Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR JAWABAN DARI TUGAS ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS I

Disusun oleh:
Nama : WAHYUNI ARIS
Kelas : SIPIL C
Nim : 217 190 129

(soal no.2 poinke 2)


 Pembahasan terkait pelaksanaan Analisis Dampak Lalulintas PP Nomor 32 Tahun 2011

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang manajemen dan
rekayasa, analisis dampak, serta manajemen kebutuhan lalulintas.
bahwa untuk mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas dalam rangka
menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan,
serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 93, Pasal 101, Pasal 102 ayat (3), Pasal 133 ayat (5),
dan Pasal 136 ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis
Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:


1. Manajemen dan rekayasa lalu lintas adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas
perlengkapan jalan dalam rangka mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.
2. Keamanan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan terbebasnya setiap
orang, barang, dan/atau kendaraan dari gangguan perbuatan melawan hukum, dan/atau
rasa takut dalam berlalu lintas.
3. Keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap
orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia,
kendaraan, jalan, dan/atau lingkungan.
4. Ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan berlalu lintas yang
berlangsung secara teratur sesuai dengan hak dan kewajiban setiap pengguna jalan.
5. Kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan berlalu lintas dan
penggunaan angkutan yang bebas dari hambatan dan kemacetan di jalan.
6. Jaringan jalan adalah satu kesatuan jaringan yang terdiri atas sistem jaringan jalan
primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarkis.
7. Analisis dampak lalu lintas adalah serangkaian kegiatan kajian mengenai dampak lalu
lintas dari pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang hasilnya
dituangkan dalam bentuk dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
8. Manajemen kebutuhan lalu lintas adalah kegiatan yang dilaksanakan dengan sasaran
meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan ruang lalu lintas dan mengendalikan
pergerakan lalu lintas.
9. Tingkat pelayanan adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan kondisi
operasional lalu lintas.
10. Jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya
yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,
kecuali jalan rel dan jalan kabel.
11. Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tertentu pada ruas
jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan per jam atau satuan mobil
penumpang per jam.
12. Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung volume lalu lintas ideal
per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan per jam atau satuan mobil penumpang
per jam.
13. Kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dalam satuan waktu,
dinyatakan dalam kilometer per jam.
14. Tundaan lalu lintas adalah waktu tambahan yang diperlukan untuk melewati
persimpangan dibandingkan dengan situasi tanpa persimpangan.
15. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
16. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati/walikota, dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

(soal no.3 poinke 1)


 Bahasan terkait pelaksanaan analisis dampal lalu lintas dengan UU Nomor 38 tahun 2004
tentang Jalan.
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah perangkat Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas Presiden beserta para menteri.
2. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam bidang jalan.
3. Pemerintah daerah adalah kepala daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain
sebagai badan eksekutif daerah.
4. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapan-nya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
kabel.
5. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
6. Jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau
kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.
7. Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan
nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.
8. Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol.
9. Penyelenggaraan jalan adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,
pembangunan, dan pengawasan jalan.
10. Pengaturan jalan adalah kegiatan perumusan kebijakan perencanaan, penyusunan
perencanaan umum, dan penyusunan peraturan perundang-undangan jalan.
11. Pembinaan jalan adalah kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan,
pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan jalan.
12. Pembangunan jalan adalah kegiatan pemrograman dan penganggaran, perencanaan
teknis, pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan.
13. Pengawasan jalan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tertib pengaturan,
pembinaan, dan pembangunan jalan.
14. Penyelenggara jalan adalah pihak yang melakukan pengaturan, pembinaan, pembangunan,
dan pengawasan jalan sesuai dengan kewenangannya.
15. Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian
jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebidang serta dilengkapi
dengan pagar ruang milik jalan.
16. Badan Pengatur Jalan Tol yang selanjutnya disebut BPJT adalah badan yang dibentuk oleh
Menteri, berada di bawah, dan bertanggung jawab kepada Menteri.
17. Badan usaha di bidang jalan tol yang selanjutnya disebut Badan Usaha adalah badan hukum
yang bergerak di bidang pengusahaan jalan tol.
18. Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan
mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh
pelayanannya dalam satu hubungan hierarkis.
19. Orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
(soal nmr.4)
 Daftar peraturan perundangan nomor (UU, PP, Keppres, kepmen, dll). Yang terkait dengan
pelaksanaan analisis dampak lalu lintas:

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);
2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4444);
3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4655);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa,
Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5221);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2011 tentang Forum Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5229);
8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 135 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 273);
9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Perhubungan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 1113);

Sekian dan terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai