Anda di halaman 1dari 26

DINDING PENAHAN TANAH (EARTH RETAINING WALL)

Dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi penahan tanah yang umum digunakan
dalam teknik pondasi, dan biasanya digunakan untuk menahan suatu massa tanah dengan
talud vertikal. Tipe-tipe yang umum dari dinding penahan tanah, antara lain:
1. Gravity Retaining Walls
2. Semi Gravity Retaining Walls
3. Cantilever Retaining Walls
4. Counterfort Retaining Walls

Gravity R.W. terbuat dari pasangan batu beton biasa, dan hanya mengandalkan berat sendiri
untuk stabilitasnya. Tidak ekonomis untuk dinding yang tinggi.
Semi-Gravity R.W. hampir sama dengan tipe gravity; hanya saja diberi penulangan, sehingga
dmensinya dapat sedikit berkurang.
Cantilever R.W. terbuat dari beton bertulang, sehingga dimensinya akan lebih ramping. Tipe
ini ekonomis untuk menahan dinding hingga mencapai 8 meter.
Counterfort R.W. sebetulnya sama dengan tipe cantilever; hanya saja pada jarak memanjang
tertentu diberikan “counterfort“ (= sirip), yang mengikat dinding dan dasar
(slab) bersama-sama.

1
Beberapa struktur dinding penahan tanah dengan fungsi yang berbeda-beda antara lain:

2
TEKANAN TANAH LATERAL (KE SAMPING)
Untuk dapat merencanakan suatu konstruksi penahan tanah (misal: dinding penahan
tanah, turap) dengan benar, maka kita perlu mengetahui gaya ke samping/lateral yang bekerja
pada konstruksi penahan dan massa tanah yang ditahan. Sebuah dinding penahan tanah
umumnya akan menerima satu di antara ketiga jenis tekanan tanah lateral:
1. Tekanan tanah lateral dalam keadaan diam (at rest)
2. Tekanan tanah lateral dalam keadaan aktif
3. Tekanan tanah lateral dalam keadaan pasif
Sedangkan untuk menghitung besarnya tekanan tanah lateral, ada beberapa metode
atau teori yang umum dipakai, yaitu:
1. Teori RANKINE
2. Teori COULOMB

I. TEKANAN TANAH LATERAL KEADAAN DIAM (AT REST )


Dalam setiap lapisan tanah dalam keadaan aslinya, terdapat tegangan horizontal dan
tegangan vertikal. Biasanya tegangan horizontal ini besarnya lebih kecil daripada besar
tegangan vertical, dimana: h= K0 v= K0 . .H

dengan: h = tegangan tanah horizontal/lateral


v = tegangan tanah vertikal
H = kedalaman tanah
= berat volume tanah
K0 = koefisien tekanan tanah dalam keadaan diam (at rest = diam/istirahat)
Tegangan h ini bekerja dalam keadaan dimana deformasi atau gerakan horizontal tanah tidak
terjadi.

3
Besarnya harga K0 untuk beberapa jenis tanah adalah sebagai berikut (Wesley, 1977):
 Pasir padat : 0,35
 Pasir lepas : 0,45
 Lempung “normally consolidated” (NC) : 0,40 – 0,80
 Lempung “over consolidated” (OC) : 0,80 – 2,0

Atau dapat dihitung dengan rumus-rumus sebagai berikut:


 Untuk tanah berbutir
K0 = 1 – sin  ( Jaky, 1944 )
 Untuk tanah lempung “normally consolidated”
K0 = 0,95 – sin  ( Brooker & Ireland, 1965 )
 Untuk tanah lempung “over consolidated”
K0 = K0 (NC) . √ dimana: OCR = Over Consolidation Ratio
Berdasarkan PI (Plasticity Index), Brooker dan Ireland (1965) menentukan rumus
untuk menghitung besar K0 pada tanah lempung “normally consolidated (NC)”:
K0 = 0,4 + 0,007 . PI (untuk PI antara 0 – 40)
K0 = 0,64 + 0,001 . PI (untuk PI antara 40 – 80)
Jenis tekanan pada dinding penahan tanah dapat digambarkan sebagai berikut:

Distribusi tekanan tanah lateral “at rest” yang bekerja pada dinding setinggi H dapat
digambarkan sebagai berikut:

4
Gaya total per satuan lebar dinding, P0, adalah sama dengan luas dari diagram tekanan
tanah yang bersangkutan.
Jadi:

P0 = =

 P0 = K0  H2

Bila tanah sebagian terendam oleh air:

Sehingga: P0 = luas ACE + luas CEFB + luas EFG + luas IJK


P0 = K0  H12 + K0  H1 H2 + K0 ’ H22 + w H22

 P0 = K0  H12 + K0  H1 H2 + ( K0 ’ + w ) H22

5
II. TEKANAN TANAH LATERAL AKTIF DAN PASIF
Pada umumnya, dinding penahan tidak dapat dianggap kaku, sehingga dimungkinkan
untuk bergerak. Akibatnya akan terjadi perubahan-perubahan besar h. Bila dinding bergerak
ke depan (menjauhi tanah), maka harga h akan mengecil, sehingga menjadi kurang dari
harga h = K0  H. dikatakan bahwa tekanan yang bekerja adalah tekanan tanah aktif.
Sebaliknya, bila dinding bergerak ke belakang (mendekati atau menekan tanah), maka
harga h akan membesar, dan akan lebih besar daripada harga h = K0  H semula.
Tekanan yang bekerja adalah tekanan tanah pasif.
Jadi: tekanan tanah:
 Aktif h aktif = Ka  H < K0  H
 Pasif h pasif = Kp  H > K0  H
dimana: Ka = Koefisien tekanan tanah aktif
Kp = Koefisien tekanan tanah pasif
Lihat diagram berikut:

Untuk merencanakan suatu dinding penahan tanah, harga-harga koefisien K0, Ka, dan Kp
sangat diperlukan. Perhitungan-perhitungan untuk menentukan harga-harga Ka dan Kp ini
dapat didasarkan pada 2 (dua) teori yang umum, yaitu:
1. Toeri Coulomb
2. Teori Rankine

6
TEORI TEKANAN TANAH COULOMB
Anggapan-anggapan:
1. Tanah adalah isotropik, homogeny dan tak berkohesi
2. Permukaan bidang longsor adalah datar, dimana bidang longsor melewati ujung tumit
dinding
3. Permukaan tekanan adalah datar (dinding lurus vertikal)
4. Terdapat gaya geser dinding pada permukaan tekanan
5. Segitiga longsor adalah “Rigid Body”
6. Kelongsoran dalam 2 dimensi

~ Tekanan tanah aktif Coulomb:

Di daerah AB: sewaktu W akan longsor, tanah akan tergelincir dari B ke A. Hal ini akan
ditahan oleh gaya gesekan dari A ke B. bila Pn adalah total normal, maka akan
timbul gaya tekan aktif, Pa.
Di daerah AC: keterangan sama dengan daerah AB. Terdapat friksi/gesekan dari A ke C,
sehingga dari Wn akan timbul gaya R.
Dari berbagai gaya-gaya diatas, akan timbul suatu kesetimbangan gaya.
Dari kesetimbangan gaya akan didapat:

7
Pa =  H2 . [ ]
{ √ }

Atau dapat dituliskan dalam bentuk:


Pa =  H2 . Ka

Dimana: Ka =
{ √ }

Apabila dindingnya vertikal dan licin, sedangkan tanah isian di belakang dinding
adalah horizontal, maka:
i==0
 = 90
Rumus di atas menjadi:
2
Ka = = tan (45 - )

~ Tekanan pasif Coulomb


Diagram terjadinya tekanan pasif sama dengan teori tekanan tanah aktif; hanya saja
dianggap dinding yang menekan tanah, sehingga akan terjadi gaya gesekan pada daerah AB
dan AC, tetapi berlawanan arah dengan yang terjadi pada kasus tekanan aktif. Dari
kesetimbangan gaya didapatkan:

Pp =  .[ ]
{ √ }

= Kp
Atau dapat dituliskan dalam bentuk:
Pp =  Kp

Bila dindingnya vertikal dan licin, sedangkan tanah urugan horizontal, maka:
i==0
 = 90
2
Rumus menjadi: Kp = = tan ( 45 + )

8
TEORI TEKANAN TANAH RANKINE

Teori tekanan tanah aktif dan pasif dari Rankine didasarkan pada kondisi
kesetimbangan plastis dari suatu elemen tanah yang mengalami keruntuhan (failure). Teori
Rankine dapat dijelaskan dengan bantuan lingkaran MOHR. Menurut Rankine, dinding
dianggap licin (tidak ada gesekan antara dinding dan tanah) dan pada kondisi vertikal.
Terjadinya tekanan aktif dan pasif dapat dilihat pada lingkaran MOHR berikut ini:

Catatan: ha = h aktif.


hp = h pasif.

1. Kondisi aktif:

Didapatkan: = = =

Atau: v - ha + 2c = v - ha


Didapatkan:

ha = –

Dari trigonometri:

Dan

9
Sehingga dapat ditulis:

ha = . v – 2c

Dari rumus di atas, dapat digambar distribusi tegangan untuk kondisi aktif Rankine
sebagai berikut:

Pada kedalaman zone tarik Z0 ini, tidak ada tekanan antara tanah dan dinding, sehingga
seakan-akan terjadi celah/terpisah.

Kedalaman Z0 dapat dihitung dengan:

( )

Atau:

Dimana:

( )

2. Kondisi Pasif
Dengan cara penurunan rumus yang sama seperti pada kondisi aktif, maka dapat
ditentukan:

( ) ( )

10
Bila: ( )

Maka dapat ditulis:


hp = Kp . v + 2c √ dengan:

Diagram distribusi tekanan pasif:

Dari perumusan-perumusan Rankine di atas, didapatkan:

Dan rumus-rumus untuk Ka dan Kp dari Rankine ternyata identik/sama/sesuai dengan


perumusan Coulomb dengan kasus-kasus: i =  = 0 dan  = 90.
Untuk mendesain suatu dinding penahan tanah dan untuk menentukan tekanan tanah
lateral yang bekerja, kita dapat memakai metode RANKINE atau COULOMB. Hal ini
disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang ada, misal: kemiringan urugan jenis tanah, bentuk
dan karakteristik dinding dan sebagainya, yang sesuai dengan anggapan-anggapan atau
asumsi-asumsi dari kedua teori tersebut.

11
Analisis pendekatan dari gaya aktif yang bekerja pada dinding penahan tanah
dengan tanah urugan c = 0
Untuk kasus tekanan aktif menurut Rankine, bila tanahnya memiliki kemiringan
tertentu (memiliki i), maka:

dengan

12
PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH
Langkah-langkah:
1. Memperkirakan dimensi/ukuran dinding penahan.
2. Mencari besar tekanan tanah lateral (aktif atau pasif) sesuai dengan tipe
dinding penahan, dengan teori Rankine atau Coulomb.
3. Diusahakan agar tegangan yang bekerja pada tanah (akibat konstruksi + gaya-
gaya lain) tidak melebihi q ijin tanah. Diusahakan pula agar tegangan tanah
adalah tekan.
4. Memperhitungkan kekuatan struktur dari dinding.
5. Kontrol kestabilan:
a) Terhadap guling (overturning stability)

Dimana: MP = Momen Penahan


MG = Momen Guling
b) Terhadap geser (sliding stability)

Dimana: = Gaya Horizontal Penahan


= Gaya Horizontal Penyebab Geseran

Untuk menghitung atau menentukan besar tekanan tanah lateral pada GRAVITY atau
SEMI-GRAVITY R.W., dapat dihitung dengan teori COULOMB atau RANKINE, sesuai
dengan asumsi kita, apakah diasumsikan dinding penahannya halus (tidak ada gesekan) atau
kasar (ada gesekan).
Tetapi untuk tipe CANTILEVER dan COUNTERFORT. R.W., kita hanya dapat
menghitung dengan cara RANKINE. Hal ini disebabkan karena pada dinding penahan tipe
ini, dinding tekanan (yang menerima tekanan) tidak berbentuk lurus.
- Perkiraan penentuan dimensi dinding penahan tanah:
1. GRAVITY dan SEMI-GRAVITY Retaining Wall:

13
2. CANTILEVER Retaining Wall:

3. Untuk COUNTERFORT R.W., ketentuannya sama dengan CANTILEVER;


hanya saja; COUNTERFORT SLAB minimum setebal 30 cm dan dibuat pada
interval 0,3 – 0,7 H.

14
DINDING PENAHAN TANAH PADA TANAH NON KOHESIF (c = 0)

Kondisi aktif:

Kita perhatikan 3 kasus:


a. Tanah non kohesif (c = 0), tanpa ada air tanah.
Pa total = luas diagram tekanan A
=

b. Tanah non kohesif, terendam sebagian setinggi h1 di bawah permukaan tanah.


Pa total = luas diagram A + B + C + D

c. Sama dengan kasus (b), tetapi ada beban merata q.


Pa total = luas diagram (b) + E
= Pa total (b) + Ka q H

Contoh Soal:
Suatu dinding penahan tanah dengan 2 kondisi sebagai berikut:
Data tanah urugan di belakang dinding:  = 1,9 t/m3; c = 0;  = 30
Untuk tanah di bawah muka air tanah dipakai data: ’ = 1,05 t/m3
Hitung dan gambarkan diagram tekanan aktif untuk kondisi (1) dan (2)!

15
Penyelesaian:
Kasus ini dapat diselesaikan dengan metode Rankine.

Hitung dulu: Ka = ( )= ( )= = 0,333

Diagram tekanan tanah lateral aktif:

Catatan: masing-masing gaya P bekerja di titik berat luasannya.


Kondisi (1):
Pa total = Pa + Pb

= ½ Ka  H2 + Ka.q.H = ( )

= 9,41 t/m’
Letak titik tangkap Pa total:
Ambil momen terhadap puncak dinding:
2 4,5
x . 9,41 = (6,41 . . 4,5) + (3 . )
3 2

16
9,41 x = 19,23 + 6,75  x = 2,76 m ( dari puncak dinding )
Kondisi (2):
Pa total = luasan A + B + C + D + E
1 1
Pa A = . Ka .  . h12 = . 0,333 . 1,9 . 22 = 1,265 t/m’
2 2

Bekerja di: 2 x 2 = 1,33 m dari puncak dinding.


3

Pa B = Ka .  . h1 . h2 = 0,333 . 1,9 . 2. 2,5 = 3,16 t/m’


1
Bekerja di: ( x 2,5 ) + 2 = 3,25 m dari puncak.
2
1 1
Pa C = . Ka . ’ . h22 = . 0,333 . 1,05 .(2,5)2 = 1,09 t/m’
2 2

Bekerja di: 2 + ( 2 x 2,5 ) = 3,67 m dari puncak.


3
1 1
Pa D = . w . h22 = . 1 . 2,52 = 3,125 t/m’
2 2

Bekerja di: ( 2 + 2 . 2,5 ) = 3,67 m dari puncak.


3
Pa E = Ka . q . H = 0,333 . 2 . 4,5 = 3 t/m’

Bekerja di: 4,5 = 2,25 m dari puncak.


2

 Pa = Pa A + Pa B + Pa C + Pa D + Pa E
= 1,265 + 3,16 + 1,09 + 3,125 + 3
= 11,64 t/m’
Letak titik tangkap Pa total:
Diambil momen dari puncak dinding:
x . 11,64 = ( 1,265 . 1,33 ) + ( 3,16 . 3,25 ) + ( 1,09 . 3,67 ) + ( 3,125 . 3,67 ) + ( 2,25 . 3)

 x = 34,1715 = 2,936 m dari puncak dinding.


11,64

17
DINDING PENAHAN TANAH PADA TANAH KOHESIF (c  0)

Contoh soal:
Suatu dinding penahan tanah sebagai berikut.
Tanah urugan berupa tanah lanau berlempung, dengan data-data:
c = 2 t/m2
 = 10
 = 1,8 t/m3
Hitung dan gambarkan diagram tekanan tanah aktifnya!
Penyelesaian:

Ka = ( )= ( )= =

√ =√ = 0,84

Kedalaman kritis Z0:


Z0 = = = 2,67 m dari muka tanah

Bila zone tarik diabaikan, maka Pa dapt dihitung dengan memperhatikan luas diagram tekan
saja.
Pa = (  . H . Ka – 2c √ ) . ( 4 – 2,67 ) .

=[ ]

Titik tangkap gaya Pa di: dari dasar dinding.

18
Contoh soal:
Suatu struktur dinding penahan tanah sebagai berikut:

Pertanyaan:
Gambarkan dan hitung tekanan tanah aktif dan pasifnya!
Penyelesaian:

Ka1 = ( )= ( ) = 0,3072

Ka2 = ( )= ( ) = 0,704

Kp = ( )= ( ) = 1,42

Sehingga: √ √ √
Gambar diagram tekanan tanah aktif (tanpa skala):

Diagram A:

19
Diagram B:

Diagram C:

Diagram D:

Diagram E:

√ √
Tanda ( – ) berarti: tegangan tarik!
Diagram F:

 =
= 0,829 + 8,062 + 0,634 + 12,317 – 4,531 + 1,939
= 19,25

Gambar diagram tekanan tanah pasif (tanpa skala):

Diagram G:

= 2 . 1,5 . √ . 1,8 = 6,435
Diagram H:

20
= 3,91

= 6,435 + 3,91 = 10,345 t/m’

STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH

Suatu struktur dinding penahan tanah harus stabil terhadap:


a. Bahaya guling (overturning).
b. Bahaya geser (sliding).
c. Bahaya karena daya dukung (bearing capacity) tanah yang rendah.
Untuk menjamin kestabilan akibat masalah-masalah di atas, harus disyaratkan tercapai suatu
angka keamanan (factor of safety = FS) sebagai berikut:
a. Stabilitas terhadap guling:

FS = 1,5

b. Stabilitas terhadap geser:

FS = 1,5

c. Stabilitas/kontrol terhadap daya dukung tanah:


(Harap mempelajari kembali tentang daya dukung pondasi dangkal pada pertemuan kuliah
sebelumnya).

Kontrol eksentrisitas: e =

Untuk amannya sebaiknya didesain harga e < agar resultante terletak di dalam zone

1/3 tengah. Sehingga diagram tegangan kontak tanah akan berbentuk trapesium (ada
max dan min!)
Chek max:

max = ( )

max ini harus < q ijin tanah.

Contoh soal:
Suatu struktur “gravity wall” seperti berikut ini:
Tanah urugan berupa pasir (c = 0) dengan data sebagai berikut:  = 30;  = 2,1 t/m3 dan ’ =
1,1 t/m3.
21
Bahan dinding:  beton = 2,4 t/m3

Pertanyaan: gambar dan hitung tekanan tanah aktif, serta kontrol stabilitas guling dan geser
dan daya dukungnya!

Penyelesaian:
Gambar/diagram tekanan tanah aktif:

Ka = tan2 ( )

= 0,333
Jadi:
= luas diagram A + B + C + D

= 1,3986 + 4,1958 + 1,648 + 4,5 = 11,743 tt/m’

22
- Untuk memudahkan perhitungan stabilitas, dibuat suatu tabel untuk menentukan
momen-momen terhadap titik guling A sebagai berikut:
No Besar Gaya (ton) Jarak terhadap A Momen ( t.m )

1 PA = 1,3986 3 + ( . 2) = 3,67 5,129

2 PB = 4,1958 . 3 = 1,5 6,294

3 PC = 1,648 .3=1 1,648

4 PD = 4,5 .3=1 4,5

5 W1 = (1x5) . 2,4 = 12 3,5 42

6 W2 = ( ). 2,4 =18 2 36

Momen = gaya x lengan

Stabilitas terhadap guling : FS = harus 1,5

FS = = = 4,44 1,5 ( ok )

aman terhadap guling !


Stabilitas terhadap geser:

FS = 1,5

Dapat dihitung:

FS =

( )
=

= 0,93 1,5
tidak aman terhadap geser !
Kontrol terhadap daya dukung tanah:

e= =

e= = 0,586 m < = = 0,667 m

sehingga e < resultante R terletak di dalam zone 1/3 tengah.

Sehingga diagram tegangan kontak tanah akan berbentuk trapesium (ada max dan
min!)

23
 Chek max:

max = ( ) V = W1 + W2

= ( ) = 7,5 . 1,878

= 14,085 t/m2
max ini harus < q ijin tanah ! (diketahui)

Untuk struktur “cantilever retaining wall” sebagai berikut:

Penyelesaian pada kasus ini adalah sama dengan perhitungan type “gravity wall”. Hanya saja,
komponen tanah dengan berat W3 dianggap sebagai satu kesatuan dengan dinding penahan
tanah. Sehingga gaya penggulingnya adalah Pa total dan gaya penahannya adalah: W1 + W2 +
W3.
Contoh Soal:
Sebuah struktur Cantilever Retaning Wall dari beton bertulang sebagai berikut:

24
Diketahui  beton = 2,4 t/m3
Data tanah urug pasir: c = 0;  = 30 dan  = 1,8 t/m3
Selidikilah stabilitas terhadap guling, geser, dan daya dukung tanah dari struktur dinding
penahan tersebut!
Penyelesaian:
Diasumsikan titik A = titik guling

Hitung: Ka = ( ) =

Diagram tekanan tanah aktif:

Gaya Pengguling = Pa = luas diagram A + B + C + D + E


Gaya Penahan = v = W1 + W2 + W3
Tabel Perhitungan Momen Penahan dan Pengguling:
No Besar Gaya ( ton ) Jarak terhadap A ( m ) Momen ( t.m ) terhadap A
1 PA = Ka = 1,1988 2,5 + ( ) = 3,167 1,1988 . 3,167 = 3,796

2 PB = Ka = 2,997 1,25 2,997 . 1,25 = 3,746


3 PC = Ka = 1,093 1,093 . 0,833 = 0,910

4 PD = = 3,125 3,125 . 0.833 = 2,603

5 PE = = 2,997 2,997 . 2,25 = 6,743

6 W1 = ( 4 . 0,5 ) . 2,4 = 4,8 0,5 + ( ) = 0,75 4,8 . 0,75 = 3,6

7 W2 = ( 4,5 . 0,5 ) . 2,4 = 5,4 5,4 . 2,25 = 12,15

8 W3 = ( 4 . 3,5 ) . 1,8 = 25,2 1+( ) = 2,75 25,2 . 2,75 = 69,3

25
Momen yang bersifat menggulingkan disebut momen pengguling (MG). Pada struktur
ini gaya-gaya yang akan menimbulkan momen pengguling (MG) adalah PA, PB, PC, PD dan
PE. Sedangkan momen yang bersifat menahan terjadinya gulingan disebut momen penahan
(MP). Pada struktur ini gaya-gaya yang akan menimbulkan momen penahan (MP) adalah W1,
W2 dan W3.

Perhitungan stabilitas:
a) Stabilitas terhadap guling:

Syarat aman: FS =

FS = Kesimpulan: aman terhadap guling!

b) Stabilitas terhadap geser:

Syarat aman: FS =

( )
FS = = PA + PB + PC + PD + P E

= 11,4108 t/m’

FS =

 FS = 1,13 1,5 Kesimpulan: tidak aman terhadap geser!

c) Stabilitas terhadap daya dukung tanah (diketahui: q ijin tanah = 15 t/m2)


(Untuk perhitungan stabilitas daya dukung tanah harap mempelajari kembali tentang
daya dukung pondasi dangkal pada pertemuan kuliah sebelumnya).

Hitung eksentrisitas: e = = = 0,503 m = = 0,75 m

Karena e R terletak di dalam zone inti (1/3 tengah).

Terdapat max dan min (tegangan kontak di bawah pondasi berupa trapesium).

Hitung : max = ( )

= ( ) = 13,143 t/m2 q ijin tanah = 15 t/m2

Catatan: karena dinding penahan tanah adalah struktur menerus, sehingga L ditetapkan
sebesar 1 satuan panjang (per m’).

26

Anda mungkin juga menyukai