PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah selalu berperan pada setiap perkerjaan teknik sipil. Tanah adalah
pondasi pendukung suatu bangunan, atau bahan konstruksi dari bangunan itu
sendiri seperti tanggul atau bending, atau terkadang sebagai sumber penyebab
gaya luar pada bangunan, seperti tembok/ dinding panahan tanah.
Untuk itu diperlukan suatu analisis tentang sifat-sifat tanah, apakah tanah
mampu menahan beban yang berada di atasnya. Analisis daya dukung tanah
mempelajari kemampuan tanah dalam mendukung beban pondasi yang bekerja
diatasnya. Pondasi merupakan bagian dari struktur yang secara langsung
berfungsi meneruskan beban dari berat strukrur di atasnya ke tanah yang terletak
dibawahnya. Untuk itu diperlukan perencanaan pondasi yang saksama agar tidak
menimbulkan tekanan yang berlebihan ke tanah. Sebab tekanan yang berlebihan
dapat menimbulkan penurunan yang besar bahkan keruntuhan pondasi dan akan
menyebabkan kerusakan konstruksi yang ada diatasnya.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yang akan
dibahas ialah:
1. Apa saja asumsi-asumsi dasar yang harus kita ketahui tentang
keseimbangan plastik dalam tanah?
2. Bagaimana bentuk keadaan kesetimbangan plastis ?
3. Apa saja teori yang mengemukakan tentang tekanan tanah?
4. Apakah titik kerja tekanan tanah itu ?
5. Kestabilan pada bentuk bangunan apa saja yang harus kita ketahui ?
6. Apa itu pelengkungan dalam tanah ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah:
1. Untuk mengetahui asumsi-asumsi dasar tentang keseimbangan plastik
dalam tanah.
2. Untuk mengetahui bentuk keadaan kesetimbangan plastis.
3. Untuk mengetahui teori yang mengemukakan tentang tekanan tanah.
4. Untuk mengetahui titik kerja tekanan tanah.
5. Untuk mengetahui kestabilan pada bentuk bangunan lainnya.
6. Untuk mengetahui pelengkungan dalam tanah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tahanan geinciran (sliding) s per satuan luas tidak hanya bergantung pada
jenis tanah tetapi juga pada tegangan normal efektif p - uw di permukaan
gelinciran, serta pada sejumlah faktor-faktor lainnya. Hal ini telah kita bicarakan
dalam Pasal 16 dan 18. Pemilillan nilai yang sesuai untuk s bagi suatu
permasalahan tertentu (khusus) menuntut pengalaman dan pemikiran yang baik.
3
S = ½ qu = c ; untuk tanah – tanah, terutama lempung yang jenuh, dalam
kondisi – kondisi tak terkuras ( 18.5 )
Di dalam suatu massa pasir yang terbenam sebagian di mana air berada
dalam keadaan diam, tegangan netral Uw di setiap kedalaman z di bawah muka
air tanah adalah
Uw = Yw^2
4
5.2 KEADAAN – KEADAAN KESETIMBANGAN PLASTIS
Suatu tubuh/massa tanah dikatakan berada dalam keadaan kesetimbangan
plstis apabila setiap bagian dari tubuh tersebut berada pada ambang keruntuhan.
5
Rankine (1857) menyelidiki kondisi-kondisi tegangan yang berkaitan dengan
keadaan-keadaan kesetibangan plastis. Keadaan kesetimbangan plastis tersebut
dapat dikembangkan secara simultan di seluruh massa tanah seten gah-tak-hingga
yang hanya mengalami gaya gravitasi. Keadaan yang ditinjau oleh Rankine
tersebut dinamakan keadan kesetimbangan plstis Rankine. Pembahasan "keadaan-
keadaan Rankine" untuk massa tanah setengahtak-hingga merupakan sebuah p
engantar bagi pembahasan keadaan yang lebih rumit tentang kesetimbangan
plastis yang dijumpai sehubungan dengan permasalahan-permasalahan praktis.
Pv = Yz
6
Keadaan-keadaan Rankine yang diilustrasikan oleh Gbr. 27. 1
dihasilkan oleh peregangan atau pemapatan yang seragam dari setiap bagian
massa pasir setengah-tak-berhingga yang dikenal scbagai keadaan-kedaaan
kesetimbang plats yang umum-(general states of plastic equilibrium). Akan tetapi
pada suatu lapisan pasir nyata, keadaan kesetimbangan yang umum tidak dapat
terjadi kecuali melalui suatu pross geologi seperti pemampatan horisontal
keseluruhan pondasi batuan dari lapisan-lapisan pasir akibat gaya-gaya tektonik.
Peristiwa-peristiwa setempat, seperti: pelelehan (yielding) sebuah dinding
penahan, tidak akan menyebabkan suatu perubaan yang taja (radikal) pada
keadaan tegangan di dalam pasir, tetapi hanya menghasilkan perubaan di sekitar
sumber gangguan saja. Bagian lain yang jauh dari gangguan tersebut masih tetap
dalam keadaan kesetimbangan elastis.
7
Penyelidikan-penyelidikan yang serupa dengan memperhatikan
pengaruh pendorongan dasar dari penahan terhadap tanah {Gbr. 27.4a)
memperlihatkan bahwa permukaan gelinciran naik dari b dengan sudut 45° - c/2
terhadap horisontal serta permukaa tersebut juga memotong permukaan tanah
pada sudut 90°. Distribusi untuk tekanan yang bersangkutan ditunjukkan dalam
Gbr. 27.4b.
8
5.3 TEORI TEKANAN TANAH RANKINE
Dinding penahan berfungsi sama seperti dinding vertikal dari kotak y ang
diperlihatkan dalam Gbr. 27.2. Tanah yang berdampingan dengan dinding
merupakan timbunan tanah y ang selalu diendapkan di belakang dinding (backfill)
sesu dah dinding tersebut dibuat. Sementara penimbunan dilakukan, dindin g agak
meleleh (yields) akibat tekanan. Nilai a khir dari tekanan tidak hanya bergantung
pada sifat tanah serta tinggi dinding tetap I juga p ada besar pelelehan . Jika posisi
dinding dibuat tetap, tekanan tanah akan cenderung selamanya tetap bernilai dekat
dengan tekanan tanah pada keadaan diam (Pasal 27). Akan tetapi, segera se telah
su atu dinding cukup jauh meleleh, maka keadaan tersebut secara otomatis
memenuhi kondisi deformasi untuk transisi massa tanah yang berdampingan dari
keadaan diam ke keadaan aktip dari kesetimbangan plastis. Jadi, faktor keamanan
dari sebuah dinding p enahan y ang dapat meleleh terhadap tekanan tanah aktif
harslah cukup, tetapi tidak harus diselidiki untuk nilai-nilai tekanan tanah yang
lebih besar.
5.3.1 Tekanan Aktif Tanah yang Tak Berkohesi pada Dinding Vertikal
yang Licin
9
dan distribusi tekanan yang bekerja pada punggung-dinding akan identik dengan
tekanan aktif yang bekerja pada dinding fiktif ab dalam Gbr. 27.l a.
Lebih jauh, pada kasus yang cukup penting dalam praktek, asumsi
dinding vertical licin hampir sepenuhnya benar. Kasus ini diilustrasikan oleh·
Gbr. 28. 1 , yang menggambarkan sebuah dinding kantilever. Jika dinding seperti
ini meleleh akibat tekanan tanah, pasir akan runtuh oleh gesr (shear) sepanjang
dua bidang yang naik dari tumit (heel) dinding
10
Tekanan ini bertambah dengan perbandingan yang sederhana terhadap
kedalaman, seperti ditunjukkan oleh "segi-tiga tekanan" abc (Gbr. 27.2a).
Tekanan total yang bekera pada dinding adalah
dan tekanan total yang bekerja pada dinding akan menjadi sama dengan
11
Di setiap kedalaman z' di bawah muka air tanah, tekanan vertikal
efektif pada penampang horisontal yang meliwati pasir adalah
12
yang bekerja pada bagian bawah cb dari dinding. Dalam Gbr. 28.2b, tekanan air
dinyatakan oleh segitiga def.
Jika tanah isian memikul beban merata seragam q per satuan luas,
tegangan vertical efektif Pv di setiap kedalaman akan bertambah dengan
bertambahnya q , dan tekanan Rankine aktif horisontal yang bersangkutan akan
bertambah sebesar (28.5)
13
5.3.4 Tekanan Tanah Pasif dari Tanah Kohesif yang Bersentuhan (
Kontak ) dengan Permukaan Vertikal yang Licin
Bila permukaan ab dari dinding atau blok yang menumpu tanah dan
beban q didorong ke arah timbunan tanah di belakang dinding sebagaimana
ditunjukkan oleh Gbr. 28.4a, tegangan utama horisontal ph bertambah dan
melebihi Pv. Segera setelah ab mencapai atau jauh melampaui posisi a'2 b yang
mengungkapkan kondisi defom1asi untuk keadaan Rankine pasif, kondisi
tegangan bagi keruntuhan (Pers. 26.2) akan terpenuhi.
Mengingat Ph menyatakan tegangan utama mayor, kita boleh
mensubstitusikan Ph = p 1 dan Pv = p3 = 'z + q ke dalam Pers.26.2 untuk
mendapatkan(28.14)
Tegangan Ph ini dapat kita pecah menjadi dua bagian. Bagian yang
pertama
14
seperti halnya tekanan hidrostatik, bertambah dengan perbandingan
sederhana terhadap pertambahan kedalaman. Dalam Gbr. 28.4b, tegangan ph
dinyatakan oleh lebar dari segitiga c1c2d2 dengan luas (28.15)
Kuantitas P menyatakan tekanan tanah pasif dari suatu bahan yang tak
berkohesi dengan sudut gesekan dalam O serta berat satuan y
15
bagian lengkung di sebelah bawah dan lurus di sebelah atasnya. Pada penampang
adc dari irisan gelinciran, pola geser identik dengan pola Rankine aktif (Gbr. 27
.2), sedangkan pada adb, pola geser terdiri dari dua kumpulan lengkung kurva.
16
Untuk menyederhanakan perhitungan, Coulomb mengasumsikan
bentuk yang datar. Kesalahan yang ditimbulkan oleh penycderhanaan ini relatif
sangat kecil.
17
5.5.2 Prosedur Secara Grafik dari Culmann
18
(sudut kemiringan punggung dinding terhadap horisontal), seperti diperlihatkan
pada Gbr. 30. 1 .
19
5.6 TITIK KERJA TEKANAN TANAH
Tekanan tanah PA pada ad dapat dihitung dengan menggunakan prosedur
Culmann yang telah dibicarakan dalam Pasal 30.
20
atau analitik yang sesuai. Di setiap titik, garis kerja dari tekanan pA membentuk
sudut o dengan garis normal punggung dinding.
"Nilai Coulomb" dari tekanan-tanah pasif bisa ditentukan secara grafk oleh
metoda Culmann
21
5.8 DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL
Jika suatu beban diberikan ke permukaan tanah dengan jumlah yang
terbatas, maka permukaan ini akan mengalami penurunan. Hubungan antara
penurunan dengan beban rata-rata per satuan luas dinyatakan oleh kurva-
penurunan (Gbr. 33. 1 ). Kurva C1 adalah kurva-penurunan untuk tanah yang
agak padat atau kaku. Absis Qd dari garis yang ienyinggung kurva secara vertikal,
akan menyatakan daya dukung tanah yang bersangkutan. Seandainya tanah agak
lunak, kura-penurunannya akan mirip seperti kurva C2. Dayadukung tanah-tanah
semacam ini tidak selalu dapat ditentukan. Untuk menentu kan daya dukungnya,
biasanya diasumsikan sama dengan absis qd' dari titik di mana kurva-penurunan
telah menjadi lurus dan curam.
Dalam praktek, pondasi telapak seperti ditunjukkan dalam Gbr. 32.2 akan
mentransmisikan beban-beban ke dalam tanah. Pondasi telapak mungkin bersifat
menerus (continuous) karena mempunyai bentuk seg-empat yang memanjang atau
22
mungkin berbentuk telapak yang melebar yang biasanya berbentuk bujursangkar
atau lingkaran (sirkuler). Beban kritis adalah beban per unit panjang dari satu
telapak menerus atau beban total pada suatu telapak yang melebar yang
menyebabkan tanah menjadi runtuh. Jarak dari tinggi (level) permukaan tanah ke
dasar pondasi telapak kita sebut kedaaman pondasi D1. Sebuah pndasi telapak
yang memiliki lebar telapak B yang sama atau lebih besar dari D1 dianggap
sebagai sebuah pondai dangkal.
Pada saat runtuh, beban pada pangkal jembatan dengan kedalaman D1 bisa
diungkapkan sebagai
23
5.10 KESTABILAN LERENG
Suatu gelinciran (slide) adalah keruntuhan dari massa tanah yang terletak
di bawah sebuah lereng. Dalam peristiwa tersebut terjadi pergerakan massa tanah
pada arah ke bawah dan pada arah ke luar (outward). Gelinciran dapat terjadi
melalui berbagai cara, secara perlahan-lahan atau mendadak, serta dengan ataupun
tanpa provokasi yang terlihat. Umunmya gelinciran diakibatkan oleh penggalian
terbuka atau penggalian bagian bawah dari lereng yang ada. Akan tetapi pada
beberapa hal, mungkin disebabkan oleh disintegrasi perlahanbertahap struktur
massa tanah, dimulai pada retakan merambut (hair cracks) yang membagi tanah
menjadi fragmen fragmen bersudut (angular).
24
cukup lama di mana reservoar terisi penuh sehingga telah tercapai keadaan
rembasan tunak dalam bendungan dan pondasinya; dan selama atau segera setelah
penurunan paras air dalam reservoar. Ketiga keadaan ini secara singkat dinyatakan
sebagai keadan konstruki, keadaan reservoar-penuh (full-reservoir), dan keadaan
surut muka air (drawdown). Kestabilan lereng di hulu aliran mungkin juga berada
dalam keadaan kritis pada waktu pertama kali pengisian reservoar, terutama jika
bendungan memiliki suatu inti yang miring._ Selanjutnya pada beberapa hal,
keadaan lereng di hulu aliran mungkin lebih k ritis pada saat tinggi air dalam
reservoar daripada dalam keadaan reservoar-penuh, yang dikenal sebagai
genanganparsial(partilpool).
25
Dalam Pasal 27 diperlihatkan bahwa tekanan tanah bergantung tidak
hanya pada sifat-sifat tanah yang ditopang tetapi juga pada keterbatasan
penyangga untuk meleleh. Keterbatasan itu sendiri dihasilkan oleh prosedur
konstruksi. Jadi, langkah pertama dalam mempelajari tekanan tanah pada suatu
galian terbuka adalah memeriksa sifat-sifat keterbatasan ini. Pada saat barisan
penyangga yang pertama I (Gbr. 37.1) dipasang, jumlah penggalian masih belum
berarti. Hal ini berarti keadaan semula dari tegangan dalam tanah secara praktis
belum berubah. Oleh karenanya, barisan penopang yang pertama berada pada
tempatnya sebelum massa tanah meleleh secara berarti.
26
Soal dan Pembahasan
1. Diketahui suatu konstruksi pondasi telapak dengan bentuk seperti gambar
dan dengan pembebanan dan data tanah sebagai berikut:
27
Menghitung beban merata diatas pondasi (q total):
q pelat pondasi = 0,3 × 2.4
= 0.72 t
q tanah = 1.2 × 1.6
= 1.92 t
q total = 0.72 + 1.92
= 2.64 t
2. Diketahui:
Tanah dengan kondisi sbb.: g= 1.7 t/m3; c = 0.01 t/m2; f= 32oNc= 20.9 ;Nq =
14.1 ; N γ = 10.6
Ditanyakan: Berapa daya dukung tanah yang diijinkan bila fondasi tipe Segiempat
akan ditanam pada kedalaman D=2 m dengan lebar B=1 meter. Faktor Keamanan
yang diberikan F = 3. Tanah mempunyai kondisi general shear.
Jawab:
Rumus kapasitas daya dukung fondasi dangkal bentuk segi-empat adalah:
qult= 1,3 c.Nc + q.Nq + 0,4 γ B N γ
qa= qult / F
28
q= D x γ
= 2 x 1.7
= 3.4 T/m2
qult= 1,3 (0.01) (20.9) + (3.4)(14.1)+ 0,4 (1.7) (1) (10.6)
= 0.2717 + 47.94 + 7.208
= 55.4197 T/m2
qa= 55.4197/ 3
= 18.473 T/m2
Maka:
dayadukung tanah yang diijinkan (qa) bila fondasi tipe segiempat akan ditanam
pada kedalaman D=2 m dengan lebar/diameter fondasi B=1 meter adalah qa =
18.473 T/m
3.
Fondasi squarelebar B = 2,25 m diletakkan pada kedalaman D = 1,5 m tanah
pasir, c (kohesi) tanah pasir bernilai kecil (c dianggap = 0), f= 38o. Faktor
dayadukung tanah:N γ = 67 ; Nq = 49.Faktor keamanan diambil F = 3.
a)Tentukan daya dukung tanah yang diijinkan bila muka air tanah berada di
bawah elevasi fondasi
b)Tentukan q(a) bila muka air tanah berada pada permukaan tanah. Jika:
29
qa= qult / F
= 2408 / 3
= 802,67 kN/m3
b) Bila muka air tanah berada pada permukaan tanah.
qult= 1,3 c.Nc + q'.Nq + 0,4 γ ' B N γ
= 0 + (D x γ ').Nq + 0,4 γ ‘B N
γ ' = γ jenuh- γ air
= 20 -9,8 = 10,2 kN/m3
qult= (10,2 x 1,5 x 49) + (0,4 x 10,2 x 2,25 x 67)
= 750 + 615
= 1365 kN/m3
qa= qult / F
= 1365 / 3
= 455 kN/m3
30
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Ada beberapa masalah keseimbangan plastik dalam tanah, seperti
perhitungan yang di lakukan dengan teori coulomb ataupun teori rankine.
Dan permasalahan permasalahan tersebut hanya memerlukan penentuan
faktor keamanan terhadap runtuhan dari penumpu lateral ataupun lereng –
lereng. Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan melakukan
perbandingan nilai dari kumpulan gaya. Penyelidikan mengenai
permasalahan tersebut dinamakan perhitungan kestabilan.
31
Daftar Pustaka
Terzaghi, Karl ( 1987 ). “Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa Jilid 1’,
Jakarta: Penerbit Erlangga
Porter, 0. J. ( 1936 ). "Studies of fill Constru c ti on over mud flats including a
description of e x perimental construction using vertikal san d d rains to ha
sten stabilization" , Proc. 1st. Con.f Soil. Mech., Cambridge, Mass. , 1 .
hal. 2 2 9 - 2 3 5 .
Moran, Proctor, Mueser dan Rutledge ( 1 95 8 ). Study of deep soil stabiliza tion
by rertical sand drains, U. S. Dept. Commerce, Office Tec h . Serv . ,
Wash . , hal. 192 .
Casagrande, A . ( 1960 ) . " An Unsolved p roblem of e mbankment stability o n
soft ground " , Proc. 1st Panamerican Conf of Soil Mcch. , Mex ico, 2, hal.
721 - 746. Timbunan tanah pada jalan kereta api yang melintasi Great Salt
Lake.
Stamatopoulos, A. C. dan P. C. Kotzias ( 1965 ). " Construction and Performance
of an ambankment in t he sea on soft clay" , Proc. 6 th Jnt. Conf Soil
Mech. , Montreal, 2, hal. 566 - 570
32