Anda di halaman 1dari 26

DINDING PENAHAN TANAH

 Dinding penahan tanah (retaining wall)


Adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menahan tanah lepas/alami
dan mencegah keruntuhan tanah yang miring atau lereng yang
kemampatannya tidak dapat dijamin oleh lereng itu sendiri (Sudarmanto,
1996).

 Struktur yang didesain dan dibangun untuk menahan tekanan tanah lateral.
 Tekanan tanah lateral dipengaruhi oleh tanah di belakang dinding, beban
yang bekerja di atas tanah, serta air.
 Parameter tanah yang mempengaruhi tekanan tanah lateral adalah berat
volume tanah (), sudut gesek dalam tanah (), dan kohesi (c).

 Tekanan tanah lateral dapat menyebabkan dinding penahan bergerak dan


kelongsoran tanah.
 Proyek dengan DPT :
- perlindungan tebing
- bangunan ruang bawah tanah (basement)
- jalan raya
- pangkal jembatan (abutment)
- irigasi

 Kestabilan DPT kaku dipengaruhi :


- berat sendiri struktur
- berat tanah yang berada di atas plat pondasi

 Kestabilan DPT lentur (turap/sheetpile) dipengaruhi:


- kedalaman pemancangan
Tipe Dinding Penahan Tanah
 Dinding gravitasi (gravity wall)

Dinding penahan yang terbuat dari beton tak


bertulang atau pasangan batu. Umumnya tinggi
dinding tidak lebih dari 4 m.

 Dinding semi gravitasi (semi gravity wall)

Dinding gravitasi yang berbentuk lebih


ramping sehingga memerlukan penulanan pada
struktur di bagian dinding. Tulangan berfungsi
sebagai pasak yang menghubungkan bagian
dinding dan pondasi.
Tipe Dinding Penahan Tanah

 Dinding kantilever (cantilever wall)

Dinding dari beton bertulang berbentuk huruf T terbalik.


Tulangan berfungsi untuk menahan momen dan gaya
lintang. Umumnya tinggi dinding tidak lebih dari 6 - 7
m.

 Dinding kontrafort (counterfort wall)

Dinding dari beton bertulang dengan penambahan


plat/dinding penguat vertikal di bagian dalam dinding
penahan tanah dengan jarak tertentu. Ruang di antara
kontrafort diisi dengan tanah. Umumnya digunakan bila
tinggi dinding lebih dari 7 m.
Tipe Dinding Penahan Tanah

 Dinding krib (crib wall)

Dinding penahan yang terbuat dari beton precast


yang disusun. Ruang yang kosong diisi dengan
material yang dapat berfungsi sebagai saluran
drainase.

 Dinding tanah bertulang (reinforced earth wall)

Dinding yang terbuat dari timbunan tanah dan


diperkuat dengan bahan tertentu seperti geosintetik
atau metal.
Tanah
 Tanah → material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral- mineral
padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan
dari bahan- bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel
padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang
kosong di antara partikel- partikel padat tersebut.

 Jenis tanah :

- kerikil
- pasir
- lanau
- lempung
Tanah

 Berat volume tanah ()


 Kohesi (c)
 Sudut gesek dalam ()
Tanah

 Tipe tanah timbunan (Terzaghi & Peck, 1948) :

1. Tanah berbutir kasar, tanpa campuran partikel halus, sangat lolos air (pasir bersih atau
kerikil).
2. Tanah berbutir kasar dengan permeabilitas rendah karena tercampur oleh partikel lanau.
3. Tanah residu (residual soil) dengan batu-batu, pasir berlanau halus dan material berbutir
dengan kandungan lempung yang cukup besar.
4. Lempung lunak atau sangat lunak, lanau organik, atau lempung berlanau.
5. Lempung kaku atau sedang yang diletakkan dalam bongkahan-bongkahan dan dicegah
terhadap masuknya air hujan ke dalam sela-sela bongkahan tersebut saat hujan atau banjir.
Jika kondisi ini tidak dapat dipenuhi, maka lempung sebaiknya tidak dipakai untuk tanah
timbunan. Dengan bertambahnya kekakuan tanah lempung maka bertambah pula bahaya
ketidakstabilan dinding penahan akibat infiltrasi air yang bertambah dengan cepat.
  
Tanah

 Proses pemadatan tanah timbunan harus dilakukan lapis per lapis.


 Untuk menghindari kerusakan pada dinding penahan tanah dan tekanan
tanah lateral yang berlebihan, digunakan alat pemadat yang ringan.
 Pemadatan yang berlebihan dengan alat yang berat akan menimbulkan
tekanan tanah lateral yang lebih besar daripada tekanan yang ditimbulkan
oleh tanah pasir yang tidak padat.
 tanah timbunan harus dipadatkan lapis per lapis dengan ketebalan
maksimum 22,5 cm.
pengaruh rembesan
 Timbunan tanah yang terkena air hujan akan meningkatkan kadar air tanah
(w) sehingga berat volume tanah () akan bertambah pula.
 Jika tidak ada saluran drainasi, air ini akan meresap turun ke bawah
melewati dasar pondasi dan kemudian naik ke permukaan tanah di depan
dinding.
 Air yang merembes melewati tanah urug ini akan mengakibatkan :
• berat tanah urug bertambah
• gaya angkat (uplift) akan timbul pada permukaan bidang runtuh
• gaya angkat timbul pada dasar pondasi dinding penahan
• pengurangan tekanan tanah pasif di depan dinding
Pengaruh Rembesan
 Dengan bertambahnya berat volume tanah, maka
tekanan tanah akan bertambah pula.

 Jika tanah urug berupa lanau atau tanah berlempung,


perancangan dinding penahan tanah sebaiknya
berdasarkan pada kondisi jenuh air karena
cenderung menahan air pada jangka waktu yang
lama.

 Rembesan ke atas pada bagian depan dinding akan mengurangi berat volume efektif tanah.
 Bila rembesan sangat besar, tanah bagian depan akan kehilangan beratnya sehingga tanah
dalam kondisi mengapung. Untuk mengurangi besarnya rembesan, dinding penahan tanah
perlu dilengkapi dengan saluran drainasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan
material granuler.
STABILITAS DINDING
 Stabilitas :
 terhadap guling (overturning stability)
 Stabilitas terhadap geser (sliding stability)
 Stabilitas terhadap kapasitas dukung
 Stabilitas terhadap penurunan
 stabilitas global atau lereng

 Gaya-gaya yang bekerja pada dinding penahan adalah :

• berat sendiri dinding penahan (W)


• tekanan tanah lateral aktif total tanah urug (Pa)
• tekanan tanah lateral pasif total tanah urug (Pp)
• tekanan air pori (Pw atau u)
• reaksi tanah dasar (R)
STABILITAS TERHADAP GULING
 Tekanan tanah lateral yang diakibatkan oleh
tanah urug di belakang dinding penahan tanah
cenderung untuk menggulingkan dinding
dengan pusat rotasi pada ujung kaki depan di
dasar dinding penahan tanah.

 Momen penggulingan ini dilawan oleh momen


akibat berat sendiri dinding penahan tanah dan
momen akibat berat tanah di atas pelat pondasi.
Stabilitas terhadap guling

 Faktor aman terhadap penggulingan (Fgl) adalah

Fgl  1,5 untuk tanah dasar granuler


Fgl  2 untuk tanah dasar kohesif

dimana
  :
 Mw = momen yang melawan penggulingan (kN m)
 Mgl = momen yang mengakibatkan penggulingan (kN m)
W = berat tanah di atas pelat pondasi + berat sendiri dinding
penahan (kN)
B = lebar kaki dinding penahan (m)
Pah = jumlah gaya-gaya horisontal
Pav = jumlah gaya-gaya vertikal (kN)
STABILITAS TERHADAP GESER
 Gaya-gaya yang menggeser dinding
penahan tanah akan ditahan oleh :
 gesekan antara tanah dengan dasar
pondasi
 tekanan tanah pasif bila di depan
dinding penahan tanah terdapat tanah
timbunan
Stabilitas terhadap geser

 Faktor aman terhadap pergeseran (Fgs) menurut Bowles (1997):

Fgs  1,5 untuk tanah dasar granuler


Fgs  2 untuk tanah dasar kohesif
 
  
 untuk tanah granuler( c = 0 )

 
 untuk tanah kohesif (=0)

 untuk tanah c -  ( c > 0 dan  > 0 )


Stabilitas terhadap geser

dimana :

Rh = tahanan dinding penahan tanah terhadap pergeseran


W = berat total dinding penahan tanah dan tanah di atas pelat
pondasi
h = sudut gesek antara tanah dan dasar pondasi
= ⅓  - ⅔ 
ca = adhesi antara tanah dan dasar dinding penahan tanah
= ad . c
c = kohesi tanah dasar
ad = faktor adhesi
b = lebar pondasi (m)
Ph = jumlah gaya-gaya horisontal
f = koefisien gesek antara tanah dasar dan dasar pondasi
= tg b
Stabilitas terhadap geser

 Tabel koefisien gesek (f) antara tanah dasar dan dasar pondasi

Jenis tanah dasar dinding penahan tanah f = tg 


Tanah granuler kasar tak mengandung lanau atau lempung 0,55
Tanah granuler kasar mengandung lanau 0,45
Tanah lanau tak berkohesi 0,35
Batu keras permukaan kasar 0,60
  
 Jika dasar dinding penahan tanah sangat kasar, seperti beton yang dicor
langsung ke tanah, maka :
  koefisien gesek
dimana  = sudut gesek dalam tanah dasar dinding penahan tanah
STABILITAS TERHADAP KAPASITAS DUKUNG
TANAH
  Faktoraman terhadap keruntuhan
kapasitas dukung adalah
 

Dimana:
qu = kapasitas dukung ultimit
q = tekanan akibat beban struktur
Stabilitas terhadap keruntuhan kapasitas dukung
tanah

 Kapasitas dukung ultimit dihitung dengan menggunakan persamaan Hansen


(1970) dan Vesic (1975) untuk beban miring dan eksentris :

 
dimana :
dc, dq, d = faktor kedalaman
   ic, iq, i = faktor kemiringan beban
Nc, Nq, N = faktor kapasitas dukung
B = lebar dasar pondasi sebenarnya (m)
e = eksentrisitas beban (m)
 = berat volume tanah (kN/m3)
Stabilitas terhadap keruntuhan kapasitas dukung
tanah

Tekanan struktur pada tanah dasar pondasi dapat dihitung dengan persamaan :

 bila dipakai cara lebar efektif pondasi (asumsi Meyerhof)


 
Dimana : V = beban vertikal total
B‘= B–2e
 
  bila distribusi tekanan kontak antara tanah dasar pondasi dianggap linier (cara
ini dulu dipakai bila dalam hitungan kapasitas dukung digunakan persamaan
Terzaghi)
STABILITAS TERHADAP PENURUNAN
 Seperti halnya struktur-struktur lainnya, dinding
penahan tanah juga akan mengalami penurunan
yang dapat dihitung dengan cara yang sama untuk
menghitung penurunan pondasi.
 Dinding penahan tanah akan mengalami penurunan
akibat beban dan kemiringan akibat rotasi ujung
kaki pondasi.
 Umumnya, dinding penahan tanah akan miring ke
arah luar (menjauhi tanah urug). Dalam
perancangan, kemiringan maksimum dibatasi
sampai 0,01 H
( H = tinggi dinding penahan tanah).
Stabilitas terhadap penurunan

 Adakalanya dinding penahan tanah miring ke arah dalam (mendekati tanah


urug) karena berat tanah urug dan pondasi dinding penahan menyebabkan
penurunan yang terjadi lebih besar pada tanah pondasi yang berada di
bawah tanah urug.
 Untuk itu, perlu dilakukan pengambilan contoh tanah dan pengujian
konsolidasi sebelum pembangunan.
 Kadang-kadang dinding penahan tanah dibangun memanjang sampai
beberapa puluh meter. Pada kondisi tanah dasar yang mungkin bervariasi,
penurunan tak seragam atau miringnya dinding sulit untuk dihindari.
 Untuk itu, sambungan-sambungan dibutuhkan untuk memisahkan bagian-
bagiannya agar penurunan pada bagian yang satu tidak berpengaruh pada
bagian yang lain.
PETUNJUK AWAL DIMENSI DINDING
PENAHAN TANAH
 Pada umumnya dimensi dinding penahan tanah ditentukan dengan cara coba-coba. Beberapa
percobaan hitungan tersebut akan menghasilkan bentuk yang dianggap paling cocok dan
memenuhi syarat kestabilannya.
 Dinding gravitasi :
bentuk dinding penahan tanah harus sedemikian hingga resultan gaya-gaya terletak pada
bagian tengah dengan jarak sepertiga lebar atau e < B/6 (e = eksentrisitas dihitung dari pusat
pondasi).
 Dinding kantilever :
dimensi pelat dasar dinding kantilever dibuat sedemikian hingga eksentrisitas resultan beban
terletak pada e < B/6. Jika resultan beban jatuh di luar daerah tersebut, tekanan pondasi
menjadi terlalu besar dan hanya sebagian luasan pondasi yang mendukung beban.
 Dinding counterfort :
dinding counterfort digunakan jika tinggi dinding lebih dari 6 m.
Petunjuk awal dimensi dinding penahan tanah

Anda mungkin juga menyukai