Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MATA KULIAH

NTSIUM6016TEKNIK PONDASI

Dosen Pembina : Drs. H. Bambang Djatmiko, ST. MT

TUGAS PENGANTAR

I. DATA BEBAN BANGUNAN DAN DATA TANAH


II. MACAM-MACAM PONDASI DANGKAL DAN PONDASI
DALAM

Oleh

Off :A3-13GA
Nama :Daniel Setiawan
NIM :200523629297

PROGRAM S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2022
I. DATA BEBAN BANGUNAN DAN DATA TANAH

1.1. Macam-macam beban pada bangunan gedung tingkat tinggi


 Beban Vertikal

1. Beban mati:

Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu bangunan yang bersifat tetap,
termasuk segala bagian tambahan, mesin-mesin serta perlengkapan tetap yang merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari bangunan itu.

2. Beban hidup:

Beban hidup adalah beban yang sifatnya dapat beubah-ubah atau begerak sesuai
dengan penggunaan bangunan (ruangan) yang bukan bagian dari konstruksi bangunan.
Beban hidup dapat menopang pada beban mati yang dapat berubah dalam jangka waktu
pendek sesuai pergerakan atau pemindahan benda dan dapat juga berubah dalam jangka
waktu panjang. Adapun jenis beban hidup yang ada pada bangunan meliputi: manusia,
furniture, kendaraan, dan gerakan yang terjadi seperti ledakan.

 Beban Horizotal

1. Beban angin:

Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada bangunan atau bagian bangunan
yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Beban agin diperhitungkan karena angin
besar dapat menekan bangunan dan mempengaruhi kekuatannya. Bila kecepatan angin di
suatu daerah rata-rata konstan, maka hal ini dapat disebut statis. Apabila perubahannya
besar maka termasuk tekanan dinamis. Tekanan dinamis ini dipengaruhi oleh factor-faktor
lingkungan seperti kekasaran dan bentuk kerampingan bangunan, dan letak bangunan yang
berdekatan satu sama lain.

2. Beban gempa:

Beban gempa adalah semua beban static ekivalen yang bekerja pada bangunan atau
bagian bangunan yang menirukan pengaruh dari pergerakan tanah akibat gempa itu.
Pengaruh gempa pada struktur ditentukan berdasarkan analisa dinamik, maka yang diartikan
dalam beban gempa yaitu gaya-gaya di dalam struktur tersebut yang terjadi oleh tanah
akibat gempa itu.

3. Tekanan tanah dan air tanah

Tekanan tanah lateral adalah gaya yang di timbulkan oleh akibat dorongan tanah di
belakang struktur penahanan tanah. Besarnya tekanan lateral sangat dipengaruhi oleh
perubahan letak (displacement) dari dinding penahan sifat-sifat tanahnya (Hardiyatmo,
2010).
 Beban additional

Beban additional adalah beban yang memiliki nilai yang lebih besar dari nilai beban
mati atau beban hidup dan merupakan bagian dari struktur yang harus ditinjau. Diantara
beban additional adalah tendon air di atas bangunan, kuda-kuda, tangga, dan lift.

1.2. Macam-macam data tanah untuk perencanaan pondasi

1. Kerapatan relatif tanah


Kerapatan relatif atau relative density digunakan untuk menunjukkan kerapatan
dari tanah berbutir (granular) di lapangan. Kerapatan relatif didefinisikan sebagai
perbandingan antara angka pori tanah pada keadaan paling lepas dan keadaan
tanah di lapangan terhadap perbedaan antara angka pori pada keadaan paling
lepas.

2. LL (Liquid Limit
Adalah keadaan kadar ar pada batas antara kondisi cair dan plastits

3. PL (plastic Limit)
Adalah keadaan kadar air pada kedudukan antara plastis dan semi padat

4. Batas Susut /Shrinkage(SL)


Adalah batas kadar air yang didefinisikan pada derajat kejenuhan 100% dimana
nilai-nilai dibawahnya tidak akan terdapat perubahan volume tanah apabila
dikeringkan terus

SL = wi (%) - ∆w(%)

wi = kadar air tanah mula


∆w =perubahan kadar air

5. Liquidity index / Index kecairan


Indeks likuiditas (LI) adalah kadar air tanah asli relatif terhadap kedudukan
plastis dan cair tanah. Indeks likuiditas digunakan untuk menunjukkan kaitan
kadar air di lapangan wN dengan batas plastis dan batas cairnya.

6. Angka pori (e)


Didefinisikan sebagai perbandingan antara besarnya volume ruang kosong dan
volume butir padat. Semakin besar nilai angka pori maka daya dukung tanah
semakin kecil.
e= Vv/Vs
dimana :
Vv= volume pori
Vs=volume butiran tanah

7. Kadar air
Adalah persentase kandungan air pada suatu bahan yang dapat dinyatakan
berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis).
Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen,
sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen

% Kadar Air = (W –W1) x 100/W

Dimana: W = bobot contoh asal dalam gram W1 = bobot contoh setelah


dikeringkan dalam gram 100 = faktor konveksi ke %

8. Berat volume (γb)


Berat volume (BV) tanah merupakan rasio antara berat dan volume total contoh
tanah, termasuk volume ruang pori yang ada didalamnya.

γb = W / V
Dengan, γb = Berat volume tanah basah (gram/cm3) W = Berat tanah basah
(gram) V = Volume tanah basah (cm3)

9. Uji Sondir (Soil Test)


Pengujian sondir merupakan salah satu pengujian penetrasi yang bertujuan untuk
mengetahui daya dukung tanah pada setiap lapisan serta mengetahui kedalaman
lapisan pendukung yaitu lapisan tanah keras.

10. Boring Test


adalah pekerjaan pengambilan sample tanah asli untuk mengetahui kondisi tanah
perlayer dan jika dimungkin sampai ke tanah keras. Dalam boring ini sekaligus
dilakukan dengan SPT (standard penetration test) disetiap interval 2,0m.

11. Unconfined Compression (ASTM D.2166) : diperoleh nilai daya dukung


tanah dalam keadaan tanpa tekanan samping (uncofined) yang dinyatakan
dalam satuan kg/cm2.

12. Triaxial UU Test (ASTM D.2850)


Bertujuan untuk mendapatkan nilai kohesi c (kg/cm2) dan sudut gelincir
dalam atau internal friction angel tanpa tekanan pori dan dengan tekanan pori
dinyatakan dalam derajat.

13. Consolidation (ASTM D.2435),


Suatu cara mendapatkan parameter koefisien konsolidasi dan indeks
konsolidasi untuk menghitung penurunan pondasi bangunan.

14. Kohesi tanah (C),


Adalah gaya tarik menarik antara partikel dalam tanah, dinyatakan dalam
satuan berat per satuan luas. Kohesi tanah akan semakin besar jika kekuatan
gesernya makin besar

15. Sudut Geser Tanah (φ),


merupakan sudut yang dibentuk dari hubungan antara tegangan normal dan
tegangan geser di dalam material tanah atau batuan

16. Specific Gravity (Gs)


Adalah perbandingan densitas suatu fluida terhadap fluida standar
(reference)
γs
Gs= γ atau
w

17. Daya dukung tanah


Adalah kemampuan tanah untuk menahan beban konstruksi. Daya dukung
tanah dianalisis agar pondasi tidak mengalami keruntuhan geser (shear
failure) dan penurunan berlebih.

18. Tegangan efektif tanah


Adalah tegangan atau gaya persatuan luas yang ditahan oleh butir-butir tanah
mengesampingkan air dalam tanah

19. Penurunan tanah(S)


Suatu keaadaan tanah turun akibat beban yang dipikul di atasnya.

20. Kurva e dan Log 𝝈


Suatu penggambaran hasil konsolidasi laboratorium dari tanah yang diuji

21. Stabilitas lereng


Suatu keadaan suatu lereng apakah datar atau tidak datar
II. MACAM-MACAM PONDASI DANGKAL DAN PONDASI DALAM

2.1. Macam-macam pondasi dangkal:


1) Pondasi umpak
 Definisi :Adalah pondasi yang terbuat dari beton atau batuan alami dan
memiliki bentuk prisma. Pondasi ini dipasang terpancung ke dalam tanah
dengan ukuran tinggi dan lebar penampang yang berbeda-beda.
 Spesifikasi :
-Pondasi in terdiri dari pasangan batu batu yang disusun bertangga, pasangan
batu kali,cor beton tidak bertulang,batu alam yang dibentuk sedemikian rupa
-Dipasang dibawah tiang penyangga/kolom
-Dipakai untuk bangunan dengan rangka kayu dan dinding dari anyaman
bambu dan 1 lantai
-Pondasi secara manual dengan ukuran penampang atas sebesar 25cm x 25cm,
penampang bawah 60cm x 60cm, dan tinggi 90cm.
 Fungsi:
-Untuk menopang kolom bambu agar tidak terkontaminasi dengan tanah
supaya tidak lapuk
-Pondasi ini juga dapat menahan rumah dari goncangan gempa karena banyak
titik pondasi yang diterapkan pada rumah semacam ini
-support untuk elemen penyangga di ketinggian tertentu
material penyangga dengan tinggi tertentu bisa saja tertekuk jika melebihi
batas, maka dari itu tinggi pijakan pondasi umpak bisa dibuat dibuat lebih
tinggi, supaya tidak perlu memaksakan ukuran tiang penyangga yang terlalu
tinggi.

Gambar 1.1 Pondasi Umpak


2) Pondasi pasangan batu kali
 Definisi :Adalah Pondasi yang terbuat dari batu-batuan yang terkisis aliran air
sungai yang umunya berasal dari sungai dan daerah semacamnya meskipun
Pada praktiknya,potongan pondasi batu kali sebenarnya justru banyak berasal
dari material batu gunung yang memiliki kekuatan setara tetapi ukuran asli
lebih besar dan tekstur lebih kasar.

 Spesifikasi :
-Material batu kali aslinya berbentuk bulat dan keras. Agar dapat dicampur
dengan material lain untuk pondasi rumah, batu kali perlu dipecah terlebih
dahulu.

-Karakter utama dari batu kali adalah ketahanannya terhadap perubahan cuaca,
guncangan, kebocoran air hingga serangan jamur. Batu kali dapat tetap kokoh
meskipun telah berusia lama, oleh karena itu material ini sangat awet sebagai pondasi
bangunan.

-Pondasi ini berbentuk trapesium, dengan ukuran tinggi 60 - 80 cm, lebar


bawah 60 - 80 cm, dan lebar atas 25 - 30 cm.

 Fungsi :
-Mengurangi Resiko Kebocoran
Batu kali mampu meminimalisir segala jenis kebocoran seperti air dan gas.
Bangunan dengan rencana pondasi batu kali cenderung lebih aman dari
kejadian kebocoran gas, banjir, serta tahan dari serangan jamur.

-Tahan Gempa
Berkat karakteristiknya yang kokoh, pemasangan pondasi batu kali cenderung
tahan terhadap guncangan. Anda dapat memadukan metode pelaksanaan
pondasi batu kali dengan pemasangan pile (bore/strauss) untuk meredam
getaran baik dari dalam tanah atau wilayah sekitar bangunan.

Gambar 1.2 Pondasi Pasangan Batu Kali


3) Pondasi foot plat (pondasi plat setempat)
 Definisi :
Pondasi foot plat adalah jenis pondasi beton yang digunakan untuk kondisi
tanah dengan daya dukung tanah (sigma) pada : 1,5 – 2,00 kg/cm2. Pondasi
foot plat ini biasanya digunakan pada rumah atau bangunan gedung 2 – 4
lantai, dengan syarat kondisi tanah yang baik dan stabil.

 Spesifikasi :
-Pondasi footplat harus dibangun pada kedalaman 1-2 meter apabila tanahnya
keras. Tujuannya adalah menghindari gerakan tanah yang mungkin terjadi dan
bisa mempengaruhi posisi pondasinya.

-Biasanya, pondasi seperti ini menggunakan plat berukuran minimal 70 x 70


cm untuk membangun rumah dua lantai.

-Untuk pondasi rumah 2 lantai cukup dengan tinggi 60 ~ 75 cm, lebar sisi atas
20 cm, dan lebar sisi bawah 40 ~ 60 cm.

 Fungsi :

Selain mengokohkan, pondasi footplat juga berfungsi untuk menahan segala


jenis beban, baik hidup, mati, maupun gempa, kemudian diteruskan ke tanah.

Gambar 1.3 Pondasi Foot Plat

4) Pondasi plat menerus


 Definisi :
Dimana pondasi ini pula terbuat dari beton bertulang,ataupun bahan yang
serupa yang berfungsi selain menjadi tumpuan kolom-kolom, berfungsi juga
menjadi tumpuan konstruksi dinding pengganti pondasi pasangan batu
kali menerus.

 Spesifikasi :
-Pondasi ini hanya perlu ditancapkan hingga bagian tanah yang keras,
sehingga tidak perlu menggali tanah lebih dalam lagi.

 Fungsi:
-Menahan bangunan apabila terjadi penyesuain bentuk tanah. Dengan
menggunakan pondasi jenis tapak, bangunan Anda tidak mudah runtuh
meskipun berada di tanah yang labil.
-Menahan beban live load (beban hidup) dalam fungsi bangunan yang sudah
ditentukan.
-Membuat bangunan lebih aman saat terjadi bencana alam, seperti gempa
bumi.
-Menahan beban bangunan secara horizontal dan memastikan tidak ada
struktur yang bergeser.
-Menahan berat total dari bangunan yang dibangun di atasnya.

Gambar 1.4 Pondasi plat menerus

5) Pondasi plat rakit (rafting)


 Definisi:
Pondasi rakit adalah salah satu jenis fondasi dangkal berbentuk seperti rakit
yang terbuat dari plat beton bertulang. Fondasi rakit ini biasa menjadi pilihan
apabila daya dukung tanah rendah atau kecil sehingga tidak memungkinkan
membuat bangunan atau konstruksi yang besar diatasnya.
 Spesifikasi:
-Pondasi Raft biasanya digunakan pada bangunan yang mempunyai basemen
karena akan mengurangi resiko dari momen guling pada bangunan gedung
bertingkat. Semakin tinggi suatu bangunan maka semakin besar momen guling
yang terjadi sehingga untuk mengimbanginya didesain menggunakan lantai
baseman atau pondasi dalam
- Pondasi rakit ini juga bisa kita temui sebagai pondasi yang digunakan untuk
menopang tangki - tangki besar perusahaan atau bangunan bertingkat hingga
10 lantai dan Pondasi rakit biasanya juga dipakai untuk ruang-ruang bawah
tanah (basement) yang dalam
- Perancangan rakit yang paling lazim terdiri dari sebuah pelat beton rata
dengan tebal 0,75 - 2 m, dan dengan alas serta dengan penulangan dua arah
atas dan bawah yang menerus,ketebalannya beragam, yang disesuaikan
kebutuhan bangunan itu sendiri (biasanya 150mm sampai 300mm).
- Minim resiko
jenis pondasi ini memiliki teknis yang baik. seperti ketika terjadi penurunan tanah
maka pondasi ini akan turun secara bahu membahu. ini memberi kelebihan
stuktur bangunan yang bagus di beberapa kesempatan dibanding kan dengan
pondasi lain.
Gambar 1.5 Pondasi Rafting

6) Pondasi sarang labah-labah


 Definisi:
Pondasi KSLL atau konstruksi sarang laba-laba merupakan kombinasi
konstruksi bangunan bawah konvensional yang merupakan perpaduan pondasi
plat beton pipih menerus yang di bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak yang
pipih tinggi dan sistem perbaikan tanah di antara rib-rib.

 Spesifikasi:
- Konstruksi beton pondasi KSLL berupa pelat pipih menerus yang
dibawahnya dikakukan oleh rib – rib tegak yang pipih tetapi tinggi.
- Bentuknya bisa digambarkan sebagai kotak raksasa yang terbalik
(menghadap kebawah).
- konstruksi laba – laba dinilai masih sanggup bertahan ditumbuh beban
hingga lebih dari 80 ton dan juga tahan gempa
- Pembesian rib dan plat cukup dengan pembesian minimum, 120 kg - 150
kg/m3 volume beton rata-rata 0,2 - 0.45 m3 beton/m2
- Dapat diplikasikan untuk gedung bertingkat 2-10 lantai ,ekonomis dan ramah
lingkungan
- Memamfaatkan tanah hingga mampu berfungsi sebagai struktur bawah
dengan komposisi lebih kurang 85% tanah dan 15% beton.

 Fungsi:
berfungsi sebagai penyebar tegangan atau gaya-gaya yang bekerja pada kolom
dan juga dapat menahan gempa
Gambar 1.6 Pondasi KSLL

7) Pondasi cakar ayam


 Definisi :
Salah satu metode rekayasa teknik dalam pembuatan pondasi bangunan.
Disebut pondasi cakar ayam karena bentuknya memang mirip seperti kaki
hewan unggas tersebut, di mana di bagian bawah terdapat pipa-pipa beton
yang menyerupai cakar alam

 Fungsi:
Fungsinya mencengkeram kuat tanah di bawahnya agar bangunan yang
dibangun di atasnya benar-benar berdiri kokoh.

 Spesifikasi :
-Spesifikasi pipa-pipa pada pondasi cakar ayam umunya:
 Diameter 120 cm
 Ketebalan 8 cm
 Panjang 150-200 cm
 Jarak pipa 2,0-2,5 meter
- Seluruh isi pondasinya benar-benar berisi beton padat yang kuat. Tak ada
celah atau ruangan untuk drainase seperti yang ada
pada pondasi konvensional.
-Pondasi ini dapat dibuat dan ditanam dengan kedalaman antara 60 hingga 80
cm saja. Tidak perlu terlalu dalam karena bebannya pun tidak
seberat rumah 2 lantai atau lebih.
Gambar 1.7 Pondasi Cakar Ayam

8). Pondasi Sumuran


 Definisi :
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal
dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak pada
kedalaman yang relatif dalam.(Prospeku 2021)

 Spesifikasi:
-Diameter lubang ini cukup besar dengan variasi 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan
400 cm, sehingga memungkinkan untuk dimasuki orang.
- umumnya, pondasi sumur digunakan pada konstruksi bangunan di atas tanah
yang keras dan punya kedalaman sekitar 3-5 meter.
-Saat proses pembangunan rangka, polusi suara yang dihasilkan cenderung
minim.

 Fungsi :
Untuk memperkokoh tanah bangunan. Misalnya saja, gedung atau rumah yang
akan Anda bangun berada di kawasan pinggiran bukit atau tanah berbatu
Gambar 1.8 Pondasi Sumuran

9.) Pondasi strauss pile


 Definisi:
Strauss pile adalah salah satu model pondasi infrastruktur yang dibuat tanpa
adanya bantuan mesin kompleks. Dengan kata lain, tanah galian untuk
menanam dasar bangunan ini sebagian besar merupakan hasil kerja manual
tenaga manusia menggunakan bor auger. (Pinhome n.d.)

 Fungsi:
meneruskan beban-beban diatasnya kelapisan tanah dasar yang lebih keras,
cara pembuatannya juga sama yaitu tanah di lobangi dengan cara di bor
kemudian dimasukkan besi tulangan yang sudah diinstall lalu dilakukan
pengecoran.

 Spesifikasi:
-Ukuran pengeboran bisa disesuaikan dengan aturan metode tiang strauss,
sekitar 25 cm hingga 30 cm.
-Retakan tanah cukup minim
Tidak bisa dipungkiri apabila terkadang proses pemasangan pondasi akan
menyebabkan adanya retakan tanah bukan? Tapi apabila Anda menggunakan
cara diatas dijamin retakan tanah akan lebih minim. Sebab prosesnya akan
bertumpu pada lapisan bawah tanah bagian dalam.
Gambar 1.9 Pondasi Strauss Pile

2.2. Macam-macam Pondasi Dalam


2.1.1. Pondasi tiang pancang:
1). Tiang kayu
 Definisi :
Tiang pancang kayu adalah pondasi yang terbuat dari batang pohon yang
cabang-cabangnya telah di potong dengan hati-hati biasanya diberi bahan
pengawet dan di dorong dengan ujungnya yang kecil sebagai bagian yang
runcing.
(Sipil n.d.)
 Fungsi :
Tiang pancang jenis ini biasanya dipakai sebagai penyangga rumah-rumah
tradisional yang ada di Indonesia.

 Spesifikasi :
-Kekuatan tariknya besar sehingga pada waktu di angkat untuk pemancangan
tidak menimbulkan kesulitan seperti pada tiang pancang beton precast
Gambar 2.1 Pondasi Tiang Pancang Kayu

2). Tiang beton bertulang (bermacam –macam


penampang)
 Definisi:
Precast renforced concrete pile merupakan pondasi tiang pancang yang
terbuat dari beton bertulang dengan proses tatakan dan dicor dalam acuan
beton / bekisting, kemudian saat sudah cukup kuat, maka material tersebut
diangkat dan dipancangkan. (Nurhikmah 2020)

 Fungsi:
menerima serta mentransfer beban dari struktur atas ke tanah yang terletak
pada kedalaman tertentu.

 Spesifikasi:
-Pembuatan pondasi tiang pancang dilakukan di tempat khusus yaitu di sebuah
pabrik dan baru di panjang sesuai dengan umur beton setelah 28 hari
- Spek umum
Mutu Beton : K450.
Tulangan Utama : 4D13mm.
Tulangan Spiral : Polos diameter 6mm.
Daya Dukung Axial : 40 Ton.
Tebal Plat Sambung : 5mm.
Panjang : 6m.

Gambar 2.2 Pondasi Tiang Beton Bertulang

3). Tiang profil baja


 Definisi :
Jenis tiang pancang ini dari profil baja.
Nama lain pondasi tiang pancang baja ini yaitu steel pile.
Pada penggunaannya, rongga tiang pancang baja kemudian diisi dengan beton
agar lebih kokoh.

 Spesifikasi :
Yang umum seperti :
Tiang segiempat, panjang sisi : 25 cm
Mutu Beton : K-450
Ukuran dan jumlah baja tulangan : 4D13mm atau
4D16mm
Tulangan spiral : ø 5 mm (0,2 mm toleransi)
Luas baja tulangan l: 8,04 cm²
Luas penampang tiang netto : 617.00 cm²
Gambar 2.3 Pondasi Tiang Profil Baja

2.2.2. Pondasi Pierce:


Jenis pondasi piers merupakan pondasi yang memiliki fungsi untuk meneruskan
beban berat struktural pada suatu bangunan. Hal ini dilakukan dengan cara
menggali tanah sampai dalam, kemudian jenis pondasi piers dipasang ke dalam
tanah yang sudah digali tersebut.
Jenis pondasi piers biasanya dibuat menggunakan beton bertulang precast.
Biasanya Balok beton diafragma yang digunakan harus mengikuti setiap ukuran
ketinggian pondasi yang direncanakan.(SNI 03-4434 1997)

Gambar 2.1.2 Pondasi piers


2.2.3. Pondasi Caison:
1) Kaison terbuka
 Definisi:
Kaison jenis ini berbentuk kotak/ silinder yang terbuka bagian atas dan bawahnya
selama pelaksanaan konstruksi. (Ilmuteknikipil.com n.d.)

 Spesifikasi :
Bahan dinding pondasi yang digunakan dalam tipe ini dapat terbuat dan kayu,
batu pecah, atau beton bertulang dan biasanya dibuat pada tanah yang
mempunyai muka air tanah cukup dalam, sehingga tanah dapat dengan mudah
dikeluarkan dari dalam silinder/kotak tersebut.

 Fungsi :
Untuk menahan beban di atasnya dan diterapkan pada rumah biasa pada
umumnya

Gambar 3.1 Pondasi kaison terbuka


2) Kaison bertekanan
 Definisi:
Bilamana dijumpai pekerjaan pondasi dengan tekanan air cukup besar
(pondasi di laut), maka digunakan sistem Pnuematik caisson

 Spesifikasi:
Pondasi jenis ini mempunyai ruangan khusus sebagai tempat kerja dengan
tekanan dalam ruangan tersebut lebih tinggi dari tekanan atmosfir, dengan
tujuan untuk mencegah rembesan air dan bawah agar tidak masuk kedalam
ruangan kerja
Gambar 3.2 Pondasi kaison bertekanan

 Fungsi :
mengirimkan beban besar yang harus melaalui air atau material jelek sebelum
mencapai tanah pendukung yang kuat.

3). Kaison tertutup (Box caisson)

 Definisi :
Bentuk pondasi biasanya adalah kotak /silinder dengan sisi bagian atasnya
terbuka, sedangkan sisi bawah tertutup

 Spesifikasi:
Pondasi jenis ini mempunyai ruangan khusus sebagai tempat kerja dengan
tekanan dalam ruangan tersebut lebih tinggi agar tidak masuk kedalam
ruangan kerja

 Fungsi:
Untuk menjamin stabilitas pondas, selama penarikan biasanya di dalam
pondasi diberi pemberat berupa pasir.
Gambar 3.3 Pondasi kaison tertutup
DAFTAR PUSTAKA

Ilmuteknikipil.com. n.d. “Tipe-Tipe Kaison.”

Nurhikmah, Siti. 2020. “Penjelasan Lengkap Pondasi Tiang Pancang Beserta Jenis,
Keunggulan, Dan Kelemahannya.” Retrieved
(https://artikel.rumah123.com/penjelasan-lengkap-pondasi-tiang-pancang-beserta-
jenis-keunggulan-dan-kelemahannya-64629).

Pinhome. n.d. “Apa Itu Pondasi Strauss Pile?”

Prospeku. 2021. “Pondasi Sumuran, Detail Dan Kelebihannya Pada Konstruksi.”

Sipil, Sudut. n.d. “Pondasi Tiang Pancang Kayu.” Retrieved


(https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/pondasi-tiang-pancang-kayu).

SNI 03-4434. 1997. “Sni 03-4434.” 1–25.

Anda mungkin juga menyukai