Kondisi 3
Memodelkan proses konsolidasi yang terjadi di lapangan
= bertambah
= bertambah
Besar pertambahan
Nilai modulus elastisitas akan selalu bertambah akibat tanah mengalami penguatan
Pada test triaksial, nilai modulus elastisitas tanah akan selalu berkurang
Kondisi riel di lapangan adalah berdasarkan test triaksial
Pada kondisi ini keruntuhan tidak akan pernah tercapai di lapangan
Lingkaran mohr tidak akan pernah menyentuh selubung keruntuhan
Kondisi 4
= bertambah
= bertambah
Kondisi 5
= konstant
= berkurang
Disebut kondisi lateral ekstension untuk memodelkan kondisi tekanan tanah aktif
Kondisi 6
= Berkurang
= berkurang
Kedua sisi tanah arah horizontal dan vertikal mengalami tarikan
Kondisi 7 (Aksial Ekstension)
= Berkurang
= konstant
Terjadi pada kasus penggalian pada suatu lapisan tanah, yang mengakibatkan kondisi
jangka panjang yang kurang aman
Kondisi 8
= Konstant
= konstant
Kondisi 9
= Konstant
= bertambah
Kasus tekanan tanah passip. Tanah akan terangkat ke arah vertikal akibat penambahan
Daya dukung pondasi tiang pancang yang dipancang pada lapisan tanah pasir akan lebih
besar akibat pemancangan yang dilakukan dibandingkan dengan perhitungan. Hal ini
terjadi karena lapisan tanah pasir mengalami pemadatan akibat pemancangan.
Modulus Elastisitas tanah dalam keadaan undrained, Eu akan lebih besar dibandingkan
dengan pada keadaan drained, Ed. Hal ini karena pada kondisi undrained beban yang
diberikan akan dipikul oleh butiran tanah air,sedangkan pada kondisi drained seluruhnya
akan dipikul oleh butiran tanah. Secara praktis nilai tersebut Ed=(0,6-0,7)Eu
CD-Test
Pada saat pemberian tegangan confining, terjadi perubahan volume pada massa tanah.
Grafik e log p mengalami penurunan
Pada saat pemberian tegangan deviator (tegangan geser) keruntuhan terjadi pada butiran
tanah
Hubungan tegangan deviator-regangan murni terjadi pada butiran tanah
Hasilnya didominasi oleh kekuatan sudut geser dalam tanah ’
CU-Test
Pada saat pemberian tegangan confining, terjadi perubahan volume pada massa tanah.
Grafik e log p mengalami penurunan
Pada saat pemberian tegangan deviator (tegangan geser) keruntuhan terjadi pada massa
tanah
Hubungan tegangan deviator-regangan murni terjadi pada massa tanah
Hasilnya didominasi oleh kekuatan sudut geser dalam tanah dan kohesi (C)
Jika tegangan air pori dapat terukur, parameter efektif tanah dapat dicari
Butiran tanah belum mengalami konsolidasi akibat pemberian tegangan deviator dan
tanah belum diperbaiki
Saat pemberian tegangan geser, tidak ada perubahan volume
UU Test
Selama massa tanah kondisinya jenuh air, pemberian tegangan confining akan dipikul
oleh air. Kenaikan tegangan confining tidak akan menaikkan tegangan deviator
Saat keruntuhan terjadi pada massa tanah
NC-Soil
Tekanan air pori menekan butiran tanah sehingga tanah tidak mengalami penurunan
Penurunan seketika kurang domiman
OC-Soil
Tekanan air pori menarik butiran tanah sehingga tanah tidak mengalami pengembangan
Penurunan seketika cukup domiman dan merupakan masalah yang kritis.
Sensitivitas
Sensitivitas tanah ditentukan sebagai ratio antara kekuatan geser tanah asli (undisturb)
dengan kekuatan tanah setelah terkena kerusakan (remolded)
Rasio kesensitivitasan tanah sebahagian besar tanah lempung berkisar antara 1 sampai
dengan 8. Pada beberapa tanah lempung maritim mempunyai tingkat kesensitivitasan
tanah berkisar antara 10 sampai 80. Ada beberapa tanah lempung tertentu yang akibat
kerusakannya dapat berubah menjadi cairan. Tanah-tanah seperti ini sebahagian besar
dijumpai di daerah Amerika Utara dan daerah semenanjung Scandinavia yang dulunya
tertutup oleh lapisan es. Tanah lempung seperti ini dinamakan ”quick” clay. Kehilangan
kekuatan adalah pada tanah dapat terjadi karena memang sudah ada perubahan-perubahan
yang berarti dari struktur dari struktur dasar partikel tanah asli selama berlangsungnya
proses sedimentasi dari tanah tersebut pada mulanya. Kasus-kasus tanah ini banyak
menimbulkan permasalahan pada saat pembangunan
Keruntuhan pada suatu material akibat kombinasi kritis antara tegangan normal dan
geser. Buka hanya akibat tegangan normal maksimum ataupun tegangan geser
maksimum.
Contoh hubungan tegangan-regangan pada beberapa material
Tanah pada umumnya bersifat ductile apakah berupa work hardening ataupun work
softening. Prilaku work hardening umumnya terjadi pada material pasir padat ataupun
lempung yang over konsolidasi. Prilaku work softening umumnya akan terjadi pada
material pasir lepas ataupun lempung normal konsolidasi
dan
dan
Ko, koefisient tekanan tanah lateral awal merupakan perbandingan
antara tegangan arah horizontal dengan arah vertikal sebelum tanah
diberikan tegangan geser
.
Ko ini bisa dinyatakan dalam bentuk tegangan efektif maupun
dalam bentuk tegangan total.
Untuk tanah normal konsolidasi, nilai ko<1 sedangkan untuk tanah
over konsolidasi nilai ko>1.