Anda di halaman 1dari 12

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan


13
MODUL 13
PENURUNAN
1. PENDAHULUAN

Istilah penurunan (settlement) digunakan untuk menunjukkan gerakan titik


tertentu pada bangunan terhadap titik referensi yang tetap. Jika seluruh permukaan
tanah dibawah dan diisekitar bangunan turun secara seraga dan penurunan terjadi tidak
berlebihan, maka turunnya bangunan akan tidak nampak oleh pendangan mata dan
penurunan yang terjadi tidak menimbulkan kerusakan bangunan. Namun, kondisi
kondisi demikian tentu mengganggu baik pandangan mata maupun kestabilan
bangunan, bila penurunan terjadi secara berlebihan. Umumnya, penurunan tak seragam
lebih membahayakan bangunan dari pada penurunan total.

Contoh-contoh kerusakan bangunan akibat penurunan tak seragam ditunjukkan


dalam Gambar 1

1) Gambar 1a. Jika tepi bangunan turun lebih besar dari paada bagian
tengahnya, bangunan diperkirakan akan retak-retak pada bagian A.
2) Gambar 1b. Jika bagian tengah bangunan turun lebih besar bagian atas
bangunan dalam kondisi tertekan dan bagian bawah tertarik. Kalau deformasi
yang terjadi sangat besar, tegangan tarik yang akan berkembang dibawah
bangunan dapat mengakibatkan retak-retak pada bangunan.
3) Gambar 1c. Penurunan satu tepi dapat berakibat retak pada bagian C
4) Gambar 1d. Penurunan terjadi berangsur-angsur dari salah satu tepi bagian
bangunan, yang berakibat miring bangunan tanpa menyebabkan keretakan.

REKAYASA FUNDASI
Gambar 1 Contoh kerusakan bangunan akibat penurunan

2. TEKANAN SENTUH

Pertimbangan pertama dalam menghitung penurunan adalah penyebaran


tekanan fondasi ke tanah di bawahnya. Hal ini sangat bergantung pada kekuatan
pondasi dan sifat-sifat tanah. Tekanan yang terjadi pada bidang kontak antara dasar
fondasi dan tanah, disebut tekanan sentuh atau tekanan kontak (contac pressure).
Besarnya intensitas tekanan akibat beban fondasi ke tanah dibawahnya, semakin ke
bawah semakin berkurang. Variasi tekanan sentuh dibawah pondasi lingkaran atau
fondasi memanjang yang kaku, yang dibebani dengan beban terbagi rata q,
diperlihatkan pada gambar 2.
Distribusi tekanan sentuh untuk fondasi pada tanah lempung, diperlihatkan
dalam Gambar 2a. Fondasi yang sama, bila diletakkan pada tanah pasir atau kerikil,
distribusi tekanan sentuhnya seperti dalam Gambar 2b. Selanjutnya, jika fondasi
tersebut diletakkan pada tanah campuran antar lempung dan pasir, bentuk distribusi
tekanan sentuhnya akan seperti pada Gambar 2c.
Pada fondasi yang fleksible, seperti fondasi tangki minyak yang terletak pada
tanah lempung, distribusi tekanan sentuh akan seragam dan penurunan berbentuk
cekungan seperti bentuk mangkuk (Gambar 2d).
Dalam praktek, sangat jarang fondasi yang benar-benar kaku. Karena itu,
distribusi tekanan sentuh yang terjadi adalah antara bentuk fondasi yang kaku dan

REKAYASA FUNDASI
fleksible. Dengan alasan ini, dalam praktek, distribusi tekanan sentuh fondasi ke tanah
dianggap seragam atau uniform, bila beban terbagi rata seragam.

Gambar 2 : Distribusi tekanan sentuh di bawah pondasi


(a)fondasi kaku pada lempung
(b)fondasi kaku pada pasir dan kerikil
(c)fondasi kaku pada campuran lempung dan pasir
(d)fondasi fleksibel pada tanah lempun

3. HITUNGAN PENURUNAN

Penurunan (settlement ) fondasi yang terletak pada tanah berbutir halus yang
jenuh dapat dibagi menjadi 3 komponen, yaitu : penurunan segera
(immediatesettlement), penurunan konsolidasi primer, penurunan konsolidasi sekunder.
Penurunan total adalah jumlah ketiga komponen penuruanan tersebut, dan bila
dinyatakan dalam persamaan :

S = Si + Sc + Ss (1)

Dengan:
S = penurunan total
Si = penurunan segera
Sc = penurunan konsolidasi primer
Sc = penurunan konsolidasi sekunder

Penurunan segera atau penurunan elastis adalah penurunan yang dihasilkan


oleh distorsi masa tanah yang tertekan, dan terjadi pada volume konstan. Penurunan

REKAYASA FUNDASI
pda tanah-tanah berbutir kasar dan tanah-tanah berbutir halus yang tidak jenuh
termasuk tipe penurunan segera, karena penurunan terjadi segera setalah terjadi
penrapan beban.

Penurunan Konsolidasi terjadi dari 2 tahap, yaitu tahap penurunan konsolidasi


primer dan tahap penurunan konsolidasi sekunder. Penurunan konsolidasi primer adalah
penurunan yang terjadi sebagai hasil dari pengurangan volume tanah akibat aliran air
meninggalkan zona tertekan yang diikuti oleh pengurangan kelebihan tekanan air pori
(excess pore water pressure). Penurunan konsolidasi merupakan fungsi dari waktu.
tahap Penurunan konsolidasi sekunder, adalah penurunan yang tergantung dari waktu
juga, namun berlangsung pada waktu setelah konsolidasi primer selesai, dimana
tegangan efektif akibat bebannya telah konstan.

Besarnya penurunan bergantung pada karakteristik tanah dan penyebaran


tekanan fondasi ke tanah di bawahnya. Penurunan fondasi bangunan dapat diestimasi
dari hasil-hasil uji laboratorium pada contoh-contoh tanah tak terganggu yang diambil
dari pengeboran, atau dari persamaan- persamaan empiris yang dihubungkan dengan
hasil pengujian dilapangan secara langsung.

1) PENURUNAN SEGERA
1.1 Tanah Homogen dengan Tebal Tak Terhingga
Persamaan penurunan segera atau penurunan elastis dari fondasi yang terletak
dipermukaan tanah yang homogen, elastis, isotropis, pada media semi tak terhingga,
dinyatakan oleh :

qB
Si 
E
 
1  2 I p
(2a)
Dengan :
Si = penurunan segera
q = tekanan pada dasar fondasi
B = lebar fondasi
E = modulus elastis (Tabel 3)
μ = angka poison (Tabel 2)
Ip = faktor pengaruh (Tabel 1)

REKAYASA FUNDASI
Nilai faktor tergantung dari lokasi titik yang ditinjau dimana penurunan akan
dihitung, bentuk dan kekakuan fondasi. Untuk fondasi fleksible, Terzaghi (1943)
menyarankan nilai Ip umtuk menghitung penurunan pada sudut luasan empat persegi
panjang, sebagai berikut :

1  L 1  L / B 2  1  L

Ip  ln   ln   L / B 2  1 
 B  L/B  B 
   (2b)

Dengan L dan B adalah panjang dan lebar fondasi. Nilai-nilai Ip untuk berbagai bentuk
fondasi, ditunjukkan dalam Tabel 1

Tabel 1 Faktor pengaruh Im (Lee,1962) dan Ip (Schleicher, 1962) untuk pondasi kaku,
dan faktor faktor pengaruk untuk fondasi fleksibel (Terzaghi,1943)

Schleicher (1952) juga mengusulkan akto-faktor pengaruh Ip untuk pondasi kaku,


seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1 . Untuk fondasi-fondasi yang terletak di
permukaan (Das,1983)

Si (rata-ratafleksible)≡0,85 Si (dipusatt, fleksible) (3a)


Si (kaku)≡0,93 Si (rata-rata, fleksible) (3b)
Si (kaku)≡0,80 Si (rata-rata, fleksible) (3c)

Jika beban eksentris, fondasi yang kaku akan brotasi akibat momen pengulingan. Lee
(1962) menyarankan nilai faktor pengaruh Im untuk fondasi yang kaku ada pembebanan
eksentris, atau pembebanan yang menimbulkan momen.

REKAYASA FUNDASI
Rotasi pondasi, dinyatakan oleh persamaan:


Qe 1   2
tg  2 Im

BL E (4a)
Atau

tg 

M 1  2 
Im
BL2 E (4b)

Dengan
θ = sudut rotasi fondasi
Q = resiltan beban fondasi
e = eksentrisitas resultan beban fondasi
B = lebar fondasi
L = panjang fondasi
E = modulus elastis tanah (Tabel 3)
μ = angka poison (Tabel 2)
M = momen yang terjadi pada fondasi
Im = faktor pengaruh (Tabel 1)

Perkiran nilai ngka Poison dapat dilihat pada Tabel 2.


Terzaghi menyarankan :
μ = 0,3 untuk pasir
μ = 0,4 sampai 0,43 untuk lempung

umumnya, digunakan:
μ = 0,3 sampai 0,35 untuk pasir
μ = 0,4 sampai 0,5 untuk lempung

Modulus elastisitas E dapat ditentukan dari kurva tegangan-regangan yang


diperoleh dari uji triaksial (lihat Mekanika Tanah 2, Hary Christady Hardiyatmo). Bila
contoh tanah tergganggu akan rusak, maka modulus elastis E menjadi berkurang,
dengan demmikian estimasi penurunan segera menjadi berlebihan.

REKAYASA FUNDASI
Tabel 2. Perkiraan angka Poison (μ) (Bowles,1968)

Tabel 3 Perkiraan Modulus Elastis (E) (Bowles,1968)

Modulus elastisitas E tanah dapat pula diperoleh dari uji beban pelat (plate load
test) . Jika modulus elastis tanah granuler diambil dari uji beban pelat, nilainya dapat
ditentukan dari persamaan berikut:

2
 B  B  B P 
E  E P    
 BP  2 B  (5)
Dengan:
Ep = modulus elastis dari uji beban pelat dengan lebar Bp
E = modulus elastis tanah

REKAYASA FUNDASI
B = lebar fondasi sebenarnya
Umumnya, modulus elastis tanah granuler bertambaah bila kedalaman
bertambah, karena modulus elastis sangat sensitif terhadap tekanan kekang (confining
pressure).
Bowles (1977), memberikan persamaan yang dihasilkan dari pengumpulan data
uji kerucut statis (sondir), sebagai berikut:

E = 3qc (untuk pasir) (6a)


E = 2 sampai 8qc (untuk lempung) (6b)
2
dengan qc dalam kg/cm

Nilai perkiraan modulus elastis dapt pula diperoleh dari pengujian SPT. Mitchelll dan
Gardner (1975) mengusulkan modulus elastis yang dihubungkan dengan nilai N-SPT
sebagai berikut:

E = 10 (N + 15) (k/ft2) (untuk pasir) (7a)


E = 6 (N + 5) (k/ft2) (untuk pasir berlempung) (7b)
2 2
dengan 1 k/ft = 0,49 kg/cm = 48,07 kN/m

1.2 Lapisan Tanah Pendukung Fondasi Dibatasi Lapisan Keras

Jika tebal lapisan terbatas (H) (Gambar 3) , dan lapisan yang mendasari lapisan
tersebut berupa lapisan keras tak terhingga, maka penurunan-segera pada sudut
luasan beban terbagi rata empat persegi panjang fleksibel yang terletak di permukaan,
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan yang diusulkan Steinbrenner (1934):
qB
Si  Ip
E (8a)
dengan

  
I p  1   2 F1  1    2 2 F2  (8b)

Dengan F1 dan F2 adalah koefisien- koefisien yang diusulkan oleh Steinbrenner (1934)
dalam bentuk grafik pada Gambar 3.

Penurunan disembarang titik A pada fondasi empat persegi panjang di


permukaan tanah dengan tebal terbatas, dihitung dengan menggunakan persamaan:

REKAYASA FUNDASI
q (9)
Si 
E

I p1 B1  I p 2 B2  I p 3 B3  I p 4 B4 

dengan B1, B2, B3, dan B4 adaalh lebar masing- masu\ing luasan.

Bila fondasi tidak terletak di permukaan penurunan segera perlu dikoreksi. Fox
dan Bowles (1977) memberikan koreksi penurunan segera yang merupkan fungsi dari
Df/B, L/B, dan μ, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4 . Penurunan segera rata-rata
dinyatakan oleh persamaan :

Si’ = α Si (10)
dengan
α = faktor koreksi untuk dasar fondasi dengan kedalaman Df
Si’ = penurunan segera rata-rata terkoreksi
Si = penurunan segera rata-rata untuk fondasi terletak dipermukaan

Gambar 3. Penurunan segera peda sudut luasan beban terbagi rata fleksibel di
permukaan (Steinbrenner, 1943)

REKAYASA FUNDASI
Gambar 4. Faktor koreksi kedalaman untuk penurunan segera pada fondasi empat
persegi panjang (Fox dan Bowles, 1977)

Janbu, Bjerrum, dan Kjaernsli (1956), mengusulkan persamaan penurunan


segera rata-rata pada beban terbagi rata fleksibel berbentuk empat persegi panjang dan
lingkaran yang terletak pada tanah elastis, homogen, dan isotropis dengan tebal terbatas
sebagai berikut :

qB
S i  1  o
E (untuk μ = 0,5) (11)
Dengan :
Si = penurunan segera rata- rata
μ1 = faktor koreksi untuk lapisan tanah dengan tebal terbatas H (Gambar 5)
μo = faktor koreksi untuk kedalaman fondasi Df (Gambar 5)
B = lebar fondasi empat persegi panjang atau diameter lingkaran.
q = tekanan fondasi neto (fondasi di permukaan q = qn)
E = modulus elastis tanah.

Diagram pada Gambar 3 dan Gambar 5 dapat digunakan untuk modulus E


yang bervariasi dengan kedalamanya. Hitungan penurunan- segera, dilakukan dengan
membagi tanah kedalam beberapa lapisan tanah yang terbatas. Jika regangan tiap
lapisan dapat dihitung, akan dapat diperoleh nilai penurunan segera totalnya.

REKAYASA FUNDASI
Gambar 5 Grafik yang digunakan dalam Persamaan (11) (Janbu, Bjerrum, dan
Kjaernsli (1956)

Contoh soal 1:
Fondasi rakit yang kaku berukuran 10 m x 20m terletak pada lempung jenuh homogen
setebal 10m dengan E = 6000 kN/m2, γsat = 18kN/m3 dan μ= 0,5. Dibawah tanah
lempung jenuh terletak lapisan keras. Beban terbagi rata pada dasr fondasi 176 kN/m2.
Fondasi terletak pada kedalaman 5m. Hitung besarnya penurunan segera dengan cara
(a) Steinbrenner dan (B) Janbu dkk. (Lapisan tanah keras dianggap tidak mengali\ami
penurunan)

Contoh Soal 2 :
Denah pondasi rakit yang kaku (58,44 m x 18,30 m) diperlihatkan pada Gambar C.7 .
Tekanan terbagi rata pada dasar pondasi 350 kN/m2. Dari data pengeboran diketahui
bahwa tanah terdiri dari pasir kasar (μ = 0,3) dengan tebal 7,62m, berat volume basah
19,3 kN/m3. Hasil uji SPT pada tanah tersebut memberikan nilai N rata-rata yang telah
dikoreksi 20. Dibawah lapisan pasir terdapat lapisan lempung (μ = 0,5) setebal 30,5 m
dengan Eu rata-rata = 16100 kN/m2. Dibawah lapisan lempung terdapat lapisan batu.
Muka air tanah pada permukaan lapisan lempung. Hitung penurunan segera.

Gambar C.7 .

REKAYASA FUNDASI
SUMBER :
Hardiyatmo, Hary Christady, Teknik Fondasi I, Edisi ke 2, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta 2002

REKAYASA FUNDASI

Anda mungkin juga menyukai