Anda di halaman 1dari 39

TUGAS II

MEKANIKA TANAH II

oleh:
KELOMPOK 2009

Atina Rezki 090404008


Putri Nurul H. 090404018
Raja Fahmi S. 090404036
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKINIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2012
TEKANAN TANAH KE SAMPING

Tegangan lateral tanah merupakan sebuah parameter perencanaan (design


parameter) yang penting dalam perencanaan pondasi. Menurut persamaan Mohr-
Coloumb bahwa tegangan-tegangan efektif (bersama-sama dengan tegangan
hidrostatik) digunakan untuk mendapatkan tegangan lateral tanah pada sebuah
dinding penahan tanah. Tegangan tanah lateral ditimbulkan selama pergeseran
tanah (soil displacement) atau selama peregangan, tetapi sebelum tanah
tersebut berada diambang kerusakan. Tegangan tanah lateral ditunjukan oleh
perbandingan tegangan kearah horizontal dank e atah vertikal yaitu:
, dimana K = koefisien tanah lateral (Meknika Tanah 2, Ir. Djatmiko.
Kanisius)
Di dalam ilmu mekanika tanah dikenal tiga macam tegangan lateral tanah, yaitu:
a. Tegangan tanah dalam keadaan diam (rest)
Tegangan tanah yang terjadi akibat massa tanah pada dinding penahan
tanah dalam keadaan seimbang (statis).
b. Tegangan tanah aktif
Tegangan tanah yang berusaha untuk mendorong dinding penahan
tersebut bergerak ke depan.
c. Tegangan tanah pasif
Tegangan yang berusaha mengimbangi/menahan tegangan tanah aktif.

a. Tegangan tanah dalam keadaan diam


Tegangan tanah dalam keadaan diam digunakan dalam dinding penahan
yang kaku, tanpa regangan pada struktur penahan tersebut. Dapat dihitung
berdasarkan teori elastisitas dengan asumsi bahwa tanah elastis, homogen
dan isotropis. Didalam hal ini tidak ada tegangan geser.
Regangan lateral arah mendatar:
ɛh = ))
dimana :
E = modulus elastisitas tanah
U = bilangan poisson
σh = tegangan horizontal
σv = tegangan vertical

Nilai banding antara sv dan sh dinamakan “koefisien tekanan tanah dalam keadaan
diam (Ko)” :
h
Ko 
v
Suatu elemen tanah yang terletak pada kedalaman z akan terkena tekanan arah
vertikal ( v) dan tekanan arah horisontal ( h) :
v
h v Ko + u  u = tekanan air pori

Harga-harga Ko adalah sebagai berikut :


 Untuk tanah berbutir yang terkonsolidasi normal (Jaky 1944)
Ko = 1 - sin 

 Brooker dan Jreland (1965) Tanah lempung yang terkonsolidasi normal


(Brooker dan Ireland, 1965) :
Ko = 0,95 - sin 
 = Sudut geser tanah dalam keadaan air teralirkan (drained).

 Tanah lempung yang terkonsolidasi normal dan mempunyai indeks plastisitas


(PI).
Ko = 0,4 + 0,007 (PI)  PI antara 0 - 40

Ko = 0,64 + 0,001 (PI)  PI antara 40 - 80

 Tanah lempung yang terkonsolidasi lebih (overconsolidated)


KO(overconsolidated) = KO(normally consolidated) OCR

 OCR = overconsolidated ratio (rasio konsolidasi lebih).

Tekanan pra konsolidasi


=
Tekanan efektif akibat lapisan tan ah di atasnya

 Untuk “compacted dense sand” :

  
Ko  (1  sin )   d 1 5,5
 
 d (min) 
  = Sudut geser tanah
d = Berat isi kering tanah di lapangan
d (min) = Berat isi kering minimum dari tanah

K0 adalah koefisien tekanan tanah dalam keadaan diam.


Didalam penentuan harga K0 beberapa ilmuan memberikan rekomendasi
harga-harga K0 diantaranya adalah:
 Jacky (1948) tanah dalam keadaan konsolidasi normal dan tidak
terkonsolidasi

 Broker dan Ireland, menentukan harga K untuk tanah terkonsolidasi


normal

1.1 Tekanan Tanah Aktif Dan Pasif


Menurut Rankine

Rankine (1857) menyelidiki keadaan tegangan di dalam tanah yang berada


pada kondisi keseimbangan plastis yaitu suatu keadaan yang menyebabkan tiap-tiap
titik di dalam massa tanah menuju proses ke suatu keadaan runtuh.

Tegangan tanah aktif

Rankine (1857) meninjau tanah dalam keadaan kesetimbangan plastis dan


menggunakan asumsi dasar yang sama dengan asumsi Coloumb, kecuali bahwa ia
beranggapan bahwa tidak ada kohesi dinding dan gesekan dinding, tetapi
menyederhanakan masalah tersebut. Teori Rankie mempertimbangkan keadaan
tegangan pada massa tanah ketika kondisi kesetimbangan plastisnya telah tercapai,
yaitu ketika keruntuhan gesernya pada suatu titik terjadi pada seluruh tanah.
Lingkaran Mohr seperti pada Gambar 3.1 menunjukan kondisi saat keruntuhan.

Gambar 3.1 Kondisi tegangan pada saat runtuh.


Berikut ini beberapa anggapan teori Rankine:
 Massa tanah semi tak terbatas, homogen, kering dan berkohesi
 Permukaan tanah merupakan bidang datar atau bersudut
 Dinding belakang dinding penahan tanah tegak dan licin. Dengan kata
lain tidak ada gaya geser antara dinding dengan tanah.
 Dinding penahan dianggap mempunyai perubahan bentuk yang kenyal
(plastis).
Pada umumnya dinding penahan tanah terbuat dari batu kali atau beton, dan
dinding belakang tidak pernah licin, akibatnya gaya geser timbul. Sebagai asumsi
Rankie menganggap tidak adanya gaya geser pada permukaan dinding, maka
resultan tekanan harus sejajar permukaan urugan belakang dinding. Dengan adanya
gaya geser, maka resultan tekanan membentuk sudut dengan garis normal terhadap
dinding dan sudut tersebut mendekati sudut geser antara tanah dan dinding.
Tinjauan pada suatu tanah dengan permukaan horizontal dan memiliki batas
vertikal yang terbuat dari dinding berpermukaan licin dengan kedalaman tertentu
seperti pada Gambar 3.2 a. tanah dianggap homogen dan isotropik. Jika terjadi
pergerakan dinding ke luar, dimana pengurangan σx berkurang karena tanah
mengembang ke luar yaitu pengurangan σx merupakan suatu fungsi yang tidak
diketahui dari regangan lateral pada tanah. Ketika pengembangan tanah terjadi
cukup besar, nilai σx berkurang hingga mencapai nilai minimum hingga mencapai
kondisi keseimbangan plastis. Kondisi seperti ini terjadi karena penurunan tegangan
horizontal σx, maka σx merupakan tegangan utama kecil (σ3) dan tegangan vertical
merupakan tegangan utama besar (σ1).

KONDISI AKTIF MENURUT RANKINE


A' A 45   2 C' 45   2
1 v

v 1
z 1
H h 3 h
C

45   2
B
(a) (b)
Teg. geser


K0.v Teg. normal
a v
(c)
 Apabila AB tidak diizinkan bergerak sama sekali, maka  h = K0  v.
Kondisi tegangan dalam elemen tanah ini dapat diwakili oleh lingkaran Mohr a
(gambar c).

 Bila dinding AB berputar terhadap dasar dinding ke suatu posisi A‟B, maka
massa tanah segitiga ABC‟ yang berdekatan dengan dinding akan mencapai
keadaan “aktif”.

 Bidang geser BC” yang membatasi massa tanah yang berada pada kondisi
keseimbangan plastis adalah membuat sudut (45 + /2) dengan arah
horisontal.
 Tekanan a yang bekerja pada bidang vertikal adalah tekanan tanah aktif
menurut Rankine.

Kondisi tegangan ketika dalam keseimbangan plastis dapat digambarkan dalam


persamaan Mohr-Coulomb yaitu :
 1   3 . tan 2 (45   2 )  2 c tan (45   2 )

dimana : 1 = v (tegangan utama besar)


3 = a (tegangan utama kecil)

v 2c
a  
tan 2 ( 45   2 ) tan ( 45   2 )
atau :

v = v . tan 2 ( 45   2 )  2 c tan ( 45   2 )

= v . Ka - 2 c Ka

a
Ka   tan 2 (45   / 2)
v
KONDISI PASIF MENURUT RANKINE

x

A'' 45  2 45  
A C' 2 1   v

v 1
z 1
H h C  3  h

45  
2
B
(a) (b)

 Keadaan tegangan awal pada suatu elemen tanah diwakili oleh lingkaran Mohr a
(gambar c).

 Bila dinding mengalami perputaran ke arah massa tanah yaitu ke posisi A”B maka
massa tanah  ABC” akan mencapai keadaan “pasif”. Kondisi tegangan elemen
tanah dapat diwakili oleh lingkaran Mohr b (gambar c).

 Pada geser BC” yang membatasi massa tanah yang berada pada kondisi
keseimbangan plastis adalah membentuk sudut (45 - /2) dengan arah
horisontal.

 Tekanan tanah ke samping p, yang merupakan tegangan utama besar adalah
“tekanan tanah pasif menurut Rankine”.

Kondisi tegangan ketika dalam keseimbangan plastis dapat digambarkan dalam


persamaan Mohr-Coulomb yaitu :

 1   3 . tan 2 (45   2 )  2 c tan (45   2 )

Dimana : 1 = p (tegangan utama besar)


3 = v (tegangan utama kecil)

p = v tan2 (45 + /2) + 2 c tan (45 + /2)


= v Kp + 2 c Kp

p
Kp   tan 2 (45   / 2)
v

1.2 Beberapa Kasus Tanah dibelakang Dinding

UNTUK TANAH TAK BERKOHESI

a. Kondisi Tanah Kering di Belakang Dinding Penahan



c=0
H
Pa

a =  H Ka
H/3
Pa = ½  H2 Ka
.H.Ka
b. Kondisi Tanah Basah di Belakang Dinding Penahan
 Permukaan Air Tepat di Puncak Diniding Penahan

MAT

sat

H c=0
Pa Pw

H/3

'.H.Ka w.H
a = v Ka + u
= ” H Ka + w H

dimana : ” = sat - w

Ptotal = Pa + Pw
= ½  H2 Ka + ½ w H2

 Permukaan Air di Bawah Puncak Dinding Penahan


Sudut geser () tanah setinggi H1 & H2 sama

H1  Pa1

c=0
MAT

H sat

c=0 Pa2
H2
Pw
Pa3
Muka air tanah terletak pada kedalaman tertentu, z < H pada kedalaman z
dapat ditentukan sebagai berikut : H1Ka 'H2Ka w.H2
Z=0  ‟v =0  ‟a = 0
Z = H1  ‟v =  H1  ‟a = ‟v Ka
Z = H1+H2  ‟v =  H1 + ‟ H2  ‟a = ‟v Ka

Tekanan total untuk dinding setinggi H


Ptotal = Pa1 + Pa2 + Pa3 + Pw
= ½  H12 Ka + ½  „H22 Ka + ½  „H32 Ka +
½ w H2
Sudut geser () tanah setinggi H1 & H2 tidak sama
Misal : 1 > 2

H1
 Pa1

c=0
MAT

H
sat

c=0
H2 Pa2
Pw
Pa3

Z=0  ‟v =0  ‟a = 0


Z = H1 (the top soil layer)
‟v =  H1  ‟a = ‟v Ka1

Z = H1 (the bottom soil layer)


‟v =  H1  ‟a = ‟v Ka2

Z = H1+H2  ‟v =  H1 + ‟ H2  ‟a = ‟v Ka2

UNTUK TANAH BERKOHESI

KONDISI AKTIF

 2C Ka

45 
2

Zo

H 1 z =
1 H-Zo
C1  0

Ka  H 2 C Ka Ka  H  2 C Ka
(a) (b) (c)
Tekanan tanah horisontal (  a) :

 a =  v . Ka - 2 c Ka   v = z

Kedalaman (zc) dimana  v = 0

 . z c . Ka – 2 c Ka = 0

2 c
zc 
 . Ka

Pada saat sebelum tensile crack :


Pa = ½  H2 Ka – 2c Ka H

Pada saat setelah tensile crack (z = H = zc) :


Pa = ½ (H - zc) ( H Ka – 2 c H Ka

KONDISI PASIF


45 
2

H 1 z
1
C1  0

Tekanan tanah horisontal (  p) :


2C Kp  H Kp

 p =  v . Kp - 2 c Kp   v = z

Pada saat z = 0   p =2c Kp

Pada saat z = H   p =  H Kp + 2c Kp

Pp pada dinding penahan setinggi H :

Pp = ½  H2 Kp – 2c H Kp
Untuk keadaan dimana  = 0  Kp = 1 :

Pp = ½  H2 + 2c H

1.3 Tekanan Tanah Aktif Dan Pasif Menurut “Rankine” Untuk Urugan
Tanah Yang Miring



c=0
a
Pa

z H

H
3 

Koefisien tekanan tanah aktif (Ka) :

cos   cos 2   cos 2 


Ka = cos 
cos   cos 2   cos 2 

Pada kedalaman z tekanan aktif Rankine dapat ditulis :


a =  z Ka
Maka tekanan tanah aktif total per satuan lebar dinding adalah :

Pa = ½  H2 Ka
Demikian pula dengan tekanan tanah pasif Rankine pada bidang setinggi H, dengan
urugan butiran adalah :

Pp = ½ .  . H2 Kp

di mana : Kp = koefisien tekanan tanah aktif.


cos   cos 2   cos 2 
cos 
Kp =
cos   cos 2   cos 2 

1.4 Tekanan Tanah Aktif Dan Pasif Menurut Coulumb

KONDISI AKTIF

 Pa 

c=0

H N W

R
 S R
H/3 Pa

 
B
Dalam memperhitungan kestabilan dari kemungkinan keruntuhan blok tanah (failure
wedge) ABC1, gaya-gaya yang diperhitungkan (per satuan lebar dinding) adalah :

a. W, berat dari blok tanah.

b. R, resultan dari gaya geser dan gaya normal pada permukaan bidang longsor
BC1, gaya resultan tersebut membuat kemiringan sebesar  dengan normal dari
bidang BC1.

c. Pa, gaya aktif per satuan lebar dinding. Arah Pa ini akan membuat sudut
sebesar  dengan normal dari permukaan dinding yang menahan tanah, jadi
 adalah sudut geser antara tanah dengan dinding.
Tekanan aktif menurut Coulomb :
Pa = ½  H2 Ka

di mana : Ka = koefisien tekanan aktif Coulomb.

sin 2     
2
Ka = 
 sin      sin      

sin  sin      1
2


 sin      sin      

H = tinggi dinding penahan.

KONDISI PASIF


C


A 
c=0
S
Pa Pp

A R



H
R W

1
H/3

  (b)
B
(a)

Tekanan tanah pasif (Pp) menurut Coulomb adalah :

Pp = ½  H2 Kp

di mana :

cos 2     
2
Kp =  sin      sin      
cos  cos      1
2

 cos      cos      
1.5 Tekanan Tanah Lateral Pada Tembok Penahan Akibat Tambahan
Beban

A. BEBAN TERBAGI RATA

Hs q

H Pa1  qHKa (akibat beban q )


1
Pa 2  H 2 (akibat tanah urug )
2

qKa HKa

Beban terbagi rata dianggap sebagai beban tanah setinggi hs = q/, sehingga :
a = hs  Ka = q Ka

Jadi, tambahan tekanan tanah aktif akibat beban terbagi rata :


Pa1 = q H Ka

B. BEBAN TITIK

P (ton) Persamaan Bousinesq (1883)


x = a.H
3P a 2b
h = 2  H 2 (a 2  b2 ) 5 2
z = bH
dari penyelidikan Gerber (1929) dan
Spangler (1938), persamaan
H tersebut mendekati kenyataan bila diubah
h
menjadi :

1,77P b2

 a  0,4
h =
H (0,16  b )
2 2 3
0,28P b2
h =

 a  0,4
H2 (0,16  b2 )3

C. BEBAN GARIS

q (t/m’)
x = a.H

4q a2 b
h   a  0,4
z = bH  H (a  b )
2 2 2

H q 0,203 b
h
h   a  0,4
H (0,16  b 2 ) 2

D. BEBAN LAJUR

b '
a ' 4 q a 2b
q (t/m') h =

 a  0,4
 H (a  b )
2 2 2 2

q
  h = H(2 1)
a'/2 H
P

h Z

dimana :

b
1 = tan1 ( )
H
a  b
2 = tan 1 ( )
H

H2 (2  1)  (R  Q)  57,30 a  H


z  H
2 H (2  1)

Dimana : R = (a   b      

Q = b (90  1 )
10-1 Gambar P 10.1 menunjukkan suatu tembok penahan dengan tanah pasir sebagai urugan di
blakang tembok. Untuk keadaan a s/d g. tentukanlah gaya aktif total pr satuan lebar tembok
menurut cara Rankine, lokasi gaya resultan, dan variasi tekanan aktif dengan kedalaman.

Pasir
berat jenis =

H c=0
(sudut gesek dinding) = 0

Penylesaian :

a. H = 10 ft, = 110 lb/ft3, = 32o


Karena C = 0
Maka :
= = 0,307

Pada z = 0,

Pada z = 10 ft , ) )

Pa = = (10) (337,7) = 1688,5 lb/ft2

Lokasi gaya resultan = 10/3 ft

b. H = 12 ft, = 98 lb/ft3, = 28o


Karena C = 0
Maka :
= = 0,361

Pada z = 0,

Pada z = 12 ft , ) )

Pa = = (12) (424,536) = 2457,216 lb/ft2

Lokasi gaya resultan = 12/3 = 4 ft

c. H = 18 ft, = 90 lb/ft3, = 40o


Karena C = 0
Maka :
= = 0,217

Pada z = 0,

Pada z = 18 ft , ) )

Pa = = (10) (424,536) = 2457,216 lb/ft2

Lokasi gaya resultan = 18/3 ft = 6 ft

d. H = 16,5 ft, = 98 lb/ft3, = 30o


Karena C = 0
Maka :
= = 1/3

Pada z = 0,

Pada z = 16,5 ft , ) )

Pa = = (16,5) (495) = 4083,75 lb/ft2

Lokasi gaya resultan = 16,5/3 ft = 5,57 ft

e. H = 3 m, = 90 kN/m3, = 36o
Karena C = 0
Maka :
= = 0,260

Pada z = 0,

Pada z = 3 m , ) )

Pa = = (3) (13,728) = 20,592 kN/m2

Lokasi gaya resultan = 3/3 m = 1 m


f. H = 5 m, = 17 kN/m3, = 38o
Karena C = 0
Maka :
= = 0,238

Pada z = 0,

Pada z = 5 m , ) )

Pa = = (20,23) (5) = 50,575 kN/m2

Lokasi gaya resultan = 5/3 m = 1,67 m

g. H = 4,5 m, = 19,95 kN/m3, = 42o


Karena C = 0
Maka :
= = 0,198

Pada z = 0,

Pada z = 4,5 m , ) )

Pa = = (17,795) (4,5) = 40,01 kN/m2

Lokasi gaya resultan = 4,5/3 m = 1,5 m

10-2. Anggaplah bahwa tembok yang ditunjukkan dalam Gambar P10-1 dijaga dari keruntuhan;
tentukan besar dan lokasi resultan gaya ke samping per satuan lebar tembok untuk keadaan
– keadaan di bawah ini.

a. H = 8 ft, = 105 lb/ft3, Ø = 34o


b. H = 14 ft, = 108 lb/ft3, Ø = 36o
c. H = 5 m, = 14,4 kN/m3, Ø = 31o
d. H = 3,5 m, = 13,4 kN/m3, Ø = 28o
Penyelesaian :

Pasir

Berat jenis = )

H
a. Dik : H = 8 ft = 105 lb/ft3, Ø = 34o
Dit : Besar dan lokasi resultan gaya ke samping?
Jawab :

Ka = = 0,283

Pada z = 0, =0

Pada z = 8 ft, = 0,283 x 105 x 8 = 237,72 lb/ft2

Pa = ½ (8) (237,72) = 950,88 lb/ft2

gambar :

950,88 lb/ft2

8/3 ft

b. Dik : H = 14 ft, = 108 lb/ft3, Ø = 36o


Dit : Besar dan lokasi resultan gaya ke samping?
Jawab :

Ka = = 0,26

Pada z = 0, =0

Pada z = 14 ft, = 0,26 x 120 x 14 = 436,8 lb/ft2

Pa = ½ (14) (436,8) = 3057,6 lb/ft2

gambar :

3057,6 lb/ft2

4,7 ft
c. Dik : H = 5 m, = 14,4 kN/m3, Ø = 31o
Dit : Besar dan lokasi resultan gaya ke samping?
Jawab :

Ka = = 0,32

Pada z = 0, =0

Pada z = 5 m, = 0,32 x 14,4 x 5 = 23,04 kN/m2

Pa = ½ (5) (23,04) = 57,6 kN/m3

gambar :

3
57,6 kN/m

1,7 m

d. Dik : H = 3,5 m, = 13,4 kN/m3, Ø = 28o


Dit : Besar dan lokasi resultan gaya ke samping?
Jawab :

Ka = = 0,361

Pada z = 0, =0

Pada z = 3,5 m, = 0,361 x 13,4 x 3,5 = 16,931 kN/m2

Pa = ½ (3,5) (16,931) = 29,63 kN/m3

gambar :

3
29,63 kN/m

1,17 m
10-3 Untuk tembok penahan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar P10-1, tentukan gaya pasif
Pp persatuan lebar tembok dengan metode Rankine. Juga tentukan besarnya tekanan tanah
pasif pada dasar tembok dengan menggunakan metode Rankine. Sebagai tambahan
diberikan keadaan seperti di bawah ini:

a. H = 10 ft, ,
b. H = 14 ft, ,
c. H = 2.45 m, ,
d. H = 4 m, ,

Penyelesaian

a. Untuk point a

( )

( )

b. Untuk point b

( )

( )
c. Untuk point c

( )

( )

d. Untuk point d

( )

( )

10-4 Suatu tembok penahan seperti yang diberikan dalam Gambar P10-4. Tentukan besarnya
gaya aktif Pa persatuan lebar tembok dengan metode Rankine dan tentukan lokasi resultan
gaya untuk tiap – tiap keadaan berikut:

a.

b.
lb/ft2
c.

d.

Penyelesaian

H = 12 H

H1 = 4 ft

,g=0
) )

Pada :

Z=0

Z=4

Z = 12 

Maka:

Pa = = 1814,28

( )
Lokasi:
10-5 Untuk gambar P10-4. Tentukan gaya pasof Pp, perlebar tembok dengan metode Rankine untuk
keadaan berikut ini. Juga tentukan lokasi gaya resultan untuk tiap tiap keadaan di bawah ini :

Tekanan prmukaan = q

Pasir
H1

Pasir
)

Diketahui :

H = 12 ft

H1 = 4 ft

q =0

Ditanya : Gaya pasif Pp, dengan metode Rankine dan lokasi gaya resultan?

Penyelesaian :

= = 1/3

= = 1/3

Pada z = 0,

Pada z = 4 ft,

Pada z = 12 ft

) )

Dan . = (1/3) (896,8) = 298,933

Pada z = 0, u = o
Pada z = 4ft, u = 0

Pada z = 12 ft, u = 8 x 62,4 = 499,2

Maka Pp (gaya pasif)

Pp = ½ (4) (12) + (4)(140) + ½ (4) (658,133) = 1900,266

Lokasi gaya resultan (z) = 2724,266 / 1900,266 = 1,433 m

10-6. Suatu tembok penahan setinggi 14ft dengan muka sebelah belakang tegak menahan

tanah lempung lembek yang jauh. Berat volume tanah lempung jenuh adalah

124,5 lb/ft3. Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa kekuatan geser

dalam keadaan undrained cu, dari tanah lempung yang bersangkutan adalah sebesar

400 lb/ft2.

a. Buat perhitungan-perhitungan yang dianggap penting dan gambar variasi dari


tekanan aktif (metode rankine) pada tembok dengan kedalaman.
b. Tentukan kedalaman dari retak tarikan yang dapat terjadi.
c. Tentukan gaya aktif total per satuan lebar tembok sebelum retak tarikan terjadi.
d. Tentukan gaya aktif total per satuan lebar tembok setelah retak tertarik terjadi.
Juga tentukan lokasi dari gaya resultan.

Penyelesaian :

Dik : H = 14ft
3
st = 124,5 lb/ft
= 400 lb/ft2

a)
Ka = tan2 45 = 1
C = Cu

Z= 0 , )
= lb/ft2

Z= 14 , ) )
2
= 943 lb/ft
800 lb/ft2
6,6

7,4

943 lb/ft2
b) Retak Tarikan
Zo = = = 6,42ft

c) Gaya aktif total sebelum retak


Pa = ft2 - 2Cu H
= 142 - 2.400.14
= 1001 lb/ft
d) Pa = H2- 2Cu H + 2

= . 142 - 2.400.14 + 2.
= 3571,28 lb/ft

10-7. Kerjakan lagi soal no.10-6a,b,c, dan d dengan anggapan bahwa tanah urugan di
belakang tembok harus menahan beban luar (surcharge) sebesar 150 lb/ft2.

Penyelesaian:
Dik : H = 14ft
lb/ft2
C4 = 400 lb/ft
g = 150 lb/ft2

,
= 124,5 - 62,4 = 62,1 lb/ft2

a. → Ka = tan2 45
=1

o) Z=0

= -650lb/ft2
o)
=
= 124,5 (5,22) - 2 (325) 650 lb/ft2
=0
o) Z= 14ft
) ) 5,22 lb/ft
2
= 1093 lb/ft

8,78ft

1093 lb/ft2

)
b. Zo=
c. Pa = Ka.gH +
= 1.150.14 + )
= 3101 lb/ft
d. Pa= Ka.gH +

= (150.14) + ( )- (2.400.14) - 2.
= 4797,79 lb/ft

10-8. Suatu tembok penahan setinggi 8 m dengan muka sebelah belakang tegak mempunyai tanah
c- sebagai urugan di belakang tembok. Untuk tanah urugan, diketahui  = 18,55 kN/m3, c = 24,92
kN/m2 ,  = 16. Dengan memperhitungkan adanya retak tarikan, tentukan besarnya gaya aktif Pa
yang bekerja pada dinding.

Diketahui :

H=8m

 = 18,55 kN/m3

c = 24,92 kN/m2

 = 16

Ditanya : Pa = …?

Penyelesaian :

( )
( )

) ) )

10-9. Untuk tembok seperti yang dijelaskan dalam gambar 9-8, tentukan gaya pasif Pp, dengan
metode Rankine.

Penyelesaian :

Pada soal tidak tersedia gambar 9-8 maka saya mengasumsikan soal berdasarkan data no 10-8.

Dik : z = 8m

= 18,55 kN/m

c = 24,92 kN/m3

Ø = 16o

Dit : Pp dengan metode Rankine?

Jawab :

= 1,761

Pada saat z = 0

√ )√ = 66,139 kN/m2

Pada saat z = 8m

= (1,761 x (18,55 x 82)) + 2(24,92)(8)(√ )

= 327,471 kN/m2

Maka Pp = √
= ) ) )2 + (2)(24,92)(8)√

= 1574,441 kN/m2

10-10. Untuk tembok penahan seperti diberikan dalam Gambar P 10-10, tentukan gaya aktif Pa,
menurut Rankine, juga tentukan letak gaya resultan. Anggap bahwa ada retak tarikan.

a.  = 2100 kg/m3, Ø = 0o, c = cu = 30,2 kN/m3


b.  = 1950 kg/m3, Ø = 18o, c = 19,4 kN/m3 (lihat gambar 10-10)
Penyelesaian :

Untuk soal ini gambar P10-10 tidak tersedia di dalam buku, maka saya asumsikan h = 5 m

a. Dik :  = 2100 kg/m3 = 2,1 kN/m3 , Ø = 0o, c = cu = 30,2 kN/m3


Dit : Pa menurut Rankine dan letak gaya resultan?
Jawab :
=
Pada z = 0, = -2(30,2) = -60,4 kN/m2
Letak gaya resultan
)
Zo = = dari muka tanah

Gaya aktif (adanya retak tarikan)


Pa =
)
= ) ) ) ) = 44,048 kN/m

b. Dik :  = 1950 kg/m3 = 1,95 kN/m3, Ø = 18o, c = 19,4 kN/m3


Dit : Pa menurut Rankine dan letak gaya resultan?
Jawab :
=

Ka = = 0,528

Letak gaya resultan


)
Zo = = dari muka tanah
√ √
Gaya aktif (adanya retak tarikan)
Pa = √
)
= ) ) )√
= 24,64 kN/m
10-11. Suatu tembok penahan seperti ditunjukkan dalam Gambar P10-11. Diketahui tinggi tembok
adalah sama dengan 16 ft dan berat volume tanah urugan adalah 114 lb/ft2 . hitunglah gaya aktif Pa,
pada tembok dengan menggunakan Persamaan Coloumb, untuk sudut geser antara tanah dengan
tembok sebesar :

a.  = 0

b.  = 10

c.  = 10

Pasir

Berat Jenis =  (atau density) = ρ


H
=5 c=0

 = 38

 (gesekan dinding)

Penyelesaian :

a.

b.

c.

)
10-12. Untuk tembok penahan seperti yang diberikan dalam soal 10-11,tentukan gaya pasif Pp
dengan menggunakan persamaan coulomb. Untuk harga sudut geser antara tanah dan
dinding sebesar:
a. δ = 0°
b. δ = 10°
c. δ = 20°

Penyelesaian :

Pp = ½ Kp γ H²

a. Kp = 4,2 untuk δ = 0°
Pp = ½ Kp γ H² = ½ (4,2)x 114 (16²)
= 62599,68 lb/ft³
b. Kp = 5,69 untuk δ = 10°
Pp = ½ Kp γ H²= ½ (5,69)x 114 (16²)
= 83028,48 lb/ft³
c. Kp = 6,36 untuk δ = 20°
Pp = ½ Kp γ H² = ½ (6,36)x 114 (16²)
= 92805,12 lb/ft³

10-14. perhatikan gambar berikut : apabila H=5 m, kepadatan tanah ρ=1850 kg/m3, dan sudut geser
antara tembok dengan tanah  = 20, tentukan gaya pasif Pp per satuan lebar tembok.

Pasir

Berat Jenis =  (atau density) = ρ


H
=5 c=0

 = 38

 (gesekan dinding)

Penyelesaian :
)
) )
)[ √ )
]
)

)
) )
)[ √ )
]
)

) ) )

10-15. Perhatikan Gambar berikut , apabila semua harga parameter yang diketahui adalah tetap
kecuali harga  = 0, berapakah besar gaya pasif Pp, per satuan lebar tembok?

= 100 lb/ft3

 = 30

5 ft c=0

Penyelesaian :

Dari Tabel didapat harga Kp=4,64, dengan sudut  = 30, = 25


) ) )

10-16. Perhatikan gambar P10-14,dengan menggunakan metode coulomb, tentukan besarnya


tekanan tanah aktif Pa’ persatuan lebar tembok untuk tiap-tiap keadaan ini.

a. H = 15 ft, β = 85°, n = 1, H1 = 20 ft, γ = 128 lb/ft³, Ф=38°,δ = 10°


Penyelesaian:
Ka =

Pa= ½ γ H² Ka = ½ (128)x 15²(0,23) = 3312 lb/ft³

b. H = 18 ft, β = 90°, n = 2, H1 = 22 ft, γ = 116 lb/ft³, Ф=34°,δ = 17°


Ka =

Pa= ½ γ H² Ka = ½ (116)x 18²(0,28) = 5261,76 lb/ft³

c. H = 5,5 m, β = 80°, n = 1, H1 = 6.5 m, ρ = 1680 kg/m³,Ф=30°,δ = 30°


Ka =

Pa= ½ γ H² Ka = ½ (1680)x 5,5²(0,333) 8461,53 kg/m³

10-17. Perhatikan tembok penahan seperti ditunjukan dalam gambar p10-10. Beban titik vertikal
sebesar 8,92 kN diletakkan dipermukaan tanah sejauh 3m, dari tembok. Hitunglah
penambahan tekanan pada tembok, akibat beban titik tersebut. Gambar variasi antara
tekanan dan kedalaman.

Penyelesaian:

H= 5m, n= 7 (asumsi)

√ =√ =

σx = )
)
= )

= 1,42X10-3 kN/m

10-18. Perhatikan tembok penahan seperti ditunjukan dalam gambar p10-1. Diketahui H= 10 ft ,
beban garis sebesar 800 lb/ft, diletakkan pada permukaan tanah sejajar dengan bagian atas
dari tembok sejauh 5 ft dari muka sebelah belakang tembok. Tentukan penambahan gaya
kesamping per satuan lebar tembok yang disebabkan oleh beban garis.

Penyelesaian:

m=

karena m> 0,4 maka menggunakan persamaan 10-83:

Menentukan besarnya tekanan yang bekerja setiap interval kedalaman 1 m.dapat dilihat
dari tabel :

m U σx σx (kN/m²)

0,5 0 0 0

0,5 0,2 0,757 7,57

0,5 0,4 0,758 7,58

0,5 0,6 0,5135 5,135

0,5 0,8 0,321 3,21

0,5 1,0 1,019 10,19

P=( ) ) ( ) ) ( ) ) ( ) ) ( ) )

= 32,656 kN/m
10-19. Dengan cara grafis seperti yang diberikan dalam sub-bab yang menjelaskan mengenai teori
umum kelongsoran untuk menentukan gaya aktif Pa, yang bekerja pada turap suatu galian seperti
yang ditunjukkan dalam gambar berikut.

= 16,51 kN/m3

 = 30
7m
c=0

Penyelesaian :

[ ( )]

) ) [ ( )]

) ) [ )]

10-20. Suatu turap setinggi 7 m dipasang pada galian yang dibuat dalam tanah pasir, seperti
ditunjukkan dalam Gambar berikut. Dalam perencanaan, balok penyangga diletakkan pada jarak 2
meter dari pusat ke pusat. Dengan menggunakan diagram tekanan empiris yang diperkenalkan oleh
Peck, hitung beban rencana dari penyangga tersebut.
Penyelesaian :

Dengan tekanan ke samping dianggap sebagai berikut :

[ ( )]

) ) [ )]

Sekarang kita anggap bahwa turap mempunyai hubungan sendi pada tempat-tempat
penyangga B dan C. Dengan menghitung reaksi A, B1, B2, C1, C2, dan D.

Hitung besar momen terhadap titik B1,

A (2) = 175(3)(3/2)

A = 393,75 kN/m = 394 kN/m

Sehingga,

B1 = 175(3)-394 = 131 kN/m

Dengan cara yang sama,

B2 = C1 = (175)(2)/(2) = 175 kN/m

Tentukan besarnya momen terhadap C2,

D(2) = (175)(4)(2)

D=700 kN/m

C2 = 0

Jadi, beban penyangga tadi adalah sebagai berikut,

A=394 kN/m

B=B1+B2=(131)+(175) = 312 kN/m


C = C1+C2 = (175) + (0) = 175 kN/m

D = 700 kN/m

Jarak dari pusat ke pusat penyangga adalah 2m. jadi, beban rencana dari penyangga adalah :

A = (394) (2) = 788 kN

B = ( 312) (2) = 624 kN

C = (175) (2) = 350 kN

D = (700) (2) = 1400 kN

Anda mungkin juga menyukai