Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ETIKA PROFESI

ETIKA PROFESI PADA PROYEK KONSTRUKSI

DISUSUN OLEH

WAHYUNI ARIS ( 217 190 129 )


KELAS SIPIL C

DOSEN PEMBIMBING

HENDRO WIDARTO, ST., MT

PRODI SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE-PARE
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Etika propesi pada proyek konstruksi ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas bapak dosen pada mata kuliah ETIKA PROFESI. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang beretika atau berperilaku yang benar pada lingkungan
proyek bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen HENDRO WIDARTO, ST., MT selaku dosen
mata kuliah etika profesi  yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr, Wb

Pinrang, 20 juni 2020

Wahyuni aris

2
3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................. 1
Daftar Isi......................................................................................................................... 2
BAB I. Pendahuluan ......................................................................................................3
I.I .Latar belakang...............................................................................................3
I.II .Pengertian etika profesi................................................................................3

BAB II. Pembahasan......................................................................................................4


II.I .Jasa konstruksi.............................................................................................4
II.II .Etika............................................................................................................ 4
II.III .Profesi........................................................................................................ 5
II.IV .Kode etik profesi........................................................................................6
II.V .Prinsip-prinsip etika profesi.........................................................................6
II.VI .Tujuan adanya kode etik profesi.................................................................6
II.VII .Fungsi dari kode etik profesi.....................................................................7
II.VIII .Permasalahan dan kasus.........................................................................7
II.IX .Kelemahan dalam etika profesi..................................................................7
II.X .Pandangan terhadap etika profesi...............................................................8

BAB III. Penutup ........................................................................................................... 9


Daftar Pustaka.............................................................................................................10

4
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Dinamika dunia konstruksi di Indonesia dari zaman Orde Baru hingga sekarang tidak pernah
berubah, ketika para profesional konstruksi yang bertugas pada sebuah proyek konstruksi tidak
lepas dari penyimpangan atau pelanggaran, baik secara teknis maupun etika. Berbagai macam
penyimpangan atau pelanggaran yang dilakukan oleh para profesional konstruksi sehingga
banyak merugikan pemilik maupun pengguna proyek. Dinamika yang terjadi di lapangan saat
ini, dimulai dari proyek fiktif, tidak netral dalam strudi kelayakan, penipuan data survey, kolusi
dalam pelelangan, korupsi dalam proses konstruksi, mark up harga satuan, ketidaksesuaian
laporan proyek dengan kondisi riil di lapangan, penipuan tenaga ahli (jumlah & spesifikasi), dan
saving proyek. Hasil dari pelanggaran tersebut, adalah sebagian besar pemilik maupun
pengguna hasil konstruksi merasa tidak puas dengan hasil kinerja para profesional tersebut.
Pelanggaran etika profesi pada umumnya mencakup kasus utama, yaitu: Pertama, adalah per-
buatan yang melanggar nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh para profesional
tersebut, seperti memperdagangkan atau memperjualbelikan jasa atau membeda-bedakan
pelayanan jasa atas dasar keinginan untuk mendapatkan keuntungan uang yang berkelebihan
atau kekuasaan. Kedua, Pelayanan jasa profesi yang kurang mencerminkan kualitas keahlian
menurut standar maupun kriteria seorang profesional. Kedua kasus tersebut tidak lepas dari
dukungan pemerintah yang memberi contoh atau memaksa untuk melakukan pelanggaran-
pelangaran tersebut.

I.II Pengertian umum Etika profesi


 Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.
 Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral
dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan
manusia.
 Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi
atau lingkup kerja tertentu, contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science,
medis/dokter, dan sebagainya.
 Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang
sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap
konsumen (klien atau objek).

5
BAB II
PEMBAHASAN

II.I Jasa Konstruksi


Sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berkaitan dengan Usaha Jasa Konstruksi, yaitu Undang-Undang Nomor 18
Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi atau “UU Jasa Konstruksi”.
Secara umum menyebutkan: 
 Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi,
layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi
pengawasan pekerjaan konstruksi. 
 Para pihak dalam suatu pekerjaan konstruksi terdiri dari pengguna jasa dan penyedia
jasa, dapat berupa perseorangan atau badan usaha (baik yang berbentuk badan hukum
maupun yang bukan berbentuk badan hukum). 
 Penyedia jasa konstruksi perseorangan hanya dapat melaksanakan pekerjaan
konstruksi yang berisiko kecil, yang berteknologi sederhana, dan yang berbiaya kecil. 
 Sedangkan pekerjaan konstruksi yang berisiko besar yang berteknologi tinggi dan
berbiaya besar hanya dapat dilakukan oleh badan usaha yang berbentuk perseroan
terbatas atau badan usaha asing yang dipersamakan.

II.II Etika
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang
baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli antara lain berikut ini :
1. Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan
oleh akal.
3. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Ada dua macam etika yang harus dipahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya pri-
laku manusia, yaitu:
1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap
dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan
kerangka tindakan yang akan diputuskan.

6
Sedangkan etika secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu secara umum maupun
khusus, antara lain sebagai berikut:
1. Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak
secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-
prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak
ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan
dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
2. Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil
keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya
lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun,
penerapan itu dapat juga berwujud, bgaimana saya menilai perilaku diri sendiri dan
orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh
kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis. 

Selanjutnya Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :


1. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya
sendiri.
2. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia
sebagai anggota umat manusia.
Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi menjadi banyak
bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat ini terjadi, adalah: sikap
terhadap sesama, etika keluarga, etika profesi, etika politik, etika lingkungan, dan etika idiologi.

II.III Profesi
Perlu dimengerti dan dipahami bahwa pekerjaan atau disebut juga profesi dan Profesional.
Terdapat beberapa perbedaan diantara kedua hal tersebut, yaitu :

Profesi: 
 Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus; 
 Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu); 
 Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup; 
 Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
Profesional: 
 Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya; 
 Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu; 
 Hidup dari situ; 
 Bangga akan pekerjaannya.

Sedangkan secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu:
 Adanya pengetahuan khusus, seperti keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat
pendidikan, pelatihan dan pengalaman. 
 Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku
profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
 Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
 Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya.

7
 Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi.
 Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kaum
profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas
rata-rata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain
pihak ada suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka kepentingan
masyarakat.

II.IV Kode Etik Profesi


Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok
masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode
etik yang memiliki sangsi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum. Kode
Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan
suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai
pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya
kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional.

II.V Prinsip- Prinsip Etika Profesi:


1. Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya, serta
terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya.
2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri
kebebasan dalam menjalankan profesinya.

II.VI Tujuan Adanya Kode Etik Profesi


 Untuk menjunjung tinggi martabat profesi;
 Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota;
 Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi;
 Untuk meningkatkan mutu profesi;
 Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi;
 Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi;
 Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat;
 Menentukan standar baku diri sendiri. 

8
II.VII Fungsi dari kode etik profesi
1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan.
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam
keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang.

II.VIII Permasalahan dan Kasus


Permasalahan pada pelanggaran etika profesi yang berkaitan dengan industri konstruksi hingga
saat ini masih berlangsung, terbukti telah banyak kasus yang terungkap pada pembangunan
sebuah proyek, baik masalah yang bersifat teknis maupun mark-up harga. Hal tersebut hanya
menggambarkan sebuah kasus pelanggaran etika profesi yang terjadi pada akhir dekade ini.
Pelanggaran-pelanggran etika profesi pada umumnya dipengaruhi oleh lingkungan sekitar
lokasi proyek, dan para profesional konstruksi yang telah memahami seluk beluk pekerjaan
konstruksi untuk mendapatkan keuntungan yang tidak biasa dengan cara memanipulasi
pekerjaan maupun penggunaan dana yang tidak terbuka. Salain itu, adalah sikap dari instansi
pemilik proyek yang telah memberikan contoh dan peluang untuk melakukan korupsi,
manipulasi data, manipulasi laporan dan sebagainya, sehingga pelanggaran etika profesi tidak
terbatas pada para profesional konstruksi, namun telah merata di berbagai pihak maupun
profesi. Beberapa kasus pelanggaran etika profesi banyak yang tidak ditindaklanjuti oleh
organisasi profesi khususnya yang berkaitan dengan industri konstruksi. Berbeda dengan
bidang lain yang dinilai ketat dalan masalah etika profesi, seperti Ikatan Dokter Indonesia.

II.IX Kelemahan dalam Etika Profesi


Etika profesi yang dituangkan dalan kode etik profesi secara umum belum berjalan sesuai
dengan harapan. Hal ini terjadi karena pengaruh lingkungan yang tidak mendukung terhadap
penerapan kode etik tersebut, baik secara internal maupun eksternal. Pengaruh lingkungan
merupakan faktor utama yang berkontribusi kepada para profesional di bidang konstruksi
dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan yang ada, baik secara teknis, administratif,
pelaporan maupun kebijakan-kebijakan.

Kelemahan-kelemahan yang ada dalam penerapan etika profesi, antara lain sebagai berikut:
1. Penghargaan atau imbalan terhadap para profesional konstruksi kurang dihargai sesuai
dengan situasi dan kondisi ekonomi, sehingga para profesional tersebut terpaksa
melakukan pelanggaran-pelanggaran, baik secara teknis maupun administratif untuk
memenuhi kebutuhan hidup;
2. Niat baik dari para pengelola proyek atau atasan yang ingin mendapatkan keuntungan dari
setiap proyek, sehingga para profesional tersebut dipaksa untuk melakukan pelanggran-
pelanggaran etika profesi dalam rangka memenuhi tuntutan para pengelola proyek maupun
para atasan, baik secara teknis maupun administratif;
3. Perilaku buruk dan kebiasaan serta keserakahan dari para pengelola atau atasan termasuk
para profesional secara bersama-sama untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya dalam rangka memperkaya diri sendiri, sehingga memaksakan diri untuk
melakukan pelanggaran-pelanggran etika profesi, seperti; korupsi, manipulasi,
penyalahgunaan wewenang dan sebagainya.

9
II.X Pandangan terhadap Etika Profesi
Etika profesi sangat penting dan perlu ditegakkan guna mendapatkan hasil pengelolan sebuah
proyek atau program khususnya di bidang konstruksi yang berkualitas baik, aman, nyaman dan
terbuka (transparan) dalam pengelolaannya. Namun pada kenyataannya, baru sebagian kecil
proyek atau program maupun organisasi yang dapat menerapkan kode etik profesi secara
ketat, serta dapat memberikan sanksi kepada para pelaku konstruksi atau anggotanya. Etika
profesi perlu ditegakkan sejak dini, baik oleh institusi-institusi dalam pemerintahan maupun
swasta, termasuk para mahasiswa di berbagai jurusan. Penerapan etika profesi dapat pula
melalui kode etik profesi pada organisasi-organisasi profesi di berbagai bidang keilmuan,
dengan sanksi yang jelas dan tegas. Namun pada umumnya, pelanggaran-pelanggaran yang
terjadi meskipun telah dibuat aturan atau kode etik yang jelas, masih banyak yang ditutup-tutupi
dalam rangka menjaga nama baik seseorang atau institusi atau organisasi.

10
BAB III
PENUTUP

Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Kode etik
profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat
tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang
memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum. Kode Etik juga
dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan di berbagai bidang, khususnya pada bidang industri konstruksi. Proyek
konstruksi pada umumnya kurang mencapai dalam hal kepuasan klien mengenai layanan yang
diberikan oleh para profesional konstruksi. Proyek kurang menghormati hal ini yang
kemungkinan akan menghasilkan kinerja buruk profesional konstruksi. Maka, evaluasi kinerja
pembangunan pada proyek-proyek penting mendesak untuk dilakukan. Selain hal tersebut, ada
banyak penelitian tentang konstruksi dengan fokus pada aspek yang berbeda terhadap kinerja
proyek. Hal ini mencakup evaluasi kinerja kontraktor, menyelidiki kebutuhan klien selama
proses pembangunan. Namun demikian, penelitian yang membahas isu-isu etika profesi
konstruksi belum ada yang mengerjakan. Etika profesi merupakan masalah penting bagi para
profesional sebuah profesi yang sebagian besar melayani kebutuhan publik. Profesi hanya bisa
bertahan jika publik masih memiliki keyakinan padanya. Bagi sebuah profesi untuk
mendapatkan kepercayaan publik tergantung pada dua elemen penting, yaitu pengetahuan
profesional dan perilaku etis. Maka penegakkan etika profesi melalui kode etik yang jelas dan
tegas dapat dilakukan sejak dini oleh berbagai pihak yang terlibat pada bidang-bidang tertentu,
khususnya industri konstruksi. Selain dari mempengaruhi pada profesional itu sendiri, juga
dapat memberi dampak yang signifikan pada kualitas layanan yang disediakan dan juga pada
persepsi publik dan citra profesi.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://esastradjingga.blogspot.com/2016/03/etika-profesi-pada-proyek-konstruksi.html

12

Anda mungkin juga menyukai