Anda di halaman 1dari 12

MEKANIKA TANAH 2

STABILITAS LERENG

RANGGA BATJO
(21012062)
3B-KBG
Pada permukaan tanah yang tidak horizontal, komponen gravitasu cenderung untuk
menggerakan tanah kebawah. Jika komponen gravitasi sedemikian besar sehingga
perlawanan terhadap geseran yang dapat dikerahkan oleh tanah pada bidang
longsornya terlampaui, maka akan terjadi kelongsoran lereng. Analisis stabilitas pada
permukaan tanah yang miring ini, disebut analisis stabilitas lereng.
Analisis stabilitas lereng tidak mudah, karena terdapat banyak faktor yang sangat
mempengaruhi hasil hitungan. Faktor-faktor tersebut misalnya, kondisi tanah yang
berlapis-lapis, kuat geser tanah yang anisotropis, aliran rembesan air dalam tanah dan
lain
sebagainya. Terzaghi (1950) tnetnbagi penyebab Iongsoran lereng terdiri dari akibat
pengaruh dalam (internal effect) dan pengaruh luar (external effect). Pengaruh Iuar.
yaitu pengaruh yang menyebabkan bertambahnya gaya geser dengan tanpa adanya
perubahan kuat geser tanah. Contohnya, akibat perbuatan manusia mempertajam
kemiringan tebing atau memperdalam galian tanah dan erosi sungai. Pengaruh dalam,
yaitu longsoran yang terjadi dengan tanpa adanya perubahan kondisi luar atau gempa
bumi. Contoh yang umum untuk kondisi ini dalah pengaruh bertambahnya tekanan air
pori didalam lereng.
2. ANALISA KESTABILAN LERENG
Tanah non kohesif adalah apabila butir-butir tanah terpisah-pisah setelah dikeringkan
dan hanya bersatu apabila berada dalam keadaan basah karena gaya tarik permukaan
dalam air.
Untuk Kondisi jika terjadi keruntuhan lereng/longsor tanah tak berkohesi dapat dilihat
pada gambar dibawah ini
3. ANALISA KELONGSORAN TRANSLASI BIDANG
Diasumsikan bahwa permukaan runtuh potensial adalah sejajar dengan permukaan
lereng dan dengan kedalaman yang kecil dibandingkan dengan Panjang lereng. Lereng
terseut kemudian dapat dianggap memilki Panjang tak-terhingga, dengan mengabaikan
pengaruh ujungnya.
Lereng tersebut membentuk sudut β dengan bidang horizontal dan kedalaman bidang
runtuh adalah z, seperti diperlihatkan pada gambar 11. Muka air tanah diambil sejajar
terhadap lereng dengan tinggi mz (0 < m < 1) di atas bidang runtuh. Rembesan tunak
(steady seepage) diasumsikan terjadi dalam arah yang sejajar dengn lereng. Gaya-gaya
pada sisi setiap irisan vetikal adalah sama besar dan berlawanan arah dan kondisi
tegangannya sama disetiap titik pada bidang runtuh
Berikut ini adalah beberapa kasus khusus yang menarik. Jika c’ = 0 dan m = 0 (yaitu tanah
antara permukaan dan bidang runtuh tidak jenuh sempurna), maka
4. METODE ANALISIS UMUM
Morgenstern dan Price membuat suatu analisis umum dimana selruh syarat batas dan
syarat keseimbangan terpenuhi dan permukaan runtuh dapat berbentuk lingkaran,
bukan lingkaran, atau gabungan keduanya. Permukaan tanah dinyatakan oleh fungsi y =
z(x) dan permukaan runtuh coba-coba dinyatakan oleh fungsi y = y(x), seperti
diperlihatkan pada gambar 12.
Gaya-gay bekerja pada suatu irisan dengan lebar dx juga diperlihatkan pada gambar 12.
Gaya-gaya tersebut dinotasikan sebagai berikut:
E’ = gaya normal efektif pada sisi irisan, X = gaya geser pada sisi,
Pw = gaya air batas pada sisi,
dN’ = gaya normal efektif pada dasar irisan, dS = gaya geser pada dasar,

dPb = gaya air batas pada dasar, dW = berat total irirsan.


persamaan diferensial yang menentukan diperoleh dengan menyamakan momen-momen
pada titik tengah dasar, gaya-gaya yang tegak lurus terhadap dan sejajar dengan dassar
sama dengan nol. Persamaan tersebut disederhanakan dengan menggunakan gaya
normal total (E), di mana
Di mana f(x) adalah suatu fungsi yang dipilih untuk mewakili pola variasi X/E pada massa
runtuh dan λ adalah faktor skala. Nilai λ ditentukan sebagai bagian dari penyelesaian
dengan menggunakan faktor keamanan F.
5.Stabilitas Akhir Pelaksanaan Pembangunan dan Stabilitas Jangka Panjang

Untuk suatu titik P tipikal pada permukaan runtuh potensial (gambar 12), suku pertama
dalam persamaan diatas adalah negative dan suku kedua juga akan negative jika nilai A
lebih kecil dari 0,5. Secara keseluruhan, perubahan tekanan air pori Δ𝑢 negative,
pengaruh rotasi dari arah tegagan utama diabaikan. Sewaktu disipasi terjadi, tekanan air
pori meningkat sampai nilai akhir seperti diperlihatkan gambar 13. Dengan demikian
faktor keamanan memiliki nilai yang lebih kecil dalam jangka Panjang, sewaktu disipasi
telah selesai, daripada di akhir pelaksanaan pembangunan.
Lereng pada lempung terkonsolidasi berlebihan yang bercelah membutuhkan
pertimbangan khusus. Hal ini mungkin bila terjadi regangan setempat yang besar akibat
adanya celah, yang menyebabkan dicapainya ke- kuatan puncak, yang diikuti oleh suatu
penurunan secara berangsur-angsur menuju nilai kritis. Terbentuknya regangan
setempat yang besar dapat mengarah kepada keruntuhan lereng yang progresif. Tetapi,
celah bukanlah satu-satunya penyebab keruntuhan progresif, selain itu perlu
diperhatikan ketidakseragaman tegangan geser di sepanjang permukaan runtuh
potensial dan tegangan setempat yang berlebihan yang dapat mengawali keruntuhan
progresif.
6. Akhir Pelaksanaan Pembangunan
Periode pelaksanaan pembangunan sebuah bendungan tanah tidak cukup panjang untu
membiarkan disipasi sebagian dari kelebihan tekanan air pori sebelum pelaksanaan
pembangunan berakhir, terutama pada sebuah bendungan dengan drainasi dalam
(internal drainage). Dengan demikian, analisis tegangan total akan menghasilkan suatu
desain yang sangat konservatif. Analisis tegangan efektif dipilih dengan menggunakan
nilai perkiraan 𝑟𝑢
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai