Anda di halaman 1dari 95

TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II

SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia tenik sipil, tidak terlepas dari kegiatan konstruksi suatu bangunan yang
terdiri dari bangunan gedung, jembatan, jalan raya, menara dan lain sebagainya. Bangunan
tersebut akan berdiri kokoh jika di topang dengan suatu pondasi yang kokoh juga. Pondasi
merupakan suatu konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menopang beban struktur yang
ada diatasnya dan meneruskannya ( upper structure ) ke lapisan tanah yang cukup kuat daya
dukungnya. Oleh karena itu daya dukung sebuah pondasi perlu diperhitungkan agar dapat
menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri,bahan – bahan yang digunakan, gaya –
gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain- lain. Perhitungan ini dimaksudkan
agar pondasi mampu menahan beban maksimum yang terjadi. Selain itu perencanaan pondasi
juga diarahkan pada pemilihan tipe pondasi yang nantinya akan digunakan dalam suatu
bangunan. Jenis pondasi terdiri dari dua macam yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.
Pondasi dangkal merupakan pondasi yang mendukung bebannya secara langsung. Terdiri dari
pondasi telapak,memanjang dan rakit. Fondasi telapak (spread footing) merupakan fondasi
yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom, Fondasi memanjang atau fondasi kontinyu
(continuous footing) fondasi yang digunakan untuk mendukung dinding memanjang
digunakan untuk mendukung sederetan kolom-kolom yang berjarak sangat dekat, sehingga
bila dipakai fondasi telapak sisisisinya berimpit satu sama lain, Fondasi rakit (raft foundation
atau mat foundation) adalah fondasi yang digunakan untuk mendukung bangunan yang
terletak pada lunak, atau digunakan bila susunan kolom-kolom jaraknya sedemiikian dekat di
semua arahnya, sehingga bila dipakai fondasi telapak sisi-sisi.Sedangkan pondasi dalam
merupakan pondasi yang digunakan pada lapisan tanah yang memiliki posisi tanah kuat
sangat dalam, jenis pondasi yang dapat digunakan yaitu pondasi tiang pancang. Pondasi tiang
juga digunakan untuk mendukung bangunan yang menahan gaya angkat ke atas, terutama
pada bangunan-bangunan tingkat tinggi yang dipengaruhi oleh gaya-gaya penggulingan
akibat beban angin. Selain itu, tiang-tiang juga digunakan untuk mndukung bangunan
dermaga, dimana pada bangunan ini, tiang-tiang dipengaruhi oleh gaya-gaya benturan kapal
dan gelombang air.
Fondasi tiang digunakan untuk beberapa maksud, antara lain :

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 1


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

1. Untuk meneruskan beban bangunan yang terletak diatas air atau tanah lunak, ke tanah
pendukung yang kuat.
2. Untuk meneruskan beban ke tanha yang rrelatif lunak sampai kedalaman tertentu
sehingga fondasi bangunan mampu memberikan dukungan yang cukup untuk
mendukung beban tersebut oleh gesekan sisi tiang dengan tanah disekitarnya.
3. Untuk mengangker bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat keatas akibat tekanan
hidrostatis atau momen penggulingan
4. Untuk menahan gaya-gaya horisontal dan gaya yang arahnya miring
5. Untuk memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung tanah tersebut bertambah
6. Untuk mendukung fondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah tergerus air.
Fondasi tiang dapat di bagi menjadi 3 (tiga) kategori, sebagai berikut :
1. Tiang perpindahan besar ( large displacement pile ) yaitu tiang pejal atau berlubang
dengan ujung tertutup yang dipancang kedalam tanah sehingga menjadi terjadi
perpindahan volume tanah yang relatif besar. Termasuk dalam tiang perpindahan adalah
tiang kayu, tiang beton pejal, tiang beton prategang (pejal atau berlubang), tiang baja
bulat (tertutup pada ujungnya).
2. Tiang perpindahan Kecil ( small displacement pile ) adalah sama seperti tiang katergori
pertama, hanya volume tanah yang dipindahkan saat pemancangan relatif kecil,
contohnya: tiang beton berlubang dengan ujung terbuka, tiang beton prategang berlubang
dengan ujung terbuka, tiang baja H, tiang baja bulat ujung terbuka, tiang ulir.
3. Tiang tanpa perpindahan ( non displacement pile ) terdiri dari tiang yang dipasang
didalam tanah dengan cara menggali atau mengebor tanah. Termasuk dalam tiang tanpa
perpindahan adalah tiang bor, yaitu tiang beton yang pengecorannya langsung didalam
lubang hasil pengeboran tanah (pipa baja diletakkan dalam lubang dan dicor beton)
Ditinjau dari cara mendukung beban,pondasi tiang dibedakan menjadi 2 tipe sebagai berikut :
1. Tiang daya dukung ujung, yaitu tiang yang kapasitas dukungnya lebih ditentukan oleh
tahanan ujung tiang.
2. Tiang daya dukung gesek, yaitu tiang yang kapasitas dukungnya ebih ditentukan oleh
perlawanan gesek antara sisi tiang dan tanah disekitarnya.

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 2


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam tugas besa Rekayasa Pondasi II ini adalah sebagai
berikut :
1. Memenuhi serta menyelesaikan Tugas Besar Rekayasa Pondasi II
2. Mengetahui cara merancang pondasi dangkal dan pondasi dalam yang mampu menahan
beban struktur yang telah ditntukan.
3. Mengetahui penurunan yang terjadi pada pondasi danga dan pondasi dalam dengan nilai
tidak meliebihi dari penurunan ijin.

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 3


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PARAMETER TANAH
2.1.1 BERAT VOLUME

Berat volume adalah berat tanah per satuan volume yang merupakan perbandingan antara
berat (w) dengan volume (v). Berat volume biasanya disimbolkan dengan ;(ϒ) sedangkan
satuan yang digunakan adalah gr/cm3 : kg/m3 : KN/m3. Parameter volume dibedakan menjadi
tiga, yaitu :

1. Berat volume basah / normal (ϒb)


Berat volume basah / normal merupakan perbandinga antara berat butiran tanah termasuk
air dan udara (w) dengan volume total tanah (v).
w
Rumus = ϒb =
v
Keterangan :
ϒb = berat volume basah/normal
w = berat butir tanah
v = volume tanah total
dengan menggunakan hubungan antara berat jenis (GS), angka pori (e) dan kadar air (w),
nilai berat volume basah / normal dapat dicari dengan persamaan berikut :

Gs x ϒ w x (1+ w)
Rumus = ϒb =
1+e
Keterengan :
Gs = berat jenis tanah
ϒ w = berat jenis air ( 9,81 KN/m3 : 10 KN/m2 )
e = angka pori
w = kadar air
2. Berat Volume Butiran Padat ( ϒ sat ¿

Berat volume butiran padat merupakan perbandingan antara berat butir padat (Ws)
dengan volume butiran padat (Vs).

Rumus = ϒ sat =
Keterangan : Ws
ϒ sat = berat volume butiran tanah Vs
Ws = berat butiran padat
Vs = volume butiran padat

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 4


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Nilai berat volume butiran padat juga dapat ditentukan dengan menggunakan hubungan
antara berat jenis tanah (Gs) dan angka pori (e), persamaannya adalah sebagai berikut:

ϒ w x (Gs+ w)
ϒ sat =
1+e
Keterangan :
Gs = berat jenis tanah
e = angka pori
ϒ w = berat jenis air ( 9,81 KN/m3 : 10 KN/m2 )
3. Berat Volume Kering ( ϒ dry )
Berat volume kering merupakan perbandingan antara berat butiran (Ws) dengan volume
total tanah (V).
Ws
Rumus = ϒd =
V

Keterangan :

ϒd = berat volume kering

Ws = berat butiran

V = volume total tanah

Berat volume kering tanah juga bisa dicari dengan hubungan antara berat jenis tanah
(Gs) dan kadar air (W).

Gs x ϒ w
Rumus = ϒd =
1+W
Keterangan :
ϒ d = berat volume kering
Gs = berat jenis tanah
W = kadar air
ϒ w = berat jenis air ( 9,81 KN/m3 : 10 KN/m2 )
Tabel 2.1 Nilai Berat Jenis Tanah

Jenis lapisan tanah Berat jenis ( Gs)


Kerikil 2,65 – 2,68
Pasir 2,65 – 2,68
Lanau tak organic 2,62 – 2,68
Lempung organic 2,58 – 2,65
Lempung tak organik 2,68 – 2,75
Humus 1,37

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 5


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Gambut 1,25 – 1,80


Sumber : Hary Christady Hardiyatmo 1992

Tabel 2.2 Nilai Angka Pori (e) dan Kadar Air (W) untuk Tanah Keadaan Asli

Tipe Tanah e W (%)


Pasir lepas dengan butiran seragam (loose uniform sand) 0,80 30
Pasir padat dengan butiran seragam (dense uniform sand) 0,45 16
Pasir berlanau yang lepas dengan butiran bersudut 0,65 25
Lempung kaku (stiff clay) 0,60 21
Lempung lembek (soft clay) 0,90– 1,40 30 – 50
Tanah (loose) 0,90 25
Lempung organik lembek (soft organic clay) 2,50 – 3,20 90 – 125
Glacial gill 0,30 10
Pasir berlanau padat dengan butiran bersudut (dense
0,40 15
angular-grained silly sand)
Sumber : Braja. M. Das, 1995
2.1.2 INDEKS PEMAMPATAN ( Compression Indeks )
Indeks pemampatan (Cc) adalah nilai parameter tanah yang dicari dari grafik (e) angka pori
dan log p (tekanan, skala log) berdasarkan percobaan konsolidasi laboratorium. Diperoleh
dari pengamatan penurunan setalah konsolidasi 11% dengan pembacaan 24 jam.
Apabila tidak tersedia data konsolidasi hasil percobaan di laboratorium, tersedia beberapa
perumusan untuk menghitung indeks pengamatan. Perumusan-perumusan tersebut
dikembangkan dengan cara menguji bermacam-macam jenis lempung, seperti pada tabel 2.3
berikut :
Tabel 2.3. Hubungan untuk Indeks Pemampatan

Persamaan Acuan Daerah Pemakaian


Cc = 0,007 ( LL-7) Skempto Lempung yang berbentuk kembali (remolded)
n
Cc = 0,01 Wn Lempung Chicago
Cc = 1,15 (lo-0,27) Nishida Semua lempung
Cc = 0,30 (lo-0,27) Hough Tanah kohesif : lanau, lempung, lempung berlanau
Cc = 0,0115 Wn Tanah organik : gambut, lanau organik, dan lempung
Cc = 0,0064 (LL-0,5) Lempung brazilian
Cc = 0,75 (lo-0,5) Tanah dengan plastisitas rendah (pasir)
Cc = 0,208.lo + 0,0083 Lempung Chicago
Cc = 0,156.lo + 0,0107 Semua lempung
Sumber : Sumber : Braja. M. Das, 1995
Dengan catatan : eo = angka pori tanah di lapangan
Wn = kadar air tanah di lapangan

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 6


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2.1.3 SUDUT GESEK DALAM TANAH (φ)


Sudut gesek dalam tanah (ø) dapat diambildengan pendekatan empiris yang diperoleh dengan
pendekatan-pendekatan empiris. Kishida (1976) memberikan pendekatan sebagai berikut :
φ = √20.N + 15°
Keterangan : φ = sudut gesek
N = harga N-SPT
Nilai sudut gesek juga dapat diperoleh dengan mengunakan hubungan antara N dan SPT dan
sudut gesek seperti pada tabel berikut :

Tabel 2.4 Nilai Sudut Gesek

N Φ
0–5 26 – 30
5 – 10 28 -35
10 – 30 35 – 42
30 – 50 38 – 46
Sumber : Braja M.Das, 1995

2.1.4. KOHESI TAK TERDRAINASE (Cu)


Kohesi tak terdrainase atau undrained cohesion (Cu) adalah daya dukung letak yang terjadi
antar partikel tanah dalam kondisi undrained atau basah. Nilai Cu bisa diperoleh dari data
laboratorium, jika data laboratorium tidak ada atau kurang maka dapat diketahui besar nilai
Cu dengan grafik hubungan Cu dan N-SPT seperti berikut :

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 7


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Gambar 2.1 Grafik Hubungan Cu dan N-SPT


2.2 PONDASI DANGKAL
2.2.1 ANALISIS TERZAGHI

Analisis kapasitas dukung dari Terzaghi (1943) di dasarkan pada anggapan-anggapa, sebagai
brikut :

1. Fondasi berbentuk memanjang tak terhingga


2. Tanah dibawah dasar fondasi homogen
3. Berat tanah diatas dasar fondasi digantikan dengan beban terbagi rata sebesar
p 0=Df . γ dngan Df adalah kedalaman dasar fondasi dan γ adalah brat volume tanah
diatas dasar fondasi
4. Tahanan geser tanah diatas dasar fondasi diabaikan
5. Dasar fondasi kasar
6. Bidang keruntuhan terdiri dari lengkung spiral logaritmis dan linier
7. Baji tanah yang terbentuk didasar fondasi dalam kedudukan elastis dan bergerak
bersama-sama dengan dasar fondasi
8. Pertemuan antara sisi baja dan dasar fondasi membentuk sudut sebesar sudut gesek
dalam tanah (φ)
9. Berlaku prinsip superposisi

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 8


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Persamaan umum kapasitas dukung Terzaghi dapat dituliskan :

qu=c 2 . N c + Df . γ 1 . N q +0,5 . γ 2 . B . N γ

Keterangan :

qu = kapasitas dukung utimit untuk fondasi memanjang ( kN/m2)

c2 = kohesi tanah dibawah dasar fondasi ( kN/m2)

Df = kedalaman fondasi (m)

γ1 = berat volume tanah di atas dasar fondasi ( kN/m3)

γ2 = berat volume tanah di bawah dasar fondasi ( kN/m3)

Nc , Nq , Nγ = faktor kapasitas dukung yang nilainya didasarkan pada sudut gesek


dalam tanah (φ) dari tanah dibawah dasar fondasi.

Adanya pengaruh bentuk fondasi, maka Terzaghi memberikan pengaruh faktor bentuk
terhadap kapasitas dukung ultimit yang didasarkan pada analisis fondasi memanjang
sebagai berikut :
a. Fondasi bujur sangkar
qu=1,3 c . N c + p 0 . N q + 0,4 γ . B . N γ
b. Fondasi lingkaran
qu=1,3 c . N c + p 0 . N q + 0,3 γ . B . N γ
c. Fondasi empat persegi panjang
B B
qu=c . N c (1+0,3 )+ p 0 . N q +0,5 γ . B . N γ (1−0,2 )
L L
Keterangan:

qu = kapasitas dukung utimit untuk fondasi memanjang ( kN/m2)

c2 = kohesi tanah dibawah dasar fondasi ( kN/m2)

Df = kedalaman fondasi (m)

γ = berat volume tanah yang dipertimbangkan terhadap kedudukan muka

air tanah ( kN/m3)

p0 = Df . γ = tekanan overburden pada dasar fondasi ( kN/m2)

Df = kedalaman fondasi (m)

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 9


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

B = lebar fondasi (m)

L = panjang fondasi (m)

Tabel 2.5 Nilai-nilai faktor kapasitas dukung Terzaghi

Φ Keruntuhan geser umum Keruntuhan geser lokal


Nc Nq Nγ Nc Nq Nγ
0 5,7 1,0 0,0 5,7 1,0 0,0
5 7,3 1,6 0,5 6,7 1,4 0,2
10 9,6 2,7 1,2 8,0 1,9 0,5
15 12,9 4,4 2,5 9,7 2,7 0,9
20 17,7 7,4 5,0 11,8 3,9 1,7
25 25,1 12,7 9,7 14,8 5,6 3,2
30 37,2 22,5 19,7 19,0 8,3 5,7
34 52,6 36,5 35 23,7 11,7 9,0
35 57,8 41,4 42,4 25,2 12,6 10,1
40 95,7 81,3 100,4 34,9 20,5 18,8
45 172,3 173,3 297,5 51,2 35,1 37,7
48 258,3 287,9 780,1 66,8 50,5 60,4
50 347,6 415,1 1153,2 81,3 65,6 87,1
Sumber : Hary Christady Hardiyatmo 1992

2.2.2 ANALISIS MEYERHORF


Meyerhorf (1955) meyarankan persamaan kapasitas dukung dengan mempertimbangkan
bentuk fondasi, kemiringan beban beban dan kuat geser tanah diatas fondasinya, sebagai
berikut :
'
qu=s c d c i c c N c + s q d q i q p0 N q +s γ d γ . i γ 0,5 B γ N γ
Keterangan :
qu = kapasitas dukung ultimit ( kN/m2)
N c , N q , N γ = faktor kapasitas dukung untuk fondasi memanjang yang nilainya didasarkan
pada sudut gesek dalam tanah (φ)
s c , sq , sγ = faktor bentuk fondasi (Tabel 2.6)
d c ,d q , d γ = faktor kedalam fondasi (Tabel 2.7)
i c , i q ,i γ = faktor kemiringan beban(Tabel 2.8)
'
B = B – 2e = lebar fondasi efektif (m)
p0 = Df . γ = tekanan overburden pada dasar fondasi ( kN/m2)
Df = kedalaman fondasi (m)
γ = berat volume tanah yang dipertimbangkan terhadap kedudukan muka
air tanah ( kN/m3)
faktor-faktor kapasitas dukung yang diusulkan oleh Meyerhorf (1963),adalah :
N c =( N q −1 ) . ctg φ

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 10


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

φ (π tgφ)
(
N q=tg2 45 °+ ) 2
e
N γ =( N q −1 ) tg(1,4 φ)
Tabel 2.6 Nilai-nilai faktor kapasitas dukung Meyerhorf (1963)

Mayerhof(1963) Mayerhof(1963)
ɸ(⁰) ɸ(⁰)
Nc Nq Nɣ Nc Nq Nɣ
1 5,14 1 0 26 22,25 11,85 8
2 5,38 1,09 0 27 23,94 13,2 9,46
3 5,63 1,2 0,01 28 25,8 14,72 11,19
4 5,9 1,31 0,02 29 27,85 16,44 13,24
5 6,19 1,43 0,04 30 30,14 18,4 15,67
6 6,49 1,57 0,07 31 32,67 20,63 18,56
7 6,81 1,72 0,11 32 35,49 23,18 22,02
8 7,16 1,88 0,15 33 38,64 26,09 26,17
9 7,53 2,06 0,21 34 42,16 29,44 31,15
10 8,34 2,25 0,28 35 46,12 33,3 37,15
11 8,8 2,47 0,37 36 50,59 37,75 44,43
12 9,28 2,71 0,47 37 55,63 42,92 53,27
13 9,81 2,97 0,6 38 61,35 48,93 64,07
14 10,37 3,26 0,74 39 67,87 55,96 77,33
15 10,98 3,59 0,92 40 75,31 64,2 93,69
16 11,63 3,94 1,13 41 83,86 73,9 113,99
17 12,34 4,34 1,37 42 93,71 85,37 139,32
18 13,1 4,77 1,66 43 105,11 99,01 171,41
19 13,93 5,26 2 44 118,37 115,31 211,41
20 14,83 5,8 2,4 45 133,87 134,87 262,74
21 15,81 6,4 2,87 46 152,1 158,5 328,73
22 16,88 7,07 3,42 47 173,64 187,21 414,33
23 18,05 8,66 4,07 48 199,26 222,3 526,45
24 19,32 9,6 4,82 49 229,92 265,5 674,92
25 20,72 10,66 5,72 50 266,88 319,06 873,86
Sumber : Hary Christady Hardiyatmo 1992

Tabel 2.7 faktor bentuk fondasi (Meyerhorf,1963)

Faktor bentuk Nilai Keterangan


sc Untuk sembarang φ
1+0,2 ( BL )tg (45° + φ2 )
2

s q=s γ B φ Untuk φ ≥ 10°


1+0,1 ( )tg (45° + )
2
L 2
1 Untuk φ=0
Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 11
TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Sumber : Hary Christady Hardiyatmo 1992

Tabel 2.8 faktor kedalaman fondasi (Meyerhorf,1963)

Faktor kedalaman Nilai Keterangan


dc D φ Untuk sembarang φ
1+0,2
B ( )
tg( 45 ° + )
2
d q=d γ D φ Untuk φ ≥ 10°
1+0,1
B ( )
tg( 45 ° + )
2
1 Untuk φ=0
Sumber : Hary Christady Hardiyatmo 1992

Tabel 2.9 Faktor-faktor kemiringan beban (Meyerhorf,1963)

Faktor kemiringan beban Nilai Keterangan


ic δ° Untuk sembarang φ
1−
90 °
¿
¿
¿
i q=i γ δ° Untuk φ ≥ 10°
1−
φ
¿
¿
¿
1 Untuk φ=0
Sumber : Hary Christady Hardiyatmo 1992

Catatan : δ = sudut kemiringan beban terhadap gais vertikal

2.2.3 ANALISIS DAYA DUKUNG BERDASARKAN DATA SONDIR

Menurut Schmertmann (1978), daya dukung kritis (ultimate) pondasi dangkal dengan

D
≤1,5 yang menumpu tanah lempung dapat dihitung berdasarkan tahanan konus qc hasil
B
pengujian CPT sebagai berikut.

Untuk pondasi bujur sangkar :

2
qun=5+0,34 qc ( Kg/cm )

Untuk pondasi lajur :

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 12


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2
qun=2+ 0,28 qc ( Kg/cm )

Dimana qc dalam satuan Kg/cm 2

A. Distribusi Tegangan di Dalam Tanah

Tegangan di dalam tanah yang timbul akibat adanya beban di permukaan dinyatakan
dalam istilah tambahan tegangan (stress increment), karena sebelum tanah dibebani, tanah
sudah mengalami tekanan akibat beratnya sendiri yang disebut tekanan overburden.Analisis
tegangan di dalam tanah didasarkan pada anggapan bahwa tanah bersifat elastis, homogen,
isotropis, dan terdapat hubungan linier antara tegangan dan regangan.

B. Beban Titik

Boussinesq (1885) memberikan persamaan penyebaran beban akibat pengaruh beban


titik di permukaan. Tambahan tegangan vertikal ( ∆ σz ) akibat beban titik, dianalisis
dengan meninjau sistem tegangan pada koordinat silinder.

Dalam teori ini, tambahan tegangan vertikal ( ∆ σz ) pada suatu titik di dalam tanah
akibat beban titik Q di permukaan, dinyatakan oleh persamaan:

5
3Q 1

( ( ))
2
∆ σz=
2 π z2 2
r
1+
z

Dengan:

∆ σz = tambahan tegangan vertikal ( KN /m2 )

z = kedalaman titik yang ditinjau (m)

r = jarak horizontal titik di dalam tanah terhadap garis kerja beban (m)

Jika faktor pengaruh untuk beban titik didefinisikan sebagai:

5/2
3 1
I= ( )
2π r 2
1+ ()
z

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 13


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Maka persamaan untuk mencari tambahan tegangan vertikal ( ∆ σz ) pada suatu titik di
dalam tanah akibat beban titik Q di permukaan menjadi:

Q
∆ σz= I
z2

2.2.4 PENURUNAN PONDASI DANGKAL

Penurunan (settlement) pondasi yang terletak pada tanah berbutir halus yang jenuh
dapat dibagi menjadi 3 komponen, yaitu penurunan segera (immediate settlement), penurunan
konsolidasi primer, dan penurunan konsolidasi sekunder. Penurunan total adalah jumlah dari
ketiga komponen penurunan tersebut, atau bila dinyatakan dalam persamaan,

S=Si+ Sc + Ss

Dengan :

S = penurunan total

Si = penurunan segera

Sc = penurunan konsolidasi primer

Ss = penurunan konsolidasi sekunder

1. Penurunan Segera

Penurunan segera atau penurunan elastis dari pondasi yang terletak di permukaan tanah yang
homogen, elastis, isotropis, pada media semi tak terhingga, dinyatakan oleh:

qB
Si= (1−μ2) Ip
E

Dengan:

Si = penurunan segera (m)

q = tekanan pada dasar pondasi ( KN / m2 )

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 14


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

B = lebar pondasi (m)

E = modulus elastisitas ( KN /m2 )

μ = rasio Poison

Ip = faktor pengaruh

Tabel 2.10 Faktor Pengaruh Im (Lee, 1962) dan Ip (Schleicher, 1962) untuk pondasi kaku,
dan faktor pengaruh untuk pondasi fleksibel (Terzaghi, 1943)

Fleksibel (Ip) Kaku


Bentuk pondasi
Pusat Sudut Rata-rata Ip Im
Lingkaran 1,00 0,64 0,85 0,88*
Bujur sangkar 1,12 0,36 0,95 0,82 3,70
Empat persegi panjang
L/B=1,5 1,36 0,68 1,20 1,06 4,12
2,0 1,53 0,77 1,31 1,20 4,38
5,0 2,10 1,05 1,83 1,70 4,82
10,0 2,52 1,26 2,25 2,10 4,93
100,0 3,38 1,69 2,96 3,40 5,06
*Peneliti yang lain menggunakan faktor pengaruh pondasi lingkaran yang kaku 0,79 =
π /4

Tabel 2.11 Perkiraan Rasio Poison ( μ ) (Bowles, 1968)

Macam tanah μ

Lempung jenuh 0,4 – 0,5

Lempung tak jenuh 0,1 – 0,3

Lempung berpasir 0,2 – 0,3

Lanau 0,3 – 0,35

Pasir padat 0,2 – 0,4

Pasir kasar (angka pori, e = 0,4 – 0,7) 0,15

Pasir halus (angka pori, e = 0,4 – 0,7) 0,25

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 15


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Batu (agak tergantung dari macamnya) 0,1 – 0,4

Loess 0,1 – 0,3

Tabel 2.12 Perkiraan Modulus Elastis (E) (Bowles, 1977)

Macam tanah E (Kn/m2)


Lempung
Sangat lunak 300 – 3000
Lunak 2000 – 4000
Sedang 4500 – 9000
Keras 7000 – 20000
Berpasir 30000 - 42500
Pasir
Berlanau 5000 – 20000
Tidak padat 10000 – 25000
Padat 50000 - 100000

Pasir dan kerikil


80000 – 200000
Pasir
50000 – 140000
Tidak padat

Lanau 2000 – 20000


Loess 15000 – 60000
Serpih 140000 – 1400000

2. Penurunan Konsolidasi Primer


1. Menentukan indeks cair (LI) tanah lempung yaitu:
WN −PL
LI =
¿−PL

Dengan:
LI = indeks cair
WN = kadar air asli di lapangan
PL = batas plastis
LL = batas cair

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 16


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Lempung terkonsolidasi normal mempunyai indeks cair (LI) antara 0,6 sampai 1, dan
lempung terkonsolidasi berlebihan mempunyai indeks cair 0 sampai 0,6.
2. Menentukan perubahan angka pori (∆ e ) akibat konsolidasi
Untuk lempung terkonsolidasi normal (normally consolidated) yaitu jika p o' = pc '
p o' + ∆ p
∆ e=Cc . log
po '
Untuk lempung terkonsolidasi berlebihan (over consolidated) yaitu jika p c' > po '
'
p 1' p o +∆ p
∆ e=Cr log =Cr log
po ' po '
3. Menentukan penurunan konsolidasi primer
Penurunan untuk lempung terkonsolidasi normal ( p o' = pc ' ¿
H p1'
Sc=Cc log
1+eo po '
Penurunan untuk lempung terkonsolidasi berlebihan normal ( p c' > po ' ¿

H p1'
Sc=Cc log
1+eo po '

2.2.5 PERHITUNGAN DIMENSI PONDASI

1. Daya Dukung Tanah Dasar


Diambil faktor aman dengan kontrol normal permanen = 2,5, daya dukung tanah dasar :
qc Kg
( )
F m2
2. Tegangan Netto
Tegangan Netto = Daya Dukung – (Kedalaman pondasi . γ tanah)
3. Luasan Perlu
Pu
Aperlu =
Tegangan Netto
4. Luasan Tulangan
A ∅=B . L
B=L=√ Aperlu
5. Kontrol Tegangan
Beban Struktur
a. Tegangan Bawah Pondasi =
Apakai
b. Tegangan Atas Pondasi = γBeton . kedalaman pondasi
c. Daya Dukung Tanah ˃ Tegangan Total Pondasi

2.3 PONDASI DALAM


2.3.1 KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG TUNGGAL
Kapasitas dukung tiang adalah kemampuan atau kapasitas tiang dalam mendukung beban.
Jika dalam kapasitas dukung pondasi dangkal satuannya adalah satuan tekanan (kPa) maka

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 17


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

dalam kapasitas dukung tiang pancang satuannya adalam satuan gaya (kN). Perhitungan
kapasitas dukung tiang pancang didapat dengan menggunakan persamaan-persamaan yang
disesuaikan dengan data yang diperoleh.
1. Kapasitas Dukung Tiang dari Uni Penetrasi Standar ( SPT)
Kapasitas ultimit tiang dapat dihitung secara empiris dari nilai N hasil uji SPT.
Mayerhoff (1956) menganjurkan formula daya dukung tiang pancang adalah sebagai
berikut :
Qu = 40.Nb.Ap + 0,2.N.As

Keterangan :

Qu = daya dukung ultimit pondasi tiang pancang (ton)

Nb = harga N-SPT pada elevasi dasar tiang

Ap = luas penampang dasar tiang (m2)

As = luas selimut tiang (m2)

N = harga N-SPT rata-rata

2. Kapasitas Dukung Tiang dari Data Laboratorium

Nilai kapasitas dukung tiang dari data laboratorium diperoleh dengan memperhitungkan
tahanan ujung ultimit tiang dan tahanan gesek dinding ultimit.

a. Tahanan Ujung Ultimit ( Qb)


Apabila tiang terletak di dalam tanah lempung, kapasitas dukung tiang umumnya
dihitung pada kondisi pembebanan tak terdrainase (undrained), kecuali jika lempung
termasuk lempung terkonsolidasi sangat berlebih ( highty over consolidated)

Tahanan ujung ultimit diperhitungan dengan persamaan sebagai berikut :


Qb= Ab. [Cb . Nc +Pb. Nq .+0,5 . γ . d . Nγ ]
Keterangan :
Ab = Luas tampang ujung bawah tiang (m2)
Cb = Kohesi disekitar ujung tiang (KN/ m2)
Nc,Nq,Nγ = Faktor-faktor kapasitas dukung

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 18


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Pb = Tekanan “overburden” di dasar tiang (KN/ m2)


d = Diameter tiang (m)
Tabel 2.13 Faktor-faktor kapasitas dukung Meyerhof (1963)
α (º) Nc Nq Nγ
32 35,49 23,18 22,02
33 38,64 26,09 26,17
34 42,16 29,44 31,15
35 46,12 33,30 37,15
36 50,59 37,75 44,43
37 55,63 42,92 53,27
38 61,35 48,93 64,07
39 67,87 55,96 77,33
40 75,31 64,20 93,69
41 83,86 73,90 113,99
42 93,71 85,37 139,32
43 105,11 99,01 171,14
44 118,37 115,31 211,41
45 133,87 134,87 262,74
46 152,10 158,50 328,73
47 173,64 187,21 414,33
48 199,26 222,30 526,45
49 229,92 265,50 674,92
50 266,88 319,06 873,86
Sumber : Hary Christady Hardiyatmo 1992

b. Tahanan gesek ultimit


A. Metode Tominson (1977) tahanan gesek tiang dengan persamaan sebagai berikut :

Qs= As × fs
fs=cd=α ×cu
Keterangan :
As = luas selimut tiang (m2)
α = faktor adhesi diambil dari gambar 2.4
cu = adhesi undrained (KN/ m2)

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 19


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Gambar 2.2 Grafik hubungan antara faktor adhesi dan kohesi untuk tiaang pancang
dalam tanah lempung (Tomlinson 1977)
B. Metode λ dengan persamaan sebagai berikut
Untuk menentukan tahanan gesek tiang pancang di dalam tanah lempung,digunakan cara
dengan menggunakan koefisien tak berdimensi (λ) yang disarankan oleh Vijayvergiya
dan Focht (1972) :
Tahanan gesek ultimit :
Qs= As . fs
fs=λ .( p0 +2. c u )
Dengan,
fs = tahanan gesek per satuan luas (kN/m2)
λ = koefisien tak berdimensi
po = tekanan overburden efektif rata-rata yang diambil dari ujung tiang bawah
sampai kepermukaan tanah(kN/m2)
cu = kohesi tak terdrainase rata-rata di sepanjang tiang (kN/m2)
As = luas selimut tiang (m2)
Kraft et al (1981) mengusulkan cara untuk memperoleh nilai λ dengan menggunakan
persamaan :
a. Untuk tanah-tanah terkonsolidasi normal (normally consolidated)

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 20


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

λ=0,178−0,016 ln(π 3 )
b. Untuk tanah-tanah terkonsolidasi berlebihan (overconsolidated)
λ=0,232−0,032 ln(π 3 )
πd f maks L2e
π 3=
AEU
Dengan,
λ = koefisien yang merupakan fungsi dari penetrasi tiang
f maks = gesekan puncak (diambil sama dengan c u rata-rata ) (kN/m2)
Le = panjang tiang yang berada didalam tanah (m)
A = luas tampang tiang (m)
E = modulus elastisitas bahan tiang (kN/m2)
U = perpindahan tiang yang dibutuhkan untuk berkembangnya gesekan sisi tiang
(diambil 0,1” = 0,0025 m)

Gambar 2.3 hubungan antara koefisien gesek dinding (λ) dengan kedalaman penetrasi
tiang (Vijayvergina dan Focht,1972)

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 21


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2.3.2 KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG KELOMPOK


Kapasitas kelompok tiang tidak selalu sama dengan jumlah kapasitas tiang tunggal yang
berada dalam kelompoknya. Hal ini terjadi jika tiang dipancang dalam lapisan pendukung
yang mudah mampat atau dipancang pada lapisan tanah yang mudah mampat, namun
dibawahnya terdapat lapisan lunak. Nilai kapasitas dukung tiang kelompok dapat diperoleh
dengan menggunakan persamaan yang dinyatakan oleh Terzaghi dan Peak (1948) :
Qg=2 D. ( B+ L ) .C +1,3 .Cb . Nc . B . L
Keterangan :
Qg = kapasitas ultimit kelompok (KN)
C = kohesi tanah disekeliling kelompok tiang (KN/ m2)
Cb = kohesi tanah dibawah dasar kelompok tiang (KN/ m2)
B = lebar kelompok tiang, dihitung dari pinggir tiang-tiang (m)
L = panjang kelompok tiang (m)
D = kedalaman tiang dibawah permuaan tanah (m)
Nc = fator kapasitas dukung (diambil 9)
2.3.3 EFISIENSI TIANG (Eg)
Kapasitas duung tiang gesek (fiction pile) daam tanah lempung akan berkurang jika
jarak tiang semakin dekat. Niai pengali terhadap kapasitas dukung ultimit tiang tunggal
dengan memperhatikan pengaruh kelompok tiang, disebut efisiensi tiang (Eg). Salah satu dai
persamaan efisiensi tiang yang disarankan oleh converse-labarre formula sebagai berikut :
( n' −1 ) . m+ ( m−1 ) . n'
Eg=1−θ .
90 . m .n '
Fellenius (2006) menyarankan jarak minimum tiang sebagai berikut :
S=2,5 . d +0,02 . L
Keterangan :
Eg = efisiensi kelompok tiang
m = jumlah baris tiang
n’ = jumlah tiang dalam satu baris
d
θ = arc tg , dalam derajat ( º )
s
S = jarak pusat ke pusat tiang (m)

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 22


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

d = diameter tiang (m)

Gambar 2.4 Jarak S dalam hitungan Efisiensi tiang


Kapasitas dukung ultimit kelompok tiang dengan menggunakan faktor efisiensi tiang
dinyatakan oleh persamaan :
Qg=Eg . n .Qu

Keterangan :
Qg = beban maksimum kelompok tiang yang mengakibatkan runtuh
Eg = efisiensi kelompok tiang
n = jumlah tiang dalam kelompok
Qu = beban maksimum tiang tunggal ang mengakibatkan runtuh
2.3.4 GAYA GESEK NEGATIF
Gaya gesek negatif atau negatif skin friction atau down drag (tarikan kebawah) adalah
kondisi dimana sebagian atau seluruh tanah di sepanjang dinding tiang bergerak kebawah
relatif terhadap tiang (tanah bergerak ke bawah sedangkan tiang berada dalam kondisi diam).
Akibatnya, arah gaya gesek akibat sisi tiang menjadi ke bawah sehingga menjadi beban
tambahan yang harus didukung oleh tiang. Persamaan gaya gesek tiang negatif yang bekerja
pada tiang tunggal dari suatu kelompok tiang adalah sebagai berikut :
1
Qneg= . {2 D . ( L+ B ) .Cu+ γ . L. B . D
n
Keterangan :
Qneg = gaya gesek negatif pada masing-masing tiang dlam kelompok (kN)
n = jumlah tiang dalam satu kelompok
D = kedalaman tiang sampai titik netral (m)
L = panjang area kelompok tiang (m)

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 23


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

B = lebar area kelompok tiang (m)


Cu = kohesi tak terdrainase rata-rata pada lapisan sedalam D (KN/ m2)
γ = berat volume tanah disekitar kelompok tiang yang mengalami gesekan negatif
(KN/ m3)
2.3.5 FAKTOR AMAN TIANG PANCANG
Untuk memperoleh kapasitas izin tiang, maka kapasitas ultimit tiang dibagi dengan faktor
aman. Untuk menghitung faktor aman, Thomlinson (1963) menyarankan persamaan berikut :
1. Faktor aman tiang kelompok
Qg
F=
Q
Keterangan :
F = faktor aman tiang kelompok
Qg = kapasitas ultimit kelompok tiang
Q = beban struktur
2. Faktor aman tiang kelomok dengan pertimbangan gaya gesek negatif
Qg
F=
Q+Qneg
Keterangan :
Qg = kapasitas ultimit kelompok tiang
Q = beban struktur
Qneg = gaya gesek negatif
2.3.6 PENURUNAN TIANG
Pada saat tiang dibebani, tiang akan mengalami pendekatan dan tanah disekitarnya akan
mengalami pnurunan. Beberapa metode hitungan penurunan telah dianjurkan, berikut
beberapa metode tersebut :
1. Penurunan elastik tiang tunggal
Penurunan tiang dibawah beban kerja vertikal (Qw) disebabkan oleh tiga faktor berikut :
S=S 1+ S 2+S 3
Keterangan :
S = penurunan tiang total
S1 = penurunan batang tiang

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 24


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

S2 = penurunan tiang akibat beban titik


S3 = penurunan tiang akibat bebabn yang tersalur sepanjang batang
a. Menentukan S1
Jika diasumsikan bahwa beban tiang adalah elastik, maka deformasi batang tiang
dapat dievaluasi menggunakan prinsip-prinsip mekanika bahan :
(Qwp+ Ɛ .Qws )
S 1= .L
Ap+ Ep
Keterangan :
Qwp = beban yang dipikul ujung tiang
Qws = beban yang dipikul ulit tiang
Ap = luas penampang tiang
L = panjang tiang
Ep = modulus young bahan tiang
Besarnya Ɛ bergantung pada sifat distribusi kulit sepanjang batang tiang. jika
distribusi F adalah seragam atau parabola nilai Ɛ adaah 0,5, sedangkan untu distribusi
F dalam bentuk sgitiga nilai Ɛ sita 0,67 (Vesic,1977)

Gambar 2.5 Jenis Distibusi Tahanan Kulit


b. Menentukan S2
Vesic (1977) menunjukkan suatu metode semiempiris untuk menentukan besarnya S 2.
Metode tersebut dapat dinyatakan dalam rumus berikut :
Qwp .Cp
S 2=
D . qp
Keterangan :
qp = tahanan ujung bebas
Cp = koefisien empiris

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 25


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Tabel 2.14 Nilai Tipikal Cp (dari design pile cap fondation by Vesic,1977)
Jenis Tanah Tiang Pancang Tiang Bor
Pasir (padat ke lepas) 0,02 – 0,04 0,09 – 0,18
Lempung (kaku ke lunak) 0,02 – 0,03 0,03 – 0,06
Lanau (padat ke lepas) 0,03 – 0,05 0,09 – 0,12

c. Menentukan S3
Vesic (1977) juga mngajukan sebuah hubungan empiris sederhana untu mnentukan S3
Qws . Cs
S 3=
L . qp
Keterangan :

Cs = konstanta empiris = (0,93+0,16 . √ DL ). Cp


2. Penurunan elastik kelompok tiang
Perhitungan penurunan lastik tiang kelompok menggunakan persamaan Vesic 1977
sebagai berikut :

Sg= (√ DSBg )
Keterangan :
Bg = lebar tiang kelompok
D = diameter suatu tiang dalam kelompok
S = penurunan lastik tiang tunggal
3. Penurunan konsolidasi tiang kelompok
Menghitung penurunan untuk masing-masing lapisan aibat adanya pningkatan teegangan
pada lapisan itu. Besarnya penurunan dapat dihitung menggunkan persamaan pnurunan
konsolidasi satu dimensi untuk lempung terkonsolidasi normal dan konsolidasi lebih.
a. Untuk lempung terkonsolidasi nomal :
Cc . Hi Po ( i )+ ∆ Pi
∆ Si= log
1+ e 0 ( i ) Po ( i )
Dimana,
Qg
∆ Pi=
( Bg+ Zi ) .( Lg+ Zi)

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 26


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

b. Untuk lempung terkonsolidasi lebih :


Po ( i ) + ∆ Pi < Pc(i)
Cs (i). Hi Po ( i ) +∆ Pi
∆ Si= log
1+ e 0 ( i ) Po ( i )
Dimana,
Qg
∆ Pi=
( Bg+ Zi ) .( Lg+ Zi)
c. Untuk lempung tkonsolidasi lebih :
Po ( i ) < Pc ( i ) < Po (i ) + ∆ Pi

Cs (i). Hi Pc ( i ) Cc . Hi Po (i ) + ∆ Pi
∆ Si= log + log
1+ e 0 ( i ) Po ( i ) 1+e 0 ( i ) Po ( i )

Dimana,

Qg
∆ Pi=
( Bg+ Zi ) .( Lg+ Zi)

Keterangan :

ΔSi = penurunan konsolidasi pada lapisan i

Po(i) = tegangan efektif rata-rata pada lapisan tanah i tanpa pembebanan

Pc(i) = tekanan prakonsolidasi (praconsolidasi pressure)

eo(i) = angka pori awal lapisan i

Cc(i) = indeks kompresi (compression index)

Cs(i) = indek pengembangan (swelling index)

Hi = ketebalan lapisan

ΔPi = peningkatan tegangan ditengah lapisan i

Bg . Lg= panjang dan lebar tiang kelompok

Zi = jarak dari Z= 0 ketengah lapisan i

2.3.7 PERHITUNGAN DIMENSI PONDASI


Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 27
TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

6. Daya Dukung Tanah Dasar


Diambil faktor aman dengan kontrol normal permanen = 2,5, daya dukung tanah dasar :
qc Kg
( )
F m2
7. Tegangan Netto
Tegangan Netto = Daya Dukung – (Kedalaman pondasi . γ tanah)
8. Luasan Perlu
Pu
Aperlu =
Tegangan Netto
9. Luasan Tulangan
1
A ∅= . π . d 2
4
Qu=40 Nb . Ap+0,2 N . As
−b ± √b 2−√ 4 ac
d=
2a
10. Kontrol Tegangan
Beban Struktur
d. Tegangan Bawah Pondasi =
Apakai
e. Tegangan Atas Pondasi = γBeton . kedalaman pondasi
f. Daya Dukung Tanah ˃ Tegangan Total Pondasi
2.3.8 DESAIN PILECAP

Pelat penutup tiang (pile cap) berfungsi untuk menyebarkan beban dari kolom ke tiang-tiang.
Jumlah minimum tiang dalam satu pelat penutup tiang nya 3 tiang. bila tiang hanya
berjumlah 2 tiang dalam satu kolom, maka pelat harus dihubungkan dengan balok sloof yang
dihubungkan dengan kolom lain. Balok sloof yang dibuat yang melewati pusat berat tiang –
tiang ke arah tegak lurus deretan tiang (tegak lurus pelat penutup tiang). dengan demikian,
bila pelat penutup tiang hanya melayani 1 tiang, maka dibutuhkan balok sloof yang
menghubungkan kolom-kolom yang lain. Bila kolom dilayani hanya 1 tiang yang besar, maka
bisa tidak digunakan pelat penutup tiang.

Contoh susunan tiang-tiang dalam pelat penutup tiang dapat dilihat pada gambar-gambar
berikut :

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 28


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Gambar 2.6 Desain pile cap

Perancangan pelat penutup tiang dilakukan dengan anggapan senagai berikut (Teng,1962) :

1. Pelat penutup tiang sangat kaku


2. Ujung atas tiang menggantung pada pelat penutup ting (pile cap), karena itu tidak ada
momen lentur yang diakibatkan oleh plat penutup ke tiang.
3. Tiang merupakan kolom pendek dan elastis, karena itu, distribusi tegangan dan
deformasi membentuk bidang rata.

Tahapan perancanaan dimensi dan tulangan pile cap :

1. Mencari momen ultimit


Mu=2. Qu. S
Mu
K=
b . d2

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 29


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Keterangan :
Qu = beban struktur
S = jarak tiang
b = lebar kelompok tiang
d = tebal tiang-selimut beton
2. Mencari tulangan yang dibutuhkan
a=( 1−√ 1−√ 2 k /f c ' ) . d
fc' = kuat tekan beton yang direncanakan (Mpa)
3. Luasan umum
0,85. f c' . a .b
Au=
fy
4. Luasan tulangan ( As ∅ )
1
As ∅= . π . d 2
4
5. Jumlah tulangan
As U
n=
As ∅
6. Jarak antar tulangan
panjang pile cap
S=
jumlah tulangan

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 30


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Gambar 2.9 Penurunan Kelompok Tiang


Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 31
TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

BAB III

DATA TANAH DAN DATA STRUKTUR

3.1 DATA TANAH UNTUK DESAIN PONDASI DANGKAL

3.1.1 NILAI SONDIR DAN JUMAH HAMBATAN LEKAT

Nilai perlawanan penetrasi konus dan jumlah hambatan lekat diperoleh berdasarkan uji sondir
yang dilakukan di lapangan.

Tabel 3.1 Nilai Sondir dan Jumlah Hambatan Lekat

Jumlah
Perlawanan Penetrasi
No Kedalaman (m) Hambatan Lekat
Konus (kg/cm2)
(kg/cm2)
1 0,00 0 0
2 0,20 10 4
3 0,40 10 14
4 0,60 15 24
5 0,80 60 44
6 1,00 55 74
7 1,20 45 144

3.1.2 JENIS DAN WARNA TANAH PADA SETIAP KEDALAMAN

Jenis dan warna tanah diperoleh berdasarkan uji pengeboran tanah di lapangan.

Tabel 3.2 Jenis dan Warna Tanah

Kedalaman Jenis Tanah Warna Tanah


0,00 m Tanah biasa Coklat muda
0,7 m Lempung berkerikil Coklat kuning kemerah-merahan
1,2 m Lempung berpasir Coklat kemerahan

3.1.3 NILAI ANGKA PORI DAN KADAR AIR

Nilai kadar air diperoleh berdasarkan pengujian kadar air asli di laboratorium, dan nilai angka
pori diperoleh dari pendekatan berdasarkan tipe tanah sesuai dengan table 2.2.

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 32


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Tabel 3.3 Nilai Angka Pori dan Kadar Air

Kedalaman (m) Jenis Lapisan Tanah Angka Pori (e) Kadar Air (W)
0,00 – 0,7 Lempung berkerikil 0,6 20,942 %
0,7 – 1,2 Lempung berpasir 1,2 25,588 %

Perhitungan:

1. Kadar air pada kedalaman 0,00 m – 0,7 m


19,027 + 22,857
W= =20,942
2
Angka pori pada kedalaman 0,00 m – 0,7 m
e=0,6

2. Kadar air pada kedalaman 0,7 m – 1,2 m


36,456 + 14,719
W= =25,588
2
Angka pori pada kedalaman 0,7 m – 1,2 m
e=1,2

3.1.4 BERAT JENIS TANAH

Nilai berat jenis tanah diperoleh berdasarkan pengujian berat jenis butiran tanah di
laboratorium.

Tabel 3.4 Berat Jenis Tanah

Berat Jenis Tanah (Gs)


Kedalaman (m) Jenis Lapisan Tanah
(Ton/m3)
0,00 – 0,70 Lempung berkerikil 2,47
0,70 – 1,20 Lempung berpasir 2,697

3.1.5 BERAT VOLUME NORMAL

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 33


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Berat volume normal ( γ ) dihitung berdasarkan persamaan berikut:

Gs∙ γw ∙(1+w)
γ=
1+ e

Tabel 3.5 Berat Volume Normal

Kedalaman (m) Jenis Lapisan Tanah γ (Ton/m3)


0,00 - 0,70 Lempung berkerikil 1,867
0,70 - 1,20 Lempung berpasir 1,540
Perhitungan:

1. Kedalaman 0,00 m – 0,70 m


2,47 ∙1 ∙(1+0,20942)
γ= =1,867Ton/m3
1+ 0,6
2. Kedalaman 0,70 m – 1,20 m
2,697 ∙1 ∙(1+0,25588)
γ= =1,540Ton /m 3
1+1,2

Keterangan: γw=¿ 1 Ton/m3

3.1.6 BERAT VOLUME PADAT

Berat volume ( γsat ¿ padat dihitung berdasarkan persamaan berikut:

γw ∙(Gs+ e)
γsat =
1+ e

Tabel 3.6 Berat Volume Padat

Kedalaman (m) Jenis Lapisan Tanah γsat (Ton/m3)


0,00 – 0,70 Lempung berkerikil 1,919
0,70 – 1,20 Lempung berpasir 1,771

Perhitungan:

1. Kedalaman 0,00 m – 0,70


1 ∙(2,47+ 0,6)
γsat = =1,919 Ton /m3
1+ 0,6
2. Kedalaman 0,70 m – 1,20 m

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 34


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

1 ∙(2,697+1,2)
γsat = =1,771Ton /m3
1+ 1,2

3.1.7 NILAI SUDUT GESER

Nilai sudut geser ( φ ¿ diperoleh berdasarkan “Pengujian Direct Shear” di laboratorium.


Nilai sudut geser ( φ ¿ untuk setiap kedalaman dianggap sama yaitu 28 °

3.1.8 NILAI KOHESI TAK TERDRAINASE

Nilai kohesi tak terdrainase diperoleh berdasarkan Pengujian Direct Shear” di laboratorium

Tabel 3.8 Nilai Kohesi Tak Terdrainase

Kohesi Tak Terdrainase


Kedalaman (m) Jenis Lapisan Tanah (CU)
(KN/m2)
0,00 – 0,70 Lempung berkerikil 20
0,70 – 1,20 Lempung berpasir 20

3.1.9 DATA TANAH

0,00 m Lempung berkerikil qc =37,5 kg/cm2 w = 20,942% ϒ = 1,867 ton/m3


e= 0,6 GS=2,47ton/m3 ϒsat = 1,919 ton/m3 Ø=28° Cu= 20 KN/m2
-0,70 m
Lempung berpasir qc =45 kg/cm2 w = 25,588% ϒ = 1,540 ton/m3
e= 1,2 GS=2,697ton/m3 ϒsat = 1,771 ton/m3 Ø=28° Cu= 20 KN/m2
-1,20 m

3.2 DATA TANAH UNTUK PONDASI DALAM

3.2.1 NILAI N-SPT

Nilai N-SPT diperoleh berdasarkan uji penetrasi standar yang dilakukan di lapangan dengan
kode borehole BH. 1

Tabel 3.9 Nilai N-SPT

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 35


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

No Kedalaman Jenis lapisan Tanah N-SPT


(m)
1. 0,00 – 2,00 Pasir berlanau lepas dengan butiran bersudut 5
2. 2,00 – 3,50 Lempung kelanauan 5,25
3. 3,50 – 5,50 Lempung lembek 6,5
4. 5,50 – 7,50 Pasir berlanau lepas dengan butiran bersudut 8,333
5. 7,50 – 11,00 Lempung kaku 9,375
6. 11,00 – 15,00 Lempung kaku 26
7. 15,00 – 28,00 Lempung kaku 55,625
8. 28,00 – 30,00 Lempung kaku 60

Perhitungan :

1. N-SPT = 5
5+ 5
2. N-SPT = = 5,25
2
5+ 6+8,5
3. N-SPT = = 6,5
3
8+8+8,5
4. N-SPT = = 8,333
3
8,5+ 7+9+13
5. N-SPT = = 9,357
4
13+ 20+31+ 40
6. N-SPT = = 26
3
40+48+ 57+60+60+60+ 60+60
7. N-SPT = = 55,625
8
8. N-SPT = 60

3.2.2 NILAI ANGKA PORI DAN KADAR AIR


Nilai angka pori ( e) dan kadar air (w) diperoleh berdasarkan pendekatan tipe tanah sesuai
dengan tabel 2.2
Tabel 3.10 Nilai angka pori dan kadar air

No Kedalaman (m) Jenis lapisan Tanah E w (%) w


1. 0,00 – 2,00 Pasir berlanau lepas dengan butiran bersudut 0,65 25 0,25
2. 2,00 – 3,50 Lempung kelanauan 1,40 49 0,49
3. 3,50 – 5,50 Lempung lembek 1,20 40 0,40
4. 5,50 – 7,50 Pasir berlanau lepas dengan butiran bersudut 0,60 21 0,21
5. 7,50 – 11,00 Lempung kaku 0,65 25 0,25
6. 11,00 – 15,00 Lempung kaku 0,60 21 0,21
7. 15,00 – 28,00 Lempung kaku 0,60 21 0,21
8. 28,00 – 30,00 Lempung kaku 0,60 21 0,21

3.2.3 BERAT JENIS TANAH

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 36


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Nilai berat jenis tanah ( GS) didapatkan menggunakan pendekatan berdasarkan jenis lapisan
pada tabel 2.1

Tabel 3.11 Berat Jenis Tanah

No Kedalaman Jenis lapisan Tanah GS


(m)
1. 0,00 – 2,00 Pasir berlanau lepas dengan butiran bersudut 2,65
2. 2,00 – 3,50 Lempung kelanauan 2,70
3. 3,50 – 5,50 Lempung lembek 2,70
4. 5,50 – 7,50 Pasir berlanau lepas dengan butiran bersudut 2,70
5. 7,50 – 11,00 Lempung kaku 2,65
6. 11,00 – 15,00 Lempung kaku 2,70
7. 15,00 – 28,00 Lempung kaku 2,70
8. 28,00 – 30,00 Lempung kaku 2,70

3.2.4 BERAT VOLUME NORMAL


Berat volume normal (ϒ) didapatkan berdasarkan perhitungan pada persamaan berikut :

Gs x ϒ w x (1+ w)
Rumus = ϒ =
1+e

Tabel 3.12 Berat Volume Normal

No Kedalaman (m) Jenis lapisan Tanah ϒ ( ton/m3)


1. 0,00 – 2,00 Pasir berlanau lepas dengan butiran 2,000
bersudut
2. 2,00 – 3,50 Lempung kelanauan 1,676
3. 3,50 – 5,50 Lempung lembek 1,718
4. 5,50 – 7,50 Pasir berlanau lepas dengan butiran 1,588
bersudut
5. 7,50 – 11,00 Lempung kaku 1,980
6. 11,00 – 15,00 Lempung kaku 2,042
7. 15,00 – 28,00 Lempung kaku 2,042
8. 28,00 – 30,00 Lempung kaku 2,042

Perhitungan :
1. Kedalaman 0,00 m – 2,00 m
2,65 x 1 x (1+0,25)
ϒ= = 2,000 ton/m3
1+0,65

2. Kedalaman 0,20 m – 3,50 m


2,70 x 1 x (1+0,49)
ϒ= = 1,676 ton/m3
1+1,40

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 37


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

3. Kedalaman 3,50 m – 5,50 m


2,70 x 1 x (1+0,40)
ϒ= = 1,718 ton/m3
1+1,20

4. Kedalaman 5,50 m – 7,50 m


2,70 x 1 x (1+0,21)
ϒ= = 1,588 ton/m3
1+0,60

5. Kedalaman 7,50 m – 11,00 m


2,70 x 1 x (1+0,25)
ϒ= = 1,980 ton/m3
1+0,65

6. Kedalaman 11,00 m – 15,00 m


2,70 x 1 x (1+0,21)
ϒ= = 2,042 ton/m3
1+0,60

7. Kedalaman 15,00 m – 28,00 m


2,70 x 1 x (1+0,21)
ϒ= = 2,042 ton/m3
1+0,60
8. Kedalaman 28,00 m – 30,00 m
2,70 x 1 x (1+0,21)
ϒ= = 2,042 ton/m3
1+0,60

3.2.5 BERAT VOLUME PADAT


Berat volume padat (ϒ sat) didapatkan berdasarkan perhitungan pada persamaan berikut :

ϒ w x (Gs+ w)
Rumus = ϒ sat =
1+e

Tabel 3.13 Berat Volume Padat

No Kedalaman (m) Jenis lapisan Tanah ϒ sat (ton/m3)


1. 0,00 – 2,00 Pasir berlanau lepas dengan butiran 2,000
bersudut
2. 2,00 – 3,50 Lempung kelanauan 1,708
3. 3,50 – 5,50 Lempung lembek 1,773
4. 5,50 – 7,50 Pasir berlanau lepas dengan butiran 2,063
bersudut
5. 7,50 – 11,00 Lempung kaku 2,000
6. 11,00 – 15,00 Lempung kaku 2,063
7. 15,00 – 28,00 Lempung kaku 2,063
8. 28,00 – 30,00 Lempung kaku 2,063

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 38


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Perhitungan :
1. Kedalaman 0,00 m – 2,00 m
1 x (2,65+0,65)
ϒ sat = = 2,000 ton/m3
1+0,65

2. Kedalaman 0,20 m – 3,50 m


1 x (2,70+1,40)
ϒ sat = = 1,708 ton/m3
1+1,40

3. Kedalaman 3,50 m – 5,50 m


1 x (2,70+1,20)
ϒ sat = = 1,773 ton/m3
1+1,20

4. Kedalaman 5,50 m – 7,50 m


1 x (2,70+0,60)
ϒ sat = = 2,063 ton/m3
1+0,60

5. Kedalaman 7,50 m – 11,00 m


1 x (2,65+0,65)
ϒ sat = = 2,000 ton/m3
1+0,65

6. Kedalaman 5,50 m – 7,50 m


1 x (2,70+0,60)
ϒ sat = = 2,063 ton/m3
1+0,60
7. Kedalaman 5,50 m – 7,50 m
1 x (2,70+0,60)
ϒ sat = = 2,063 ton/m3
1+0,60

8. Kedalaman 5,50 m – 7,50 m


1 x (2,70+0,60)
ϒ sat = = 2,063 ton/m3
1+0,60
3.2.6 NILAI SUDUT GESER
Nilai sudut geser (φ) didapatkan berdasarkan perhitungan pendekatan empiris dengan formula
kishida, 1976 seperti berikut :

φ = √20.N + 15°
Tabel 3.14 Nilai Sudut Geser

No Kedalaman (m) Jenis lapisan Tanah N-SPT Φ


1. 0,00 – 2,00 Pasir berlanau lepas dengan butiran bersudut 5 25,000
2. 2,00 – 3,50 Lempung kelanauan 5,25 25,247
3. 3,50 – 5,50 Lempung lembek 6,5 26,401
4. 5,50 – 7,50 Pasir berlanau lepas dengan butiran bersudut 8,333 27,909

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 39


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

5. 7,50 – 11,00 Lempung kaku 9,375 28,693


6. 11,00 – 15,00 Lempung kaku 26 37,803
7. 15,00 – 28,00 Lempung kaku 55,625 48,354
8. 28,00 – 30,00 Lempung kaku 60 49,641

Perhitungan :
1. Kedalaman 0,00 m – 2,00 m
φ = √20.5 + 15 = 25,000°
2. Kedalaman 0,20 m – 3,50 m
φ = √20.5,25 + 15 = 25,247°
3. Kedalaman 3,50 m – 5,50 m
φ = √20.6,5 + 15 = 26,401°
4. Kedalaman 5,50 m – 7,50 m
φ = √20.8,333 + 15 = 27,909°
5. Kedalaman 7,50 m – 11,00 m
φ = √20.9,375 + 15 = 28,693°
6. Kedalaman 5,50 m – 7,50 m
φ = √20.26 + 15 = 37,803°
7. Kedalaman 5,50 m – 7,50 m
φ = √20.55,625 + 15 = 48,354°
8. Kedalaman 5,50 m – 7,50 m
φ = √20.60 + 15 = 49,641°

3.2.7 INDEKS PEMAMPATAN


Nila indeks pemampatan diperoleh dari perhitungan berdasarkan rumus pada tabel 2.3 yaitu
hubungan antara angka pori dan jenis tanah.
Tabel 3.15 Indeks pemampatan

No Kedalaman (m) Jenis lapisan Tanah e° Cc


1. 0,00 – 2,00 Pasir berlanau lepas dengan butiran bersudut 0,65 0,114
2. 2,00 – 3,50 Lempung kelanauan 1,40 0,339
3. 3,50 – 5,50 Lempung lembek 1,20 0,279
4. 5,50 – 7,50 Pasir berlanau lepas dengan butiran bersudut 0,60 0,099
5. 7,50 – 11,00 Lempung kaku 0,65 0,114
6. 11,00 – 15,00 Lempung kaku 0,60 0,099
7. 15,00 – 28,00 Lempung kaku 0,60 0,099
8. 28,00 – 30,00 Lempung kaku 0,60 0,099

Perhitungan :
1. Kedalaman 0,00 m – 2,00 m

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 40


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Cc=¿ 0,3 (0,65 – 0,27) = 0,114


2. Kedalaman 0,20 m – 3,50 m
Cc=¿ 0,3 (1,40– 0,27) = 0,339
3. Kedalaman 3,50 m – 5,50 m
Cc=¿ 0,3 (1,20 – 0,27) = 0,279
4. Kedalaman 5,50 m – 7,50 m
Cc=¿ 0,3 (0,60 – 0,27) = 0,099
5. Kedalaman 7,50 m – 11,00 m
Cc=¿ 0,3 (0,65 – 0,27) = 0,114
6. Kedalaman 5,50 m – 7,50 m
Cc=¿ 0,3 (0,60 – 0,27) = 0,099
7. Kedalaman 5,50 m – 7,50 m
Cc=¿ 0,3 (0,60 – 0,27) = 0,099
8. Kedalaman 5,50 m – 7,50 m
Cc=¿ 0,3 (0,60 – 0,27) = 0,099

3.2.8 NILAI KOHESI TAK TERDRAINASE


Nilai kohesi tak terdrainase didapatkan berdasarkan grafik hubungan antara N-SPT dan
Undrained Shear Strength pada gambar 3.1

Tabel 3.16 Nilai kohesi tak terdrainase

No Kedalaman (m) Jenis lapisan Tanah N-SPT Cu Cu


(kN/m3) (ton/m3)
1. 0,00 – 2,00 Pasir berlanau lepas dengan butiran bersudut 5 30,000 3,000
2. 2,00 – 3,50 Lempung kelanauan 5,25 32,500 3,250
3. 3,50 – 5,50 Lempung lembek 6,5 40,500 4,050
4. 5,50 – 7,50 Pasir berlanau lepas dengan butiran bersudut 8,333 50,333 5,033
5. 7,50 – 11,00 Lempung kaku 9,375 60,375 6,0375
6. 11,00 – 15,00 Lempung kaku 26 165,000 16,500
7. 15,00 – 28,00 Lempung kaku 55,625 355,625 35,5625
8. 28,00 – 30,00 Lempung kaku 60 380,000 38,000

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 41


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Gambar 3.1 Grafik hubungan antara nilai N-SPT dan Cu

Data Tanah

0,00 m N =5 w =25 ϒ=2,000 ton/m3 e= 0,65 GS=2,65


Pasir berlanau lepas dengan butiran bersudut ϒsat = 2,000 ton/m3 Ø=25° Cc= 0,114
-2,00 m
N =5,25 w =49 ϒ=1,676 ton/m3 e= 1,4 GS=2,70
Lempung kelanauan ϒsat = 1,708 ton/m3 Ø=25,247° Cc= 0,339
-3,50 m
N =6,5 w =40 ϒ=1,718 ton/m3 e= 1,2 GS=2,70
Lempung lembek ϒsat = 1,773 ton/m3 Ø=26,401° Cc= 0,279
-5,50 m
Pasir berlanau lepas dengan butiran bersudut N =8,333 w =21 ϒ=1,588 ton/m3 e= 0,6 GS=2,70
ϒsat = 2,063 ton/m3 Ø=27,909° Cc= 0,099

-7,50 m
N =9,375 w =25 ϒ=1,980 ton/m3 e= 0,65 GS=2,65
Lempung kaku ϒsat = 2,000 ton/m3 Ø=28,693° Cc= 0,114

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 42


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

-11,0 m

N =26 w =21 ϒ=2,042 ton/m3 e= 0,60 GS=2,70


ϒsat = 2,063 ton/m3 Ø=37,803° Cc= 0,114
Lempung kaku

-15,00 m

N =55,625 w =21 ϒ=2,042 ton/m3 e= 0,60 GS=2,60


ϒsat = 2,063 ton/m3 Ø=248,354° Cc= 0,099

Lempung kaku

-28,00 m
Lempung kaku N =60 w =21 ϒ=2,042 ton/m3 e= 0,60 GS=2,60
ϒsat = 2,063 ton/m3 Ø=49,641° Cc= 0,099
-30,00 m

3.3 DATA STUKTUR UNTUK DESAIN PONDASI DANGKAL

Beban struktur diperoleh berdasarkan diagram gaya normal (NFD) Tugas Besar Analisis
Struktur IV dimana diambil nilai gaya normal terbesar diantara struktur portal arah
memanjang dan arah melintang.

Beban struktur = 362,085 KN = 36,2085 Ton = 36209 Kg

3.4 DATA STUKTUR UNTUK DESAIN PONDASI DALAM

Beban struktur:

1. Horizontal = 1976 Kg
2. Vertikal = 12697 Kg

Momen (Mx) : 100 KNm

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 43


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

BAB IV

DESAIN PONDASI DANGKAL

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 44


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

4.1 DESAIN DIMENSI PONDASI DANGAL

Gambar 4.1 Desain pondasi dangkal

4.1.1 PARAMETER DATA PONDASI

1. Beban struktur (Pu) = 362,085 KN = 36,2085 Ton = 36209 Kg


2. Tahanan konus (qc) = 37,5 kg/cm2
3. Faktor aman (F) = 3
4. Berat volume beton ( γbeton ) = 2400 kg/m3 = 0,0024 kg/cm3
5. Kedalaman pondasi (Df) = 0,7 m = 70 cm

4.1.2 PERHITUNGAN TEKANAN OVERBURDEN

Tekanan overburden merupakan tekanan yang didapat dengan mengalikan kedalaman pondasi
dengan berat volume tanah.

P o' =H × γ

Tabel 4.1 Tekanan Overburden

Kedalaman Jenis Lapisan γ normal Po' Po'


H (m)
(m) Tanah (Ton/m3) ( Ton/m2) ( Kg/cm2)
Lempung
0,00 – 0,70 1,867 0,70 1,307 0,131
berkerikil
Perhitungan:

Kedalaman 0,00 m – 0,70 m

' 2
P o =0,70 ×1,867=1,307 Ton /m
' 2
P o =0,131 kg /cm

4.1.3 PERHITUNGAN PANJANG DAN LEBAR PONDASI DANGAL

1. Daya dukung tanah dasar

qc untuk kedalaman 0,70 m diperoleh dari rata-rata nilai qc dari kedalaman 0,60 m
sampai 0,80 m yaitu qc = 37,5 kg /cm 2

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 45


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

qc 37,5
Dayadukung t anah dasar= = =12,5 kg/cm2
F 3

2. Tegangan netto

Tegangannetto=daya dukung tanah dasar−tekanan overburden

2 2 2
Tegangan netto=12,5 kg/cm −0,131kg /cm =12,369 kg /cm

3. Luasan perlu
beban struktur 36209 Kg
A perlu= = =2927,399 cm2
tegangan netto 12,369 kg /cm 2

4. Dimensi pondasi

B=L= √ Aperlu=√ 2927,399=54,105 cm

B=L ≈ 55 cm

B=L=0,55m

Df
Menurut Peck et.al (1953) syarat untuk pondasi dangkal adalah ≤1
B

0.7
Berdasarkan hasil perhitungan =1,273>1 (tidak memenuhi syarat)
0,55

Sehingga agar memenuhi syarat dimensi pondasi diperbesar menjadi B = L = 1,5 m

0.7
=0,467<1 (O.K)
1,5

5. Luasan pakai
A pakai=B × L=1,5× 1,5=2,25 m2=22500 cm2

4.1.4 KONTROL TEGANGAN

1. Tegangan di bawah pondasi

beban struktur 36209 Kg


Tegangandi bawah pondasi= = =1,609 Kg /cm2
A pakai 22500 cm 2

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 46


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2. Tegangan di atas pondasi

3 2
Tegangandi atas pondasi=γ beton× kedalam pondasi=0,0024 Kg/ cm × 70 cm=0,168 Kg/cm

3. Total tegangan
Total tegangan=tegangan di atas pondasi+tegangan di bawah pondasi
2 2 2
Total tegangan=0,168 Kg/cm + 1,609 Kg/cm =1,777 Kg/ cm

4. Kontrol tegangan
Daya dukung tanah = 37,5 kg/cm 2
Total tegangan = 2,683 Kg/ cm2
Daya dukung tanah = 37,5 Kg/cm2 ¿ Total tegangan = 1,777 Kg/cm2 (OK)

4.2 KAPASITAS DUKUNG PONDASI DANGKAL

4.2.1 Kapasitas Dukung Pondasi Dangkal Dengan Metode Terzaghi (1943)

1. Kapasitas Dukung Pondasi Ultimit

Untuk pondasi bujur sangkar :

qu=1,3 c . N c + p 0 . N q + 0,4 γ . B . N γ

Nilai-nilai faktor kapasitas dukung Terzaghi (1943) untuk keruntuhan geser umum:

∅=28 ° ; Nc = 32,36 ; Nq = 18,58 ; Nγ=15,7

2
qu=1,3 .20 . 32,36+0,7. 18,67 .18,58+ 0,4 .15,40 . 1,5 .15,7=841,36+242,822+145,068=1229,25 KN /m

2. Kapasitas Dukung Pondasi Ultimit Neto

qun=qu−Df . γ

qun=1229,25−( 0,7 . 18,67 )=1216,181 KN /m2

3. Beban Kolom Maksimum Dengan Faktor Aman F = 3

qun 1216,181
Pmaks= A × =( 1,5 .1,5 ) × =912,136 KN
F 3

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 47


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Pmaks=912,136 KN >Beban Struktu r=362,085 KN (OK )

4.2.2 Kapasitas Dukung Pondasi Dangkal Dengan Metode Meyerhof (1963)

1. Kapasitas Dukung Pondasi Ultimit

'
qu=s c d c i c c N c + s q d q i q p0 N q +s γ d γ . i γ 0,5 B γ N γ

a. Faktor kapasitas dukung Meyerhof (1963) untuk ∅=2 8 °

Nc = 25,80

Nq = 14,72

Nγ=11,19

b. Faktor bentuk pondasi (Meyerhof 1963)

Untuk ∅=2 8 ° >∅=10 ° maka sq=sγ=1+0,1 . ( BL ) .tg (45 ° + ∅2 )


2

sq=sγ=1+0,1 . ( 1,5
1,5 )
28
.tg ( 45 °+ )=1,277
2
2

sc =1+ 0,2. ( BL ). tg (45 ° + ∅2 )


2

sc =1+ 0,2. ( 1,5


1,5 )
28
.tg ( 45°+ ) =1,554
2
2

c. Faktor kedalaman pondasi (Meyerhof 1963)

Untuk ∅=2 8 ° >∅=10 ° maka dq=dγ =1+0,1 . ( DB ) .tg( 45 °+ ∅2 )


dq=dγ =1+0,1 . ( 0,7
1,5 ) 28
. tg (45 ° + )=1,0 78
2
dc=1+0,2 . ( DB ) . tg( 45 °+ ∅2 )
Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 48
TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

dc=1+0,2 . ( 0,7
1,5 ) 28
. tg (45 ° + )=1,1 55
2
d. Faktor kemiringan beban
Karena beban vertical maka ic=iq =iγ=1

Kapasitas dukung pondasi ultimit (qu):


qu=1,554.1,155 . 1. 20 .25,80+ 1,277.1,078 . 1. 0,7. 18,67 .14,72+1,277 . 1, 078 . 1. 0,5 . 1,5 .15,40 . 11,

2. Kapasitas Dukung Pondasi Ultimit Neto

qun=qu−Df . γ

qun=1368,898−( 0,7 . 18,67 )=1355,829 KN /m 2

3. Beban Kolom Maksimum Dengan Faktor Aman F = 3

qun 1355,829
Pmaks= A × =( 1,5 .1,5 ) × =1016,872 KN
F 3

Pmaks=1016,872 KN > Beban Struktur=362,085 KN (OK )

4.2.3 Kapasitas Dukung Pondasi Dangkal Dengan Metode Schmertmann (1978)

1. Kapasitas Dukung Ultimit Pondasi

Menurut Schmertmann (1978) daya dukung ultimit pondasi dangkal yang terletak di atas
tanah lempung untuk pondasi bujur sangkar dapat dihitung dengan rumus:

qun=5+0,34 qc

qc merupakan nilai rata-rata dari kedalaman 0 m – D

Sehingga diambil nilai qc rata-rata dari kedalaman 0 m – 0,7 m

10+10+15
qc= =11,667 Kg /cm2
3

2
qun=5+0,34 .11,667=8,967 Kg/cm

2. Beban Kolom Maksimum Dengan Faktor Aman F = 3

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 49


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

qun 8,967
Pmaks= A × =( 150 .15 0 ) × =67252,5 Kg
F 3

Pmaks=67252,5 Kg> Beban Struktur =36209 Kg(OK )

4.3 PENURUNAN PONDASI DANGKAL

4.3.1 PENURUNAN SEGERA

q .B
Si= ( 1−μ2 ) . Ip
E

Diambil nilai Ip untuk pondasi kaku berbentuk bujursangkar (Schleicher, 1962)

Ip = 0,82

Diambil nilai perkiraan Rasio Poison ( μ ¿=0,25 untuk lempung berpasir menurut Bowles,
1968

Diambil nilai perkiraan Modulus Elastis (E) = 30000 menurut Bowles, 1977

362,085 KN 2
q= 2
=160,927 KN / m
(1,5 × 1,5 ) m

Sehingga:

160,927 . 1,5
Si= ( 1−0,252 ) .0,82=0,0062 m
30000

Batas penurunan pondasi maksimum menurut Skempton dan Mac Donald untuk pondasi
terpisah (isolated foundation) pada tanah lempung adalah 65 mm.

Si = 0,0062 m = 6,2 mm ¿ 65 mm (O.K)

4.4 PENULANGAN PONDASI DANGKAL


1. Daya dukung tanah dasar
qc untuk kedalaman 0,7 m diperoleh dengan interpolasi yaitu qc = 37,5 kg /cm2
qc 37,5
Dayadukung tanah dasar= = =12,5 kg/c m2
F 3

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 50


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2. Tegangan netto
Tegangannetto=daya dukung tanah dasar−tekanan overburden
2 2 2
Tegangan netto=12,5 kg/cm −0,131kg /cm =12,369 kg /cm
 Luasan perlu
beban struktur 36209 Kg 2
A perlu= = =2927,399 cm
tegangan netto 12,369 kg /cm 2

 Dimensi pondasi
B=L= √ Aperlu=√ 2927,399=54,105 cm
B=L ≈ 55 cm
B=L=0,55m
Df
Menurut Peck et.al (1953) syarat untuk pondasi dangkal adalah ≤1
B
0.7
Berdasarkan hasil perhitungan =1,273>1 (tidak memenuhi syarat)
0,55
Sehingga agar memenuhi syarat dimensi pondasi diperbesar menjadi B=L=1,2 m
0,7
=0,583<1 (OK)
1,2

3. Luasan pakai
A pakai=B × L=1,2× 1,2=1,44 m2=14400 cm2

4.4.1 KONTROL TEGANGAN


1. Tegangan di bawah pondasi
beban struktur 36209 Kg
Tegangandi bawah pondasi= = =2,515 Kg /cm2
A pakai 14400 cm
2

2. Tegangan di atas pondasi


3 2
Tegangan di atas pon dasi=γ beton× kedalam pondasi=0,0024 Kg/cm ×70 cm=0,168 Kg/cm

3. Total tegangan
Total tegangan=tegangan diatas pondasi+tegangan dibawah pondasi
2 2 2
Total teg angan=0,168 Kg/cm +2,515 Kg/cm =2,683 Kg/cm

4. Kontrol tegangan
Daya dukung tanah = 37,5 Kg/cm2
Total tegangan = 2,683 Kg/cm2
Daya dukung tanah = 37,5 Kg/cm2 ¿ Total tegangan = 2,683 Kg/cm2 (OK)

1. Telapak pondasi menurut kriteria geser


Tebal pondasi biasanya ditentukan berdasarkan persyaratan kuat geser. Pada perencanaan
ini diambil langkah memperkirakan terlebih dahulu tebal pondasi, yang kemudian
diperiksa kuat gesernya.
Tebal telapak pondasi(h) = 400 mm
Tebal selimut beton(Pb) = 75 mm
Diameter tulangan pokok (Ø) = 20 mm

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 51


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

d = 400 – 75 – ½ .20 = 315 mm

a. Untuk arah kerja dua arah


Diasumsikan lebar kolom adalah 300 mm
1
bx = lebar kolom + 2( d )
2
1
= 300 + 2 . . 315
2
=615 mm
bo = 4bx

Gaya geser total yang bekerja :


V u = σ tanah . ( A − bo )
¿ 0, 2683 . ( 12002 − 4 . 615 )
¿ 385691,982 N = 1028,916 kN
Kuat geser beton adalah :
2 (2 √ f ' c ) bo . d 1
Vc = 1+( ) βe 6 (3 )
dan √ f ' c bo . d
Karena βc = 1, maka :

( 21 ) (25) . (4 .6156 ) . (315) = 9686250 N


Vc = 1+
1 1
√ f ' c . bo . d = √25 . 615 . ( 4 . 315) = 1291500 N
3 3
Diambil nilai terkecil dari persamaan tersebut yaitu :
Vc= 1291,500 kN

Kuat geser beton maksimum adalah :


V c = ( 4 √ f ' c ) bo . d
=( 4 √ 25 ) ( 4 . 315 ) 615
=1549 ,800 kN
Vc= 1549,800 kN > 1291,500 kN

ϕ Vn = ϕ Vc = 0,75 . 1549,800 kN = 1162,350 kN > Vu = 1028,916 kN... OK!


Dengan demikian tebal d = 315 mm cukup untuk menahan beban yang bekerja pada dua
arah.

b. Untuk arah kerja satu arah

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 52


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

1 1
L' = . B−
lebar kolom − d
2 2
1 1
= . 1200 − . 300 − 315
2 2
= 135 mm
V u = σ tanah . (b w . L ' )
¿ 0, 2683 . ( 1200 ) . (135)
¿ 43464,6 N = 43,4646 kN
Kuat geser beton adalah :
1
V c= ( √ f ' c) bw . d
6
1
= √ 25 . 1200 . 315
6
= 315000 N = 315 kN

ϕ Vn = ϕ Vc = 0,75 . 315 kN = 236,250 kN > Vu = 43,4646 kN .. . . OK!!!


Dengan demikian tebal d = 315 mm juga cukup untuk menahan beban yang bekerja pada
satu arah dan pondasi memenuhi persyaratan geser.

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 53


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Gambar 4.2 Zona Geser pada pelat pondasi

B. Penulangan pondasi

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 54


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Momen rencana (Mu) pada penampang kritis momen lentur dengan asumsi pondasi
bekerja sebagai balok kantilever lebar dengan arah kerja dua arah :
Dengan, L1= ½ . 1200 - ½.300 = 450 mm
M u = σ tanah . (0,5 ) . L 2 . B
1
2 -6
= 0,2683. (0,5). 450 . 1200 . 10
= 32 ,598 kNm

Momen nominal (Mn) kopel blok tekan beton :


M u = Cc (z )
Mu
=0, 85. f'c. a . b .( d - ½a)
φ
32,598
= 0, 85 . 25. a . 1000.(315 - ½a). 10−6
0,65

Diperoleh :
a1 = 7,5835 mm
c = 7,5835 mm/0,85 = 8,9218 mm
d−c ε s
=
c ε cu
d−c 315−8,9218
εs = . ε cu = . 0, 003 = 0, 12108
c 7, 5835
fs= ɛs . Es = 0,12108 .2.105 = 24216 Mpa > fy = 390 MPa
Nilai tegangan tersebut melebihi nilai tegangan leleh ijin = 400 MPa, maka fs diambil
sebesar fy = 400 MPa. Tulangan baja yang diperlukan harus memperhatikan batas luas
tulangan minimum.

Persamaan keseimbangan gaya tekan dan tarik:


Cc = T s
0, 85. f'c . a .b = A s . f s
A s = (0,85 . f ' c . a . b )/ fs
A s = (0,85 . 25 .7, 5835 .1000 ) / 400
A s =402 , 8734 mm2

Rasiopenulangan(ρ) :
As 402 ,8734
ρ= = = 0,00128
b . d 1000 . 315
1,4 1,4
ρmin = = = 0,0035
fy 400

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 55


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

ρ < ρmin maka digunakan ρmin = 0,0035


As.perlu= ρ . b .d = 0,0035 . 1000 . 315 = 1102,5 mm2

Diameter tulangan yang dipakai,∅= 20 mm


1
A= . π . φ 2
4
1
= . π . 202
4
= 314 , 159 mm

Jarak tulangan perlu (s) :


A.b
S=
As
perlu
314 , 159 . 1000
=
1102,5
= 284 , 951 mm , dipakai jarak tulangan s= 250 mm

Luas tulangan perlu yang digunakan :


A . b 314,159 . 1000
As tersedia = = = 1256,636 mm2>As perlu = 1102,5 mm2
S pakai 250

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 56


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Hitung kuat tumpuan pondasi :


A1 = 300 . 300 = 90000 mm2
A2 = 1200 . 1200 = 1440000 mm2

√ √
A2 1440000
=
A1 90000
= 4 > 2 , maka digunakan
Kuat tumpuan pondasi :
√ A2
A1
=2

K tf = φ (0,85) f ' c . A 1 (2)


=0,7 . 0,85 . 25 . 3002 . (2) . 10−3
= 2677 ,500 kN
Kuat tumpuan kolom :
Ktk= 0,7 . 0,85 .25 . 3002. 10-3 = 1338,750 kN

Pu= 362,085 < Ktk = 1338,750 kN < Ktf = 2677,500 kN


Maka beban dari kolom dapat dilimpahkan kepada beton saja. Untuk meyakinkan
transfer beban kolom, luas pasak (dowel) minimum yang diperlukan :
As.perlu = 0,005 Ag = 0,005 .3002 = 450 mm2
Digunakan tulangan pondasi yaitu Ø16.

Jumlah tulangan 4 batang, maka ( As = 804,25 mm2). Panjang penyaluran dowel :


d b . fy 16 . 400
ldb = = = 320 mm
4 √ f ' c 4 √25
Dan tidak boleh kurang dari :
ldb= 0,04.db.fy = 0,04. 16 . 400 = 256 mm

A s . perlu 450 mm 2
= = 0,5600
faktor modifikasi = A s .tersedia 804,25 mm 2

Panjang penyaluran yang diperlukan, sama dengan panjang penyaluran dasar dikalikan
faktor modifikasi.
l db.perlu = 256 . 0,56 = 143,360 mm
maka, digunakan panjang penyaluran 150 mm.

1. Kontrol kapasitas Penampang


φPn =φ . 0,85 . f ' c . A g
= 0,65 . 0,85 . 25. ( 3002 ) . 10−3
= 1243,125 kN
ϕPn = 1243,125 kN > Pu = 362,085 kN . . . . . OK!!!

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 57


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2. Kontrol kapasitas momen :


As tersedia = 1256,636 mm2
C = 0,85 . f ' c . bw .a
= 0,85 . 25 .1200 . a
= 25500a
T= As . fs
= 1256,636 . 400
= 502654,4 N
C= T
25500a = 502654,4 N
a= 19,7120 mm
1
Mn= T d−( 2
a )
1
(
=502654 , 4 315−
2 )
. 19 , 7120 . 10−6
¿ 153 , 3820 kN . m
ϕMn= 0,65 . 153,3820 kNm
ϕMn= 99,6983 kNm > Mu = 32,534 kNm . . . . . OK!!!
Pondasi yang direncanakan mampu menahan beban yang bekerja.

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 58


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Gambar 4.3 Penulangan pondasi

BAB V

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 59


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

DESAIN PONDASI DALAM

5.1 DESAIN DIMENSI PONDASI DALAM

5.1.1 PARAMETER DATA PONDASI

1. Beban struktur (Qu) = 12697 Kg = 12,697 ton


2. Faktor keamanan (F) =3
3. Berat volume beton (ϒbeton) = 2400 kg/m3 = 0,0024 kg/cm3
4. Kedalaman pondasi (Df) =20 m = 2000 cm
5. Np = 60
5+ 5,25+ 6,5+8,333+9,375+26 +51,250
6. N = = 15,958
7
7. Ap = ¼ x µ x D2
8. As = µ x D x Df

5.1.2 PERHITUNGAN TEKANAN OVERBURDEN

Tekanan overburden merupakan tekanan yang didapat dengan mengalikan kedalaman


pondasi dengan berat volume tanah.
Po’ = H . ϒ

Tabel 5.1 Tekanan overburden

No Kedalaman (m) Jenis lapisan Tanah H (m) ϒ(ton/m3) Po’(ton/m2)


1. 0,00 – 2,00 Pasir berlanau lepas dengan butiran bersudut 2,00 2,000 4,00
2. 2,00 – 3,50 Lempung kelanauan 1,50 1,676 2,514
3. 3,50 – 5,50 Lempung lembek 2,00 1,718 3,436
4. 5,50 – 7,50 Pasir berlanau lepas dengan butiran bersudut 2,00 1,588 3,176
5. 7,50 – 11,00 Lempung kaku 3,50 1,980 6,930
6. 11,00 – 15,00 Lempung kaku 4,00 2,042 8,168
7. 15,00 – 20,00 Lempung kaku 5,00 2,042 10,210
Po’ total = 38,434
Po’ = 38,434 ton/m2
= 3,8434 Kg/cm2
Perhitungan :
1. Kedalaman 0,00 m – 2,00 m = Po’1 = 2,00 x 2,00 = 4,00 ton/m2
2. Kedalaman 0,20 m – 3,50 m = Po’2 = 1,50 x 1,676 = 2,514 ton/m2
3. Kedalaman 3,50 m – 5,50 m = Po’3 = 2,00 x 1,718 = 3,436 ton/m2
4. Kedalaman 5,50 m – 7,50 m = Po’4 = 2,00 x 1,588 = 3,176 ton/m2
5. Kedalaman 7,50 m – 11,00 m = Po’5 = 3,50 x 1,980 = 6,930 ton/m2
6. Kedalaman 11,00 m – 15,00 m = Po’6 = 4,00 x 2,042= 8,168 ton/m2
7. Kedalaman 15,00 m – 20,00 m = Po’7 = 5,00 x 2,042= 10,210 ton/m2
Po’ total = Po’1 + Po’2 + Po’3 + Po’4 + Po’5 + Po’6 + Po’7

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 60


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

= 4,00 + 2,514 + 3,436 + 3,176 + 6,930 + 8,168 + 10,210


= 38,434 ton/m2 = 3,8434 Kg/cm2

5.1.3 PERHITUNGAN DIAMETER PONDASI

1. Daya Dukung Tanah Dasar

Hubungan antara tahanan konus (qc) dengan nilai N-SPT :

N = qc

qc = Np = 60 Kg/ cm2

qc 60
Daya dukung tanah dasar = = = 20,000 Kg/ cm2
F 3

2. Tegangan Netto

Tegangan Netto = Daya dukung tanah dasar – tekanan overburden

= 20,000 Kg/ cm2 – 3,8434 Kg/cm2

= 16,1566 Kg/cm2

3. Luasan Perlu

beban struktur 12697 Kg


Aperlu =
tegangan netto
= 16,1566 Kg/cm 2 = 785,8708 cm2

4. Diamater Pondasi

A perlu = ¼. π . d2

d= √ A perlu
¼.π = √ 785,8708
¼. π = 31,6323 cm = 45 cm

maka digunakan diameter tiang pancang adalah 45 cm.

5. Luasan pakai
Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 61
TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

A pakai = ¼. π . d2 = ¼. π . 452 = 1590,4313 cm2

5.1.4 KONTROL TEGANGAN


1. Tegangan Dibawah Pondasi
beban struktur 12697 Kg
Tegangan dibawah pondasi =
A pakai
= 1590,4313 cm 2
= 7,9834

Kg/cm2

2. Tegangan Diatas Pondasi


Tegangan di atas pondasi = ϒbeton x kedalaman pondasi
= 0,0024 kg/cm3 x 2000 m
= 4,8 Kg/cm2
3. Total Tegangan
Tegangan Total = Tegangan dibawah pondasi + Tegangan di atas pondasi
= 7,9834 Kg/cm2 + 4,8 Kg/cm2
= 12,7834 Kg/cm2
4. Kontrol Tegangan
Daya dukung tanah = 20,000 Kg/ cm2
Total tegangan = 12,7834 Kg/cm2
Daya dukung tanah( 20,000 Kg/ cm2) > Tegangan total (12,7834 Kg/cm2)  OK!

Berdasarkan perhitungan diatas didapakan dimensi tiang pancang sebesar 31,6323 cm, namun
dengan mempertimbangkan nilai gaya gesek negatif, diambil diameter pondasi sebesar 45
cm. Tabel WIKA memuat ukuran diameter pondasi secara pabrikasi. Tabel WIKA dapat di
lihat pada bagian lampiran.
5.2 PERHITUNGAN DAYA DUKUNG PONDASI DALAM
5.2.1 DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL
5.2.1.1 KAPASITAS DUKUNG TIANG BERDASARKAN DATA N-SPT
Perhitungan kapasitas dukung tiang berdasarkan penetrasi standar (N-SPT)
menggunakan metode mayerhoff (1956).

Qu = 40. Nb. Ap + 0,2. N. As

Qu
Qa =
F

1. Diameter pondasi (d) = 0,45 m


2. Kedalaman pondasi (Df) = 20 m
3. Np = 60
5+ 5,25+ 6,5+8,333+9,375+26 +51,250
4. N =
7
= 15,958

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 62


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

5. Ap = ¼ x π x D2 = ¼ x π x 0,452 = 0,1590 m2
6. As = π x D x Df = π x 0,45 x 20 = 28,2743 m2
7. F = 2,5
8. Qu = (40 x 40 x 0,1590) + (0,2 x 15,5892 x
28,2743
= 342,5547 ton
342,5547
9. Qa = = 114,1849 ton
3
5.2.1.2 KAPASITAS DUKUNG TIANG BERDASARKAN DATA LABORATORIUM
Untuk menghitung kapaitas dukung berdasarkan data laboratorium, digunakan metode α
dan metode tomlinson.
1. Metode Tomlinson (1977)
Qu = Qb + Qs
Qu = ( Ab. fb ) + ( As. fs)
Qu = ( Ab. Cu diujung tiang . Nc ) + ( As. α. Cu)
a. Tahanan Ujung Ultimit (Qb)
 Ab = 0,1590 m2
 Cu diujung tiang = 334,4828 kN/m3
 Nc = 9
Qb = Ab x Cu diujung tiang x Nc
= 0,1590 m2 x 33,44828 ton/m2 x 9
= 47,8645 ton

b. Tahanan Gesek Ultimit (Qs)


 Keliling tiang = π .d = π . 0,45 = 1,4137 m
 Untuk kasus II, yaitu tanah lempung lunak terletak diatas lempung kaku.
Untuk L/d = 20/0,45 = 44,444 dan L= 20m > (20.0,45) = 9 m
Untuk = Cu1 = 2,8333 ton/m2, diperoleh α = 0,8333
Untuk = Cu2 = 3,1667 ton/m2, diperoleh α = 0,8250
Untuk = Cu3 = 4,000 ton/m2, diperoleh α = 0,7520
Untuk = Cu4 = 5,3167 ton/m2, diperoleh α = 0,7290
Untuk = Cu5 = 6,0847 ton/m2, diperoleh α = 0,6667
Untuk = Cu6 = 16,6667 ton/m2, diperoleh α = 0.5417
Untuk = Cu7 = 33,44828 ton/m2, diperoleh α = 0,5104

 Kedalaman 0,00 – 2,00 m = Qs1 = 0,8333x 2,8333 x 1,4137 x 2 = 6,6755 ton


2,00 – 3,50 m = Qs2 = 0,8250x 3,1667 x 1,4137 x 1,5 = 5,5400 ton
3,50 – 5,50 m = Qs3 = 0,7520x 4,000 x 1,4137 x 2 = 8,5048 ton
5,50 – 7,50 m = Qs4 = 0,7290x 5,3167 x 1,4137 x 2 = 10,9586 ton
7,50 – 11,00 m = Qs5 = 0,6667x 6,0847 x 1,4137 x 3,5 = 20,0722 ton
11,00 – 15,00 m = Qs6 = 0.5417x 16,6667 x 1,4137 x 4 = 51,0535 ton
15,00 – 20,00 m = Qs7 = 0,5104x 33,44828 x 1,4137 x 5 =120,6734 ton
∑¿
¿ Qs = Qs1 + Qs2 + Qs3 + Qs4 + Qs5 + Qs6 + Qs7
= 6,6755 + 5,5400 + 8,5048 + 10,9586 + 20,0722 + 51,0535 + 120,6734

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 63


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

= 223,478 ton
Qu = Qb + Qs
= 47,8645 ton + 223,478 ton
= 271,3425 ton
271,3425
Qa = = 90,4475 ton
3

Gambar 5.1 grafik hubungan antara adhesi dan kohesi untuk tiang pancang dalam tanah
lempung (Tomlinson 1977)

2. Metode λ

Qu = Qb + Qs

Qu = ( Ab. fb ) + ( As. fs)

Qu = ( Ab. Cu diujung tiang . Nc ) + As.( λ .(po’ + 2.Cu)

a. Tahanan Ujung Ultimit (Qb)


 Ab = 0,1590 m2
 Cu diujung tiang = 334,4828 kN/m3
 Nc = 9
Qb = Ab x Cu diujung tiang x Nc
= 0,1590 m2 x 33,44828 ton/m2 x 9
= 47,8645 ton

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 64


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

b. Tahanan Gesek Ultimit (Qs)


 Keliling tiang = π .d = π . 0,45 = 1,4137 m
 fs = λ (po’ + 2.Cu)
Untuk kedalaman 0,00 – 2,00 m, ϒ1 = 2,000, Cu1 = 2,8333 ton/m2
1
 po’ = 2 ( 2 x 2 ) = 2,000 ton/ m 2, dari grafik hubungan λ dengan

kedalaman penetrasi tiang, untuk kedalaman penetrasi 2 m , λ = 0,5


 fs1 = λ (po’ + 2.Cu) = 0,5(2,000 ton/ m2 + 2. 2,8333 ton/m2)
= 3,8333 ton/m2

Untuk kedalaman 2,00 – 3,50 m, ϒ1 =1,676 , Cu2 = 3,1667 ton/m2


1
 po’ = ( 2 x 2 ) + 2 ( 1,5 x 1,676 )= 5,257 ton/ m2, dari grafik hubungan

λ dengan kedalaman penetrasi tiang, untuk kedalaman penetrasi 1,5 m,


λ = 0,5190
 fs2 = λ (po’ + 2.Cu) = 0,5190( 5,257 ton/ m2 + 2. 3,1667 ton/m2)
= 6,0154 ton/m2

Untuk kedalaman 3,50 – 5,50 m, ϒ1 = 1,718 , Cu3 = 4,000 ton/m2


1
 po’ = ( 2 x 2 ) + ( 1,5 x 1,676 ) + 2 ( 2 x 1,718) = 8,232 ton/ m 2, dari

grafik hubungan λ dengan kedalaman penetrasi tiang, untuk kedalaman

penetrasi 2 m, λ = 0,5
 fs3 = λ (po’ + 2.Cu) = 0,5( 8,232 ton/ m2 + 2. 4,000 ton/m2)
= 8,1160 ton/m2
Untuk kedalaman 5,50 – 7,50 m, ϒ1 = 1,588 , Cu4 = 5,3167 ton/m2
1
 po’ = ( 2 x 2 ) + ( 1,5 x 1,676 ) + ( 2 x 1,718) + 2 ( 2 x 1,588 ) = 11,538

ton/ m2, dari grafik hubungan λ dengan kedalaman penetrasi tiang, untuk

kedalaman penetrasi 2 m, λ = 0,5


 fs4 = λ (po’ + 2.Cu) = 0,5( 11,538 ton/ m2 + 2. 5,3167 ton/m2)
= 11,0857 ton/m2

Untuk kedalaman 7,50 – 11,00 m, ϒ1 = 1,980 , Cu5 = 6,0847 ton/m2


1
 po’ = ( 2 x 2 ) + ( 1,5 x 1,676 ) + ( 2 x 1,718) + ( 2 x 1,588 ) + 2 ( 3,5

x1,980) = 16,591 ton/ m2, dari grafik hubungan λ dengan kedalaman

penetrasi tiang, untuk kedalaman penetrasi 3,5 m, λ = 0,3429

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 65


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

 fs5 = λ (po’ + 2.Cu) = 0,3429 ( 16,591 ton/ m2 + 2. 6,0847 ton/m2)


= 9,8619 ton/m2

Untuk kedalaman 11,00 – 15,00 m, ϒ1 = 2,042 , Cu6 = 16,6667 ton/m2


 po’ = ( 2 x 2 ) + ( 1,5 x 1,676 ) + ( 2 x 1,718) + ( 2 x 1,588 ) + ( 3,5 x 1,980) +

1
2 ( 4 x 2,042 ) = 24,140 ton/ m 2, dari grafik hubungan λ dengan

kedalaman penetrasi tiang, untuk kedalaman penetrasi 4 m, λ = 0,3238


 fs6 = λ (po’ + 2.Cu) = 0,3238 (24,140 ton/ m2 + 2. 16,6667 ton/m2)
= 18,6099 ton/m2
Untuk kedalaman 15,00 – 20,00 m, ϒ1 = 2,042 , Cu7 = 33,44828 ton/m2
 po’ = ( 2 x 2 ) + ( 1,5 x 1,676 ) + ( 2 x 1,718) + ( 2 x 1,588 ) + ( 3,5 x 1,980) +

1
(4 x 2,042) + 2 ( 5 x 2,042 ) =33,329 ton/ m 2, dari grafik hubungan λ

dengan kedalaman penetrasi tiang, untuk kedalaman penetrasi 5 m, λ =


0,3419
 fs6 = λ (po’ + 2.Cu) = 0,3419 (33,329 ton/ m2 + 2. 33,44828 ton/m2)
= 34,2671 ton/m2

∑¿
Qs = ¿ As.fs = (1,4137 x 2 x 3,8333 ) + (1,4137x 1,5 x 6,0154 ) + (1,4137x 2 x 8,1160) +
(1,4137x 2 x 11,0857 )+ (1,4137x 3,5 x 9,8619) + (1,4137x 4 x 18,6099)+
(1,4137x 5 x 34,2671)
= 10,8383 + 12,7560 + 22,9472 + 31,3437 + 48,7962 + 105,2353 + 242,2170
= 474,1337 ton
Qu = Qb + Qs
= 47,8645 ton + 474,1337 ton
= 521,9982 ton
521,9982
Qa = = 173,9994 ton
3

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 66


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Gambar 5.2 hubungan antara koefisien gsek dinding (λ) dengan kedalaman penetrasi tiang
(Vijayvergiya dan Focht,1972)

5.2.2 PERBANDINGAN TIGA KAPASITAS DUKUNG TIANG


Tabel 5.2 Kapasitas Dukung Tiang Tunggal

No. Metode Qu (ton) Qa (ton)


1. N-SPT ( Metode Meyerhoff 1956 ) 342,5547 137,0219
2. Laboratorium ( Metode Tomlinson) 271,3425 90,4475
3. Laboratorium ( Metode λ ) 521,9982 208,7993
Berdasarkan ketiga metode diatas diambil nilai kapasitas dukung tiang tunggal paling kecil
yaitu berdasarkan metode Tomlinson dengan kapasitas dukung sebesar 271,3425 ton.

5.3 DAYA DUKUNG TIANG KELOMPOK


5.3.1 KAPASITAS DUKUNG TIANG KELOMPOK BERDASARKAN TIANG
TUNGGAL

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 67


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Pada perhitungan kapasitas dukung tiang kelompok berdasarkan tiang tunggal


direncanakan kelompok tiang memiliki jumlah tiang (n) = 9 buah (3 x 3). Perhitungan
kapasitas dukung tiang dengan formula sebagai berikut :
s = 2,5.d + 0,02.L
θ = arc tg (d/s)
(n'−1 )m+(m−1)n'
Eg = (1 – ( θ . 90 . m. n' )
Qg = Eg.n.Qu
 Kelompok tiang = ( 3 x 3)
 m =3
 n’ =3
 Jumlah tiang (n) =9
 Diameter tiang (d) = 0,45 m
 Kedalaman tiang (L) = 20 m
 s = (2,5 x 0,3) + (0,02 x 20) = 1,525 m
 θ = arc tg (0,45/1,525) =16,4404°
(3−1 )3+(3−1 )3
 Eg = (1 – (16,4404. 90 .3 . 3 ) = 0,7564
 Qg = 0,7564 x 9 x 271,3425 = 1847,1912 ton
5.3.2 KAPASITAS DUKUNG TIANG KELOMPOK BERDASARKAN KELOMPOK
TIANG
Perhitungan kapasitas dukung tiang kelompok berdasarkan kelompok tiang
menggunakan metode Terzaghi and Peck (1948) dengan formula sebagai berikut :
Qg = 2.D( B + L )C +1,3.Cb.Nc.B.L
 B = 2s + ( D/2 + D/2) = 2. 1,525 + ( 0,225 + 0,225 ) = 3,5 m
 B = 2s + ( D/2 + D/2) = 2. 1,525 + ( 0,225 + 0,225 ) = 3,5 m
 Cb = 33,44828 ton/m2
2, 8333+3, 1667+4,000+5, 3167+6, 0847+16 ,6667+ 33,44828
 C= 7 =10,21
66
 Nc = 9
 D = 0,45 m
 Qg = (( 2 x 0,45).(3,5 + 3,5). 10,2166) + (1.3 x 33,44828 x 9 x 3,5 x 3,5)
= 4858,3393 ton

5.3.3 PERBANDINGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG KELOMPOK


Tabel 5.3 Kapasitas Dukung Tiang Kelompok

No. Kapasitas Dukung Tiang Qu (ton)


1. Berdasarkan tiang tunggal 1847,1912
2. Berdasarkan tiang kelompok 4858,3393

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 68


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Berdasarkan dua perhitungan diatas diambil nilai kapasitas dukung tiang yang terkecil yaitu
kapasitas dukung tiang kelompok berdasarkan tiang tunggal, yaitu : Qu = 1847,1912 ton
Adapun detail dimensi tiang kelompok seperti gambar berikut :

Gambar 5.3 Rancangan kelompok tiang

5.4 GAYA GESEK NEGATIF TIANG


5.4.1 PERHITUNGAN GAYA GESEK NEGATIF TIANG
Gaya gesek negatif tiang dihitung dengan formula :
Q neg = (2.D( L+ B ).Cu rata-rata) + ( γ .L.B.D)
 Kedalaman netral (D) = 7,5 m
 B = 3,5 m
 L = 3,5 m
2, 8333+3, 1667+4,000+5, 3167
 Cu = 4 = 3,8292 ton/m2
2, 000+1, 676+1, 718+1, 588
 γ = 4 = 1,7455 ton/m2
 Q neg = (2 x 7,5 (3,5 + 3,5) x 3,8292) + (1,7455 x 3,5 x 3,5 x7,5)
= 562,4338 ton
5.4.2 FAKTOR AMAN
 Pu = 12,697 ton
 Qg = 1847,1912 ton
 Cek keamanan terhadap beban struktur
Qg 1847,1912
F = Pu = 12 ,697 = 145,4825 F > 3  AMAN!
 Cek keamanan terhadap beban struktur
Qg 1847,1912
F = Pu+Qneg = 12 ,697+562,4338 = 3,2118 F > 3 
AMAN!

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 69


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa kelompok tiang ( 3 x 3 ) dengan


kapasitas dukung group 1847,1912 ton sudah aman untuk menahan struktur dan gaya gesek
negatif tiang.

0,00 m
Pasir berlanau lepas
dengan butiran bersudut
-2,00 m
Lempung kelanauan

-3,50 m

Lempung lembek
-5,50 m
Pasir berlanau lepas
dengan butiran bersudut

Garis Netral
-7,50 m

Lempung kaku

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 70


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

-11,0 m

Lempung kaku

-15,00 m

-20,00m

Keterangan :

= Gaya Gesek ( - )
Lempung kaku

= Gaya Gesek ( + )

-28,00 m
Lempung kaku

-30,00 m
Gambar 5.4. Gaya Gesek pada Tiang

5.5 PERPINDAHAN DAN MOMEN AKIBAT BEBAN LATERAL


Pada Tanah Kohesif
Perpindahan:
Qg . R3 Mg. R2
xx (z) = A x’ Ep . Ip + B’x Ep . Ip
Momen :
Mx (z) = A’m.Qg.R + B’m.Mg

R= √
4 Ep .Ip
k

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 71


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

k =0,65 .

12 Es. D4 Es
Ep . Ip 1−μs 2

z
Z '=
R
L
Z ' maks=
R
 Mg = 100 kN.m
 Qg ( Gaya Horizontal ) = 1976 kg = 1,976 ton= 19,76 kN
 f’c = 25 Mpa
 D (diameter tiang) = 0,45 m
 μs = (0,3 – 0,4 ), diambil = 0,35

Modulus of elasticity, Es
Type of soil
(MN/m2)
Loose sand 10,5 – 24,0
Medium dense sand 17,25 – 27,60
Dense sand 34,50 – 55,20
Silty sand 10,35 -17,25
Sand and gravel 69,00 – 172,50
Soft clay 4,1 – 20,7
Medium clay 20,7 – 41,4
Stiff clay 41,4 - 96,6

 Ep = 4700 √f ' c = 4700 √ 25 =23500 N/mm2 = 2,35 x 107 kN/m2


4 4
π .r π . 0,225
 Ip = 4 = 4 = 0,002013

1. Untuk kedalaman 0,00 – 2,00 m


Dari Tabel modulus elastisitas Es, diperoleh Es untuk tanah Pasir berlanau lepas
dengan butiran bersudut ( silty sand ) adalah 10,35 -17,25, sehingga diambil nilai:
10,35 +17,25
 Es = 2 = 13,8 MN/m2 = 13,8 x 103 kN/ m2


3 4
12 13,8 x 10 . 0, 45 13,8 x 103
k=0,65 . x
 2,35 x 107 . 0, 002013 1−0,352 = 7069,0889

 R= √
2,35 x107 .0, 002013
4
7069,0889
2
= 1,6084
Z ' maks=
 1, 6084 = 1,2435

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 72


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

1
Z '=
 1,6084 = 0,6217
 A’x = 0,9000
A’m =0,2455
B’x = 0,2727
B’m = 0,6364
3
19,76 x 1,6084
7
 xx (z) = 0,9000 2,35 x 10 x 0,002013 + 0,2727

100 x 1,60842
2,35 x 107 x 0,002013
= 0,003056 m
 Mx (z) = 0,2455 x 19,76 x 1,6084 + 0,6364 .100
= 71,4425 kN.m

2. Untuk kedalaman 2,00 – 3,50 m


Dari Tabel modulus elastisitas Es, diperoleh Es untuk tanah Lempung kelanauan,
dari data tanah diketahui bahwa tanah termasuk dalam Medium clay, nilai Es
adalah 20,7 – 41,4, sehingga diambil nilai:
20,7+41,4
 Es = 2 = 31,05 MN/m2 = 31,05 x 103 kN/ m2


3 4
12 31,05 x 10 . 0, 45 31,05 x 103
k =0,65 . x
 2,35 x 107 . 0, 002013 1−0,352 = 17017,4508

 R= √
2, 35 x107 .0,002013
4
17017 ,4508
1,5
= 1,2912
Z ' maks=
 1, 2912 = 1,1617
0,75
Z '=
 1,2912 = 0,5809
 A’x = 0,8636
A’m = 0,1909
B’x = 0,3000
B’m = 0,6909

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 73


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

19,76 x 1,29123
7
 xx (z) = 0,8636 2,35 x 10 x 0,002013 + 0,3000

100 x 1,29122
2,35 x 107 x 0,002013
= 0,001834 m
 Mx (z) = 0,1909 x 19,76 x 1,2912 + 0,6909 .100
= 73,9606 kN.m

3. Untuk kedalaman 3,50 – 5,50 m


Dari Tabel modulus elastisitas Es, diperoleh Es untuk tanah Lempung lembek, dari
data tanah diketahui bahwa tanah termasuk dalam Medium clay, nilai Es adalah
20,7 – 41,4, sehingga diambil nilai:
20,7+41,4
 Es = 2 = 31,05 MN/m2 = 31,05 x 103 kN/ m2


3 4
12 31,05 x 10 . 0, 45 31,05 x 103
k =0,65 . x
 2,35 x 107 . 0, 002013 1−0,352 = 17017,4508

 R= √
2,35 x107 .0, 002013
4
17017 ,4508
2
= 1,2912
Z ' maks=
 1, 2912 = 1,5489
1
Z '=
 1,2912 = 0,7745

 A’x = 0,6545
A’m = 0,1818
B’x = 0,0455
B’m = 0,5455
3
19,76 x 1,2912
7
 xx (z) = 0,6545 2,35 x 10 x 0,002013 + 0,0455

100 x 1,29122
2,35 x 107 x 0,002013
= 0,000757 m
 Mx (z) = 0,1818 x 19,76 x 1,2912 + 0,5455 .100
= 59,1885 kN.m

4. Untuk kedalaman 5,50 – 7,50 m

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 74


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Dari Tabel modulus elastisitas Es, diperoleh Es untuk tanah Pasir berlanau lepas
dengan butiran bersudut, dari data tanah diketahui bahwa tanah termasuk dalam
Medium clay, nilai Es adalah 20,7 – 41,4, sehingga diambil nilai:
20,7+41,4
 Es = 2 = 31,05 MN/m2 = 31,05 x 103 kN/ m2


3 4
12 31,05 x 10 . 0, 45 31,05 x 103
k =0,65 . x
 2,35 x 107 . 0, 002013 1−0,352 = 17017,4508

 R= √
2, 35 x107 .0,002013
4
17017 ,4508
2
= 1,2912
Z ' maks=
 1, 2912 = 1,5489
1
Z '=
 1,2912 = 0,7745
 A’x = 0,6545
A’m = 0,1818
B’x = 0,0455
B’m = 0,5455
19,76 x 1,29123
7
 xx (z) = 0,6545 2,35 x 10 x 0,002013 + 0,0455

100 x 1,29122
2,35 x 107 x 0,002013
= 0,000757 m
 Mx (z) = 0,1818 x 19,76 x 1,2912 + 0,5455 .100
= 59,1885 kN.m
5. Untuk kedalaman 7,50 – 11,00 m
Dari Tabel modulus elastisitas Es, diperoleh Es untuk tanah lempung kaku, dari
data tanah diketahui bahwa tanah termasuk dalam Medium clay, nilai Es adalah
20,7 – 41,4, sehingga diambil nilai:
20,7+41,4
 Es = 2 = 31,05 MN/m2 = 31,05 x 103 kN/ m2


3 4
12 31,05 x 10 . 0, 45 31,05 x 103
k =0,65 . x
 2,35 x 107 . 0, 002013 1−0,352 = 17017,4508

 R= √
4 2,35 x107 .0, 002013
17017 ,4508 = 1,2912

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 75


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

3,5
Z ' maks=
 1, 2912 = 2,7107
1,75
Z '=
 1,2912 = 1,3553
 A’x = 0,2273
A’m = 0,2727
B’x = -0,0909
B’m = 0,4545
19,76 x 1,29123
7
 xx (z) = 0,2273 2,35 x 10 x 0,002013 + -0,0909

100 x 1,29122
2,35 x 107 x 0,002013
= -0,0001159 m
 Mx (z) = 0,2727 x 19,76 x 1,2912 + 0,4545 .100
= 52,4077 kN.m

6. Untuk kedalaman 11,00 – 15,00 m


Dari Tabel modulus elastisitas Es, diperoleh Es untuk tanah lempung kaku, dari
data tanah diketahui bahwa tanah termasuk dalam Stiff clay, nilai Es adalah 41,4 -
96,6, sehingga diambil nilai:
41,4 + 96,6
 Es = 2 = 69 MN/m2 = 69 x 103 kN/ m2


3 4
12 69 x 10 . 0, 45 69 x 103
k=0,65 . x
 2,35 x 107 . 0, 002013 1−0, 352 = 40418,5704

 R= √
2,35 x107 .0, 002013
4
40418,5704
4
= 1,0401
Z ' maks=
 1, 0401 = 3,8458
2
Z '=
 1,0401 = 1,9229
 A’x = 0,0227
A’m = 0,3182
B’x = -0,1364
B’m = 0,3182

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 76


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

19,76 x 1,04013
7
 xx (z) = 0,0227 2,35 x 10 x 0,002013 + -0,1364

100 x 1,04012
2,35 x 107 x 0,002013
= -0,0003013 m
 Mx (z) = 0,3182 x 19,76 x 1,0401 + 0,3182 .100
= 38,3598 kN.m

7. Untuk kedalaman 15,00 – 20,00 m


Dari Tabel modulus elastisitas Es, diperoleh Es untuk tanah lempung kaku, dari
data tanah diketahui bahwa tanah termasuk dalam Stiff clay, nilai Es adalah 41,4 -
96,6, sehingga diambil nilai:
41,4 + 96,6
 Es = 2 = 69 MN/m2 = 69 x 103 kN/ m2


3 4
12 69 x 10 . 0, 45 69 x 103
k=0,65 . x
 2,35 x 107 . 0, 002013 1−0, 352 = 40418,5704

 R= √
2,35 x107 .0, 002013
4
40418,5704
5
= 1,0401
Z ' maks=
 1, 0401 = 4,8072
2,5
Z '=
 1,0401 = 2,4036
 A’x = -0,4455
A’m = 0,2818
B’x = -0,1909
B’m = 0,2000
3
19,76 x 1,0401
7
 xx (z) = -0,4455 2,35 x 10 x 0,002013 + -0,1909

2
100 x 1,0401
2,35 x 107 x 0,002013
= -0,0009066 m
 Mx (z) = 0,2818 x 19,76 x 1,0401 + 0,200 .100
= 25,7917 kN.m

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 77


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Perpindahan tiang total akibat beban lateral = 0,003056 m + 0,001834 m + 0,000757 m +


0,000757 m + -0,0001159 m + -0,0003013 m
+ -0,0009066 m
= 0,0050834 m = 0,50834 cm
Momen tiang total akibat beban lateral = 71,4425 kN.m + 73,9606 kN.m +
59,1885 kN.m + 59,1885 kN.m +
52,4077 kN.m + 38,3598 kN.m +
25,7917 kN.m
= 380,3393 kN.m

5.6 PENULANGAN TIANG PANCANG


Penulangan tiang pancang dihitung berdasarkan kebutuhan pada waktu pengangkatan,
dianggap kondisi tiang adalah jepit, yaitu dengan 1 tumpuan.
1
M 1= . q . a2
2
2
1 L −2 . a. L
M 2= . q .
2 2.( L−a )
2
q .L −2 .a .qL
D1 =
2( L−a )
 Diameter tiang (D) = 0,45 m
 Panjang tiang (L) = 20
 Berat satuan beton = 2400 kg/m3
 q (berat tiang pancang) = 0,25 x µ x D2 x 2400
= 0,25 x µ x 0,452 x 2400
= 381,7035 kg/m
 M1 = M2
2
1 1 L −2.a.L
.q.a 2 .q.
2 = 2 2.( L−a)
2a2 – 4.a.L + L2 = 0
 2a2 – 4.a.20 + 202 = 0
2a2 – 80a + 400 = 0
a2 – 40a + 200= 0
 Menggunakan rumus abc
40±√(40 2 )−4 . 1. 200
a=
2. 1
a = 5,8579
 q = 381,7035 kg/m
1
M1 = M2 = . q.a2
 2

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 78


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

1
. 381,7035 .5,85792
= 2
= 6549,0764 kg.m
2
381 ,7035 . 20 −2.5,8579 .381 , 7035. 20
D1 =
 2(20−5,8579)
= 2235,9537 kg

D = 0,45 m

Gambar 5.2 Penampang Tiang Pancang


Data-data yang digunakan :
 Dimensi tiang = 0,45 m = 45 cm
 Berat jenis beton = 2,4 t/m3
 f’c = 25 Mpa
 fy = 400 Mpa
 h = 450 mm
 p = 70 mm
 ø tulangan = 25 mm
 ø sengkang = 8 mm
 d = h - ø sengkang + ½. ø tulangan
= 450 – 10 – 12,5
= 427,5 mm
 d’ = p + ø sengkang + ½. ø tulangan
= 70 + 10 + 12,5
= 92,5 mm
5.6.1 TULANGAN MEMANJANG TIANG PANCANG
 Mu = 6549,0764 Kg.m = 65,4908 kN.m
Mu 65 , 4908
2
= 2
=796 ,3345 kN /m2
 b. d 0, 45 . 0, 4275
Mu fy
=ρ. φ .fy .(1−0,588 . ρ. )
 b. d
2 f 'c
400
0, 7963=ρ . 0,8. 400 .(1−0,588 . ρ. )
25
0,7963 = 320 ρ - 3010,560 ρ 2
-3010,560 ρ 2 + 320 ρ - 0,7963 = 0
 Menggunakan rumus abc:
320±√(3202 )−4 .−3010 ,560 .−0, 7963
ρ= =0, 002550
2 .−3010 , 560

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 79


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Pemeriksaan syarat rasio penulangan ( ρ min < ρ < ρ maks)


1,4 1,4
= =0, 0035
 ρ min = fy 400
β . 450 0, 85. f ' c 0, 85 . 450 0, 85 .25
x = x =0,02032
 ρ maks = 600+fy 400 600+400 400
Karena ρ < ρ min, maka dipakai ρ min, yaitu sebesar 0,0035
 As perlu = ρ .b.d.106
= 0,0035 x 0,450 x 0,4275 x 106
= 673,3125 mm2
1 2 1
π .d 2 π .25 2
 As tersedia = 2 4 = 4 = 981,7477 mm2
Cek terhadap tekuk
- Dianggap kedua ujung jepit, diperoleh harga k = 0,65
- r = 0,3.h = 0,3.450 = 135 mm
k . Lu 0, 65. 20000
= =96 , 2963
- K= r 135 ,K
>20,kelangsingandiperhitungkan
1 1
Ig= π . D 4 = π . 4504 =2012889590 mm 2
- 64 64
- Ec=4700 √ f ' c=4700 √25=23500 Mpa
Ec . Ig. 0,4 23500 x 2012889590 x 0,4
EI = = =1,3878 x 10 13 mm
- (1+β . d ) 1+(0,85 x 0, 4275)
- Pu =12697 kg= 12,697 ton = 126,97 kN
2 2 13
π . EI π x 1, 3878 x 10
Pcr= = =810475 ,5614 mm
- (k . Lu)2 (0, 65 x 20000 )2
- Cm = 1
Cm 1
= =1,3176

- Cs =
[ 1−
Pu
φ Pcr][ 1−
126 , 97
]
0, 65 . 810 , 476
- Mn=Cs. Mu=1,3176 x 6,54908 x 107 = 86290678,08 N.mm
Mn 86290678,08
ea= = =679 , 6147 mm
- Pu 126970
h 450
e=ea+ −d '=679 , 6147+ −92, 5=812, 1147 mm
- 2 2
600 . d 600 . 427 , 5
cb= = =256 , 500 mm
- (fy +600) ( 4002+600)

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 80


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Pu 126970
a= = =13 ,2779 mm
- 0, 85 . f ' c .b 0, 85 .25.450
- ab=0, 85.cb=0, 85 x256 ,500=218, 025
a < ab, maka dipakai rumus :
-
126970

As= As '
(
Pu e−d +
Pu
)
2 . β . f ' c .b
=
(
126970 812 , 1147−427 , 5+
2.(0, 85 . 25' 450 )
fy (d−d ' ) 400 (427 , 5−92 , 5 )
= 370,7274 mm2
1
As min(1 Ag)=0,01 x ( xπx 450 2 )=1590 , 4313
- 4
karena As < As min, digunakan As min, yaitu As perlu sebesar
1590,4313 mm2
Maka digunakan Tulangan 4D25 (As terpasang = 1963,4954 mm2)

5.6.2 PENULANGAN GESER TIANG PANCANG


 Vu = 2235,9537 kg = 22359,537 kg N
Vu 22359,537
Vn= = =37265 , 895 N
 φ 0,6
1 1
Vc= √ f ' c .b . d= √25 . 450 . 427 , 5=160312 , 5 N
 6 6
Periksa Vu> φ Vc :
Vu 22359,537
Vu= = =0, 1162 Mpa
 b . d 450 . 427 ,5
1 1
Vu= √ f ' c= √ 25=0, 8333 Mpa
 6 6
 φ Vc = 0,6 x 0,8333 = 0,5000
Karena Vu < φ Vc, maka digunakan tulangan praktis
d 427 , 5
= =213 ,750 mm
Smaks < 2 2 , maka diambil S sebesar 200 mm.
Digunakan tulangan sengkang φ 8 – 200.

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 81


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Gambar 5.4 Penulangan Tiang pancang

5.7.PENURUNAN ELASTIK TIANG

Penurunan elastik pada tiang dibagi menjadi 2 perhitungan yaitu, penurunan elastik tiang
tunggal dan penurunan elastik tiang kelompok.
5.7.1 Penurunan Elastik Tiang Tunggal

Perhitungan penurunan elastik tiang tunggal menggunakan beberapa formula sebagai


berikut :

(
Cs= 0,93+0,16 .
√)L
D
. Cp

(Qwp +Ɛ . Qws ) . L
S 1=
Ap+ Ep

Qwp .Cp
S 2=
D . qp

Qws . Cs
S 3=
L . qp

S=S 1+ S 2+S 3

 Perhitungan :
1. Distribusi tahanan kulit ( Ɛ ) = 0,67

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 82


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2. F = 3,00
3. Qb = 47,8645 ton
4. Qs = 223,478 ton
Qb 47,8645
5. Qwp= = =15,9548 ton
F 3
Qs 223,478
6. Qws= = =74,4927 ton
F 3
7. L = 20 m
8. d = 0,45 m
9. Ep = 21.000.000 ton/m2
1 2 1 2 2
10. Ap= π d = π 0,45 =0,159 m
4 4
11. qp = Qb = 47,8645 ton
12. cp = 0,02 ( tabel )

(
13. Cs= 0,93+0,16 .
20
0,45 √ )
.0,02=0,039
(15,9548+ 0,67 .74,4927 ) .20
14. S 1= =0,000062 m = 0,062 mm
0,159+ 21000000
15,9548.0,02
15. S 2= =0,014815 m = 14,815 mm
0,45.47,8645
74,4927.0,039
16. S 3= =0,003035 m=0,3,035 mm
20.47,8645
17. S=0,000062+0,014815+ 0,003035=0,017912 m=17,912 mm

5.7.2 Penurunan Elastik Tiang Kelompok

Sg= (√ ) Bg
DS


Perhitungan :
S1. = 0,017912 m = 1,7912 cm
2.
Bg = 3,5m = 350 cm
d3. = 45 cm
4. Sg= (√
350
45.1,7912 )
=2,0837 cm=20,837 mm
5.8 PENURUNAN KONSOLIDASI KELOMPOK TIANG

Penurunan konsolidasi tiang kelompok dihitung berdasarkan formula sebagai berikut


dengan penurunan konsolidasi pada lempung terkonsolidasi normal terletak pada
kedalaman 13,333 m hingga tanah keras seperti pada gambar 8.1.

Qg
∆ Pi=
( Bg+ Zi ) .(Lg+ Zi)

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 83


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Cc . Hi Po ( i )+ ∆ Pi
∆ Si= log
1+ e 0 ( i ) Po ( i )

Tabel 5.4 parameter penurunan konsolidasi kelompok tiang

No D Λ Hi Zi Bg Lg Po Cc eo pi Si
M Ton/m2 M m M m Ton/m2 Ton/m2 m
lapisan
Lap 1 11 – 2,042 0,667 0,83 3,5 3,5 26,522 0,099 0,6 0,676 0,001127
15 35
Lap 2 15 – 2,042 13 8,16 3,5 3,5 42,337 0,099 0,6 0,093 0,000767
28 7
Lap 3 28 – 2,042 2 15,6 3,5 3,5 56,812 0,099 0,6 0,035 0,000033
30 67
Si total 0,001927
Si = 0,001927 m

Si = 1,927 mm

 Perhitungan po
1. Lapisan 1
'
p0=( 2 ×2,0 )+ (1,5 × 1,676 ) + ( 2× 1,718 ) + ( 2 ×1,588 ) + ( 3,5 ×1,980 ) + ( 2,333 ×2,042 ) +(0,5 ×1,667 ×2,042)=
2. Lapisan 2

'
p0=( 2 ×2,0 )+ (1,5 × 1,676 ) + ( 2× 1,718 ) + ( 2 ×1,588 ) + ( 3,5 ×1,980 ) + ( 2,333 ×2,042 ) + ( 1,667 × 2,042 )+(0,5 ×13

3. Lapisan 3

'
p0=( 2 ×2,0 )+ (1,5 × 1,676 ) + ( 2× 1,718 ) + ( 2 ×1,588 ) + ( 3,5 ×1,980 ) + ( 4 ×2,042 ) + ( 13 ×2,042 ) +(0,5 ×2 ×2,042)

 Perhitungan P
1. Lapisan 1
12,697 2
P1= =0,676 ton/m
( 3,5+ 0,8335 ) ×(3,5+ 0,8335)
2. Lapisan 2
12,697
P2= =0,093 ton/m2
(3,5+ 8,167 ) ×(3,5+8,167)
3. Lapisan 3

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 84


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

12,697
P3= =0,035ton/m2
( 3,5+15,667 ) ×( 3,5+15,667)
 Perhitungan Si
1. Lapisan 1
0,099.1,667 26,522+0,676
S 1= log =0,001127 m=1,127 mm
1+0,60 26,522
2. Lapisan 2
0,099.13 42,337+0,093
S 2= log =0,000767 m=0,767 mm
1+0,60 42,337
3. Lapisan 3
0,099 .2 56,812+0,035
S 3= log =0,000033 m=0,033 mm
1+0,60 56,812
 S total
S=0,001127 +0,000767+ 0,000033=0,001927 m=1,927 mm

5.9 PENURUNAN ELASTIK DAN KONSOLIDASI KELOMPOK TIANG

Total penurunan yang terjadi pada elompok tiang merupankan penjumlahan dari penurunan
elastik dan penurunan konsolidasi.

S elastik = 20,837 mm

S konsolidasi = 1,927mm

S=20,837+ 1,927=22,764 mm=2,2764 cm < Smaks = 20 cm = OK!

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 85


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Gambar 5.5 Penurunan konsolidasi tiang kelompok

5.10 DESAIN PILE CAP

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 86


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Gambar 5.6 potongan melintang pondasi dan tampak atas desain pile cap

Tabel 5.5 Parameter perhitungan Pile Cap

No Parameter Nilai No Parameter Nilai


1 L (m) 20 8 d (cm) 60
2 d (m) 0,45 9 fy (Mpa) 400
3 S (m) 1,525 10 f'c (Mpa) 25
4 b (m) 3,5 11 Qu (ton) 12,697
5 l (m) 3,5 12 Bg (m) 3,8
6 H (cm) 70 13 Lg (m) 3,8
7 d' (cm) 10

 Perhitungan
1. S = 2,5 × 0,45 + 0,02 × 20 = 1,525 m
2. b = 2S + d = 2 × 1,525 + 0,45 = 3,5 m
3. l = 2S + d = 2 × 1,525 + 0,45 = 3,5 m
4. Bg = (2S + d) + 30 = (2 × 152,5)+45+30 = 380 cm = 3,8 m
5. Lg = (2S + d) + 30 = (2 × 152,5)+45+30 = 380 cm = 3,8 m
5.10.1 PERHITUNGAN MOMEN ULTIMIT
Untuk mncari niai Mu, maka struktur pondasi aan dianalisis dengan menganggap
pondasi sebagai tumpuan jepit dan tiang pondasi sebagai Qu, seperti pada gambar :

S = 1,525 m
Qu = 126,97 kN
Mu = 2 × Qu × S
= 2 × 126,97 × 1,525 = 387,258 KN.m
Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 87
TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Mu 387,258
K = 2
= 2
=307,347 KN /m2
b× d 3,5 × 0,6
5.10.2 PENULANGAN PILE CAP

(
1. a= 1−√ 1−
√ )2k
fc ' (
× d= 1−√ 1−
√ 25000)
2 Χ 307,347

0,85× fc ' × a ×b 0,85 ×25 × 7,440× 3500


×600=7,440

2
2. As u= = =1383,375 mm
fy 400
1 1
As= × π ×d = × π × 16 =201,0619 mm2
2 2
3.
4 4
4. Jumlah tuangan (n)
As u 1383,375
n= = =6,8803≈ 10 buah
As 201,0619

5. Jarak antar tulangan (S)


panjang pile cap 380
S= = =38 cm=380 mm ≈ 350 mm
jumlah tulangan 10
Maka jumah tulangan pile cap yang dibutuhkan untuk mendukung pondasi dengan
beban 2971,356 KN adalah 12 Ø 16-350

Cek terhadap niai ρ

Untuk fc’< 30 Mpa, maka β1 = 0,8

510 × β 1 × fc' 510 × 0,8× 25


ρb= = =0,0255
( 600+ fy ) × fy ( 600+ 400 ) × 400

Syarat yang harus dipenuhi :

ρmin < ρ < ρmaks

1. ρmaks = o,75 x ρb = 0,75 x 0,0255 = 0,0191


As 1383,375
2. ρ = = =0,00061
b× d 3800× 600
√ fc ' √ 25
3. ρmin = = =0,003125
4 × fy 4 ×400

ρ = 0,00061< ρmin = 0,0035 < ρmaks = 0,0191, maka digunakan ρmin

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 88


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

BAB VI

GAMBAR DESAIN PONDASI

6.1 DESAIN PONDASI DANGKAL

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 89


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Gambar 6.1 penulangan pondasi dangkal

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 90


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 91


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

BAB VII

PENUTUP

7.1 SIMPULAN

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 92


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Berdasarkan analisis dan perhitungan pada bab-bab sebelumnya dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut :
Pondasi yang dirancang merupakan pondasi dangkal dan pondasi dalam
A. Pondasi Dangkal
1. Kapasitas dukung dan beban maksimum yang diperoleh dari pehitungan adalah
sebagai berikut:
a. Metode Terzaghi (1943)
Kapasitas dukung (qu) = 11802,255 KN/m2, dengan Pmaks = 5658,809 KN >
beban struktur = 362,085 KN (OK)

b. Metode Meyerhof (1955)

Kapasitas dukung (qu) = 17324,599 KN/m2, dengan Pmaks = 8309,534 KN >


beban struktur = 362,085 KN (OK)
c. Metode Schmertmann (1978)
Kapasitas dukung (qu) = 8,967 KN/m2, dengan Pmaks = 43041,6 Kg > beban
struktur = 36209 Kg (OK)
2. Dari ketiga metode tersebut diambil nilai terkecil yaitu Metode Schmertmann (1978)
Kapasitas dukung (qu) = 8,967 KN/m2, dengan Pmaks = 43041,6 Kg > beban struktur
= 36209 Kg (OK)
3. Penurunan Total
S = Si + Sc = 0,00733 m + 0,307 m = 0,378 m
Penurunan total melebihi batas penurunan maksimum menurut (Skempton dan
MacDonald, 1955) untuk pondasi terpisah (isolated foundation) pada tanah lempung
yaitu 65 mm atau 6,5 cm
4. Penulangan Pondasi
Digunakan 4 Ø 16 dan digunakan Ø 20 – 250 untuk sengkang

B. Pondasi dalam
1. Kedalaman pondasi(Df) = 20 m, dengan beban struktur (Pu) =12,697 ton,
kedalaman tanah keras nilai N-SPT > 30 terdapat pada kedalam 15 m dari
permukaan tanah
2. Pondasi yang dirancang aman terhadap tegangan tanah diatas dan dibawah
pondasi karena daya dukung (20,000 Kg/ cm2) lebih besar dari tegangan (12,7834
Kg/cm2) dengan faktor aman (F) = 3
3. Kapasitas daya dukung tiang kelompok yang didapatkan berdasarkan perhitungan
dengan faktor aman (F) = 3 yaitu 1847,1912 ton, jumlah tiang pancang yang

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 93


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

digunaan sebanyak 9 (3x3) dengan diameter 45 cm dan menggunakan tulangan


4D25 namun, karena tiang pabrikasi maka digunakan 10D25 yang terdapat pada
WIKA beton , sedangkan pile cap berdimensi 3,8 m x 3,8 m dengan ketebalan
700 mm mengunakan tulangan 12Ø16-350 mm
4. Pondasi dengan kapasitas daya dukung 1847,1912 ton mampu menahan beban
struktur dengan dengan faktor keamanan (F) = 145,4825
5. Pondasi dengan kapasitas daya dukung 1867,1912 ton mampu menahan momen
penggulingan akibat gaya gesek negatif yaitu dengan faktor keamanan (F) =
3,2118 sehingga tidak dibutuhkan perbaikan tanah untuk mendukung pondasi
6. Perpindahan tiang total akibat beban lateral = 0,50834 cm, dan Momen tiang total
akibat beban lateral = 380,3393 kN.m
7. Penurunan total pada pondasi yang dirancang yaitu sebesar 2,2764 cm dengan
penurunan elastik sebesar 2,0837 cm dan penurunan konsolidasi sebesar 0,1927
cm, penurunan yang terjadi < dari penurunan ijin 20 cm.

7.2 SARAN
Setelah selesai merancang pondasi dangkal, pondasi dalam, dan pile cap maka penulis
dapat memberikan saran sebagai berikut agar perancang pondasi dapat mrancang dengan
baik lagi dan dapat belajar dari kesalahan-kesalahan perancang sebelumnya. Adapun
saran yang bisa penulis berikan sebagai berikut :
1. Dalm merancang kedalaman pondasi perlu diperhatikan letak tanah keras dengan
parameter N-SPT > 30 dan juga tahanan konus pada data sondir, karena semakin
besar nilai N-SPT dan qc maka semakin baik kualitas tanah tersebut untuk
mendukung pondasi
2. Untuk menghitung kapasitas dukung pondasi di perlukan untuk membandingkan
dengan beberapa metode (minimal 3 metode umum) dan ambil nilai kapasitas
dukung yang terkecil agar perancangan pondasi lebih aman, dengan menggunakan
faktor keamanan 2,5 – 3
3. Penentuan metode perhitungan kapasitas dukung harus memperhatikan jenis tanah
pada lokasi perancangan apakah tanah homogen atau non homogen, kohesif atau non
kohesif, sehingga metode yang kita gunakan sesuai dan akurat
4. Apabila penurunan yang terjadi lebih besar dari nilai kapasitas ijin, maka dapat
dilakukan perbaikan tanah pada lokasi perancangan, agar dapat mengurangi
penurunan yang terjadi

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 94


TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

5. Apabila kapasitas dukung mampu menahan beban struktur tetapi tidak mampu
menahan besarnya gaya gesek negatif tiang maka langkah yang dapat diambil antara
lain:
a. Mengurangi jarak antar tiang (berdasarkan Terzaghi dan Peck)
b. Menambah kedalaman pondasi pada tanah keras dan kaku karena tanah keras
mampu meemberi dukungan positif tehadap pondasi dan mengurangi gaya gesek
negatif
c. Menambah jumlah tiang pancang pada tiang kelompok karena semakin banyak
jumlah tiang maka kapasitas dukung pondasi semakin besar namun perlu juga
untuk memperhatikan segi ekonomis dalam perancangan
d. Apabila ketiga poin diatas belum dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut
maka langkah selanjutnya adalah melakukan rencana perbaikan tanah sebelum
merancang kembali pondasi yang ideal terhadap beban struktur dan gaya gesek
negatif.
6. Untuk mempermudah perancangan dan perhitungan gunakan software seperti
Mc.Excel sehingga ketika terjadi perubahan perancanaan, maka nominal angka juga
ikut berubah sesuai dengan rumus yang ditentukan. Selain itu perhitungan
menggunakan Mc.Excel lebih akurat dibandingkan manual karena tidak ada sistem
pembulatan angka di sistemnya.

Tugas Besar Rekayasa Pondasi II 95

Anda mungkin juga menyukai