Anda di halaman 1dari 5

Kekuatan geser suatu massa tanah merupakan perlawanan internal tanah tersebut

persatuanluas terhadap keruntuhan atau pergeseran sepanjang bidang geser tanah


yang dimaksud.

Faktor yang mempengaruhi kekuatan geser tanah


Strength anisotropiy, type of test

1. Direct Shear test (Kotak geser)


 Biaya pengujian lebih murah, Pengujian lebih cepat, tekanan air pori tidak dapat
terukur, keruntuhan sample tanah pada lokasi yang telah ditentukan
 Tegangan geser yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan Tri aksial test
 Test dilakukan sejajar bidang pengendapan tanah> tegak lurus bidang
pengendapan
 Distribusi tegangan geser pada bidang geser tidak merata
 Merupakan uji geser yang paling tua dan sangat sederhana

Tri Aksial Compression (UU)


Kekuatan geser sejajar bidang pengendapan> kekuatan geser tanah tegak lurus bidang
pengendapan tanah
Tri Aksial Ekstension
Test sejajar bidang pengendapan<tegak lurus bidang pengendapan
Kekuatan geser TAC> Kekuatan geser TAE
Sebaiknya dalam perhitungan konstruksi disesuaikan dengan keruntuhan geser yang akan
terjadi
Tanah adalah meterial anisotropik
1. Koefisient permebilitas tanah Kh>Kv
2. Koefisient konsolidasi, Cc (vertikal)< Cc (horizontal)
3. Tegangan horizontal = Ko tegangan vertikal
4. Angka pori tanah arah vertikal ev< angka pori tanah arah horizontal eh

2. Ukuran Sample tanah yang diuji


Kekuatan geser sampel tanah ukuran kecil < kekuatan geser tanah ukuran besar
Kekuatan penetrasi test > dibandingkan dengan test lainnya
Kekuatan geser dengan test plate diameter 865 mm < dibandingkan dengan test lainnya
Kekuatan geser tanah bertambah besar dengan meningkatnya tegangan vertikal efektif
3. Jenis test yang digunakan
Kekuatan geser tanah hasil TAT> simple shear>TAE
Kekutan geser tanah < tegangan efektif tanah
4. Kecepatan Pembebanan (Shearing rate)
Beban geser diberikan dengan cepatn akan menghasilkan kekuatan geser yang lebih besar
Tegangan confining bertambah beser, tegangan deviator juga akan bertambah
Beban geser yang diberikan dengan cepat.
Stress Path
Kondisi 1. AC, Axial Compression
= konstant
= bertambah

Memodelkan kondisi pembeban aksial di lapangan


Kondisi 2

Kondisi 3
Memodelkan proses konsolidasi yang terjadi di lapangan
= bertambah
= bertambah
Besar pertambahan
Nilai modulus elastisitas akan selalu bertambah akibat tanah mengalami penguatan
Pada test triaksial, nilai modulus elastisitas tanah akan selalu berkurang
Kondisi riel di lapangan adalah berdasarkan test triaksial
Pada kondisi ini keruntuhan tidak akan pernah tercapai di lapangan
Lingkaran mohr tidak akan pernah menyentuh selubung keruntuhan

Kondisi 4
= bertambah
= bertambah
Kondisi 5
= konstant
= berkurang
Disebut kondisi lateral ekstension untuk memodelkan kondisi tekanan tanah aktif
Kondisi 6
= Berkurang
= berkurang
Kedua sisi tanah arah horizontal dan vertikal mengalami tarikan
Kondisi 7 (Aksial Ekstension)
= Berkurang
= konstant
Terjadi pada kasus penggalian pada suatu lapisan tanah, yang mengakibatkan kondisi
jangka panjang yang kurang aman
Kondisi 8
= Konstant
= konstant
Kondisi 9
= Konstant
= bertambah
Kasus tekanan tanah passip. Tanah akan terangkat ke arah vertikal akibat penambahan

Daya dukung pondasi tiang pancang yang dipancang pada lapisan tanah pasir akan lebih
besar akibat pemancangan yang dilakukan dibandingkan dengan perhitungan. Hal ini
terjadi karena lapisan tanah pasir mengalami pemadatan akibat pemancangan.
Modulus Elastisitas tanah dalam keadaan undrained, Eu akan lebih besar dibandingkan
dengan pada keadaan drained, Ed. Hal ini karena pada kondisi undrained beban yang
diberikan akan dipikul oleh butiran tanah air,sedangkan pada kondisi drained seluruhnya
akan dipikul oleh butiran tanah. Secara praktis nilai tersebut Ed=(0,6-0,7)Eu
CD-Test
Pada saat pemberian tegangan confining, terjadi perubahan volume pada massa tanah.
Grafik e log p mengalami penurunan
Pada saat pemberian tegangan deviator (tegangan geser) keruntuhan terjadi pada butiran
tanah
Hubungan tegangan deviator-regangan murni terjadi pada butiran tanah
Hasilnya didominasi oleh kekuatan sudut geser dalam tanah ’
CU-Test
Pada saat pemberian tegangan confining, terjadi perubahan volume pada massa tanah.
Grafik e log p mengalami penurunan
Pada saat pemberian tegangan deviator (tegangan geser) keruntuhan terjadi pada massa
tanah
Hubungan tegangan deviator-regangan murni terjadi pada massa tanah
Hasilnya didominasi oleh kekuatan sudut geser dalam tanah dan kohesi (C)
Jika tegangan air pori dapat terukur, parameter efektif tanah dapat dicari
Butiran tanah belum mengalami konsolidasi akibat pemberian tegangan deviator dan
tanah belum diperbaiki
Saat pemberian tegangan geser, tidak ada perubahan volume
UU Test
Selama massa tanah kondisinya jenuh air, pemberian tegangan confining akan dipikul
oleh air. Kenaikan tegangan confining tidak akan menaikkan tegangan deviator
Saat keruntuhan terjadi pada massa tanah
NC-Soil
Tekanan air pori menekan butiran tanah sehingga tanah tidak mengalami penurunan
Penurunan seketika kurang domiman
OC-Soil
Tekanan air pori menarik butiran tanah sehingga tanah tidak mengalami pengembangan
Penurunan seketika cukup domiman dan merupakan masalah yang kritis.
Sensitivitas
Sensitivitas tanah ditentukan sebagai ratio antara kekuatan geser tanah asli (undisturb)
dengan kekuatan tanah setelah terkena kerusakan (remolded)
Rasio kesensitivitasan tanah sebahagian besar tanah lempung berkisar antara 1 sampai
dengan 8. Pada beberapa tanah lempung maritim mempunyai tingkat kesensitivitasan
tanah berkisar antara 10 sampai 80. Ada beberapa tanah lempung tertentu yang akibat
kerusakannya dapat berubah menjadi cairan. Tanah-tanah seperti ini sebahagian besar
dijumpai di daerah Amerika Utara dan daerah semenanjung Scandinavia yang dulunya
tertutup oleh lapisan es. Tanah lempung seperti ini dinamakan ”quick” clay. Kehilangan
kekuatan adalah pada tanah dapat terjadi karena memang sudah ada perubahan-perubahan
yang berarti dari struktur dari struktur dasar partikel tanah asli selama berlangsungnya
proses sedimentasi dari tanah tersebut pada mulanya. Kasus-kasus tanah ini banyak
menimbulkan permasalahan pada saat pembangunan

Keruntuhan pada suatu material akibat kombinasi kritis antara tegangan normal dan
geser. Buka hanya akibat tegangan normal maksimum ataupun tegangan geser
maksimum.
Contoh hubungan tegangan-regangan pada beberapa material

Tanah pada umumnya bersifat ductile apakah berupa work hardening ataupun work
softening. Prilaku work hardening umumnya terjadi pada material pasir padat ataupun
lempung yang over konsolidasi. Prilaku work softening umumnya akan terjadi pada
material pasir lepas ataupun lempung normal konsolidasi

Pada selubung keruntuhan


Kondisi A = Lapisan tanah aman
Kondisi B = Lapisan tanah Kritis
Kondisi C = Tidak mungkin terjadi, sebab tanah telah runtuh
Direct Shear Test

Pemberian tegangan confining pada lapisan pasir padat


Tegangan confining meningkat, tegangan deviator akan meningkat, lapisan tanah akan
mengembang pada saat runtuh

Untuk tanah pasir, dimana c=0, persamaan menjadi

dan

dan
Ko, koefisient tekanan tanah lateral awal merupakan perbandingan
antara tegangan arah horizontal dengan arah vertikal sebelum tanah
diberikan tegangan geser
.
Ko ini bisa dinyatakan dalam bentuk tegangan efektif maupun
dalam bentuk tegangan total.
Untuk tanah normal konsolidasi, nilai ko<1 sedangkan untuk tanah
over konsolidasi nilai ko>1.

Kf, koefisient tekanan tanah lateral saat runtuh, merupakan


perbandingan antara tegangan arah horizontal dengan arah vertikal
pada saat sampel tanah runtuh
.
Nilai kf bisa dinyatakan dalam bentuk tegangan vertikal efektif
maupun dalam bentuk tegangan vertikal total.
Nilai kf bisa dinyatakan dalam bentuk tekanan maupun dalam
bentuk tarikan.

Anda mungkin juga menyukai