari pergerak:an geser horisontal tersebut, dapat diukur dengan bantuan sebuah
arloji ukur horisontal. Besamya gaya hambatan dari tanah yang bergeser dapat diukur dengan membaca
angka-angka pada sebuah arloji ukur ditengah sebuah pengukur beban lingkaran (proving ring). Perubahan
volume dari sampel tanah selama uji berlangsung diukur seperti pada uji tegangan terkendali. Pada
Gambar 9-5 dapat dilihat foto sebuah alat uji geser langsung dengan cara regangan-terkendali.

Gambar 9-5 Alat UJi geser langsung dengan cara regangan terkendali (strain-controlled){atas jasa baik dari Sailtest
lnc . Evanston, illionis).
Bob 9 • Kekuatan Geser Tanah
7

Kelebihan pengujian dengan cara regangan-terkendali adalah pada pasir padat, tahanan geser puncak
(yaitu tahanan pada saat runtuh) dan juga pada tahanan geser maksimum yang lebih kecil (yaitu pada titik
setelah keruntuhan terjadi) dapat diamati dan dicatat pada uji tegangan-terkendali, hanya tahanan geser
puncak saja yang dapat diamati dan dicatat. Juga harus diperhatikan bahwa tahanan geser puncak pada
uji tegangan-terkendali besamya hanya dapat diperkirakan saja. Ini disebabkan keruntuhan terjadi hanya
pada tingkat tegangan geser sekitar puncak antara penambahan beban sebelum runtuh sampai sesudah
runtuh. Meskipun demikian, uji tegangan-terkendali lebih menyerupai keadaan sesungguhnya keruntuhan
di lapangan dari pada uji regangan-terkendali.
Pada pengujian tertentu, tegangan normal dapat dihitung sebagai berikut:

Gaya normal
cr = Tegangan normal = .
---
(9-9)
Luas penampang hntang sampel tanah

Tegangan geser yang melawan pergerakan geser dapat dihitung sebagai berikut:

Gaya geser yang melawan gerakan


1 = Tcgangan gcscr =
Luas penampang lintang sampel tana h (9-10)

Dalam Gambar 9-6 kita melihat potongan grafik yang umum tentang hubungan antara tegangan
geser dan perubahan ketinggian (tebal) dari sampel tanah akibat perpindahan geser tanah pasir lepas dan
pasir padat. Pengamatan ini dihasilkan oleh uji regangan-terkendali. Hal-hal umum yang dapat ditarik dari
Gambar 9-6 berkaitan dengan variasi tegangan geser penghambat dan perpindahan geser, yaitu:

1. Pada pasir lepas (renggang), tegangan geser penahan akan membesar sesuai dengan membesamya
perpindahan geser sampai tegangan tadi mencapai tegangan geser runtuh 't Setelah itu, besar tegangan
r
geser akan kira-kira konstan sejalan dengan bertambahnya perpindahan geser.
2. Pada pasir padat, tegangan geser penghambat akan naik sejalan dengan membesamya perpindahan
geser hingga tegangan geser runtuh (maksimum) 't1 tercapai. Harga 't1 ini disebut sebagai kekuatan
geser puncak (peak shear strength). Bila tegangan runtuh telah dicapai, maka tegangan geser
penghambat yang ada akan berkurang secara lambat laun dengan bertambahnya perpindahan geser
sampai pada suatu saat mencapai harga konstan yang disebut kekuatan geser akhir maksimum
(ultimate shear strength).

! PL1sirpncJ.:\I

.,
..
jj

!1aslr lcpt1.5
(rt'ngg:miiJ

/
/

Pergerakan menggeser
,..... /

Gambar 9-6 Diagram tegangan geser versus perubahan tinggi benda uji karena pergerakan menggeser untuk tanah
pasir padat dan renggang (uji geser langsung).
8 Mekaniko Tonoh Jilid 2

Jo r------.---.--,


NC:
20

..
..:
11:
.,
ao
c:

ao
c:

ao 10

\� = 42°

0�----�--�--------�------
---L --------�
0 10 20 30 40
Tegangan normal, a (lb/in2)

Gambar 9-7 Penentuan parameter kekuatan geser untuk tanah pasir sebagai hasil uji geser langsung.

Uji geser langsung biasanya dilakukan beberapa kali pada sebuah sampel tanah dengan bermacam­
macam tegangan normaL Harga tegangan-tegangan normal dan harga 't1 yarig didapat dengan melakukan
beberapa kali pengujian dapat digambarkan pada sebuah grafik dan selanjutnya kita dapat menentukan
harga-harga parameter kekuatan geser. Pada Gambar 9-7 diberikan grafik semacam itu dari sebuah uji
pada tanah pasir kering. Persamaan untuk harga rata-rata garis yang menghubungkan titik-titik dalam
eksperimen tersebut adalah:

't1 = <J tan � (9-11)

(Catatan: c = 0 untuk pasir dan <J = <J ')

Jadi, besar sudut geser adalah

Uji Geser Langsung Kondisi Air Teralirkan (Drained)


pada Pasir dan Lempung Jenuh Air ------

Kotak geser yang berisi sampel tanah pada uji geser langsung umumnya berada di dalam sebuah bejana
yang dapat diisi penuh dengan air untuk menjenuhkan sampel tanah tadi. Uji kondisi air teralirkan
(drained) dapat dilakukan pada suatu sampel tanah jenuh air asalkan kecepatan geser dibuat sangat
perlahan sehingga tegangan air pori yang terjadi dalam sampel tanah dapat diabaikan karena air sempat
mengalir ke luar dari dalam pori-pori tanah tersebut. Air pori dari dalam sampel tanah akan mengalir ke
luar melalui dua buah batuan berpori-pori (porous stone) seperti terlihaf pada Gambar 9-4.
Karena koefisien rembesan tanah relatif besar, maka tegangan air pori yang timbul akibat pembebanan
(normal dan geser) dapat terdisipasi (berkurang akibat air pori dapat merembes keluar) dengan cepat.
Jadi, untuk kecepatan geser yang normal (biasa), kita dapatkan kondisi pengaliran penuh (full-drainage
condition) pada tanah pasir. Harga sudut geser 4J yang kita peroleh dari uji geser langsung pada pasir
jenuh air sebagai akibatnya adalah sama dengan sudut geser sampel tanah tersebut pada saat kering.
Bab 9 • Kekuaton Geser Tanah
9

Harga koefisien rembesan tanah lempung (clay) sangat kecil hila dibandingkan dengan barga koefisien
rembesan tanah pasir. Bila suatu beban diberikan pada sampel tanah lempung, diperlukan waktu yang
cukup panjang agar sampel tanah tersebut terkonsolidasi sepenuhnya - yaitu selama waktu yang diperlukan
untuk mendisapasi tegangan air pori yang teijadi. Berdasarkan alasan tersebut, beban geser pada uji geser
langsung barns dilakukan dengan kecepatan geser yang kecil sekali. Pengujian seperti ini dapat berlangsung
selama 2 sampai 5 bari karena kecilnya kecepatan pergerakan geser. Pada Gambar 9-8 diperlihatkan basil­
basil pengujian geser langsung kondisi air teralirkan (drained) pada tanah lempung terkonsolidasi lebih
(overconsolidated). Pada Gambar 9-9 ditunjukkan plot r.1 versus cr' yang kita basilkan dari pengujian
sejumlah tanah lempung terkonsolidasi normal (normally consolidated) dan terkonsolidasi lebih. Harap
dicatat bahwa <J = cr , dan c = 0 untuk sebuah tanah lempung terkonsolidasi-nonnal.
'

� �------.---,--,
Puncak

--. 400

g
..
Ill
.,
00
c
..
00
a
00

Tegangan
geser
___/
residual
(si sa)

2 3 4
Regang an (strain) geser (%)

Gambar 9-8 Hasil uji geser langsung kondisi drained pada sebuah lanah lempung overconsolidated.

Tanah lempung overconsolidated


t1 = c + u' tan ' (c � 0)
l
Tanah lempung normally
consolidated t 1 = a' tan ' (c = 0)

1
Tegangan normal

Gambar 9-9 Garis kerunluhan tanah lempung yang didapal dari uji geser langsung kondisi drained.
10 Mekanika Tanah Jilid 2

Ulasan Umum tentang Keterandalan Uji Geser Langsung


Uji geser langsung umumnya agak mudah dilakukan, tetapi uji tersebut mempunyai beberapa kelemahan.
Juga keterandalan basil ujinya dapat dipertanyakan (diragukan). Hal ini karena pada uji ini sampel tanah
tidak dapat runtuh pada bidang geser yang terlemah tetapi runtuh sepanjang bidang di antara dua belahan
kotak geser tersebut. Juga distribusi tegangan geser pada bidang geser mungkin tidak merata. Akan tetapi,
biarpun dengan adanya kekurangan-kekurangan tersebut, uji geser langsung tetap merupakan uji yang
· paling mudah dan paling ekonomis untuk tanah-tanah pasir jenuh ataupun kering.

CONTOH 9-1:
Sebuah uji geser langsung dilalrukan pada sampel tanah pasir kering. Ukuran sampel tanah ialah 2 in x 2 in x
0,75 in. Hasil-hasil uji ini adalah sebagai berikut:

No. Gaya Normal Tegangan Normal ·1 Gaya Geser Tegangan Geser •l


Uji lb. a=a ' pada Saat Runtuh pada Saat Runtuh
lb/ft2 lb t, lblf2

1 20 720 12,0 432


2 30 1080 18,3 658,8
3 70 2520 42,1 1515,6
4 100 3600 60,1 2163.6

)
" 0= Gaya normal = (Gaya norma� x 144
Luasan sampellanah (2 in.)(2 in.)
+) t = Gaya geser = (Gaya geser) x 144
1 Luasan sampellanah (2 in.)(2 in.)

Carilah parameter-parameter daari tegangan gesemya.

Penyelesaian:
Harga tegangan geser tf' dari uji tersebut diterakan terhadap tegangan normal pada Gambar 9-10 dan hasilnya
c = 0, � = 32°.
2,5

::;"'
.:::: 2,0

8
� 1,5
-.;
e0
= 1,0
§
1:10
a
1:10
0,5

Gambar 9-10

Tegangan geser (X10' lblft'}

9-3 UJI GESER TRIAKSIAL


Dewasa ini, uji geser triaksial adalah uji yang paling dapat diandalkan untuk menentukan parameter
tegangan geser. Uji ini telah digunakan secara lu�s untuk keperluan pengujian biasa ataupun untuk
keperluan riset. Gambar skematik dari uji ini diberikan pada Gambar 9-11.
Pada uji ini umumnya digunakan sebuah sampel tatlah kira-kira berdiameter 1,5 inchi (38,1 mm)
dan panjang 3 inchi (76,2 mm). Sampel tanah (= beflda uji) tersebut ditutup dengan membran karet yang
tipis dan diletakkan di dalam sebuah bejana silinder dari bahan plastik (atau juga gelas) yang kemudian
bejana tersebut diisi dengan air atau larutan gliserin. Di dalam bejana, benda uji tersebut akan mendapat
_
Bob 9 • Kekuatan Geser Tanah 11

K� ul� pcn&m�tlf\1
l<"kun:.IJ iorl
'""-""�:J
;m kduar .u.�ul 'llh-tUII:
mengukur ltk:m11-n
air pori

Gambar 9-1 1 Skema ala! Triaksial (dari Bishop and Bjerrum, 1 960)

tekanan hidrostatis. (Catatan: untuk media penekan dapat juga digunakan udara). Untuk menyebabkan
terjadinya keruntuhan geser pada benda uji, tegangan aksial (vertikal) diberikan melalui suatu piston
vertikal (tegangan ini biasanya juga disebut tegangan deviator). Pembebanan arah vertikal dapat dilakukan
dengan dua cara:

a) Dengan memberikan beban mati yang berangsur-angsur ditambah (penambahan setiap saat sama)
sampai benda uji runtuh (deformasi arah aksial akibat pembebanan ini diukur dengan sebuah arloji
ukur/dial gage);
b) Dengan memberikan ��iormasi arah aksial (vertikal) dengan kecepatan deformasi yang tetap dengan
bantuan gigi-gigi mesin atau pembebanan hidrolis. Cara ini disebut juga sebagai uji regangan­
terkendali. / '· .

Beban aksial yang diberikan diukur dengan bantuan sebuah proving ring (lingkaran pengukur beban)
yang berhubungan dengan piston vertikal.
Juga alat ini dilengkapi dengan pipa-pipa untuk mengalirkan air ke dan dari dalam sampel tanah di
mana pipa-pipa tersebut juga berguna sebagai sarana pengukur tegangan air pori (pada kondisi uji). Ada
tiga tipe standar dari uji triaksial yang biasanya dilakukan:
1. Consolidated-drained test atau drainde test (CD test)
2. Consolidated-undrained test (CU test)
3. Unconsolidated-undrained test atau undrainded test (UU test)

Cara umum dan prakteknya untuk masing-masing pengujian di atas pada tanah-tanah jenuh air akan kita
bahas lebih terinci pada bagian berikut ini.

Uji Air-Teralirkan Terkonsolidasi (Consolidated-drained Test)


Pada pengujian ini, benda uji ditekan dari segala arah dengan tekanan penyekap (confining pressure) cr3,
dengan cara memberikan tekanan pada cairan di dalam silinder (Gambar 9-12a). Setelah tekanan penyekap
cr3 d. i l akukan, tegangan air pori dalam bend.a uji naik menjadi u<. Kenaikan tegangan air pori ini dapat
dinyatakan dalam bentuk parameter tak-berdimensi
u
8 = _c
(9-12)
12 Mekanika Tanah Jilid 2

a,

(u )

Gambar 9-12 Uji triaksial kondisi Consolidated-drained (a) benda uji dalam kondisi menerima hanya tekanan penyekap
(tekanan sel),(� pemberian tegangan deviator.

dengan
B = parameter tegangan pori oleh Skempton (Skempton, 1954)

Untulc tanah-tanah yang jenuh air, B sama dengan 1,0. Sekarang bila hubungan dengan pipa aliran
(drainage) tetap terbuka, akan terjadi disipasi akibat kelebihan tegangan air pori, dan kemudian terjadi
konsolidasi. Lama ke1amaan, uc mengecil menjadi nol. Pacta tanah-tanah yang jenuh air, perubahan
volume dari benda uji (dV) yang terjadi selama proses konsolidasi dapat ditentukan dari besamya
volume air pori yang mengalir ke luar (Gambar 9-13a). Beban tegangan deviator, dCJ"' pacta benda uji
ditambahkan dengan lambat sekali (kecepatan penambahan beban sangat kecil) seperti terlihat pacta
Gambar 9-12b. Selama pengujian ini, pipa a1iran air dibiarkan tetap terbuka dengan demikian penambahan
beban tegangan deviator yang sangat perlahan-lahan tersebut memungkinkan terjadinya disipasi penuh
dari tegangan air pori sehingga dapat diciptakan dud = 0 selama pengujian.
Sebuah contoh yang umum dari variasi tegangan deviator terhadap pertambahan regangan pacta
tanah pasir renggang dan pacta tanah lempung yang terkonsolidasi-normal diberikan pacta Gambar 9-13.
Gambar 9-13d menunjukkan hal yang serupa untuk tanah pasir padat dan tanah lempung terkonsolidasi­
lebih. Perubahan volume benda uji, d V"' yang terjadi selama pemberian beban tegangan deviator untuk
beberapa macam jenis tanah diberikan pacta Gambar 9-13c dan e.
Karena tegangan air pori yang terjadi selama uji dapat sepenuhnya terdisipasi, maka kita hasilkan

tegangan penyekap total dan efektif = cr3 = cr3'


dan

Pacta suatu uji triaksial, cr1 ' adalah tegangan efektif utama besar (major principal stress) pacta saat
terjadi keruntuhan dan CJ3' adalah tegangan efektif utama kecil (minor principal stress) pacta saat terjadi
keruntuhan.
Pengujian yang sama pacta sanipel tanah dapat dilakukan beberapa kali dengan tekanan penyekap cr3
yang berbeda-beda. Bila harga tegangan-tegangan utama besar dan kecil pacta setiap uji tersebut dapat
diketahui, maka kita dapat menggambar lingkaran-lingkaran Mohr-nya sekaligus didapat pula garis
keruntuhannya (failure envelope). Pacta Gambar 9-14 ditunjukkan bentuk garis keruntuhan untuk tegangan­
tegangan efektif dari pengujian pacta tanah pasir dan tanah lempung terkonsolidasi-normal. Koordinat titik
singgung garis keruntuhan dengan lingkaran Mohr (yaitu titik A) menunjukkan besamya tegangan-tegangan
(normal dan geser) pacta bidang keruntuhan dari sampel tanah yang diuji.
Bob 9 • Kekuatan Geser Tanah
13

Mcngembang

:::.. ·
� �------��
Wnktu
(6cr)1

Menyusut
(u) Regangnn aksinl
Mengenobang

..
b
<l

/
Regangan aksial
Regangan aksial
[b) ...

Mcnyusut
Mengcmbn11g
Gambar 9-1 3 Uji triaksial kondisi Consolidated­
drained: (a) perubahan volume dari benda uji akibat
tegangan penyekap sel; (� diagram tegangan
:::."
.
deviator lawan regangan arah vertikal untuk tanah
<l
Regnngan aksial
pasir renggang (lepas) dan untuk tanah lempung
terkonsolidasi normal; (q perubahan volume dari
pasir renggang dan lempung terkonsolidasi normal

'----
selama pembebanan tegangan deviator; (oj diagram
tegangan deviator lawan regangan arah vertikal
untuk pasir padat dan tanah lempung terkonsolidasi
'Menyusut (c) lebih; ( e) perubahan volume dari pasir padat dan
lempung terkonsolidasi lebih tegangan deviator.
cri

cr, - a,
Garis keruntuhan

I
""'
regnngan total
dan efektif
"'
..
.,
., t1 = cr' t11n �
QQ
c
"
;(
QQ
c �-
"
OQ
a;

...... \
\

I� \
\

cr, = a,' a, =a, '


\� Tegangan nonnal
(6a•)J

I· (6cr)1 ·I
Gambar 9-1 4 Baris keruntuhan untuk tegangan efektif dari uji cara drained pada pasir dan lempung terkonsolidasi
normal.
14

Kondisi terkonsolidasi-lebih pada benda uji akan teljadi bila suatu sampel tanah lempung yang pada
'
mulanya dikonsolidasi dengan tekanan penyekap sebesar ac (= ac ) dan kemudian dibolehkan mengembang
'
dengan menurunkan tegangan penyekap menjadi a3 (= CJ3 ) . Garis keruntuhan yang kita hasilkan dari
uji triaksial kondisi air teralirkan pada sampel tanah lempung terkonsolidasi-lebih akan membentuk
cabang (ab dan be pada Gambar 9-15). Cabang ab mempunyai sudut yang lebih kecil dan memotong
sumbu vertikal pada suatu harga sebesar harga kohesi dari tanah ter.>ebut. Persamaan tegangan geser
untuk cabang garis tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

Cabang be dari garis keruntuhan tersebut merupakan cabang kondisi terkonsolidasi-normal dari tanah dan
persamaannya ialah 't1 = CJ' dan fP.
Pelaksanaan uji triaksial dengan metode air teralirkan-terkonsolidasi (consolidated-drained) pada
tanah lempung biasanya memerlukan beberapa hari untuk setiap benda uji. Hal ini karena kecepatan
penambahan tegangan deviator lambat sekali agar dapat menghasilkan kondisi air teralirkan sepenuhnya
dari dalam benda uji. Inilah sebabnya mengapa uji triaksial cara CD tidak umum dilakukan (uji CU dan
UU lebih disukai).

Suatu uji triaksial cara air teralirkan-terkonsolidasi (CD) dilakukan pada tanah lempung terkonsolidasi-normal.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
cr3 = 276 kN/m2
(D.crd) = 276 kN/m2
J
Tentukan:
a) Sudut geser, tP
b) Sudut (} yang merupakan sudut antara bidang keruntuhan dengan bidang utama besar (major principal plane).
Tegangan normal cr' dan tegangan geser 't pada bidang keruntuhan.
1
c)

Untuk tanah terkonsolidasi-normal, garis keruntuhan mempunyai persamaan.

't
1
= cr' tan lP

Pada uji triaksial baik tegangan utama besar maupun kecil pada saat terjadi keruntuhan adalah:

cr 1 ' = cr, = cr3 + (D.cr)1 = 276 + 276 = 552 kN/m2

...

0
Oil ,
Terkonsolidasi lebih Terkonsolidasi normal
"
"'
Oil
"
"'
Oll

lP, ....- -

Ta
c
'' /
� � ----
3
----------��------------
a =a'
---
0'] = a Tegangan normal 1 1
(l'1c = (JC

r �Hi
Bob 9 • Kekuatan Geser I unot• 15

dan

a) Lingkaran Mohr dan garis keruntuhan dapat dilihat pada Gambar 9-16, di mana

AB
sin � -=

OA

a tau
· '
al - a 552 - 276
3
sin lP · ' 0,333
a� + a3 552 + 276
� 19, '+5 °

b) (} = 4 5° + t = 45 ° + 19· 4 5 =
54 73°
2 2 __
.

c) Dengan menggunakan Persamaan (6-8) dan (6-9)

'
a (pada bidang keruntuhan)
2 2
dan · ·
a - a
3
't = 1 sin 29
f 2
' '
Dengan memasukkan harga a1 =
552 kN/m\ a3 = 276 kN/m2, dan (} = 54,73° di atas akan kita dapatkan

ro' (Ho,·

Untuk uji triaksial pada Contoh 9-2 di atas:


a) Tentukan besamya tegangan normal efektif yang bekelja pada bidang di mana terdapat tegangan geser maksimum.
b) Terangkan mengapa keruntuhan geser terjadi pada bidang dengan 9 = 54 ,73° tetapi tidak pada bidang yang
mempunyai tegangan geser maksimum.
16 Mekanika Tanah Jilid 2

Penyelesalan:
Bagian a
a) Dari Persamaan 6-9 dapat dibuktikan bahwa tegangan geser maksimum (terbesar) terjadi pada bidang dengan
sudut 9 = 45°. Dari Persamaan (6-8).
a ' + a , (a , - a '
I
a' = I 3
) 29
+ 3 COS
2 2
Dengan memasukkan 9 45° di atas didapat =

+
= 552 2 276 552 -2 276 cos
a' + 414 kN/m2 90

Bag/an b
b) Tegangan geser yang dapat menyebabkan keruntuhan pada bidang 9 = 45° ia1ah
't1
= tan 1/J = 414 tan (19,45) = 146,2 kN/m2
a'

Akan tetapi, tegangan geser yang timbu1 pada bidang tersebut ada1ah
' '
't
= 2 sin 29 = 552 -2 276 sin 90 = 138 kN m2
- a I
a
, __
__,_ _,3
'-

't = < 'tf


Karena 138 kN/m2 146,2 kN/m2 = maka benda uji tersebut tidak mengalarni keruntuhan pada bidang
di mana bekerja tegangan geser maksimum.
CONTOH 9-4:
dari
Dua buah benda uji tanah 1empung yang sarna mu1a-mu1a dikonso1idasi dengan tegangan penyekap sebesar 600
air
kN/m2• Kemudian kedua benda uji tersebut diuji dengan cara teralirkan-terkonsolidasi (triaksial) dengan tekanan
penyekap yang berbeda dan jauh lebih keci1 dari tegangan penyekap mula-mula di atas. Hasil kedua uji tadi adalah
sebagai berikut:
Benda uji 1 100 kN/m2
a3 =

410,6 k:N/m2
(�a) =
J
Benda uji 2 = 50 k:N/m2
a
3
384,37 k:N/m2
(�a) =
J

Tentukan parameter-parameter dari kekuatan geser sampel tanah (lihat Gambar 9-17).
Penyelesaian:
Untulc Benda uji 1, tegangan-tegangan utama pada saat runtuh adalah:
= = 100 k:N/m2
a3' a3

dan
Untuk Benda uji 2, tegangan-tegangan utamanya adalah
= = 50 k:N/m2
a3' a3

dan
Kedua benda uji ini adalah terkonsolidasi-lebih. Jadi, dengan menggunakan hubungan pada Persamaan (9-7)
kita peroleh:
a1 ' a '
3
(
= tan2 45° � ) 2c tan 45 � ) + + ( +

Jadi, untuk Benda uji 1.


510,6 = 100 tan 2 45° � ) ( tan 45° � )
+ + 2c ( +
(9- 14a)
Bob 9 • Kekuoton Geser Tonoh 17

Gambar 9-17

dan untuk Benda uji 2.


434,37 50 ( 45° � ) 2c ( 45°
= tan 2 + + tan + �) (9-1 4b)
Bila Persamaan 9-14a dilrurangi Persamaan 9-14b didapat:

76,23 50 ( 45° � )
= tan
2 +

45 �+ = tan-•
[�76;23 ] 510 =

a tau

Dengan memasukkan t;112 ke Persamaan (9-14a), kita hasilkan


=

510,6 100 (45 1:) 2c tan (45 1:)


=
tan 2 + + +

atau
=
510,6 152,5 2,47c +
=
c 145 kN/m2
Sudut Geser Kondisi Air Teralirkan (Drained) untuk Tanah lempung
Terkonsolidasi Normal (Normally Consolidated Clay) -- ----------
Sudut geser air teralirkan ip, umurnnya mengecil sejalan dengan bertambahnya harga indeks plastis dan
tanah. Keadaan ini terlihat pada Gambar 9-1 8 sebagai hasil laporan dari Kenney ( 1959) untuk sejumlah
tanah lempung. Meskipun titik-titik data masih agak memencar, pola umum akan kecenderungan grafik
kelihatannya memang benar demikian adanya.

!Jji Air-Termampatkan Terkonsolidasi (Consolidated-Undrained Test) --


Uji air-terrnampatkan-terkonsolidasi adalah tipe uji triaksial yang paling umum digunakan. Pada uji ini,
sampel tanah yang jenuh air mula-mula dikonsolidasi dengan fekanan penyekap (confining pressure) yang
sama dari segala penjuru, <J3 dalam bejana berisi fluida. Adanya Q"3 ini menyebabkan terjadi pengaliran
air dari dalam sampel tanah ke luar. Sesudah tegangan air pori akibat pemberian tekanan penyekap telah
seluruhnya terdisipasi (yaitu bila uc = B <J = 0), tegangan deyiator tlcrd pada sampel tanah kemudian
3
ditambah sampai menyebabkan keruntuhan pada sampel tanah tersebut. Selama berlangsungnya fase ini,
hubungan drainase (pengaliran air) dari dan ke dalam sampel tanah harus dibuat tertutup (drainase ini
Mekanika Tanah J1ild 2
18

1 ,0

• tanah asli (undisturbed)

0,8 • tanah teremas (remolded)


0.6 -
1- i s: .
-e- •
� "Jif�
• •
c:

• ;�

Cii • -
0,4 . ... • -
I • • • --


• � -- •

0.2

0
5 10 15 20 30 40 60 80 100 150

Indeks plastis

Gambar 9-1 8 Variasi dari sin qJ terhadap indeks plastis dari sejumlah tanah (dari Kenney, 1 959).

terbuka pada fase konsolidasi). Karena tidak mungkin terjadi pengaliran air, maka pada saat pembebanan
!l.crd ini akan terjadi kenaikan tegangan air pori !l.ud. Selama uji berlangsung diadakan pengukuran terus
menerus terhadap !l.crd dan !l.ud. Kenaikan tegangan air pori !l.ud ini dapat dinyatakan dalam besaran tak
berdimensi yaitu

(9- 1 5)

dengan
A = parameter tegangan pori oleh Shemptou (1954)

Pola umum variasi dari !l.crd dan !l.ud dengan tegangan arah aksial untuk tanah pasir dan lempung
dapat dilihat pada Gambar 9- l 9d, e, f, dan g. Pada tanah pasir lepas (renggang) dan tanah lempung
terkonsolidasi normal, tegangan air pori akan membesar sejalan dengan bertambahnya regangan tadi.
Pada tanah pasir padat dan tanah lempung terkonsolidasi lebih (overconsolidated clay), tegangan air pori
akan membesar dengan bertambahnya regangan sampai pada suatu batas tertentu. Kemudian setelah itu
tegangan air pori menjadi negatif (relatif terhadap tekanan atmosfer). Hal ini karena tanahnya kemudian
mengembang (dilate).
Tidak seperti pada uji air mengalir-terkonsolidasi, harga tegangan total dan tegangan efektif pada uji
air-termampatkan-terkondolidasi tidak sama. Pada uji yang belakangan ini, harga tegangan air pori pada
saat terjadi keruntuhan langsung dapat diukur. Jadi, harga-harga tegangan utama dapat kita analisis
sebagai berikut:

Tegangan utama besar pada saat runtuh (tegangan total):


cr3 + (!l.cr)J = crt
Tegangan utama besar pada saat runtuh (tegangan efektif):
crt - (!l.u)J = crt '
Tegangan utama kecil pada saat runtuh (tegangan total):
(J3
Tegangan utama kecil pada saat runtuh (tegangan efektif):
crJ - (!l.u)J = crJ'
dengan
(!l.u)1 = tegangan air pori pacta saat runtuh.
8ab 9 • Kekuatan Geser ranar- 19

Pasir renggang dan l empu ng


tcrkonsolidnsi nom1al

/ J.),
o""
<J
cr, - u< = O - cr,

l
f
cr,
Regangan aksial

Mengembang

--
Waktu

""
� �------�
Regnngan aksial

Menyusut

Pnsir pad:u dlln lempung


terkonsolidasi lebih
cr, cr,

b
<J
..

I
'T .
Regangan aksial
Gambar 9·1 9 UJi consolidclted·dralned (Tr ak'>ldl): \<�)
"er da UJI r:ldiFI'T• kondisi terken<J tegarqar penvAkap �el .
t1 pen.. :::- ahi.l 1 volt.. re da i benda UJI aklbd! teqanqdr
�enyAkap , ') pembPr1an !Pgarqan dev1ator, ( o)
+
teyanyan lltWidtor vH<;uS regangan aks1al; (e) varia_.,l
Jan •ega"gar- a • pon da•1 tarah selam<J. terk.ena
tl:'gJ.ngan dev1a1v mtt.. K tanah tanah pas.r dan lerpung
terk.Jnsolida&l normal, (� tegangan dev•ator ver%>
reg.,ngar- al(sia.. :11 varias, tekaran a1r po·i akiba: '
peiT'beriar tegangan dev1a'.) pacta pAS!' r-acta: aan � r------
le-npeng terkonsolidasi abih Regangan aksial

--

Rumus di atas juga menunjukkan bahwa


(J I - (J3 = (J 1 - (J31
I

Di sini kit3 dapat melakulcan beberapa pengujian dengan sampel tanah yang berbeda, dengan tegangan
penyekap dibuat berbeda-beda untuk menentukan parameter kekuatan geser tanah tersebut. Pada Gambar
9-20 ditunjukkan keadaan lingkaran Mohr untuk tegangan total dan efektif pada saat runtuh yang didapat
dari uji triaksial kondisi air termampatkan-terkonsolidasi (consolidated-undrained) pada tanah pasir dan
20 Mekoniko Tonoh Jilid 2

tanah lempung terkonsolidasi normal. Perhatikan bahwa lingkaran A dan B adalah lingkaran Mohr untuk
tegangan total yang dihasilkan pengujian terhadap dua buah benda uji. Lingkaran-lingkaran C dan D
adalah lingkaran Mohr untuk tegangan efektif berturut-turut dari lingkaran A dan B. Diameter lingkaran
A dan C adalah sama, demikian juga dengan B dan D.

Pada Gambar 9-20, garis keruntuhan dari tegangan total kita peroleh dengan menarik sebuah garis
yang menyinggung semua lingkaran-lingkaran Mohr untuk tegangan total. Untuk tanah pasir dan tanah
lempung terkonsolidasi normal, garis tersebut kira-kira akan berupa garis larus yang memotong pusat
sumbu dan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

't1 =cr tan 1/)(, u) (9-16)


dengan
cr tegangan total
1/J<cu) = sudut yang dibentuk oleh garis keruntuhan tegangan total dengan sumbu tegangan
normal, sudut ini juga dikenal sebagai sudut tahanan geser kondisi air termampatkan­
terkonsolidasi (consolidated-undrained).

Tetap pada Gambar 9-20, garis keruntuhan yang menyinggung semua lingkaran-lingkaran Mohr
untuk tegangan efektif dapat dinyatakan dengan persamaan -c1 = cr' tan 1/J di mana hal ini serupa dengan
yang telah didapatkan dari uji air teralirkan-terkonsolidasi (lihat Gambar 9-14).
Pada tanah-tanah lempung yang terkonsolidasi lebih, garis keruntuhan tegangan total yang didapat
dari uji air termampatkan-terkondolidasi akan mempunyai bentuk seperti yang terlihat pada
Gambar 9-21. Garis lurus a 'b ' dapat dinyatakan dalam persamaan:

(9- 1 7)

dan garis lurus b 'c ' akan mempunyai hubungan seperti pada Persamaaan 9-16. Garis keruntuhan Mohr
untuk tegangan-tegangan efektif akan hampir serupa dengan Gambar 9-2 1.
Uji air teralirkan-terkonsolidasi pada tanah lempung sangat memakan waktu. Oleh karena itu, kita
akan menggunakan uji air termampatkan terkonsolidasi dengan pengukuran tegangan air pori agar
mendapatkan parameter kekuatan geser tanah kondisi air teralirkan (drained). Karena hubungan drainase
dari dan ke dalam sampel tanah tidak memungkinkan selama pembebanan tegangan deviator, uji ini dapat
dilaksanakan relatif agak cepat.

..
"
"' Garis keruntuhan
"
Oil tegangan total
c
"' t1 = cr tan rp "
Oil ( >
c
"' Tegangan normal
Oil
Garis keruntuhan

tegangan efektif
t1 = cr' tan rp

\
\B
I
r:ll cr, Tegangan normal

Gambar 9-20 Garis keruntuhan tegangan total dan efektif untuk uji triaksial kondisi consolidated-undrained.
Bob 9 • Kekuatan Geser Tanah 21

c'

Tegangan nonnal

Gambar 9-21 Garis keruntuhan tegangan total dari uji (triaksial) consolidated-undrained pada tanah lempung terkonsolidasi
lebih

Parameter tegangan air pori A, dari Skempton telah dinyatakan pada Persamaan (9-1 5). Pada saat
runtuh, parameter A dapat ditulis sebagai

(Au)t
A
=
A
=
(9-1 8)
t (Acrd ) f
Rentang harga A1 untuk sebagian besar tanah lempung umurnnya adalah sebagai berikut:
Tanah lempung terkonsolidasi normal (normally consolidated) : 0,5 sampai 1 ,0
Tanah lempung terkonsolidasi lebih (over consolidated) : -0,5 sampai 0

Harga A1 untuk tanah lempung terkonsolidasi normal diberikan pada Tabel 9-2. Harga-harga tersebut
adalah basil yang didapat oleh The Norwegian Geotechnical Institute.

CONTOH 9-5:
Sebuah benda uji dari tanah pasir jenuh air diberi tekanan penyekap (confining pressure) sebesar 60 lb/in2•
Kemudian tcgangan aksial dinaikkan tanpa memperbolehkan terjadinya drainase (dari dan ke dalam benda uji) .
Benda uji tersebut mencapai keruntuhan pada saat tegangan aksial mencapai 50 lb/in2• Tegangan air pori pacta saat
runtuh adalah 41,35 lb/in2•

TABEL 9-2 Hasil uji triaksial dari beberapa tanah lempung terkonsolidasi normal oleh The Norwegian Geotechnical
Institute

Lokasi Batas Batas lndeks Kesen- Sudut A,


cair plastis kecairan sitifan geser drained
�. (derajat)
Seven Sisters, Canada 127 35 0,28 19 0,72
Sarpborg 69 28 0,68 5 25,5 1,03
Lilla Edet, Swedia 68 30 1,32 50 26 1,10
Fredrikstad 57 22 0,63 6 27 1,00
Lilla Edet, Swedia 63 30 1,58 50 23 1,02
Gota River; Swedia 60 27 1,30 12 28,5 1,05
Gota River, Swedia 60 30 1,50 40 24 1,05
Oslo 48 25 0,87 4 31,5 1,00
Trondheim 36 20 0,50 2 34 0,75
Drammen 33 18 1,08 8 28 4,18

•Atter Bjerrum dari Simons (1960)


'Lihat Subbab 9-7 untuk definisi dari kesensitifan
Mekoniko Tonoh Jilid 2
22

Garis keruntuhan
tegangan total

4J(c•)

18,65 110
Tegangan normal (lb/in2)

Gambar 9-22

Tentukan:
a) sudut tahanan kondisi air-termampatkan-terkonso1idasi geser (consolidated-undrained)
b) Sudut geser kondisi air teralirkan tfl.

Penyelesaian:
Bagian a
Pada saat runtuh, 0'3 = 60 1b/in2
0'1 = 0'3 + (!!a)1 = 60 + 50 = 1 10 1b/in2

Dari Gambar 9-22.


AB 0'1
sin q,(cu) =
OA cr1
1 10 - 60
0, 294
1 10 + 60

atau
tfJ(cu) = 17,1o

Bagian b
0'3' = 0'3 - ( tlu)1 = 60 - 41,35 = 1 8,65 1b/in2
0'1' = 0'1 - ( tlu)1 = 110 - 41 ,35 = 68,65 1b/in2

sin =
A'B' 0t' - cr3' 68, 65 - 1 8, 65
OA' cr1' + cr3' 68,65 + 1 8, 65

_22._ =
0 5727
'

87, 3
atau

UJI AIR-TERMAMPATKAN-TAK TERKONSOLIDASI


(UNCONSOLIDATED-UNDRAINED)
Pada uji air-termampatkan-tak terkonsolidasi, kita tidak diizinkan mengalirkan air dari dan ke benda uji
selama memberikan tekanan sel 0'3• Benda uji tadi kita uji sampai runtuh dengan memberikan tegangan
Bob 9 • Kekuatan Geser Tanah 23

deviator !:!..CJd, (di arah aksial) tanpa memperbolehkan pengaliran air (dari dan ke dalam benda uji). Karena
pengaliran air tidak dapat terjadi di kedua tahap tersebut, maka uji ini dapat diselesaikan dengan cepat.
Karena adanya tegangan sel (= tegangan penyekap) cr3, tegangan air pori di dalam benda uji tanah
tersebut akan naik menjadi uc (= uatconsoiidatioJ Kemudian tegangan air pori ini akan naik lagi sebesar !:!..ud
akibat dari pemberian tegangan deviator. Jadi, tegangan total air pori di dalam benda uji pada tahap
pemberian tegangan deviator adalah

(9-19)

Dari Persamaan 9-1 2 dan 9-15, uc = Bcr3 dan !:!..ud = A !:!..crd. Jadi
u = Bcr3 + A !:!..CJd = Bcr3 + A(CJ 1 - CJ3) (9-20)

Pacta umurnnya, pengujian ini kita lakukan dengan sampel tanah lempung, dan uji ini menyajikan
konsep kekuatan geser tanah yang sangat penting untuk tanah berkohesi yang jenuh air. Tambahan
tegangan aksial pacta saat tanah mencapai keruntuhan (11cr)1akan praktis selalu sama besarnya, berapapun
besarnya harga tegangan cell (sel) yang ada. Hal ini terlihat pacta Gambar 9-23. Garis keruntuhan untuk
tegangan total dari lingkaran-lingkaran tegangan Mohr berbentuk garis horisontal dan disebut sebagai
garis 1/J = 0 dan
't = c (9-21)
I u

dengan c. adalah kekuatan geser air-termampatkan (undrainde sear strength) yang besarnya sama dengan
jari-jari lingkaran Mohr.
Untuk memperoleh besaran (11cr)1 yang selalu sama berapapun harga tegangan sel-nya, akan kita
bahas berikut ini.
Bila sampel tanah lempung (No. 1) dikonsolidasi pacta tegangan sel sebesar CJ3 dan kemudian
ditekan (geser) sampai mencapai keruntuhan tanpa mengizinkan adanya pengaliran air dari dan ke dalam
benda uji, kondisi tegangan total pacta saat runtuh dapat digambarkan dengan lingkaran Mohr P pacta
Gambar 9-24. Tegangan air pori yang terjadi pada saat runtuh adalah (!:!..u)r Jadi, tegangan-tegangan
efektif utama besar dan kecil pada saat runtuh adalah
cri' = [cr3 + (!:!..cr)/1 - (!:!..u)t = cri - (!:!..u)f
dan
cr3' = CJ3 - (!:!..u)f
Q adalah lingkaran Mohr untuk tegangan efektif utama pada benda uji tersebut. Harap diperhatikan
bahwa diameter dari lingkaran-lingkaran P dan Q tersebut sama.

...


"'
OJl

§
OJl
§
OJl
� Lingkaran-lingkaran
Mohr untuk tegangan
total pada saat runtuh r Garis keruntuhan
IP=O

Tc,

l a,

Gambar 9-23 Lingkaran-lingkaran Mohr untuk tegangan total dan garis keruntuhan (,P = 0) yang didapat dari uji triaksial
unconsolidated-undrained.
24 Mekanika Tanah Jilid 2

...
1;l
..,
01)
c
"'
01)
c
"'
01)
� Lingkaran Mohr untuk
tegangan total pacta saat
runtuh

cr,' a, Tegangan normal


t---(- t.a)1 ----1 1 ----
(t.ad)1----

1-l"---(t.ud)f ___,.,-11
1------ (t. d)f ---·1-1 •
a .. -�---·
t.cr, = tluc -11

Gambar 9-24

Sekarang anggaplah bahwa sebuah sampel benda uji yang lain (No. 2) telah dikonsolidasi dengan
tegangan sel lain sebesar cr3• Bila tekanan sel dinaikkan sebesar ilcr3 tanpa membolehkan terjadinya
pengaliran air, tegangan air pori akan meningkat pula sebesar iluc. Untuk tanah yang jenuh air (saturated)
dan tersekap tegangan secara isotropis, kenaikan tegangan air pori akan sama dengan kenaikan tegangan
total. Jadi, Lluc = ilcr3. Pacta saat ini, tegangan penyekap efektif menjadi 0"3 + Ll0"3- iluc = 0"3 + Ll0"3- Ll0"3
= cr3• Ini akan sama dengan tegangan penyekap efektif untuk benda uji No. 1 sebelum kita memberikan
tegangan deviator. Jadi, bila benda uji No. 2 ditekan sampai mencapai keruntuhan dengan menaikkan
tegangan aksial, maka benda uji tadi akan runtuh pada tegangan deviator yang sama, yaitu (ilcr)f' seperti
pada benda uji No. l . Lingkaran Mohr untuk tegangan total pada saat mencapai keruntuhan adalah R
(Gambar 9-24). Penambahan tegangan pori akibat (ilcr)1 ini adalah (ilu)r
Pacta titik keruntuhan, tegangan efektif utama kecil adalah:

[0"3 + Ll0"3] - [Lluc + (ilu)f] = 0"3 - (ilu)f = 0"3'


dan tegangan efektif utama besar ialah:
[0"3 + Ll0"3 + (ilcr)1] - [Lluc + (Llud)1] = [0"3 + (ilcr)1 - (ilu)1
= 0"1 - (ilu) = 0"1'
t
Jadi, lingkaran Mohr untuk tegangan-tegangan efektif akan tetap sama dengan Q. Di sini diameter lingkaran­
lingkaran P, Q, dan R adalah sama.
Harga ilcr3 untuk benda uji No. 2 dapat dipilih sembarang. Dalam kondisi apapun, tegangan deviator
yang menyebabkan keruntuhan (ilcr)1 akan praktis sama besamya.

9-4 UJI TEKANAN TAK TERSEKAP PADA TANAH LEMPUNG JENUH-AIR


Pengujian ini adalah bentuk khusus dari uji UU yang umum dilakukan terhadap sampel tanah lempung.
Pacta uji ini, tegangan penyekap 0"3 adalah nol. Tegangan aksial dilakukan terhadap benda uji secara
relatif cepat sampai mencapai keruntuhan. Pacta titik keruntuhan, harga tegangan total utama kecil (total
minor principal stress) adalah nol dan tegangan total utama besar adalah cr1 (Gambar 9-25). Karena
kekuatan geser kondisi air-termampatkan dari tanah tidak tergantung pada tegangan penyekap, maka:

(9-22)
Bob 9 • Kekuatan Geser Tanah 25

a,

� Tegangan geser
F Lingkaran Mohr untuk tegangan
total pacta saat runtuh

1---;:,----4- Tegangan normal


cr, = q.

Gambar 9-25

Gambar 9-26 Alat uji tekanan tak tersekap (unconfined-compression)(atas kebaikan jasa Soiltest, Inc. Evanston, lllionois)

q" di atas kita kenal sebagai kekuatan tekanan tanah kondisi tak tersekap. Pada Tabel 9-3 diberikan
perkiraan harga-harga konsistensi tanah lempung berdasarkan harga kekuatan tekanan tak tersekap. Gambar
alat uji tekanan tak tersekap tadi dapat dilihat pada Gambar 9-26.
Secara teoretis, untuk tanah lempung jenuh-air yang sama uji tekanan tak tersekap mampu dalam
kondisi air termampatkan-tak terkendali (Unconsolidated-undrained) akan menghasilkan harga c. yang
sama. Tetapi pada kenyataannya pengujian unconfined compression pada tanah lempung jenuh-air biasanya
menghasilkan harga c" yang sedikit lebih kecil dari harga yang didapat dari pengujian UU. Fakta ini dapat
didemonstrasikan pada Gambar 9-27.
Mekanika Tanah Jilid 2
26

TABEL 9-3 Hubungan umum antara konsistensi tanah dengan kekuatan tanah
lempung dari Test Unconfined Compression

qtl
Konsistensi
ton/ft2 kN/m2•

Sangat lunak 0 0 25
- , 0 - 23,941124
Lunak 0,25 - 0,5 24 - 48
Menengah 0,5 - 1 48 - 96
Kaku 1 -2 96 - 192
Sangat kaku 2 -4 192 -383
Keras >4 > 383

*Faktor konversi: 1 lb/ft2 = 47,88 kN/m2•


Harga-harga dibulatkan ke angka terdekat.

//
Garis keruntuhan tegangan
total secara teoritis
Garis keruntuhan tegangan
total secara yang sesungguhnya
-----

0 cr, cr, = q• cr,

Gambar 9-27 Perbandingan hasil uji tekanan tak tersekap unconfined-compression dan unconsolidated-drained dari
tanah lempung jenuh air. ( Catatan: Lingkaran Mohr no.1 adalah dari uji tekanan tak tersekap; lingkaran Mohr no.2
dan 3 adalah untuk test triaksial unconsolidated-undrained)

9-5 U LASAN UMUM TENTANG UJI TRIAKSIAL ______________

Pandangan umum tentang uji triaksial dapat diberikan sebagai berikut:


1 . Berlawanan dengan keadaan uji geser langsung (direct shear test), bidang keruntuhan pada benda uji
dalam uji triaksial tidak dapat ditentukan sebelumnya.
2. Dari berbagai diskusi tentang bermacam-macam uji triaksial, telah jelas bahwa kekuatan geser dari
tanah tergantung pada besamya tegangan air pori yang terjadi selama uji berlangsung. Tegangan air
pori akan berkurang dan menghilang akibat adanya aliran air (drainase) dari dan ke dalam benda
uji. Di lapangan, kekuatan geser tanah juga akan tergantung dari kecepatan pembebanan dan kondisi
pengaliran air.
Pada kondisi di lapangan untuk tanah berbutir, kondisi pengaliran air jenuh akan terjadi bila
kecepatan pembebanan adalah sedang. Untuk kasus seperti ini, yang menentukan kekuatan tanah
ialah parameter-parameter kekuatan geser tanah kondisi air teralirkan. Sebaliknya untuk tanah-tanah
lempung terkonsolidasi normal (k = I 0-{i cm I det), waktu yang diperlukan untuk mengecilkan
tegangan air pori yang timbul karena adanya tambahan beban bangunan di atasnya (misalnya akibat

Anda mungkin juga menyukai