Anda di halaman 1dari 44

Herlina Susilawati, ST.,M.

Eng

DINDING PENAHAN TANAH (Retaining Wall)

Definisi Dinding Penahan Tanah


Dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menahan tanah lepas
atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang miring atau lereng yang kemantapannya
tidak dapat dijamin oleh lereng tanah itu sendiri. Tanah yang tertahan memberikan dorongan
secara aktif pada struktur dinding sehingga struktur cenderung akan terguling atau akan
tergeser (Tanjung, 2016). Dinding penahan tanah berfungsi untuk menyokong tanah serta
mencegahnya dari bahaya kelongsoran. Baik akibat beban air hujan, berat tanah itu sendiri
maupun akibat beban yang bekerja di atasnya (Tanjung, 2016)

Jenis Dinding Penahan Tanah


Berdasarkan cara untuk mencapai stabilitasnya, maka dinding penahan tanah dapat
digolongkan dalam beberapa jenis yaitu dinding gravitasi, dinding kantilever, dinding
counterfort, dinding buttress. Beberapa jenis dinding penahan tanah antara lain:
a. Dinding Penahan Tanah Tipe Gravitasi (Gravity Wall)
Dinding ini dibuat dari beton tidak bertulang atau pasangan batu, terkadang pada
dinding jenis ini dipasang tulangan pada permukaan dinding untuk mencegah retakan
permukaan akibat perubahan temperature (Tanjung, 2016).

Gambar 1. Dinding Penahan Tanah Tipe Gravitasi (gravity wall).


(Sumber: Hardiyatmo, 2014)

1
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

b. Dinding Penahan Tanah Tipe Kantilever (Cantilever Retaining Wall).


Dinding ini terdiri dari kombinasi dinding dengan beton bertulang yang berbentuk
huruf T. Stabilitas konstruksinya diperoleh dari berat sendiri dinding penahan dan
berat tanah di atas tumit tapak (hell). Terdapat 3 bagian struktur yang berfungsi
sebagai kantiliver, yaitu bagian dinding vertikal (steem), tumit tapak dan ujung kaki
tapak (toe). Biasanya ketinggian dinding ini tidak lebih dari 6 – 7 meter (Tanjung,
2016).

Gambar 2. Dinding Penahan Tanah Tipe Kantilever (cantilever retaining wall)


(Sumber: Hardiyatmo, 2014)

c. Dinding Penahan Tanah Tipe Counterfort.


Dinding ini terdiri dari dinding beton bertulang tipis yang di bagian dalam dinding
pada jarak tertentu didukung oleh pelat/dinding vertikal yang disebut counterfort
(dinding penguat). Ruang di atas pelat pondasi diisi dengan tanah urug. Apabila
tekanan tanah aktif pada dinding vertikal cukup besar, maka bagian dinding vertikal
dan tumit perlu disatukan. Counterfort berfungsi sebagai pengikat tarik dinding
vertikal dan ditempatkan pada bagian timbunan dengan interfal jarak tertentu.
Dinding counterfort akan lebih ekonomis digunakan bila ketinggian dinding lebih
dari 7 meter (Tanjung, 2016).

2
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Gambar 3. Dinding penahan tanah tipe counterfort


(Sumber: Hardiyatmo, 2014)

d. Dinding Penahan Tanah Tipe Buttress


Dinding buttress hampir sama dengan dinding counterfort, hanya bedanya bagian
counterfort diletakkan di depan dinding. Dalam hal ini, struktur counterfort berfungsi
memikul tegangan tekan. Pada dinding ini, bagian tumit 10 lebih pendek dari pada
bagian kaki. Stabilitas konstruksinya diperoleh dari berat sendiri dinding penahan
dan berat tanah di atas tumit tapak. Dinding ini dibangun pada sisi dinding di bawah
tertekan untuk memperkecil gaya irisan yang bekerja pada dinding memanjang dan
pelat lantai. Dinding ini lebih ekonomis untuk ketinggian lebih dari 7 meter.
Kelemahan dari dinding ini adalah penahannya yang lebih sulit daripada jenis lainnya
dan pemadatan dengan cara rolling pada tanah di bagian belakang adalah jauh lebih
sulit (Tanjung, 2016).

Gambar 4. Dinding penahan tanah tipe buttress


(Sumber: Maulana, 2019)
3
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Fungsi Dinding Penahan Tanah

Sama seperti namanya, fungsi dinding penahan tanah adalah sebagai tembok yang
menyangga pergerakan tanah. Namun jika ingin meninjaunya lebih lanjut, berikut ini
penjelasan lengkap tentang tiga fungsi dinding penahan tanah, yaitu:
1. Active Lateral Force Soil yaitu fungsi mencegah runtuhnya lateral tanah, misalnya
longsor atau landslide
2. Lateral Force Water yaitu fungsi mencegah keruntuhan tanah lateral yang
diakibatkan oleh tekanan air berlebih
3. Flow net cut off yaitu fungsi memotong aliran air pada tanah

Kegunaan Dinding Penahan Tanah


Dinding penahan tanah sudah digunakan secara luas dalam hubungannya dengan jalan raya,
jalan kereta api, jembatan, kanal dan lainnya. Aplikasi yang umum menggunakan dinding
penahan tanah antara lain sebagai berikut:
a. Jalan raya atau jalan kereta api yang dibangun di daerah lereng.
b. Jalan raya atau jalan kereta api yang ditinggikan untuk mendapatkan perbedaan
elevasi.
c. Jalan raya atau jalan kereta api yang dibuat lebih rendah agar didapat perbedaan
elevasi.
d. Dinding penahan tanah yang menjadi batas pinggir kanal.
e. Dinding khusus yang disebut flood walls, yang digunakan untuk
mengurangi/menahan banjir dari sungai.
f. Dinding penahan tanah yang digunakan untuk menahan tanah pengisi dalam
membentuk suatu jembatan. Tanah pengisi ini disebut approach fill dan dinding
penahan disebut abutments.
g. Dinding penahan yang digunakan untuk menahan tanah di sekitar bangunan atau
gedung – gedung.
h. Dinding penahan tanah yang digunakan sebagai tempat penyimpanan material
seperti pasir, biji besi, dan lain-lain.

4
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Gambar 5. Kegunaan Dinding Penahan Tanah

Terdapat hal-hal mendasar yang berkaitan dengan tekanan tanah lateral pada dinding
penahan tanah, dimana pada umumnya dinding berada di dalam keadaan di bawah ini:
1. Kondisi tekanan tanah pada keadan diam
2. Kondisi tekanan tanah aktif
3. Kondisi tekanan tanah pasif

5
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

TEKANAN TANAH DALAM KEADAAN DIAM (Earth Pressure Rest)

Tekanan Tanah Dalam Keadaan Diam


Tekanan tanah diam akan terjadi dan bekerja pada suatu retaining wall apabila retaining
wall tersebut sama sekali tidak bias bergerak di dalam tanah. Hal ini dinyatakan dengan
persamaan:
P0 = Ko x γ x H
Dengan
γ : Berat volume tanah
Ko : Koefisien tanah pada keadaan diam

Koefisien Tanah Lateral dalam Keadaan Diam (Ko)


Koefisien tanah lateral dimana tanah dalam keadaan diam (at rest) sehingga tidak terjadi
pergerakan pada struktur penahan tanah. Massa tanah berada dalam kondisi elastic
equilibrium.

Gambar 6. Tekanan Tanah Lateral At Rest


(Sumber : Principles of Geotechnical Engineering, Braja M.Das, 5th , 2002)

6
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

TEKANAN TANAH AKTIF DAN PASIF

Koefisien Tanah Lateral Aktif (Ka)


Koefisien tanah lateral dimana tanah bergerak mendorong searah dengan pergerakan tanah.
Massa tanah telah berada dalam kondisi plastic equilibrium.

Gambar 7. Tekanan Tanah Lateral Aktif

Koefisien Tanah Lateral Pasif (Kp)


Koefisien tanah lateral dimana tanah bergerak mendorong berlawanan arah dengan
pergerakan tanah. Massa tanah telah berada dalam kondisi plastic equilibrium.
Terdapat beberapa teori yang biasa digunakan untuk menganalisa besarnya tegangan lateral
tanah diantaranya teori Rankine (1857) dan teori Coulomb (1776). Perbedaan dari kedua
teori ini berada pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam analisa.

7
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Gambar 8. Tekanan Tanah Lateral Pasif

8
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH

Konsep Perencanaan Dinding Penahan Tanah


Berdasarkan survey lapangan yang telah dilakukan pada lokasi yang akan di bangun dinding
penahan tanah ini, serta dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan dalam pelaksanaan,
disusun beberapa konsep perencanaan turap antara lain:
a. Dinding penahan tanah yang direncanakan tidak mengganggu atau merusak aliran
air sungai (tidak mengganggu luas penanampang basah sungai).
b. Dinding penahan tanah berfungsi sebagai dinding yag dapat menahan kelongsoran
tebing sungai dan melindungi tebing sungai terhadap gerusan air.
c. Dinding penahan tanah dapat menahan tekanan tanah aktif serta tekanan air dan
beban beban lainya yang bekerja pada dinding penahan tanah.
d. Dinding penahan tanah direncanakan memiliki ketahanan jangka panjang pada lingkungan
pada siklus basah, kering dan lembab.
e. Dinding penahan tanah memiliki tekanan tanah lateral tanah aktif dan air, serta memiliki
gaya aksial dan lateral yang bekerja pada dinding penahan tanah.

Urutan Perencanaan Dinding Penahan Tanah


a. Menetapkan jenis dinding penahan tanah yang paling sesuai
b. Memperkirakan ukuran/dimensi dinding penahan tanah yang diperlukan
c. Hitung gaya-gaya yang bekerja di atas dasar fondasi dinding penahan
d. Tentukan letak resultan gaya-gaya yang bekerja. Letak dari resultan tersebut
digunakan untuk mengetahui kestabilan dinding penahan terhadap bahaya
penggulingan
e. Mengontrol stabilitas dinding penahan tanah terhadap:
 Bahaya guling
 Bahaya geser, dan
 Bahaya kelongsoran daya dukung
f. Merencanakan struktur atau konstruksi sehingga konstruksi dinding penahan tanah
mampu memikul segala beban atau muatan yang dipikul. (Hardiyatmo,2014)

9
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

CONTOH PERHITUNGAN DINDING PENAHAN TANAH


Metoda Perhitungan Dinding Penahan Tanah
a. Perhitungan gaya vertikal dan momen terhadap kaki depan
=
=
Dengan
W : Berat (kN)
A : Luas Penampang (m2)
ɣbeton : Berat isi beton (kN/m3)
M : Momen (kNm)
l : Jarak (m)

b. Tekanan Tanah (Earth Pressure)


Besar tekanan tanah aktif merupakan luas diagram tegangan gaya yang terjadi akibat
pembebanan, perbedaan tinggi muka air maupun akibat sifatsifat tanah. Diagra m
tegangan gaya tersebut adalah:
1) Akibat beban merata, berbentuk segi empat tegangan gaya.
2) Akibat perbedaan tinggi muka air, pada mulanya berupa segi tiga tegangan
gaya kemudian segi tiga tegangan gaya ini menjadi gaya, sehingga bentuk
selanjutnya menjadi segi empat tegangan gaya.
3) Akibat Sifat-sifat tanah, dapat berbentuk segi empat dan segi tiga, dibedakan
akibat harga kohesi tanah (c) dan akibat berat isi tanahnya (ɣm). Yang perlu
diperhatikan di dalam mencari total tekanan tanah adalah
a) Akibat sifat-sifat tanah, khususnya akibat kohesi tanah memberika n
pengurangan terhadap seluruh tekanan tanah aktif yang bekerja.
Sedangkan untuk tekanan tanah pasif, kohesi tanah akan menambah
besar seluruh tekanan tanah pasif yang bekerja.
b) Akibat beban garis (Line Load), beban titik (Point Load), dan beban
strip (Strip Load), bentuk diagram dapat didekati dalam bentuk
trapezium, atau segitiga.
Menurut teori Rankine, untuk tanah berpasir tidak kohesif, besarnya gaya lateral pada
satuan lebar dinding akibat tekanan tanah aktif pada dinding setinggi H dapat
dinyatakan dengan: Ʃpa: 0,5 x H2 x ɣ x Ka

10
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng
Dengan
Ka : koefisien tekanan tanah aktif
q : Beban terbagi rata (kN/m)
H : Tinggi dinding penahan (m)
ɣb : Berat isi tanah (kN/m3)
−√ − ∅
Ka : +√ − ∅

Dengan
∅ : Sudut geser dalam
: Sudut tanah timbunan

Untuk tanah timbunan datar ( = 0°), besarnya koefisien tekanan tanah aktif menjadi:
− ∅
Ka :
+ ∅
∶ ( °− ∅ )

c. Stabilitas terhadap penggeseran


Akibat gaya-gaya lateral seperti tekanan tanah aktif Pa yang bekerja, maka dinding
penahan tanah dapat bergeser. Gaya-gaya lateral Pa tersebut akan mendapatkan
perlawanan dari tekanan tanah Pasif Pp dan gaya gesek antara dasar dinding dan
tanah, . Faktor aman terhadap penggeseran (Fgs), didefinisikan sebagai:
∑ ✿
Fgs : ∑

Dengan
Fgs : Faktor aman terhadap penggeseran
ƩV : Total gaya vertikal (kN)
ƩH : Total gaya horizontal (kN)
tan δ : Koefisien gesek
Fgs ≥ 1,5 untuk tanah dasar granuler
Fgs ≥ 2 untuk tanah dasar kohesif

11
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Gambar 9. Tabel Koefisien gesek (tan δ)


antara dasar fondasi dan tanah dasar (AREA, 1958)
No Jenis tanah dasar fondasi tan δ
1 Tanah granuler kasar tak mengandung lanau atau lempung 0,55
2 Tanah granuler kasar mengandung lanau 0,45
3 Tanah lanau tak berkohesi 0,35
4 Batu keras permukaan kasar 0,60
(Sumber: Hardiyatmo,2014)

d. Stabilitas terhadap penggulingan


Tekanan tanah lateral yang diakibatkan oleh tanah urug di belakang dinding penahan,
cenderung menggulingkan dinding dengan pusat rotasi pada ujung kaki depan pelat
fondasi. Momen penggulingan ini, dilawan oleh momen akibat berat sendiri dinding
penahan dan momen akibat berat tanah di atas pelat fondasi.
Faktor aman akibat penggulingan (Fgl), didefinisikan sebagai:
Fgl = ∑

Dengan
Fgl : Faktor aman akibat penggulingan
ƩMt : Momen terhadap berat sendiri fondasi (kNm)
ƩMg : Momen terhadap tekanan tanah aktif (kNm)
Fgl ≥ 1,5 untuk tanah dasar granuler
Fgl ≥ 2 untuk tanah dasar kohesif

e. Stabilitas terhadap keruntuhan kapasitas dukung tanah


Gaya – gaya horizontal dan vertikal pada dinding akan menimbulkan tegangan pada
tanah. Apabila tegangan yang timbul melebihi tegangan ijin tanah, maka akan terjadi
penurunan tanah. Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung tanah
didefinisikan sebagai
F = ≥ ,

Dengan
F : Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung tanah
qult : Kapasitas dukung ultimit (kN/m2)
qmax : Tekanan akibat beban struktur (kN/m2)

12
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng
∑ −∑
X :

Dengan
ƩMt : Momen terhadap berat sendiri fondasi (kNm)
ƩMg : Momen terhadap tekanan tanah aktif (kNm)
ƩV : Total gaya vertikal (kN)
e : B/2 – x

Bila e < B/6, bentuk diagram tekanan kontak berupa trapezium


Bila e = B/6, bentuk diagram tekanan kontak berupa segitiga
Bila e > B/6, bentuk diagram tekanan kontak berupa dua segitiga

Tekanan struktur pada tanah dasar fondasi dapat dihitung dari persamaan sebagai
berikut:
1. Bila dipakai cara lebar efektif fondasi (asumsi meyerholf):
q =

Dengan
V : beban vertikal total (kN)
B’ : B – 2e
2. Bila distribusi tekanan kontak antar tanah dasar fondasi dianggap linie
q = ( ± ) ≤
Ʃ
q = ≤
( − )

Dalam perencanaan, lebar fondasi dinding penahan (B) sebaiknya dibuat sedemikia n
hingga e < (B/6). Hal ini dimaksudkan agar efisiensi fondasi maksimum dan
perbedaan tekanan fondasi pada ujung-ujung kaki dinding tidak besar (untuk
mengurangi resiko keruntuhan dinding akibat penggulingan).

f. Penulangan dinding
1. Hitungan gaya lintang dan gaya momen terfaktor
Bila y adalah kedalaman dari permukaan tanah urug, momen terfaktor yang
bekerja pada dinding vertikal:

13
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Mu = 0,5 x m x y 2 x Ka x x 1,2 + 0,5 x x y 2 x Ka x 1,6

Vu = 0,5 x m x y 2 x Ka x 1,2 + x yx Ka x 1,6


Momen (Mu) dan gaya lintang (Su) dihitung dengan substitusi dengan substitusi nilai
– nilai y ke dalam rumus Mu dan Vu diatas.

2. Hitungan kebutuhan tulangan geser

d =H –p–

Dengan
d : tinggi efektif (mm)
H : Tinggi pondasi (mm)

Kuat geser beton:


Vc = ( √ ′)bw d

Dengan
Vc : Kuat geser beton (kN)
Fc’ : Mutu Beton (mPa)
bw : Permeter (mm)
d : tinggi efektif (mm)
∅Vn = ∅Vc = 0,75 x Vc
∅Vn = ∅Vc > Vu
Karena seluruh nilai Vn = Vc> Vu maka dinding vertical tidak memerlukan
tulangan geser, hanya dipasang tulangan minimum saja.

3. Hitungan penulangan per meter panjang dinding:

(- , ’ ) ²+ ( , ’ ) –( )=

Dengan
Fc’ : Mutu beton (mPa)
b : Permeter (mm)
d : tinggi efektif (mm)
Mu: Momen ultimit (kNm)
∅ : 0,8

=

14
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

= x Es
,
=

Rasio penulangan ( ):
=

= xbxd

Batasan min menurut Pasal 9.12 adalah sebesar 0,0020, rasio penulangan tidak
memenuhi. Sehingga dipakai As dikarenakan As < Asmin.
Dengan nilai luas tulangan = 2000 mm2, maka jumlah tulangan per meter pelat
untuk diameter tulangan mm adalah:

n =
²

Perhitungan Analisis Dinding Penahan Tanah


A. Hasil Pengumpulan Data
Dari data sekunder yang diperoleh, data yang diketahui yaitu :
1. Data beton:
Mutu Beton (fc’) = 20 MPa
Berat volume beton (γc ) = 2,4 t/m3
2. Data tanah:
Berat volume tanah (γ) = 1,62 t/m3
Berat volume tanah basah (γ’) = 0,94 t/m3
Sudut Gesek dalam (ϕ) = 43,15ᴼ
Kohesi tanah (c) = 2,029 t/m2
3. Data air:
Berat volume air (γw) = 1 t/m3
4. Dimensi dinding penahan tanah
H = 10,69 m B = 6,5 m
h1 = 4 m b1 = 0,5 m
h2 = 1,5 m b2 = 2,5 m
h3 = 9,19 m b3 = 1,5 m
h4 = 1,5 m b4 = 2,5 m

15
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

B. Analisis Dinding Penahan Tanah


1. Perhitungan Tekanan Tanah Aktif

Gambar 10. Diagram Tekanan Tanah Aktif

Koefsien tekanan aktif dapat dihitung menggunakan rumus yaitu:


Ka = tg2 (45 − 2)
43.15
= tg2 (45 − )
2

= 0,188

Setelah koefisien tekanan aktif diketahui, maka nilai tekanan tanah aktif
dihitung dengan rumus :
Alas diagram = H . γ . Ka - 2c . √Ka
= 10,69 . 1,62 . 0,188 - 2 . 2.029 . √0,188
= 1,039

Kedalaman retakan hc (dari muka tanah)


2.c
hc =
γ .√Ka
2 .2,029
=
1,62 .√0,188

= 5,77 m

16
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

h = H - hc
= 10,69 – 5,77
= 4,92 m

Pa = 1 . Alas diagram . h
2

= 1 . 1,039. 4,92
2

= 3,680 ton

Perhitungan momen untuk tekanan tanah aktif :


Ma = Pa . ℎ
3

= 3,680 . 4,92
3

= 6,036 ton/m

2. Perhitungan Tekanan Tanah Pasif

Gambar 11. Diagram Tekanan Tanah Pasif

Koefsien tekanan pasif dapat dihitung menggunakan rumus:


Kp = tg2 (45 + φ )
2

= tg2 (45 + 43.15 )


2

= 5,327
17
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Setelah koefisien tekanan pasif diketahui, maka nilai tekanan tanah pasif yaitu:
1
Pp1 = . h2² . γ’ . Kp
2

= 1. 1.5² . 0,94 . 5.327


2

= 5,633 ton

Tekanan tanah aktif akibat kohesi (Pp2) dapat dihitung menggunakan rumus:
Pp2 = 2 . c .√Kp. h2
= 2. 2.029. √5,327. 1,5
= 14,048 ton

Jumlah tekanan tanah pasif yang bekerja :


ΣPp = Pp1 + Pp2
= 5,633 + 14,048
= 19,682 ton

Perhitungan momen untuk tekanan tanah pasif sebagai berikut :


1
Mp1 = Pp1 . . h2
3

= 5,633 . 1 . 1,5
3

= 2,816 ton/m
1
Mp2 = Pp2 . . h2
2

= 14,048 . 1 . 1,5
2

= 10,536 ton/m

Jumlah momen pasif yang bekerja :


ΣMp = Mp1 + Mp2
= 2,816 + 10,536
= 13,353 ton/m

18
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

3. Perhitungan Hidrostatis

Gambar 12. Diagram Pengaruh Air

Tekanan hidrostatis dapat dihitung menggunakan rumus:


1
Pair = . (h1 + h2)². γw
2

= 1 . (5,5)² . 1
2

= 15,125 ton

Momen yang bekerja pada tekanan hidrostatis adalah mengkalikan tekanan


hidrostatis dengan titik tangkap gaya air, yaitu H/3 dari tinggi air.
1
Mair = Pair . ( . (h₁ + h₂) )
3

= 15,125 . ( 1 . (4 + 1,5) )
3

= 27,729 ton/m

19
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

4. Perhitungan Gaya Angkat (Uplift)

Gambar 13. Diagram Gaya Angkat

Gaya tekan akibat gaya angkat dapat dihitung menggunakan rumus:


U = 1 . B . h’. γw
2

= 1 . 6,5 . (5.5) . 1
2

= 17,875 ton

Momen yang bekerja akibat gaya uplift :


MU = U . Lengan momen
= U . ( 1 . B)
3

= 17,875 . ( 1 . 6,5)
3

= 38,729 ton/m

20
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

5. Perhitungan Berat Sendiri Bangunan

Gambar 14. Diagram berat sendiri bangunan


Perhitungan berat sendiri bangunan sebagai berikut:
Beton W1 = b1 . h3 . γc
= 1 . 9,19 . 2,4
2

= 11,028 ton

1
Beton W2 = . (b3- b1) . h3 . γc
2

= 1 . 1 . 9,19 . 2,4
2

= 11,028 ton

Beton W3 = h2 . B . γc
= 1,5 . 6,5 . 2,4
= 23,400 ton
21
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng
1
Tanah W4 = . (b3- b1). h3 . γ
2

= 1 . 1 . 9,19 . 1,620
2

= 7,44 ton

Tanah W5 = b4 . h3 . γ
= 2,5 . 9,19 . 1,620
= 37,22 ton

Air W6 = b2 . h1 . γw
= 2,50 . 4 . 1
= 10 ton

Perhitungan momen berat sendiri bangunan sebagai berikut :


M = W . lengan momen terhadap titik A
1
M1 = W1 . (( . b₁) + b₂)
2

= 11,028. (( 1 . 0,5) + 2,5)


2

= 30,327 ton/m

1
M2 = W2 . (( . (b₃ − b₁)) + b₁ + b₂)
3

= 11,028 . (( 1 . (1,5 − 0,5)) + 0,5 + 2,5)


3

= 36,760 ton/m

1
M3 = W3 . ( . B)
2

= 23,400 . ( 1 . 6,5)
2

= 76,050 ton/m

2
M4 = W4 . (( . (b₃ − b₁)) + b₁ + b₂)
3

= 7,444 . (( 2 . (1,5 − 0,5)) + 0,5 + 2,5)


3

= 27,294 ton/m

22
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng
1
M5 = W5 . (( . b₄) + b₃ + b₂)
2

= 37,220 . (( 1 . 2,5) + 1,5 + 2,5)


2

= 195,402 ton/m

1
M6 = W6 . ( . b₂)
2

= 10 . ( 1 . 2,5)
2

= 12,5 ton/m

6. Perhitungan Momen Akibat Gaya Gempa


Percepatan gempa di lokasi Bendung Kamijoro ditentukan sebagai berikut,
dengan data yang diketahui :
Z = 0,6 - 0,9
ac = 90 cm/det² (untuk periode 10 tahunan, lihat tabel KP-06)
v = 1,20
g = 9,81 cm/det2

Perhitungan percepatan gempa dihitungan dengan rumus :


ad = Z x ac x v
ad = 0,9 x 90 x 1,2
= 9,72

Perhitungan koefisien gempa sebagai berikut :


E =
9,72
= 9,81

= 0,099

23
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Gambar 15. Diagram Gaya Gempa

Perhitungan gaya gempa yang terjadi pada dinding penahan tanah sebagai
berikut:
G1 = W1 . E
= 11,028 . 0,099
= 1,092 ton

G2 = W2 . E
= 11,028 . 0,099
= 1,092 ton

G3 = W3 . E
= 23,40 . 0,099
= 2.316 ton

24
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Jumlah gaya gempa yang bekerja :


ΣG = G1 + G2 + G3
= 1,092 + 1,0917 + 2,316
= 4,500 ton

Momen akibat gempa pada struktur :


MG = G . lengan momen terhadap dasar
1
MG1 = G1 . ( . h₃)
2

= 1,0917. ( 1 . 9,19)
2

= 5.017 ton/m

1
MG2 = G2 . ( . h₃)
3

= 1,0917 . ( 1 . 9,19)
2

= 3,345 ton/m

MG3 = G3 . ( 1 2 . h₂)
= 2,3166 . ( 1 2 . 1,5)
= 1,737 ton/m

Jumlah momen gempa yang bekerja :


ΣMG = MG1 + MG2 + MG3
= 5,017 + 3,345 + 1,737
= 10,099 ton/m

7. Perhitungan Stabilitas Dinding Penahan Tanah


a. Kondisi Normal
1. Perhitungan stabilitas terhadap geser sebagai berikut:
SF = ΣRh ≥ 2
ΣPh
c.B+ ΣW .tan φ
= ≥2
ΣPa
− + ΣPp + ΣPair
2.029 .6,5 + (100,119 – 17 ,875 ).tan 43 ,15°
= −3,680 + 0 + 15 ,125
≥ 2
90,252
= ≥ 2 = 9,930 ≥ 2 .................... aman (OK!)
9,088

25
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

2. Perhitungan stabilitas terhadap guling sebagai berikut:


SF = ΣMt ≥ 2
ΣMg
ΣMv + ΣMp + ΣMw
= ≥2
ΣMu + ΣMa
378 ,334 + 0 + 27,72
= ≥2
38,729 + 6,036
406 ,063
= ≥2
44 ,765

= 9,071 ≥ 2................................. aman (OK!)

3. Perhitungan stabilitas terhadap kuat dukung tanah sebagai berikut:


Kapasitas dukung tanah dengan menggunakan cara Terzaghi
Perhitungan kapasitas dukung ultimit sebagai berikut :
q ult = c . Nc + Df .γ. Nq + 0,5.B.γ’.Nᵧ
= 2,029 . 143,732 + 1 . 1,62 . 37,928 + 0,5 . 6,5 . 0,94 . 38,28
= 470,021 t/m2
Perhitungan kapasitas dukung ultimit neto sebagai berikut :
qun = qu - Df . γ
= 470,,021 – 1 . 1,62
= 468,401 t/m2

Perhitungan tekanan pondasi neto sebagai berikut :


qn = q - Df . γ
= (100,199 – 17,875) – 1 . 1,62
= 80,624t/m2

Perhitungan faktor aman sebagai berikut :


qun
F = qn
468 ,401
=
80,624

= 5,809

Perhitungan kapasitas dukung (tegangan ijin) sebagai berikut :


qa = qu
F
470,021
= 3
= 156,674 t/m2

26
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Tinjauan terhadap titik A Dicari letak resultan gaya-gaya yang


bekerja terhadap pusat berat alas pondasi.
ΣM
x =
ΣV
(ΣMv + ΣMp + ΣMw)−(
ΣMu + ΣMa )
=
ΣV
406 ,063 −(44,765 )
= 100,119

= 3,608 m
6,5
c = 3,608 −
2

= 0,358 < b
6

= 1,083

e < b , maka ada seluruh alas pondasi menerima desak.


6

Perhitungan tegangan vertikal desak maksimum sebagai berikut:


σmax = . (1 + 6 . )
B B
100 ,119 6 . 0,358
= . (1 + )
6,5 6,5

= 20,503 ton/m² < 156,674 t/m2

σmin = . (1 − 6 . )
B B
100 ,119 6 . 0,358
= . (1 − )
6,5 6,5

= 10,303 ton/m² > 0 OK!

b. Kondisi Gempa
1. Perhitungan stabilitas terhadap geser sebagai berikut:
SF = ΣRh ≥ 2
ΣPh
c.B+ ΣW .tanφ
= ≥2
ΣPa
− + ΣPp + ΣPair + (−
ΣG)
2.029 .6,5 + (100,119 – 17 ,875 ).tan 43 ,15°
= ≥2
−3,680 + 0 + 15,125 + (−4.500 )

90,252
= 6,944
≥2

= 12,997 ≥ 2……………………… (aman) OK!

27
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

2. Perhitungan stabilitas terhadap guling sebagai berikut:


SF = ΣMt ≥ 2
ΣMg
ΣMv + ΣMp + ΣMw
= ≥2
ΣMu + ΣMa + ΣMG
378 ,334 + 0 + 27,72
= 38,729 + 6,036 + 10,099 ≥ 2
406 ,063
= ≥2
54 ,864

= 7,401 ≥ 2…………………… (aman) OK!

3. Perhitungan stabilitas terhadap kuat dukung tanah sebagai berikut:


Perhitungan kapasitas dukung ultimit sebagai berikut :
q ult = c . Nc + Df .γ. Nq + 0,5.B.γ’.Nᵧ
= 2,029 . 143,732 + 1 . 1,62 . 37,928 + 0,5 . 6,5 . 0,94 . 38,28
= 470, 021 t/m2
Perhitungan kapasitas dukung ultimit neto sebagai berikut :
qun = qu - Df . γ
= 470,,021 – 1 . 1,62
= 468,401 t/m2

Perhitungan tekanan pondasi neto sebagai berikut :


qn = q - Df . γ
= (100,199 – 17,875) – 1 . 1,62
= 80,624t/m2

Perhitungan faktor aman sebagai berikut :


F =
468 ,401
=
80 ,624

= 5,809

Perhitungan kapasitas dukung (tegangan ijin) sebagai berikut :


qa =
470 ,021
=
3

= 156,674 t/m2

28
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Tinjauan terhadap titik A


Dicari letak resultan gaya-gaya yang bekerja terhadap pusat berat
alas pondasi.
ΣM
x =
ΣV
(ΣMv + ΣMp + ΣMw)−(
ΣMu + ΣMa+ΣMG )
= ΣV
406 ,063 −(54,864 )
=
100,119

= 3,507 m
e = 3,608 − 6,5
2

= 0,257 < b
6

= 1,083
e < b 6 , maka ada seluruh alas pondasi menerima desak.
Perhitungan tegangan vertikal desak maksimum sebagai berikut:
σmax = . (1 + 6 . )
100 ,119 6 . 0,257
= . (1 + )
6,5 6,5

= 19,068 ton/m² < 156,674 t/m2


σmin = . (1 − 6 . )
100 ,119 6 . 0,257
= . (1 − )
6,5 6,5

= 11,737 ton/m² > 0… .................................. OK!

29
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

c. Kondisi Ekstrem

Gambar 16. Dinding Penahan Tanah dalam Kondisi Ekstrem


Perhitungan berat sendiri bangunan sebagai berikut:
W1 = b1 . h3 . γc
= 1 . 9,19 . 2,4
2

= 11,028 ton
1
W2 = . (b3- b1) . h3 . γc
2

= 1 . 1 . 9,19 . 2,4
2

= 11,028 ton
W3 = h2 . B . γc
= 1,5 . 6,5 . 2,4
= 23,400 ton
1
W4 = . (b3- b1). h3 . γ
2

= 1 . 1 . 9,19 . 1,620
2

= 7,44 ton
W5 = b4 . h3 . γ
= 2,5 . 9,19 . 1,620
= 37,22 ton
ΣW = W1 + W2 + W3 + W4 + W5
= 11,028 + 11,028 + 23,400 + 7,44 + 37,22
= 90,116 ton
30
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Perhitungan momen berat sendiri bangunan sebagai berikut :


M = W . lengan momen terhadap titik A
1
M1 = W1 . (( . b₁) + b₂)
2

= 11,028. (( 1 . 0,5) + 2,5)


2

= 30,327 ton/m
1
M2 = W2 . (( . (b₃ − b₁)) + b₁ + b₂)
3

= 11,028 . (( 1 . (1,5 − 0,5)) + 0,5 + 2,5)


3

= 36,760 ton/m
1
M3 = W3 . ( . B)
2

= 23,400 . ( 1 . 6,5)
2

= 76,050 ton/m
2
M4 = W4 . (( . (b₃ − b₁)) + b₁ + b₂)
3

= 7,444 . (( 2 . (1,5 − 0,5)) + 0,5 + 2,5)


3

= 27,294 ton/m
1
M5 = W5 . (( . b₄) + b₃ + b₂)
2

= 37,220 . (( 1 . 2,5) + 1,5 + 2,5)


2

= 195,402 ton/m
ΣW = M1 + M2 + M3 + M4 + M5
= 30,327 + 36,760 + 76,050 + 27,294 + 195,402
= 365,8337 ton/m

Perhitungan gaya uplift


U = 1 . B . h’. γw
2

= 1 . 6,5 . (1.5) . 1
2

= 4,875 ton
Momen yang bekerja akibat gaya uplift :
MU = U . Lengan momen
= U . ( 1 . B)
3

= 4,875 . ( 1 . 6,5)
3

= 10,562 ton/m
31
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

1) Perhitungan stabilitas terhadap geser sebagai berikut :


SF = ΣRh ≥ 2
ΣPh
c.B+ ΣW .tan φ
=−
ΣPa + ΣPp + (−
ΣG)
≥2
2.029 .6,5 + (90,119 – 4,582 ).tan 43,15°
= ≥2
−3,680 + 19,682 +(−4.500 )
93,336
= ≥2
11,501

= 8,091 ≥ 2……………………. (aman) OK!

2) Perhitungan stabilitas terhadap guling sebagai berikut :

SF = ΣMt ≥ 2
ΣMg
ΣMv + ΣMp
= ≥2
ΣMu + ΣMa+ΣMG
378 ,334 + 13,353
= 9,928 + 6,036 +10,099 ≥ 2
379,187
= 26 ,064
≥2

= 14,908 ≥ 2…………………… (aman) OK!

3) Perhitungan stabilitas terhadap kuat dukung tanah sebagai berikut:


Data sekunder yang diketahui :
Df =1m ϕ = 43,15º
B = 6,5 m ϕ = 43,15º
γ = 1,62 t/m³ Nc = 143,732
γ’ = 0,94 t/m³ Nq = 37,928
c = 2,029 t/m² Nᵧ = 38,28

Perhitungan kapasitas dukung ultimit sebagai berikut :


q ult = c . Nc + Df .γ. Nq + 0,5.B.γ’.Nᵧ
= 2,029 . 143,732 + 1 . 1,62 . 37,928 + 0,5 . 6,5 . 0,94 . 38,28
= 470,,021 t/m2

Perhitungan kapasitas dukung ultimit neto sebagai berikut :


qun = qu - Df . γ
= 470,021 – 1 . 1,62
= 468,401 t/m2

Perhitungan tekanan pondasi neto sebagai berikut :

32
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

qn = q - Df . γ
= (90,116 – 4,875) – 1 . 1,62
= 84,081 t/m2

Perhitungan faktor aman sebagai berikut :


F =
468 ,401
=
84 ,081

= 5,571

Perhitungan kapasitas dukung (tegangan ijin) sebagai berikut :


qa =
470 ,021
= 3

= 156,674 t/m2

Tinjauan terhadap titik A


Dicari letak resultan gaya-gaya yang bekerja terhadap pusat berat
alas pondasi.
ΣM
x = ΣV
(ΣMv + ΣMp )−(
ΣMu + ΣMa+ΣMG )
= ΣV
379,187−(26,064)
=
100 ,119

= 3,709 m
e = 3,709 − 6,5 2
= 0,458 < b
6

= 1,083
e < b , maka ada seluruh alas pondasi menerima desak.
6

Perhitungan tegangan vertikal desak maksimum sebagai berikut:


σmax = . (1 + 6 . )
100 ,119 6 . 0,458
= . (1 + )
6,5 6,5

= 21,925 ton/m² < 156,674 t/m2


σmin = . (1 − 6 . )

33
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

100 ,119 6 . 0,458


= . (1 − )
6,5 6,5

= 8,880 ton/m² > 0…........................................ OK!

8. Perhitungan Stabilitas Internal ( Patah Tubuh Kontruksi )


Ditinjau dari potongan B-B’

Gambar 17. Tinjauan Terhadap Stabilitas Internal Potongan B-B’

Nilai tekanan tanah aktif dihitung dengan rumus :


Alas diagram = H . γ . Ka - 2c . √Ka
= 9,19 . 1,62 . 0,188 - 2 . 2.029 . √0,188
= 1,039

2. c
hc = γ . √Ka

2 .2,029
=
1,62 .√0,188

= 5,77 m

h = H - hc

34
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

= 9,19 – 5,77
= 3,42 m

Pa = 1 . Alas diagram . h
2

= 1 . 1,039. 3,42
2

= 1,777 ton

Perhitungan momen untuk tekanan tanah aktif :


Ma = Pa . H 3
= 1,777 . 3,42 3
= 2,026 ton.m

Perhitungan gaya berat sendiri bangunan sebagai berikut :


W1 = b1 . h3 . γc
= 1 . 9,19 . 2,4
2

= 11,028 ton
1
W2 = . (b3- b1) . h3 . γc
2

= 1 . 1 . 9,19 . 2,4
2

= 11,028 ton

Perhitungan momen berat sendiri bangunan sebagai berikut :


1
M1 = W1 . ( . b₁)
2

= 11,028. ( 1 . 0,5)
2

= 2,757 ton/m
1
M2 = W2 . ( . (b₃ − b₁) + b1
3

= 11,028 . ( 1 . (1,5 − 0,5) + 0,5


3

= 9,190 ton/m

35
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Perhitungan eksentrisitas
ΣM
x =
ΣV
ΣM−
ΣMa
=
ΣV
15,719−(2,026)
= 22,056

= 0,449 m
e = −
2

= 0,449 − 1,5
2

= - 0,3002 <
6

= 0,25
e < b 6 , maka ada seluruh tampang potongan B-B’ menerima desak.
Perhitungan terhadap desak sebagai berikut :
σdesak =( )+( )
.1

Tahanan momen tampang potongan B-B’


W =(1. . ℎ²)
6

= ( 1 . 1 . (1,5)²)
6

= 0,375 m³
σdesak = ( 22,056 ) + ( 9,921 )
1,5 .1 0,375

= 41,159 ton/m² (ditahan beton bertulang)

Perhitungan terhadap geser (gaya lintang) sebagai berikut :


D = Pa
= 1,777 ton

Tampang B-B’= b x h = 1 . 1,5


τ =(3).( )
2 b. h
3 1,777
=( ).( )
2 1,5 .1

= 1,777 ton/m²

36
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Ditinjau dari potongan C-C’


Tinjauan terhadap stabilitas patah tubuh kontruksi

Gambar 18. Tinjauan Terhadap Stabilitas Internal Potongan C-C’


Nilai tekanan tanah aktif dihitung dengan rumus :
Alas diagram = H . γ . Ka - 2c . √Ka
= 7.48 . 1,62 . 0,188 - 2 . 2.029 . √0,188
= 0,519
2. c
hc =
γ . √Ka
2 . 2,029
=
1,62 . √0,188

= 5,77 m
h = H - hc
= 7,48– 5,77
= 1,71 m
Pa = 1 . Alas diagram . h
2

= 1 . 0,519. 1,71
2

= 0,443 ton

37
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Perhitungan momen untuk tekanan tanah aktif :


Ma = Pa . H
3

= 0,443 . 1,71
3

= 0,253 ton/m

Perhitungan gaya berat sendiri bangunan sebagai berikut :


W1 = b1 . H . γc
= 1 . 7,48 . 2,4
2

= 8,976 ton
1
W2 = . b’ . H . γc
2

= 1 . 0,81 . 7,48 . 2,4


2

= 0,972 ton

Perhitungan momen berat sendiri bangunan sebagai berikut :


1
M1 = W1 . ( . b1 )
2

= 8,976 . ( 1 . 0.5 )
2

= 2,244 ton/m
1
M1 = W2 . ( . (b’) + b1)
3

= 0,972. ( 1 . 0,81 + 0,5 )


3

= 0,748 ton/m

Perhitungan eksentrisitas
ΣM
x =
ΣV
ΣM−
ΣMa
= ΣV
4,338 −(0,253)
= 9,948

= 0,275 m
e = −b
2

= 0,275 − 1,31
2

= -0,379 < b = 0,206


6

38
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

e < b 6 , maka ada seluruh tampang potongan C-C’ menerima desak.


Perhitungan terhadap desak sebagai berikut :
σdesak = ( b .v1 ) + ( M )
V

Tahanan momen tampang potongan C-C’


W = ( 1 . b . h²)
6

= ( 1 . 1 . (1,312 ))
6

= 0,286 m³
9,948 2,740
σdesak =( )+( )
1,31 . 1 0,286

= 17,173 ton/m² (ditahan beton bertulang)

Perhitungan terhadap geser (gaya lintang) sebagai berikut :


D = Pa
= 0,443
Tampang C-C’ = b x h = 1 . 1,31
τ =(3).( )
2 b. h
3 0,443
=( ).( )
2 1,31 . 1

= 0,507 ton/m²
Tinjauan potongan vertikal B-B” dan B-B”’
Data diketahui :
σmax = 20,503 ton/m² σmin = 10,303 ton/m²
σ1 = 15,008 ton/m² σ2 = 12,655 ton/m²
γc = 2,4 ton/m³ hc = 1,5 m
γt = 1,62 ton/m³ ht = 9,19 m

39
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Gambar 19. Superposisi Akibat Gaya-gaya yang Bekerja


Perhitungan :
h1 = σmax - hc . γc
= 20,503 - 1,5 . 2,4
= 16,903 ton/m²
h2 = σ1 - hc . γc
= 15,008 – 1,5 . 2,4
= 11,408 ton/m²

40
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

h3 = σ2 - hc . γc - ht . γt
= 12,655 – 1,5 . 2,4 – 9,19 . 1,62
= -5,833ton/m²
h4 = σmin - hc . γc - ht . γt
= 9,841 – 1,5 . 2,4 – 9,19 . 1,62
= -8,184 ton/m²

Perhitungan gaya lintang yang terjadi pada tampang B-B” sebagai berikut :
D = 1 . (h1 + h2) . b2
2

= 1 . (16,903 + 11,408) . 2,5


2

= 35,388 ton

Perhitungan momen yang terjadi pada tampang B-B” sebagai berikut:

M1 = ( 1 . b₂ ) . (h2 . b2)
2

= ( 1 . 2,5 ) . (11,408 . 2,5) = 35,650 ton/m


2

M2 = ( 1 . b₂ ) . (0,5 . (h1-h2) . b2)


2

= ( 1 . 2,5 ) . (0,5 . (16,903-11,408) . 2,5)


2

= 11,447 ton/m
ΣM = M1 + M2 = 35,650 + 11,447
= 47,097 ton/m

Perhitungan tegangan yang terjadi pada tampang B-B” sebagai berikut:


σekstrem = ± M W dengan,
W = 1 . b . h²
6

= 1 . 1 . 1,5² = 0,375 m³
6

σekstrem = ± 47,097 0,375 = 125,592 ton/m²

Perhitungan terhadap geser (gaya lintang) sebagai berikut :


τ =(3).( D )
2 b. h
3 35,388
=(2 ).( 1,5 .1
)

= 79,623 ton/m²
41
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Perhitungan gaya lintang yang terjadi pada tampang B-B”’ sebagai berikut :
D = 1 . (h3 + h4) . b4
2

= 1 . (5,833 + 8,184) . 2,5


2

= 17,721 ton

Perhitungan momen yang terjadi pada tampang B-B”’ sebagai berikut:


1
M1 = ( . b₄ ) . (h3 . b4)
2

= ( 1 . 2,5 ) . (5,939 . 2,5)


2

= 18,228 ton/m
1
M2 = ( . b₄ ) . (0,5 . (h4-h3) . b4)
2

= ( 1 . 2,5) . (0,5 . (8,646-5,939) . 2,5)


2

= 4,899 ton/m
ΣM = M1 + M2
= 18,228 + 4,899
= 23,126 ton/m

Perhitungan tegangan yang terjadi pada tampang B-B” sebagai berikut:


σekstrem = ± M W dengan
W = 1 . b . h²
6

= 1 . 1 . 1,5²
6

= 0,375 m³
σekstrem = ± 23,126 0,375
= 61,671 ton/m²

Perhitungan terhadap geser (gaya lintang) sebagai berikut :


τ =(3 ).( D )
2 b. h
3 18,233
=( ).( )
2 1,5 .1

= 39,423 ton/m²

42
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng
Herlina Susilawati, ST.,M.Eng

Anda mungkin juga menyukai