Anda di halaman 1dari 73

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN KANTOR KELURAHAN

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi Tugas Besar mata kuliah Struktur Baja dengan dosen
pengampu Dr. Euis Kania K, M.T.

Oleh :
Ruli Nere Ramdani 2030121001

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2022
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Tugas Besar ini dengan judul “Perencanaan Bangunan Kantor
Kelurahan” dengan baik. Dalam penyusunan Tugas Besar pada mata kuliah
Struktur Baja ini, penyusun banyak menerima bimbingan, bantuan dan dorongan
yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Euis Kania M.T selaku
dosen pembimbing mata kuliah Struktur Baja yang telah memberi bimbingan dan
materi selama penyusunan tugas besar ini. Seluruh Asisten dosen Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah, yang telah memberikan ilmunya. Serta rekan – rekan
dari Teknik sipil yang telah mememberi dukungan dalam penyusunan laporan
Tugas Akhir ini, dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan
Tugas Akhir ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Besar ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran maupun masukan yang membawa
ke arah perbaikan dan bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Semoga
Tugas Besar ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Sukabumi, Juni 2022
Penyusun

Ruli Nere Ramdani

2
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jln.R. Syamsudin, SH No. 50 Sukabumi. Telp: 0266-218345, Fax/telp: 0266-218342

Lembar Asistensi

Nama : Ruli Nere Ramdani


NIM : 2030121001
Mata Kuliah : Struktur Baja
Dosen Pengampu : Euis Kania K, M.T

No Tanggal Keterangan Paraf

01 11 Mei 2022 1. Kriteria desain struktur atap masukan pada landasan teori
2. Beban air hujan masukan pada hitungan beban gording
3. beban kombinasi lanjutkan

Sukabumi, 2022

Euis Kania K, M.T


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................ 2


Daftar Isi ...................................................................................................................... 3
BAB 1. Pendahuluan .................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2. Tujuan ................................................................................................................. 5
1.3. Kriteria Perencanaan ............................................................................................ 5
1.4. Peraturan yang Berlaku ........................................................................................ 5
BAB 2. Dasar Teori ...................................................................................................... 6
2.1. Pengertian Baja ................................................................................................... 6
2.2. Baja Sebagai Bahan Struktur ............................................................................... 6
2.3. Bentuk Profil Baja ............................................................................................... 6
2.4. Sifat Metalurgi Baja ............................................................................................ 7
2.5. Bentuk-bentuk Baja Dalam Perdagangan ............................................................. 8
2.6. Macam-macam Bentuk Kuda-kuda Baja .............................................................. 9
2.7. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Baja ........................................................ 9
2.8. Jenis-jenis Alat Penyambung Baja ....................................................................... 9
2.9. Dasar-dasar Perhitungan .................................................................................... 10
BAB 3. Perencanaan Atap ......................................................................................... 19
3.1. Perencanaan Atap .............................................................................................. 19
3.2. Dasar Perencanaan ............................................................................................ 20
3.3. Kriteria Desain Struktur Atap ............................................................................ 20
3.4. Perencanaan Gording ......................................................................................... 21
3.5. Perencanaan Kuda-kuda .................................................................................... 29
3.6. Desain Sambungan Baut .................................................................................... 45
BAB 4. Perencanaan Plat Lantai ............................................................................... 47
4.1. Denah Plat Lantai .............................................................................................. 47
4.2. Perhitungan Plat Lantai ...................................................................................... 48
BAB 5. Analisis Balok dan Kolom ............................................................................. 55
5.1. Data Perancangan .............................................................................................. 55
5.2. Perencanaan Balok ............................................................................................ 55
5.3. Perencanaan Kolom ........................................................................................... 62
5.4. Perhitungan Sambungan .................................................................................... 66
BAB 5. Analisis Balok dan Kolom ............................................................................. 69

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan merupakan suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan
dan perubahan yang berencana kearah yang lebih baik. Sedangkan tujuan dari
pembangunan adalah untuk dapat mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan
sejahtera baik materil maupun spiritual. Dalam pelaksanaan pembangunan
tersebut agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka dalam
pelaksanaannya sangat ditunjang oleh manajemen dan organisasi yang baik,
karena dalam manajemen terkandung unsur perencanaan yang terorganisasi
dengan baik. Tanpa adanya rencana, maka tidak ada dasar untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan pembangunan dalam rangka usaha pencapaian tujuan.
Dalam rangka pembangunan desa yang menyeluruh, terpadu dan
terprogram, untuk mencapai sasaran dan tujuannya selain ditunjang oleh
manajemen pemerintah desa yang baik, organisasi yang jelas juga sangat
ditentukan oleh partisipasi masyarakat desa yang bersangkutan. Efektifitas
pembangunan merupakan suatu ukuran tercapainya sasaran atau tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Sehubungan dengan efektifitas pembangunan
tersebut maka dukungan dan bantuan dari pemerintah dalam pembangunan desa
itu sendiri sangat berarti.
Bentuk dukungan pemerintah pusat bagi masyarakat desa ialah dengan
membangun fasilitas bagi pemerintah desa. Salah satunya pembangunan
Gedung kantor kelurahan yang mana diharapkan dapat memberi kenyamanan
bagi pemerintah desa agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik bagi
masyarakat.

4
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari pembuatan tugas besar ini adalah agar mahasiswa mampu
menentukan, merancang, dan mendesain struktur bangunan dengan material
baja. Perancangan dan pendesainan ini meliputi material, profil baja elemen
struktural dan sambungan antar elemen untuk merancang suatu bangunan
gudang dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

1.3 Kriteria Perencanaan


1. Spesifikasi Bangunan
a. Fungsi bangunan : Gedung Kantor Kelurahan
b. Luas bangunan : 216 m2
c. Jumlah lantai : 2 lantai
d. Tinggi antar lantai : 3,50 m
e. Penutup atap : Rangka kuda-kuda baja vaulted parallel chord
f. Pondasi : Foot Plat
2. Spesifikasi Bahan
a. Mutu baja profil : BJ 34
b. Mutu beton (f’c) : 28 MPa
c. Mutu baja tulangan (fy) :
Polos: 240 MPa.
Ulir: 380 MPa.

1.4 Peraturan yang Berlaku


5.1 SNI 1729-2015 tentang Persyaratan Baja Struktural untuk Bangunan
Gedung
5.2 SNI 1726-2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non-gedung
5.3 PPI 1983 tentang Pembebanan untuk Gedung
5.4 Profil Baja.

5
BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Baja


Baja adalah bahan komoditas tinggi terdiri dari Fe dalam bentuk kristal dan
karbon. Besarnya unsur karbon adalah 1,6%. Pembuatan baja dilakukan dengan
pembersihan dalam temperatur tinggi. Besi mentah tidak dapat ditempa. Dimana
pembuatan baja dengan menggunakan proses dapur tinggi dengan bahan
mentahnya biji besi (Fe) dengan oksigen (O) dan bahan-bahan lainnya.

2.2 Baja Sebagai Bahan Struktur


Beberapa keuntungan yang diperoleh dari baja sebagai bahan struktur
adalah sebagai berikut :
1. Baja mempunyai kekuatan cukup tinggi dan merata.
2. Baja adalah hasil produksi pabrik dengan peralatan mesin-mesin yang cukup
canggih dengan jumlah tenaga manusia relatif sedikit, sehingga pengawasan
mudah dilaksanakan dengan seksama dan mutu dapat dipertanggungjawabkan.
3. Pada umumnya struktur baja mudah dibongkar pasang, sehingga elemen
struktur baja dapat dipakai berulang-ulang dalam berbagai bentuk struktur.
4. Jika pemeliharaan struktur baja dilakukan dengan baik, struktur dari baja dapat
bertahan cukup lama.

2.3 Bentuk Profil Baja


Baja struktur diproduksi dalam berbagai bentuk profil. Bentuk profil baja
yang sering dijumpai dipasaran seperti : siku-siku, kanal, I atau H, jeruji, sheet piles,
pipa, rel, plat, dan kabel. Disamping itu ada profil yang bentuknya serupa dengan
profil I tetapi sayapnya lebar, sehingga disebut profil sayap lebar (wide flange).
Beberapa kelebihan dari wide flange, yaitu:
1. Kekuatan lenturnya cukup besar
2. Mudah dilakukan penyambungan
Adanya kelebihan diatas menjadikan wide flange sering digunakan sebagai
kolom dan balok pada bangunan gedung, gelagar dan rangka jembatan, dan

6
bangunan struktur lainnya. Khusus untuk wide flange dengan perbandingan lebar
sayap dan tinggi profil (b/h) sama dengan satu atau disebut juga profil H. Profil H
ini sangat cocok digunakan untuk struktur pondasi tiang pancang.

2.4 Sifat Metalurgi Baja


Sifat metalurgi baja ini sangat berkaitan erat dengan fungsi dari unsur-unsur
atau komponen kimia dalam baja. Baja struktur yang biasa dipakai untuk struktur
rangka bangunan adalah baja karbon (carbon steel) dengan kuat tarik sebesar 400
MPa, sedang baja struktur dengan kuat tarik lebih dari 500 Mpa sampai 1000 Mpa
disebut baja kekuatan tinggi (high strength steel).

Sifat –sifat Baja

sifat yang dimiliki baja yaitu kekakuanya dalam berbagai macam keadaan
pembebanan atu muatan. Terutama tergantung dari :

• Cara peleburannya
• Jenis dan banyaknya logam campuran
• Proses yang digunakan dalam pembuatan.
Berikut ini ada beberapa dalil yang menyangkut sifat-sifat baja :

Dalil I

Besi murni tidak mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan untuk dipergunakan


sebagai bahan penanggung konstruksi.

Dalil II

Peningkatan nilai dari sifat-sifat tertentu, lazim dengan tidak dapat dihindarkan
senantiasa mengakibatkan pengurangan dari nilai sifat-sifat lain, misalnya baja
dengan keteguhan tinggi, istimewa lazimnya kurang kenyal.

7
Dalam praktek terdapat satu hal yang sangat penting bahwa sifai-sifat
konstruksi dapat berarti runtuhnya seluruh konstruksi, oleh karena itu :

1. Penentuan syarat minimum harus dimuat didalam deluruh kontrak


pemesanan, pembelian, atau penyerahan bahan.
2. Garansi tentang meratanya sifat-sifat itu harus didapatkan dengan
dilakukanya pengujian pada waktu penyerahan bahan.
3. Tuntutan yang tinggi tetapi tidak perlu benar, sebab beban tidak
bernilai tinggi itu lebih mahal atau ekonomis.
4. Sifat –sifat ynag kita kehendaki harus ada, bukan saja pada waktu
sudah dikerjakan, yaitu setelah dipotong, digergaji, di bor, ditempa,
dibengkokan , dan lain-lain.
5. Sifat-sifat yang kita kehendaki harus ada bukan saja merugikan
dengan cara-cara yang tidak dapat dipertanggung jawabkan .
6. bentuk-bentuk dari bagian-bagian bangunan dan sambungannya
harus di terapkan.

2.5 Bentuk-bentuk baja dalam perdagangan


1. Profil baja tunggal
• Baja siku-siku sama kaki
• Baja siku tidak sama kaki (baja T)
• Baja siku tidak sama kaki (baja L)
• Baja I
• Baja Canal
• Baja
2. Profil Gabungan
• Dua baja L sama kaki
• Dua baja L tidak sama kaki
• Dua baja I
3. Profil susun
• Dua baja I atau lebih

8
2.6 Macam-macam bentuk kuda-kuda Baja
a. Pratt Truss
b. Hows Truss
c. Pink Truss
d. Modified Pink Truss
e. Mansarde Truss
f. Modified Pratt Truss
g. Crescent Truss

2.7 Keuntungan dan kerugian Pengunaan Baja


• Keuntungan:
a. Bila dibandingkan dengan beton maka baja lebih ringan.
b. Apabila suatu saat konstruksi harus diubah,maka bahan baja akan
lebih mudah untuk dipindahkan.
c. Bila konstruksi harus dibongkar, baja akan dapt dipergunakan lagi
sedangkan konstruksi dengan beton tidak dapt digunakan lagi.
d. Pekerjaan konstruksi baja dapat dilakukan di bengkel sehingga
pelaksanaannya tidak membutuhkan waktu lama.
e. Bahan baja sudah mempunyai ukuran dan mutu tertentu dari pabrik.
• Kerugian:
1. Biala konstruksi terbakar, maka kekuatannya akan berkurang, pada
batas yang besar juga dapat merubah konstruksi.
2. Bahan baja dapat terkena karat, sehingga memerlukan perawatan.
3. Biaya mobilisasi baja yang sangat besar karena beratnya.
4. Dalam pelaksanaan konstruksi diperlukan tenaga ahli dan
berpengalaman dalam hal konstruksi baja.

2.8 Jenis-jenis alat Penyambung baja


a. Baut
b. Paku keling
c. Las lumer
2.8.1 Baut

9
Pemakaian baut diperlukan bila:
1. Tidak cukup tempat untuk pekerjaan paku keling
2. Jumlah plat yang akan disambung> 5d (d diameter baut)
3. Dipergunakan untuk pegangan sementara
4. Konstruksi yang dapat dibongkar pasang

2.8.2 Paku Keling


Sambungan paku keling dipergunakan pada konstruksi yang tetap, berarti tidak
dapt dibongkar pasang.Jumlah tebal pelat yang akan disambung tidak
boleh>6d ( diameter paku keling).Beberapa bentuk kepala paku keling:
Ada 2 macam las lumer menurut bentuknya, yaitu:

1. Las tumpul
2. Las sudut

2.9 Dasar-dasar Perhitungan


1. Perhitungan dimensi gording
2. Perhitungan dimensi batang tarik ( trackstang )
3. Perhitungan dimensi ikatan angin
4. Perhitungan dimensi kuda-kuda
5. Perhitungan kontruksi perletakan
6. Penggambaran

2.9.1 Macam-Macam Pembebanan


Pembebanan yang digunakan pada konstruksi rangka baja (pembebanan
pada kuda-kuda), terdiri dari :

a. Beban Mati
• Beban penutup atap dan gording ( tanpa tekanan angin )
• Beban berguna P = 100 kg
• Berat sendiri kuda-kuda
b. Beban Angin
• Beban angin kanan

10
• Beban angin kiri
c. Beban Plafond

2.9.2 Perhitungan dimensi gording


Gording diletakan diatas beberapa kuda-kuda dengan fungsinya menahan
beban atap dan perkayuannya,yang kemudian beban tersebut disalurkan pada kuda-
kuda.
Pembebanan pada gording berat sendiri gording dan penutup atap
Dimana: a = jarak gording
L = jarak kuda-kuda
G = (1/2a+1/2a)x L meter x berat per m² penutup atap per m²
gording = ax berat penutup atap per m²
catatan: Berat penutup atap tergantung dari jenis penetup atap
Berat jenis gording diperoleh dengan menaksirkan terlebih dahulu dimensi
gording, biasanya gording menggunakan profil I, C, dan [setelah ditaksir dimensi
gording dari tabel profil di dapat berat per m, gording
Berat sendiri gording = g2 kg/m
Berat mati = b.s penutup atap + b.s gording
= (g1 + g2) kg/m
Gording di letakkan tegak lurus bidang penutup atap, beban mati (g) bekerja
vertikal.
gx = g cos 
gy = g sin 
Gording diletakkan diatas beberapa kuda-kuda, jadi merupakan balik
penerus diatas beberapa balok tumpuan (continuous beam ). Untuk memudahkan
perhitungan dapat dianggap sebagai balok diatas dua tumpuan statis tertentu dengan
mereduksi momen lentur.

11
Mmax = 1/8 gl2
Ambil M = 20 % (1/8 gl2)
Mmax = 80 % (1/8 gl2)
Mmax = 0,80 (1/8 gl2)
Dmax = 1/2 gl
akibat gx → Mgl = 0,80 (1/8 gx l2)
= 0,80 (1/8 sin  l2)
akibat gy → Myl = 0,8 (1/8 gy l2)
= 0,80 (1/8 g cos  l2 )

2.9.3 Beban berguna ( P = 100 kg )


Beban berguna P = 100 kg bekerja di tengah-tengah gording
Mmax = 80 % ( ¼ PL)
Akibat Px→ Mx2 = 0,80 ( ¼ PxL )
= 0,80 ( ¼ P sin  L)
Akibat Py→ My2 = 0,80 ( ¼ Py L )
= 0,80 ( ¼ P cos  L)
2.9.4 Beban angin W
Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal/aksial tarik saja.
Cara bekerjanya kalau yang satu bekerja sebagai batang tarik maka yang
lainnya tidak menahan apa-apa. Sebaliknya kalau arah angin berubah, maka
secara berganti batang tersebut bekerja sebagai batang tarik.Beban angin
dianggap bekerja tegak lurus bidang atap
Beban angin yang di tahan gording
W = a . x tekanan angin per meter = ……….kg/m2
Mmax = 80 % ( 1/8 WL2 )
= 0,80 ( 1/8 WL2 )
Akibat Wx → Mx3 =0
Akibat Wy → My3 = 0,80 ( 1/8 WyL2 )
= 0,80 ( 1/8 WL2 )

12
2.9.5 Kombinasi pembebanan
I Mx total = Mx1 + Mx2
My total = My1 + My2
II Beban mati + Beban berguna + Beban angin
Mx total = Mx1 + Mx2
My total = My1 + My2 + My3
2.9.6 Kontrol tegangan
*kombinasi I
Mxtotal Mytotal
 = +   :  = 1600kg / cm2
Wy Wx

catatan: jika  :  , maka dimensi gording diperbesar


*kombinasi II
Mxtotal Mytotal
= + +   : 1,25
Wy Wx
catatan :jika   1,25 , maka di mensi gording di perbasar
2.9.7 Kontrol lendutan
• Akibat beban mati:
5q x L4 5q y L4
Fxl = cm F= cm
384 EI y 384EI x

• Akibat beban berguna

Px L3 5W y L3
Fx 2 = cm Fy 2 = cm
48 EI x 48EI y
• Akibat beban angin
5W y L4
Fx3 = 0cm Fy 3 = cm
384EI x

Fx total = (Fx1+Fx2),  F
Fy total = (Fy1+Fy2+Fy3),  F

F1 = f x2 + f y2  f

catatan : jika F>F maka dimensi gording di perbesar

13
2.9.8 Perhitungan Dimensi Tracstang (Batang Tarik)
Batang tarik berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah sumbu
x (kemiringan atap dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur pada arah
sumbu x
Batang tarik menahan gaya tarik Gx dan Px, maka :
Gx = berat sendiri gording + penutup atap arah sumbu x
Px = beban berguna arah sumbu x
Pbs =Gx + Px
Karena batang tarik di pasang dua buah, per batang tarik :
Gx + Px
Pts =
2
F
 =    ambil
Fn
Gx + Px Gx + Px
= =   Fn =
2 2
Fn 
Fbr =125 % Fn
Fbr = ¼ п d2
Dimana : Fn = luas netto
Fbr = luas brutto
A = diameter batang tarik (diper oleh dari tabel baja )

2.9.9 Batang Tarik


p
Fn =

Dimana: Fn = Luas penampang netto
P = Gaya batang
 = Tegangan yang diijinkan
Fbr = Fn + ∆ F  Fbr = 125%

14
2.9.10 Batang Tekan
Imin = 1,69 P.Lk²
Dimana: Imin = momen inersia minimum cm4
P = gaya batang tekan, Kg
Lk = panjang tekuk, cm
Setelah diperoleh Imin lihat tabel propil maka diperoleh dimensi/ukuran
profil.
Kontrol:
1. terhadap sumbu bahan
2. terhadap sumbu bebas bahan
Untuk profil rangkap dipasang kopel plat atau plat kopling
Catatan:
a. Konstruksi rangka baja kuda-kuda biasanya dipakai
prfil C
b. Pada batang tarik yang menggunakan profil rangkap
perlu dipasang kopel plat satu buah ditengah-tengah
bentang
c. Pada batang tekan pemasangan kopel plat mulai mulai
dari ujung batang tengah ke tengah bentang dengan
jumlah ganjil

2.9.11 Perhitungan Gaya-gaya Batang


Besarnya gaya batang tidak dapat langsung tidak dapat langsung dicari
dengan cara cremona, karena ada momen lentur pada kolom.Perhitungan dapat
diselesaikan dengan membuat batang-batang tambahan(fiktif)
Selanjutnya dapat diselesaikan dengan cara cremona.
Ada dua cara untuk mencari besarnya gaya batang yaitu dengan cara :
1. Grafis, yaitu dengan cara cremona dan car cullman
2. Analistis, yaitu dengan cara ritter, cara Henenberg, cara keseimbangan
titik kumpul.

15
Untuk mencari gaya batang pada konstuksi kuda-kuda, biasanya dipakai
dengan cara cremona kemudian di kontrol dengan cara ritter. Selisih kesalahan cara
cremona ddan cara ritter maksimum 3 %jika lebih maka perhitungan harus di ulang.
Ada beberapa asumsi yang di ambil dalam penyelesaian konsrtuksi rangka
batang, terutama untuk mencari besarnya gaya batang, yaitu :
1. Titik simpul dianggap sebagai sendi (M=o)
2. Tiap batang hanya memikulgaya normal atau axial tarik atau tekan
3. Beban dianggap bekerja pada titik simpul
a. Beban mati dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul
batang tepi atas
b. Beban angin, dianggap bekerja tegak lurus bidang atap pada
tiap-tiap simpul batang tepi atas
c. Bahan flapon, dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik
simpul batang tepi bawah
4. Gaya batang tekan arahnya mendekati titik simpul dan gaya batang tarik
arahnya menjauhi titik simpul

2.9.12 Cara Cremona ( Cara Grafis )


Dalam menyelesaikan cara cremona perlu diperhatikan beberapa
patokan sebagai berikut:
1. Ditetapkan segala gaya ,yaitu dari satuan Kg/ton menjadi satuan cm.
2. Penggambaran gaya batang dimulai dari titik simpul yang hanya
terdapat maksimum dua gaya batang yang belum diketahui.
3. Urutan penggambaran dapat searah jarum jam atau berlawanan arah
jarum jam.Keduanya jangan dikombinasikan.
4. Akhir dari penggambaran gaya batang harus kembali pada titik ,dimana
dimulai penggambaran gaya batang.

16
Prosedure penyelesaian cara cremona:
1. Gambar bentuk kuda-kuda rencana dengan skala yang benar,lengkap
dengan ukuran gaya-gaya yang bekerja.
2. Tetapkan skala gaya dari Kg atau ton menjadi cm.
3. Cari besar resultan dari gaya yang bekerja.
4. Cari besar arah dan titik tangkap dari reaksi perletakan.
5. Tetapkan perjanjian arah urutan penggambarandari masing-masing
gaya batang pada titik simpul searah jarum jam atau berlawanan jarum
jam.
6. Gambar masing-masing gaya batang sesuai ketentuan pada patokan
yang berlaku.
7. Ukuran panjang gaya batang, tarik (+),atau tekan (-).
8. Besarnya gaya yang dicari adalah panjang gaya batang dikalikan skala
gaya.

2.9.13 Cara Ritter ( Analisis )


Mencari gaya-gaya dengan cara ritter bersifat analitis dan perlu
diperhatikan ketentuan berikut:
a. Membuat garis potong yang memotong beberapa batang yang akan
dicari.
b. Batang yang terpotong diasumsikan sebagai batang tarik.Arah gaya
menjauhi titik simpul.
Catatan : Sebaikanya ditinjau bagian konstruksi yangterdapat gaya lebih
sedikit, hal ini untuk mempercepat perhitungan
Urutan cara penggambaran:
1. Gambar bentuk konstruksi rangka batang yang akan dicari ,gaya batang
lengkap dengan ukuran dan gaya-gaya yang bekerja.
2. Cari besar reaksi perletakan
3. buat garis potong yang memotong batang yang akan dicari gaya
batangnya.
4. Tinjau bagian konstruksi yang terpotong tersebut dimana terdapat gaya-
gaya yang lebih sedikit.

17
5. Tandai arah gaya dari batang yang terpotong tersebut dimana terdapat
gaya yang lebih sedikit.
6. Cari jarak gaya trhadap titik yang ditinjau.
7. Selanjutnya didapat gaya batang yang dicari.

2.9.14 Perhitungan Sambungan


Dalam kontruksi baja ada beberapa sambungan yang biasanya digunakan.
Pada perhitungan disini sambungan yang dipergunakan adalah sambungan baut.
Karena pada baut terdapat ulir, yang menahan geser dan tumpu hanya
diperhitungkan bagian galinya (kran), untuk mempermudah perhitungan dapat
diperhitungkan pada penentuan besarnya tegangan geser dan tumpuan yang
diijinkan.
Gaya normal menimbulkan tegangan tumpu pada baut, sedangkan gaya
geser menimbulkan tegangan geser pada baut. Untuk perhitungan sambungan
dengan baut perlu diketahui besarnya daya pikul 1 baut terhadap geser dan tumpu.
Fgs = ¼ .  . d2
Ftp = d. Smin
Dimana :
Fgs = Luas bidang geser
Ftp = Luas bidang tumpu
Smin = Tebal plat minimum
d = diameter baut
Catatan:
• Untuk sambungan tunggal (single skear)
Ngs = ¼ .  . d2
• Untuk sambungan ganda (double skear)
Ngs = ¼ .  . d2. C
Ntp = d. Smin . σtp

18
BAB 3
PERENCANAAN ATAP
3.1 Perencanaan Atap
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104 28°
30°

900

Kuda-kuda
300

da
Ku

-ku
da

da
-ku

Ku
da

Kuda-kuda Kuda-kuda Kuda-kuda


300

Gording

Gording

Gording

Gording

Gording

Gording

Gording

Gording

Gording

Gording
300

Kuda-kuda Kuda-kuda Kuda-kuda


da
Ku

-ku
da

da
-ku

Ku
da
300

Kuda-kuda

Gambar 3.1 Desain Rangka Atap

Keterangan :
• Bentang Kuda-kuda (L) :9m
• Panjang Atap (H) : 12 m
• Jarak Kuda-kuda :3m
• Mutu Baja : BJ34
• Jenis Sambungan : Baut

19
3.2 Dasar Perencanaan
Dasar perencanaan yang dimaksud di sini adalah data dari perencanaan atap
itu sendiri, seperti perencanaan kuda-kuda dan gording, yaitu :
a. Bentuk rangka kuda-kuda : seperti tergambar.
b. Jarak antar kuda-kuda : 3 meter.
c. Kemiringan atap : 30º
d. Bahan gording : baja kanal 10.
e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki.
f. Bahan penutup atap : genteng
g. Alat sambung : baut-mur.
h. Jarak antar gording : 1,04 meter.
i. Bentuk atap : perisai.
j. Mutu baja profil : BJ-34 (σijin = 1600 kg/cm2).
(σleleh = 2400 kg/cm2).

3.3 Kriteria Desain Struktur Atap


Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi struktur bangunan adalah
Kriteria desain struktur. Bab ini menjelaskan tentang kriteria desain serta
keterangan umum perencanaan struktur sebagai acuan Perencana Struktur
dalam melakukan pekerjaan desain struktur.
Pada makalah ini struktur atap direncanakan menggunakan jenis atap baja
vaulted parallel chord. Desain rangka atap ini dipilih karena kekuatan rangka
atap lebih besar dibandingkan rangka atap portal gable. Namun dalam hal
efisiensi waktu dan biaya rangka ini kalah terhadap rangka portal gable.

20
3.4 Perencanaan Gording
3.4.1 Perencanaan Pembebanan
Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja kanal 10
dengan data sebagai berikut:
a. Berat gording = 10,6 kg/m.
b. Ix = 206 𝑐𝑚4.
c. Iy = 29,3 𝑐𝑚4 .
d. h = 100 mm.
e. b = 50 mm.
f. d = 6 mm.
g. t = 8,5 mm.
Kemiringan atap (α) = 30º.
Jarak antar gording (s) = 1,04 meter.
Jarak antar kuda-kuda (L) = 3 meter.
Pembebanan berdasarkan tata cara perhitungan pembebanan untuk
bangunan rumah dan gedung SNI 03-1727-2020, sebagai berikut:
a. Berat penutup atap = 50 kg/m2
b. Beban angin = 25 kg/m2
c. Berat hidup (pekerja) = 100 kg
d. Berat penggantung dan plafond = 18 kg/m2

3.4.2 Perhitungan Pembebanan


a. Beban mati (DL)

Gambar 3.2 Arah Momen Beban Mati Pada Gording


Beban atap = s × berat atap
= 1,04 meter × 50 kg/𝑚2
= 52 kg/m

21
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑝
Beban mati atap = 𝑐𝑜𝑠 𝛼
52
=
cos 30

= 60,04 kg/m
Berat gording = 10,6 kg/m (tabel profil baja canal 10)
Beban mati = beban mati atap + berat gording
= 60,04 meter + 10,6 kg/𝑚2
= 70,64 kg/m
Beban aksesoris = 15% × beban mati
= 15% × 70,64 kg/𝑚2
= 10,596 kg/m
q total = beban mati + beban aksesoris
= 70,64 kg/m + 10,596 kg/m
= 81,236 kg/m
qx = q total beban mati × sin α
= 81,236 kg/m × sin 30°
= 40,618 kg/m
qy = q total beban mati × cos α
= 81,236 kg/m × cos 30°
= 70,35 kg/m
1 1
Mx = 8 𝑞𝑥 . 𝐿2 + 4 𝑃𝑥 . 𝐿
1 1
= 8 . 40,618 . 32 + 4 . 50 . 3

= 83,195 kg/m
1 1
My = 8 𝑞𝑦 . 𝐿2 + 4 𝑃𝑦 . 𝐿
1 1
= 8 . 70,35 . 32 + 4 . 86,6 . 3

= 144,09 kg/m

22
b. Beban hidup (LL)

Gambar 3.3 Arah Momen Beban Hidup Pada Gording


Berat pekerja (P) = 100 kg
Px = Berat pekerja × sin α
= 100 kg/m × sin 30°
= 50 kg/m
Py = Berat pekerja × cos α
= 100 kg/m × cos 30°
= 86,6 kg/m

c. Beban angin (WL)

Gambar 3.4 Arah Momen Beban Angin Pada Gording


Beban angin kondisi normal = 25 kg/ m2
Koefisien kemiringan atap = 30º
Koefisien angin tekan = (0,2 α – 0,4) = 0,2
Koefisien angin hisap = - 0,4
Angin tekan (W1) = Koef. Angin tekan × Beban angin × s
= 0,2 × 25 × 1,04
= 5,2 kg
Angin hisap (W2) = Koef. Angin hisap × Beban angin × s
= -0,4 × 25 × 1,04
= -10,4 kg

23
Mx tekan = 1/8 × W1 × L2
= 1/8 × 5,2 kg × (3 m)2
= 5,85 kgm
Mx hisap = 1/8 × W2 × L2
= 1/8 × (-10,4 kg) × (3 m)2
= -11,7 kgm

d. Beban hujan (RL)


Koefisien berat air hujan = 20 kg/m
Beban air hujan = s × Berat air hujan
= 1,04 meter × 20 kg/m
= 20,8 kg/m
Rx = Beban air hujan × cos α
= 20,8 kg/m × cos 30º
= 18,013 kg/m
Ry = Beban air hujan × sin α
= 20,8 kg/m × sin 30º
= 10,4 kg/m
Mx = 1/8 × Ry × L2
= 1/8 × 10,4 kg/m × (3 m)2
= 11,7 kgm
My = 1/8 × Rx × L2
= 1/8 × 18,013 kg/m × (3 m)2
= 20,265 kgm

24
e. Kombinasi pembebanan gording
Kombinasi pembebanan yang digunakan SNI 03-1727-2020 yaitu :
Beban Kombinasi Mx My
1 1,4 D 116,473 201,726
2 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (Ls atau S atau R) 185,684 321,7061
3 1,2 D + 1,6 (Ls atau R) + (l atau 0,5 W) 168,554 291,998
4 1,2 D + 1 W+ L + 0,5 (Lr atau S atau R) 161,534 -
143,984 -
5 1,2 D + 1 E + L + 0,25 L - -
6 0,9 D + 1 W 86,5755 -
63,1755 -
7 0,9 D + 1 E - -
Tabel 3.1 Perhitungan Beban Kombinasi pada Gording

Beban Angin Kombinasi


Momen Beban Mati Beban Hidup Beban Hujan
Tekan Hisap Min Max
X 83,195 50 5,85 -11,7 11,7 63,1755 185,684
Y 144,09 86,666 20,265 201,726 321,7061

Tabel 3.2 Kombinasi gaya dalam pada Gording

f. Syarat kestabilan penampang


Profil baja canal 18
𝐵𝐽 34 = 𝑓𝑦 = 2100
𝐸 = 2,1 . 106

𝑏 𝐸
𝑓𝑙𝑒𝑛𝑠 = ≤ 0,56√
𝑡 𝑓𝑦

5 2,1 . 106
𝑓𝑙𝑒𝑛𝑠 = ≤ 0,56 √
0,85 2100

𝑓𝑙𝑒𝑛𝑠 = 5,88 ≤ 17,71 (OKE)

25
g. Periksa kekuatan
Terhadap tegangan lentur
𝑀𝑥 8319,5
𝛿𝑥 = = = 979,917 𝑘𝑔/𝑚
𝑊𝑥 8,49
𝑀𝑦 14409
𝛿𝑦 = = = 349,733 𝑘𝑔/𝑚
𝑊𝑦 41,2
Beban tetap

√𝐵𝑇 = √𝛿𝑥 2 + 𝛿𝑦 2 ≤ 𝛿

√𝐵𝑇 = √(979,917)2 + (349,733)2 ≤ 1400

√𝐵𝑇 = √1082550,498 ≤ 1400


√𝐵𝑇 = 1040,45687 ≤ 1400 (OKE)
Terhadap tegangan geser
1 1
𝐿𝑥 = 𝑞𝑥 . 𝐿 + 𝑃𝑥
2 2
1 1
𝐿𝑥 = . 40,618 . 3 + . 50
2 2
𝐿𝑥 = 60,927 + 25
𝐿𝑥 = 85,927 𝑘𝑔
1 1
𝐿𝑦 = 𝑞𝑦 . 𝐿 + 𝑃𝑦
2 2
1 1
𝐿𝑥 = . 70,35 . 3 + . 86,6
2 2
𝐿𝑥 = 105,525 + 43,3
𝐿𝑥 = 148,825 𝑘𝑔
𝐿𝑥 . 𝑊𝑥 85,927 . 41,2
𝜏𝑥 = = = 201,376 𝑘𝑔/𝑚2
𝑡𝑤 . 𝐼𝑦 0,6 . 29,3
𝐿𝑦 . 𝑊𝑦 148,825 . 8,49
𝜏𝑦 = = = 3,608 𝑘𝑔/𝑚2
2𝑡𝑟 . 𝐼𝑥 2(0,85) . 206

𝜏𝐵𝑇 = √𝜏𝑥 2 + 𝜏𝑦 2 ≤ 0,6 𝛿

√𝐵𝑇 = √(201,376)2 + (3,608)2 ≤ 0,6 . 1400

√𝐵𝑇 = √40565,311 ≤ 840


√𝐵𝑇 = 201,408 ≤ 840 (OKE)

26
Tegangan ideal (Huber Henky)

𝛿1 = √𝛿 2 + 3𝜏𝑥 2 ≤ 𝛿

𝛿1 = √1040,456872 + 3(201,376)2 ≤ 1400

𝛿1 = √1204207,378 ≤ 1400
𝛿1 = 1097,363831 ≤ 1400

h. Lendutan pada gording


𝐿 300
𝐿𝑒𝑛𝑑𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑧𝑖𝑛 = = = 1,25
240 240
5 𝑞𝑥 . 𝑗 4 1 𝑃𝑥 . 𝑗 3
𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥 = ( )+ ( )
384 𝐸 . 𝐼𝑥 48 𝐸 . 𝐼𝑥
5 0,40618 . 3004 1 0,5 . 3003
𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥 = ( ) + ( )
384 2,1 . 106 . 206 48 2,1 . 106 . 206
𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥 = 0,0997
5 𝑞𝑦 . 𝑗 4 1 𝑃𝑦 . 𝑗 3
𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑦 = ( )+ ( )
384 𝐸 . 𝐼𝑥 48 𝐸 . 𝐼𝑥
5 0,7035 . 3004 1 0,866 . 3003
𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥 = ( ) + ( )
384 2,1 . 106 . 206 48 2,1 . 106 . 206
𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥 = 0,1726

𝛿𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = √(𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥)2 + (𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑦)2

𝛿𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = √(0,0997)2 + (0,1726)2

𝛿𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = √0,0397
𝛿𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0,199 ≤ 1,25 (𝑶𝑲𝑬) → 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑟𝑎𝑐𝑘𝑠𝑡𝑎𝑛𝑔

i. Beban Angin
𝐶1 = 0,02 𝑥 𝛼 − 0,4
𝐶1 = 0,02 𝑥 30 − 0,4
𝐶1 = 0,2
𝑞 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 = 𝑤 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 . 𝑖 . 𝐶1
𝑞 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 = 43 . 1,04 . 0,2 = 8,944

27
Akibat kemiringan atap
1
𝑀 𝑎𝑦 = . 𝑞 𝑎𝑦 . 𝑗 2
8
1
𝑀 𝑎𝑦 = . 8,944 . 32 = 10,062 𝑘𝑔/𝑚2
8
Akibat beban sementara
𝛿𝑥 = 1040,45687
𝑀𝑦 𝐵𝑇 + 𝑀𝑎𝑦
𝛿𝑦 =
𝑤𝑥
144,09 . 100 + 10,062 . 100
𝛿𝑦 =
150
𝛿𝑦 = 102,768 𝑘𝑔/𝑐𝑚
Periksa kekuatan lentur

𝛿𝑒 = √(𝛿𝑥 )2 + (𝛿𝑦)2 < 𝛿 𝑥 1,25

𝛿𝑒 = √(1040,45687)2 + (102,768)2 < 1400 𝑥 1,25

𝛿𝑒 = √1093111,76 < 1750


𝛿𝑒 = 1045,52 < 1750 (𝑶𝑲𝑬)
Periksa tegangan geser
𝜏 = √(𝜏𝑥 )2 + (𝜏𝑦)2 < 𝜏 𝑥 1,25

𝜏 = √(201,376)2 + (3,608)2 < 840 𝑥 1,25

𝜏 = √40565,311 < 1050


𝜏 = 201,408 < 1050 (𝑶𝑲𝑬)
Periksa ideal
𝜏𝑖 = √(𝜏𝑒)2 + 3(𝜏)2 < 𝜏 𝑥 1,25

𝜏𝑖 = √(1045,52)2 + 3(201,408)2 < 1750


𝜏𝑖 = 1102,18 < 1750 (𝑶𝑲𝑬)
Periksa kekuatan akibat beban sementara
𝛿 ≤ 𝛿 𝑥 1,25
0,199 ≤ 1,25 𝑥 1,25
0,199 ≤ 1,5625 (𝑶𝑲𝑬)
Kesimpulan :
Gording Kanal 10 dapat digunakan

28
3.5 Perencanaan Kuda-kuda

Pa6 Pa7
Pa5 Pa8
104
Pa4 104 Pa9
104
Pa3 104 Pa10
104
Pa2 104 Pa11
Pb6 104
Pa1 104 Pa12
Pb5 Pb7 104
104
Pb4 Pb8 104
104
28°
Pb3 Pb9
30° Pb2 Pb10

Pb1 900 Pb11

Kuda-kuda
300

da
Ku

-ku
da

da
-ku

Ku
da

Kuda-kuda Kuda-kuda Kuda-kuda


300

Gording

Gording

Gording

Gording

Gording

Gording

Gording

Gording

Gording

Gording
300

Kuda-kuda a Kuda-kuda Kuda-kuda


ud
Ku

a-k
da

d
-ku

Ku
da
300

Kuda-kuda

Gambar 3.5 Desain Rangka Atap dan Kuda-Kuda

29
3.5.1 Beban Mati
• Beban Atap
o Beban Mati Atap = W atap × j
= 60,04 × 3
= 180,12 kg
o Beban Aksesoris = 15% × Beban Mati Atap
= 15% × 180,12
= 27,018 kg
o Q total = Beban Mati + Beban Aksesoris
= 180,12 + 27,018
= 207,138 kg
𝑄 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1
o 𝑃𝑎 1 = 𝑥 2 𝑥 0,87
cos 𝛼

207,138 1
𝑃𝑎 1 = 𝑥 𝑥 0,87
cos 30 2
𝑃𝑎 1 = 104,04 𝑘𝑔/𝑚
𝑄 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1
o 𝑃𝑎 2 = 𝑥 2 (0,87 + 0,87)
cos 𝛼

207,138 1
𝑃𝑎 2 = 𝑥 (0,87 + 0,87)
cos 30 2
𝑃𝑎 2 = 208,09 𝑘𝑔/𝑚
𝑄 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1
o 𝑃𝑎 3 = 𝑥 2 (0,87 + 0,87)
cos 𝛼
207,138 1
𝑃𝑎 2 = 𝑥 (0,87 + 0,87)
cos 30 2
𝑃𝑎 2 = 208,09 𝑘𝑔/𝑚
𝑄 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1
o 𝑃𝑎 4 = 𝑥 2 (0,87 + 0,87)
cos 𝛼
207,138 1
𝑃𝑎 2 = 𝑥 (0,87 + 0,87)
cos 30 2
𝑃𝑎 2 = 208,09 𝑘𝑔/𝑚
𝑄 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1
o 𝑃𝑎 5 = 𝑥 (0,87 + 0,87)
cos 𝛼 2

207,138 1
𝑃𝑎 2 = 𝑥 (0,87 + 0,87)
cos 30 2
𝑃𝑎 2 = 208,09 𝑘𝑔/𝑚

30
𝑄 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1
o 𝑃𝑎 6 = 𝑥 2 (0,87 + 0,87)
cos 𝛼
207,138 1
𝑃𝑎 2 = 𝑥 (0,87 + 0,87)
cos 30 2
𝑃𝑎 2 = 208,09 𝑘𝑔/𝑚
Karena simetris, maka :
o 𝑃𝑎 7 = 𝑃𝑎 6 = 208,09 𝑘𝑔/𝑚
o 𝑃𝑎 8 = 𝑃𝑎 5 = 208,09 𝑘𝑔/𝑚
o 𝑃𝑎 9 = 𝑃𝑎 4 = 208,09 𝑘𝑔/𝑚
o 𝑃𝑎 10 = 𝑃𝑎 3 = 208,09 𝑘𝑔/𝑚
o 𝑃𝑎 11 = 𝑃𝑎 2 = 208,09 𝑘𝑔/𝑚
o 𝑃𝑎 12 = 𝑃𝑎 1 = 104,04 𝑘𝑔/𝑚

3.5.2 Beban Hidup


o Beban Orang = 100 kg
o Beban Hujan = W hujan × jarak kuda-kuda
= 20 × 3 = 60 kg/m
1
o 𝑃ℎ 1 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑥 2 𝑥 0,87
1
𝑃𝑎 1 = 60 𝑥 𝑥 0,87
2
𝑃𝑎 1 = 26,1 𝑘𝑔/𝑚
1
o 𝑃ℎ 2 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑥 2 (0,87 + 0,87)
1
𝑃𝑎 2 = 60 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎 2 = 52,2 𝑘𝑔/𝑚
1
o 𝑃ℎ 3 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑥 2 (0,87 + 0,87)
1
𝑃𝑎 2 = 60 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎 2 = 52,2 𝑘𝑔/𝑚
1
o 𝑃ℎ 4 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑥 2 (0,87 + 0,87)
1
𝑃𝑎 2 = 60 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎 2 = 52,2 𝑘𝑔/𝑚

31
1
o 𝑃ℎ 5 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑥 2 (0,87 + 0,87)
1
𝑃𝑎 2 = 60 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎 2 = 52,2 𝑘𝑔/𝑚
1
o 𝑃ℎ 6 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑥 2 (0,87 + 0,87)
1
𝑃𝑎 2 = 60 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎 2 = 52,2 𝑘𝑔/𝑚
Karena simetris, maka :
o 𝑃ℎ 7 = 𝑃ℎ 6 = 52,2 𝑘𝑔/𝑚
o 𝑃ℎ 8 = 𝑃ℎ 5 = 52,2 𝑘𝑔/𝑚
o 𝑃ℎ 9 = 𝑃ℎ 4 = 52,2 𝑘𝑔/𝑚
o 𝑃ℎ 10 = 𝑃ℎ 3 = 52,2 𝑘𝑔/𝑚
o 𝑃ℎ 11 = 𝑃ℎ 2 = 52,2 𝑘𝑔/𝑚
o 𝑃ℎ 12 = 𝑃ℎ 1 = 26,1 𝑘𝑔/𝑚

3.5.3 Beban Gording


• Berat Gording = 10,6 kg
o G = W hujan × jarak kuda-kuda
= 10,6 × 3
= 31,8 kg/m
7
o 𝑃𝑔 1 = 2 𝑥 𝐺

𝑃𝑎 1 = 3,5 𝑥 31,8
𝑃𝑎 1 = 111,3 𝑘𝑔/𝑚
13
o 𝑃𝑔 2 = 𝑥𝐺
2

𝑃𝑎 1 = 6,5 𝑥 31,8
𝑃𝑎 1 = 206,7 𝑘𝑔/𝑚
13
o 𝑃𝑔 3 = 𝑥𝐺
2

𝑃𝑎 1 = 6,5 𝑥 31,8
𝑃𝑎 1 = 206,7 𝑘𝑔/𝑚

32
13
o 𝑃𝑔 4 = 𝑥𝐺
2

𝑃𝑎 1 = 6,5 𝑥 31,8
𝑃𝑎 1 = 206,7 𝑘𝑔/𝑚
13
o 𝑃𝑔 5 = 𝑥𝐺
2

𝑃𝑎 1 = 6,5 𝑥 31,8
𝑃𝑎 1 = 206,7 𝑘𝑔/𝑚
14
o 𝑃𝑔 6 = 𝑥𝐺
2

𝑃𝑎 1 = 7 𝑥 31,8
𝑃𝑎 1 = 222,6 𝑘𝑔/𝑚
Karena simetris, maka :
o 𝑃𝑔 7 = 𝑃𝑔 6 = 222,6 𝑘𝑔/𝑚
o 𝑃𝑔 8 = 𝑃𝑔 5 = 206,7 𝑘𝑔/𝑚
o 𝑃𝑔 9 = 𝑃𝑔 4 = 206,7 𝑘𝑔/𝑚
o 𝑃𝑔 10 = 𝑃𝑔 3 = 206,7 𝑘𝑔/𝑚
o 𝑃𝑔 11 = 𝑃𝑔 2 = 206,7 𝑘𝑔/𝑚
o 𝑃𝑔 12 = 𝑃𝑔 1 = 111,3 𝑘𝑔/𝑚

3.5.4 Beban Tetap Total


PBT1 = PBT12 = 241,80 kg
PBT2 = PBT11 = 466,99 kg
PBT3 = PBT10 = 466,99 kg
PBT4 = PBT9 = 466,99 kg
PBT5 = PBT8 = 466,99 kg
PBT6 = PBT7 = 482,89 kg

33
3.5.5 Berat Kuda-kuda
36 37
20 2122
35 38
18 19 5 6
23 24
34 39
16 17 25 26
33 4 7 40
14 15 27 28
32 3 8 41
12 13 29 30
2 9
11 31
1 10

Gambar 3.6 Desain Rangka Kuda-Kuda


3.5.6 Panjang Batang
N Panjan N Panjan N Panjan N Panjan N Panjan N Panjan
o g o g o g o g o g o g
1 1,01 8 1,01 15 0,59 22 0,88 29 0,59 36 1,01
2 1,01 9 1,01 16 0,88 23 0,59 30 0,88 37 1,01
3 1,01 10 1,01 17 0,59 24 0,88 31 0,59 38 1,01
4 1,01 11 0,59 18 0,88 25 0,59 32 1,01 39 1,01
5 1,01 12 0,88 19 0,59 26 0,88 33 1,01 40 1,01
6 1,01 13 0,59 20 0,88 27 0,59 34 1,01 41 1,01
7 1,01 14 0,88 21 0,59 28 0,88 35 1,01
Tabel 3.3 Panjang Batang
Panjang total = 35,35 m

3.5.7 Rangka Kuda-kuda


• Asumsi Rangka = Profil Siku Ganda 120.120.11
Berat Profil = 19,9 kg/m
Bentang Terpanjang = 1,01 m
𝐵𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
≤ 𝑖𝑥
200
101
≤ 3,66
200
0,505 ≤ 3,66 (𝑂𝐾 )
• Berat sendiri kuda-kuda
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙
𝑞𝑏𝑠 =
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
35,35 𝑥 19,9
𝑞𝑏𝑠 =
9
𝑞𝑏𝑠 = 78,16 𝑘𝑔/𝑚

34
Aksesoris = 20 % × qbs
= 20 % × 78,16
= 15,632 kg

1
𝑃𝑏𝑠 1 = 𝐴𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 𝑥 0,87
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 15,632 𝑥 𝑥 0,87
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 6,8 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑏𝑠 2 = 𝐴𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 15,632 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 13,6 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑏𝑠 3 = 𝐴𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 15,632 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 13,6 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑏𝑠 4 = 𝐴𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 15,632 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 13,6 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑏𝑠 5 = 𝐴𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 15,632 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 13,6 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑏𝑠 6 = 𝐴𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 15,632 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 13,6 𝑘𝑔/𝑚

35
1
𝑃𝑏𝑠 7 = 𝐴𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 15,632 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 13,6 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑏𝑠 8 = 𝐴𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 15,632 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 13,6 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑏𝑠 9 = 𝐴𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 15,632 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 13,6 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑏𝑠 10 = 𝐴𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 15,632 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 13,6 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑏𝑠 11 = 𝐴𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 𝑥 0,87
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 15,632 𝑥 𝑥 0,87
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 6,8 𝑘𝑔/𝑚

• Beban Sementara
Beban Angin Tekan
C1 = (0,02 x α) – 0,4
= (0,02 x 30) - 0,4
= 0,2
Q angin = W angin x j x c1
= 43 x 3 x 0,2
= 25,8 kg/m

36
1
𝑃𝑎𝑔 1 = 𝑞 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑥 𝑥𝑎
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 25,8 𝑥 𝑥 0,87
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 11,223 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑎𝑔 2 = 𝑞 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑥 𝑥 (𝑎 + 𝑏)
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 25,8 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 22,446 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑎𝑔 3 = 𝑞 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑥 𝑥 (𝑏 + 𝑐)
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 25,8 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 22,446 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑎𝑔 4 = 𝑞 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑥 𝑥 (𝑐 + 𝑑)
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 25,8 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 22,446 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑎𝑔 5 = 𝑞 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑥 𝑥 (𝑑 + 𝑒)
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 25,8 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 22,446 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑎𝑔 6 = 𝑞 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑥 𝑥𝑓
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 25,8 𝑥 𝑥 0,87
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 11,223 𝑘𝑔/𝑚

Beban Angin Hisap


Q angin = W angin x j x c
= 43 x 3 x 0,4
= 51,6 kg/m

37
1
𝑃𝑎𝑔 7 = 𝑞 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑥 𝑥𝑎
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 51,6 𝑥 𝑥 0,87
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 22,446 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑎𝑔 8 = 𝑞 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑥 𝑥 (𝑎 + 𝑏)
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 51,6 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 44,892 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑎𝑔 9 = 𝑞 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑥 𝑥 (𝑎 + 𝑏)
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 51,6 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 44,892 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑎𝑔 10 = 𝑞 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑥 𝑥 (𝑎 + 𝑏)
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 51,6 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 44,892 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑎𝑔 11 = 𝑞 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑥 𝑥 (𝑎 + 𝑏)
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 51,6 𝑥 𝑥 (0,87 + 0,87)
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 44,892 𝑘𝑔/𝑚
1
𝑃𝑎𝑔 12 = 𝑞 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑥 𝑥𝑓
2
1
𝑃𝑎𝑠 1 = 51,6 𝑥 𝑥 0,87
2
𝑃𝑎𝑠 1 = 22,446 𝑘𝑔/𝑚

38
Titik Beban cos α sin α
1 11,223 1,731 5,612
2 22,446 3,462 11,223
3 22,446 3,462 11,223
4 22,446 3,462 11,223
5 22,446 3,462 11,223
6 11,223 1,731 5,612
7 22,446 3,462 11,223
8 44,892 6,925 22,446
9 44,892 6,925 22,446
10 44,892 6,925 22,446
11 44,892 6,925 22,446
12 22,446 3,462 11,223
Tabel 3.4 Beban Angin

3.5.8 Gaya Batang


Batang Tarik Tekan Batang Tarik Tekan
1 22 29074,03
2 5902,40 23 16300,46
3 12765,23 24 7681,64
4 20588,48 25 3949,56
5 27265,96 26 6840,84
6 11865,46 27 3464,12
7 20735,46 28 5957,37
8 12836,34 29 2954,05
9 5908,10 30 5116,16
10 31 2702,79
11 2702,79 32 5900,40
12 5111,63 33 12759,23
13 2951,20 34 20578,49
14 5943,38 35 68438,92
15 3431,41 36 31358,93
16 6775,13 37 63163,49
17 23451,99 38 29583,70
18 41443,16 39 20705,71
19 3338,74 40 12798,60
20 32108,75 41 5911,63
21 2499,97
Tabel 3.5 Gaya Batang

39
3.5.9 Desain Batang Tarik
• Batang tarik terbesar = 68438,92 kg = 68,44 ton
• Panjang batang = 1,01 m
• Profil yang dipilih = 120.120.11
W = 19,9 x 2 = 39,8 kg
Ab = 25,4 x 2 = 50,8 kg
Ix = Iy = 341 cm4
ix = iy = 3,66 cm
a = 2ey + t = 2 (3,36) + 1,9
= 8,62 cm
Imin = 2,35
• Analisa kelangsingan batang tarik
Batang tarik terpanjang = 1,01 m
𝑖𝑥 = 3,66 𝑐𝑚

𝑖𝑦 = √𝑖𝑦 2 + 𝑎2

𝑖𝑦 = √4,622 + 8,622
𝑖𝑦 = 9,78 𝑐𝑚4
𝑖𝑘
𝜆=
𝑖𝑚𝑖𝑛
101
𝜆=
3,66
𝜆 = 27,59 ≤ 200 (𝑂𝐾𝐸)
• Luas penampang efektif profil
An = 0,85 x Ab
= 0,85 x 50,8
= 43,18 cm2
• Analisa kekuatan batang tarik
𝒔𝒕𝒓
𝝈𝒕𝒓 = ≤𝝈
𝟐 . 𝑨𝒏
𝟔𝟖𝟒𝟒
𝝈𝒕𝒓 = ≤ 𝝈 = 𝟕𝟗, 𝟐𝟓 ≤ 𝟏𝟒𝟎𝟎 (𝑶𝑲𝑬)
𝟐 . 𝟒𝟑, 𝟏𝟖

40
3.5.10 Desain Batang Tekan
• Batang tekan terbesar = 41443,16 kg = 41,44 ton
• Panjang batang = 1,01 m
• Profil yang dipilih = 160.160.19
W = 45,1 x 2 = 90,2 kg
Ab = 57,5 x 2 = 115 kg
Ix = Iy = 1350 cm4
ix = iy = 4,84 cm
a = 2ey + t = 2 (4,65) + 1,9
= 11,2 cm
Imin = 3,12
• Sumbu bahan
ix = 4,84 cm
𝑖𝑘 101
𝜆𝑥 = = = 20,87 ≤ 200 (𝑂𝐾𝐸)
𝑖𝑚𝑖𝑛 4,84
20,87 √2100
𝜆𝑐 = = 1,45 ≥ 1,2
𝜋 2,1 𝑥 106
𝑤 = 1,25 . 𝜆𝑐 2 = 1,25 (1,45)2 = 2,6
𝑝 .𝑤
𝜎𝑡𝑘 = ≤𝜎
2 . 𝐴𝑛
41443,16 . 2,6
𝜎𝑡𝑘 =
115
𝜎𝑡𝑘 = 936,98 ≤ 1400 (𝑂𝐾𝐸)

1
𝑖𝑦 = √𝑖𝑦 2 + 𝑎2
2

1
𝑖𝑦 = √4,842 + . 8,622
2

𝑖𝑦 = 6,48𝑐𝑚4
𝑖𝑘 101
𝜆𝑦 = = = 15,59 ≤ 200 (𝑂𝐾𝐸)
𝑖𝑚𝑖𝑛 6,48

41
• Desain optimum

𝜆1 = √𝜆𝑥 2 − 𝜆𝑦 2

𝜆1 = √20,872 − 15,592
𝜆1 = 13,87
𝑒1 = 𝜆1 . 𝑖𝑚𝑖𝑛
𝑒1 = 13,87 . 3,12
𝑒1 = 42,997
• Jumlah medan
101
𝑛= = 2,349 ≈ 3
42,997
101
𝑒1 = = 33,67 𝑐𝑚 = 0,3367 𝑚
3
𝑒1 33,67
𝜆1 = = = 10,79
𝑖1 3,12
𝜆𝑤 = √𝜆𝑥 2 − 𝜆𝑦 2 ≤ 200

𝜆1 = √15,232 − 10,792
𝜆1 = 10,75 ≤ 200 (𝑂𝐾𝐸)
10,75 √2100
𝜆𝑐 = = 0,747
𝜋 2,1 𝑥 106
𝑤 = 1,25 (0,747)2 = 0,698
41443,16 . 0,698
𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛 = = 251,54 ≤ 1400 (𝑂𝐾𝐸)
115
• Maka profil 160.160.19 dapat digunakan

42
3.5.11 Desain Plat Koppel
Gaya tekan maksimum = 41443,16 kg = 41,44 ton
Menggunakan profil 160.160.19
a = 11,2 cm
e1 = 33,67 cm
I1 = 1350
• Syarat kekuatan plat Koppel
𝐼 𝑘𝑜𝑝𝑝𝑒𝑙 𝐼1
≥ 10
𝑎 𝐿1
1
𝐼 𝑘𝑜𝑝𝑝𝑒𝑙 = 𝑏ℎ3
12
Maka,
1 3 1350
𝑡ℎ ≥ 10 𝑥 𝑥 12,1
12 33,67
1350
𝑡ℎ3 ≥ 10 𝑥 𝑥 12,1 𝑥 12
33,67
𝑡ℎ3 ≥ 58217,998
Memakai plat Koppel ¼” = 0,6 cm
𝑡ℎ3 ≥ 58217,998
58217,998
ℎ3 ≥
0,6
ℎ3 ≥ 97029,99703
ℎ = 3√97029,99703 = 45,95 ≈ 46 𝑐𝑚
𝑏 = (16 𝑥 2) + 1,9 = 33,9
Maka ukuran plat Koppel = 33,9 x 46 x 0,6
• Periksa kekuatan plat Koppel
𝐿 = 2% 𝑥 41443,16 = 828,8632 𝑘𝑔(𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛)
𝑤𝑤
𝐿= 𝑥 41443,16
80
0,698
𝐿= 𝑥 41443,16
80
𝐿 = 361,59 𝑘𝑔
1 1
𝑆𝑥 = 0,6 𝑥 𝑥 46 𝑥 𝑥 46
2 2
𝑆𝑥 = 317,4

43
1
𝐼𝑥 = 𝑥0,6𝑥 463
12
𝐼𝑥 = 4866,8
𝐿𝑥 . 𝑆𝑥
𝜏𝑚𝑎𝑘𝑠 =
𝑏 . 𝐼𝑥
828,8632 . 317,4
𝜏𝑚𝑎𝑘𝑠 =
0,6 . 4866,6
𝜏𝑚𝑎𝑘𝑠 = 90,0975 ≤ 840 (𝑂𝐾𝐸)
Maka plat Koppel 33,9 x 46 x 0,6 dapat digunakan
Jumlah medan 3 buah
Jarak antar Koppel 33,67 cm

44
3.6 Desain Sambungan Baut
Det-6
Det-5 36 37 Det-7
20 2122
Det-4 35 38 Det-8
18 19 23 24
Det-3 34 5Det-17 6 39 Det-9
16 17 Det-18 Det-16 25 26
Det-2 33 4 7 40 Det-10
14 15 Det-19 Det-15 27 28
Det-1 32 3 8 41 Det-11
12 13 Det-20 Det-14 29 30
2 9
11 Det-21 Det-13 31
1 10
Det-22 Det-12

Gambar 3.7 Desain Rangka Kuda-Kuda


Mutu Baja BJ34
Tegangan Leleh = 2100 kg/cm2
σ BJ 34 = 1400 kg/cm2
asumsi ø baut (db) = 1,5” = 3,81 cm
o Periksa kekuatan 1 baut
𝑁 = 𝐴 𝑏𝑎𝑢𝑡 𝜏
1
𝑁 = 𝜋(𝑑𝑏)2 (0,6 . 1400)
4
1
𝑁 = 𝜋(3,81)2 (0,6 . 1400)
4
𝑁 = 9571,9 𝑘𝑔
o Periksa kekuatan 1 lubang
𝑑 = 𝑑𝑏 + 0,2 𝑐𝑚
𝑑 = 3,81 + 0,2 𝑐𝑚
𝑑 = 4,01 𝑐𝑚
𝑁 = 𝑑𝑡 1,2 𝜎
𝑁 = 4,01 . 2 . 1,2 . 1400
𝑁 = 13473,6 𝑘𝑔

45
• Tabel Jumlah Baut
Gaya Jumlah
batang P N P/N
Batang Baut
S1 tekan 0,00 9571,9 0,00 1
S2 tekan 5902,40 9571,9 0,62 1
S3 tekan 12765,23 9571,9 1,33 2
S4 tarik 20588,48 9571,9 2,15 3
S5 tekan 27265,96 9571,9 2,85 3
S6 tarik 11865,46 9571,9 1,24 2
S7 tekan 20735,46 9571,9 2,17 3
S8 tekan 12836,34 9571,9 1,34 2
S9 tekan 5908,10 9571,9 0,62 1
S10 tekan 0,00 9571,9 0,00 1
S11 tekan 2702,79 9571,9 0,28 1
S12 tekan 5111,63 9571,9 0,53 1
S13 tarik 2951,20 9571,9 0,31 1
S14 tekan 5943,38 9571,9 0,62 1
S15 tarik 3431,41 9571,9 0,36 1
S16 tekan 6775,13 9571,9 0,71 1
S17 tarik 23451,99 9571,9 2,45 3
S18 tekan 41443,16 9571,9 4,33 5
S19 tekan 3338,74 9571,9 0,35 1
S20 tarik 32108,75 9571,9 3,35 4
S21 tekan 2499,97 9571,9 0,26 1
S22 tekan 29074,03 9571,9 3,04 4
S23 tarik 16300,46 9571,9 1,70 2
S24 tarik 7681,64 9571,9 0,80 1
S25 tarik 3949,56 9571,9 0,41 1
S26 tekan 6840,84 9571,9 0,71 1
S27 tarik 3464,12 9571,9 0,36 1
S28 tekan 5116,16 9571,9 0,53 1
S29 tarik 2954,05 9571,9 0,31 1
S30 tekan 5116,16 9571,9 0,53 1
S31 tarik 2702,79 9571,9 0,28 1
S32 tarik 5900,40 9571,9 0,62 1
S33 tarik 12759,23 9571,9 1,33 2
S34 tarik 20578,49 9571,9 2,15 3
S35 tarik 68438,92 9571,9 7,15 8
S36 tarik 31358,93 9571,9 3,28 4
S37 tarik 63163,49 9571,9 6,60 7
S38 tarik 29583,70 9571,9 3,09 4
S39 tarik 20705,71 9571,9 2,16 3
S40 tarik 12798,60 9571,9 1,34 2
S41 tarik 5911,63 9571,9 0,62 1
Jumlah Baut 88

46
BAB 4
PERENCANAAN PLAT LANTAI
4.1 Denah plat lantai
Plat lantai pada gedung direncanakan menggunakan beton bertulang dengan
sistem 2 arah (x dan y) atau 4 tumpuan sejajar. Plat lantai dianggap terjepit
penuh pada keempat sisinya. Tebal plat direncanakan 120 mm. Denah plat
lantai dapat dilihat pada Gambar di bawah.

300 300 300 300 300 300

A A A A
300

300
200
300

300
100
C B B B B

A A
300

300
D

300 300 150 300 150 300 300

1800

1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 4.1 Denah Pembalokan


Keterangan :
Plat A
Dimensi = 3 m x 3 m
K = 3/3 = 1
Plat B
Dimensi = 6 m x 3 m
K = 6/3 = 2
Mutu beton = fc’ = 25 MPa
Mutu baja = fy = 240 MPa
Tebal plat rencana = 120 mm
d (tinggi efektif) = 120-20 = 100 mm

47
4.2 Perhitungan plat lantai
4.2.1 Pembebanan
• Beban mati
Berat sendiri = 2400 x tebal plat rencana
Berat sendiri = 2400 x 0,12
Berat sendiri = 288 kg/m2
Berat Keramik = 0,02 m x 2200 kg/m
= 44 kg/𝑚2
Berat Spesi = 0,03 m x 2000 kg/m
= 60 kg/𝑚2
Berat Plafond = 1 m x 18 kg/m
= 18 kg/𝑚2
Berat total = 250 kg/𝑚2
• Beban hidup
Bangunan kantor = 250 kg/𝑚2
• Beban kombinasi
qu = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 (250) + 1,6 (250)
= 700 kg/m

4.2.2 Perhitungan momen plat


Pada perhitungan momen ini diambil dimensi lantai terbesar yaitu plat B.
dan perhitungan menggunakan tabel beton bertulang Gideon

Gambar 4.2 Tabael beton bertulang gideon


• Plat B

48
koefisien plat B adalah 2 maka

Clx = 58 Ctx = 82
Cly = 15 Cty = 53

Maka momen Perlu (Mu) :


𝑀𝑙𝑥 = 0,001 𝑥 𝑞𝑢 𝑥 𝐿𝑛2 𝑥 𝐶𝑙𝑥
𝑀𝑙𝑥 = 0,001 𝑥 700 𝑥 2,82 𝑥 58
𝑀𝑙𝑥 = 318,304 𝑘𝑔𝑚
𝑀𝑙𝑦 = 0,001 𝑥 𝑞𝑢 𝑥 𝐿𝑛2 𝑥 𝐶𝑙𝑦
𝑀𝑙𝑥 = 0,001 𝑥 700 𝑥 2,82 𝑥 15
𝑀𝑙𝑥 = 82,32 𝑘𝑔𝑚
𝑀𝑡𝑥 = −0,001 𝑥 𝑞𝑢 𝑥 𝐿𝑛2 𝑥 𝐶𝑡𝑥
𝑀𝑙𝑥 = −0,001 𝑥 700 𝑥 2,82 𝑥 82
𝑀𝑙𝑥 = −450,016 𝑘𝑔𝑚
𝑀𝑡𝑦 = −0,001 𝑥 𝑞𝑢 𝑥 𝐿𝑛2 𝑥 𝐶𝑡𝑦
𝑀𝑙𝑥 = −0,001 𝑥 700 𝑥 2,82 𝑥 53
𝑀𝑙𝑥 = −290,864 𝑘𝑔𝑚

4.2.3 Menghitung kebutuhan tulangan


Tulangan Lapangan Arah -X
Mlx = 318,304 kgm
Diameter tulangan digunakan (ϕx) = 8 mm
Panjang Efektif (dx) = h - decking - 1/2 x ϕx
= 120 – 20 – (0,5 x 8)
= 96 mm
𝑀𝑢 318,304 . 104
𝑅𝑛 = = = 0,432 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
𝜙. 𝑏. 𝑑 2 0,8 𝑥 1000 𝑥 962
𝐹𝑦 240
𝑚 = = = 11,294
0,85 𝑓𝑐′ 0,85 . 25
Karena mutu baja 240 MPa, maka:
𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 0,0025

49
1 2𝑅𝑛 . 𝑚
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 − √1 −
𝑚 𝑓𝑦

1 2(0,432)(11,294)
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 − √1 −
11,294 240

𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0018
0,85 𝑓𝑐′ 600
𝜌𝑏 = 𝛽1 . .
240 600 + 240
0,85 . 25 600
𝜌𝑏 = 0,85 . .
240 600 + 240
𝜌𝑏 = 0,0538
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 . 𝜌𝑏
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 . 0,0538
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,0403
karena, ρ min< ρ perlu < ρ max
0,0025 < 0,0018 < 0,0403 → Maka Pakai ρ min
𝐴𝑠 = 𝜌 𝑚𝑖𝑛 . 𝑏 . 𝑑𝑥
𝐴𝑠 = 0,0025 . 1000 . 96
𝐴𝑠 = 240 𝑚𝑚2
0,25 . 𝜋 . 82 . 1000
𝑆𝑎𝑑𝑎 =
240
𝑆𝑎𝑑𝑎 = 209,440 𝑚𝑚
𝑆𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 = 200 𝑚𝑚
0,25 . 𝜋 . 82 . 1000
𝐴𝑠𝑎𝑑𝑎 =
200
𝐴𝑠𝑎𝑑𝑎 = 251,327 𝑚𝑚2
Karena, As ada> As, maka digunakan tulangan ϕ8– 200 A= 251,3 mm

50
Tulangan Lapangan Arah -Y
Mly = 82,32 kgm
Diameter tulangan digunakan (ϕx) = 8 mm
Panjang Efektif (dx) = h - decking - 1/2 x ϕx
= 120 – 20 – (0,5 x 8)
= 96 mm
𝑀𝑢 82,32 . 104
𝑅𝑛 = = = 0,112 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
𝜙. 𝑏. 𝑑 2 0,8 𝑥 1000 𝑥 962
𝐹𝑦 240
𝑚 = = = 11,294
0,85 𝑓𝑐′ 0,85 . 25
Karena mutu baja 240 MPa, maka:
𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 0,0025

1 2𝑅𝑛 . 𝑚
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 − √1 −
𝑚 𝑓𝑦

1 2(0,112)(11,294)
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 − √1 −
11,294 240

𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,00047
0,85 𝑓𝑐′ 600
𝜌𝑏 = 𝛽1 . .
240 600 + 240
0,85 . 25 600
𝜌𝑏 = 0,85 . .
240 600 + 240
𝜌𝑏 = 0,0538
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 . 𝜌𝑏
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 . 0,0538
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,0403
karena, ρ min > ρ perlu < ρ max
0,0025 > 0,00047 < 0,0403 → Maka Pakai ρ min
𝐴𝑠 = 𝜌 𝑚𝑖𝑛 . 𝑏 . 𝑑𝑥
𝐴𝑠 = 0,0025 . 1000 . 96
𝐴𝑠 = 240 𝑚𝑚2
0,25 . 𝜋 . 82 . 1000
𝑆𝑎𝑑𝑎 =
240
𝑆𝑎𝑑𝑎 = 209,440 𝑚𝑚

51
𝑆𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 = 200 𝑚𝑚
0,25 . 𝜋 . 82 . 1000
𝐴𝑠𝑎𝑑𝑎 =
200
𝐴𝑠𝑎𝑑𝑎 = 251,327 𝑚𝑚2
Karena, As ada> As, maka digunakan tulangan ϕ8– 200 A= 251,3 mm

Tulangan Tumpuan Arah -X


Mtx = 450,016 kgm
Diameter tulangan digunakan (ϕx) = 8 mm
Panjang Efektif (dx) = h - decking - 1/2 x ϕx
= 120 – 20 – (0,5 x 8)
= 96 mm
𝑀𝑢 450,016 . 104
𝑅𝑛 = = = 0,610 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
𝜙. 𝑏. 𝑑 2 0,8 𝑥 1000 𝑥 962
𝐹𝑦 240
𝑚 = = = 11,294
0,85 𝑓𝑐′ 0,85 . 25
Karena mutu baja 240 MPa, maka:
𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 0,0025

1 2𝑅𝑛 . 𝑚
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 − √1 −
𝑚 𝑓𝑦

1 2(0,610)(11,294)
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 − √1 −
11,294 240

𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0025
0,85 𝑓𝑐′ 600
𝜌𝑏 = 𝛽1 . .
240 600 + 240
0,85 . 25 600
𝜌𝑏 = 0,85 . .
240 600 + 240
𝜌𝑏 = 0,0538

𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 . 𝜌𝑏
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 . 0,0538
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,0403
karena, ρ min < ρ perlu < ρ max

52
0,0025 < 0,0025 < 0,0403 → Maka Pakai ρ perlu
𝐴𝑠 = 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 . 𝑏 . 𝑑𝑥
𝐴𝑠 = 0,0025 . 1000 . 96
𝐴𝑠 = 240 𝑚𝑚2
0,25 . 𝜋 . 82 . 1000
𝑆𝑎𝑑𝑎 =
240
𝑆𝑎𝑑𝑎 = 209,440 𝑚𝑚
𝑆𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 = 200 𝑚𝑚
0,25 . 𝜋 . 82 . 1000
𝐴𝑠𝑎𝑑𝑎 =
200
𝐴𝑠𝑎𝑑𝑎 = 251,327 𝑚𝑚2
Karena, As ada> As, maka digunakan tulangan ϕ8– 200 A= 251,3 mm

Tulangan Tumpuan Arah -Y


Mty = 290,864 kgm
Diameter tulangan digunakan (ϕx) = 8 mm
Panjang Efektif (dx) = h - decking - 1/2 x ϕx
= 120 – 20 – (0,5 x 8)
= 96 mm
𝑀𝑢 290,864 . 104
𝑅𝑛 = = = 0,395 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
𝜙. 𝑏. 𝑑 2 0,8 𝑥 1000 𝑥 962
𝐹𝑦 240
𝑚 = = = 11,294
0,85 𝑓𝑐′ 0,85 . 25
Karena mutu baja 240 MPa, maka:
𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 0,0025

1 2𝑅𝑛 . 𝑚
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 − √1 −
𝑚 𝑓𝑦

1 2(0,3945)(11,294)
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 − √1 −
11,294 240

𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,00016

53
0,85 𝑓𝑐′ 600
𝜌𝑏 = 𝛽1 . .
240 600 + 240
0,85 . 25 600
𝜌𝑏 = 0,85 . .
240 600 + 240
𝜌𝑏 = 0,0538
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 . 𝜌𝑏
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 . 0,0538
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,0403
karena, ρ min > ρ perlu < ρ max
0,0025 > 0,00016 < 0,0403 → Maka Pakai ρ min
𝐴𝑠 = 𝜌 𝑚𝑖𝑛 . 𝑏 . 𝑑𝑥
𝐴𝑠 = 0,0025 . 1000 . 96
𝐴𝑠 = 240 𝑚𝑚2
0,25 . 𝜋 . 82 . 1000
𝑆𝑎𝑑𝑎 =
240
𝑆𝑎𝑑𝑎 = 209,440 𝑚𝑚
𝑆𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 = 200 𝑚𝑚
0,25 . 𝜋 . 82 . 1000
𝐴𝑠𝑎𝑑𝑎 =
200
𝐴𝑠𝑎𝑑𝑎 = 251,327 𝑚𝑚2
Karena, As ada> As, maka digunakan tulangan ϕ8– 200 A= 251,3 mm
Tulangan Lapangan Arah -Y
Penggambaran Penulangan adalah sebagai berikut :
Ø8-200
Ø8-200

Ø8-200 Ø8-200
Ø8-200
Ø8-200
Ø8-200
Ø8-200

Ø8-200

Gambar 4.3 Pembesian Plat Lantai

54
BAB 5
ANALISIS BALOK DAN KOLOM
5.1 Data perancangan
Data-data yang digunakan pada perencanaan ini adalah :
a. Mutu baja = BJ37
b. Tegangan leleh (fy) = 2400 𝒌𝒈/𝒄𝒎𝟑
c. Tegangan ultimit (fu) = 3700 𝒌𝒈/𝒄𝒎𝟑
d. Berat jenis baja = 7850 𝒌𝒈/𝒄𝒎𝟑
e. Modulus elastisitas baja = 𝟐, 𝟏 𝒙 𝟏𝟎𝟔
Dalam analisa struktur ini kombinasi pembebanan digunakan berdasarkan
Tata Cara Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI
1729-2015) dan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG
– 1983) dengan data sebagai berikut :
a. Tebal aspal = 20 mm
b. Tebal plat atap = 100 mm
c. Tebal plat lantai = 120mm
d. Berat jenis beton bertulang = 2400 kg/m3
e. Berat dinding bata = 250 kg/m3
f. Berat spesi per cm tebal = 21 kg/m2
g. Berat plafond = 18kg/m2
h. Berat Keramik = 24 kg/m2

5.2 Perencanaan balok


• Perhitungan lebar equivalent

1
2 Lx
Leq

Ly
Gambar 5.1 gambar gaya pada balok

55
𝐿𝑦 = 𝐿𝑥 = 6 𝑚
1
𝐿𝑒𝑞 = .𝐿
3 𝑥
1
𝐿𝑒𝑞 = .6
3
𝐿𝑒𝑞 = 2
• Beban mati
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑙𝑎𝑡 = (𝐿𝑒𝑞 . 2)𝑥 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑎𝑡 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑙𝑎𝑡 = (2 . 2)𝑥 0,12 𝑥 2400
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑙𝑎𝑡 = 1152 𝑘𝑔/𝑚2
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 = 14 𝑘𝑔/𝑚2
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑙𝑎𝑓𝑜𝑛𝑑 = 18 𝑘𝑔/𝑚2
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝐸 = 15 𝑘𝑔/𝑚2
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑖 = 1199 𝑘𝑔/𝑚2
• Beban hidup
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 = (𝐿𝑒𝑞 . 2)𝑥 100
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 = (2 . 2)𝑥 100
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 = 400
• Beban terfaktor
qu = 1.2qd + 1.6ql
= (1.2 x 1199) + (1.6 x 400)
= 1438,8 + 640
= 2078,8 kg/m
= 207880 kg/cm
• Perhitungan momen

Gambar 5.2 daerah momen pada balok

56
Mu pada daerah tumpuan (-)
1
𝑀1 = 𝑀2 = . 𝑞𝑢. 𝐿2
12
1
𝑀1 = 𝑀2 = . 2078,8. 62
12
𝑀1 = 𝑀2 = 6236,4 𝑘𝑔𝑚
Mu pada daerah tumpuan (+)
1
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = . 𝑞𝑢. 𝐿2
24
1
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = . 2141,2. 62
24
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 3118,2 𝑘𝑔𝑚
Jadi Mu yang dipakai adalah = 6236,4 kgm = 623640 kgcm
Mencari nilai Wx
𝑀𝑢 = 𝑊𝑥. 𝑓𝑦
𝑀𝑢
𝑊𝑥 =
𝑓𝑦
623640
𝑊𝑥 =
2400
𝑊𝑥 = 259,85 𝑚𝑚3

Dicoba profil WF 400 x 200

Gambar 5.3 dimensi baja

57
Ht = 400 mm fy = 240 Mpa
Bf = 200 mm Ix = 237000000 mm4
Tw = 8 mm Iy = 17400000 mm4
Tf = 13 mm rx = 168 mm
R = 16 mm ry = 45,4 mm
A = 8410 mm Wx = 1190000 mm3
W = 66 kg.m Wy = 174000 mm3
E = 210000 Mpa
ℎ1 = 𝑡𝑓 + 𝑟 = 13 + 16 = 29 𝑚𝑚
ℎ2 = ℎ𝑡 + 2ℎ1 = 400 + 2(29) = 458 𝑚𝑚
ℎ = ℎ𝑡 + 𝑡𝑓 = 400 + 13 = 387 𝑚𝑚
𝑏𝑡 3
𝐽=∑
3
(2 𝑥 200 𝑥 143 ) + ((400 − 2)𝑥 13)83
𝐽=
3
𝐽 = 356762,667 𝑚𝑚4
𝐼𝑦 ℎ2
𝐼𝑤 =
4
17400000 𝑥 3872
𝐼𝑤 =
4
𝐼𝑤 = 6514951500000 𝑚𝑚6

𝜋 𝐸𝐺𝐽𝐴
𝑋1 = √
𝑆𝑥 2

𝜋 210000 . 80000 . 356762,667 . 8410


𝑋1 = √
1190000 2

𝑋1 = 13246,77 𝑀𝑃𝑎
𝑆𝑥 2 𝐼𝑤
𝑋2 = 4 [ ]
𝐺 𝐽 𝐼𝑟
2
1190000 6514951500000
𝑋2 = 4 [ ]
80000 . 356762,667 17400000
𝑋2 = 0,00026 𝑚𝑚2 /𝑁 2

58
𝑡𝑤 ℎ1 2
𝑍𝑥 = + (𝑏𝑓 − 𝑡𝑤 )(ℎ𝑓 − 𝑡𝑓 )𝑡𝑓
4
13 . 292
𝑍𝑥 = + (200 − 9)(400 − 13)13
4
𝑍𝑥 = 1285952 𝑚𝑚2
• Perencanaan lentur balok
Menentukan kuat nominal penampang denga pengaruh tekuk lokal,
Penampang
kompak λ < λp
Untuk tekuk lokal pelat sayap:
ℎ2 170
<
2𝑡𝑓 √𝑓𝑦
200 170
<
2 . 3 √240
7,69 < 10,97
Plat sayap termasuk plat kompak
Untuk tekuk lokal plat badan:
ℎ2 1680
<
𝑡𝑤 √𝑓𝑦
342 1680
<
8 √240
42,75 < 108,44
Plat badan termasuk plat kompak
• Menentukan batasan momen plastik Mp
Mn = Mp, dengan Mp adalah:
𝑀𝑝 = 𝑓𝑦 . 𝑍𝑥
𝑀𝑝 = 240 . 1285952
𝑀𝑝 = 308628480 Nmm
Jadi digunakan Mp = Mn = 308628480 Nmm

59
• Menentukan kuat nominal penampang dengan pengaruh tekuk
lateral
Kontrol penampang termasuk bentang pendek, menengah, atau
bentang panjang
𝐿 = 8 𝑚 = 8000 𝑚𝑚

𝐸
𝐿𝑝 = 1,76 𝑟𝑦 √
𝑓𝑦

210000
𝐿𝑝 = 1,76 (45,4)√
240

𝐿𝑝 = 2363,59 𝑚𝑚
𝑓𝑙 = 𝑓𝑦 − 𝑓𝑟
𝑓𝑙 = 240 − 70
𝑓𝑙 = 170 𝑁/𝑚𝑚2
𝑋1
𝐿𝑟 = 𝑟𝑦 [ ] √1 + √1 + 𝑋2 𝑓𝑙 2
𝑓𝑙
13246,77
𝐿𝑟 = 75 [ ] √1 + √1 + 0.00026 . 1702
170
𝐿𝑟 = 7003,93 𝑚𝑚
Jadi Lp < L < Lr, Termasuk Bentang Menengah.
• Menentukan kuat lentur plastis Mp
Mn = Mp , dengan Mp adalah :
𝑀𝑝 = 𝑓𝑦 . 𝑍𝑥
𝑀𝑝 = 240 . 1285952
𝑀𝑝 = 308628480 Nmm
12,5 𝑀𝑚𝑎𝑥
𝐶𝑏 =
2,5 𝑀𝑚𝑎𝑥 + 3𝑀𝑎 + 4𝑀𝑏 + 3𝑀𝑐
12,5 . 6236,4
𝐶𝑏 =
2,5(6236,4 ) + 3(6236,4) + 4(3118,2) + 3(6236,4)
𝐶𝑏 = 1,19

60
𝜋 𝜋𝐸 2
𝑀𝑐𝑟 = 𝐶𝑏 √𝐸 𝐼𝑦 𝐺 𝐽 + [ ] 𝐼𝑦 𝐼𝑤
𝐿 𝐿
𝜋 𝜋 . 210000
𝑀𝑐𝑟 = 1,19 √210000 . 17400000 . 80000 . 356762,67 + [ ] 17400000 . 6,51 . 1011
6000 6000

𝐶𝑏 = 202414937,1
Mn = Mcr ≤ Mp
Jadi digunakan nilai Mn = 202414937,1
• Menentukan momen nominal yang paling menentukan
Momen nominal pengaruh tekuk lokal = 308628480 Nmm
Momen nominal pengaruh tekuk lateral = 202414937,1 Nmm
Jadi Mn yang paling menentukan adalah = 202414937,1 Nmm
Kontrol kekuatan penampang berdasar Mn yang paling menentukan
𝑀𝑢 ≤ 𝑀𝑛
62364000 ≤ 202414937,1
𝟔𝟐, 𝟑𝟔𝟒 ≤ 𝟐𝟎𝟐, 𝟒 (𝑨𝒎𝒂𝒏)
• Kontrol kuat geser nominal balok tanpa pengaku
Ketebalan minimum pelat badan tanpa adanya pengaku :

ℎ2 𝐸
≤ 6,36√
𝑡𝑤 𝑓𝑦

342 210000
≤ 6,36√
8 240

𝟒𝟐, 𝟕𝟓 ≤ 𝟏𝟖𝟖, 𝟏𝟑
Jadi tebal pelat badan memenuhi syarat
• Kuat geser pelat badan tanpa danya pengaku :
𝐴𝑤 = 𝑡𝑤 ℎ𝑡
𝐴𝑤 = 8 . 400
𝐴𝑤 = 3200 𝑚𝑚2

61
𝑉𝑛 = 0,6𝑓𝑦 𝐴𝑤
𝐴𝑤 = 0,6 . 240 . 3200
𝐴𝑤 = 460800 𝑚𝑚2
Vu ≤ ØVn
0,5𝑞𝑢 𝐿 0,9𝑉𝑛

100 1000
𝟗𝟕, 𝟖𝟑 ≤ 𝟒𝟏𝟒, 𝟕 (𝑨𝒎𝒂𝒏)
• Periksa lendutan
𝑞𝑡𝑜𝑡 𝑙 4 𝑃𝑙 3
𝛿= + ≤ 𝛿𝑖𝑧𝑖𝑛
384 𝐸 𝐼𝑥 193 𝐸 𝐼𝑥
20,788 . 6004 0,36 . 8003
𝛿= + ≤ 𝛿𝑖𝑧𝑖𝑛
384 . 210000 . 23700 193 . 210000 23700
𝜹 = 𝟏, 𝟒𝟏 𝒄𝒎 ≤ 𝟐 𝒄𝒎 → 𝒎𝒆𝒎𝒆𝒏𝒖𝒉𝒊 𝒔𝒚𝒂𝒓𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒌𝒂𝒌𝒖𝒂𝒏
5.3 Perencanaan Kolom
5.3.1 Data perencanaan kolom

Gambar 5.4 dimensi baja


Data profil kolom baja WF 300.300.10.15
ht = 300 mm ix = 131 mm
bf = 300 mm iy = 75,1 mm2
tw = 10 mm As = 11980 mm3
tf = 15 mm Sx = 1360 cm
Jx = 20400 cm4 r = 18 mm
Jy = 67500 cm4 fr = 70 Mpa
Ptotal = beban atap + beban plat + beras sendiri kolom
= 2702,79 + 1575 + (94 x 4,2)
= 4672,59 kg

62
5.3.2 Pemeriksaan kelangsingan penampang kolom
Untuk sayap :

𝐸𝑠
𝜆 = 0,38√
𝑓𝑦

210000
𝜆 = 0,38√
240

𝜆 = 11,24
𝑏𝑓
≤𝜆
2 𝑡𝑓
300
≤ 11,24
2 . 15
10 ≤ 11,24 (𝑂𝐾𝐸)

Untuk badan :
𝑃𝑦 = 𝐴𝑠 . 𝑓𝑦
𝑃𝑦 = 11980 . 240
𝑃𝑦 = 2875200
Φ𝑐 = 0,9
𝑃𝑢
𝐶𝑎 =
Φ𝑐 . 𝑃𝑦
467,259
𝐶𝑎 =
0,9 . 287,5200
𝐶𝑎 = 0,018 < 0,125
Sehingga,

𝐸𝑠
𝜆 = 2,45√ (1 − 0,93 𝐶𝑎)
𝑓𝑦

210000
𝜆 = 2,45√ (1 − 0,93(0,018))
240

𝜆 = 71,26

63
𝑑
≤𝜆
𝑡𝑤
300
≤ 71,26
10
30 ≤ 71,26 (𝑂𝐾𝐸)
5.3.3 Pemeriksaan elemen kelangsingan kolom
Lb < Lbmax
𝐸𝑠
𝐿𝑏𝑚𝑎𝑥 = 0,086 . 𝑖𝑦 .
𝑓𝑦
210000
𝐿𝑏𝑚𝑎𝑥 = 0,086 . 75,1 .
240
𝐿𝑏𝑚𝑎𝑥 = 5651,275 𝑚𝑚
𝐿𝑏 = 4200 𝑚𝑚
Lb < Lbmax → 4200 mm < 5651,275 mm
5.3.4 Pemeriksaan kapasitas aksial kolom
Menentukan panjang efektif kolom
arah sumbu kuat (sumbu x)
kx = ky = 0,65
𝑘𝑥 . 𝐿𝑏
𝜆𝑥 =
𝑖𝑥
0,65 . 4200
𝜆𝑥 =
131
𝜆𝑥 = 20,84

𝜆𝑥 𝑓𝑦
𝜆𝑐𝑥 = √
𝜋 𝐸

20,84 240
𝜆𝑐𝑥 = √
𝜋 210000

𝜆𝑐𝑥 = 0,22
0,25 < λcx < 1,2
Maka,
1,43
𝜔𝑥 =
1,6 − 1,6𝜆𝑐𝑥
𝜔𝑥 = 1,146

64
arah sumbu kuat (sumbu x)
𝑘𝑦 . 𝐿𝑏
𝜆𝑦 =
𝑖𝑦
0,65 . 4200
𝜆𝑥 =
75,1
𝜆𝑥 = 36,35

𝜆𝑦 𝑓𝑦
𝜆𝑐𝑦 = √
𝜋 𝐸

36,35 240
𝜆𝑐𝑥 = √
𝜋 210000

𝜆𝑐𝑥 = 0,39
0,25 < λcy < 1,2
1,43
Maka, 𝜔𝑦 = 1,6−1,6𝜆𝑐𝑦 = 1,46

5.3.5 Pemeriksaan tegangan lentur


𝑓𝑦
𝐹𝑐𝑟 =
𝜔𝑥
240
𝐹𝑐𝑟 =
1,146
𝐹𝑐𝑟 = 209,42
Maka kapasitas aksial kolom
Φ𝑃𝑛 = 𝐹𝑐𝑟 . 𝐴𝑠
Φ𝑃𝑛 = 209,42 . 11980
Φ𝑃𝑛 = 2508900,524
Rasio aksial
𝑃𝑢
<1
Φ𝑃𝑛
467,259
<1
2508,900524
0,186 < 1
Jadi, profil kolom WF 300x300x10x15 cukup aman untuk memikul beban
terfaktor 4672,59 kg.

65
5.4 Perhitungan sambungan
Diketahui:
Kolom menggunakan profil WF 300.300.10.15
Balok induk menggunakan profil WF 400.200.8.13
h = d = 400 mm ro = 16 mm
b = 200 mm As = 84,12 cm2
tw = 8 mm Ix = 23700 cm4
tf = 13 mm Iy = 1740 cm4
Mutu baja, BJ 37
fy = 240 MPa fu = 370 MPa
Digunakan 8 buah baut Ø24 dan tebal las 3 mm dengan mutu BJ 37
Pu = 467,259 kN
Vu = 157,5 kN
Mu = 270,2 kNm

Gambar 5.5 gambar sambungan


Jarak antar baut dan tebal profil penyambung
Direncanakan:
Tebal Plat:
T = (h+b) / 90 SNI 03-1729-2002
T = (400+200) / 90 = 6,67 mm
t = 7 mm
5.4.1 Sambungan las
Tebal las = 3 mm
Lw1 = (96 x 8) + (200 x 2) = 1168 mm
Lw2 = (374 x 4) = 1496 mm
Lw = Lw1 + Lw2 = 2664 mm

66
Mutu las
fy = 240 Mpa fu = 370 Mpa
𝑇𝑛1 = ∅ . (0,6 . 𝑓𝑢. 0,707. 𝑡𝑤. 𝐿𝑤1)
𝑇𝑛1 = 0,225 . (0,6 .370 . 0,707.8 .1168)
𝑇𝑛1 = 329980,0896 𝑁
𝑇𝑛2 = ∅ . (0,6 . 𝑓𝑢. 0,707. 𝑡𝑤. 𝐿𝑤2)
𝑇𝑛1 = 0,225 . (0,6 .370 . 0,707.8 .1496)
𝑇𝑛1 = 422645,7312 𝑁
𝑇𝑛 = 𝑇𝑛1 + 𝑇𝑛2
𝑇𝑛 = 329980,0896 + 422645,7312
𝑇𝑛 = 752625,8208 𝑁 = 752,626 𝑘𝑁 > 𝑉𝑢 = 157,5 𝑘𝑁

MR = Ø .Mn
Mnlas = Zxlas.fylas
Zxlas = 2(200.3.385,5) + 4(95.3.368,5) + 4(95.3.9,5)+ 4(468.3.476)
= 3566736 mm3
Mnlas = 3566736 x 240 = 856016640 kNmm = 856,016640 kNm
ØMnlas = 856,02 kNm > Mu = 270,2 kNm
5.4.2 Sambungan Baut
a. Kuat geser baut
𝑅𝑛𝑣 = 0,5 . 𝑓𝑢 . 𝐴 = 0,5 . 370 . 0,452 = 83,69 𝑘𝑁
b. Kuat tarik baut
𝑅𝑛𝑡 = 0,75 . 𝑓𝑢 . 𝐴𝑏 = 0,75 . 370 . 0,425 = 125,54 𝑘𝑁
c. Gaya lintang dipikul bersama oleh baut
𝑉𝑢 157,5
𝑅𝑢𝑣 = = = 11,25 𝑘𝑁
𝑛 14
d. Gaya normal dipikul bersama baut
𝑃𝑢 467,259
𝑅𝑢𝑡 = = = 33,376 𝑘𝑁
𝑛 14
e. Gaya tarik akibat momen
𝑀 . 𝑦1
𝑇𝑖 =
∑ 𝑦12

67
𝑦1 = 𝑦2 = (110𝑥5) + 30 + 82 + 89 = 730 𝑚𝑚
𝑦3 = 𝑦4 = (110𝑥4) + 30 + 82 + 89 = 620 𝑚𝑚
𝑦5 = 𝑦6 = (110𝑥3) + 30 + 82 + 89 = 510 𝑚𝑚
𝑦7 = 𝑦8 = (110𝑥2) + 30 + 82 + 89 = 400 𝑚𝑚

∑ 𝑦 2 = 2 . (7302 + 6202 + 5102 + 4002 )

∑ 𝑦 2 = 2674800 𝑚𝑚2

206,53 . 730 . 10−3


𝑅𝑢𝑡 = = 56,37 𝑘𝑁
2674800 . 10−6
𝑅𝑢𝑡 = 56,37 𝑘𝑁 + 33,376 𝑘𝑁 = 89,746 𝑘𝑁
𝑅𝑢𝑣 2 𝑅𝑢𝑡 2
( ) +( ) ≤1
∅𝑅𝑛𝑣 ∅𝑅𝑛𝑡
2 2
11,25 89,746
( ) +( ) ≤1
0,75 . 83,69 0,75 . 125,54
𝟎, 𝟗𝟒 ≤ 𝟏 (𝑶𝑲𝑬)
Jadi Sambungan pada balok induk melintang lantai ke kolom aman
karena 0,94 < 1, yang berarti baut yang digunakan kuat terhadap beban-
beban yang bekerja pada kolom dan balok.

68
LAMPIRAN
300
145 155
130 170

-0.90 A

50 75 300 300 300 300 300 75

300
100

35 30
230
Taman -0.45 Teras Taman -0.45

65 28

65 28

140
Rabat Beton -0.15 -0.02 Rabat Beton -0.15

75

65
A
-0.05
Janitor

150
-0.05 Ruang Kasie Ruang Kasie Ruang Kasie
Pemerintahan Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Dan Tantib
300

300
Dan Kesejahteraan Sosial
Gudang Arsip
-0.05 Ruang Seklur
150

150
Ruang Pantry
200
300

Ruang Kerja Staff

150
Tempat Wudhu
100

-0.20 -0.15
C
1200

Ruang Santai/
Koridor
-0.35 -0.15 -0.15
Ruang Kerja Staff / Pelayanan
B

300
300

Mushola Ruang Lurah

D
Lobby

142
±0.00
300

Ruang Laktasi Ruang Bermain Anak


N

158
E
75

75
Rabat Beton -0.15 Rabat Beton -0.15

200
Taman -0.35 Taman -0.35
45

Entrance
-0.02
130

45
120 180
135 330 135

75 300 300 150 300 150 300 300 75

1800

1 2 3 4 -0.45 5 6 7 8

Gambar 6.1 gambar denah lantai 1


A

300 300 300 300 300 300


130

130
300

300

Kolom Komposit Kolom Komposit Kolom Komposit Kolom Komposit

70
105
95

Ruang MUI
300

300

+4.20

Ruang Ser baguna


+4.20

B
200

Ruang BPD
900
300

300

+4.20
100

C
T

T empat Menara Air Bor des


300

300

G udang Ruang PKK +4.20 +2.75


+4.20 +4.20

D
Void Void Void Void
95

105

Void
30

Kolom Komposit Kolom Komposit Kolom Komposit Kolom Komposit


Kolom Komposit Kolom Komposit
55

85 300 300 150 300 150 300 300 85 573

1800 573

1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 6.2 gambar denah lantai 2

69
Gambar 6.3 gambar tampak depan

Gambar 6.4 gambar tampak belakang

Gambar 6.5 gambar tampak samping kanan

70
Gambar 6.6 gambar tampak samping kiri
+11.95
342

+8.53 +8.50
+8.45 +8.30 +8.30 +8.45
100

+7.53 120 363 120


10

10
50

50

+7.30
332

250
300

Ruang PKK Ruang Serbaguna


+4.20 +4.20 +4.20
50

+3.93
70 25 48 50

120 80
115

70
+3.48 +3.48 +3.23
10°

+3.05
+3.10
+2.98
+2.80
95

86

323
305

240

Entrance Lobby R. Kerja Staff R. Kasie Pemerintahan


±0.00 -0.02 ±0.00 ±0.00 ±0.00 ±0.00
-0.45
90
145

-0.90
2030 35 30 -1.05
-1.45 15
20

75 35 30

45 200 600 300 300 230 300

1200

E C B A

Gambar 6.7 gambar potongan 1

+11.95
342

+8.53
+8.45 +8.45

120 650 120


+7.30
432

Ruang Serbaguna Ruang BPD


+4.20 + 4.20 + 4.20
+3.93
45 15 33 27

+3.60
60 33
10

10

60 +3.48 +3.48 +3.48 +3.48 +3.48 60 +3.00


420

300

300

Mushola Koridor Lobby Ruang Lurah


±0.00 ±0.00 ±0.00 ±0.00 ±0.00 ±0.00
-0.15 -0.15
-0.35
-0.65
145

-1.45 35 388 15 65
75 20 60

75 300 300 300 300 300 300 75

1800

Gambar 6.8 gambar potongan 2

71
300 200

13
15
300

400
10

KOLOM -H1 BALOK -B1


H-Beam 300. 300. 10. 15 WF 400. 200. 8. 13

Gambar 6.9 gambar detail baja

72

Anda mungkin juga menyukai