DAFTAR ISI
nomor halaman
Bab I Pendahuluan………………………………………… 1
1. Maksud pondasi …………………………………….. 1
2. Tekanan tanah ……………………………………… 2
3. Konstruksi penahan tanah …………………………... 15
4. Pengaruh-pengaruh air ……………………………… 29
5. Dinding penahan tanah ……………………………… 33
Bab II Tugas ………………………………………………… 48
1. Data konstruksi penahan ……………………………. 49
2. Menghitung daya dukung tanah …………………….. 50
3. Perhitungan koefisien gempa ………………………... 54
4. Menghitung gaya horizontal ………………………… 55
5. Menghitung gaya vertical …………………………… 58
6. Perhitungan stabilitas untuk gaya guling, geser dan
Stabilitas terhadap daya dukung tanah ……………… 60
7. Perhitungan stabilitas terhadap plat kaki dan badan … 62
8. Kesimpulan ………………………………………….. 67
BAB I
PENDAHULUAN
A. MAKSUD PONDASI
Teknik Pondasi adalah ilmu pengetahuan dan seni yang memakai prinsip-
prinsip mekanika tanah dan konstruksi secara bersama-sama.
Pondasi adalah bagian bangunan di bawah permukaan tanah dan daerah
tanah dan atau batuan yang berdekatan, yang akan dipengaruhi oleh
kedua elemen bagian bangunan bawah tanah dan bagian-bagiannya.
Dalam rekayasa pondasi ada dua prinsip yang digunakan yaitu prinsip
- prinsip konstruksi dan prinsip - prinsip mekanika tanah. Prinsip konstruksi
mencakup prinsip beton, baja, dsb, sedangkan prinsip mekanika tanah
mencakup kekakuan tanah, daya dukung tanah, dsb.
Seorang ahli / perencana pondasi harus memikirkan bagian-bagian
konstruksi yang mempengaruhi pemindahan beban dan bagian bangunan
atas ke tanah sehingga stabilitas tanah dan deformasi yang diperkirakan
dalam batas yang diperbolehkan, sehingga seorang ahli pondasi harus
mengetahui perencanaan konstruksi.
Dimana :
Deformasi adalah perubahan bentuk tanah turun akibat adanya beban.
Gempa yaitu suatu proses getaran.
B. TEKANAN TANAH
atau tekanan tanah netral adalah tekanan tanah dari suatu bidang tegak
lurus dimulai dari kedalaman ” h ” sampai ke permukaan tanah.
Dimana :
Tekanan tanah aktif terjadi apabila adanya tekanan yang besar
( longsor )
Tekanan tanah pasif terjadi setelah sesaat terjadinya tekanan tanah
aktif.
Jenuh : semua pori terendam air. Dalam konidsi jenuh semua pori
dalam tanah terisi oleh air, atau dengan kata lain udara ada dalam air.
Bila meninjau elemen tanah pada suatu dinding maka dinding akan
menerima gaya horizontal sebesar :
Ph = Ko . Po
h = Ko . .h
Ko = Koef. Tekanan Tanah
h
Po
1
Po = h. Po
2
1
= h. .h
2
Po =
Po adalah gaya atau tekanan dari diagram yang bekerja pada titik pusat
atau titik berat segitiga.
Bila suatu dinding atau lainnya menerima gaya akibat dari tekanan
dalam keadaan diam agar dinding tersebut tetap stabil maka diperlukan
gaya sama besarnya dengan tekanan tanah tersebut dengan arah yang
berlawanan.
Jadi tekanan tanah aktif adalah gaya tekan terbesar yang diusahakan
oleh sebagian tanah yang gugur pada bidang yang menahan pada saat
gugur dimulai.
UNTUK MENGHITUNG TEKANAN TANAH SECARA ANALITIS DAPAT
DIPAKAI CARA-CARA SEBAGAI BERIKUT
Teori Coulomb
Teori Rankine
Teori Mohr
Teori Coulomb
Asumsi yang dikemukakan oleh Coulomb untuk memudahkan
perhitungan adalah:
a. Tanah adalah homogen isotroganik mempunyai nilai geser dalam
dan berkohesi.
b. Bidang keruntuhannya adalah bidang datar.
c. Gaya geser adalah merata dan sama besar, bekerja pada bidang
keruntuhan yang dimaksud.
d. Dimisalkan suatu benda kaku.
e. Pada dinding didapatkan geseran dinding.
AB sin
C
B
AB sin
h D sin
180
A
1
Luas : ABE = BD AE
2
AB. sin
=
sin
AE
BD = AB. sin
H
AB =
sin
Berat jenis tanah adalah
Maka berat ABE = W = . ABE atau
.h 2 sin
W ABE =
2 sin 2 sin . sin
sin 2
2
Ka = sin sin
sin . sin 1
2
sin sin
Pp
W
(a) (b)
1 sin 2
.h 2 . 2
P = 2 sin sin
sin sin .1
2
sin sin
sin 2
2
Kp = sin sin
sin . sin 1
2
sin sin
P =
1
2
t .h 2 .Kp Ka =
tg 2 45 1 t
2
Kp = tg 45 1
2
2 t
Pa =
1
2
t h 2 .tg 2 45 1 2 t
P =
1
2
t h 2 .tg 2 45 1 2 t
Teori Rankine
B Pa
R
H W
R
Pa
gbr (b)
A
gbr (a)
Luas ABC =
1 2 sin 90 sin 90
H
2 sin
1 cos . cos
3) W = .h 2
2 sin
sin
=W
4) Pa
sin 90
Ka
1
Atau: Pa = .H 2 .Ka
2
Analog dengan penurunan tanah tekanan tanah aktif maka tekanan
tanah pasif didapat :
tg 2 45 1 t
2
Atau :
1
Pa = .H 2 .Ka
2
=
1
2
H 2 .tg 2 45 1 2 t
Catatan :
Persamaan Rankine di atas menunjukkan bahwa kemiringan
maksimum yang stabil terjadi apabila = untuk tanah tidak
kohesif.
Bila = 0 maka keadaan di atas sama dengan keadaan coulomb.
Teori Mohr
Bila digunakan tanah kohesif untuk urungan kembali ( tanah lempung ),
maka akan terbentuk suatu tegangan dan pada keadaan ini
persamaan lingkaran Mohr dapat dipakai untuk mendapatkan
persamaan :
3 = 1tg 2 45 2ctg 45
2 2
Dimana : 1 = h = Po
tg 45
1 sin
2 = cos
1 sin
tg 2 45 =
2 1 sin
NB : a = 2.c.tg 45 2
= 2.c. Ka
ht
Hc
H C;
Pa =
0
3 .Ka.dh
H
1 H
= h.Ka.dh = H 2 .Ka ]
0 2 0
1
= H 2 .Ka
2
Untuk menentukan kedalaman hc maka:
3 = 0 , sehingga persamaan 3 menjadi
0 = h.Ka 2c Ka
2c Ka
h =
.Ka
2c
Jadi : ht =
Ka
2.2c. Ka
H =
.Ka
Jadi :
4.c
H = = 2ht
Ka
F = 2,67 s/d 3
sin
Ka =1 F=
sin
Sehingga kedalaman suatu galian dapat di hitung dengan rumus :
4.c
H =
F . . Ka
Dimana :
H = kedalaman galian
C = kohesi tanah
F = faktor keamanan
= massa tanah
Untuk galian maksimum H = 2ht
Sedang tekanan tanah aktif yang dihasilkan :
1
Pa = H 2 .Ka 2cH K
2
TEORI TERZAGHI
Teori ini untuk pondasi langsung ( Pondasi Dangkal ) dengan
anggapan kekuatan geser tanah didasarkan :
= c + tan
Dimana :
= Kekuatan geser tanah
= Tegangan Normal
c & = Farameter ; c = cohesi
= sudut geser dalam tanah
q
Df
E A B F
D C G
Dasar pondasi dianggap licin sehingga gesekan antara dasar pondasi dengan
tanah cukup tinggi, dan menurut Teori Rankine sebagai berikut :
ABC = bagian yang aktif menerima beban dn akan
bergerak ke bawah.
ADE & BGF = bagian pasif
BCG & ACD = bagian yang merupakan ”Radial Skeep” dari ABC.
*B
A B
W
c c
CB
C = 2 cos
B 2
W = tg = Berat Massa Tanah
4
Sehingga :
qxB = 2 Pp 2CB Ka
H
1
Pp =
sin . sin P
0
pn .d
H = 1 tg .
2
= 180
=
Maka :
1
= 2 cos 2 1 4 K pγ . .B tg C.K pc .B q.K pq .B
2
Pp
Jadi
1 K pγ K K
q ult = .B 1 2 tg 1 + C pc2 tg + q pq2
cos cos cos
2
2
N Nc Nq
Bila : q = .Df
Maka rumus dapat dirubah sebagai berikut :
K pq
Nq = 2
cos
K pγ
N = 1 2 tg 1
cos
2
Nc = C.tg Nq 1
1 K pγ
N = tg 1
cos
2
2
a = C 3 4 1 2 tg
Dengan prinsip :
Menahan / mencegah longsornya tanah dari suatu keadaan yang hampir
dan atau tegak.
KONSTRUKSI TURAP
TURAP KAYU
a. Turap Tunggal
Garis keruntuhan
Ø
45 + Ø / 2
Ø
45 + Ø / 2
TURAP BETON
Dinding papan turap ini dapat dibuat dari beton pracor, di sambung
dengan alur dan lida. Untuk menggunakan type ini maka perhitungan
didasarkan pada tegangan terhadap muatan dan momen akibat berat unit
pada saat pemasangan.
Papan – papan turap diberi pembesian untuk menahan pukulan dan
penetrasi pada saat pemasangan dan tekanan tanah.
Karena kesulitan dari pemancangan untuk beton pracor ini sering
menyebabkan dipilihnya type yang lain.
TURAP BAJA
Jenis Turap ini umum dipakai, berhubung sifat – sifatnya :
1. Tahan terhadap daya dorong yang tinggi pada saat
pemancangan.
2. Beratnya relative ringan.
3. Dapat digunakan berulang kali.
4. Umur pemakaiannya cukup panjang.
5. Mudah diperpanjang dengan mengelas maupun dengan
Bout.
6. Tahan terhadap deformasi saat pemancangan.
daerah tekanan
aktif
Pa
Pa
Garis keruk
Pp’ Pp’
daerah pasif
a b c
Keterangan :
a. Garis Elastis dinding papan turap
b. Distribusi tekanan tanah
c. Diagram tekanan yang disederhanakan untuk perhitungan.
TURAP BETON
6”- 10”
0,45 – 0,75
m
16”- 18”
lubang
1–2%
#4
TURAP BAJA
PSA
PZ YSP
PDA
PZ
FSP
PMA
PSX
PS
h1 Kp, Ka
H ''Kp', Ka'
RA
h2
O
Pa y
a
Pp'
y-z
D
y
z
B
Pp Pp"
K Kp Ka
Tekanan pasif pada ujung turap yang bekerja pada tanah urug (back fill)
Pa Pa
a
' ( Kp ' Ka ' ) 'K'
z y
Ra ( Pa Pp") Pp. 0
2
a) )
2
Pa. y 2.Ra
z
PersamaanPptambahan
Pp " dalam y dan z dapat dilakukan dengan
menjumlahkan momen-momen terhadap titik ujung bawah turap sehingga :
z z y y
Ra ( y y ) ( Pa Pp") Pp ( ) ( ) 0
Bila disederhanakan3: 2 2 3
b)
6Ra ( y y) z ( Pa Pp") Pp . y 0
2
Dengan mensubtitusikan persamaan a) dan b), maka diperoleh:
2
Pp'
y 4 y 3
8 Ra
y 2
6 Ra
y 2 y . y ' K ' Pp '
6 Ra . y . Pp 4 Ra 2
0
'K' 'K' ( ' K ' ) ( ' K ' ) 2
2
8 Ra 12 Ra . y 4 Ra 2
y4 y2. y . 0
C C C2
C = ’(Kp’ – Ka’)
= ’K’
H 2a
y
3
pcf
10 kaki
20 kaki
10 kaki
'pcf
D = ..?
Penyelesaian
Langkah 1
Tanah timbunan : pasir ; dari tabel 11-6 (Buku Analisa dan Desain
Pondasi, Jilid 2). Di dapat : = 117
Dari tabel 11-1 dan tabel 11-2, untuk Coulomb
dengan data : = 117
= 30º
Diperoleh :
Ka = Ka’ = 0.299 Tabel II-1
Kp = Kp’ = 5.385 Tabel II-2
atau dengan rumus Coulomb diperoleh
Ka = Ka’ = 0.299 Tabel II-1
Kp = Kp’ = 5.385 Tabel II-2
Langkah 2
h1 Pa1 a1 = γ . h1 . Ka
= 0,11 . 10’ .2,99 = 0,33
a1
Ksf
Ra 1
Pa2 Pa1 = h1 . a1
Pa3 2
h2 y 1
a1 b = . 10’ . 0,33 = 1,65
2
Kips a Pa4 b = γ’ h2 . Ka’
0 = 0,06 . 10’ . 0,299
h3 = 0,18 Ksδ
Pa2 = h2 . a1
= 10’ . 0,33 = 3,3 Kips
1
Pa3 = h2 . b
2
1
= . 10’ . 0,18 = 0,9
2
Kips
Pa = a1 + b
Pa1 = γh1.Ka + γ’h2.Ka’
= 0,11 . 10’ . 0,299 + 0,06 . 10’ . 0,299
= 0,51 Ksf
Pa 0,51 0,51
a = = ' K ' = 0,06.5,086 = 1,65 kaki
C
Lihat diagram :
1 1 1
Ra = a1.h1 + a1.h2 + b.h2 + .(a1+ b1).2
2 2 2
1 1 1
= .0,33 . 10’ + 0,33 . 10 + . 0,18 . 10 + (0,33 + 0,18).1,65
2 2 2
= 1,65 + 3,3 + 0,09 + 0,42075
= 6,271 Kyis
Langkah 3
Pp = 9,66 ksf
Langkah 4
6 Ra
Pp
y4 + y3 . + y2 . 8Ra
8 Ra
- y 2 2 y.C Pp'
C C C
6.Ra. y.Pp 42 Ra
2 =0
C
8 Ra 8.6,3
= 0,31 = 163
C
Pp 9,66
= 0,31 = 31,2
C
6 Ra 6.6,3
2 = 02,31 = 393
C
2yC + Pp’ = 2 . 8,2 . 0,31 + 9,66
= 5780
Suku konstan 2 2
6 Ra. y.Pp 4 Ra 6.6,3.8,2.9,66 4.6,3
2 2 = 0,31
C
= 32800
Dari Koeδ. Diminta disisipkan ke persamaan diproleh :
A a
bid
h longsor b
Lereng alam
Tugas Besar Rekayasa Pondasi
A
t
27
a-b
Pa1 Pp1 c
a
A
b b Pa2 b
Pp2
∑H = 0
1 1 1 1
A+ .γ.a2.Ka . .( a – b )2 .Ka = .γ.a2.Kp . .( a – b )2 .Kp
2 2 2 2
1 1
A= .γ.a2.( Kp – Ka ) + . .( a – b )2 .( Ka – Kp ) ……….( 1 )
2 2
1 1
A+ . t2 .Kp = . ( h – t )2 .Ka……………………………( 2 )
2 2
Dari persamaan ( 1 ) dan ( 2 ) :
1 1 1 1
. ( h – t )2 .Ka – . t2 –.Kp = .γ.a2.( Kp – Ka ) + . .( a – b )2 .( Ka –
2 2 2 2
Kp )
Atau
a : b = ………
a = ……..m
Panjang batang jangkar
L = BD + DE.
a
o
= ( h + t ) tg ( 45 – ) + tg . 45
o
2
2
= ( h + t ) tg ( 45o – ) + a . tg ( 45o – )
2 2
Panjang batang sbb :
L = a . tg ( 45o – ) + ( h + t ) tg ( 45o – )
2 2
Terpisah dari pengaruh terhadap sifat kohesif tanah akan terdapat suatu
pengurangan dalam tekanan tanah aktif di bawah muka air tanah.
Dalam praktek ternyata bahwa tekanan tanah aktif terbesar untuk harga
yang terkecil.
Untuk tanah dalam air, yang diambil adalah yang kenyana air untuk
tanah yang mudah merembeskan air.
Berat jenis tanah dalam air:
Contoh:
kr 1650kg / m 3
n 30%
A q
Pa1
γ1 , Ø1
Pa2 H1
( pasir )
a
TanahDYang Mudah b
merembeskan Air
- perhitungan tekanan tanah akti
Pa3 γ2 , Ø2
Pa4 H2
( pasir )
Pa5
B c d e
Tugas Besar Rekayasa Pondasi
C
30
1
pa.1 q.h1tg 2 ( 45 ) Akibat beban q
2
pa.2 1 / 2. 1 .h1 tg 2 45 1 Tekanan pasir di bawah permukaan air
2
2
pa.3 ( q 1 h1 ) h2 tg 2 45 2 Beban q + pasir diatas air terhadap pasir
2
setinggi h2
pa.4 1 / 2.bh 2 2 tg 2 45 2 Tekanan pasir yang terendam air
2
b jenuh air
pa.5 1 / 2. air .h2 tg 2 45 air Tekanan air
2
2
Catatan :
Bila air tanah sama elevasinya dengan air luar maka pa5 0 ( ditiadakan )
pa1
a q.tg 2 45 1
h1 2
pa 2
b .h1 .tg 2 45 1
1 / 2.h1 2
pa3
c q 1 .h1 tg 2 45 3
h2 2
pa 4
d 5 h2 tg 2 45 2
1 / 2.h3 2
pa 5
e a .h2.tg 2 45 air
1 / 2.h3 2
Dimana :
2 2
Ka = Koefisien tanah aktif tg 45
2
1. Tidak mengguling
2. Tidak menggeser
3. Tembok tidak pecah ( bila R pada kern )
4. Tegangan tanah dasar tidak terlempari
5. Tembok aman terhadap bidang kelongsoran tanah / lereng.
6. Plat badan dan kaki cukup aman.
♣ Dinding Kantilever
Stabilitasnya yang sebagian didapat
dari berat tanah yang dapat berat
tanah yang menekan pondasi.
∑H
Z
G
A
B
a
momentahan
Syarat : F
Momenguling
G.a F
H .Z
G = Berat tembok + Tanah diatas tembok + muatan / beban luar
H = Jumlah gaya Horisontal
a = Jarak horizontal berat Tembok ketitik guling.
Z = Jarak titik kerja H ke titik Guling
F = Faktor keamanan = 1,5
G.a
Bila terjadi F maka alas dinding penahan diperlebar ( b diperlebar )
H .Z
∑H
f
∑G
Syarat :
G. f F = 2,5 = 3
H
F = Koefisien geser
= 0,6 ( Bila tembok dengan kayu )
= 0,75 ( bila tembok dengan beton )
2
= tg tg
'
3
= Sudut geser dalam tanah.
Bila terjadi
G, f F , maka tembok di buat miring 1 : 2 kearah depan dan
H
membuat cut wall di bawah turap.
G M
yt
A W
M G . @
G G e
yt A L . b
bL 1 2
b L 1 2
6 W b L
6
G 6e
yt (1 )
bL b
yt t aman l
Syarat :
yt t tidakaman b
b Mt Mg
e
2 v
Keterangan :
+ σ2 +
+ σ1
Tugas Besar Rekayasa Pondasi
36
1
# e< b → Diagramnya :
6
1 σ2 = 0
# e= b → Diagramnya :
6 + σ1 +
Jika ternyata Rv bekerja di luar daerah kern ( inti , galih ) maka perhitungan
dapat dikontrol sbb:
2 v e
1
b
max 6
b ( Mt Me)
L.X hal ini terjadi bila : e
2
V
b
max t X 3(
2
e)
Bila ternyata
max tanah ,ini berarti dinding penahan masih tetap aman.
1
Apabila terjadi e b maka diagram tegangan tanah yang terjadi :
6
X
- σ
- 2
σ +
1
b
H
Rv
R
G
Rh
B
B B B
3 3 3
Daerah galian
pM
P P.e
extrim F W F 1 2
bx .by
6
p P . 6e
F bx.by bx
Jadi :
extrim
P 1 6e
F bx
1
Maka : e bx
6
e P=V
bx
- R
σmin -
+ +
σmax
X
1
Bila e > bx ini terjadi apabila P diluar sumbu.
6
Syarat keseimbangan :
V P 0 P gayaVertik al
M 0
Luas diagram :
1
R .x. max .by
2
Jika P 0 maka :
P=R=V
Jadi :
1
V R .x. max .by
2
2 V
max t tidak memenuhi
x by
max t memenuhi
d. Tembok tidak pecah
Bila resultante gaya berada didaerah kern (galih= inti ) maka tembok
penahan tidak pecah.
Pengertian daerah kern ditinjau 2 arah :
H
R
G Z
d 23d
a B
B B B
3 3 3
Gbr.1
L3
Kern
L3
Strok 1,00 m
L
L3
B3 B6 B6 B3
B B B Gbr.2
3 3 3
Perhatikan gambar 1
M1 G a
M2 H Z
b M M
e 1 2
2 G
1
e b
6
e. Dinding penahan tanah aman dari kelongsoran lereng.
Bidang longsor
tanah
H1 , Ø1 , γ 1
I
H2 , Ø2 , γ 2
t
I
b
σt' σmin
σmax
tγ
G 6e
yt (1 )
F b
atau
2V
max
b
L.3( e)
2
d
1. t ' min ( max min)
b
2. Akibat berat plat terhadap tanah = t pas
3. pi h1 1 h2 2 pada titik B
pii h1 1 h2 2 pada potongan I – I
4. Gaya lintang pada potongan I – I.
a = p1 t. pas min
b = pII t. pas t
'
ab
D= d
2
Tegangan geser yang terjadi :
D
yt
7 isin bahan
t.L
8
I
A1 A2
L1
L2
Ditinjau potongan I – I
a pI t. min
b pII t. t
A1 b L
1
A2 (a b) L
2
M I I A1 L1 A2 L2
1
w t 2 L L strok1.00m
6
t tebalplatkaki
M
yt I I i sin
w
Kontrol
Perhitungan patahnya pelat kaki
H1 , Ø1 , γ 1
I
H2 , Ø2 , γ 2
t
I
b
σt' σmin
σmax
γ Pt γ Pt
σpII σpI
Pot. I – I
Hitung tegangan tanah yang terjadi :
G 6.e
1. yt (1 )
F b
Atau
2.V
max
2. bx
L.3( e)
2
a). akibat tegangan tanah
d
' min ( max min
t
b). akibat berat pasangan ( pelat ) terhadap tanah.
p t
c). akibat berat tanah diatas pasangan
pI h1 1 h2 2
pII h1 1 h2 2
Gaya lintang pada potongan I – I
a = pI .t min
b = pII t t '
ab
jadi : D = *d
2
tegangan geser bahan yang terjadi
D
yt bahan
7
t .L
8
Tinjau terhadap pengaruh momen
I Tinjau potongan I –I
a = pI .t min
b = pII .t
'
b A1 b d * bahan
1
a A2 a b .d * bahan
2
M I I A1 .d1 A2 .d 2
1 2
A1 A2 I w .t .d
6
d1
d Dimana : t = tebal pelat kaki
d = strok 1.00 m
d2
Pv
Pa
h
P W
Ph
a
H a
B
Pa = ½ γ h12 +Ka
P = w + Pv
Keterangan gambar:
W = berat konstruksi diatas potongan a –a ( strook : 1 m )
B = Lebar bahan pada potongan a – a
Kontrol terhadap geser ( tegangan geser ) :
PH
geser i sin geser
1.00 * B
Kontrol terhadap tegangan tekan :
p M .Y
tekan
a I
M .y M
dim ana : M p
I w
M 6. p.e
w bh 2
p 6. p.e
tekan
A (bh)h
tekanisin bahan
p 6.e
(1 )
A h
a = 0,3 m q = 21 ton/m
h1 = 3,1 m
H = 4,85 m
Tanah
Pasir
H1 = 6,10 m
Tanah
Lempung
ha = 1,10 m
h2 = 1,3 m
d = 0,5 m
B = 4,9 m
q = 0 + 3 + 1 + 2 + 6 + 0 + 0 + 5 + 4 = 21 ton/m 3
a = 0,2 m s/d 0,3 m = 0,3 m
b = 1/10 . H = 1/10 . 4,85 = 0,5 m
c = 1/2 . H = 1/2 . 4,85 = 2,4 m
d = 1/8 . H = 1/8 . 4,85 = 0,6 m
B = 1,0 . H = 1,0 . 4,85 = 4,9 m
e = 4,85 – 0,5 – 2,4 = 1,9 m
q = 21 ton/m3
H = 4,85 m
H1 = 6,10 m
h1 = 3,10 m
h2 = 1,25 m
ha = 1,10 m
c = 0,9 ton/m2
● Dibawah permukaan air
w = 26 % = 0,26
c = 0,9 ton/m2
Daya dukung menurut “Terzaghi” untuk pondasi memanjang data Nc, Nq, N
dll dari tabel 1 Faktor daya dukung yang digunakan dalam persamaan
Terzaghi ; Nc ; Nq ; N ; untuk kondisi geser umum dan Nc’ ; Nq’ ; N ’ :
untuk kondisi geser local. oleh Ir. Muhammad Arief MT .
γt = 2,0034 t/m3 Nc = 25,1
Df = 6,10 m Nq = 12,7
B = 4,9 m Nγ = 9,7
Ø = 25°
e = 0,7
c = 0,9 ton/m2
Rumus umum
Sc = 1 untuk lajur
B 4,9
Sq = 1 + tan Ø = 1 + tan 25 = 3,2616
L 1
B 4,9
Sγ = 1 – 0,4 x = 1 – 0,4 x = -0,94
L 1
Faktor kedalaman ( d )
D 6,10
K = = 4,9
= 1,2577
B
dc = 1 + 0,4 K = 1 + 0,4 x 1,2577 = 1,5031
dq = 1 + 2 tan Ø ( 1 – sin Ø ) K = 1 + 2 tan 25 ( 1 – sin 25 ) K
= 1,6773
dγ = 1 untuk semua Ø
Faktor kemiringan ( i )
ic, iq, iγ = 1 → diabaikan saja,
o Rumus umum
Dimana :
qult = Daya dukung ultimate
c = Cohesi tanah
Nc = Nq = Nγ = factor daya dukung tanah menurut Hanzen
Sc = Sq = Sγ = factor bentuk
Dc = dq = dγ = Faktor kedalaman
ic, iq, iγ = Faktor kemiringan
γt3 = Berat volume dibawah permukaan air
Df = tinggi pondasi atau sama dengan H
B = Lebar tembok penahan.
= 28 + 219,321 + 31,0539
= 278,4 ton/m2
q ult 278,4
T= = = 92,7926 ton/m2
SF 3
Sc = 1
Sq = Sγ = 1
Faktor kedalaman (d)
Df 6,10
dc = 1 + 0,2 Kp = 1 + 0,2 x 2,4639 . 4,9 = 1,3948
B
Df 6,10
dq = dγ = 1 + 0,1 Kp = 1 + 0,1 x 2,4639 . 4,90 = 1,1974
B
o Rumus umum
qult = c . Nc . Sc . dc + γt . Df . Nq . Sq . dq + 0,5 γt . B + Nγ . Sγ . dγ
Dimana :
qult = Daya dukung ultimate
c = Cohesi tanah
Nc = Nq = Nγ = factor daya dukung tanah menurut Hanzen
Sc = Sq = Sγ = factor bentuk
Dc = dq = dγ = Faktor kedalaman
ic, iq, iγ = Faktor kemiringan
γt3 = Berat volume dibawah permukaan air
Df = tinggi pondasi atau sama dengan H
B = Lebar tembok penahan.
qult = 0,9 x 20,7 x 3,3899 x 1,3948 + 2,0034 x 6,10 x 10,7 x 2,1949 x 1,1974 +
0,5 x 2,0034 x 4,9 x 6,8 x 2,195 x 1,1974
= 88 + 343,687 +86,8302
= 518,61 ton/m2
Tekanan ijin (FK = 3 dipakai jika c > 0)
qult 518,61
T= = = 172,87 ton/m2
FK 3
Dari ketiga daya dukung (Terzaghi, Hansen, dan Mayerhoff)
Dari data gempa di Indonesia untuk daerah zona II, maka data diambil dari table -
13 mengenai koefisien gempa di Indonesia Buku Metode Perhitungan Konstruksi
Dinding Penahan Tanah oleh Ir. Muhammad Arief, MT
-
Pondasi langsung > 5 kg/cm2
E = 0,08
Ø = 40°
40
Ka1 = tan2 ( 45 – ) = tan2 ( 45 – ) = 0,2174
2 2
40
Kp1 = tan2 ( 45 + ) = tan2 ( 45 + ) = 4,5989
2 2
γt1 = 1,6 ton/m3
Ø = 35°
35
Ka2 = tan2 ( 45 – ) = tan2 (45 – ) = 0,271
2 2
35
Kp2 = tan2 (45 + ) = tan2 (45 + ) = 3,691
2 2
γt2 = 1,6 ton/m3
Ø = 25°
25
Ka3 = tan2 ( 45 – ) = tan2 (45 – ) = 0,4059
2 2
25
Kp3 = tan2 ( 45 + ) = tan2 (45 + ) = 2,4639
2 2
γt3 = 2,0034 ton/m3
γw = 0,255 ton/m3
γbt = 2,4 ton/m3
Ø = 0°
0
Kaw = tan2 ( 45 – ) = tan2 ( 45 –
)=1
2 2
0
Kpw = tan2 ( 45 + ) = tan2 (45 + )=1
2 2
q = 14 ton/m
= 9,1014 ton
Bagian Gaya Gaya Jarak thd Momen Momen Koefisien Gaya gempa Gaya Momen akibat g
Aktif (ton) Pasif Sumbu X Gaya aktif Gaya Hpa (ton) gempa M.H.Pa M.
(ton) (m) (t.m) pasif Hpp (ton) (ton.m) (to
(t.m)
1 2 3 4 5=2x4 6=3x4 7 8=2x7 9=3x7 10 = 8 x 4 10 =
Pa1 14,1555 4,55 64,408 0,08 1,1324 0 5,1526
Pa2 1,6717 4,033 6,743 0,08 0,1337 0 0,5394
Pa3 9,1014 2,3532 21,417 0,08 0,7282 0 1,7133
Pa4 0,3606 2,138 0,771 0,08 0,0288 0 0,0617
Pa5 19,4017 0,8532 16,552 0,08 1,5522 0 1,3242
Pa6 1,1836 0,56875 0,673 0,08 0,0947 0 0,0539
Pa7 0,2718 0,4265 0,116 0,08 0,0217 0 0,0093
Pp1 0,1125 2,117 0 0,238 0,08 0 0,009 0 0,0
Tabel : 2. Perhitungan momen akibat tekanan tanah aktif dan pasif terhadap titik
guling
Jadi :
Jumlah gaya horizontal = ∑H = (∑Pa - ∑Pp) + (∑H . Pa)
= (46,146 – 9,843) + (3,692)
= 36,304 + 3,692
= 39,995 ton
Jumlah Momen Guling = ∑MG = (∑MPa-∑MPp) + (∑MH.Pa-∑MH.Pp)
= (110,68 – 6,126) + (8,854 – 0,490)
= 112,92 ton.m
Gambar : 3. Gaya vertikal akibat beban konstruksi, tanah, dan air diatas plat kaki
5. Menghitung gaya vertikal
Menentukan Volume
Catatan : Panjang kebelakang diambil 1 meter
Q1 = 4,9 x 0,5 = 2,425 m3
Q2 = ½ x 0,10 x 5,60 = 0,518 m3
Q3 = 0,3 x 5,60 = 1,68 m3
Q4 = 1,9 x 3,10 = 6,014 m3
Q5 = 1,9 x 1,29 = 2,5098 m3
Q6 = 1,9 x 1,21 = 2,3401 m3
Q7 = 2,4 x 1,25 = 3,0313 m3
Q8 = ½ x 1,25 x 0,032 = 0,02 m3
Q9 = 2,4 x 1,10 = 2,6675 m3
Q10 = ½ x 1,10 (0,032 + 0,145) = 0,0974 m3
Y1 = ½ x 4,85 = 2,425 m
Y2 = 2,4 + ⅔ x 0,19 = 2,548 m
Y3 = 2,4 + 0,19 + ½ x 0,30 = 2,76 m
Y4 = 2,4 + 0,49 + ½ x 1,94 = 3,88 m
Y5 = 2,4 + 0,49 + ½ x 1,94 = 3,88 m
Y6 =2,4 + 0,49 + ½ x 1,94 = 3,88 m
Y7 = ½ x 2,4 = 1,2125 m
Y8 = 2,4 + ⅓ x 0,03 = 2,436 m
Y9 = ½ x 2,4 = 1,2125 m
Y10 = 2,4 + ⅓ x 0,15 = 2,4733 m
X1 = ½ x 0,50 = 0,25m
X2 = 0,5 + ⅓ x 5,60 = 2,367m
X3 = 0,5 + ½ x 5,60 = 3,300m
X4 = 0,5 + 1,21 + 1,29 x ½ x 3,10 = 4,55m
X5 = 0,5 + 1,21 + ½ x 1,29 = 2,3531m
X6 = 0,5 + ½ x 1,21 = 1,1031m
X7 = 0,5 + ½ x 1,25 = 1,125m
X8 = 0,5 + ⅔ x 1,25 = 1,333m
X9 = 0,5 + 1,25 + ½ x 1,10 = 2,3m
X10 = 0,5 + 1,25 + ⅔ x 1,10 = 2,4833m
Bagian Volume Berat Berat Jarak thd Jarak thd Momen Koefisien Gaya Momen akibat gempa
( m3 ) jenis ( ton ) sumbu X sumbu Y ( ton.m ) Gempa gempa Jarak thd Jarak thd
(t/m3) (m) (m) Hg/Vg ( t ) X ( t.m ) Y ( t.m )
1 2 3 4=2x3 5 6 7=4x6 8 9=4x8 10 = 9 x 5 10 = 9 x 6
Q1 2,4250 2,4 5,820 0,250 2,425 14,11 0,08 0,466 0,116 1,129
Q2 0,5180 2,4 1,243 2,367 2,548 3,17 0,08 0,099 0,235 0,253
Q3 1,6800 2,4 4,032 3,300 2,760 11,13 0,08 0,323 1,064 0,890
Q4 6,0140 1,6 9,622 4,550 3,880 37,33 0,08 0,770 3,503 2,987
Q5 2,5099 1,59 3,991 2,353 3,880 15,48 0,08 0,319 0,751 1,239
Q6 2,3401 2,0034 4,688 1,103 3,880 18,19 0,08 0,375 0,414 1,455
Q7 3,0313 2,0034 6,073 1,125 1,213 7,36 0,08 0,486 0,5466 0,589
Q8 0,0200 2,0034 0,040 1,333 2,436 0,10 0,08 0,003 0,0043 0,008
Q9 2,6675 1 2,668 2,300 1,213 3,23 0,08 0,213 0,4908 0,259
Q10 0,0974 1 0,097 2,483 2,473 0,24 0,08 0,008 0,0193 0,019
Total 38,274 110,355 0,08 3,062 7,145 8,828
Jadi :
Hg
Jumlah gaya berat yang bekerja vertikal = ∑V = ∑berat + Vg
= 38,274 + 3,062
= 41,336 ton
Jumlah Momen Tahanan = ∑MT = ∑momen berat konstruksi + ∑M.Hg
= 110,35 + 8,828
= 119,18 ton.m
6. Perhitungan stabilitas untuk gaya guling dan geser
Data-data sbb;
∑H = 39,995 ton B = 4,9 m
∑V = 41,336 ton Ø = 25
∑MG = 112,92 ton q = 21 t/m
∑MT = 119,18 t.m Q = q x 1,9
Ca = 0,9 t/m2 = 21 x 1,9
= 40,74ton
MT
FSi = ≥ 1,5
MG
119 ,18
= 112,92 ≥ 1,5
( V Q ) tan Ca . B
FSi = ≥ 1,5
H
38,2727 4,365
= 39,995
≥ 1,5
Catatan : apabila dinding penahan mengguling atau menggeser maka kita dapat
MT MG
eyt = ½ B - < ē izin = 1/6 x B
V
119 ,18 112 ,92
eyt = ½ . 4,9 - 41,336
< ē izin = 1/6 x 4,9
41,336 6 x 2,2734
yt = 1 x 4,9 x 1 < 74,97 ton/m2
4,9
b
‘ = min + ( max – min )
B
1,7
‘ = -15,4474 + 4,9
( 32,4932 – -15,4474 )
‘ = 1,2577 ton/m2
’’ = ( d x γ bahan )
= 0,5 x 2,4
= 1,2 t/m2
= 7,7257 t/m2
’’’’ = ( ha – d ) x γair
= (1,71 – 1,6) x 1
= 0,1063 t/m2
A = –( ’’ + ’’’ + ’’’’)
= -7,7743
D = ½ x (A+ B ) x b
= -27,2543
1
izin bahan = . F'C bod
3
0,6
bo = (0,7 + x 2) x 2 + 1 x 2 = 1,3 x 2 + 2 = 4,6 m
2
d = 0,6 m
F’C = k 250 = 250
1
= . 250 x 4,6 x 0,6
3
= 14,546 ton/m2
D
yt = 7/8xd x L < izin bahan
27,254
yt = 7 / 8 x 0,5 x 1 < 16 ton/m2
b1 0,43
=
6,15 6,65
b1 = 0,3933 m
Ø1 = 40°
Ka1 = 0,2174
Kp1 = 4,5989
γt1 = 1,6 ton/m3
Ø2 = 35°
Ka2 = 0,271
Kp2 = 4,5989
γt2 = 1,59 ton/m3
γt3 = 2,0034 ton/m3
γw = 0,255 ton/m3
γbt = 2,4 ton/m3
Kaw = 1
Kpw = 1
q = 21 ton/m
Perhitungan tekanan tanah aktif
= 9,1014 ton
Pa5 = (q+γt1.h1+γt2.h2)h3.Ka3=(21+1,6x3,10+1,6x1,29)x1,10x0,4058
= 11,5897 ton
= 1,0969 ton
= 37,9758 ton
2
f tan
3
2 x 40
f tan
3
f 0,502
4,949 x 0,577
n = 37,976
> 1,2 s/d 1,50
Catatan : karena stabilitas plat kaki yang terjadi lebih kecil dari pada
stabilitas yang diizinkan maka perlu diperhitungkan penalangan.
8. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan daya dukung tanah maka diambil tegangan tanah
terkecil yaitu data hasil analisa Terzaghi yaitu 74,97 ton/m2 . dengan koefisien
gempa wilayah II yaitu 0,08.
Tabel – 1 : Faktor daya dukung yang digunakan yang digunakan dalam pesamaan
Terzaghi ; Nc ; Nq ; Nγ ; untuk kondisi geser umum dan Nc’ ; Nq’ ; Nγ’ ;
untuk kondisi geser lokal.
o NC NQ NΓ NC’ NQ’ NΓ
0 5,70 1,00 0,00 5,70 1,00 0,00
5 7,30 1,60 0,50 6,70 1,40 0,20
10 9,60 2,70 1,20 8,00 1,90 0,50
15 12,90 4,40 2,50 9,70 2,70 0,90
Tabel – 2 : Faktor kapasitas daya dukung untuk persamaan kapasitas daya dukung Meyerhof
dan Hansen
2 TAN
o
NC NQ NΓ ( H ) NQ/NC (1-SIN NΓ ( M )*
)2
0 5,14 1,00 0,00 0,19 0,00 0,00
5 6,50 1,60 0,10 0,24 0,15 0,10
10 8,30 2,50 0,40 0,30 0,24 0,40
15 11,00 3,90 1,20 0,36 0,29 1,10
20 14,80 6,40 2,90 0,43 0,32 20,90
25 20,70 10,70 6,80 0,51 0,31 6,80
30 30,10 18,40 15,10 0,61 0,29 15,70
35 46,10 33,30 33,90 0,72 0,25 17,10
40 75,30 64,20 79,50 0,85 0,21 93,70
45 133,90 134,90 200,80 1,01 0,17 262,70
50 266,90 319,00 568,50 1,20 0,13 873,70
D gc = 1 -
o
/ 147 o
dc = 1 = 0,4 D<B
B gq = gγ =
-1
dc = 1 + 0,4 tan
D
D>B 1 0,5 tan o 5
B
D
dq = 1 + tan ( 1 –sin )2 D Faktor basis ( lihat gambar
B iq =
sq = 1 + ( B/L ) tan <B dc’ = o / 174 o
0,5 H
D ( 1 )5 untuk tanah horizontal bc’
dc = 1 + tan ( 1–sin )2
D V Af .Ca. cos
bc = 1 - o / 174 o
B
>B bq = bγ = exp.
Tanah horizontal : 2 tan
Iy = = ( 1 - = radians for bq
0,5 H
)5
V Af .Ca. cos
sc = 1 – 0,4 B/L d = 1,00 untuk semua
Tanah niring :
Iy = ( 1 -
( 0,7 0 / 450 0 ) 5
)
V Af .Ca. cos
Tabel – 3 : Bentuk, Kedalaman, Inklinasi, dan factor-faktor lain untuk digunakan
didalam persamaan kapasitas dukung Hanzen
Tabel – 5 : Berat Volume Tanah dan Sudut Gesek Dalam Tanah menurut HUTTE
Tabel – 6 : Berat volume dalam tanah, Isi pori, Kohesi dan Sudut gesek Dalam Tanah
menurut KREY.