R E K A Y A S A P O N D A S I II
“Perencanaan Sheet Pile”
Dikerjakan Oleh :
YUDIANUS SAMUEL
NIM. D1012141016
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016/2017
REKAYASA PONDASI II 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Desain Rekayasa Pondasi II ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Desain Rekayasa Pondasi II ini merupakan pemantapan dari dasar teori yang telah
didapatkan pada mata kuliah Rekayasa Pondasi II, serta mata kuliah lainnya yang ada
hubungannya dengan desain ini. Desain ini bertujuan agar mahasiswa Teknik Sipil dapat
memahami langkah-langkah dalam pendesainan suatu pondasi dalam dan dinding penahan
tanah (Sheet Pile).
Penyusunan desain ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta petunjuk dosen
pembimbing yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan tugas ini. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan pengarahan yang
telah diberikan Dosen Pembimbing yakni Bapak Ir. Ahmad Faisal, DEA dan juga kepada
teman-teman yang telah membantu selama menyelesaikan Desain Rekayasa Pondasi II ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Desain Rekayasa Pondasi II ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan
yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan desain ini di masa mendatang.
Semoga Desain Rekayasa Pondasi II ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
juga bisa ditakik dalam bentuk takik lidah dalam Gambar 2(c). Atau pada Gambar 2(d)
dengan menggunakan besi yang ditanamkan pada masing-masing papan setelah tiang
dimasukkan ke dalam tanah.
Tabel 1 dan Tabel 2 menunjukkan sifat-sifat penampang tiang turap baja yang
dihasilkan oleh U.S. Steel Corporation. Tegangan lentur rencana yang diijinkan untuk tiang
turap baja diberikan pada tabel di bawah ini:
Tiang turap baja sangat baik digunakan karena daya tahannya terhadap tegangan yang
tinggi selama penyorongan ke dalam tanah yang keras. Tiang ini juga relatif ringan dan dapat
digunakan kembali (penggunaan yang berulang-ulang). Oleh karena itu turap baja sering
dipakai untuk pemakaian sementara. Turap sementara dipakai ketika dilakukan penggalian,
misalnya dalam pembuatan gorong-gorong. Setelah gorong-gorong berada pada kedudukan
yang direncanakan, turap dicabut dan penggalian ditimbun kembali. Konstruksi sementara
sering juga dipakai pada bendungan elak (cofferdam). Bendungan elak ini dibangun untuk
melaksanakan proses dewatering selama konstruksi berlangsung.
Dalam metode konstruksi tiang turap terdapat beberapa cara, yaitu pertama dengan
meletakkannya di dalam tanah yang terlebih dahulu digali lalu kemudian diisi kembali
dengan tanah isian, dan yang kedua dengan memancangkannya ke dalam tanah, kemudian
tanah di depannya digali. Atau dalam hal konstruksi dermaga, tiang turap dipancangkan
dalam air hingga mencapai tanah, kemudian tanah isian diberikan di belakangnya. Dalam
banyak kasus tanah isian yang diletakkan di belakang dinding turap biasanya adalah tanah
granular. Sementara tanah di bawah garis penggalian bisa tanah pasir atau lempung.
Permukaan tanah pada sebelah dimana air berada biasanya diacu sebagai garis galian (dredge
line). Berdasarkan hal ini terdapat dua macam metode konstruksi turap, yaitu (a) struktur
urugan (backfilled structure) dan (b) struktur galian (dredged structure). Langkah-langkah
pelaksanaan struktur urugan diperlihatkan pada Gambar 4 dan struktur galian pada Gambar 5.
Pada bagian berikut akan diberikan sejumlah formula matematis untuk analisis
dinding turap cantilever. Namun perlu diperhatikan bahwa analisis ini berlaku untuk
konstruksi yang sebelahnya menghadap air. Dan permukaan air biasanya akan berfluktuasi
sebagai akibat pasang surut, oleh karena itu harus hati-hati dalam menentukan pengaruh air
pada diagram tekanan bersih.
dimana,
Dengan cara yang sama, tekanan aktif pada kedalaman z = L1+L2 (yaitu pada
kedalaman muka galian) adalah sama dengan:
Perlu dicatat bahwa pada kedalaman garis galian, tekanan hidrostatik dari kedua arah
dinding adalah sama dan oleh karena itu akan saling menghilangkan.
Untuk menentukan tekanan tanah bersih di bawah garis galian hingga pada titik rotasi
O, seperti ditunjukkan pada Gambar 6(a) sebelumnya, haruslah dipertimbangkan bahwa
tekanan pasif bekerja dari sebelah kiri (sebelah air) ke arah sebelah kanan (sebelah tanah) dan
juga tekanan aktif bekerja dari sebelah kanan ke sebelah kiri dinding. Untuk kasuskasus ini,
pengabaian tekanan hidrostatik untuk kedua sisi dinding, tekanan aktif pada kedalaman z
dapat diberikan sebagai,
dimana L=L1+L2. Tekanan bersih p menjadi sama dengan nol pada kedalaman L3 di
bawah garis galian; atau
Maka, tekanan lateral bersih pada dasar turap adalah sama dengan
Dimana,
Dengan mengombinasikan Pers. (6), (10), (14), dan (15) dan kemudian menyederhanakan
mereka secara bersama-sama, maka akan diperoleh sebuah persamaan berderajat-4 dalam L4.
Berdasarkan teori yang diberikan sebelumnya, berikut ini adalah prosedur langkah
demi langkah untuk menentukan diagram tekanan yang dibutuhkan untuk mendapatkan
kedalaman tiang turap cantilever pada tanah-tanah granular.
Pada metoda sebelumnya, faktor keamanan yang ditunjukkan pada langkah ke-13
dilakukan dengan menaikkan kedalaman aktual sebesar 20 - 30%. Namun ada perencana
yang lebih suka menggunakan faktor keamanan bukan pada hasil akhir tetapi pada awalnya,
yaitu pada koefisien tekanan tanah pasif, dalam hal ini pada langkah ke 1.
Variasi diagram momen untuk dinding turap cantilever diperlihatkan pada Gambar
7(b). Momen maksimum akan terjadi antara titik E dan F’. Untuk menentukan momen
maksimum Mmax per satuan panjang dinding, maka terlebih dahulu harus ditentukan sebuah
titik dimana gaya geser (gaya lintang) sama dengan nol. Dengan memakai suatu acuan jarak
baru z’ (dengan titik asal pada E) untuk gaya geser sama dengan nol berlaku,
Sekali titik dimana gaya geser sama dengan nol dapat ditentukan F’’ pada Gambar
7(a)), maka besarnya momen maksimum dapat diperoleh sebagai,
Ukuran profil tiang turap yang dibutuhkan kemudian dapat dibuat dengan mengacu
kepada tegangan lentur izin bahan yang digunakan, atau
Sedangkan diagram untuk distribusi tekanan tanah bersih di bawah permukaan garis
galian dapat ditentukan sebagai berikut.
Berdasarkan teori yang diberikan sebelumnya, berikut ini adalah prosedur langkah
demi langkah untuk menentukan diagram tekanan yang dibutuhkan untuk mendapatkan
besarnya penetrasi turap pada lapisan lempung.
Dengan merujuk pada Gambar 10, momen maksimum (yaitu momen di titik dimana
gaya geser sama dengan nol) akan terjadi di antara L1 + L2 < z < L1 + L2 + L3. Dengan
menggunakan sistem koordinat z’ (z’ = 0 pada garis galian) gaya geser menjadi,
Metode free earth support adalah metode dengan kedalaman penetrasi minimum. Di
bawah garis galian, tidak terdapat pivot untuk sistem statik, yaitu sebuah titik perubahan
defleksi. Metode fixed earth support mengharuskan kedalaman cukup untuk memberikan
efek jepitan pada ujung bawah turap. Variasi momen lentur dengan kedalaman untuk kedua
metode juga ditunjukkan dalam Gambar 1.
Diagram distribusi tekanan bersih di atas garis galian akan sama seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 7 pada Modul I. Pada kedalaman z = L1, p1 = g L1 Ka; dan pada z
= L1 + L2, p2 = (g L1 + g’ L2)Ka. Di bawah garis galian, tekanan bersih akan sama dengan
nol pada kedalaman z = (L1 + L2 + L3). Hubungan untuk L3 dapat diberikan dengan Pers.
(6) pada Modul I, atau
Perlu dicatat bahwa kemiringan garis DEF adalah 1 vertikal ke g’(Kp - Ka) horizontal. Untuk
kesetimbangan turap, Ʃ gaya-gaya horizontal = 0, dan S momen di titik O’ = 0. (Catatan:
Titik O’ terletak pada batang penguat jangkar.) Dengan menjumlahkan gaya-gaya dalam arah
horizontal (per satuan panjang dinding),
Langkah demi langkah pada prosedur yang diajukan sebelumnya, faktor keamanan dapat
dipakaikan pada Kp pada permulaan perhitungan yaitu, Kp ( rencana) = Kp/FS. Kalau ini
dipakai, maka tidak perlu penambahan kedalaman teoretis. Momen maksimum pada turap
akan terjadi pada kedalaman diantara z = L1 ke z = L1 + L2. Kedalaman z ini merupakan
kedalaman pada gaya geser sama dengan nol, sehingga momen maksimum dapat dihitung
dengan persamaan berikut:
Kalau nilai z telah ditentukan, maka besaran momen maksimum dapat dengan mudah
diperoleh. Prosedur dalam menentukan kapasitas dukung jangkar akan dibicarakan pada
bagian yang akan datang.
Turap adalah lentur. Akibat kelenturannya ini, turap akan meleleh (yaitu berpindah
secara lateral). Pelelehan ini menghasilkan pendistribusian kembali tekanan tanah lateral.
Perubahan ini akan cenderung mengurangi momen lentur maksimum, Mmax, sebagaimana
dihitung dengan prosedur yang telah dijelaskan sebelumnya. Atas dasar alasan inilah, Rowe
(1952, 1957) menggagas sebuah prosedur untuk mereduksi momen maksimum yang
diperoleh dari metode free earth support. Bagian berikut ini akan membicarakan prosedur
reduksi momen yang diajukan oleh Rowe.
Turap pada pasir
Pada Gambar 4, yang berlaku untuk kasus turap yang tertanam di dalam pasir, notasi
berikut ini akan digunakan:
matematis antara L5 dan L1 + L2. [Gambar 7(d)] adalah hasil plot L5/(L1+L2) vs. sudut
gesek tanah, f.
Dengan mengetahui nilai f dan L1 + L2, maka besar L5 dapat ditentukan. Bagian
turap [Gambar 7(c)] di atas titik I dapat diperlakukan sebagai sebuah balok yang menahan
tekanan lateral tanah melalui gaya jangkar F (kN/m) dan gaya geser P’’ (kN/m). Gaya geser
P’’ dapat dihitung dengan mengambil momen di titik O’ (yaitu tepat di kedudukan jangkar).
Sekali nilai P’’ diketahui, maka panjang L4 dapat diperoleh dengan mengambil momen di
titik H (lihat diagram bawah dari [Gambar 7(c)]). Kedalaman penetrasi D, kemudian dapat
ditentukan sebagai 1.2 sampai 1.4 (L3+L4).