4.1. Umum
Disamping kerusakan lentur, balok dapat rusak pula
oleh geser. Kerusakan geser dapat dibedakan menjadi : 1)
geser-lentur (flexural shear) 2) geser-belah diagonal
(diagonal spliting shear) 3) rusak tumpuan (bearing failure).
Jenis kerusakan itu berkaitan dengan perbandingan antara
bentang dan tinggi balok (L/d), atau bisa pula bergantung
pada nilai banding antara jarak tumpuan ke beban terpusat
dan tinggi balok (a/d). Berbagai negara memiliki syarat
yang berbeda-beda. Menurut ACI 813-2000 balok
dikategorikan sebagai balok tinggi bila L/d < 5 dan
sebaliknya bila dikatakan sebagai balok langsing.
Balok tinggi banyak digunakan sebagai penghubung antara
dinding geser yang disatukan (coupled shear wall) atau
sebagai balok dengan bentang pendek tetapi gaya terpusat
yang bekerja besar. Balok tinggi dibicarakan secara khusus
karena tegangan-regangan pada balok tinggi tidak linear
terhadap garis netral.
• L/d , bentang/tinggi
a
h d
a h d
Gb.4.2.Balok langsing
Untuk balok di atas tumpuan sederhana kerusakan geser
lentur diawali dengan retak di tengah bentang (pada
momen maksimum) kemudian retak itu menyebar ke
tumpuan. Bila kekuatan geser terlampaui maka akan terjadi
pembesaran retak di salah satu ujung balok yang kemudian
Struktur Beton Bertulang I (Ir. Henricus Priyosulistyo, M.Sc.,Ph.D.)
(B a g ia n b e n ta n g y a n g te rja d i g e s e r tin g g i)
R e ta k G e s e r
a. Perancangan.
Beton memiliki kemampuan menahan geser lentur,
1
Vc = f c ' .bw . d
6
Struktur Beton Bertulang I (Ir. Henricus Priyosulistyo, M.Sc.,Ph.D.)
namun bila pada elemen struktur itu ada gaya aksial tekan/
sebesar
⎡ Nu ⎤
⎢1 + ⎥
⎣⎢ 14. Ag ⎦⎥
dengan :
Nu bertanda positif bila tekan dan negatif bila tarik
Nu/Ag dalam MPa.
2 ⎡ Nu ⎤
Vc ≤ f c ' .bw . d ⎢1 + ⎥
6 ⎣⎢ 14. Ag ⎦⎥
Vs=Vu/Ø- Vc
Vc Vc Vc
Vu/Ø
0,5 Vc 0,5 Vc
0,5 Vc
Vu/Ø
Vu/Ø
b.s 3. Av . f y
Av = →s=
3. f y b
Av . f y . d Av . f y . d
Vs = → s=
s Vs
Struktur Beton Bertulang I (Ir. Henricus Priyosulistyo, M.Sc.,Ph.D.)
Av . f y . d .(sin α + cos α )
Vs =
s
Av . f y . d .(sin α + cos α )
s=
Vs
dengan :
Am = luas tul.serong/ miring, Am = Av
Langkah-langkah yang diperlukan untuk menentukan
perancangan balok terhadap geser lentur :
1). Menggambarkan diagram gaya geser lentur rencana di
sepanjang balok, Vu/φ dengan φ = 0,75 (SNI 03-2847-
2002, ps 11.3.2.3)
2). Menghitung kemampuan balok beton menahan geser
lentur dengan rumusan Vc = (1/6).bw.d.√fc’ namun
tegangan geser √fc’ < (25/3) MPa Æ SNI 03-2847-2002
ps 13.1.2
3). Menggambarkan diagram kemampuan balok beton Vc
ke dalam diagram gaya geser rencana (lihat butir 1)
4). Amati hasil superposisi diagram yg dibuat dan hitung
panjang kategori-I atau II atau III
5). Tetapkan diameter tul. sengkang (umumnya diantara
8mm, 10mm atau 12mm) dan hitung luasan tulangan
sengkang (As) Æ Av = 2.As
Struktur Beton Bertulang I (Ir. Henricus Priyosulistyo, M.Sc.,Ph.D.)
φ . f c ' ⎛⎜ Acp ⎞⎟
2
3.N u
Tcr = 1+
3 ⎜ pcp ⎟ Ag . f c '
⎝ ⎠
φ . f c ' ⎛⎜ Acp ⎞⎟
2
3.N u
Tu 〈 1+
12 ⎜⎝ pcp ⎟⎠ Ag . f c '
dengan :
Acp = luas tampang efektif balok dan plat
pcp = keliling tampang efektif balok dan plat
Ag = luas kotor tampang balok 4 persegi panjang
t t
h bef h bef
45o
(b)
(a)
bw bw
Contoh 4.1
Balok berukuran 200/450 dengan d’= ds = 50 mm, mutu
bahan yang direncanakan seperti berikut ini : fc’ = 30 MPa,
fy = 400 MPa. Tulangan terpasang, Ast = 5D25mm =
2453,12 mm2 dan A’ = 2D25 mm = 981.25 mm2. Bila balok
di atas tumpuan sederhana dengan bentang 6m dan
dibebani oleh beban beban mati dan beban hidup
(termasuk berat sendiri balok) terfaktor berturut-turut 15
kN/m’ dan 20 kN/m’ tentukan tulangan geser lentur yang
diperlukan bila diameter sengkang ditetapkan 10mm.!!!.
Jawab :
1. Qu = (15 + 20) kN/m’ = 35 kN/m’
2. Gaya lintang maksimum Vu = 0,5.Qu. L = 0,5.35.6 =
105 kN, Vu/φ = 105/0,75 = 140 kN
140
I
II
7 3 ,0 3
3 6 ,5
3000m m
x
Daerah I :
Struktur Beton Bertulang I (Ir. Henricus Priyosulistyo, M.Sc.,Ph.D.)
Langkah penyelesaian :
a) Mengitung luasan tulangan sengkang, As = 0,25.π.d2
Æ Av = 2.As
b) Menghitung kemampuan geser lentur balok beton (Vc)
f c '.bw . d
Vc =
6
Contoh 4.2 :
Struktur Beton Bertulang I (Ir. Henricus Priyosulistyo, M.Sc.,Ph.D.)
f c '.bw . d 30.200.400
Vc = = = 73029 N = 73,029 kN
6 6
Mu plat
Tu = ½ .L.Mu
plat plat
Tu = ½ .L.Mu
plat plat
Mu bordes
Tu = (a/L).Mu
plat bordes
Tu = (b/L).Mu
plat bordes
a b
V1
Ao = 2. Acp/3,
T = 0,75. Acp/ pcp
y Ao
Acp = luas tampang efektif balok
pcp = keliling tampang efektif balok
V2
x
t
At.fyv
V.{s/(yo.tan θ)}
yo
s s
yo.cot θ
∑ At.fyv
Untuk sebuah sengkang Æ At.fyv
V1.s/(yo.cot θ) = At.fyv. Æ V1 = At.fyv.(yo.cot θ/s)
Gaya eksternal :
V1 = q.yo = (Tn/2A o).yo
Gaya eksternal = internal Æ (Tn/2A o).yo = At.fyv(yo.cot θ/s)
2. Ao . At . f yv . cot θ
Tn =
s
Sesuai dengan prinsip keseimbangan gaya pada sistem
rangka (truss) maka gaya vertikal V1 dapat diuraikan ke
dalam gaya horisontal dan diagonal. Komponen gaya
diagonal ditahan oleh beton sedang komponen gaya
horisontal ditahan oleh tulangan memanjang (longitudinal).
Uraian ke arah horisontal : N1 = V1.cot θ.
V1
θ
V1.cot θ
T = 2Ao.{3.Acp/(4.pcp)}.(τ)
T = Acp2/pcp.(τ).
φ ⎡ Acp 2 ⎤
Tcr = fc' ⎢ ⎥ atau
3 ⎣⎢ pcp ⎦⎥
φ . f c ' ⎛⎜ ( A ) ⎞⎟
2
3N u
Tcr = 1+ cp
3 ⎜ p cp ⎟ Ag . f c '
⎝ ⎠
Bila Tu < (Tcr/4) seperti di bawah ini, maka balok tidak perlu
diberi tulangan puntir
φ ⎡ Acp 2 ⎤
fc' ⎢ ⎥ atau
12 ⎢⎣ pcp ⎥⎦
Struktur Beton Bertulang I (Ir. Henricus Priyosulistyo, M.Sc.,Ph.D.)
φ . f c ' ⎛⎜ ( A ) ⎞⎟
2
3N u
cp
1+
12 ⎜ p cp ⎟ Ag . f c '
⎝ ⎠
φ ⎡ Acp 2 ⎤
Tcr = fc' ⎢ ⎥ atau
3 ⎢⎣ pcp ⎥⎦
φ f c ' ⎛⎜ ( A ) ⎞⎟
2
3N u
Tcr = cp
1+
3 ⎜ p cp ⎟ Ag . f c '
⎝ ⎠
⎛ Vu ⎞ ⎛ Tu . ph ⎞ ⎛ V 2 f c' ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ + ⎜⎜ ⎟ ≤ φ.⎜ c
+ ⎟
2 ⎟ ⎜ bw .d ⎟
⎝ bw .d ⎠ ⎝ 1,7. Aoh ⎠ ⎝
3
⎠
dengan :
Aoh = luas inti tampang (di dalam sengkang) dan
ph = keliling inti ( keliling sengkang)
Struktur Beton Bertulang I (Ir. Henricus Priyosulistyo, M.Sc.,Ph.D.)
⎛ Vu ⎞ ⎛ Tu ⎞ ⎛ V 2 f c' ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ + ⎜⎜ ⎟⎟ ≤ φ .⎜ c
+ ⎟
⎝ bw .d ⎠ ⎝ 1,7. Aoh .t ⎠ ⎜ bw .d 3 ⎟
⎝ ⎠
Tulangan sengkang penahan puntir harus memenuhi
persamaan berikut ini :
Tu 2. Ao . At . f yv
Tn = ≤ cot θ
φ s
Ao = luasan efektif inti tampang (=0,85.Aoh), At = luas
tulangan sengkang penahan puntir, Ө = sudut miring retak
biasanya diambil 45o. fyv = tegangan leleh tulangan
sengkang, dan s = jarak antara sengkang penahan puntir.
Setelah At ditetapkan maka jarak sengkang (s) dapat
dihitung dan tulangan longitudinal penahan puntir dapat
ditetapkan seperti berikut :
At ⎛⎜ f yv ⎞⎟ 2
Al ≥ ph cot θ
s ⎜ f ⎟
⎝ yl ⎠
dengan :
Struktur Beton Bertulang I (Ir. Henricus Priyosulistyo, M.Sc.,Ph.D.)
3. Tulangan spiral
5. Acp . f c ' At ⎛⎜ f yv ⎞⎟
Al ,min ≥ − ph dengan At/s ≥ bw/(6.fyv)
12. f s ⎜ f ⎟
yl ⎝ yl ⎠
Contoh 4.3 :
125
Gb.4.13. Tampang
500 bef =375
efektif balok
350
Lebar plat yang boleh dihitung sebagai pendukung momen
puntir :
Gb.4.14.
Proses
redistribusi
2,5 m pada balok
-45 =+45
+20 Æ 0,5.20= +10
-25 +55
Contoh 4.4 :
Contoh 4.5 :
Contoh 4.6 :
Jawab :
Tcr = 28 kNm
Momen Puntir :
Momen terkecil Tu-B =103 kNm > Momen puntir kritik Tcr =
28 kNm Æ balok keserasian perlu dilakukan redistribusi !!
A C B CEK
b’
h’
h”
b”
At ⎛⎜ f yv ⎞⎟ 2
Al ≥ ph cot θ Æ Al ≥ 0,44.2240.1,0.1,0 Æ Al =
s ⎜ f ⎟
⎝ yl ⎠
985,6 mm2
At ⎛⎜ f yv ⎞⎟
5. Acp . f c '
Al ,min ≥ ph −
12. f yl s ⎜ f ⎟
⎝ yl ⎠
5.360528. 35 ⎛ 420 ⎞
Al ,min ≥ − 0,44.2240.⎜ ⎟
12.420 ⎝ 420 ⎠
Struktur Beton Bertulang I (Ir. Henricus Priyosulistyo, M.Sc.,Ph.D.)
Gb 4.18.
Detail sengkang
tulangan puntir
dan tulangan
memanjang
b. Analisis
Analisis geser puntir menjadi sulit karena dalam
perencanaan diperbolehkan menggabungkan tulangan
geser puntir longitudinal (memanjang) dengan tulangan
lentur (tarik dan atau tekan). Sementara di dalam analis
harus dipisahkan lebih dahulu tulangan-tulangan yang ada
ke dalam tulangan lentur dan puntir yang hampir tidak
mungkin lagi. Di sisi lain tulangan geser lentur dan puntir
juga boleh digabungkan dalam perencanaan, sehingga
pemisahan kembali dalam analisis juga hampir tidak dapat
dilakukan.
Vu Plat baja
selebar
Nuc konsol
> d/2
Tulangan 2d / 3
Utama, As
h d
Sengkang
tertutup, Ah
Vu
Plat baja tebal 10 mm,
Nuc lebar (1/3).s + a > 100 mm
150 Tulangan
Utama
200
As = 3D25
350 300
Tulangan bagi D25
Sengkang
dilaskan pada
Ah = 3Ø10
tulangan As
b. Momen lentur
Perhitungan lentur dilakukan dengan syarat :
Struktur Beton Bertulang I (Ir. Henricus Priyosulistyo, M.Sc.,Ph.D.)
dengan :
⎣ 6 ⎦ s
dengan :
df’ = kedalaman kaki efektif dari permukaan sisi atas
kaki ke tulangan sisi bawah.
Contoh 4.9.
Balok berkaki mendukung 2 buah balok-T dengan bentang
19,2 m dan jarak diantara balok S = 1,2 m. Beban reaksi
Struktur Beton Bertulang I (Ir. Henricus Priyosulistyo, M.Sc.,Ph.D.)
25
25
914
mm
Gb.4.26. Tampang
305
mm
balok berkaki
330
mm
= 132,2 mm
e. Lebar efektif arah melintang balok, hw
hw = W + 5.af = 114 + 5.132,2 = 775 mm
f. Kemampuan beton di bawah bearing pad
= 67,5 mm2
Tiap meter lebar diperlukan :
An = 67,5.(1000/775) = 87,09 mm2
k. Menghitung tulangan lentur, Af untuk lebar efektif hw
Mu = Vu.af + Nuc.(h-d) ≤ Ø . Af. fy.(ζ.d), dengan : ζ = 0,8
Mu = Vu.af + Nuc.(h-d) = 106,4. 132,2 + 21,28. 50
= 15130,0 kNmm = 15,13 kNm
Af = Mu / {Ø.fy.(ζ. df)} = 15130000/(0,75.420.0,8.255)
= 235,45 mm2 untuk selebar 775 mm
Tiap meter lebar diperlukan :
Af = 235,45.(1000/775) = 303,8 mm2
l. Menghitung tulangan utama As untuk lebar efektif bw =
518,8 mm
As ≥ 2/3 Avf + An atau As ≥ Af + An.
1. As ≥ (2/3).465,03 + 87,09 = 397,11 mm2
Struktur Beton Bertulang I (Ir. Henricus Priyosulistyo, M.Sc.,Ph.D.)
2. Tinjauan kelayakan :
Avt .0,5. f y
V ≤ .(W + 3.a)
s
dengan V = DL + LL = 50 + 29 = 79 kN
Struktur Beton Bertulang I (Ir. Henricus Priyosulistyo, M.Sc.,Ph.D.)
= 180,16 mm2
Digunakan nilai terbesar Avt = 180,16 mm2
Digunakan P10 - 250 = 314 mm2 > 180,16 mm2
140
a=
As & Ah =
102 D16-125
305
200