Anda di halaman 1dari 14

10 SOAL DAN JAWABAN TENTANG

PONDASI TELAPAK GABUNGAN

DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS


MATA KULIAH REKAYASA PONDASI 1

DISUSUN OLEH

WAHYUNI ARIS ( 217 190 129 )


KELAS SIPIL C

DOSEN PEMBIMBING

HENDRO WIDARTO, ST., MT

PRODI SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE-PARE

2019/2020

1
10 SOAL DAN JAWABAN TENTANG PONDASI TELAPAK GABUNGAN

1. Jelaskan mengapa pondasi telapak tunggal tidak selalu dapat digunakan dibanding pondasi
telapak gabungan?
Jawaban:
Dalam jenis pondasi ada pondasi tunggal dan gabungan Pondasi telapak tunggal tidak selalu dapat
digunakan disebabkan oleh:

1. Beban kolom terlalu besar sedang jarak kolom dengan kolom terlalu dekat, sehingga menimbulkan
luasan plat fondasi yang dibutuhkan akan saling menutup (overlapping)
2. Bila digunakan telapak tunggal akan menimbulkan momen yang cukup besar akibat pusat kolom tak
sentris terhadap pusat berat alas fondasi. Untuk mengurangi pengaruh momen dilakukan
penggabungan dengan luasan fondasi dan diusahakan pusat berat alas fondasi berimpit dengan
resultante gaya-gaya yang bekerja
3. Ruangan terbatas

 Tanah yang terbatas


 Bangunan lain
 Padat bangunan

pondasi gabungan digunakan untuk mendukung beban – beban struktur yang tidak begitu besar,namun
tanahnya mudah mampat atau lunak dan pondasi dipengaruhi momen guling.

2. Tuliskan keuntungan pemakaian pondasi gabungan, dan cara-cara penggabungan pondasi!


Jawaban:
Keuntungan pemakaian pondasi gabungan :

 Menghemat biaya penggalian dan pemotongan tulagan beton


 Dapat mengurangi penurunan tidak seragam yang berlebihan akibat adanya lensa-lensa tanah
lunak dan bentuk variasi lapisan tanah tidak beraturan

Cara penggabungan fondasi-fondasi dapat dilakukan dengan beberapa cara :

 Fondasi telapak Gabungan (combined footing)


 Fondasi telapak kantilever (cantilever footing)
 Fondasi telapak ikat (strap footing)

2
3. Dua buah kolom berdekatan P1 = 80 t, P2 = 160 t. Kolom P1 berbatasan dengan
kepemilikan dengan jarak a1 = 0,4 m. Jarak kedua kolom 4 m pondasi terletak pada tanah
lempung dengan berat volume rata-rata 2 t/m3, cu = 7 t/m2. Hitung dimensi pondasi yang aman?

Penyelesaian :

R
P1=80 t P2=160 t

1,5 m

0,4 m 4,0 m a2

qn

r1 r2

P  R  P  P 1 2 = P1 + P2 = 80 t + 160 t = 240 t

Untuk cu = 7 t/m2 , didapat qestimasi = qa = 15 t/m

P2  r 160  4
Letak R dari kolom P1 → r1 = = = 2,67 m.
R 240
r2 = r – r1 = 4 – 2,67 = 1,33 m

a1 = 0,4 m (jarak P1 terhadap batas tanah)

Bila diinginkan pusat luasan pondasi berimpit dengan resultan bebannya

L = 2 (2,67 + 0,4) = 6,14 m, dan a2 =6,14 – (0,4 + 2,67 + 1,33) = 1,74 m

P 240
B = = 2,6 m
L  qa 6,14  15
Daya dukung netto dihitung menurut analisis Skempton, maka :
qun = cu Nc

Df/B = 1,5/2,6 = 0,58

3
Dari grafik Skempton, untuk pondasi bujur sangkar diperoleh N c = 7,2

Untuk pondasi empat persegi panjang ukuran 2,6 m x 6,14 m.

2,6
Nc = (0,84 + 0,16 x ) x 7,2 = 6,53
6,14
Sehingga, qun = 7 x 6,53 = 45,71 t/m2

q un 45,71
qn = = = 15,24 > qa t/m2 ( OK !)
SF 3
240
qnet = = 15 t/m2
2,6  6,14
qnet < qn (OK !)
Jadi pondasi empat persegi panjang ukuran 2,6 m x 6,14 m aman.
4. Dua buah kolom masing-masing P1= 80 t dan P2= 120 t, yang berjarak 3 m akan dibangun pada
lapisan tanah pasir tebal , yang mempunyai berat volume γb= 1,9 t/m3, φ = 30o, kedalaman muka
air tanah sangat dalam. Kolom P1 berbatasan dengan kepemilikan dengan jarak 40 cm. Sedangan
kolom P2 terletak bebas dalam bangunan. Bila diinginkan pusat berat luasan berimpit resultan
beban, rencanakan lebar pondasi yang aman.
Penyelesaian :
R
P1= 80 t P2=120 t

Lapisan pasir tebal


D f= 1,5 m b = 1,9 t/m3
= 30o

0,4 3,0 1,0

qn

L=4,4 m

r1 r2

4
Untuk pasir dengan sudut gesek φ =30o , dapat diklasifikasikan sebagai pasir dengan kepadatan sedang,
maka daya dukung estimasi qa = 2 kg/cm2 = 20 t/m2

 P  R  P  P = 80 + 120 = 200 t
1 2

P2  r 120  3
Letak resultan beban dari kolom P1 adalah r1 = = = 1,80 m, sedangkan letak resultan beban
R 200
dari kolom P2 adalah r2 = 3,0 – r1 = 1,20 m
Pusat telapak pondasi dibuat berimpit dengan resultan beban.
L = 2 (1,80 + 0,4) = 4,4 m, dan a2 = 4,4 – (0,4 + 1,80 + 1,20) = 1,0 m
P 200
B = = 2,273 m
L  qa 4,4 x 20
P 200
q net  = = 19,9976 t/m2
LB 4,4 x 2,273
Dari table Terzaghi untuk φ =30o, didapat Nq= 22,5 , Nγ = 19,7
Daya dukung pondasi untuk B= 2,273 m , dan L = 4,4 m
qult = po . Nq + 0,5 γ B.Nγ (1-0,2B/L)
= (1,5 x 1,90) x 22,5 +(0,5 x 1,9 x 2,273 x 19,7)x(1 – 0,2 x 2,273/4,4)
= 102,2691 t/m2
qult netto = qult – po = 102,2691 - 1,5 . 1,90 = 99,42 t/m2

qultnetto 99,42
qn =   33,14 t / m 2
SF 3
Ternyata qn > qnet, sehingga pondasi ukuran B= 2,273 m dal L= 4,40 m, aman!

5
5. Dua buah kolom masing-masing P1= 80 t dan P2= 120 t, yang berjarak 3 m akan dibangun pada
lapisan tanah pasir tebal , yang mempunyai berat volume γb= 1,9 t/m3, φ = 30o, kedalaman muka
air tanah sangat dalam. Kolom P1dan P2 berbatasan dengan kepemilikan dengan jarak 40 cm.
Bila diinginkan pusat berat luasan tidak berimpit resultan beban, rencanakan lebar pondasi
yang aman.
Penyelesaian:
R
P1= 80 t P2=120 t

Lapisan pasir tebal


Df= 1,5 m b= 1,9 t/m3
= 30o

0,4 3,0 0,4

qn min
qn max

L=3,8 m

r1 r2

6
Untuk pasir dengan sudut gesek φ =30o , dapat diklasifikasikan sebagai pasir dengan kepadatan sedang,
maka daya dukung estimasi qa = 2 kg/cm2 = 20 t/m2
Panjang pondasi L = 3,80 m
P2  r 120  3
Letak resultan beban dari kolom P1 adalah r1 = = = 1,80 m, sedangkan letak resultan beban
R 200
dari kolom P2 adalah r2 = r – r1 = 1,20 m
L= (a1 + r1 + r2 + a2) =3,8 m.
a2 = a1 = 0,4 m
L L
e = (a1 + r1) – = (0,4 + 1,80) – 1,90 = 0,30 m <
2 6
Tekanan pada dasar pondasi :

P  6e  200  6  0,30 
q max = 1  = 1  
BL L  B  3,80  3,80 
q max ≤ qa , sehingga didapat :

200  6  0,30 
1   ≤ 20, atau B = 3,88 m
B  3,80  3,80 

200  6  0,30 
q min = 1   , untuk B = 3,88 m
B  3,80  3,80 

200  6  0,30 
qmin = 1   = 7,14 t/m2 > 0 (O.K)
3,88  3,80  3,80 
Dari Table Terzaghi untuk φ =30o, didapat Nq= 22,5 , Nγ = 19,7
Daya dukung pondasi untuk B= 3,88 m, dan L = 3,8 m
qult = po . Nq + 0,5 γ B.Nγ (1-0,2B/L)
= (1,5 x 1,90) x 22,5 +(0,5 x 1,9 x 3,8 x 19,7) x(1 – 0,2 x 3,8/3,88)
= 121,3119 t/m2
qult netto = qult – po = 121,3119 - 1,5 . 1,90 = 118,4619 t/m2

qultnetto 118,4619
qn =   39,48 t / m 2
SF 3
Ternyata qn > q max, sehingga pondasi ukuran B= 3,88 m dal L= 3,80 m, aman!

7
6. Dua buah kolom dengan beban masing-masing P1 = 80 t, P2 = 140 t. Jarak kedua kolom 3 m.
Dibangun di atas tanah pasir γb = 1,8 t/m3 pada kedalaman 1,5 m dari permukaan tanah. Hasil
pengujian SPT didapat N rata-rata di bawah pondasi N = 20. Bila a2 = 40 cm, a1 = lahan bebas.
Rencanakan dimensi pondasi telapak trapezium yang aman terhadap daya dukung !

Penyelesaian :
P = R = 80 + 140 = 220 ton
Pusat berat luasan trapesium dibuat berimpit dengan garis kerja resultan beban-bebannya
Letak resultan beban-beban dari pusat kolom P2 : P x y = P1 x L1
P1  L1 80  3
y= = = 1,09 m
P 220
Jarak resultan beban-beban terhadap sisi B2 (r) adalah:
r = y + a2 = 1,09 + 0,4 = 1,49 m.

P1 L  a1   P2 a2 80L  a1   140  0,4


r   1,49
P 220
80 (L – a1) + 56 = 327,8
80 (L – a1) = 271,8
L – a1 = 3,40 m

P1=80 t R y=1,09 m P2= 140 t

Pasir kepadatan sedang


Df=1,5 m N-SPT = 20
b= 1,8 t/m3

r=1,49 m
a1 L1=3,0 m a2=0,4 m

qn

B1 B2

8
Misal dipakai a1 = 0,3 m, maka panjang pondasi trapezium L = 3,40 + 0,3 = 3,70 m
Pasir dengan nilai N-SPT = 20 ( sudut gesek dalam tanah 33o). Estimasi nilai daya dukung diizinkan untuk
pasir kepadatan relatif sedang qa = 20 t/m2.
Luas plat telapak trapezium A:
P 220
A =   11 m 2
qa 20

2A  3r  2  11  3  1,49 
B1 =  1 =   1 = 1,24 m
L L  3,7  3,7 

 2A  2  11
B2 =   B1 =  1,24 = 4,71 m
 L  3,7
Daya dukung diizinkan untuk pondasi B = 1,24 m
Untuk N-SPT = 20, maka menurut Peck& Terzaghi didapat φ = 330 ,
Dari table factor daya dukung Terzaghi diperoleh Nγ= 31,17 ; Nq = 33
qult = po . Nq + 0,5 γ B.Nγ
= (1,5x1,8x33) + (0,5x1,8x1,24x31,17)
= 123,88 t/m2
qult netto = qu – po = 123,88 – (1,8 x 1,5) = 121,18 t/m2

qu netto 121,18
qn =   40,39 t / m 2
SF 3
qn> qa , maka ukuran pondasi trapezium dapat dipakai.

7. Dua buah kolom masing-masing P1 = 140 t, P2 = 120 t. Jarak kedua kolom 3 m. Dibangun di atas
tanah pasir yang relatif homogen. Dari pengujian SPT di lapangan diperoleh N rata-rata di
bawah pondasi N = 20. Berat volume pasir γb = 1,8 t/m3 , kedudukan air tanah sangat dalam. Bila
jarak kolom terhadap batas-batas lahan a1 = 40 cm, a2 = 40 cm. Rencanakan dimensi pondasi
yang aman terhadap daya dukung !

Penyelesaian :
P = 140 + 120 = 260 t
a1 = 40 cm; dan a2 = 40 cm, serta L = a1 + L1 + a2 = 3,80 m
Misal dipakai pusat berat luasan trapesium dibuat berimpit dengan garis kerja resultan beban-bebannya.
Maka jarak resultan beban terhadap sisi B2 ( r )adalah :

P1 L  a1   P2 a2 1403,8  0,4  120  0,4


r   2,02 m
P 260

9
Estimasi nilai daya dukung diizinkan untuk tanah pasir sedang qa = 2 kg/cm2 = 20 t/m2.
P 260
Luas pelat pondasi yang diperlukan : A =   13 m 2
qa 20

2A  3r  2  13  3  2,02 
B1 =  1 =   1 = 4,09 m
L L  3,8  3,8 

 2A  2  13
B2 =    B1 =  4,09 = 2,75 m
 L  3,8

P1=140 t R P2= 120 t

Pasir kepadatan sedang


Df=1,5 m N-SPT = 20
b= 1,8 t/m3

r=2,02 m
a1=0,4 L1=3,0 m a2=0,4

qn

B1 B2

Daya dukung aman dengan lebar pondasi B = 2,75 m


Untuk N-SPT = 20, maka menurut Peck& Terzaghi didapat φ = 330 ,
Dari table factor daya dukung Terzaghi diperoleh Nγ= 31,17 ; Nq = 33
qult = po . Nq + 0,5 γ B.Nγ
= (1,5 x 1,8 x 33) + (0,5 x 1,8 x 2,75 x 31,17)
= 166,24 t/m2
qult netto = qu – po = 166,24 – (1,8 x 1,5) = 163,54 t/m2

10
qu netto 163,54
qn =   54,51 t / m 2
SF 3
qn > qa , maka ukuran pondasi trapezium dapat dipakai

8. Dua buah kolom masing-masing P1 = 80 t, P2 = 140 t. Jarak kedua kolom 3 m. Dibangun di atas
tanah pasir yang relatif homogen γb = 1,8 t/m3. Dari pengujian SPT di lapangan diperoleh N rata-
rata di bawah pondasi N = 20. Bila jarak kolom terhadap batas-batas lahan a1 = 50 cm, a2 = 60
cm. Rencanakan dimensi pondasi yang aman terhadap daya dukung !

Penyelesaian :

P1=80 t R P2=140 t

Df= 1,5 m

0,5 3,0 0,6


r

qn maks
qn min

ro

B2
B1

4,1
P1 = 80 t; P2 = 140 t
N – SPT = 20, merupakan pasir kepadatan sedang. Estimasi nilai daya dukung diizinkan untuk tanah pasir
sedang qa = 2 kg/cm2 = 20 t/m2.
a1 = 50 cm; a2 = 60 cm, L= a1 + a2 + L1= 4,1 m

11
P = 80 + 140 = 220 t
Jarak resultan beban terhadap sisi B2 (r) adalah

P1 L  a1   P2 a2 804,1  0,5  140  0,6


r   1,69 m
P 220

Luas pelat pondasi yang diperlukan :


P 220
A=   11 m 2
qa 20

2A  3r  2  11  3  1,69 
B1 =  1 =   1 = 1,23 m
L L  4,1  4,1 

 2A  2  11
B2 =    B1 =  1,23 = 4,13 m
 L  4,1
Bila pusat berat luasan trapesium dibuat tidak berimpit dengan garis kerja resultan beban-bebannya, maka
B1≠ 1,23 m. Misal dipakai B1= 2,0 m, maka :

 2A  2  11
B2 =    B1 =  2,0 = 3,37 m.
 L  4,1
Letak titik berat luasan pondasi dari sisi B2 :

L  2B1  B2  4,1  2  2,0  3,37 


ro =  =   = 1,88 m.
3  B1  B2  3  2,0  3,37 
Momen interia terhadap sisi B2 :

B1L3  B2  B1 L3


1 1
IB2 =
3 6

 2,0  4,13  3,37  2,0  4,13


1 1
=
3 6
= 45,95 + 15,74
= 61,68 m4
Momen interia luasan pondasi terhadap sb y (Iy) :
Iy = IB2 – A.ro2 = 61,68 – 11 . 1,882 = 22,80 m4
Momen P terhadap sumbu y :
My = e . P = (ro – r) . P = (1,88 – 1,69) . 220 = 41,8 tm
Tekanan pada dasar pondasi :

12
q=
 P  My  Xo
A Iy

Tekanan pada dasar pondasi sisi B2 :


220 41,8  1,88
qmax =   20  3,45  23,45 t/m 2
11 22,80
Tekanan pada dasar pondasi sisi B1 :
220 41,8  2,22
qmin =   20  4,07  15,93 t/m 2
11 22,80
Daya dukung yang diizinkan untuk pondasi B = 2,0 m
Tanah pasir N-SPT = 20 , dari grafik Peck & Terzaghi diperoleh φ = 330
Dari table factor daya dukung Terzaghi diperoleh Nγ= 31,17 ; Nq = 33
qult = po . Nq + 0,5 γ B.Nγ
= (1,5x1,8x33) + (0,5x1,8x2,0x31,17)
= 145,206 t/m2
qult netto = qu – po = 145,206 – (1,8 x 1,5) = 142,506 t/m2

qu netto 142,506
qn =   47,50 t / m 2
SF 3
qn > qmax (OK !)

9. Tuliskan alasan-alasan digunakannya pondasi telapak gabungan?

Jawaban :

Pondasi telapak gabungan digunakan dengan alasan-alasan sebagai berikut:

a) Jarak antara dua kolom atau lebih terlalu dekat, sehingga bila dipakai pondasi terpisah akan berimpit
atau overlapping.
b) Jarak kolom terlalu dekat dengan batas pemilikan tanah, atau dibatasi oleh bangunan yang telah ada
sebelumnya.
c) Untuk menanggulangi momen penggulingan yang terlalu besar.
d) Dibutuhkan dasar pondasi dengan lebar yang besar, karena tanah mempunyai daya dukung rendah.

13
Batas pemilikan
Pondasi telapak gabungan
Batas pemilikan empat persegi panjang

Pondasi telapak terpisah Pondasi telapak gabungan


trapesium

Pondasi rakit

Batas pemilikan

10. Tuliskan langkah-langkah perhitungan dimensi pondasi telapak gabungan apabila pusat luasan
pondasi tidak berimpit dengan resultan beban?
Jawaban :
Langkah-langkah perhitungan demensi pondasi telapak gabungan apabila pusat luasan pondasi tidak
berimpit dengan resultan beban, dilakukan sebagai berikut:

a. Hitung : P  P  P1 2 R
P2  r
b. Hitung letak R dari P1, dengan r1 =
R
c. L = (a1 + r1 + r2 + a2) dan r2 = r – r1
L
d. Hitung eksentisitas resultan beban dari pusat telapak pondasi, yaitu : e = (a1 + r1) –
2
e. Estimasikan daya dukung pondasi menurut jenis tanahnya qa, (Tabel 4.1)
f. Hitung lebar pondasi B,

q maks =
 P 1  6e  ≤ q ; untuk e ≤
a
L
BL  L 6
dan

4 P L
qmaks = ≤ qa ; untuk e >
3BL  2e  6

g. Hitung q min =
 P 1  6e  >0 ; untuk e≤ L
BL  L 6
h. Hitung daya dukung aman netto (qn) , untuk lebar pondasi B
i. Kontrol qn ≥ qa

14

Anda mungkin juga menyukai