Anda di halaman 1dari 9

ELEMENT OF SOIL MECHANICS

Disusun Oleh :
ELIZABHET ORTARITA MINTO ARIWATI
111.130.035
KELAS B

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2016
Element of Soil mechanics

1. Phase Relationships of Earth Materials


Tanah menurut Braja M. Das didefinisikan sebagai material yang terdiri
dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat
secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk
(yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruangruang
kosong di antara partikel-partikel padat tersebut. Tanah berfungsi juga sebagai
pendukung pondasi dari bangunan. Maka diperlukan tanah dengan kondisi kuat
menahan beban di atasnya dan menyebarkannya merata. Tanah terdiri dari tiga
fase elemen yaitu: butiran padat (solid), air dan udara. Seperti ditunjukkan dalam
Gambar dibawah ini :

Gambar 1. Tiga Fase Elemen Tanah

Batas Konsistensi Tanah


Atterberg adalah seorang ilmuwan dari Swedia yang berhasil
mengembangkan suatu metode untuk menjelaskan sifat konsistensi tanah berbutir
halus pada kadar air yang bervariasi, sehingga batas konsistensi tanah disebut
Atterberg Limits. Kegunaan batas atterberg dalam perencanaan adalah
memberikan gambaran secara garis besar akan sifat-sifat tanah yang
bersangkutan. Bilamana kadar airnya sangat tinggi, campuran tanah dan air akan
menjadi sangat lembek. Tanah yang batas cairnya tinggi biasanya mempunyai
sifat teknik yang buruk yaitu kekuatannya rendah, sedangkan compressiblitynya
tinggi sehingga sulit dalam hal pemadatanya. Batas-batas konsistensi tanah dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2. Batas-batas Atterberg

1. Batas cair (LL) adalah kadar air tanah antara keadaan cair dan keadaan
plastis.
2. Batas plastis ( PL) adalah kadar air pada batas bawah daerah plastis.
3. Indeks plastisitas (PI) adalah selisih antara batas cair dan batas plastis,
dimana tanah tersebut dalam keadaan plastis, atau :
PI = LL-PL
Indeks Plastisitas (IP) menunjukkan tingkat keplastisan tanah. Apabila
nilai Indeks Plastisitas tinggi, maka tanah banyak mengandung butiran lempung.
Klasifikasi jenis tanah menurut Atterberg berdasarkan nilai Indeks Plastisitas
dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 1. Hubungan nilai Indeks Plastisitas dengan jenis tanah menurut Atterberg

2. Effective Stress
Berat tanah yang terendam air disebut berat tanah efektif, sedangkan
tegangan yang terjadi akibat berat tanah efektif di dalam tanah disebut tegangan
efektif. Pada tanah granuler, tanah pasir, dan kerikil dikenal dengan tegangan
intergranuler. Tegangan efektif merupakan tegangan yang mempengaruhi kuat
geser dan perubahan volume atau penurunan tanah. Tegangan efektif dalam tanah
dapat ditentukan dengan cara meninjau lapisan tanah dengan permukaan mendatar
dan dengan permukaan air tanah pada permukaan. Tegangan vertikal total (σz)
merupakan tegangan normal pada bidang horisontal pada kedalaman z, dengan
persamaan :
σz = γsat z
Dimana :
σz = kedalaman titik di dalam tanah
γsat = berat volume tanah jenuh

Tegasan (Stress forces)


Tegasan adalah gaya yang bekerja pada suatu luasan permukaan dari suatu
benda. Tegasan juga dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi yang terjadi pada
batuan sebagai respon dari gaya-gaya yang berasal dari luar. Tegasan dapat
didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada luasan suatu permukaan benda
dibagi dengan luas permukaan benda tersebut: Tegasan (P)= Daya (F) / luas (A).
Tegasan yang bekerja pada salah satu permukaan yang mempunyai komponen
tegasan prinsipal atau tegasan utama, yaitu terdiri daripada 3 komponen, yaitu: σP,
σQ dan σR.  Tegasan pembeda adalah perbedaan antara tegasan maksimal (σP) dan
tegasan minimal (σR). Sekiranya perbedaan gaya telah melampaui kekuatan
batuan maka retakan/rekahan akan terjadi pada batuan tersebut. Kekuatan suatu
batuan sangat tergantung pada besarnya tegasan yang diperlukan untuk
menghasilkan retakan/rekahan.

Gaya Tarikan (Tensional Forces)


Gaya Tegangan merupakan gaya yang dihasilkan oleh tegasan, dan
melibatkan perubahan panjang, bentuk (distortion) atau dilatasi (dilation) atau
ketiga-tiganya. Bila terdapat perubahan tekanan litostatik, suatu benda (homogen)
akan berubah volumenya (dilatasi) tetapi bukan bentuknya. Misalnya, batuan
gabro akan mengembang bila gaya hidrostatiknya diturunkan. Perubahan bentuk
biasanya terjadi pada saat gaya terpusat pada suatu benda. Bila suatu benda
dikenai gaya, maka biasanya akan dilampaui ketiga fasa, yaitu fasa elastisitas, fasa
plastisitas, dan fasa pecah. Bahan yang rapuh biasanya pecah sebelum fase
plastisitas dilampaui, sementara bahan yang plastis akan mempunyai selang yang
besar antara sifat elastis dan sifat untuk pecah. Hubungan ini dalam mekanika
batuan ditunjukkan oleh tegasan dan tarikan.
Kekuatan batuan, biasanya mengacu pada gaya yang diperlukan untuk
pecah pada suhu dan tekanan permukaan tertentu. Setiap batuan mempunyai
kekuatan yang berbeda-beda, walaupun terdiri dari jenis yang sama. Hal ini
dikarenakan kondisi pembentukannya juga berbeda-beda. Batuan sedimen seperti
batupasir, batugamping, batulempung kurang kuat dibandingkan dengan batuan
metamorf (kuarsit, marmer, batusabak) dan batuan beku (basalt, andesit, gabro).
Batuan yang terdapat di Bumi merupakan subyek yang secara terus
menerus mendapat gaya yang berakibat tubuh batuan dapat mengalami
pelengkungan atau keretakan. Ketika tubuh batuan melengkung atau retak, maka
kita menyebutnya batuan tersebut terdeformasi (berubah bentuk dan ukurannya).
Penyebab deformasi pada batuan adalah gaya tegasan (gaya/satuan luas). Oleh
karena itu untuk memahami deformasi yang terjadi pada batuan, maka kita harus
memahami konsep tentang gaya yang bekerja pada batuan. Tegasan (stress) dan
tegasan tarik (strain stress) adalah gaya gaya yang bekerja di seluruh tempat
dimuka bumi. Salah satu jenis tegasan yang biasa kita kenal adalah tegasan yang
bersifat seragam (uniform-stress) dan dikenal sebagai tekanan (pressure). Tegasan
seragam adalah suatu gaya yang bekerja secara seimbang kesemua arah. Tekanan
yang terjadi di bumi yang berkaitan dengan beban yang menutupi batuan adalah
tegasan yang bersifat seragam. Jika tegasan kesegala arah tidak sama (tidak
seragam) maka tegasan yang demikian dikenal sebagai tegasan diferensial.
Tegasan diferensial dapat dikelompokaan menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Tegasan tensional (tegasan extensional) adalah tegasan yang dapat
mengakibatkan batuan mengalami peregangan atau mengencang.
b. Tegasan kompresional adalah tegasan yang dapat mengakibatkan batuan
mengalami penekanan.
c. Tegasan geser adalah tegasan yang dapat berakibat pada tergesernya dan
berpindahnya batuan.
Ketika batuan terdeformasi maka batuan mengalami tarikan. Gaya tarikan
akan merubah bentuk, ukuran, atau volume dari suatu batuan. Tahapan deformasi
terjadi ketika suatu batuan mengalami peningkatan gaya tegasan yang melampaui
3 tahapan pada deformasi batuan.
Hubungan antara gaya tarikan dan gaya tegasan yang terjadi pada proses
deformasi batuan ada tiga macam, yaitu :
a. Deformasi yang bersifat elastis (Elastic Deformation) terjadi apabila sifat
gaya tariknya dapat berbalik (reversible).
b. Deformasi yang bersifat lentur (Ductile Deformation) terjadi apabila sifat
gaya tariknya tidak dapat kembali lagi (irreversible).
c. Retakan / rekahan (Fracture) terjadi apabila sifat gaya tariknya yang tidak
kembali lagi ketika batuan pecah/retak.

3. Shear Strength (Kekuatan Geser)


Kekuatan geser tanah dapat didefinisikan adalah untuk mengukur
kemampuan tanah menahan tekanan tanpa terjadi keruntuhan. Kekuatan geser
(shear strength) tanah merupakan gaya tahanan internal yang bekerja per satuan
luas masa tanah untuk menahan keruntuhan atau kegagalan sepanjang bidang
runtuh dalam masa tanah tersebut. Pemahaman terhadap proses dari perlawanan
geser sangat diperlukan untuk analisis stabilitas tanah seperti kuat dukung,
stabilitas lereng, tekanan tanah lateral pada struktur penahan tanah.
Pada dasarnya kekuatan geser tanah dapat digolongkan sebagai berikut:
- Kohesi (C) - Sensitivity (St  )
- Sudut geser dalam/antar butir (Æ) - Compression Indeks (Cc  )
- Tegangan longsor (Cu ) - Koefisien Konsolidasi (Cv )
Dalam aplikasinya, parameter kekuatan geser tanah dapat digunakan untuk
menghitung :
- Daya dukung tanah dasar
- Stabilitas lereng
- Tegangan lateral
Tanah pada umumnya digolongkan sebagai berikut:
a. Tanah berkohesi atau berbutir halus (Lempung), hanya ada C,
sedangkan Æ = 0
b. Tanah tidak berkohesi atau berbutir kasar (pasir/kerikil), hanya ada Æ,
sedangkan C = 0
c. Tanah berkohesi-gesekan (lanau), ada C dan Æ
Hipotesa mengenai kekuatan geser tanah diajukan oleh Coulomb (1773),
sehingga disebut Hukum Coulomb. Tahun 1925 dirubah oleh Terzaghi dengan
memasukan unsure tegangan air dan dibuktikan oleh Hvorslev (1937), sehingga
persamaan yang sudah dirubah tersebut dikenal sebagai persamaan Coulomb-
Hvorslev.

  S = C +   tan 
Dimana :
S = kekuatan geser tanah  = tegangan normal pada bidang
C = kohesi tanah kritis
 = sudut geser dalam

4. Settlement and Consolidation


Bila suatu lapisan tanah mengalami pembebanan akibat beban di atasnya,
maka tanah di dibawah beban yang bekerja tersebut akan mengalami kenaikan
tegangan, ekses dari kenaikan tegangan ini adalah terjadinya penurunan elevasi
tanah dasar (settlement). Pembebanan ini mengakibatkan adanya deformasi
partikel tanah, relokasi partikel tanah, dan keluarnya air pori dari tanah yang
disertai berkurangnya volume tanah. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya
penurunan tanah.
Bila lapisan tanah jenuh berpermeabilitas rendah dibebani, maka tekanan
air poridi dalam lapisan tersebut segera bertambah. Perbedaan tekanan air pori
pada lapisantanah, berakibat air mengalir ke lapisan tanah dengan tekanan air pori
yang lebihrendah, yang diikuti penurunan tanahnya. Karena permeabilitas yang
rendah ini butuhwaktu. Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan volume secara
perlahan-lahan pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat
pengaliran sebagian air pori. Dengan kata lain, pengertian konsolidasi adalah
proses terperasnya air tanah akibatbekerjanya beban, yang terjadi sebagai fungsi
waktu karena kecilnya permeabilitastanah. Proses ini berlangsung terus sampai
kelebihan tekanan air pori yang disebabkanoleh kenaikan tegangan total telah
benar-benar hilang. Kasus yang paling sederhanaadalah konsolidasi satu dimensi,
di mana kondisi regangan lateral nol mutlak ada. Proses konsolidasi dapat diamati
dengan pemasangan piezimeter, untuk mencatatperubahan tekanan air pori dengan
waktunya. Besarnya penurunan dapat diukur denganberpedoman pada titik
referensi ketinggian pada tempat tertentu.
Pada umumnya tanah, dalam bidang geoteknik, dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu tanah berbutir dan tanah kohesif. Pada tanah berbutir (pasir/sand), air pori
dapat mengalir keluar struktur tanah dengan mudah, karena tanah berbutir
memiliki permeabilitas yang tinggi. Sedangkan pada tanah kohesif (clay), air pori
memerlukan waktu yang lama untuk mengalir keluar seluruhnya. Hal ini
disebabkan karena tanah kohesif memiliki permeabilitas yang rendah.
Secara umum, penurunan dapat diklasifikasikan menjadi 3 tahap, yaitu :
a. Immediate Settlement (penurunan seketika), diakibatkan dari deformasi elastis
tanah kering, basah, dan jenuh air, tanpa adanya perubahan kadar air.
Umumnya, penurunan ini diturunkan dari teori elastisitas. Immediate
settlement ini biasanya terjadi selama proses konstruksi berlangsung.
Parameter tanah yang dibutuhkan untuk perhitungan adalah undrained modulus
dengan uji coba tanah yang diperlukan seperti SPT, Sondir (dutch cone
penetration test), dan Pressuremeter test.
b. Primary Consolidation Settlement (penurunan konsolidasi primer), yaitu
penurunan yang disebabkan perubahan volume tanah selama periode keluarnya
air pori dari tanah. Pada penurunan ini, tegangan air pori secara kontinyu
berpindah ke dalam tegangan efektif sebagai akibat dari keluarnya air pori.
Penurunan konsolidasi ini umumnya terjadi pada lapisan tanah kohesif (clay /
lempung).
c. Secondary Consolidation Settlement (penurunan konsolidasi sekunder), adalah
penurunan setelah tekanan air pori hilang seluruhnya. Hal ini lebih disebabkan
oleh proses pemampatan akibat penyesuaian yang bersifat plastis dari butir-
butir tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Mekanika Batuan. https://1902miner.wordpress.com/


bfiabhfcbafhueceaj/geoteknik-tambang/mekanika-batuan

Anonim. 2011. Tegangan Efektif. http://belajar-teknik-sipil.blogspot.co.id/2011/


03/tegangan-efektif.html#sthash.mwzPY7XK.dpuf

Muntohar. 2009. Kuat Geser Tanah. https://muntohar.files.wordpress.com/


2009/02/kuat-geser-tanah.pdf

Anda mungkin juga menyukai