Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah selalu berperan pada setiap perkerjaan teknik sipil. Tanah adalah
pondasi pendukung suatu bangunan, atau bahan konstruksi dari bangunan itu
sendiri seperti tanggul atau bending, atau terkadang sebagai sumber penyebab
gaya luar pada bangunan, seperti tembok/ dinding panahan tanah.

Dalam pengertian secara umum tanah dapat didefinisikan sebagai material


yang terdiri dari agregat (butiran), mineral – mineral padat dan bahan – bahan
organic disertai dengan zat cair dan udara yang mengisi ruang kosong diantara
partikel padat tersebut. Ukuran tiap mineral padat tersebut sangat bervariasi dan
sifat serta karakter tanah sangat bergantung dari faktor – faktor ukuran, bentuk
dan komposisi kimia dari butiran. .

Untuk itu diperlukan suatu analisis tentang sifat-sifat tanah, apakah tanah
mampu menahan beban yang berada di atasnya. Analisis daya dukung tanah
mempelajari kemampuan tanah dalam mendukung beban pondasi yang bekerja
diatasnya. Pondasi merupakan bagian dari struktur yang secara langsung
berfungsi meneruskan beban dari berat strukrur di atasnya ke tanah yang terletak
dibawahnya. Untuk itu diperlukan perencanaan pondasi yang saksama agar tidak
menimbulkan tekanan yang berlebihan ke tanah. Sebab tekanan yang berlebihan
dapat menimbulkan penurunan yang besar bahkan keruntuhan pondasi dan akan
menyebabkan kerusakan konstruksi yang ada diatasnya.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yang akan
dibahas ialah:
1. Apa saja asumsi-asumsi dasar yang harus kita ketahui tentang
keseimbangan plastik dalam tanah?
2. Bagaimana bentuk keadaan kesetimbangan plastis ?
3. Apa saja teori yang mengemukakan tentang tekanan tanah?
4. Apakah titik kerja tekanan tanah itu ?
5. Kestabilan pada bentuk bangunan apa saja yang harus kita ketahui ?
6. Apa itu pelengkungan dalam tanah ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah:
1. Untuk mengetahui asumsi-asumsi dasar tentang keseimbangan plastik
dalam tanah.
2. Untuk mengetahui bentuk keadaan kesetimbangan plastis.
3. Untuk mengetahui teori yang mengemukakan tentang tekanan tanah.
4. Untuk mengetahui titik kerja tekanan tanah.
5. Untuk mengetahui kestabilan pada bentuk bangunan lainnya.
6. Untuk mengetahui pelengkungan dalam tanah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

BAB 5 : KESEIMBANGAN PLASTIK DALAM TANAH

5.1 ASUMSI – ASUMSI DASAR


Tekanan tanah yang bckerja pada penumpu lateral, seperti: dinding
penahan (retaining walls) atau pada struktur penguat dalam galian terbuka
(bracing in open cuts). Kecuali itu , bab ini juga berisi pembahasan mengenai
tahanan tanah terhadap pergeseran lateral, daya dukung telapak bangunan
(footings), serta kestabilan lereng. Permasalahan - permasalahan jenis ini semata-
mata hanya memerlukan penentuan faktor keamanan terhadap keruntuhan dari
penumpu lateral ataupun lcrenglereng. Pemecahan pem1asalahan tersebut
diperoleh melalui perbandingan nilai-nilai dari dua kumpulan gaya. Kumpulan
pertama adalah gaya-gaya yang berkecenderungan untuk menghasilkan
keruntuhan, sedangkan kumpulan yang kcdua berkecenderungan untuk mencegah
kerntuhan. Penyelidikan mengenai permasalahan tersebut dinamakan:
perhitungan kestabilan (stability computation). Perwujudan perhitungan
kestabilan akan memerlukan penentuan posisi dari permukaan potensial serta
penentuan atau pengestimasian tahanan terhadap gelinciran di sepanjang
permukaan termaksud.

Tahanan geinciran (sliding) s per satuan luas tidak hanya bergantung pada
jenis tanah tetapi juga pada tegangan normal efektif p - uw di permukaan
gelinciran, serta pada sejumlah faktor-faktor lainnya. Hal ini telah kita bicarakan
dalam Pasal 16 dan 18. Pemilillan nilai yang sesuai untuk s bagi suatu
permasalahan tertentu (khusus) menuntut pengalaman dan pemikiran yang baik.

S = ( p – uw ) tan O; untuk pasir tak berkohesi ( 17.1 )

S = c + ( p – uw ) tan O; untuk lempung over konsolidasi dan isian


lempung yang tidak jenuh ( 16.5 )

3
S = ½ qu = c ; untuk tanah – tanah, terutama lempung yang jenuh, dalam
kondisi – kondisi tak terkuras ( 18.5 )

Lempung kaku berada di luar lingkup uraian teoritik sebab lempung


semacam ini umumnya mengandung suatu struktur jaringan retakan sehingga
kondisi-kondisi untuk kestabilannya sedemikian jauh bergantung p ad a derajat
dan durasi dari "ketersingkapan" (exposre)nya terhadap pengaruh atmosfir (Pasal
43).

Di dalam suatu massa pasir yang terbenam sebagian di mana air berada
dalam keadaan diam, tegangan netral Uw di setiap kedalaman z di bawah muka
air tanah adalah

Uw = Yw^2

Tekanan oleh massa pasir yang terbenam sebagian terhadap penumpu


lateral adalah sama dengan tekanan pasir yang dihitung atas dasar asumsi di atas
ditambah dengan tekanan air penuh (full water pressure). Akan tetapi prosedur
seperti ini tidak bisa diterapkan seandainya air menelus melalui ruang pori tanah
sebab kita harus memperhitungkan pula tekanan rembesan dari air yang menelus.

Kondisi untuk keruntuhan yang diungkapkan oleh Pers. 16.5 berkaitan


dengan diaga patahan dari Mohr di mana "sampul" keruntuhan berbentuk suatu
garis lurs ( Gbr. 26. 1 ). Dengan demikian, pada keadaan runtuh, terdapat suatu
hubungan yang tertentu (definit) antara tegangan utama mayor A dengan tegangan
utama minor p3 . Berdasarkan geometri

4
5.2 KEADAAN – KEADAAN KESETIMBANGAN PLASTIS
Suatu tubuh/massa tanah dikatakan berada dalam keadaan kesetimbangan
plstis apabila setiap bagian dari tubuh tersebut berada pada ambang keruntuhan.

5
Rankine (1857) menyelidiki kondisi-kondisi tegangan yang berkaitan dengan
keadaan-keadaan kesetibangan plastis. Keadaan kesetimbangan plastis tersebut
dapat dikembangkan secara simultan di seluruh massa tanah seten gah-tak-hingga
yang hanya mengalami gaya gravitasi. Keadaan yang ditinjau oleh Rankine
tersebut dinamakan keadan kesetimbangan plstis Rankine. Pembahasan "keadaan-
keadaan Rankine" untuk massa tanah setengahtak-hingga merupakan sebuah p
engantar bagi pembahasan keadaan yang lebih rumit tentang kesetimbangan
plastis yang dijumpai sehubungan dengan permasalahan-permasalahan praktis.

Keadaan-keadaan Rankine diilustrasikan dalam Gbr. 27. 1 . Dalam gambar


ini, AB menyatakan permukaan horisontal massa setengah-tak-hingga dari pasir
tak berkohesi dengan berat satuan y dan E menyatakan suatu elemen pasir dengan
kedalaman z dengan luas penampang-lintang sama dengan satu. Karena elemen
ini bersifat simetri terhadap suatu bidang vertikal acuan, maka tegangan normal
pada dasar

Pv = Yz

5.2.1 Keadaan Kesetimbangan Plastis Setempat ( Local )

6
Keadaan-keadaan Rankine yang diilustrasikan oleh Gbr. 27. 1
dihasilkan oleh peregangan atau pemapatan yang seragam dari setiap bagian
massa pasir setengah-tak-berhingga yang dikenal scbagai keadaan-kedaaan
kesetimbang plats yang umum-(general states of plastic equilibrium). Akan tetapi
pada suatu lapisan pasir nyata, keadaan kesetimbangan yang umum tidak dapat
terjadi kecuali melalui suatu pross geologi seperti pemampatan horisontal
keseluruhan pondasi batuan dari lapisan-lapisan pasir akibat gaya-gaya tektonik.
Peristiwa-peristiwa setempat, seperti: pelelehan (yielding) sebuah dinding
penahan, tidak akan menyebabkan suatu perubaan yang taja (radikal) pada
keadaan tegangan di dalam pasir, tetapi hanya menghasilkan perubaan di sekitar
sumber gangguan saja. Bagian lain yang jauh dari gangguan tersebut masih tetap
dalam keadaan kesetimbangan elastis.

Konsekuensi praktis dari kondisi-kondisi ini diilustrasikan oleh Gbr.


27.2 dan 27.3. Gambar 27.2a adalah penapang vertikal melalui kotak-prismatik
dengan panjang I yang sama dengan jarak antara penapang vertikal melalui ab
dengan penampang vertical melalui cd pada Gbr. 27.1 . Scandainya pasir
terendapkan dala kotak ini melalui proses yang serupa dengan proses
pembentukan massa setengah-tak-berhingga yang diny<takan dala Gbr. 27.1 ,
maka keadaan tegangan di dala kedua massa tersebut akan identik. Keadaan
tegangan ini menyatakan kesetimbangan elastis.

7
Penyelidikan-penyelidikan yang serupa dengan memperhatikan
pengaruh pendorongan dasar dari penahan terhadap tanah {Gbr. 27.4a)
memperlihatkan bahwa permukaan gelinciran naik dari b dengan sudut 45° - c/2
terhadap horisontal serta permukaa tersebut juga memotong permukaan tanah
pada sudut 90°. Distribusi untuk tekanan yang bersangkutan ditunjukkan dalam
Gbr. 27.4b.

8
5.3 TEORI TEKANAN TANAH RANKINE
Dinding penahan berfungsi sama seperti dinding vertikal dari kotak y ang
diperlihatkan dalam Gbr. 27.2. Tanah yang berdampingan dengan dinding
merupakan timbunan tanah y ang selalu diendapkan di belakang dinding (backfill)
sesu dah dinding tersebut dibuat. Sementara penimbunan dilakukan, dindin g agak
meleleh (yields) akibat tekanan. Nilai a khir dari tekanan tidak hanya bergantung
pada sifat tanah serta tinggi dinding tetap I juga p ada besar pelelehan . Jika posisi
dinding dibuat tetap, tekanan tanah akan cenderung selamanya tetap bernilai dekat
dengan tekanan tanah pada keadaan diam (Pasal 27). Akan tetapi, segera se telah
su atu dinding cukup jauh meleleh, maka keadaan tersebut secara otomatis
memenuhi kondisi deformasi untuk transisi massa tanah yang berdampingan dari
keadaan diam ke keadaan aktip dari kesetimbangan plastis. Jadi, faktor keamanan
dari sebuah dinding p enahan y ang dapat meleleh terhadap tekanan tanah aktif
harslah cukup, tetapi tidak harus diselidiki untuk nilai-nilai tekanan tanah yang
lebih besar.

5.3.1 Tekanan Aktif Tanah yang Tak Berkohesi pada Dinding Vertikal
yang Licin

Seandainya timbunan pasir dengan permukaan horisontal serta


punggung dari dinding penahan berposisi vertikal dn bersifat licin sepurna, nilai

9
dan distribusi tekanan yang bekerja pada punggung-dinding akan identik dengan
tekanan aktif yang bekerja pada dinding fiktif ab dalam Gbr. 27.l a.

Oleh karena itu, tekanan tanah dapat dihitung berdasarkan persamaan-


persamaan yang telah kita turunkan. Tentu saja, di salam kenyataan, permukaan
yang licin sempurna tidak ada. Walaupun begitu, persamaan yang berdasarkan
asumsi seperti ini sangat sederhana sehingga sangat biasa dipakai untuk
mengevaluasi tekanan tanah pada dinding-penahan yang nyata serta struktur –
struktur lain yang mengalami tekanan tanah. Secara berturutan diperlihatkan
bahwa kekasaran dari punggung sebuah dinding umumnya mengurangi tekanan
tanah. pasif. . Dengan demikian "kesalahan" yang berkaitan dengan asu nisi ini
cukup aman.

Lebih jauh, pada kasus yang cukup penting dalam praktek, asumsi
dinding vertical licin hampir sepenuhnya benar. Kasus ini diilustrasikan oleh·
Gbr. 28. 1 , yang menggambarkan sebuah dinding kantilever. Jika dinding seperti
ini meleleh akibat tekanan tanah, pasir akan runtuh oleh gesr (shear) sepanjang
dua bidang yang naik dari tumit (heel) dinding

Jika isian pasir di belakang struktur (sand backfill) bersifat kering


sempurna, maka tekanan aktif yang bekerja pada dinding vertikal yang licin di
setiap kedalaman adalah ( Rumus 27.5 )

10
Tekanan ini bertambah dengan perbandingan yang sederhana terhadap
kedalaman, seperti ditunjukkan oleh "segi-tiga tekanan" abc (Gbr. 27.2a).
Tekanan total yang bekera pada dinding adalah

Titik kerja dari tekananPA teretak di ktinggian H/ 3 di atas b.


Jika dinding di dorong ke posisi d2b dalam Gbr. 27.2b tekanan Ph yang bekerja
pada dinding mengambil nilai yang berkaitan dengan keadaan Rankine pasif,

dan tekanan total yang bekerja pada dinding akan menjadi sama dengan

5.3.2 Tekanan Tanah Aktif dari Pasir Terbenam – Sebagian yang


Memikul Beban Tambahan Seragam

Dalam Gbr. 28.2a, garis ab menyatakan pungung sebuah dinding yang


vertikal dan licin dengan tinggi H

11
Di setiap kedalaman z' di bawah muka air tanah, tekanan vertikal
efektif pada penampang horisontal yang meliwati pasir adalah

Untuk tekanan Rankine aktif horisontal yang bersangkutan, dengan


menggunakan Pers.27.5, kita dapatkan (28.3)

Jumlah/total tekanan horisontal efektif di bawah tinggi air dinyatakan


oleh bidang bced dalam Gbr. 28.2b. Terhadap tekanan air total tekanan ini harus
ditambahkan (28.4)

12
yang bekerja pada bagian bawah cb dari dinding. Dalam Gbr. 28.2b, tekanan air
dinyatakan oleh segitiga def.

Jika tanah isian memikul beban merata seragam q per satuan luas,
tegangan vertical efektif Pv di setiap kedalaman akan bertambah dengan
bertambahnya q , dan tekanan Rankine aktif horisontal yang bersangkutan akan
bertambah sebesar (28.5)

Dalam Gbr. 28.2b, tekanan yang dihasilkan oleh beban q dinyatakan


oleh bidang aefihg

5.3.3 Tekanan Tanah Aktif dari Tanah Kohesif Terhadap Permukaan


Vertikal yang Licin

Dalam Gbr. 28.3a, garis ab menyatakan punggung vertikal yang licin


dari sebuah dinding yang bersentuhan dengan suatu tanah kohesif yang memiliki
berat satuan y· Tahanan geser tanah ini didefnisikan oleh persamaan

Persamaan tersebut paling tidak secara kasar dapat diterapkan tuk


pasir kohesif kering atau lembab yang terletak di atas muka air tanah. Hubungan
antara nilai-nilai ekstrim dari tegangan-tegangan utama dalam tanah seperti ini
ditentukan oleh pernyataan berikut (26.2)

13
5.3.4 Tekanan Tanah Pasif dari Tanah Kohesif yang Bersentuhan (
Kontak ) dengan Permukaan Vertikal yang Licin

Bila permukaan ab dari dinding atau blok yang menumpu tanah dan
beban q didorong ke arah timbunan tanah di belakang dinding sebagaimana
ditunjukkan oleh Gbr. 28.4a, tegangan utama horisontal ph bertambah dan
melebihi Pv. Segera setelah ab mencapai atau jauh melampaui posisi a'2 b yang
mengungkapkan kondisi defom1asi untuk keadaan Rankine pasif, kondisi
tegangan bagi keruntuhan (Pers. 26.2) akan terpenuhi.
Mengingat Ph menyatakan tegangan utama mayor, kita boleh
mensubstitusikan Ph = p 1 dan Pv = p3 = 'z + q ke dalam Pers.26.2 untuk
mendapatkan(28.14)

Tegangan Ph ini dapat kita pecah menjadi dua bagian. Bagian yang
pertama

14
seperti halnya tekanan hidrostatik, bertambah dengan perbandingan
sederhana terhadap pertambahan kedalaman. Dalam Gbr. 28.4b, tegangan ph
dinyatakan oleh lebar dari segitiga c1c2d2 dengan luas (28.15)

Kuantitas P menyatakan tekanan tanah pasif dari suatu bahan yang tak
berkohesi dengan sudut gesekan dalam O serta berat satuan y

5.4 PENGARUH GESEKAN DINDING TERHADAP BENTUK DARI


PERMUKAAN GELINCIRAN
Punggung dari dinding dalam Gbr. 29. 1a diasumsikan bersifat kasar.
Seandainya tidak kasar, maka dinding tersebut akan identik dengan dinding dalam
Gbr. 27.2. Timbunan tanah di balik dinding (Gbr. 29. 1a) tersusun dari pasir
bersih. Seandainya dinding bergerak ke luar, maka irisan gelinciran akan turun,
dan pasir bergerak ke bawah di sepanjang punggung dinding.· Gerakan pasir ke
bawah ini, relatf terhadap dinding, menimbulkan gaya gesekan yang
mengakibatkan tekanan tanah aktif resultan menjadi bersudut 5 terhadap normal
dari dinding. Sudut o ini disebut sudut gesekan dinding Sudut ini dikatakan positif
apabila komponen tangensial dari gaya reaksi resultan berarah ke bawah (Gbr. 29.
l a) Analisis teoritik yang lebih lanjut (Ohde 1938) serta eksperimen-eksperimen
memperlihatkan bahwa permukaan gelinciran be untuk kasus ini mempunyai

15
bagian lengkung di sebelah bawah dan lurus di sebelah atasnya. Pada penampang
adc dari irisan gelinciran, pola geser identik dengan pola Rankine aktif (Gbr. 27
.2), sedangkan pada adb, pola geser terdiri dari dua kumpulan lengkung kurva.

5.5 TEORI COULOMB TENTANG TEKANAN TANAH AKTIF


TERHADAP DINDING PENAHAN
Metoda Coulomb ini dapat diadaptasikan ke setiap syarat batas, hanya
dalam hal ini terkandung asumsi untuk menyederhanakan yaitu dengan
memperhatikan bentuk dari permukaan gelinciran. Meskipun demikian, kesalahan
akibat penyederhanaan itu masih tetap lebih kecil daripada kesalahan yang
dihasilkan dari teori Rankine. Di samping itu, apabila syarat batas bagi berlakunya
teori Rankine terpenuhi, maka kedua teori tersebut akan memberikan hasil-hasil
yang relatif tidak berbeda.

5.5.1 Teori Coulomb

16
Untuk menyederhanakan perhitungan, Coulomb mengasumsikan
bentuk yang datar. Kesalahan yang ditimbulkan oleh penycderhanaan ini relatif
sangat kecil.

Gambar 30. la memperagakan gaya-gaya yang bekerja pada irisan


gelinciran. Secara bebas, kita mengandaikan bahwa garis be1 merupakan
permukaan gelinciran. Di bawah pengauh berat W1, P1 (reaksi terhadap tekanan
tanah resultan p ada sinding penahan), dan reaksi F1 , irisan abe1 berada dalam
kesetimbangan. Reaksi F1 ini miring pada sudut c terhadap normal dari
permukaan, sebab di sepanjang permukaan gelinciran be1 dianggap terjadi
tahanan gesekan. Gaya P1 akan bersudut +o terhadap normal dari punggung
dinding jika dinding penahan terietak di atas dasar yang kokoh, seperti
ditunjukkan oleh panah bergaris tebal pada gambar. Sementara itu gaya P1 akan
bersudut -8 terhadap normal (panah bergaris putus-putus) apabila dinding dapat
bergerak turun reiatif terhadap tanah-isian. Karena nilai W1 diketahui dan
demikian pula arah-arah dari ketiga gaya tersebut di atas, maka gaya P 1 bisa diten
tukan berdasarkan poligon gaya-gaya dalam Gbr. 30. 1 b. Kita dapat membuat
prosetur yang serupa untuk menentukan tekanan tanah P2, P3 , dan seterusnya,
untuk permukaan-permukaan gelinciran be2, be3 , dan seterusya sebab permukaan
gelinciran be1 yang dibicarakan di atas tidak harus merupakan permukaan
gelinciranyang sesungguhnya. Nilai tekanan tanah yang terbesar yang diperoleh
dengan cara ini adalah sama dengan tekanan-tanah aktif PA .

17
5.5.2 Prosedur Secara Grafik dari Culmann

Culmann (1 875) menyarankan metoda lain yang baik untuk


menentukan tekanan tanah dengan cara grafik seperti yang telah diuraikan dalam
alinea sebelumnya. Metoda ini diilustrasikan dalam Gbr. 30. le. Langkah pertama
dalam prpsedur Culmann adalah menarik/membuat garis bS, berawal dari b di tepi
dasar punggung dinding yang kemudian naik dengan sudut 1 terhadap dasar
horisontal dari tanah-isian di punggung dinding. Garis ini dikenal sebagai gais-
/ereng sebab menyatakan lereng alami dari tanah-isian tersebut. Langkah
berikutnya adalah membuat gr teknan-taah bL yang terletak di bawah garis lereng
serta membentuk sudut 8 dengan garis lereng tersebut. Seperti ditunjukkan dalam
Gbr. 30. 1 , sudut 8 tersebut sama dengan sudut antara garis vertikal dengan arah
tekan. an-tanah PA . Sudut ini bergantung pada sudut-gesekan 8 dan pada sudut a

18
(sudut kemiringan punggung dinding terhadap horisontal), seperti diperlihatkan
pada Gbr. 30. 1 .

5.5.3 Tekanan Tanah Akibat Beban Garis

Gambar 30.2 adalah gambar penampang pada dinding yang


menopang massa pasir yang memiliki permukaan miring. Di sepanjang sebuah
garis yang sejajar dengan puncak dinding dan berjarak ae' dari puncak tersebut,
permukaan pasir memikul. beban q' tiap satuan panjang garis. Dalam hal ini,
prosedur penentuan tekanan-tanah aktif yang bekerja pada dinding secara prinsip
serupa dengan prosedur yang diilustrasikan dalam Gbr. 30. l e. Akan tetapi, jika
perbatas sebelah kanan dari irisan memotong permukaan tanah di sebelah kanan
e', maka jarak (panjang garis) yang digambarkan pada garis-lereng bS akan
sebanding dengan berat pasir di dalam irisan pasir tersebut ditambah beban garis
q' (Gbr. 30.2)

19
5.6 TITIK KERJA TEKANAN TANAH
Tekanan tanah PA pada ad dapat dihitung dengan menggunakan prosedur
Culmann yang telah dibicarakan dalam Pasal 30.

Jika kedalaman titik ujung dari pennukaan gelinciran yang potensial


diperbesar dari z menjadi z + dz, maka tekanan tanah bertambah sebesar

di mana PA adalah intensitas rata-rata tekanan pada penambahan


kedalaman dz. Dengan demikian,

Dengan menggunakan persamaan ini, distribusi tekanan tanah pada


punggung dinding dapat ditentukan. Apabila distribusi tersebut diketahui, dtik
kerj a dari resultan tekanan dapat ditentukan dengan menggunakan metoda grafik

20
atau analitik yang sesuai. Di setiap titik, garis kerja dari tekanan pA membentuk
sudut o dengan garis normal punggung dinding.

5.7 TEKANAN TANAH PASIF TERHADAP PERMUKAAN SENTUH


YANG KASAR
Istilah tekanan tanah pasif menunjukkan tahanan dari massa tanah
terhadap perpindahan yang diakibatkan oleh tekanan lateral.

Permukaan persentuhan antara tanah dan obyek yang memanfaatkan


tekanan-tanah disebut: perukan-sentuh. Coulomb menghitung tekanan-tanah pasif
terhadap permukaan-sentuh yang kasar dengan berdasarkan pacta asumsi yang
disederhanakan bahwa permukaan gelinciran berbentuk bidang datar (Gbr. .32. la
dan b).

"Nilai Coulomb" dari tekanan-tanah pasif bisa ditentukan secara grafk oleh
metoda Culmann

21
5.8 DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL
Jika suatu beban diberikan ke permukaan tanah dengan jumlah yang
terbatas, maka permukaan ini akan mengalami penurunan. Hubungan antara
penurunan dengan beban rata-rata per satuan luas dinyatakan oleh kurva-
penurunan (Gbr. 33. 1 ). Kurva C1 adalah kurva-penurunan untuk tanah yang
agak padat atau kaku. Absis Qd dari garis yang ienyinggung kurva secara vertikal,
akan menyatakan daya dukung tanah yang bersangkutan. Seandainya tanah agak
lunak, kura-penurunannya akan mirip seperti kurva C2. Dayadukung tanah-tanah
semacam ini tidak selalu dapat ditentukan. Untuk menentu kan daya dukungnya,
biasanya diasumsikan sama dengan absis qd' dari titik di mana kurva-penurunan
telah menjadi lurus dan curam.

Dalam praktek, pondasi telapak seperti ditunjukkan dalam Gbr. 32.2 akan
mentransmisikan beban-beban ke dalam tanah. Pondasi telapak mungkin bersifat
menerus (continuous) karena mempunyai bentuk seg-empat yang memanjang atau

22
mungkin berbentuk telapak yang melebar yang biasanya berbentuk bujursangkar
atau lingkaran (sirkuler). Beban kritis adalah beban per unit panjang dari satu
telapak menerus atau beban total pada suatu telapak yang melebar yang
menyebabkan tanah menjadi runtuh. Jarak dari tinggi (level) permukaan tanah ke
dasar pondasi telapak kita sebut kedaaman pondasi D1. Sebuah pndasi telapak
yang memiliki lebar telapak B yang sama atau lebih besar dari D1 dianggap
sebagai sebuah pondai dangkal.

5.9 DAYA DUKUNG PANGKAL JEMBATAN DAN TIANG PANCANG


Pangkal jembatan adalah prisma ramping atau tubuh slindris yang terbuat
dari batu yang mengalihkan beban melalui lapisan yang buruk ke lapisan yang
lebih baik. Tiang pancang pada dasamya adalah pangkal jembatan yang sangat
ramping yang mengalihkan beban baik melalui ujung bawahnya ke lapisan yang
kokoh atau melalui gesekan permukaan/sisinya ke tanah di sekitarnya. Hubungan
antara beban pada pangkal jembatan atau tiang pancang dan penurunan yang
berasngkutan amat mirip dengan hubungan tersebut untuk . pondasi telapak.
Kurva beban-penurunan mendekati baik garis singgung vertikal ataupun garis
singgung yang condong, seperti ditunjukkan oleh Gbr. 33.1 . Definisi daya
dukung pangkal jembatan dan tiang pancang identik dengan defmisi tersebut
untuk pondasi telapak

Pada saat runtuh, beban pada pangkal jembatan dengan kedalaman D1 bisa
diungkapkan sebagai

23
5.10 KESTABILAN LERENG
Suatu gelinciran (slide) adalah keruntuhan dari massa tanah yang terletak
di bawah sebuah lereng. Dalam peristiwa tersebut terjadi pergerakan massa tanah
pada arah ke bawah dan pada arah ke luar (outward). Gelinciran dapat terjadi
melalui berbagai cara, secara perlahan-lahan atau mendadak, serta dengan ataupun
tanpa provokasi yang terlihat. Umunmya gelinciran diakibatkan oleh penggalian
terbuka atau penggalian bagian bawah dari lereng yang ada. Akan tetapi pada
beberapa hal, mungkin disebabkan oleh disintegrasi perlahanbertahap struktur
massa tanah, dimulai pada retakan merambut (hair cracks) yang membagi tanah
menjadi fragmen fragmen bersudut (angular).

Keruntuhan sebuah lereng dalam bahan kohesif biasanya didahului oleh


pembentukan retakan tarik (tension cracks) di belakang tepi atas lereng

5.11 KESTABILAN BENDUNGAN TANAH


Faktor keamanan bendungan tanah terhadap keruntuhan lereng atau
pondasinya secara luas bergantung kepada tekanan airpori. Pada bendungan
dengan penampang melintang tertentu dan berdiri di atas suatu pondasi tertentu,
intensitas dan distribusi tekanan airpori bervariasi terhadap waktu dalam
batasbatas yang luas. Untuk keperluan disain, sebaiknya kita membedakan kondisi
tekanan airpori sesuai dengan tiga tahapan: selama masa konstruksi, dan
khususnya segera setelah pembangunan bendungan selesai; setelah waktu yang

24
cukup lama di mana reservoar terisi penuh sehingga telah tercapai keadaan
rembasan tunak dalam bendungan dan pondasinya; dan selama atau segera setelah
penurunan paras air dalam reservoar. Ketiga keadaan ini secara singkat dinyatakan
sebagai keadan konstruki, keadaan reservoar-penuh (full-reservoir), dan keadaan
surut muka air (drawdown). Kestabilan lereng di hulu aliran mungkin juga berada
dalam keadaan kritis pada waktu pertama kali pengisian reservoar, terutama jika
bendungan memiliki suatu inti yang miring._ Selanjutnya pada beberapa hal,
keadaan lereng di hulu aliran mungkin lebih k ritis pada saat tinggi air dalam
reservoar daripada dalam keadaan reservoar-penuh, yang dikenal sebagai
genanganparsial(partilpool).

Sumber-sumber kesalahan dalam perhitungan kestabilan dapat dibagi ke


dalam tiga katagori: asumsi penyederhanaan yang digunakan dalam perhitungan;
asumsi bahwa yang terjadi adalah keruntuhan serentak (simultaneous failure); dan
kesalahan dalam evaluasi intensitas dan distribusi tekanan pori. Sampai sejauh ini,
kesalahan yang paling penting adalah kesalahan dalam katagori terakhir. Untuk
keadaan ini, disain hendaknya didasarkan pada asumsi-asumsi yang paling tidak
menguntungkan dengan memperhatikan tekanan-tekanan konsisten dengan sifat-
sifat fisis yang diketahui dari bahan penyusun bendungan dan pondasinya.

5.12 TEKANAN TANAH PADA STRUKTUR PENAHAN DALAM


GALIAN
Gambar 37.1 mengilustrasikan satu dari lJeberapa metoda untuk
memperkuat suatu galian terbuka. Sederetan tiang H dipancangkan sepanjang
masing-masing sisi galian yang direncanakan sampai kedalaman beberapa meter
di bawah dasar galian. Sisi-sisi galian di antara tiang-tiang H dilapisi oleh papan
horisontal yang dipasang langsung pada saat galian diperdalam guna menahan
tanah. Kedua ujung papan tersebut dijepitkan pada bagian dalam flensa tiang H.
Tiang itu sendiri disangga oleh penopang baja atau kayu yang horisontal.
Penopang tersebut dipasang selama penggalian berlangsung. Untuk mendisain
penopang tersebut, kita harus mengetahui besar dan distribusi tekanan tanah.

25
Dalam Pasal 27 diperlihatkan bahwa tekanan tanah bergantung tidak
hanya pada sifat-sifat tanah yang ditopang tetapi juga pada keterbatasan
penyangga untuk meleleh. Keterbatasan itu sendiri dihasilkan oleh prosedur
konstruksi. Jadi, langkah pertama dalam mempelajari tekanan tanah pada suatu
galian terbuka adalah memeriksa sifat-sifat keterbatasan ini. Pada saat barisan
penyangga yang pertama I (Gbr. 37.1) dipasang, jumlah penggalian masih belum
berarti. Hal ini berarti keadaan semula dari tegangan dalam tanah secara praktis
belum berubah. Oleh karenanya, barisan penopang yang pertama berada pada
tempatnya sebelum massa tanah meleleh secara berarti.

5.13 PELENGKUNGAN DALAM TANAH


Tekanan tanah pada penyangga lateral dalam Gbr. 37. 1 mencapai nilai
terbesarnya di sekitar tengah-tengah ketinggian sisi- sisi galian. Namun, jika
beberapa papan horizontal yang menopang tanah di tengah ketinggian terscbut
dihilangkan, maka bagian dari sisi galian yang tersingkap tetap berada dalam
keadaan stabil, asal tanah setidaknya memiliki sedikit kohesi. Untuk menjelaskan
kenyataan ini, kita dipaksa/diharuskan menganggap bahwa tekanan yang mulanya
bekerja pada papan-papan yang dihilangkan dialihkan ke papan-papan yang masih
tetap ada. Fenomena pengalihan tekanan ini dikenal sebagai pelengkngan
(arching).

26
Soal dan Pembahasan
1. Diketahui suatu konstruksi pondasi telapak dengan bentuk seperti gambar
dan dengan pembebanan dan data tanah sebagai berikut:

ϕ = 15° c = 1.2 t/m2


Df = 130 cm = 1,3 m γ tanah = 1.6 t/m3 = 1600 kg/m3 γ beton = 2.4 t/m3 =
2400 kg/m3
V = 3460 kg = 3,46 t
M = 1244 kg m = 1,244 t m
Tebal pelat pondasi = 0.3 m
Faktor keamanan (SF) = 3

27
Menghitung beban merata diatas pondasi (q total):
q pelat pondasi = 0,3 × 2.4
= 0.72 t
q tanah = 1.2 × 1.6
= 1.92 t
q total = 0.72 + 1.92
= 2.64 t

. Menghitung lebar ukuran pelat pondasi:


Untuk perhitungan ukuran pelat pondasi dilakukan dengan coba-coba,
diambil ukuran pondasi 1 × 1 meter.
P = total q bybx M bybx V 2 6 1 +±

= 2,64 11 1,244 1 1 3,46 2 6 1 + ×× ± ×

P maksimum = 3,46 + 7,464 + 2,64


= 13,564 t/m2
P minimum = 3,46 - 7,464 + 2,64
= -1,364 t/m2 (terjadi tegangan tarik pada dasar
pondasi)
Karena terjadi tegangan tarik pada dasar pondasi maka perlu
diperlebar, dipakai ukuran pondasi 1,5 m

2. Diketahui:
Tanah dengan kondisi sbb.: g= 1.7 t/m3; c = 0.01 t/m2; f= 32oNc= 20.9 ;Nq =
14.1 ; N γ = 10.6
Ditanyakan: Berapa daya dukung tanah yang diijinkan bila fondasi tipe Segiempat
akan ditanam pada kedalaman D=2 m dengan lebar B=1 meter. Faktor Keamanan
yang diberikan F = 3. Tanah mempunyai kondisi general shear.
Jawab:
Rumus kapasitas daya dukung fondasi dangkal bentuk segi-empat adalah:
qult= 1,3 c.Nc + q.Nq + 0,4 γ B N γ
qa= qult / F

28
q= D x γ
= 2 x 1.7
= 3.4 T/m2
qult= 1,3 (0.01) (20.9) + (3.4)(14.1)+ 0,4 (1.7) (1) (10.6)
= 0.2717 + 47.94 + 7.208
= 55.4197 T/m2
qa= 55.4197/ 3
= 18.473 T/m2
Maka:
dayadukung tanah yang diijinkan (qa) bila fondasi tipe segiempat akan ditanam
pada kedalaman D=2 m dengan lebar/diameter fondasi B=1 meter adalah qa =
18.473 T/m

3.
Fondasi squarelebar B = 2,25 m diletakkan pada kedalaman D = 1,5 m tanah
pasir, c (kohesi) tanah pasir bernilai kecil (c dianggap = 0), f= 38o. Faktor
dayadukung tanah:N γ = 67 ; Nq = 49.Faktor keamanan diambil F = 3.
a)Tentukan daya dukung tanah yang diijinkan bila muka air tanah berada di
bawah elevasi fondasi
b)Tentukan q(a) bila muka air tanah berada pada permukaan tanah. Jika:

γ wet= 18 kN/m3(yaitu γ di atas muka air tanah)


γ jenuh= 20 kN/m3
γ air= 9,8 kN/m3
Jawab:
a) Bila muka air tanah berada di bawah elevasi fondasi
qult= 1,3 c.Nc + q.Nq + 0,4 γ B Nγ
= 0 + (D x γ).Nq + 0,4 γ B N γ
= (18 x 1,5 x 49) + (0,4 x 18 x 2,25 x 67)
= 1323 + 1085 = 2408 kN/m2

29
qa= qult / F
= 2408 / 3
= 802,67 kN/m3
b) Bila muka air tanah berada pada permukaan tanah.
qult= 1,3 c.Nc + q'.Nq + 0,4 γ ' B N γ
= 0 + (D x γ ').Nq + 0,4 γ ‘B N
γ ' = γ jenuh- γ air
= 20 -9,8 = 10,2 kN/m3
qult= (10,2 x 1,5 x 49) + (0,4 x 10,2 x 2,25 x 67)
= 750 + 615
= 1365 kN/m3
qa= qult / F
= 1365 / 3
= 455 kN/m3

30
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Ada beberapa masalah keseimbangan plastik dalam tanah, seperti
perhitungan yang di lakukan dengan teori coulomb ataupun teori rankine.
Dan permasalahan permasalahan tersebut hanya memerlukan penentuan
faktor keamanan terhadap runtuhan dari penumpu lateral ataupun lereng –
lereng. Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan melakukan
perbandingan nilai dari kumpulan gaya. Penyelidikan mengenai
permasalahan tersebut dinamakan perhitungan kestabilan.

Teori Coulomb dan rankine sama bagusnya tetapi juga memiliki


kekurangan masing – masing dalam menanggapi masalah yang akan
terjadi.

31
Daftar Pustaka

Terzaghi, Karl ( 1987 ). “Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa Jilid 1’,
Jakarta: Penerbit Erlangga
Porter, 0. J. ( 1936 ). "Studies of fill Constru c ti on over mud flats including a
description of e x perimental construction using vertikal san d d rains to ha
sten stabilization" , Proc. 1st. Con.f Soil. Mech., Cambridge, Mass. , 1 .
hal. 2 2 9 - 2 3 5 .
Moran, Proctor, Mueser dan Rutledge ( 1 95 8 ). Study of deep soil stabiliza tion
by rertical sand drains, U. S. Dept. Commerce, Office Tec h . Serv . ,
Wash . , hal. 192 .
Casagrande, A . ( 1960 ) . " An Unsolved p roblem of e mbankment stability o n
soft ground " , Proc. 1st Panamerican Conf of Soil Mcch. , Mex ico, 2, hal.
721 - 746. Timbunan tanah pada jalan kereta api yang melintasi Great Salt
Lake.
Stamatopoulos, A. C. dan P. C. Kotzias ( 1965 ). " Construction and Performance
of an ambankment in t he sea on soft clay" , Proc. 6 th Jnt. Conf Soil
Mech. , Montreal, 2, hal. 566 - 570

32

Anda mungkin juga menyukai