26
TABEL 9-3 Hubungan umum antara konsistensi tanah dengan kekuatan tanah
lempung dari Test Unconfined Compression
qtl
Konsistensi
ton/ft2 kN/m2•
Sangat lunak 0 0 25
- , 0 - 23,941124
Lunak 0,25 - 0,5 24 - 48
Menengah 0,5 - 1 48 - 96
Kaku 1 -2 96 - 192
Sangat kaku 2 -4 192 -383
Keras >4 > 383
//
Garis keruntuhan tegangan
total secara teoritis
Garis keruntuhan tegangan
total secara yang sesungguhnya
-----
Gambar 9-27 Perbandingan hasil uji tekanan tak tersekap unconfined-compression dan unconsolidated-drained dari
tanah lempung jenuh air. ( Catatan: Lingkaran Mohr no.1 adalah dari uji tekanan tak tersekap; lingkaran Mohr no.2
dan 3 adalah untuk test triaksial unconsolidated-undrained)
beban pondasi) mungkin akan lama sekali. Untuk hal ini, kondisi air termampatkan mungkin tetjadi
baik selama melaksanakan peketjaan kontribusi maupun setelah peketjaan tadi selesai dilaksanakan.
Jadi, kondisi t/> = 0 mungkin lebih tepat bagi kasus tanah lempung tersebut.
3. Uji triaksial tentu saja lebih sukar dan mahal dilakukan dibanding dengan uji geser langsung.
Hasil pengujian triaksial dapat digambarkan dengan diagram yang disebut garis kedudukan tegangan.
Garis kedudukan tegangan ini adalah garis yang menghubungkan titik-titik kedudukan dari keadaan
tegangan yang dialami oleh suatu sampel tanah selama pengujian berlangsung. Ada beberapa cara untuk
menggambarkannya, tetapi pada bagian ini kita hanya membahas dua cara saja.
dengan
dan
a
'
= 2c tan 45 +[ (t)] = 2c -Jtan b' (9-25)
Diagonal ruang
0'1'
= cr3'
T'
a
1 ��------�
Tegangan utama efektif kecil, <13'
Gambar 9-28 Garis kedudukan tegangan (stress path) - diagram dari cr,' versus a; untuk sampel tanah yang diuji
dengan uji triaksial kondisi consolidated-drained dan consolidated-undrained ..
Mekanika Tanah Jilid 2
28
Jadi, dari grafik cri' vs. cr3', garis keruntuhan merupakan garis lurus yang membentuk sudut b' dengan
garis horisontal. Perpotongan garis keruntuhan dengan sumbu ordinat (yaitu sumbu cri') adalah di a',
seperti terlihat pacta Gambar 9-28.
Untuk uji triaksial kondisi air teralirkan-terkonsolidasi (consolidated-drained) di mana tegangan
tegangan penyekap adalah isotropis seperti yang telah kita bahas sebelumnya pada permulaan dari pemberian
tegangan deviator (arah aksial) terjadi kondisi sebagai berikut:
Tegangan efektif utama besar pada sampel tanah:
cr3' = cr3
Tegangan efektif utama kecil pada sampel tanah:
Keadaan tegangan-tegangan pada sampel tanah tersebut dapat diwakili oleh titik I yang terletak pada
diagonal ruang di Gambar 9-28. Bila tegangan deviator sedikit demi sedikit dinaikkan, sedang pada saat
itu tegangan penyekap cr3' (= cr3) ditahan konstan, maka harga-harga tegangan efektif utama besar dan
kecil pacta setiap tahap pengujian dapat digambarkan sebagai titik J pada Gambar 9-28. Titik ini terletak
di atas titik I. Bila semua titik-titik kedudukan yang mewakili kondisi tegangan-tegangan dalam sampel
tanah selama uji air teralirkan-terkonsolidasi dihubungkan, maka akan dihasilkan garis vertikal ID. Titik
D mewakili kondisi pada saat mencapai keruntuhan dengan koordinat titik tersebut. cri' = cr3' + (!!.cr) 1 =
cr3 + (!!.cr)1 dan cr3' = cr3. Jadi, garis ID di Gambar 9-28 adalah garis kedudukan tegangan untuk sebuah
uji triaksial kondisi air teralirkan-terkendali (consolidated-drained). Bila tegangan deviator pacta mulanya
diberikan secara isotropis dengan kondisi uji triaksial air teralirkan-terkonsolidasi, di mana cri' =cri' = cr3,
gambar garis kedudukan tegangan hanya berupa titik I yang terletak pada diagonal ruang (Gambar 9-28).
Tetapi bila tegangan deviator pada sampel tanah dinaikkan lambat laun tanpa memperbolehkan pengaliran
air maka:
Bila harga-harga cr1' dan cr3' ini digambarkan pada Gambar 9-28 didapatkan gambar garis kedudukan
tegangan IU. Titik U mewakili kondisi pada saat keruntuhan terjadi pada sampel tanah. Jadi, garis IU
mewakili garis kedudukan tegangan untuk uji triaksial isotropis kondisi air termampatkan-terkonsolidasi.
Mengingat bahwa garis OI membentuk sudut 45° dengan horisontal, kita dapat membuktikan bahwa
proyeksi IU ke arah horisontal (yang umumnya juga merupakan perubahan dari cr3') adalah sama dengan
perubahan tegangan air pori selama uji pembebanan geser (pelaksanaan tegangan deviator). Selain itu,
jarak arah vertikal antara titik U dan I adalah sama dengan (!!.crd)f"
Lambe (1964) mengusulkan sebuah tipe garis kedudukan tegangan (stress path) yang menggambarkan
grafik p' dan q'. Hubungan antara p' dan q' adalah sebagai berikut:
' cri' + cr/
p =
2 (9-28)
(9-28)
Bob 9 • Kekuatan Geser Tanah 29
E F'
�/
'
Gambar 9-29 Stress path-diagram q versus p' untuk test triaksial kondisi consolidated-drained pada sebuah tanah
lempung yang terkonsolidasi normal..
dan
(9-29)
Pada kondisi ini, p' dan q' digambarkan sebagai sebuah titik (yaitu titik I pada Gambar 9-29). Pada saat
lainnya selama pembebanan tegangan deviator, cr1' = cr3' + !!crd = cr3 + !!crd; dan cr3' = cr3, lingkaran Mohr
A di Gambar 9-29 menggambarkan kondisi tegangan pada sampel tanah tersebut saat awal pembebanan
tegangan deviator. Harga-harga p' dan q' pada saat ini adalah:
2 2 (9-3 1)
Bila harga-harga p' dan q' ini digambarkan pada Gambar 9-29, titik D ' akan merupakan titik kedudukan
tegangannya, dan titik D' ini berada di puncak lingkaran Mohr-nya. Jadi, apabila harga-harga p' dan q '
pada bermacam-macam tingkat pembebanan tegangan deviator diplotkan dan titik-titik tersebut
digandengkan, akan didapat garis lurus ID. Garis lurus ID ini merupakan garis kedudukan tegangan p'
dan q' pada kondisi air teralirkan-terkonsolidasi dari sebuah uji triaksial. Garis ID ini membentuk sudut
45° dengan horisontal. Titik D mewakili kondisi pada saat mencapai keruntuhan dengan uji triaksial
tersebut. Juga dapat dilihat bahwa lingkaran Mohr B mewakili kondisi tegangan pada saat ia mencapai
keruntuhan.
Untuk tanah-tanah lempung yang terkonsolidasi normal, garis keruntuhan dapat dinyatakan sebagai
garis t1 = cr' tan If>. Garis tersebut adalah garis OF pada Gambar 9-29 Guga lihat Gambar 9-1 4). Garis
keruntuhan yang dimodifikasi dapat dinyatakan dengan garis OF'. Persamaan garis OF' adalah
a, = a,·
Hubungan antara sudut !p dan a dapat ditentukan dengan melihat pada Gambar 9-30 di mana untuk
jelasnya lingkaran Mohr pada saat runtuh (yaitu lingkaran B) juga garis-garis OF dan OF' seperti pada
Gambar 9-29 digambar lagi. Titik-titik 0' sekarang adalah pusat dari lingkaran tersebut.
DO'
= tan a
00'
atau
tan a 2 (9-33)
Kemudian
CO' .
= SIO ip
OO'
atau
sin !p 2 (9-34)
Pada Gambar 9-3 1 ditunjukkan tempat kedudukan titik-titik pada grafik q' dan p' untuk sampel tanah
lempung terkonsolidasi normal, yang dikenakan uji triaksial kondisi air termampatkan-terkonsolidasi
(consolidated-undraned). Pada awal pemberian tegangan deviator, cr1' = cr3' = cr3. Jadi, p = cr3' dan q' =
'
0. Keadaan ini diwakili oleh titik /. Pada tingkat sesudahnya dari pemberian tegangan deviator didapat:
dan
Bob 9 • Kekuatan Geser Tanah 31
·,.
:s
"
1;j
...:
"'
"'
"' F'
Qj)
c
"'
Qj)
c
"'
Qj)
�
V
Lingkaran Mohr
tegangan total
Gambar 9-31 Stress path-diagram q' versus p' untuk sebuah uji triaksial kondisi consolidated-undrained pada tanah
lempung yang terkonsolidasi normal..
Jadi,
(9-37)
dan
cr1' ;_- <JJ' .1crd
q'
= 2
=2 (9-38)
Tempat kedudukan harga-harga p' dan q' digambarkan sebagai titik U' pada Gambar 9-3 1 . Titik-titik
seperti U" mewakilf harga-harga p' dan q ' kemudian selama pengujian berlangsung. Pada saat sampel
tanah mencapai keruntuhan didapat:
(9-39)
dan
(.1<Jd) f
q' =
(9-40)
2
200r---------,
-.--- ,-------,----�
�
"'
E
�N
--
3
100
-,.-
400
' '
Gambar 9-32 Stress path dari tanah lempung Lagunillas-diagram q dan p yang didapat dari uji triaksial kondisi
consolidated-undrained pada sejumlah benda uji {digambar kembali menurut Lambe, 1964).
32 Mekanika Tanah Jilid 2
Harga-harga p' dan q ' dari Persamaan 9-39 dan 9-40 di atas akan tergambar sebagai titik U. Jadi, garis
kedudukan untuk tegangan -tegangan efektif dari suatu uji consolidated-undrained dapat digambarkan
sebagai kurva /U' U. Titik U ini akan t�rletak pada garis keruntuhan OF' (seperti pada Gambar 9-30) yang
membentuk sudut a dengan horisontaL Pada Gambar 9-32 diberikan beberapa garis kedudukan tegangan
dari basil uji triaksial pada tanah lempung Lagunillas. Lambe (1964) telah memaparkan suatu teknik
untuk mengevaluasi penurunan elastis dan konsolidasi dari sebuah pondasi di tanah lempung dengan
menggunakan garis kedudukan tegangan (stress path) yang dihasilkan dengan cara tersebut.
CONTOH 9-6:
Diketahui suatu tanah dengan 1/J 22° dan c = 2, I Jb/in2• Uji triaksial kondisi air teralirkan-terkonsolidasi dilaksanakan
=
terhadap sebuah sampel tanah yang sama dengan tegangan penyekap o3 = 20 lb/in2 • Untuk menggambarkan garis
kedudukan tegangan (stress path) dari o 1' dengan o ' lakukanlah hal-hal berikut:
3
a. Gambar diagonal ruangnya.
b. Gambar garis keruntuhan
c. Gambar garis kedudukan tegangan untuk pengujian tersebut.
d. Dari gambar garis kedudukan tegangan di No. c, tentukan besamya tegangan efektif utama (01 ') pacta saat-saat
runtuh.
Penyelesaian:
Bagian a
Gambar diagonal ruang adalah seperti
pacta Gambar 9-33.
D(20, 50, 2)
Bagian b
Dari Persamaan 9-24
= tan 2 [ ( 2; )J
45 +
401
ruang
.J2,2
b-
= (2)(2, 1) = 6,23 lb/ in 2 20 /(20, 20)
I
Dengan a' dan b' diketahui, garis
keruntuhan digambarkan seperti pacta
Gambar 9-33.
Bagian c
Garis kedudukan tegangan ID, dari
uji consolidated-undrained ini
tergambar seperti di Gambar 9-33.
30
Bag/an d
20
Pada tanah-tanah lampung yang terdeposisi (terendapkan) secara alarniah dapat diamati bahwa kekuatan
tekanan tak tersekap berkurang banyak, bila tanah tersebut diuji-ulang lagi setelah tanah tersebut menderita
kerusakan struktural (remolded) tanpa adanya perubahan dari kadar air, sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 9-34. Sifat berkurangnya kekuatan tanah akibat adanya kerusakan struktural tanah tersebut disebut
kesensitifan (sensitivity). Tingkat kesensitifan dapat ditentukan sebagai rasio (perbandingan) antara kekuatan
tanah yang masih asli dengan kekuatan tanah yang sama setelah terkena kerusakan (remolded), bila
kekuatan tanah tersebut diuji dengan cara tekanan tak tersekap. Jadi,
qu (asli)
S = (9-41 )
1 qu (kerusakan)
a,
Tegangan aksial
Gambar 9-34 Kekuatan tekan tak tersekap (unconfined) dari tanah lempung yang asli dan yang telah menderita
kerusakan struktural. Terlalu quick
Bila setelah adanya kerusakan tersebut sampel tanah dibiarkan tidak terusik Guga tanpa adanya
perubahan dari kadar airnya), tanah tersebut akan lambat laun pulih kekuatannya. Peristiwa ini disebut
sebagai thixotrophy. Thixotrophy adalah proses pulihnya kembali kekuatan tanah, yang melemah akibat
kerusakan struktural, sebagai fungsi dari waktu. Hilangnya kekuatan tanah tersebut lambat laun dapat
kembali apabila tanah tersebut dibiarkan beristirahat. Kondisi thixotrophy dapat dilihat pada Gambar
9-36a.
Sebagian besar tanah pada kenyataannya hanya thixotrophy parsial. Artinya bahwa hanya sebagian
saja dari kekuatan tanah yang hilang akibat kerusakan tersebut yang lambat laun dengan beijalannya
waktu akan kembali. Keadaan perubahan kekuatan dengan beijalannya waktu untuk tanah-tanah yang
thixotrophy parsial, dapat dilihat pada Gambar 9-36b. Perbedaan yang ada antara kekuatan tanah mula
mula (asli) dan kekuatan tanah setelah pulih akibat thixotrophy diperkirakan akibat dari struktur partikel
tanah yang tidak sepenuhnya pulih seperti sediakala.
meningkat sejalan dengan membesarnya tekanan timbunan tanah setempat. Shempton (1957) memberikan
hubungan secara statistik antara kekuatan geser air termampatkan tekanan timbunan tanah (p), dan Indeks
Plastis (JP) tanah dengan hubungan sebagai berikut:
%(undisturbed)
s,
qu(remolded)
q,(undisturbed)
1----. ---- - - -- - ------... -- Kekuatan tanah
asli mula-mula
Rusak
Rusak Mengeras
Mengeras Mengeras
Kekuatan tanah
setelah menderita
q,(remolded) kerusakan
Waktu
(a)
Kekuatan tanah
asli mula-mula
Kekuatan tanah
...----, -----
- �----. --- setelah peristiwa
thixotropy
Rusak Rusak
Mengeras
Gambar 9-36 Perilaku dari (a) bahan yang thixotropis, (� bahan yang thixotropis sebagian.