Anda di halaman 1dari 45

Bismillaahirrahmanirrahiim

DINDING penahan tanah/ dpt (Retaining Wall)


&
timbunan

Dasar perencanaan dinding


penahan tanah
Tim Geoteknik -Teknik Sipil UMSby

www.um-surabaya.ac.id UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA, Surabaya - Indonesia


Application of Retaining Wall
 Dinding penahan tanah merupakan salah satu struktur yang
berfungsi untuk menjaga kestabilan dari suatu timbunan tanah,
sehingga timbunan tersebut tidak bergerak atau longsor.
 Suatu konstruksi yang berfungsi untuk menahan tanah lepas/alami
dan mencegah keruntuhan tanah yang miring atau lereng yang
kemampatannya tidak dapat dijamin oleh lereng itu sendiri
(Sudarmanto, 1996).
 Tingginya timbunan tanah di belakang dinding penahan
cenderung menimbulkan geser dan momen guling pada struktur
dinding penahan tanah.
 Struktur dinding penahan tanah juga kerap ditemui pada bagian
abutmen jembatan dan sebagai struktur dinding basement pada
struktur gedung bertingkat
Struktur yang didesain dan dibangun untuk menahan tekanan tanah lateral.
Tekanan tanah lateral dipengaruhi oleh tanah di belakang dinding, beban
yang bekerja di atas tanah, serta air.
Parameter tanah yang mempengaruhi tekanan tanah lateral adalah berat
volume tanah (γ), sudut geser dalam tanah (φ), dan kohesi (c).
Tekanan tanah lateral dapat menyebabkan dinding penahan bergerak dan
terjadi kelongsoran tanah.
Proyek dengan DPT :
- Perlindungan tebing, bangunan ruang bawah tanah (basement), jalan
raya, pangkal jembatan (abutment), irigasi
Kestabilan DPT kaku dipengaruhi :
- Berat sendiri struktur
- Berat tanah yang berada di atas plat pondasi
Kestabilan DPT lentur (Turap/Sheet Pile) Dipengaruhi:
- Kedalaman pemancangan
Types of
retaining wall
Cantilever Gravity Wall

Counterfort
Cantilever
retaining
wall
walls
Types of retaining wall
In DESIGN a retaining wall, we need to know
 The basic soil properties of soil behind the wall, such as unit weight,
friction angle, cohesion.
 Two major steps in design
Calculate the lateral earth pressure, and check for
stability: including overturning, sliding and bearing capacity
failures
 Use lateral earth pressure theory and bearing capacity theory
 Check each component of the structure for adequate strength
and determine the steel reinforcement of each component
 Dinding Gravitasi (Gravity Wall)
Dinding penahan yang terbuat dari beton tak bertulang
atau pasangan batu. Kekuatan dinding tergantung BS.
Umumnya tinggi dinding tidak lebih dari 4 m.
Direncanakan agar tidak menimbulkan teg tarik akibat
gaya yg bekerja pada dinding.
 Dinding Semi Gravitasi (Semi Gravity Wall)
Dinding gravitasi yang berbentuk lebih ramping,
sehingga memerlukan penulanan pada struktur di bagian
dinding. Tulangan berfungsi sebagai pasak yang
menghubungkan bagian dinding dan pondasi.
Tipe Dinding Penahan Tanah

 Dinding Kantilever (Cantilever Wall)


Dinding dari beton bertulang berbentuk huruf T
terbalik. Tulangan berfungsi untuk menahan momen
dan gaya lintang. Umumnya tinggi dinding tidak lebih
dari 6 - 7 M.

 Dinding Kontrafort (Counterfort Wall)


Dinding dari beton bertulang dengan penambahan
plat/dinding penguat vertikal di bagian dalam
dinding penahan tanah, dengan jarak tertentu. Ruang
di antara kontrafort diisi dengan tanah. Umumnya
digunakan bila tinggi dinding lebih dari 7 M.
 Tanah Material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral
padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari
bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai
dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara
partikel-partikel padat tersebut.
 Jenis Tanah :
- Kerikil
- Pasir
- Lanau
- Lempung
tanah

Gambar Penampang Komposisi Tanah

Berat volume tanah (γ)


Kohesi (c)
Sudut gesek dalam (φ)
tanah

TIPE TANAH TIMBUNAN (TERZAGHI & PECK, 1948) :


1. Tanah berbutir kasar, tanpa campuran partikel halus, sangat lolos air (pasir bersih
atau kerikil).
2. Tanah berbutir kasar dengan permeabilitas rendah karena tercampur oleh partikel
lanau.
3. Tanah residu (residual soil) dengan batu-batu, pasir berlanau halus dan material
berbutir dengan kandungan lempung yang cukup besar.
4. Lempung kaku atau sedang yang diletakkan dalam bongkahan-bongkahan dan
dicegah terhadap masuknya air hujan ke dalam sela-sela bongkahan tersebut saat
hujan atau banjir. Jika kondisi ini tidak dapat dipenuhi, maka lempung sebaiknya
tidak dipakai untuk tanah timbunan. Dengan bertambahnya kekakuan tanah
lempung maka bertambah pula bahaya ketidakstabilan dinding penahan akibat
infiltrasi air yang bertambah dengan cepat.
tanah

• Proses pemadatan tanah timbunan harus dilakukan lapis per lapis.


• Untuk menghindari kerusakan pada dinding penahan tanah dan tekanan
tanah lateral yang berlebihan, digunakan alat pemadat yang ringan.
• Pemadatan yang berlebihan dengan alat yang berat akan menimbulkan
tekanan tanah lateral yang lebih besar daripada tekanan yang ditimbulkan
oleh tanah pasir yang tidak padat.
• Tanah timbunan harus dipadatkan lapis per lapis dengan ketebalan
maksimum 22,5 cm.
• Timbunan tanah yang terkena air hujan akan meningkatkan kadar air tanah
(w) sehingga berat volume tanah (γ) akan bertambah pula.
• Jika tidak ada saluran drainasi, air ini akan meresap turun ke bawah
melewati dasar pondasi dan kemudian naik ke permukaan tanah di depan
dinding.
• Air yang merembes melewati tanah urug ini akan mengakibatkan :
• Berat tanah urug bertambah
• Gaya angkat (uplift) akan timbul pada permukaan bidang runtuh
• Gaya angkat timbul pada dasar pondasi dinding penahan
• Pengurangan tekanan tanah pasif di depan dinding
Pengaruh rembesan

 Dengan Bertambahnya Berat Volume Tanah, Maka


Tekanan Tanah Akan Bertambah Pula.
 Jika Tanah Urug Berupa Lanau Atau Tanah Berlempung,
Perancangan Dinding Penahan Tanah Sebaiknya
Berdasarkan Pada Kondisi Jenuh Air Karena Cenderung
Menahan Air Pada Jangka Waktu Yang Lama.

 Rembesan ke atas pada bagian depan dinding akan mengurangi berat


volume efektif tanah.
 Bila rembesan sangat besar, tanah bagian depan akan kehilangan beratnya
sehingga tanah dalam kondisi mengapung. Untuk mengurangi besarnya
rembesan, dinding penahan tanah perlu dilengkapi dengan saluran drainasi
yang dapat dilakukan dengan menggunakan material granuler.
Proportioning retaining wall
proportioning retaining wall

Gravity Wall

Sumber: Braja Das, Principles of foundation Sumber: Herman wahyudi 17


engineering 8th edition
proportioning retaining wall

Cantilever Wall

18
Sumber: Braja Das, Principles of foundation Sumber: Herman wahyudi
engineering 8th edition
proportioning retaining wall

Cantilever Wall

19
proportioning retaining wall

GAMBAR D : GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA DINDING

q = SURCHARGE/BEBAN DIMUKA TANAH

W = BERAT SENDIRI STRUKTUR/DINDING PENAHAN TANAH



P1 = RESULTANT GAYA-GAYA TANAH AKTIF PADA SISI DALAM

P2 = RESULTANT GAYA-GAYA AKIBAT SURCHARGE DIMUKA TANAH

B = RESULTANT GAYA-GAYA TANAH PASIF

R = RESULTANT GAYA-GAYA REAKSI TANAH PADA LANDASAN

S = RESULTANT GAYA-GAYA UP-LIFT (TEKANAN AIR KEATAS)
JIKA ADA AIR TANAH :

PW = RESULTANT GAYA HIDROSTATIK  SISI DALAM


PW ' = RESULTANT GAYA HIDROSTATIK  SISI LUAR


FW = RESULTANT GAYA HIDRODINAMIK  SISI DALAM
(JIKA AIRNYA MENGALIR)

GAYA-GAYA KHUSUS LAINNYA :


− KARENA PERLETAKAN JEMBATAN
− KARENA GAYA ANGKER DISISI DALAM
− GAYA-GAYA TUMBUKAN (KAPAL) DARI SISI LUAR, DLL
1.STABILITAS :
 Terhadap guling (overturning stability) a)
 Stabilitas terhadap geser (sliding stability) b)
 Stabilitas terhadap kapasitas dukung c) & d)
 Stabilitas terhadap penurunan
 Stabilitas global atau lereng/ overall stability
2. GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA DINDING PENAHAN ADALAH :
 Berat sendiri dinding penahan (W)
 Tekanan tanah lateral aktif total tanah urug (pa)
 Tekanan tanah lateral pasif total tanah urug (pp)
 Tekanan air pori (pw atau u)
 Reaksi tanah dasar (R)
a) b)

c) d)
Bearing capacity failure Deep shear failure
Stability of Retaining Wall

Overturn

Slide

bearing capacity

Settlement
23
Check for Overturning
OVERTURNING)

• Tekanan tanah lateral yang diakibatkan oleh


tanah urug di belakang dinding penahan tanah
cenderung untuk menggulingkan dinding dengan
pusat rotasi pada ujung kaki depan di dasar
dinding penahan tanah.
• Momen penggulingan ini dilawan oleh momen
akibat berat sendiri dinding penahan tanah dan
momen akibat berat tanah di atas pelat
pondasi.
Check overtuning

Check for Overturning

26
Check overtuning

Check for Overturning


The overturning moment

27
Check overtuning

Check for Overturning


The resisting moment

28
Check overtuning

Check for Overturning


The resisting moment

29
Check for SLIDING
 Gaya-gaya yang menggeser dinding penahan
tanah akan ditahan oleh :
- Gesekan antara tanah dengan dasar pondasi
- Tekanan tanah pasif bila di depan dinding
penahan tanah terdapat tanah timbunan
Check sliding

Check for Sliding along the base

32
Check sliding

Check for Sliding along the base

33
Check sliding

Check for Sliding along the base

34
Check for BEARING CAPACITY
 Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas
dukung adalah
𝑞𝑞𝑢𝑢
𝐹𝐹 = ≥ 3
𝑞𝑞
dimana:
qu = kapasitas dukung ultimit
q = tekanan akibat beban struktur
Check bearing capacity

Tekanan struktur pada tanah dasar pondasi dapat dihitung dengan persamaan :
 Bila dipakai cara lebar efektif pondasi (asumsi meyerhof)
𝑉𝑉
𝑞𝑞 =
𝐵𝐵 ′

dimana : V = beban vertikal total


B‘= B–2E
 Bila distribusi tekanan kontak antara tanah dasar pondasi dianggap linier (cara ini dulu
dipakai bila dalam hitungan kapasitas dukung digunakan persamaan terzaghi)
𝑉𝑉 6 𝑒𝑒
𝑞𝑞 = 1± 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑒𝑒 ≤ 𝐵𝐵⁄6
𝐵𝐵 𝐵𝐵

2 𝑉𝑉
𝑞𝑞𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑒𝑒 > 𝐵𝐵⁄6
3 ( 𝐵𝐵−2 𝑒𝑒 )
Check bearing capacity

Check for Bearing Capacity

38
Check bearing capacity

Check for Bearing Capacity

39
Check bearing capacity

Check for Bearing Capacity

40
 Seperti halnya struktur-struktur lainnya, dinding penahan
tanah juga akan mengalami penurunan yang dapat dihitung
dengan cara yang sama untuk menghitung penurunan pondasi.
 Dinding penahan tanah akan mengalami penurunan akibat
beban dan kemiringan akibat rotasi ujung kaki pondasi.
 Umumnya, dinding penahan tanah akan miring ke arah luar
(menjauhi tanah urug). Dalam perancangan, kemiringan
maksimum dibatasi sampai 0,01 H
( H = tinggi dinding penahan tanah).
Stabilitas Terhadap Penurunan

 Adakalanya dinding penahan tanah miring ke arah dalam (mendekati tanah urug)
karena berat tanah urug dan pondasi dinding penahan menyebabkan penurunan
yang terjadi lebih besar pada tanah pondasi yang berada di bawah tanah urug.
 Untuk itu, perlu dilakukan pengambilan contoh tanah dan pengujian konsolidasi
sebelum pembangunan.
 Kadang-kadang dinding penahan tanah dibangun memanjang sampai beberapa
puluh meter. Pada kondisi tanah dasar yang mungkin bervariasi, penurunan tak
seragam atau miringnya dinding sulit untuk dihindari.
 Untuk itu, sambungan-sambungan dibutuhkan untuk memisahkan bagian-bagiannya
agar penurunan pada bagian yang satu tidak berpengaruh pada bagian yang lain.
 Pada umumnya dimensi dinding penahan tanah ditentukan dengan cara coba-coba. Beberapa percobaan
hitungan tersebut akan menghasilkan bentuk yang dianggap paling cocok dan memenuhi syarat
kestabilannya.
 Dinding gravitasi:
Bentuk dinding penahan tanah harus sedemikian hingga resultan gaya-gaya terletak pada bagian tengah
dengan jarak sepertiga lebar atau e < b/6 (e = eksentrisitas dihitung dari pusat pondasi).
 Dinding kantilever:
Dimensi pelat dasar dinding kantilever dibuat sedemikian hingga eksentrisitas resultan beban terletak
pada e < b/6. Jika resultan beban jatuh di luar daerah tersebut, tekanan pondasi menjadi terlalu besar
dan hanya sebagian luasan pondasi yang mendukung beban.
 Dinding counterfort:
Dinding counterfort digunakan jika tinggi dinding lebih dari 6 m.
FS for the stability of retaining wall

Stability FS
Overturning 2
Sliding 1.5
Bearing Capacity 3

44
Alhamdulillah
Thanks for your attention
Capailah Prestasi Dengan Kerja Keras & Kejujuran

www.um-surabaya.ac.id UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA, Surabaya - Indonesia

Anda mungkin juga menyukai