Anda di halaman 1dari 36

Dinding

Penahan Tanah
Dinding Gravitasi
Dinding Semi Gravitasi
Dinding Kantilever
Dinding Counterfort
Dinding Crib
JENIS-JENIS DINDING PENAHAN TANAH

Dinding Gravitasi

Dinding penahan tanah yang dibuat tanpa


menggunakan tulangan. Material yang
digunakan dapat berupa beton atau
tumpukan batu.
JENIS-JENIS DINDING PENAHAN TANAH
Dinding Semi Gravitasi

Dinding gravitasi yang berbentuk agak


ramping. Menggunakan tulangan tulangan
sebagai pasak yang menghubungkan
bagian dinding dan fondasi
JENIS-JENIS DINDING PENAHAN TANAH
Dinding Kantilever

Kombinasi dinding beton dan tulangan


yang berbentuk huruf T. Memiliki dimensi tulangan
yang relatif tipis sehingga tulangan
berfungsi untuk menahan momen dan gaya
lintang yang bekerja.
JENIS-JENIS DINDING PENAHAN TANAH

Dinding Counterfort

Merupakan dinding beton bertulang


tipis yang didukung oleh pelat /
dinding vertikal di bagian dalam
dinding pada jarak tertentu.
JENIS-JENIS DINDING PENAHAN TANAH

Dinding Krib Diisi


Tanah
Balok-balok beton yang disusun Balok
menjadi dinding penahan Pengunci
PEDOMAN Perancangan AWAL Dimensi DINDING
PENAHAN TANAH (SNI 8460: 2017)
≥0.3m

≥0.3m

Min Min
0.02 0.02

H
H
I I

D≥0.6m 0.12H D≥0.6m


To 0.1H 0.1H
0.17H
0.12H
To
0.17H 0.1H

0.5H to 0.7H 0.5H to 0.7H


STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH
Gaya-gaya yang bekerja pada dinding penahan:
1. Berat sendiri dinding penahan (W)
2. Gaya tekanan tanah aktif total (Pa)
3. Gaya tekanan tanah pasif total (Pp)
4. Tekanan air pori di dalam tanah (Pw) H
+d
Pa
5. Reaksi tanah dasar (R) Pw
W
1 H
Pp 3
-d
T

R
V
JENIS KEGAGALAN DINDING PENAHAN TANAH
Kegagalan dinding penahan tanah dapat
terjadi akibat:

• Guling
• Geser
• Daya dukung tanah di bawah dinding
• Longsoran dalam
STABILITAS TERHADAP GULING
Gaya guling yang dialami oleh dinding penahan Faktor keamanan terhadap guling:
tanah akan: 𝐹 =∑

• Cenderung menggulingkan dinding dengan


pusat rotasi pada ujung kaki depan pelat
fondasi Faktor keamanan yang disarankan:
• Dilawan oleh momen akibat berat sendiri 𝐹 ≥ 1.5 untuk tanah granuler
dinding penahan dan momen akibat berat 𝐹 ≥ 2.0 untuk tanah kohesif
tanah di atas pelat fondasi

Catatan:
• Tahanan tanah pasif akibat tanah yang berada di depan kaki dinding penahan diabaikan dalam hitungan stabilitas
• Jika tahanan tanah pasif yang ditimbulkan oleh pengunci pada dasar fondasi diperhitungkan maka nilainya harus
direduksi untuk mengantisipasi terjadinya erosi, iklim dan retakan akibat tegangan tarik tanah dasar yang kohesif
STABILITAS TERHADAP GESER
Gaya geser yang dialami oleh dinding penahan tanah akan ditahan oleh:
● Gesekan tanah – fondasi
● Tekanan tanah pasif (bila terdapat timbunan di depan dinding)

Faktor keamanan terhadap geser:


∑𝑅
𝐹 = ≥ 1.5
∑𝑃

Faktor keamanan yang disarankan:


𝐹 ≥ 1.5 untuk tanah granuler
𝐹 ≥ 2.0 untuk tanah kohesif
STABILITAS TERHADAP GESER
Untuk tanah granuler (𝑐 = 0): dimana:

𝑅 =𝑊 𝑓 ∑ 𝑅 = tahanan dinding penahan tanah terhadap geser

𝑊 = berat total dinding penahan dan tanah di atas pelat fondasi (kN)
= 𝑊 tan 𝛿 ; dengan 𝛿 ≤ 𝜑
𝛿 = sudut gesek antara tanah dan dasar fondasi, umumnya sekitar ⁄ −
Untuk tanah kohesif (𝜑 = 0): ⁄ dari nilai 𝜑

𝑅 =𝑐 𝐵 𝑐 =𝑎 𝑐 = adhesi antara tanah dan dasar dinding ( )

𝑐 = kohesi tanah dasar ( )


Untuk tanah 𝑐 − 𝜑 (𝑐 > 0 dan 𝜑 > 0): 𝑎 = faktor adhesi

𝑅 =𝑐 𝐵 + 𝑊 tan 𝛿 𝐵 = lebar fondasi (𝑚)

∑ 𝑃 = resultan gaya-gaya horizontal (𝑘𝑁)

tan 𝛿 = koefisien gesek antara tanah dasar dan dinding fondasi


STABILITAS TERHADAP GESER
Nilai tan 𝛿 pada pondasi dengan dasar yang sangat kasar (seperti beton yang dicor langsung di atas
tanah) dapat digunakan:
tan 𝛿 = tan 𝜑

Atau berdasarkan jenis tanahnya maka dapat digunakan nilai tan 𝛿 di tabel berikut ini (AREA, 1958):

Jenis Tanah Dasar Fondasi tan 𝛿

Tanah granuler kasar mengandung lanau atau lempung 0,55

Tanah granuler kasar mengandung lanau 0,45

Tanah lanau tak berkohesi 0,35

Batu keras permukaan kasar 0,60


Koefisien gesek antara pasir dan tanah di bawahnya (tan 𝛿 ) dapat digunakan nilai 0,35 (Terzaghi dan Peck, 1948)
STABILITAS TERHADAP Daya DUKUNG TANAH
Persamaan kapasitas dukung tanah yang umum
digunakan untuk menghitung stabilitas dinding
penahan tanah antara lain:

Terzaghi (1943)
Meyerhof (1951 & 1963)
Vesic (1975)
Hansen (1970)
STABILITAS TERHADAP Daya DUKUNG TANAH
Terzaghi (1943) memberikan solusi untuk kapasitas dukung ultimit (𝑞 ):
𝑞 = 𝑐𝑁 + 𝐷 𝛾𝑁 + 0.5𝐵𝛾𝑁
dengan,
𝑐 = kohesi tanah (𝑘𝑃𝑎)
𝐷 = kedalaman fondasi (𝑚)
𝛾 = berat volume tanah ( )
𝐵 = lebar fondasi dinding penahan tanah (𝑚)
𝑁 , 𝑁 dan 𝑁 = faktor daya dukung

Persamaan Terzaghi ini kurang tepat untuk digunakan menghitung kapasitas dukung ultimit dinding penahan tanah
karena hanya berlaku untuk fondasi yang dibebani secara vertikal dan sentris.
STABILITAS TERHADAP Daya DUKUNG TANAH
Hansen (1970) dan Vesic (1975)

Kapasitas dukung ultimit dapat dihitung dengan persamaan:


𝑞 = 𝑑 𝑖 𝑐𝑁 + 𝑑 𝑖 𝐷 𝛾𝑁 + 𝑑 𝑖 0.5𝐵𝛾𝑁
dengan,
𝑑 ,𝑑 ,𝑑 = faktor kedalaman
𝑖 ,𝑖 ,𝑖 = faktor kemiringan beban
𝐵 = lebar dasar fondasi sebenarnya (m)
𝑒 = eksentrisitas beban
𝛾 = berat volume tanah ( )
𝑁 ,𝑁 ,𝑁 = faktor – faktor kapasitas dukung

Catatan:
● Berat volume pada 𝐷 𝛾𝑁 adalah berat volume tanah di atas dasar fondasi
● Berat volume pada 0.5𝐵𝛾𝑁 adalah berat volume tanah di bawah dasar fondasi
● Faktor keamanan terhadap keruntuhan kapasitas dukung:
𝑞
𝐹= ≥3
𝑞
dimana 𝑞 = tekanan akibat beban struktur
STABILITAS TERHADAP Daya DUKUNG TANAH
𝑞 = tekanan akibat beban struktur dapat dihitung dengan cara:

1. Metode lebar efektif fondasi (Meyerhof):


𝑉
𝑞=
𝐵′
Dengan 𝑉 = beban vertikal total dan 𝐵 = 𝐵 − 2𝑒

2. Distribusi tekanan kontak antara tanah dasar fondasi dianggap linier (hanya untuk persamaan
Terzaghi):
𝑞= 1± bila 𝑒 ≤

𝑞= bila 𝑒 >
Lebar dinding penahan tanah sebaiknya di desain demikian rupa sehingga 𝑒 < ⁄ agar efisiensi
fondasi maksimum dan beda tekanan pada ujung kaki tidak besar (mengurangi resiko guling
pada DPT)
CONTOH 6 0.4 m
q= 10 kPa
Dinding penahan tanah kantilever seperti pada gambar.
● Data tanah:
○ Tanah urug: 𝑐 = 0 𝑘𝑃𝑎
𝜑 = 35° Lapisan 1:
𝜑 = 35°
𝛾 = 19 𝑐 =0
H=7m
○ Tanah fondasi: 𝑐 = 20 𝑘𝑃𝑎 𝛾 = 19 𝑘𝑁 𝑚
𝜑 = 35°
𝛾 = 18
○ Berat volume beton = 25
○ Beban terbagi rata di atas timbunan, 𝑞 = 10 𝑘𝑃𝑎 0.8 m
● Cek stabilitas dinding penahan (teori Rankine) Lapisan 2:
1 m 0.8 m 2.2 m 𝜙 = 35°
𝑐 = 20 𝑘𝑁
𝑚
𝛾 = 18 𝑘𝑁
𝑚
SOLUSI CONTOH 6
MENGHITUNG GAYA VERTIKAL DAN MOMEN TERHADAP KAKI DEPAN (TITIK MERAH)
0.4 m
q = 10 kN m 2

No Berat W Jarak dari O Momen ke O

(kN) (m) (kN-m)


1
1 0.4 × 6.2 × 25 = 62 1,60 99,2
H=7m 4
2 0.4 × 6.2 × 0.5 × 25 = 31 1,27 39,4

3 0.8 × 4 × 25 = 80 2,00 160,0


2
4 2.2 × 6.2 × 19 = 259,2 2,90 751,7

0.8 m 3 q 4 − 1.8 × 10 = 22 2,90 63,8

1 m 0.8 m 2.2 m 𝑊 = 454,2 𝑀 = 1114


SOLUSI CONTOH 6
MENGHITUNG TEKANAN TANAH AKTIF DAN MOMEN TERHADAP KAKI DEPAN (TITIK MERAH)
0.4 m q = 10 kN m 2

Tanah 1:
𝜑 = 35°; 𝑐 = 0; 𝛾 = 19

°
𝐾 = 𝑡𝑎𝑛 45° − = 0.271
1 ∑ 𝑃 = 0,5 𝐻 𝛾 𝐾 + 𝑞 𝐻 𝐾
= 0,5 7 19 0,271 + 10 7 0,271
H=7m 4 = 126,15 + 18,97
= 145,12𝑘𝑁

2 Tekanan aktif total, Pa Jarak dari O Momen ke O


(kN) (m) (kN.m)
0,5 x 72 x 19 x 0,271 = 126,20 2,33 294,05
0.8 m 3
10 x 7 x 0,271 = 18,92 3,5 66,22

1 m 0.8 m 2.2 m 𝑃 = 145,12 𝑀 = 360,75


SOLUSI CONTOH 6
STABILITAS TERHADAP PERGESERAN
Asumsi : dasar dinding sangat kasar
sehingga : sudut gesek 𝛿 =𝜑
adhesi 𝑐 =𝑐

𝑅 =𝑐 𝐵+ 𝑊 tan 𝛿

= 20 4 + 454,2 tan 35°


= 398 𝑘𝑁 𝑚

∑𝑅
𝐹 =
∑𝑃
398,0
=
145,12
= 2,74 > 1,5
SOLUSI CONTOH 6
STABILITAS TERHADAP GULING

∑𝑀
𝐹 =
∑𝑀
1114.1
=
360.75
= 3.16 > 1.5
Perancangan Seismik DPT Gravitasi
Pergerakan

𝛾𝐻
Δ𝑃𝑎𝑒 = (𝐾 𝐾 )
2
h
𝛾𝐻
𝑃𝑎 = 𝐾 3/5 H
2
1/3 H

𝐾 𝛾𝐻
Perancangan Seismik DPT Gravitasi - aktif
Pergerakan
Saat gempa, gaya Pa dinyatakan sebagai
𝛾𝐻
𝑃𝑎 = 𝐾
𝛾𝐻 2
Δ𝑃𝑎𝑒 = (𝐾 𝐾 )
2
h
𝛾𝐻
𝑃𝑎 = 𝐾 3/5 H
2
dengan Kae pada sudut baji yang ‘terkritis’
1/3 H (Mononobe and Okabe – O, 1926; M, 1929)
𝐾 𝛾𝐻 sin2 (α + φ′ − ψ)
Kae = 2
sin φ′ + δ sin (φ′− β − ψ)
cosψsin2α sin (α − δ − ψ) 1+
sin α − δ − ψ sin (α + β)
Perancangan Seismik DPT Gravitasi aktif
dengan Kae pada sudut baji yang ‘terkritis’
Saat gempa, gaya Pa dinyatakan sebagai
(Mononobe and Okabe – O, 1926; M, 1929)
𝛾𝐻
𝑃𝑎 = 𝐾
2 sin2 (α + φ′ − ψ)
Kae = 2
sin φ′ + δ sin (φ′ − β − ψ)
cosψsin α sin (α − δ − ψ) 1+
2
sin α − δ − ψ sin (α + β)

Sudut yang mewakili gaya inersia gempa


kh
ψ = tan−1
1 −kv
Dimana kh dan kv adalah koefisien seismik,
dimana kv dapat diabaikan  0, Kramer 1996.
Perancangan Seismik DPT Gravitasi – aktif
Pergerakan

Total gaya horisontal aktif saat gempa, Pae :


𝛾𝐻
Δ𝑃𝑎𝑒 = (𝐾 𝐾 )
2
h 𝑎𝑒 𝑎 𝑎𝑒
𝛾𝐻
𝑃𝑎 = 𝐾 3/5 H
2
1/3 H

𝐾 𝛾𝐻
Perancangan Seismik DPT Gravitasi - PASIF
Pergerakan
Saat gempa, gaya Pp dinyatakan sebagai
𝛾𝐻
𝑃𝑝 = 𝐾
𝛾𝐻 2
Δ𝑃𝑝𝑒 = (𝐾 𝐾 )
2
h
𝛾𝐻
𝑃𝑎 = 𝐾 3/5 H
2
dengan Kpe pada sudut baji yang ‘terkritis’
1/3 H (Mononobe and Okabe – O, 1926; M, 1929)
𝐾 𝛾𝐻 sin2 (α − φ′ + ψ)
Kpe = 2
sin φ′+ δ sin (φ′ + β + ψ)
cosψsin2α sin (α + δ + ψ) 1−
sin α + δ + ψ sin (α + β)
Perancangan Seismik DPT Gravitasi – Pasif
dengan Kpe pada sudut baji yang ‘terkritis’
Saat gempa, gaya Pp dinyatakan sebagai
(Mononobe and Okabe – O, 1926; M, 1929)
𝛾𝐻
𝑃𝑝 = 𝐾
2 sin2 (α − φ′+ ψ)
Kpe = 2
sin φ′ + δ sin (φ′+ β + ψ)
cosψsin2α sin (α + δ + ψ) 1−
sin α + δ + ψ sin (α + β)

Sudut yang mewakili gaya inersia gempa


kh
ψ = tan−1
1 −kv
Dimana kh dan kv adalah koefisien seismik,
dimana kv dapat diabaikan  0, Kramer 1996.
Perancangan Seismik DPT Gravitasi – Pasif
Pergerakan

Total gaya horisontal aktif saat gempa, Ppe :


𝛾𝐻
Δ𝑃𝑝𝑒 = (𝐾 𝐾 )
2
h 𝑝𝑒 𝑝 𝑝𝑒
𝛾𝐻
𝑃𝑎 = 𝐾 3/5 H
2
1/3 H

𝐾 𝛾𝐻
Mononobe – Okabe (?)
Kelebihan: SIMPLE Aktif

Kekurangan:
1. Bidang runtuh diasumsikan
sama untuk kondisi statik dan
dinamik Pasif
2. Efek kohesi tidak dimasukkan
(walaupun dapat mengurangi
efek dinamik dari tekanan aktif)
3. Baji menggunakan bidang garis
lurus (yang belum tentu bidang
terlemah, terutama pada Ppe,
gunakan bidang runtuh
log spiral) (NCHRP, 2008)
CONTOH & SOLUSI 7
DPT tipe gravitasi tinggi 3m, permukaan tanah rata, kering, dengan nilai sudut geser tanah
30° dan berat isi 20 kN/m3 akan di desain dengan kh 0,2.

Tentukan:
1. Ka & Kp
γ=20 kN/m3 2. Kae & Kpe
3m
3. Pa, ΔPae dan jaraknya
φ=30° 4. Pp, ΔPpe dan jaraknya (jika tanah terdorong)
kh 0,2
CONTOH & SOLUSI 7
1. Ka & Kp

1 − sinφ′ 1 − sin (30)


Ka = = = 0.333
1 + sinφ′ 1 + sin (30)

1 + sinφ′ 1 + sin (30)


Kp = = =3
1 − sinφ′ 1 sin (30)
CONTOH & SOLUSI 7
2. Kae & Kpe
kh 0.2
ψ = tan−1 = tan−1 = 11.3 °
1 −kv 1 −0

Koefisien tekanan tanah aktif -seismik:


sin2 (α + φ′ − ψ)
Kae = 2
sin φ′ + δ sin (φ′− β − ψ)
cosψsin α sin (α − δ − ψ) 1+
2
sin α − δ − ψ sin (α + β)

sin2 (90 + 30 − 11.3)


Kae = 2 = 0.473
sin 30 + 0 sin (30 − 0 − 11.3)
cos(11.3)sin2(90) sin (90 − 0 − 11.3) 1+
sin 90 − 0 − 11.3 sin (90 + 0)
CONTOH & SOLUSI 7
2. Kae & Kpe
kh 0.2
ψ = tan−1 = tan−1 = 11.3 °
1 −kv 1 −0

Koefisien tekanan tanah pasif -seismik :


sin2 (α − φ′ + ψ)
Kpe = 2
sin φ′+ δ sin (φ′+ β + ψ)
cosψsin2α sin (α + δ + ψ) 1−
sin α + δ + ψ sin (α + β)

sin2 (90 − 30 + 11.3)


Kpe = 2 = 5.29
sin 30 + 0 sin (30 + 0 + 11.3)
cos(11.3)sin2(90) sin (90 + 0 + 11.3) 1−
sin 90 + 0 + 11.3 sin (90 + 0)
CONTOH & SOLUSI 7
3. Pa, ΔPae dan jaraknya

gaya statik aktif:


1
Pa = K γH2
2 a
1
Pa = x 0,33 x 20 x (3)2 = 30 kN/m
2
Gaya dinamik aktif :
∆Pae = (Kae – Ka) γH2
kN
∆Pae = (0,473 – 0,333)(20)(3)2 = 12.6
m
Jarak Pa dari dasar dinding:
1 1
Xa = H = (3) = 1 m
3 3
Jarak Pae dari dasar dinding:
Xae = 0.6H = 0.6(3) = 1.8 m
CONTOH & SOLUSI 7
4. Pp, ΔPpe dan jaraknya

gaya statik pasif:


1
PP = KPγH2
2
1 kN
PP = (3)(20)(3)2 = 270
2 m
Gaya dinamik pasif :
∆Ppe = (Kpe – Kp) γH2
kN
∆Ppe = (5.29 – 3)(20)(3)2 = 206.1
m
Jarak Pp dari dasar dinding :
1 1
Xp = H = (3) = 1 m
3 3
Jarak Ppe dari dasar dinding :
Xpe = 0.6 H = 0.6 x 3 = 1.8 m

Anda mungkin juga menyukai