Anda di halaman 1dari 15

STUDI EFISIENSI LEBAR ALAS DINDING PENAHAN TANAH TIPE GRAVITY

PADA DPT RT 02 RW 03 KELURAHAN CIBULUH BOGOR


DENGAN MENGGUNAKAN SAP2000

Budi Dwi Santoso1, Hikmad Lukman2, Wiratna3

ABSTRAK
Dinding penahan tanah digunakan untuk menahan tekanan tanah lateral yang ditimbulkan oleh tanah
urugan atau tanah asli yang labil akibat kondisi topografinya. Tujuan dari studi ini adalah untuk
mengetahui efisiensi lebar alas dari dinding penahan tanah tipe gravity pada RT 02 RW 03 Kelurahan
Cibuluh, Bogor sehingga stabil terhadap gaya guling, geser, dan daya dukung tanahnya. Perhitungan
tekanan tanah aktif dihitung dengan menggunakan Teori Rankine sedangkan perhitungan tekanan
tanah aktif gempa dihitung dengan persamaan Mononobe-Okabe serta perhitungan stabilitas terhadap
keruntuhan kapasitas dukung tanah dihitung berdasarkan persamaan Terzaghi berdasarkan data-data
karakteristik keteknikan (c dan Ø ). Hasil analisis dinding penahan dengan menggunakan data tanah
hasil uji laboratorium dengan lebar alas (L) 1,8 meter sampai dengan 1,2 meter didapatkan bahwa
lebar alas yang paling efisien untuk tekanan tanah aktif dan tekanan tanah aktif gempa sehingga stabil
terhadap gaya guling, geser, dan daya dukung tanahnya adalah 1,8 meter.Berdasarkan analisa gaya-
gaya dalam menggunakan software SAP2000 dilakukan pada 3 model berdasarkan perletakannya,
diperoleh diagram tegangan yang menyatakan bagian-bagian yang tidak aman adalah area yang
berwarna merah dan ungu dimana masing-masing model mengalami tegangan sebesar -11,451
kg/cm2, -0,670 kg/cm2, -4,500 kg/cm2.

Kata kunci: Dinding penahan tanah, Gravity, Efisiensi lebar alas, Gaya-gaya dalam, SAP2000.

1. PENDAHULUAN keselamatan karena kesalahan yang terjadi


dalam pembangunan dinding penahan tanah
Tanah merupakan aspek penting dalam dapat berakibat fatal yaitu kerugian harta dan
perencanaan Dinding penahan tanah. Oleh hilangnya korban jiwa.
karena itu, sangat penting untuk memperhatikan
faktor kestabilan tanah. Salah satu cara yang Dinding penahan dapat dikatakan aman apabila
digunakan untuk melakukan pengendalian dinding penahan tersebut telah diperhitungkan
kestabilan tanah agar tak mengalami faktor keamanannya, baik terhadap bahaya
kelongsoran adalah dengan membangun pergeseran, bahaya penggulingan, penurunan
dinding penahan tanah. daya dukung tanah, dan sliding/longsor. Pada
dinding penahan, perhitungan stabilitas
Dinding Penahan Tanah (DPT) adalah suatu merupakan salah satu aspek yang tidak boleh
struktur konstruksi yang dibangun untuk diabaikan maupun dikesampingkan, karena
menahan tanah yang mempunyai stabilitas dinding penahan sangat
kemiringan/lereng tertentu dimana kemantapan mempengaruhi desain dinding penahan itu
tanah tersebut tidak dapat dijamin oleh tanah sendiri, serta kondisi tanah disekitar bangunan
itu sendiri. Bangunan dinding penahan tanah tersebut. Selain itu, perencanaan dimensi harus
digunakan untuk menahan tekanan tanah lateral memperhatikan sisi efisiensinya. Salah satu cara
yang ditimbulkan oleh tanah urugan atau tanah untuk melakukan efisiensi yakni dengan
asli yang labil akibat kondisi topografinya. melakukan analisis pada lebar alas. Salah satu
contoh yang dapat kita lihat adalah pada proyek
Keadaan dinding penahan tanah yang kuat dan pembangunan DPT pada RT 02 RW 03
stabil adalah hal yang tidak dapat di tawar- Kelurahan Cibuluh, Bogor. Untuk kepentingan
tawar lagi demi keselamatan masyarakat yang analisis dinding penahan tanah ini digunakan
bermukim dipinggir-pinggir daerah yang model SAP2000, model ini terpilih karena
mengandalkan dinding penahan tanah sebagai mempunyai akurasi yang tinggi.
penopang pondasi bangunannya. Pembangunan
dinding penahan tanah haruslah benar-benar
berdasarkan perhitungan kestabilan dan faktor

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 1


2. TINJAUAN PUSTAKA akan lebih ekonomis digunakan bila
ketinggian dinding lebih dari 7 meter.
2.1. Pendahuluan
d. Dinding butters (Butters Wall)
Dinding penahan tanah adalah suatu struktur Dinding Buttress hampir sama dengan
yang berfungsi untuk menstabilkan kondisi dinding kontrafort, hanya bedanya bagian
tanah tertentu yang pada umumnya dipasang kontrafort diletakkan di depan dinding.
pada daerah tebing yang labil. Material Dalam hal ini, struktur kontrafort berfungsi
konstruksi antara lain pasangan batu dengan memikul tegangan tekan. Dinding ini lebih
mortar, pasangan batu kosong, beton, kayu dan ekonomis untuk ketinggian lebih dari 7
sebaginya. Fungsi utama dari konstruksi meter.
penahan tanah adalah menahan tanah yang
berada dibelakangnya dari bahaya longsor
akibat : 2.3. Tekanan Tanah Lateral
1. Benda-benda yang ada atas tanah (perkerasan
& konstruksi jalan, jembatan, kendaraan, dll) Tekanan aktual yang terjadi di belakang dinding
2. Berat tanah penahan cukup sulit diperhitungkan karena
3. Berat air begitu banyak variabelnya. Ini termasuk jenis
4. Gempa bahan penimbunan, kepadatan dan kadar
Dinding penahan tanah seharusnya didesain airnya, jenis bahan di bawah dasar pondasi, ada
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi tidaknya beban permukaan, dan lainnya.
kegagalan konstruksi di kemudian hari yang Tekanan pada dinding akan meningkat sesuai
dapat menimbulkan kerugian. Selain itu dengan kedalamannya. Pada prinsipnya
perencanaan dimensi juga harus memperhatikan kondisi tanah dalam kedudukannya ada 3
faktor efisiensinya sehingga tidak terjadi kemungkinan, yaitu :
pemborosan bahan dan anggaran dana yang
berlebihan. a. Tekanan Tanah Dalam Keadaan Diam

2.2. Tipe Dinding Penahan Tanah Rasio tekanan arah horizontal dan tekanan
arah vertical dinamakan “koefisien tekanan
a. Dinding Gravitasi (Gravity wall) tanah dalam keadaan diam” Ko, atau:
Dinding ini biasanya di buat dari pasangan
σh
batu kali atau dari beton tanpa tulangan. Ko =
σv
Stabilitas konstruksinya diperoleh hanya Karena 𝜎𝑣 = 𝛾ℎ , maka,
dengan mengandalkan berat sendiri
konstruksi. Biasanya tinggi dinding tidak σh = Ko (γh)
lebih dari 4 meter.
Sehingga koefisien tekanan tanah dalam
b. Dinding penahan kantilever (Kantilever keadaan diam dapat diwakili oleh hubungan
Retaining Wall) empiris yang diperkenalkan oleh Jaky
Dinding penahan kantiliver dibuat dari beton (1994):
bertulang yang tersusun dari suatu dinding
vertical dan tapak lantai. Masing – masing Ko = 1 − sin ϕ
berperan sebagai balok atau pelat
kantiliver.Biasanya ketinggian dinding ini Dimana:
tidak lebih dari 6 – 7 meter. Ko = Tekanan tanah dalam keadaan diam
ϕ = Sudut geser tanaah
c. Dinding conterfort (Counterfort Wall)
Apabila tekanan tanah aktif pada dinding b. Tekanan Tanah Aktif
vertical cukup besar, maka bagian dinding
vertical dan tumit perlu disatukan ( Seperti ditunjukkan pada Gambar 2.7, akibat
kontrafort ) Kontrafort berfungsi sebagai dinding penahan berotasi ke kiri terhadap
pengikat tarik dinding vertical dan titik A, maka tekanan tanah yang bekerja
ditempatkan pada bagian timbunan dengan pada dinding penahan akan berkurang
interfal jarak tertentu. Dinding kontrafort perlahan-lahan sampai mencapai suatu harga
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 2
yang seimbang. Tekanan tanah yang Seperti ditunjukkan pada Gambar 2, dinding
mempunyai harga tetap atau seimbang penahan berotasi ke kanan terhadap titik A,
dalam kondisi ini disebut tekanan tanah atau dengan perkataan lain dinding
aktif. mendekati tanah isian, maka tekanan tanah
yang bekerja pada dinding penahan akan
bertambah perlahan-lahan sampai mencapai
suatu harga tetap. Tekanan tanah yang
mempunyai harga tetap dalam kondisi ini
disebut tekanan tanah pasif.
Menurut teori rankine:
1
Pp = γH 2 Kp
2
Gambar 1. Dinding yang berotasi akibat tekana
tanah aktif. Harga Kp untuk tanah datar adalah:
Menurut teori Rankine: 1+sin ϕ ϕ
Kp = = tan2 (450 + )
1−sin ϕ 2
1
Pa = γH 2 Ka
2
Dimana:
Harga Ka untuk tanah datar adalah: Kp = Koefisien tanah pasif
𝛾 = Berat isi tanah
1−sin ϕ ϕ H = Tinggi dinding
Ka = = tan2 (45° − ) ϕ = Sudut geser tanah
1+sin ϕ 2

Dimana: Tekanan utama arah horizontal untuk


Ka = Koefisien tanah aktif kondisi pasif adalah:
γ = Berat isi tanah
1
H = Tinggi dinding Pp = γH 2 Kp + 2c√Kp H
2
ϕ = Sudut geser tanah
Dimana:
tekanan utama arah horizontal untuk kondisi Pp = Tekanan tanah pasif
aktif adalah: Kp = Koefisien tanah pasif
1 𝛾 = Berat isi tanah
Pa = γH 2 Ka − 2c√Ka H H = Tinggi dinding
2
ϕ = Sudut geser tanah
Dimana:
𝑃𝑎 = Tekanan tanah aktif d. Tegangan Tanah Lateral saat Gempa
𝐾𝑎 = Koefisien tanah aktif
𝛾 = Berat isi tanah 1. Metode Mononobe-Okabe (1924)
H = Tinggi dinding
𝜙 = Sudut geser tanah Berikut adalah analisa perhitungan tegangan
lateral tanah pada saat gempa menurut
c. Tekanan Tanah Pasif metode Mononobe-Okabe:

𝑃𝐸 = 𝑃𝐴𝐸 − 𝑃𝐴

1
𝑃𝐴𝐸 = . 𝛾 . 𝐻 2 (1 − 𝐾𝑣 ) 𝐾𝐴𝐸
2

Gambar 2. Dinding yang berotasi melawan


tekanan pasif.

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 3


𝑎ℎ = Percepatan gempa pada tanah arah
horizontal

3. Metode Wood (1973)

Pada metode ini tanah dimodelkan sebagai


material homogen elastic linier yang berada
Dimana: diantara dua dinding kaku, dan dasar kaku.
𝑃𝐴𝐸 = Total tegangan lateral aktif Besarnnya nilai Fp didapatkan dari Gambar
𝑃𝐴 = Tegangan lateral aktif Coulomb 4, dengan mengunakan nilai poisson ratio
𝑃𝐸 = Tegangan lateral aktif gempa (υ) terhadap perbandingan panjang basement
H = Tinggi struktur penahan tanah dan tinggi basement (L/H)
Kh = Koefisien gempa horizontal
Kv = Koefisien gempa vertical
𝛾 = Berat jenis tanah
g = gravitasi
𝑎ℎ = Percepatan puncak batuan dasar

Percepatan batuan dasar dapat dilihat pada


gambar wilayah gempa SNI 1726;2012

Gambar 4. Faktor Resultan Gaya pada


Gambar 3. Wilayah Gempa Indonesia Dinding Kaku. (Lateral Earth Pressure Static
& Seismic Pseudo Static Analysis, Gouw, 2010)
2. Metode Seed and Whitman (1970)
menurut metode Wood
Metode yang juga dikembangkan
berdasarkan metode limit state analyses, 𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑥
𝑃𝐸 = 𝐹𝑝 . . 𝛾 . 𝐻2
dimana pada metode ini analisa perhitungan 𝑔
tegangan lateral saat gempa adalah sebagai Dimana:
berikut : 𝐹𝑝 = Faktor tekanan dinamis
L = Panjang struktur
1
PA = γ H2 Ka H = Tinggi struktur
2 𝛾 = Berat jenis tanah
3 ah,max g = gravitasi )
PE = γ H2 𝑎ℎ = Percepatan gempa horizontal
8 g υ = Poisson ratio tanah
𝑃𝐴𝐸 = 𝑃𝐴 + 𝑃𝐸
2.4. Stabilitas Dinding Penahan Tanah
Dimana:
𝑃𝐴𝐸 = Total tegangan lateral aktif a. Stabilitas Terhadap Penggulingan
𝑃𝐴 = Tegangan lateral aktif Coulomb
𝑃𝐸 = Tegangan lateral aktif saat gempa Tekanan tanah lateral yang diakibatkan oleh
H = Tinggi struktur penahan tanah tanah urugan dibelakang dinding penahan,
cendrung menggulingkan dinding dengan
𝛾 = Berat jenis tanah
pusat rotasi pada ujung kaki depan pondasi.
g = gravitasi
Momen penggulingan ini, dilawan oleh
momen akibat berat sendiri dinding penahan
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 4
dan momen akibat berat tanah di atas plat Distribusi tekanan pada dasar dinding
pondasi. Faktor keamanan terhadap guling penahan dapat dihitung sebagai berikut:
didefinisikan :
𝐵 Σ𝑉 6𝑒
Apabila e < maka, q = (1 ± )
ΣMR 6 𝐵 𝐵
FSguling = > 1,5
ΣMo
Dimana: 𝐵 2V
Apabila e > maka, q =
6 3 (𝐵−2𝑒)
Σ𝑀𝑅 = Jumlah momen yang menahan
guling Kapasitas daya dukung tanah dihitung
Σ𝑀𝑜 = Jumlah momen dari gaya-gaya yang dengan menggunakan persamaan Terzaghi:
menyebabkan momen guling
𝑞𝑢 = 𝑐 𝑁𝑐 + 𝑞 𝑁𝑞 + 0,5 𝛾 𝐵 𝑁𝛾
b. Stabilitas terhadap Penggeseran
Dimana:
Gaya-gaya yang menggeser dinding penahan 𝑞= 𝛾𝐷
tanah akan ditahan oleh:
Nc, Nq, N𝛾 = Faktor kapasitas daya dukung
- Gesekan antara tanah dan dasar pondasi
Terzaghi.
- Tekanan tanah pasif didepan dinding
penahan
Faktor keamanan terhadap keruntuhan
Faktor keamanan terhadap stabilitas geser
kapasitas daya dukung didefinisikan
dapat dinyatakan dengan rumus:
sebagai:
ΣV tan ϕ+B ca +Pp
FSgeser = > 1,5 𝐹=
𝑞𝑢
> 3.
Pa
𝑞

Dimana:
Σ𝑉 = Berat total DPT
2.5. Program SAP2000
B = Lebar DPT
Pp = Tegangan tanah pasif SAP2000 menyediakan beberapa pilihan.
Pa = Tegangan tanah aktif Antara lain membuat model struktur baru.
memodifikasi dan merancang (mendisain)
c. Stabilitas terhadap keruntuhan daya element struktur. Semua hal tersebut dapat
dukung dilakukan melalui user interface yang sama.
Program ini dirancang sangat interaktif,
sehingga beberapa hal dapat dilakukan,
misalnya mengontrol kondisi tegangan pada
elemen struktur, mengubah dimensi batang, dan
mengganti peraturan (code) perancangan tanpa
harus mengulang analisis struktur. Untuk
pembahasan ini menggunakan SAP2000 dengan
tinjauan secara 2 dimensi.

a. Input Model

Input model atau input data merupakan


Gambar 5. Kontrol terhadap keruntuhan memasukan nilai-nilai yang telah di hitung
daya dukung tanah. (Diktat Kuliah Teknik manual ataupun nilai-nilai hasil pengujian
Pondasi II,2012) dari laboratorium. Adapun tahapan dalam
Momen pada titik C Input model sebagai berikut :

𝑀𝑛𝑒𝑡 = Σ𝑀𝑅 − Σ𝑀𝑜 1. Memulai membuat file baru


2. Definisi material(define materials)
Eksentrisitas dapat diperoleh dari 3. Definisiproperti (define section properties)
4. Definisi beban (define loadpatterns)
𝐵 𝐵 Σ𝑀𝑅− Σ𝑀𝑜 5. Definisi kombinasi beban (define load
𝑒= − 𝐶𝐸 , atau 𝑒 = = combination)
2 2 Σ𝑉

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 5


6. Penggambaran (draw) RW 03 Kelurahan Cibuluh Kecamatan Bogor
7. Gabungan bagian-bagian beban (joint Utara, pada kali Cibuluh.
patterns)
8. Penandaan beban area (assign area loads) 3.3. Metode Pengumpulan Data
9. Penandaan jenis perletakan (assign joint
restraint) a. Data Sekunder

b. Analizys Model Data sekunder yang diprioritaskan adalah


dengan cara mengambil data hasil pengujian
Untuk menentukan jenis analisa klik tanah yang dilakukan di laboratorium
analyze-set analysis option.Untuk Mekanika Tanah Dan Beton Teknik Sipil
menetukan kasus beban yang akan dianalisa Universitas Pakuan Bogor, disertai dengan
klik analyze-set load case to run memilih melakukan tahap observasi dilapangan pada
bebab-beban yang akan di analisa dengan dinding penahan tanah RT 02 RW 03
mengganti aksi (action) beban menjadi run Kelurahan Cibuluh Kecamatan Bogor Utara.
sedangkan beban yang tidak akan di analisa Data hasil pengujian tanah dapat dilihat pada
diganti aksinya menjadi do not run. Untuk tabel 1 dibawah ini :
memulai analisa klik analyze-run analysis.
Tabel 1. Hasil pengujian tanah. (Sumber:
c. Output Data Laboratorium Mekanika Tanah dan Beton
Universias Pakuan.)
Output data merupakan data keluaran yang
dihasilkan melalui proses analisis yang
dilakukan program SAP2000. Output data
berupa deformasi, reaksi, gaya, tegangan,
dan lainnya.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai


tahapan-tahapan atau metodologi penelitian
untuk menentukan hasil yang ingin dicapai
sesuai dengan tujuan yang ada. Mulai dari
lokasi penelitian, pengumplan data, pengolahan
data, parameter-parameter yang diperlukan.

3.1. Objek Kajian

Dalam penyusunan tugas akhir ini yang


digunakan sebagai objek kajian atau objek yang
dianalisis adalah dinding penahan tanah pada
RT 02 RW 03, Kelurahan Cibuluh, Bogor. DPT
ini dibangun pada tebing yang berada di
pinggiran Kali Cibuluh, supaya tidak terjadi
longsor yang diakibatkan oleh terkikisnya dasar
tebing oleh aliran air mengalir sehingga dapat Gambar 6. Potongan melintang lereng
membahayakan rumah-rumah warga yang
berada diatasnya. Dinding penahan tanah ini
termasuk jenis dinding penahan yang terbuat
dari batu kali (gravity).

3.2. Lokasi Kajian


Lokasi objek yang dikaji atau objek yang
dianalisis yaitu dinding penahan tanah di RT 02

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 6


dihitung kembali dengan analisis lebar 1.5
meter dan 1.2 meter.

c. Menghitung berat sendiri DPT dan


momen yang bekerja

Perhitungan berat sendiri konstruksi akan


diperlukan untuk meninjau kestabilan
dinding gravitasi terhadap gaya-gaya
eksternal yang diterima. Berat sendiri
konstruksi dianggap sebagai gaya-gaya
Gambar 7. Potongan melintang DPT. vertical dengan titik tangkap keseimbangan
gaya berdasarkan bentuk penampangnya.
b. Metode Observasi
d. Menghitung Stabilitas Dinding
Metode observasi ini digunakan sebagai Penahan Tanah
suatu pemahaman terhadap objek yang
dianalisis, sehingga mengetahui secara pasti Masing-masing DPT dengan Lebar alas
tentang kondisi dan gambaran objek yang yang sudah di tentukan diatas di hitung
dianalisis. kestabilannya sehingga diketahui apakah
dengan lebar alas yang lebih kecil DPT
c. Metode Wawancara tersebut aman terhadap gaya guling, gaya
geser, dan daya dukung tanah.
Metode wawancara ini diperlukan untuk
melengkapai data-data yang dibutuhkan e. Kontrol Gaya-Gaya dalam Dengan
yang sekiranya belum tertulis ataupun belum Progam SAP2000
tersurat. Dengan mewewancarai pihak-pihak
yang bersangkutan dengan objek kajian atau Kontrol gaya-gaya dalam konstruksi dinding
objek yang dianalisis, juga terhadap pihak penahan tanah menggunakan bantuan
lain yang memahami pada objek kajian dan software SAP2000 dengan metode plane
analisanya. strain dimana penampang dinding penahan
tanah dibagi menjadi pias-pias untuk
3.4. Metode Analisis ketelitian analisa. Jenis beban yang
digunakan pore pressure yang
a. Menghitung Tekanan Tanah Lateral mendefinisikan beban tanah. Analisa yang
digunakan yaitu analisa plane frame.
untuk mengetahui gaya horizontal yang di
akibatkan tekanan-tekanan tanah tersebut 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
perlu dihitung koefisien tanah aktif (tekanan
tanh pasif tidak di perhitungkn) 4.1. Parameter Tanah Lokasi
menggunakan teori Rankine untuk
mengubah tekanan-tekanan tanah tersebut Parameter yang digunakan adalah sebagai
menjadi gaya horizontal tegak lurus bidang berikut:
vertical dinding. Untuk koefisien tanah aktif
saat gempa menggunakan teori Mononobe- Berat volume tanah (γ) : 1,372 ton/m3
Okabe. Kohesi (c) : 1,080 ton/m2
Muka air tanah : -3,70 m
b. Menganalisis Lebar Alas DPT Berat volume air tanah(γω) : 1,000 ton/m3
Berat volume tanah jenuh (γsat) : 1,519 ton/m3
Dalam penelitian ini dilakukan analisis Berat volume tanah terendam(γ’) : 0,519 ton/m 3
terhadap lebar alas DPT dengan cara Sudut geser dalam tanah (ᴓ) : 23°
menghitung stabilitas DPT tersebut dengan
lebar alas yang lebih kecil dari ukuran yang
sudah ada. Dimana dalam penelitian ini
ditinjau DPT dengan lebar alas 1.8 meter

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 7


4.2. Perhitungan Tekanan Tanah Lateral b. Tekanan Tanah aktif

Koefisen tanah aktif



𝐾𝑎 = 𝑡𝑎𝑛2 (45 − )
2
= tan2 (45 – 23/2)
= tan2 (33,5)
= 0,44

a. Tegangan tanah aktif

Gambar 9. Diagram Tekanan Tanah Aktif

1
Pa1 = 0,804 . (3,7 – 2,368)
2
= 0,535 ton/m

Pa2 = 0,804 . 1,8


Gambar 8. Diagram Tegangan Tamah Aktif = 1,447 ton/m
1
Z=0 σa = −2𝑐 √𝐾𝑎 Pa3 = 0,411 . 1,8
2
= - 2 . 1,080 √0,44 = 0,370 ton/m
= - 1,430 ton/m2
1
Pa4 = 1,8 . 1,8
2
Z = Hw σa = 𝐾𝑎 𝐻𝑤 𝛾 − 2𝑐 √𝐾𝑎 = 1,620 ton/m
= 0,44 . 3,7 . 1,372 – 1,430
= 2,234 – 1,430 ƩPa = Pa1 + Pa2 + Pa3 + Pa4
= 0,804 ton/m2 = 0,535 + 1,447 + 0,370 + 1,620
= 3,972 ton/m
Z=? 𝐾𝑎 𝑍 𝛾 − 2𝑐 √𝐾𝑎 = 0
0,44 . Z . 1,372 – 1,430 = 0 Momen akibat Tekanan tanah aktif
0,604 Z = 1,430
1,430 1
Z= = 2,368 m MPa1 = Pa1 (( 1.322) + 1,8)
0,604 3
= 0,535 . 2,244 = 1,200 ton.m/m
Z=H σa=𝐾𝑎 𝛾 ′ (𝐻 − 𝐻𝑤 ) + 𝐾𝑎 𝐻𝑤 𝛾
1
− 2𝑐 √𝐾𝑎 MPa2 = Pa2 ( 1,8 )
2
= 0,440 . 0,519 . (5,5 – 3,7) + 0,804 = 1,447 . 0,9 = 1,302 ton.m/m
= 0,411 + 0,804
= 1,215 ton/m2 1
MPa3 = Pa3 ( 1,8 )
3
= 0,370 . 0,6 = 0,222 ton.m/m
Akibat muka air
σa = 𝛾𝑤 (𝐻 − 𝐻𝑤 ) 1
= 1 (5,5 – 3,7) = 1,8 ton/m2 MPa4 = Pa4 ( 1,8 )
3
= 1,620 . 0,6 = 0,972 ton.m/m

ƩMPa = MPa1 + MPa2 + MPa3 + MPa4


= 1,200 + 1,302 + 0,222 + 0,972
= 3,696 ton.m/m

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 8


𝐵 1,8
4.3. Menghitung berat sendiri DPT dan = 0,042 < = = 0,3
6 6
momen yang bekerja
𝐵
a. DPT Dengan Lebar Alas 1,8 m Karena e < , maka:
6
Σ𝑉 6𝑒
q= (1 ± )
𝐵 𝐵
1. Gaya Vertikal dan Momen Yang Bekerja 12,771 6 . 0,042
= (1 ± )
1,8 1,8
2
qmax = 8,088 ton/m
qmin = 6,101 ton/m2

q u = c Nc + q Nq + 0,5 γ BNγ
Dimana:
q = 𝛾′ 𝐷 = 0,519 . 1 = 0,519 ton/m2
Nc, Nq, N𝛾 = Faktor kapasitas daya dukung
Terzaghi
∅ = 23° Nc = 22,14; Nq =
10,59; N𝛾 = 7,36

Gambar 10. Gaya vertikal akibat berat 𝑞𝑢 = 𝑐 𝑁𝑐 + 𝑞 𝑁𝑞 + 0,5 𝛾′ 𝐵𝑁𝛾


sendiri DPT dengan lebar 1,8 m = 1,08 . 22,14 + 0,519 . 10,59 + 0,5
. 0,519 . 1,8 . 7,36
Tabel 2. Gaya vertikal dan momen yang = 23,911 + 5,496 + 3,438
bekerja DPT dengan lebar alas 1,8 m = 32,845 ton/m2
𝑞
Fs = 𝑢 > 3
𝑞
32,845
= >3
8,088
= 4,061 > 3 ..........(Aman)

2. Stabilitas Dinding Penahan Tanah b. DPT Dengan Lebar Alas 1,5 m

Stabilitas terhadap guling 1. Gaya Vertikal dan Momen Yang Bekerja


Σ𝑀𝑅
Fs Guling = > 1,5
Σ𝑀0
Σ𝑀𝐺
= > 1,5
Σ𝑀𝑃𝑎
15,722
= > 1,5
3,696
= 4,254 > 1,5 ..........(Aman)

Stabilitas terhadap geser


Σ𝐹𝑅
Fs Geser = > 1,5
Σ𝐹𝑑
𝐶 𝐵+ Σ𝑉 tan 𝜙
= > 1,5
Σ𝑃𝑎
1,08 . 1,8+12,771 tan 23°
= > 1,5
3,972
7,365 Gambar 11. Gaya vertikal akibat berat
= > 1,5 sendiri DPT dengan lebar 1,5 m
3,972
= 1,854 > 1,5 ..........(Aman)
Tabel 3. Gaya vertikal dan momen yang
bekerja DPT dengan lebar alas 1,5 m
Stabilitas terhadap daya dukung tanah
Mnet = ƩMR – ƩM0
= 15,722 – 3,696 = 12,026 ton.m
Eksentrisitas
𝐵 𝑀𝑛𝑒𝑡
e= −
2 Σ𝑉
1,8 12,026
= −
2 12,771

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 9


2. Stabilitas Dinding Penahan Tanah c. DPT Dengan Lebar Alas 1,2 m

Stabilitas terhadap guling 1. Gaya Vertikal dan Momen Yang Bekerja


Σ𝑀𝑅
Fs Guling = > 1,5
Σ𝑀0
Σ𝑀𝐺
= > 1,5
Σ𝑀𝑃𝑎
11,593
= > 1,5
3,696
= 3,137 > 1,5 ..........(Aman)

Stabilitas terhadap geser


Σ𝐹𝑅
Fs Geser = > 1,5
Σ𝐹𝑑
𝐶 𝐵+ Σ𝑉 tan 𝜙
= > 1,5
Σ𝑃𝑎
1,08 . 1,5 + 11,121 tan 23°
= > 1,5
3,972
6,341
= > 1,5 Gambar 12. Gaya vertikal akibat berat
3,972
= 1,596 > 1,5 ..........(Aman) sendiri DPT dengan lebar 1,2 m

Stabilitas terhadap daya dukung tanah Tabel 4. Gaya vertikal dan momen yang
Mnet = ƩMR – ƩM0 bekerja DPT dengan lebar alas 1,2 m
= 11,593 – 3,696 = 7,897 ton.m

Eksentrisitas
𝐵 𝑀𝑛𝑒𝑡
e= −
2 Σ𝑉
1,5 7,897
= −
2 11,121 2. Stabilitas Dinding Penahan Tanah
𝐵 1,8
= 0,04 < = = 0,3
6 6
Stabilitas terhadap guling
𝐵 Σ𝑀𝑅
Karena e < , maka: Fs Guling = > 1,5
6 Σ𝑀0
Σ𝑉 6𝑒 Σ𝑀𝐺
q= (1 ± ) =
Σ𝑀𝑃𝑎
> 1,5
𝐵 𝐵
11,121 6 . 0,04 8,010
= (1 ± ) =
3,696
> 1,5
1,5 1,5
2 = 2,167 > 1,5 ..........(Aman)
qmax = 8,600 ton/m
qmin = 6,228 ton/m2
Stabilitas terhadap geser
Σ𝐹𝑅
q u = c Nc + q Nq + 0,5 γ B Nγ Fs Geser = > 1,5
Σ𝐹𝑑
Dimana: 𝐶 𝐵+ Σ𝑉 tan 𝜙
q = 𝛾′ 𝐷 = 0,519 . 1 = 0,519 ton/m2 = > 1,5
Σ𝑃𝑎
1,08 . 1,5+9,471 tan 23°
Nc, Nq, N𝛾 = Faktor kapasitas daya dukung = > 1,5
3,972
Terzaghi 5,316
∅ = 23° Nc = 22,14; Nq = = > 1,5
3,972
10,59; N𝛾 = 7,36 = 1,338 > 1,5 ...(Kurang Aman)

𝑞𝑢 = 𝑐 𝑁𝑐 + 𝑞 𝑁𝑞 + 0,5 𝛾 𝐵 𝑁𝛾 Stabilitas terhadap daya dukung tanah


= 1,08 . 22,14 + 0,519 . 10,59 + 0,5 Mnet = ƩMR – ƩM0
. 0,519 . 1,5 . 7,36 = 8,010 – 3,696 = 4,314 ton.m
= 23,911 + 5,496 + 2,712
𝐵 𝑀𝑛𝑒𝑡
= 32,119 ton/m2 Eksentrisitas e = −
𝑞 2 Σ𝑉
Fs = 𝑢 > 3 =
1,2

4,314
𝑞
32,119 2 9,471
= >3 𝐵 1,8
8,600 = 0,144 < = = 0,3
6 6
= 3,735 > 3 ..........(Aman)

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 10


𝐵 =
Karena e < , maka:
6 𝑐𝑜𝑠 2 (23+0−7,33)
Σ𝑉 6𝑒
q= (1 ± ) sin(23+0) .sin(23−7,33−0)
𝐵 𝐵 cos 7,33 . 𝑠𝑖𝑛2 0 .sin(0+7,33+0) [1+ √ cos(0+0+7,33)cos(0+0) ]²
9,471 6 . 0,144
= ( 1 ± ) 0,927
1,2 1,2 =
2 2
qmax = 13,575 ton/m 0,391 . 0,27
0,992 . 1 . 0,992 [1+ √ 0,992 .1 ]
qmin = 2,210 ton/m2
= 0,54
q u = c Nc + q Nq + 0,5 γ B Nγ 1
Dimana: 𝑃𝑎𝑒 = 𝛾 𝐻 2 (1 − 𝐾𝑣 ) 𝐾𝑎𝑒
2
1
q = 𝛾′ 𝐷 = 0,519 . 1 = 0,519 ton/m2 = 1,372 . 5,5² . (1 – 0,051) 0,54
2
Nc, Nq, N𝛾 = Faktor kapasitas daya dukung = 10,630 ton
Terzaghi
∅ = 23° Nc = 22,14; Nq = ∆𝑃𝑎𝑒 = 𝑃𝑎𝑒 − 𝑃𝑎 .
10,59; N𝛾 = 7,36 = 10,630 – 3,972
= 6,658 ton
𝑞𝑢 = 𝑐 𝑁𝑐 + 𝑞 𝑁𝑞 + 0,5 𝛾′ 𝐵 𝑁𝛾 1
𝑀𝑃𝑎𝑒 = 𝐻 ∆𝑃𝑎𝑒
= 1,08 . 22,14 + 0,519 . 10,59 + 0,5 . 2
1
0,519 . 1,2 . 7,36 = 5,5 . 6,658
2
= 23,911 + 5,496 + 2,292 = 18,310 ton.m
= 31,699 ton/m2
𝑞
Fs = 𝑢 > 3 Stabilitas DPT akibat tekanan tanah aktif
𝑞
31,699 gempa
= >3
13,575
= 2,335 > 3 ..........( Kurang Aman) Stabilitas terhadap guling
Σ𝑀𝑅
Fs Guling = > 1,5
4.4. Perhitungan Tekanan Tanah Aktif Σ𝑀0
Σ𝑀𝐺
Gempa = > 1,5
Σ𝑀𝑃𝑎
15,722
= > 1,5
Berdasarkan peraturan gempa SNI 1726;2012 18,31
percepatan puncak batuan dasar untuk wilayah = 0,86 < 1,5 ..........(Tidak Aman)
Bogor dengan percepatan gempa sebagai
berikut: Stabilitas terhadap geser
Σ𝐹𝑅
Fs Geser = > 1,5
1,2 1,2 Σ𝐹𝑑
Kh = = = 0,122 𝐶 𝐵+ Σ𝑉 tan 𝜙
𝑔 9,81 = > 1,5
0,5 0,5 Σ𝑃𝑎
Kv = = = 0,051 1,08 . 1,8+12,771 tan 23°
𝑔 9,81 = > 1,5
𝐾 6,658
𝜓= 𝑡𝑎𝑛−1 ( ℎ ) =
7,365
> 1,5
1− 𝐾𝑣
6,658
0,122
= tan (-1
) = 1,1 < 1,5 ..........(Kurang Aman)
1−0,051
= 7,33⁰
Stabilitas terhadap daya dukung tanah
𝛽 = 0 (Muka belakang tembok tegak) Mnet = ƩMR – ƩM0
𝛼 = 0 (Permukaan tanah datar) = 18,31 – 15,722 = 2,588 ton.m
𝛿 = 0 (Sudut geser dinding)
Eksentrisitas
𝐵 𝑀𝑛𝑒𝑡
Perhitungan tekanan tanah aktif akibat e= −
2 Σ𝑉
gempa menggunakan metode Mononobe 1,8 2,588
= −
– Okabe. 2 12,771
𝐵 1,8
= 0,697 > = = 0,3
6 6

𝐵
Karena e > , maka:
6
2V
q=
3 (𝐵−2𝑒)

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 11


2 . 12,771
=
3 (1,8−(2 . 0,697))
c. Mendefinisikan penampang area dengan
qmax = 20,970 ton/m2 tipe (plane strain) dengan ketebalan
penampang (thickness) 1m.
q u = c Nc + q Nq + 0,5 γ B Nγ

Dimana:
q = 𝛾′ 𝐷 = 0,519 . 1 = 0,519 ton/m2
Nc, Nq, N𝛾 = Faktor kapasitas daya
dukung Terzaghi
∅ = 23° Nc = 22,14; Nq =
10,59; N𝛾 = 7,36

𝑞𝑢 = 𝑐 𝑁𝑐 + 𝑞 𝑁𝑞 + 0,5 𝛾′ 𝐵 𝑁𝛾
= 1,08 . 22,14 + 0,519 . 10,59 + 0,5 .
0,519 . 1,8 . 7,36
= 23,911 + 5,496 + 3,438
= 32,845 ton/m2
𝑞 Gambar 14. Definisi Penampang Area Tipe
Fs = 𝑢 > 3 Plane Strain
𝑞
32,845
= >3
20,970
d. Mendefinisikan nama gabungan bagian
= 1,566 < 3 ..........(Kurang Aman)
(joint pattern) yaitu gabungan pattern
yang ada untuk mendefinisikan pola
4.5. Kontrol Gaya-Gaya Dalam Dinding pembebanan tanah berdasarkan gabungan
Penahan Tanah pattern. Nama pattern yang digunakan
yaitu lateral dan Pae.
Langkah– langkah dalam pengontrolan gaya-
gaya dalam dinding gravitasi dengan bantuan e. Mendefinisikan bagian-bagian beban
software SAP2000 metode plane strain sebagai (load pattern )yang ada yaitu beban mati
berikut : dinding (dead) dengan (selfweight
multiplier)1, sedangkan beban tanah
a. Membuat pemodelan penampang dinding (selfweight multiplier) 0.
gravitasi menggunakan model
grid(gridonly) f. Mendefinisikan kombinasi pembebanan
(load combination). Beban mati dan
tanah masing-masing dengan skala factor
1.

Gambar 13. Kotak Dialog Inisial Model


Baru

b. Mendefinisikan material dinding


gravitasi dengan spesifikasi material
sebagai berikut :
Berat volume(w) : 2200 Kg/m3
Tegangan tekan ijin (f’c) : 15 Mpa Gambar 15. Definisi Kombinasi Pembebanan
Modulus elastisitas (E) : 18203,022
MPa

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 12


g. Menggambar penampang terapesium j. Menandai beban pada area penampang
dinding (draw poly area) sesuai dengan (assign area loads) pada seluruh element
dimensi, bentuk dinding, jenis objek plane bagian kiri dengan tipe area pore
property yang telah didefinisikan pressure load yang berasal dari joint
sebelumnya. pattern yang didefinisikan sebelumnya
dengan factor pengali sebesar 1.
h. Membagi area penampang (divided area) k. Model 1: Menandai perletakan dinding
dengan pias sebesar 0.1 untuk ketelitian gravitasi (assign joint restraint). seluruh
analisa. joint pada dasar tandai dengan joint
spring yang mendefinisikan daya dukung
tanah sebesar 32.845 kg/m2 pada
translation 3 (arah sumbu koordinat Z).
Model 2: Menandai perletakan dinding
gravitasi (assign joint restraint). Jenis
perletakan jepit ditempatkan di ujung
kaki DPT, seluruh joint pada dasar
ditandai dengan joint spring yang
mendefinisikan daya dukung tanah
sebesar 32.845 kg/m2 pada translation 3
(arah sumbu koordinat Z). Model ini
mendefinisikan saat DPT menahan gaya
guling.
Gambar 16. Pembagian Pias Area
Model 3: Menandai perletakan dinding
Penampang
gravitasi (assign joint restraint). seluruh
joint pada dasar tandai dengan perletakan
i. Membuat pola pembebanan (assign joint
roll. Model ini mendefinisikan saat DPT
pattern) pilih seluruh pertemuan (joint)
menahan gaya geser.
yang berada disebelah kiri penampang
karena permukaan dinding sebelah kiri
l. Menentukan tipe analisa(set analysis
menerima tekanan tanah. Input nilai
option) dengan tipe plane frame. Setelah
constant C sebesar tekanan tanaharah
itu tentukan kasus beban yang dianalisa
horizontal 3972/5.50 (5.50adalah tinggi
yaitu beban mati (dead) dan tekanan
dinding) sedangkan constant D sebesar
tanah (lateral dan Pae) .Run analysis
tekanan tanaharah horizontal 3972 kg.
untuk menganalisa.
Begitu juga dengan tekanan tanah akibat
gempa yaitu 6658/5.5 pada constant C
m. Mengeluarkan hasil (output) analisa
dan 6658 kg pada constant D.
software SAP2000 berupa deformasi
(display-show deformed shape) dan
tegangan maximum (display-show
forces/stress-planes)

Gambar 17. Pembebanan Metode Gambar 18. Deformasi dan Tegangan


X,Y,Z Multipliier Dinding Gravitasi model 1

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 13


Berdasarkan diagram tegangan pada Gambar 5. KESIMPULAN DAN SARAN
18 dimana DPT di beri perletakan spring,
Sebagian besar penampang konstruksi 5.1. Kesimulan
dinding gravitasi aman dari kerusakan
kecuali area yang berwarna ungu mengalami Dari pembahasan pada BAB IV, mengenai
tegangan sebesar -11,451 kg/cm2. efisiensi lebar alas dinding penahan tanah
tipe Gravity di RT 02 RW 03 Cibuluh,
Bogor, yang telah dianalisa untuk lebar alas
sebesar 1,8 m, 1,5 m, dan 1,2 m, dapat di
ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Akibat tekanan tanah aktif, DPT


dengan lebar alas 1,8 m dan 1,5 m
aman terhadap gaya guling, geser, serta
daya dukung. Sedangkan dengan lebar
alas 1,2 m DPT kurang aman terhadap
daya dukung tanah, maka lebar alas
yang efisien mampu menahan gaya
guling, gaya geser, dan daya dukung
tanah akibat tekanan tanah aktif adalah
Gambar 19. Deformasi dan Tegangan Dinding
lebar alas 1,5 m.
Gravitasi model 2
2. Tekanan tanah aktif akibat gempa
mengakibatkan DPT dengan lebar alas
Pada gambar 19, memperlihatkan gaya-gaya
1,8 tidak aman terhadap gaya guling
dari dalam konstruksi DPT yang di beri
dan kurang aman terhadap gaya geser
perletakan spring dan jepit kemungkinan
dan daya dukung tanah.
akan mengalami ketidak amanan khususnya
3. Lebar alas yang paling efisien adalah
pada daerah-daerah yang berwarna merah
lebar 1,8 meskipun kurang aman
dan kerusakan yang paling parah akan
menahan tekanan aktif akibat gempa,
ditimbulkan pada daerah yang berwarna
dikarenakan di wilayah Bogor jarang
ungu mengalami tegangan sebesar -0,670
terjadi gempa.
kg/m2.
4. Hasil analisis kontrol gaya-gaya dalam
yang bekerja pada DPT dengan
perangkat lunak SAP2000 dengan 3
model menghasilkan ketidak amanan
(dapat dilihat pada gambar 4.19,
gambar 4.20, dan gambar 4.21 daerah
yang berwarna ungu), terbukti pada
tabel Element Stresses – Area Planes
pada kolom S12 yaitu dengan nilai
tegangan masing-masing sebesar -
11,451 kg/cm2, -0,670 kg/cm2, -4,500
kg/cm2.

Gambar 20. Deformasi dan Tegangan Dinding 5.2. Saran


Gravitasi model 3
1. Agar lebih akurat harus dilakukan juga
Pada gambar 20, memperlihatkan gaya-gaya uji laboratorium untuk tanah pada dasar
dari dalam konstruksi DPT yang di beri dinding DPT untuk perhitungan daya
perletakan roll sebagian besar aman terhadap dukung tanah.
kerusakan kecuali pada daerah berwarna merah 2. Pada analisis menggunakan SAP2000
dan ungu yang mengalami tegangan sebesar - gunakanlah pias yang terkecil supaya
4,500 kg/cm2. mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 14


PUSTAKA 6. Unggono, 1984. Mekanika Tanah, Nova,
Bandung.
1. Analisis dinding penahan tanah dengan 7. Universitas Gunadharma, 1997.
perhitungan manual (http://pdf-search- Rekayasa Pondasi I Konstruksi Penahan
engine.com diakses tanggal 12 Oktober Tanah, Gunadharma, Jakarta.
2016)
2. Analisis dinding penahan tanah dengan RIWAYAT PENULIS
perhitungan Manual dan kontrol gaya-gaya
dalam yang bekerja Pada dinding penahan 1) Budi Dwi Santoso, ST. (Alumni 2017)
tanahDengan metode sap2000 plane-strain Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik
(http://pdf-search-engine.com diakses Universitas Pakuan Bogor.
tanggal 23 Desember 2016) 2) Ir. Hikmad Lukman, MT. Dosen Program
3. Christady Hardiyatmo, Hary, 2006. Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Mekanika Tanah I, Edisi ke-4, Gadjah Mada Universitas Pakuan Bogor.
University Press, Yogyakarta. 3) Ir. Wiratna Tri N., MT. Dosen Program
4. Hardjowigeno, Sarwono, 2010. Ilmu Tanah. Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Cetakan ke-7, Akademika Pressindo, Jakarta. Universitas Pakuan Bogor.
5. Tata cara perencanaan ketahanan gempa
untuk struktur bangunan gedung dan non
gedung, SNI 1726;2012

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 15

Anda mungkin juga menyukai