1.
PENGANTAR Pengertian tanah dimaksudkan sebagai kumpulan dari mineral, bahan organik dan endapan-endapan yang relatip lepas di pemukaan bumi yang mencakup semua bahan mulai dari tanah lempung sampai dengan batu-batu yang besar, kecuali batuan tetap. Secara umum jenis tanah digolongkan dalam ; batu kerikil & pasir, lempung dan lanau yang sifat-sifatnya meliputi sifat kohesif, plastisitas dan kepadatannya.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mempelajari Bab ini, diharapkan dapat memahami dan mengetahui sifat-sifat umum tanah untuk berbagai keperluan, terutama dalam pemecahan masalah-masalah di lapangan dan untuk perencanaan struktur baik dibawah maupun diatas permukaan tanah. 3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mempelajari materi ini, taruna akan dapat :
Memahami dan mengetahui sifat-sifat umum tanah. Memahami hubungan antara parameter-perameter tanah. Mengetahui batas nilai masing-masing parameter tanah. Memahami dan mengetahui analisis ukuran butiran tanah dan batasanbatasannya.
Mekanika Tanah
I-1
4. URAIAN MATERI POKOK 4.1PENDAHULUAN Istilah tanah dalam bidang Mekanika Tanah mencakup semua bahan dari tanah lempung (clay) sampai dengan batuan (gravel) .Secara umum tanah terdiri dari tiga bahan yaitu tanahnya sendiri, air dan udara yang terdapat dalam ruangan (disebut pori/void ) antara butir-butir tersebut. Apabila tanah sudah benar-benar kering maka tidak akan ada air sama sekali dalam porinya. Sebaliknya sering ditemukan keadaan dimana pori tanah tidak
mengandung udara sama sekali, jadi pori tersebut menjadi penuh terisi air. Dalam hal ini tanah dikatakan jenuh air (fully saturated) Menurut sifatnya, tanah dapat digolongkan sebagai beriku :
Mekanika Tanah
I-2
2) Lempung
Lempung terdiri dari butir-butir yang sangat kecil dan menunjukkan sifat-sifat plastisitas dan Cohesi. Cohesi menunjukkan keadaan dimana bagian-bagian butir itu melekat satu sama lainnya, sedangkan plastisitas adalah sifat yang memungkinkan bentuk bahan itu dapat dirubah-rubah tanpa perubahan isi atau tanpa kembali ke bentuk aslinya, dan tanpa terjadi retakanretakan atau terpecah-pecah.
3) Lanau .
Lanau adalah suatu deposit yang relatif uniform, merupakan peralihan antara lempung dan pasir halus. Bahan ini kurang plastis dan lebih mudah ditembus air dari pada lempung serta memperlihatkan sifat dilatansi yang tidak terdapat pada lempung. Dilatansi ini menunjukkan gejala perubahan isi apabila lanau itu dirubah bentuknya. Demikian pula lanau akan menunjukkan gejala untuk menjadi quick (hidup) apabila diguncang atau digetarkan.Tanah ini mempunyai permeabilitas vertikal yang tinggi tetapi permeabilitas horisontalnya rendah dan menjadi sangat kompresibel apabila jenuh. Karena itu untuk suatu pembangunan diatas tanah lanau agar tidak terjadi penurunan yang besar setelah bangunan selesai, maka terlebih dahulu tanah ini dibasahi sebelum pembangunan dimulai. Pengetahuan Mekanika Tanah sangat berguna untuk memecahkan masalah-masalah sebagai berikut : a. Perencanaan Pondasi dan Konstruksi
Mekanika Tanah
I-3
Pondasi merupakan elemen penting pada segala struktur seperti terowongan, bangunan, jembatan, bendungan dan lain-lain, sehingga perlu diketahui : daya dukung tanah, pola distribusi tegangan didalam tanah yang berada dibawah lokasi pembebanan kemungkinan penurunan pondasi, pengaruh air tanah, pengaruh getaran dan lain-lain.
Jenis pondasi seperti pondasi tapak, pondasi tiang, pondasi sumuran dan lain-lain sangat tergantung pada jenis lapisan tanah, besarnya beban dan kondisi air tanah. Pengetahuan tentang penyusutan dan pemuaian tanah dibawah pondasi juga merupakan hal yang sangat penting.
b.
Perencanaan Permukaan Jalan (pavement design) Permukaan jalan dapat berupa perkerasan fleksibel atau perkerasan kaku (flexible and rigid) dan itu tergantung pada lapisan tanah yang berada dibawahnya. Yang dimaksud dengan perkerasan fleksibel adalah lapisan bitumen (aspal) dan perkerasan kaku adalah lapisan beton. Tebal perkerasan tergantung juga pada karakteristik lapisan tanah yang berada dibawahnya yang harus ditentukan sebelum perencanaan. Pada permukaan jalan yang sering menerima beban kendaraan, maka pengaruh dari beban hidup yang berulang dan faktor kelelahan harus diperhitungkan. c.Perencanaan struktur dibawah tanah seperti terowongan, basement, jaringan pipa, drainase dan dinding penahan tanah sangat memerlukan Mekanika Tanah sebagai dasar perencanaan.
Mekanika Tanah
I-4
4.2
DEFINISI DAN HUBUNGAN ANTARA PARAMETER TANAH Segumpal tanah dapat terdiri dari dua atau tiga bagian yaitu : a. Dalam tanah yang kering, hanya akan terdiri dari dua bagian,
yaitu butir-butir tanah dan pori-pori udara. b. Dalam tanah yang jenuh, juga terdapat dua bagian, yaitu
Mekanika Tanah
I-5
c.Dalam tanah yang tidak jenuh, tanah terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian padat (butiran), pori-pori udara, dan air pori. Bagian-bagian tanah dapat digambarkan dalam bentuk diagram fase, seperti ditunjukkan Gambar 1.1 Dari gambar tersebut dapat dibentuk persamaan : W = Ws + Ww dan V = Vs + Vw + Va Vv = Vw + Va
Dengan :
Ws = berat butiran padat Ww = berat air Vs = volume butiran padat Vw = volume air Va = volume udara Vv = volume pori
Berat
Isi (volume) Wa = 0 Ww
Isi (volume) Va Vv Vw
(W)
(V) Ws Vs
Mekanika Tanah
I-6
Definisi dan istilah-istilah yang dipakai untuk menyatakan berat isi, banyaknya pori, serta jumlah air dan udara dalam tanah seperti pada tabel berikut :
Sifat Berat Isi Basah Berat Isi Butir Berat Isi Air Berat Isi Kering
Persamaan b =
Definisi Perbandingan antara berat tanah seluruhnya dengan isi tanah seluruhnya Perbandingan antara berat butir dengan isi butir
W V WS VS WW VW WS V WW x 100 WS VV VS VV V
s =
w =
Perbandingan antara berat air dengan isi air Perbandingan antara berat butir dengan isi tanah seluruhnya Perbandingan antara berat air dengan berat buitr tanah (dalam persen) Perbandingan antara isi pori dengan isi butir tanah (dalam desimal)
d =
Kadar Air
w =
Angka Pori
e =
Porositas
n =
Perbandingan antara isi pori dengan isi tanah seluruhnya (dalam persen atau desimal) Perbandingan antara berat isi butir tanah dengan berat isi air (tidak berdimensi)
Berat Jenis
GS = s / w
Mekanika Tanah
I-7
Adapun satuan dan nilainya yang biasa untuk berat isi, kadar air dan sebagainya adalah sebagai berikut :
Berat Isi
Kadar Air tanah dinyatakan dalam persen dan nilainya berkisar antara 0
% sampai 200 atau 300 %. Pada tanah dalam keadaan aslinya biasanya dari 15 % sampai 100 %
Angka pori
Derajat kejenuhan (S), adalah perbandingan antara isi air (VW) dengan
total isi pori (Vv). Biasanya dinyatakan dalam persen.
S(%) =
VW VV
x 100
Nilainya berkisar antara 0 % sampai 100 %. Tanah asli dilapangan luas mempunyai derajat kejenuhan lebih dari 90 %. Bila tanah dalam keadaan jenuh air, maka klasifikasi. S = 1. Pada Tabel 1.1
tanah berkisar antara 2,65 sampai 2,75. Nilai-nilai berat jenis dari berbagai jenis tanah seperti dalam Tabel 1.2
Mekanika Tanah
I-8
Tabel 1.1 Derajat kejenuhan dan kondisi tanah Keadaan Tanah Tanah kering Tanah agak lembab Tanah lembab Tanah sangat lembab Tanah basah Tanah jenuh air Derajat kejenuhan S 0 > 0 0,25 0,26 0,50 0,51 0,75 0,76 0,99 1
Macam Tanah Kerikil Pasir Lanau anorganik Lempung organic Lempung anorganik Humus Gambut
Berat Jenis (GS) 2,65 2,68 2,65 2,68 2,62 2,68 2,58 2,65 2,68 2,75 1,37 1,25 1,80
Mekanika Tanah
I-9
Pada kondisi dilapangan, tanah mempunyai volume (isi) 10 cm3 dan berat basah 18 gram. Berat tanah kering oven adalah 16 gram. Jika berat jenis tanah Gs = 2,71. Hitung : Kadar Air, Berat volume basah, Berat volume kering, Angka pori, Porositas, dan Derajat kejenuhan (dianggap berat volume air 1 g/cm3)
Penyelesaian
a. Kadar Air : w =
d. Angka pori e =
VV VS
VS =
f. Derajat kejenuhan : S =
VW VV
Mekanika Tanah
I-10
Vw =
WW = ( 18 16 )/1 = 2 cm3 YW
4.3 UKURAN BUTIRAN TANAH Sifat-sifat dari suatu macam tanah tertentu banyak tergantung kepada
ukuran butirannya. Karena itu pengukuran besarnya butir tanah merupakan suatu percobaan yang sering dilakukan dalam bidang Mekanika Tanah. Besarnya butir juga merupakan dasar untuk menyatakan klasifikasi tanah atau pemberian nama kepada macam-macam tanah tertentu.. Dengan demikian, analisis tentang butiran merupakan pengujian yang sangat sering dilakukan. Analisis ukuran butiran tanah adalah penentuan persentase berat butiran yang tertinggal pada satu unit seringan, dengan ukuran diameter lubang tertentu. 1) Tanah Berbutir Kasar Distribusi ukuran butir untuk tanah berbutir kasar dapat ditentukan dengan cara menyaring. (lihat ukuran dan nomor saringan tabel 1.3) Caranya, tanah benda uji disaring lewat satu unit saringan standar. Berat tanah yang tertinggal pada masing-masing saringan ditimbang, lalu persentase terhadap berat kumulatif tanah dihitung. Adapun besarnya butir tanah biasanya digambarkan pada suatu grafik, yaitu grafik lengkung gradasi atau grafik lengkungan pembagian butir (particle size distribution curve), sebagaimana terlihat pada Gambar
Mekanika Tanah
I-11
1.2.
merupakan batas antara kerikil dan pasir, pasir dan lanau, dan sebagainya.
Mekanika Tanah
I-12
Mekanika Tanah
I-13
Contoh nomor-nomor saringan dan diameter lubang saringan dari standar Amerika dapat dilihat dalam Tabel 1.3
No. Saringan 3 4 6 8 10 16 20 30
Diameter lubang mm
No. Saringan
Diameter lubang mm
2) Tanah Berbutir Halus Distribusi ukuran butir tanah berbutir halus atau sebagian bebutir halus dari tanah berbutir kasar, dapat ditentukan dengan cara sedimentasi atau pengendapan. Disebut juga analisa basah atau percobaan hidrometer. Caranya, tanah dicampur dengan air (biasanya sebanyak 1000 cc) dan diaduk dalam suatu tabung hidrometer dan dibiarkan tabung berdiri supaya butir-butir tanah mengendap, kemudian dilakukan analisa saat pengendapan berlangsung.
Mekanika Tanah
I-14
4.4
BATAS-BATAS ATTERBERG Suatu hal yang penting pada tanah yang berbutir halus adalah sifat plastisitasnya. Plastisitas disebabkan oleh adanya partikel mineral lempung dalam tanah. Istilah plastisitas menggambarkan kemampuan tanah dalam menyesuaikan perubahan bentuk pada volume yang konstan tanpa retakretak atau remuk. Suatu contoh tanah berbutir halus (lempung atau lanau) yang telah dicampur air sehingga menjadi cair. Kemudian campuran ini diperbolehkan menjadi kering lagi sedikit demi sedikit, maka tanah ini akan melalui beberapa keadaan tertentu dari keadaan cair sampai ke keadaan beku. Kedua angka yang paling penting ialah batas cair dan batas plastis (disebut
Penentuan batas-batas Atterberg dilakukan melalui percobaan dengan menggunakan alat batas cair seperti pada Gambar 1.3
Mekanika Tanah
I-15
Kegunaan Batas- batas Atterberg. Batas cair dan batas plastis tidak secara langsung memberi angka-angka
yang dapat dipakai dalam perhitungan (design). Batas Atterberg ini adalah suatu gambaran secara garis besar, sifat-sifat tanah yang bersangkutan. Tanah yang batas cairnya tinggi biasanya mempunyai sifat teknik yang buruk, yaitu kekuatannya rendah, compressibilitynya tinggi, dan sulit memadatkannya untuk pembuatan jalan misalnya. Untuk macam-macam tanah tertentu Batas-batas Atterbergnya dapat dihubungkan secara empiris dengan sifat-sifat lainnya, misalnya dengan kekuatan geser dan sebagainya. Index plastis biasanya dipakai sebagai salah satu syarat untuk bahan yang akan dipakai untuk pembuatan jalan.
Mekanika Tanah
I-16