Disusun oleh :
MULYA MUTAQUN
NIM : 2020223020035
Jurusan : Teknik Sipil
Program Studi : Teknologi Rekayasa Kontruksi Jalan dan Jembatan
Mulya Muttaqun
NIM.2020223020035
Menyetujui,
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Segala puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana
karunia-Nya penulis telah di beri kesehatan dan kesempatan serta telah diberi umur
panjang, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan
dengan judul “Proyek Pembangunan Jalan Tol Ruas Sigli-Banda Aceh Seksi 1B”.
Sholawat beriringkan salam penulis sanjungkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang
penuh ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu persyaratan untuk
memenuhi kurikulum Jurusan Teknik Sipil sebagai Mahasiswa yang akan
menyelesaikan Studi pada Politeknik Negeri Lhokseumawe. Praktek Kerja Lapangan
yang penulis ikuti sesuai dengan peraturan yang ditetapkan Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Lhokseumawe yaitu selama kurang lebih 6 minggu (mulai dari
tanggal 17 Juli s/d 27 Agustus 2023).
Dalam penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis tahu benar
bahwa masih adanya kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, serta menyadari
bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekhilafan baik dari segi bahasa,
pengetikaan ataupun isi Laporan Praktek Kerja lapangan tersebut, untuk itu penulis
mohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
kebaikan pada penulisan untuk laporan selanjutnya.
1. Bapak Syukri, S.T, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Lhokseumawe.
ii
2. Bapak Muhammad Reza, M.Eng, selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan TRKJJ Politeknik Negeri Lhokseumawe.
3. Bapak Andrian Kaifan, S.T, M.T, selaku Dosen Pembimbing Praktek
Kerja Lapangan.
4. Bapak Syihab Ghiyas, selaku Pembimbing Lapangan.
5. Bapak Fadli, selaku Kepala Lab. Quality Control
6. Serta kepada sahabat (Afdhal, Ukba, K’cut, Andre) dan kerabat yang telah
mendukung dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga Laporan Praktek Kerja Lapangan
ini nantinya dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya.
Semoga Allah Swt selalu melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Aamiin.
Penulis,
Mulya Muttaqun
NIM.2020223020035
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Tujuan..............................................................................................................3
1.3. Manfaat............................................................................................................3
iv
3.4. Profil Perusahaan...........................................................................................23
3.6. Pendanaan......................................................................................................25
BAB V PENUTUP.............................................................................................................72
5.1. Kesimpulan....................................................................................................72
5.2. Saran..............................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................74
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Peta lokasi Pembangunan Ruas Jalan Tol Sigli - Banda Aceh 3
Gambar 1. 2 Peta lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL) Seksi 1B............... 6
Gambar 2. 1 Skema hubungan kerja secara teknis......................................... 10
Gambar 2. 2 Skema tahap Perlelangan.......................................................... 12
Gambar 2. 3 cross section.............................................................................. 17
Gambar 2. 4 Detail cross section................................................................... 17
Gambar 3. 1 Dok. Mahasiswa depan workshop ............................................ 22
Gambar 4. 1 penggalian Tanah pada Sta 9+700............................................ 33
Gambar 4. 2 vibrator roller sedang menggilas tanah main road.................... 39
Gambar 4. 3 Dump Truck menuang tanah mainroad Sta 5+200 s/d 5+225. . 39
Gambar 4. 4 Buldozer meratakan tabah pada main road Sta 5+200.............. 43
Gambar 4. 6 Sheep foot roller menggilas tanah main road Sta 1+150.......... 43
Gambar 4. 8 Vibrator roller sedang memadatkan tanah main road............... 43
Gambar 4. 9 Dump Truck sedang menuang material.................................... 43
Gambar 4. 10 Skema Tahapan pekerjaan Penyiapan Tanah Dasar.................. 44
Gambar 4. 20 Material dijemur untuk mencapai SSD..................................... 48
Gambar 4. 21 pengambilan gelembung udara pada pengujian SPGR of soil. . 48
Gambar 4. 22 Material Mulai di Compact dengan jumlah pukulan tertentu... 51
Gambar 4. 23 Benda Uji ditimbang setelah di compect dan dibersihkan........ 52
Gambar 4. 24 proses sielve analyzes............................................................... 54
Gambar 4. 25 Tanah dan air di aduk merata.................................................... 56
Gambar 4. 26 Benda uji setelah di grooving.................................................... 56
Gambar 4. 27 pemutaran mangkok pada cassagrande setinggi 1 cm............... 57
vi
Gambar 4. 28 Sampel PL dan LL yang telah dibentuk.................................... 58
Gambar 4. 29 Perendaman Benda Uji selama 4 hari....................................... 62
Gambar 4. 30 Pembacaan dial beban pada penetrasi CBR test....................... 64
Gambar 4. 31 penimbangan sampel benda uji untuk kadar air........................ 64
Gambar 4. 32 Penumbukan awal (seating blows) pada DCP Test mainroad. . 67
Gambar 4. 33 Pamplete K3.............................................................................. 69
vii
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan jalan tol merupakan salah satu bentuk usaha pemerintah
untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan perpindahan dari satu tempat ke
tempat lainnya secara singkat. Pembangunan jalan tol tidak hanya membutuhkan
investasi yang besar, tetapi juga butuh lahan yang luas agar pembangunan
konstruksi tersebut terlaksana. Jalan tol merupakan proyek yang ditargetkan
pemerintah agar dapat mengurangi kemacetan serta menjadi sumber pemasukan
kas negara. Salah satu proyek pembangunan jalan tol yang sedang berjalan saat ini
adalah Proyek Jalan Tol Sigli- Banda Aceh.
Banda Aceh, yang terletak di ujung barat Indonesia, berperan sebagai pusat
pemerintahan dan menjadi pusat aktivitas ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
Oleh karena itu, kota ini sering mengalami lalu lintas yang sibuk, dan diperlukan
sarana transportasi yang modern dan canggih untuk mempermudah mobilitas
penduduknya. Jalan tol menjadi alternatif yang ideal bagi warga yang ingin
mencapai tujuan mereka tepat waktu.
Pembangunan jalan tol Sigli-Banda Aceh adalah bagian dari proyek Tol
Trans Sumatera yang dilaksanakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Proyek ini
memiliki status sebagai proyek strategis nasional yang membentang hingga ke
Lampung. Dengan pembangunan jalan tol ini, jarak dan waktu tempuh perjalanan
dari Banda Aceh ke Sigli akan dipangkas dari sekitar 2-3 jam menjadi hanya 1
jam perjalanan. Panjang jalan tol ruas Sigli-Banda Aceh adalah 74,231 km, dan
ini akan menjadi jalur yang sangat efisien bagi para pengguna jalan.
1
2. Seksi 2 Seulimum-Jantoh dengan panjang 6,26 Km;
3. Seksi 3 Jantoh-Indrapuri dengan Panjang 17,065 Km;
4. Seksi 4 Indrapuri-Blang bintang dengan panjang 13,5 Km;
5. Seksi 5 Blang bintang-Kuta Baro dengan panjang 7,7 Km;
6. Seksi 6 Kuta Baro-Baitussalam dengan panjang 5 Km.
Item pekerjaan yang saya ikuti dalam Praktik Kerja Lapangan ini adalah
Pekerjaan Tanah, Struktur (main brigde Sta 0+600, 6+875, 9+180), Survey (Sta
1+150,0+000), Pengecoran DS (Sta 4+373), Lc (Lean Concrete)(Sta 5+650) dan
Rigid Pavement (2+695 s/d 2+350).
Lokasi proyek dan penampang Jalan Tol Sigli-Banda Aceh memiliki total
panjang jalur utama sepanjang 74,213 Km dengan kecepatan rencana 100 km/jam.
Lokasi proyek dapat dilihat pada Gambar 1.1.
2
Gambar 1. 1 Peta lokasi Pembangunan Ruas Jalan Tol Sigli - Banda Aceh
Sumber : Dokumentasi oleh PT Hutama Karya 2020
1.2. Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dilokasi ini sesuai dengan judul, yaitu :
1.3. Manfaat
1.3.1. Manfaat bagi mahasiswa Praktek Kerja Lapangan (PKL) :
1. Memberikan informasi secara garis besar terkait pekerjaan proyek yang
dilaksanakan dalam pembangunan jalan tol ruas Sigli - Banda Aceh seksi
1 B Padang Tiji – Seulimun.
2. Memberikan pemahaman terkait proses persiapan, alat dan bahan yang
digunakan serta langkah kerja pekerjaan tanah.
3
3. Memeningkatkan relasi, pengalaman dan melatih diri untuk lebih mandiri
dalam dunia kerja khususnya dunia kontruksi.
1.3.2. Manfaat bagi kampus Praktek Kerja Lapangan (PKL) :
1. Praktek Kerja Lapangan (PKL) diharapkan dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu Teknik Sipil, sehingga dapat menjadi salah satu
referensi bagi mahasiswa jurusan Teknik Sipil pada umumnya.
2. Dengan adanya mahasiswa yang PKL diharapkan dapat mempererat
kerjasama dan hubungan antara kampus Politeknik Negeri Lhokseumawe
dan perusahaan atau instansi terkait.
1.3.3. Manfaat bagi perusahaan atau instansi terkait :
1. Memberikan masukan, saran dan kriikan agar menjadi pertimbangan
untuk lebih meningkatkan kualitas perusahaan menjadi lebih baik.
2. Mengevaluasi bagaimana kinerja dari perusahaan.
3. Ikut serta berkontribusi untuk memajukan pembangunan dalam bidang
Pendidikan
4
1. Bab I Pendahuluan, membahas tentang gambaran umum, tujuan, manfaat
mengenai laporan PKL serta pekerjaan tanah pada proyek pembangunan
Jalan Tol Ruas Sigli - Banda Aceh seksi 1 B Padang Tiji – Seulimum.
2. Bab II Gambaran Umum Tempat PKL, menguraikan tinjauan pustaka
dan landasan teori yang berhubungan dengan proses pekerjaan tanah
pada Main Road (MR).
3. Bab III Pelaksanaan PKL, menguraikan tentang tugas dan tanggung
jawab mahasiswa di lokasi PKL, detail kegiatan yang dilaksanakan
selama PKL dan data – data yang diperoleh, baik data umum maupun
data teknis.
4. Bab IV Hasil dan Pembahasan, menguraikan tentang hasil kegiatan
selama PKL terkait proses Pekerjaan tanah, dan permasalahan yang
terjadi.
5. Bab V Kesimpulan dan Saran, bab ini menyampaikan kesimpulan dari
laporan PKL berdasarkan lingkup pembahasan yag dibahas dan
memberikan saran berdasarkan pengalaman dan pertimbangan
pelaksanaan PKL yang didasari adanya berbagai kenyataan di lapangan,
sebagai bahan rekomendasi untuk kegiatan PKL selanjutnya.
5
Adapun lokasi proyek dapat dilihat pada Gambar 1.2.
LAYOUT PROYEK
Akhir proyek
Jalan Tol sigli – Banda Aceh seksi 1B memeiliki panjang jalan utama sepanjang
9,24 Km.
6
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT PKL
2.1. Tinjaun Pustaka
Didirikan pada tanggal 1 Juni 1974, Adhi Karya (Persero) Tbk memulai
usahanya secara komersial sejak tahun 1960. PT ini memiliki kantor pusat yang
berlokasi di Jl. Raya Pasar Minggu KM. 18, Jakarta, 12510. Untuk pertama
kalinya pada tanggal 11 Maret 1960, perusahaan Adhi Karya muncul pada SK
keluaran Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja. Kemudian Adhi Karya
ditetapkan sebagai Perusahaan Negara Adhi Karya saat dikeluarkannya PP No. 65
tahun 1961. Di tahun itu juga, dan pada PP yang sama, Perusahaan Bangunan
bekas Belanda bernama Associate NV, secara resmi telah dinasionalisasikan dan
dilebur menjadi Adhi Karya.
7
7. Dilarang membawa senjata api, amunisi atau senjata yang mematikan
(kecuali mendapat izin dari pihak yang berwenang).
8. Dilarang membawa / mengkonsumsi minuman yang berakohol dan obat –
obatan terlarang.
9. Dilarang mengeluarkan barang dari proyek tanpa izin secara tertulis.
10. Melakukan good hosekeeping secara rutin dan menjaga lingkungan.
Proyek pembangunan Jalan Tol Ruas Sigli - Banda Aceh memiliki kerja
sama atau mitra yang harus terkoordinasi dengan baik terhadap pihak – pihak
yang terlibat dalam suatu organisasi proyek. Adapun pihak – pihak yang terlibat
dalam organisasi tersebut adalah :
8
3. Pelaksana proyek atau kontraktor utama proyek ini adalah PT. Adhi Karya
(Persero) Tbk. Departemen Infrastruktur – 1 yaitu Perusahaan yang
bekerja di bidang penyediaan jasa (konsultan) teknik. Perencanaan untuk
proyek-proyek yang bersakala menengah keatas, dimana bidang
perencanaannya mencakup perencanaan jalan dan jembatan tol atau non
tol.
4. Pengawas proyek pada pembangunan Jalan Tol Ruas Sigli - Banda Aceh
yang telah berlangsung dari tahun 2019 dan adapun yang bertugas dalam
pengawasan pelaksanaan pekerjaan di lapangan adalah PT Wahana Mitra
Amerta (KSO) dan PT Hi-Way Indotek Konsultan yaitu agar didapat hasil
yang semaksimal mungkin terhadap mutu pekerjaan sesuai dengan rencana
dan metode pelaksanaan kerja serta tidak menyimpang dari peraturan yang
ada. Hubungan kerja ini merupakan tanggung jawab antara berbagai pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan suatu proyek. Hubungan kerja antara
pemilik proyek, perencana, pengawas dan pelaksana adalah hubungan
segitiga.
9
Struktur Organisasi Proyek dapat dilihat pada Gambar berikut.
10
2.1.4. Sistem pelelangan proyek
11
Sistem pelelangan proyek yang dilakukan pada proyek pembangunan jalan
tol Sigli-Banda Aceh menggunakan sistem pelelangan penunjukan langsung tahun
2018 (Buku II Spesifikasi Teknis Nomor : Proc/YDA.752/DP.060/X-2018
Pelaksanaan Pemabngunan Jalan Tol Ruas Sigli-Banda Aceh). Panitia lelang
dalam pelaksanaan pelelangan mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
12
dokumen kualifikasi dimulai sejak tanggal pengumuman sampai dengan (1) satu
hari kerja sebelum batas akhir pemasukan dokumen kualifikasi. Tenggang waktu
antara hari pengumuman dengan batas akhir hari pengambilan dokumen
kualifikasi sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja. Pengambilan dokumen
kualifikasi dilakukan bersamaan dengan dokumen lelang.
13
verifikasi terhadap semua kelengkapan dokumen lelang penyedia jasa dengan cara
menunjukkan bukti-bukti setelah itu diterbitkan di berita acara verifikasi.
Dalam penetapan peserta lelang yang lulus kualifikasi dan yang lulus
prakualifikasi tercantum di dalam daftar peserta lelang yang disahkan oleh panitia
lelang dan selanjutnya peserta yang lulus diundang kembali untuk mengambil
dokumen lelang. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) adalah surat yang
dikeluarkan owner untuk penyedia jasa sebagai perintah untuk memulai pekerjaan
dan bukti yang sah untuk memulai pekerjaan kosntruksi.
1. Hasil pelelangan, panitia lelang akan mengeluarkan surat berita acara yang
mencangkup uraian evaluasi mengenai penelitian administrasi, teknis, harga
dan evaluasi terlampir serta mengambil kesimpulan nama – nama
perusahaan yang memenuhi persyaratan. (tercantum pada Buku II
Spesifikasi Teknis Nomor : Proc/YDA.752/DP.060/X-2018 Pelaksanaan
Pemabngunan Jalan Tol Ruas Sigli-Banda Aceh).
2. Hasil kontrak dari hasil kontrak pada proyek pembangunan jalan tol Sigli -
Banda Aceh didapat beberapa hasil yang akan disimpulkan sebagai berikut:
a. No. kontrak : DPBJT/IO.3399/S.Perj.83/XI/2018 (tercantum pada
perjanjian pelaksanaan jalan tol Ruas Sigli-Banda Aceh)
b. Tanggal kontrak : 30 November 2018 (tercantum pada perjanjian
pelaksanaan jalan tol Ruas Sigli - Banda Aceh nomor :
DPBJT/IO.3399?S.Perj.83/XI/2018)
c. Jangka waktu masa pelaksanaan pekerjaan adalah 840 hari kalender
(tercantum pada perjanjian pelaksanaan jalan tol Ruas Sigli-Banda
Aceh Nomor : DPBJT/IO.3399?S.Perj.83/XI/2018)
d. Penandatangan kontrak pihak 1 adalah PT. Hutama Karya (Persero)
divisi Jalan Tol (tercantum pada perjanjian pelaksanaan jalan tol ruas
Sigli-Banda Aceh Nomor : DPBJT/IO.3399?S.Perj.83/XI/2018)
14
e. Gambar perencanaan dapat dilihat pada Lampiran kontrak.
f. Lingkup pekerjaan (tercantum pada buku ii spesifikasi teknis nomor :
Proc/YDA.752/DP.060/X-2018 Pelaksanaan Pemabngunan Jalan Tol
Ruas Sigli-Banda Aceh)
g. Metode pelaksanaan pekerjaan (tercantum pada buku ii spesifikasi
teknis Nomor: Proc/YDA.752/DP.060/X-2018 Pelaksanaan
Pemabngunan Jalan Tol Ruas Sigli-Banda Aceh)
h. Hari kalender dan hari kerja, hari yang berlaku dalam kontrak ini
adalah setiap hari sesuai dengan kalender masehi termasuk hari
minggu dan hari libur nasional, yang berawal dan berakhir pada
tengah malam pukul 24.00 WIB. (tercantum pada perjanjian
pelaksanaan jalan tol ruas Sigli-Banda Aceh Nomor :
DPBJT/IO.3399?S.Perj.83/XI/2018)
i. Jenis dan nilai kontrak (tercantum pada Buku II Spesifikasi Teknis
Nomor: Proc/YDA.752/DP.060/X-2018 Pelaksanaan Pemabngunan
Jalan Tol Ruas Sigli-Banda Aceh)
j. Cara pembayaran Monthly Price (tercantum pada Buku II Spesifikasi
Teknis Nomor: Proc/YDA.752/DP.060/X-2018 Pelaksanaan
Pemabngunan Jalan Tol Ruas Sigli - Banda Aceh)
k. Struktur Organisasi PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
l. Time Schedule pelaksanaan dapat dilihat pada Lampiran.
m. Data Alat dan Material (tercantum pada Buku II Spesifikasi Teknis
Nomor: Proc/YDA.752/DP.060/X-2018 Pelaksanaan Pembangunan
Jalan Tol Ruas Sigli-Banda Aceh).
15
berbagai jenis dan klasifikasi jalan yang beragam. Saat ini, pengembangan
jaringan jalan di Indonesia sedang mengalami perkembangan pesat,
mengingat masih diperlukan banyak akses jalan untuk menghubungkan
berbagai kota, terutama di daerah perbatasan negara, baik dalam bentuk
jalan tol maupun jalan konvensional. Sebagian besar jalan perkotaan dan
antar provinsi di perbatasan negara masih menggunakan perkerasan lentur
(flexible pavement), sementara jalan tol lebih banyak mengadopsi
perkerasan jalan beton atau rigid pavement atau perkerasan yang kokoh.
Saat ini di Indonesia, ada upaya besar dalam pembangunan jalan
tol untuk menghubungkan berbagai wilayah dan mendukung pertumbuhan
ekonomi. Perkerasan jalan beton (rigid pavement) memiliki struktur yang
berbeda dibandingkan dengan perkerasan jalan aspal, terutama dalam hal
susunan lapisan strukturnya. Rigid pavement memiliki jumlah lapisan
struktur yang lebih sedikit dibandingkan dengan flexible pavement. Oleh
karena itu, artikel ini akan secara khusus membahas tentang struktur
perkerasan jalan beton (rigid pavement).
Perkerasan kaku atau rigid pavement sering dipilih untuk jalan
dengan volume lalu lintas yang tinggi dan tingkat kerusakan yang
signifikan, seperti jalan tol. Terdapat beberapa keunggulan dalam
penggunaan rigid pavement pada jalan tol, termasuk daya tahan yang lebih
lama dan biaya pemeliharaan yang lebih rendah dibandingkan dengan
penggunaan flexible pavement. Namun, dari segi kenyamanan, pengguna
jalan cenderung merasa lebih nyaman saat melintasi jalan aspal daripada
jalan beton. Struktur perkerasan jalan beton memiliki spesifikasi khusus
yang berbeda dengan perkerasan lentur karena perbedaan dalam susunan
lapisan strukturnya. Lihat gambar 2.3 cross section jalan pada perkerasan
jalan beton.
16
Gambar 2. 3 Cross section
17
selanjutnya adalah melakukan metode pemadatan dengan menggunakan alat berat
seperti vibro, seepfoot, dan dozer. Setiap proyek mungkin akan melakukan jumlah
passing yang berbeda-beda tergantung pada hasil percobaan. Prosesnya biasanya
dimulai dengan mendumpingkan tanah timbunan di lokasi, kemudian dozer
digunakan untuk meratakan tanah timbunan dengan ketebalan sekitar 50 cm.
Setelah itu, seepfoot roller digunakan untuk menghancurkan tanah dengan batuan
besar, dan akhirnya vibratory compactor roller digunakan sambil memberikan air
agar hasil pemadatan lebih padat.
Yang paling krusial dalam hal ini adalah memastikan bahwa material
untuk timbunan harus memiliki kualitas yang telah lulus uji laboratorium ketika
diambil dari quarry. Penting untuk memastikan bahwa tidak ada campuran tanah
lempung, karena tanah lempung sulit untuk dipadatkan bahkan dengan
penggilingan berulang-ulang. Biasanya, proses pemadatan dilakukan pada setiap
lapisan dengan ketebalan awal tanah yang tidak padat sekitar 50 cm, kemudian
dipadatkan menjadi sekitar 30 cm. Setelah satu lapisan tanah selesai dipadatkan,
langkah selanjutnya adalah melakukan uji sandcone. Jika hasil uji sandcone
melebihi 90%, proses pemadatan bisa dilanjutkan ke lapisan berikutnya. Penting
untuk memastikan bahwa pekerjaan timbunan ini memenuhi standar mutu yang
telah diatur dalam kontrak, karena ketidakseragaman penurunan dapat
menyebabkan kerusakan pada badan jalan di masa mendatang.
Selain itu, terdapat juga lapisan drainase yang berada di atas timbunan,
berfungsi untuk mengalirkan aliran air secara horizontal agar tidak merusak
struktur jalan. Pada proyek jalan tol, lapisan drainase menggunakan material
agregat A yang memiliki spesifikasi kepadatan 100%. Oleh karena itu, fungsi
agregat A dalam lapisan drainase hampir sama dengan peran lapisan pondasi pada
struktur perkerasan aspal.
18
Biasanya tebal drainage layer ini sekitar 15 cm padat. Sehingga penghamparan
material sekitar 18 cm dan setelah dipadatkan menggunakan vibratory compactor
roller menjadi 15 cm. Apabila pemadatan selesai maka dilanjut dengan uji
sandcone (kepadatan). Minimal hasil uji harus 100%.
Lean concrete atau disebut LC ini adalah lantai kerja untuk pekerjaan rigid
pavement. Sehingga lapisan ini bukan termasuk lapisan struktur. Namun wajib
ada sebelum pekerjaan beton (rigid). Fungsinya hanya sebagai lantai kerja agar air
semen tidak meresap ke dalam lapisan bawahnya. Tebal LC ini biasanya 10 cm.
LC ini pada dasarnya terbuat dari beton dengan mutu K-175. Proses
pelaksanaannya cukup mudah. Beton dari truck mixer dituang kemudian diratakan
menggunakan jidar oleh tukang.
Pekerjaan rigid adalah salah satu pekerjaan yang memiliki bobot signifikan dalam
kontrak dan merupakan bagian utama dari proyek jalan tol. Beton yang digunakan
memiliki kualitas mutu P dengan ketebalan sebesar 29 cm. Proses pengecoran
beton rigid ini memanfaatkan alat berat paver yang merupakan peralatan khusus
yang canggih untuk penyebaran dan pemadatan beton. Berikut adalah standar
mutu yang harus dipatuhi sesuai dengan spesifikasi perkerasan jalan beton (rigid
pavement).
19
2.2.2. Pekerjaan Tanah
20
BAB III
METODE PELAKSANAAN PKL
21
Gambar 3. 1 Dokumentasi Mahasiswa depan Workshop
1. Mahasiswa harus berpakaian bersih dan rapi, memakai kemeja dan memakai
sepatu tertutup.
2. Mahasiswa menjaga nama baik almamater kampus.
3. Mahasiswa memakai tanda pengenal (jika ada) dan Alat Pelindung Diri
(APD).
4. Mahasiswa harus hadir sesuai dengan jadwal jam kerja tempat PKL
(membuat daftar hadir yang ditandatangangi oleh Pembimbing Lapangan).
5. Mahasiswa dilarang merokok, tidak minum minuman keras, membawa
senjata tajam, senjata api dan narkoba di lingkungan tempat PKL.
6. Mahasiswa harus menjaga kebersihan, keindahan dan kerapian di
lingkungan tempat PKL.
7. Mahasiswa harus menjaga etika, sopan santun, ketenangan, ketertiban dan
ketentraman di lingkungan tempat PKL.
8. Pelanggaran terhadap tata tertib tempat praktek kerja akan dikenakan sanksi.
9. Hal-hal lain dapat menyesuaikan dengan kondisi di lingkungan tempat PKL.
22
3.3. Detail Kegiatan
Adapun detail kegitan yang dilaksanakan selama masa Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di PT Adhi Karya pada proyek pembangunan jalan tol ruas Sigli
– Banda Aceh seksi 1B Padang Tiji – Seulimun Sta 0+000 sampai Sta 9+024
yang dilaksanakan selama masa pelaksanaan dalam waktu 6 minggu dimulai dari
tanggal 17 Juli s/d 27 Agustus 2023 dapat dilihat pada lampiran 02.
23
ADHI telah mampu menunjukkan kemampuannya sebagai perusahaan
konstruksi terkemuka di Asia Tenggara melalui daya saing dan pengalaman yang
dibuktikan pada keberhasilan proyek konstruksi yang sudah dijalankan.
Keberhasilan usaha yang sudah diraih ADHI bukan berarti tanpa dukungan dan
peran serta masyarakat, untuk itu ADHI berperan aktif dalam mengembangkan
program CSR serta Program Kemitraan & Bina Lingkungan Perseroan.
24
3.5.1 Gambaran umum pekerjaan
3.6. Pendanaan
Sumber dana pembangunan jalan Tol Ruas Sigli - Banda Aceh berasal dari
dana APBN yang dikelola oleh PT Hutama Karya divisi jalan tol (Persero) dengan
nilai total harga sebesar Rp 8.403.299.000.000,00 (Termasuk PPN 10%) untuk
seluruh seksi proyek pembangunan jalan tol Sigli-Banda Aceh, dan pada seksi 1
sebesar 1.783.725.792.919,02 (Termasuk PPN 11%). Pada proyek Jalan Tol Ruas
Sigli - Banda Aceh terdapat beberapa pihak yang terlibat yaitu :
1. Pemilik Proyek adalah PT. Hutama Karya (Persero) Divisi Jalan Tol.
2. Kontraktor Pelaksana adalah PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Departemen
Infrastruktur – 1.
25
3. Konsultan Perencana adalah PT Wiratman (Persero) Tbk. Departemen
Infrastruktur – 1.
4. Konsultan Pengawas adalah PT Wahana Mitra Amerta (KSO) dan PT. Hi-
Way Indotek Konsultan.
5. Penyedia Beton Segar adalah PT Adhi Persada Beton, PT. Lhoknga Beton
dan Nusa Beton.
26
12. Lebar lajur : 3,5 meter
13. Lebar bahu luar : 3 meter
14. Lebar bahu dalam : 1,5 meter
15. Lebar median (include bahu dalam) : 5,5 meter
27
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
28
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi sesuai
gambar atau perintah Konsultan Pengawas dan mencakup pembuangan semua bahan
dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu
dan bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen.
Bila dari penggalian diperoleh material baik yang memenuhi syarat maupun
yang tidak, Kontraktor harus melaksanakan penggalian sedemikian rupa sehingga material
yang memenuhi syarat digali secara terpisah tanpa tercampur dengan material lain yang
tidak memenuhi syarat, untuk digunakan dalam pekerjaan. Bila material yang tidak
memenuhi syarat berada di bawah subgrade pada daerah galian atau di bawah dasar
timbunan diperintahkan oleh Konsultan Pengawas untuk dibuang, maka tanah bekas galian
tersebut harus dipadatkan, sampai kedalaman 20 cm, terhadap 100 persen dari kepadatan
kering maksimum (AASHTO T99).
Galian biasa pada proyek pembangunan jalan tol Sigli-Banda Aceh seksi 1B
Padang Tiji-Seulimeum memiliki volume perharinya (yang terlampir pada lampiran 03)
kami melakukan pengambilan sampel pada STA 06+100. Pengamatan dilakukan pada
tanggal 20 Juli 2023. STA 06+100 ini merupakan kondisi perbukitan. Tanah yang digali
pada STA 06+100 terlebih dahulu diuji di laboratorium quality control (Data pengujian
tanah STA 06+100). Properties Soil Test Cut and Fill STA 06+100) untuk selanjutnya
digunakan sebagai timbunan access road maupun mainroad, dan perbukitan yang telah
digali digunakan sebagai mainroad STA 06+100.
29
Tabel 4. 1 Tenaga Kerja Pada Pekerjaan Galian Biasa
Tenaga Kerja
Jabatan Jumlah
PPM 1 Org (MR Sta 07+225 s/d 7+350)
Surveyor + asisten 3 Org
Mandor 1 Org
Pekerja 2 Org
Supir 16 Org
HSE 1 Org
4.1.1.2. Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan timbunan biasa adalah
sebagai berikut :
Tabel 4. 2 Peralatan Pada Pekerjaan Galian Struktur
Peralatan
Jenis/Type Jumlah
Dump Truck 16 Unit
Excavator 5 Unit
30
kesiapan yang telah dilakukan.
e. Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak
ada perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
f. Pastikan ada penangung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi
khusus.
g. Pastikan ada pengendalian keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
h. Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
i. Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.
2. Persiapan Pekerjaan Galian
a. Cek kondisi existing lahan/tanah yang akan digali. Pasang Patok- patok
batas galian dan penggalian yang akan dilaksanakan.
b. Buatkan titik pemantauan kelongsoran dan tempatkan pada daerah yang
benar-benar aman. Sehingga apabila terjadi pergerakan bidang galian
dapat segera diketahui.
c. Serahkan Gambar Detil seluruh struktur sementara yang diusulkkan
atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong (shoring),
pengaku (bracing), cofferdam dan dinding penahan rembesan (cutoff
wall).
d. Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan menjaga keselamatan
pekerja, maka galian yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga
dengan teras selebar 2 meter.
31
e. Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang
(barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh
kedalamnya.
f. Galian terbuka pada lokasi jalur lalu-lintas maupun lokasi bahu jalan,
harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupa
Drum/penghalang (barikade) yang dicat putih beserta lampu merah atau
kuning guna menjamin keselamatan pengguna jalan.
3. Penggalian
a. Penggalian tanah dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi
yang ditentukan dalam Gambar.
b. Penggalian tanah dilakukan dengan alat berat yaitu Excavator untuk
daerah galian tanah yang dalam.
c. Muat hasil galian ke atas Dump Truck, angkut dan buang hasil galian
tersebut untuk timbunan pada access road maupun mainroad.
d. Dorong dan ratakan buangan hasil galian/tanah dengan Bulldozer.
e. Lakukan penggalian secara berulang, sampai batas galian dan elevasi
yang sudah ditentukan.
f. Pada permukaan galian/pemotongan harus dibersihkan dari segala
bahan yang lepas yang akan menjadi berbahaya setelah pekerjaan
selesai.
g. Permukaan lereng hasil galian/pemotongan agar diusahakan dalam
keadaan stabil.
4. Pemeriksaan
a. Cek apakah hasil akhir galian sudah sesuai dengan yang direncanakan.
b. Lakukan koordinasi dengan bagian pengukuran untuk
melakukanpengendalian dan perbaikan pengukuran saat proses.
Pastikan dilakukan pengecekan permukaan akhir dengan alat ukur.
32
5. Cek kesesuaian
a. Seluruh permukaan hasil galian harus rata.
b. Kemiringan lereng galian/pemotongan harus sesuai dengan elevasi yang
direncanakan.
c. Tidak ada material terlepas seperti batu pada permukaan hasil galian pada
hasil akhirnya
6. Perbaikan
a. Jika hasil galian/pemotongan belum sesuai dengan elevasi yang
direncanakan, lakukan penggalian ulang sehingga elevasi hasil galian
sesuai dengan rencana.
b. Jika terjadi pergerakan tanah atau kelongsoran, segera hentikan
pekerjaan
c. Melakukan pencegahan kelongsoran selanjutnya dengan perbaikan
turap yang ada ataupun penambahan turap yang baru. Jika ada
gangguan air, maka air harus segera dikeringkan/disalurkan
d. Jangan membebani tepi galian dengan penumpukan tanah galian
maupun material lainnya
4.1.1.4. Dokumentasi
33
4.1.2. Pekerjaan Timbunan
Tenaga Kerja
Jabatan Jumlah
PPM 1 Org (Access Road s/d Mainroad STA 5+200 )
Supervisor 1 Orang (MB 6+300 )
Surveyor + Ass 3 Orang
34
Mandor 1 Orang
Pekerja 2 Org
Supir 3 Org
HSE 1 Org
4.1.2.2. Peralatan
Peralatan atau alat berat digunakan dalam Teknik sipil untuk
membantu manusia dalam pekerjaan yang relatif besar dan rumit
( Rostiyanti,2002), dengan menggunakan alat berat maka produktivitas
kerja yang dihasilkan lebih besar dan cepat. Peralatan yang dibutuhkan
untuk pekerjaan timbunan biasa adalah sebagai berikut :
Peralatan
Jenis/Type Jumlah
Sheep foot roller 2 Unit
Bulldozer 1 Unit
Vibrator roller 1 unit
Source : Penyusun
35
didapatkan atau tanah rawa, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan
seluruhnya (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan
bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar atas
pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan.
c) Bilamana timbunan akan dibangun atas permukaan tanah dengan
kelandaian lereng lebih dari 10%, ditempatkan diatas permukaan lama
atau pembangunan timbunan baru, maka lereng lama akan dipotong
sampai tanah yang keras dan bertetangga dengan lebar yang cukup
sehingga memungkinkan peralatan pemadat beroperasi. Tangga-tangga
tersebut tidak boleh mempunyai kelandaian lebih dari 4% dan harus
dibuatkan sedemikian dengan jarak vertikal tidak lebih dari 30 cm untuk
kelandaian yang kurang dari 15% dan tidak lebih dari 60 cm untuk
kelandaiannya yang sama atau lebih besar dari 15%.
d) Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan sedemikian
hingga memungkinkan pengoperasian peralatan pemadat yang efektif.
4. Penghamparan Timbunan
a) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan
disebar dalam lapisan yang merata yang bila di padatkan akan
memenuhi toleransi tebal yang disyaratkan. Bilamana timbunan
dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin
di bagi rata sehingga sama tebal. (volume penimbunan dapat dilihat
pada lampiran 3. Data Timbunan Tanah).
b) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan
ke permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan
disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan, terutama
selama musim hujan. Biasanya tidak diperkenankan, terutama selama
musim hujan.
c) Timbunan diatas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous,
harus diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut dengan
36
memakai acuan sementara dari pelat tipis yang sedikit demi sedikit
ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
d) Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama
harus disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat
pada permukaan lereng dan harus dibuat bertetangga (atau dibuat
bergerigi) sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama
sedemikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya
timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis
sampai dengan elevasi tanah dasar, yang kemudian harus ditutup
secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi
permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat
dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian
pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana
diperlukan
e) lapisan penopang diatas tanah lunak termasuk tanah rawa harus
dihampar sesegera mungkin dan tidak lebih dari tiga hari setelah
persetujuan penggalian atau pembersihan dan pengupasan oleh Direksi
Pekerjaan.
5. Pemadatan Timbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis
harus didapatkan dengan peralatan pemadat yang memandai dan
disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan dan
disyaratkan.
b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air
bahan berada dalam rentang 3% dibawah kadar air optimum sampai 1%
di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan
sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh
bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
c) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih
37
setebal 20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung
batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga
batu pada bagian atas timbunan batu tersebut lapis penutup ini harus
dilaksanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yang
disyaratkan.
d) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya (Lihat pengujian kepadatan lapangan
(sand cone) pada lampiran 05). Data Timbunan Tanah.
e) Timbunan harus dipadatakan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju
ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan
menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana
memungkinkan, lalu lintas alat-alat kontruksi dapat dilewatkan di atas
pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu
lintas tersebut.
f) Dalam menempatkan timbunan di atas gorong gorong dan bila mana
disyaratkan, dalam kontrak atau pada jembatan, harus membuat
timbunan tersebut sama tinggi pada kedua sisinya. Jika kondisi-kondisi
memerlukan penempatan timbunan kembali atau timbunnan pada satu
sisi lebih tinggi dari sisi lainnya. Penambahan bahan pada sisi yang
lebih tinggi dari sisi lainnya, penambahan bahan pada sisi yang lebih
tinggi tidak boleh dilakukan sampai persetujuan diberikan oleh Direksi
Pekerjaan dan tidak melakukan penimbunan sampai struktur tersebut
telah berada di tempat dalam waktu 14 hari, dan pengujian-pengujian
yang dilakukan di laboratorium di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan
menetapkan bahwa struktur tersebut telah mencapai kekuatan yang
cukup untuk menahan tekanan apapun yang ditimbulkan oleh metode
yang digunakan dan bahan yang dihampar tanpa adanya kerusakan atau
regangan yang di luar faktor keamanan.
38
g) Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat
pemadat normal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal
gembur tidak lebih dari 10 cm dan seluruhnya dipadatkan dengan
menggunakan pemadat mekanis.
h) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan
pemadat mesin gilas harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan
tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk
loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat statis
minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus
mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga
dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
4.1.2.4. Dokumentasi
39
4.2. Pekerjaan Penyiapan Tanah Dasar
Pekerjaan ini meliputi pembongkaran dan penambalan perkerasan existing
yang mengalami kerusakan secara local. Konsultan pengawas akan
menentukan area-area yang harus dibongkar dan ditambal atau ditimbun.
Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai ketentuan di bawah ini, dan akan
dibayar berdasarkan jumlah meter persegi dari area yang dikerjakan.
Permukaan daerah yang akan dikerjakan harus diberi tanda, perkerasan
dibongkar dan subgrade digali sampai kedalaman tanah yang stabil.
Pekerjaan Penyiapan Tanah Dasar proyek pembangunan jalan tol Sigli-
Banda Aceh Seksi 1B Padang Tiji-Seulimeun diikuti pada STA 0+50 s/d STA
1+150 dan Mainroad STA 2+350 tanggal 20 Juli 2023, pada STA 2+235 s/d
STA 2+500 tanggal 21 Agustus 2023, pada STA 3+270 s/d STA 3+380 dan
Interchange STA 1+725 s/d 1+825 tanggal 12 Agustus 2023. Sedangkan
pelaksanaan timbunan granular dilakukan pada mainroad Abt. 1B STA 0+150
tanggal 22 Agustus 2023.
4.2.1 Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam
pelaksanaan suatu proyek karena pengaruhnya yang cukup besar
terhadap biaya dan waktu penyelesaian suatu pekerjaan proyek. Dalam
hal ini tenaga kerja yaitu semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan
suatu proyek, baik dari yang ahli/professional sampai tenaga kerja
pemborong/buruh. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan
timbunan biasa adalah sebagai berikut :
Tenaga Kerja
Jabatan Jumlah
PPM 1 Org
Supervisor 1 Org
Surveyor + Ass 2 Org
40
Operator + Ass 5 Org
Mandor 1 Org
Pekerja -
Supir 4 Org
Safety 1 Org
4.2.2 Peralatan
Peralatan
Jenis/Tipe Jumlah
Buldozer 1 unit
4.2.3 Material
41
roller. Pekerjaan timbunan diambil bidang sebelah terlebih dahulu
(kiri atau kanan), dan bidang sebelah (kanan atau kiri) dipergunakan
untuk jalur akses alat dan kendaraan. Selanjutnya sebelum dilakukan
penghamparan selanjutnya, harus dilakukan pengetesan terlebih
dahulu, yaitu tes sandcone. Kepadatan kering harus 100%
maksimum.
2. Dibuat trap horizontal dan vertical untuk akhiran timbunan untuk
memudahkan pemadatan ketika jalur sebelah yang akan dikerjakan.
3. Setelah bidang sebelah (kiri atau kanan) selesai maka diteruskan
dengan bidang sebelah sampai level yang telah ditetapkan.
4. Pelaksanaan penimbunan dilakukan sampai elevasi top tanah
timbunan ditambah ±10 cm kelebihan tinggi timbunan dimaksudkan
mengantipasi kemungkinan penurunan level tanah timbunan.
5. Setelah diperoleh kepadatan maksimum, kelebihan tanah ini harus
segera dikupas sampai dengan elevasi rencana tanah timbunan dan
dibentuk sesuai rencana persiapan tanah dasar.
6. Setelah dilakukan timbunan sesuai elevasi rencana, kelandaian akhir
sesudah timbunan tidak boleh lebih tinggi dari 2 cm dan kurang dari
3 cm dari rencana.
7. Setelah ketebalan lapisan timbunan tanah telah mencapai ketinggian
maksimal 5 meter, maka dilakukan pekerjaan pembentukan
lereng/slope pada timbunan tanah merah yang telah dipadatkan per
layer tersebut dengan menggunakan excavator, pembentukan
kemiringan lereng/slope pada timbunan tersebut dibuat dengan acuan
tanda/patok bentukan profil kemiringan yang sudah disiapkan oleh
surveyor.
42
Untuk dapat memahami proses pelaksanaan penyiapan tanah dasar, dapat dilihat
pada gambar dibawah.
4.2.5 Dokumentasi
43
Gambar 4. 8 Skema Tahapan pekerjaan Penyiapan Tanah Dasar
44
Tabel 4. 7 Jenis Material yang diuji di Laboratorium Quality Control Seksi 1B Padang
Tiji-Seulimum
Agergat kasar (split) uk. 1-2 dan 2-3 cm Stone Crusher Padang Tiji
1. Pengujian Soil/Tanah
2. Pengujian Fine Aggregate(Agregat Halus)
3. Pengujian Coarse Aggregate(Agregat Kasar 1-2 dan 2-3)
a. Tenaga Kerja
45
Tabel 4. 8 Tenaga Kerja Pengujian Kadar Air
Teknisi 2 Orang
b. Peralatan
Oven/kompor
Cawan
c. Tahap pelaksanaan
1. Gunakan APD lengkap sesuai dengan lingkup pekerjaan.
2. Ambil cawan yang bersih dan kering kemudian timbang dan
catat.
3. Ambil sampel atau material tanah yang akan diuji, masukkan
ke dalam cawan yang telah ditimbang sebelumnya.
4. Timbang sampel tanah + cawan, kemudian catat.
5. Oven atau keringkan sample di dalam cawan.
6. Setelah kering keluarkan sample dari oven atau kompor
kemudian biarkan dingin.
7. Setelah dingin lalu timbang cawan beserta isinya,
kemudian catat.
d. Hasil Pengujian
46
pengujian berat jenis pada proyek pembangunan jalan tol ruas Sigli-Banda
Aceh Seksi 1B Padang Tiji-Seulimeum dilaksanakan pada tanggal 25 Juli
2023 di mini laboratorium PT. Adhi Karya Padang Tiji.
a. Tenaga kerja
Pada pengujian berat jenis, tenaga kerja laboratorium yang
berpartisipasi pada pengujian ini sebagai berikut :
Teknisi 2 Orang
Source : Penyusun
b. Peralatan
Timbangan
Picnometer
Kerucut SSD+Penumbuk
Corong
c. Tahap Pelaksanaan
1. Ambil tanah/sampel untuk diuji secukupnya.
2. Tanah/sampel kemudia direndam sampai jenuh ±24 jam.
3. Angkat dan keringkan sampel sampai keadaan SSD
4. Sampel yang telah dijemur kemudian diuji dengan kerucut
SSD untuk mengetahui bahwa sampel tersebut dalam
keadaan SSD (kering permukaan).
47
Gambar 4. 9 Material dijemur untuk mencapai SSD
d. Hasil Pengujian
3. Proctor/Compaction Test
48
serta untuk mendapatkan grafik hubungan antara berat isi kering dan
kadar air untuk energy pemadatan tertentu. Pengujian ini disebut juga
Proctor test dan dapat dilakukan dengan cara standar ataupun
modified.
Teknisi 2 Orang
4.5.1.3. Peralatan
Cetakan (mould) dengan diameter ±102 mm, dan diameter
±152 mm.
Alat penumbuk (hammer) dengan berat 2,5 kg dan 4,5 kg.
Ayakan no. 4 (4,75 mm) atau ¾ (19 mm)
Timbangan dengan ketelitian 1,0 gr.
Jangka sorong (caliper)
Extruder (alat pengeluar contoh tanah).
Oven/kompor
Alat perata (straight edge), talam, mistar, palu, karet dan
tempat sampel.
4.5.1.4. Tahap Pelaksanaan
Penyiapan benda uji
49
1. Bila contoh tanah yang diterima dati lapangan masih dalam
keadaan lembab, maka keringkan dengan cara dianginkan
(kering udara) atau dikeringkan dengan kompor, kemudian
pisahkan gumpalan gumpalan tanah dengan cara menumbuk
dengan palu karet.
2. Tanah hasil tumbukan pada point (1), diayak dengan ayakan
No.4 (4,75 mm) atau ¾” (19 mm)
3. Seluruh sampel yang telah diayak, dibagi menurut cara
“perempat banyak” atau dengan menggunakan riffler sample.
4. Ambil hasil sampel tersebut dan ditimbang masing-masing
sebanyak 2,5 kg untuk pemadatan standar, atau 5 kg untuk
pemadatan modified, yang masing-masing sejumlah 5 buah,
atau sesuai petunjuk instruktur.
5. Campur tanah hasil timbangan pada point (4) dengan air
sedikit demi sedikit, kemudian diaduk sampai merata lalu
diperam/disimpan selama 24 jam dalam plastik yang telah
diberi label. Masing-masing plastik diikat dengan rapat.
Penambahan air diusahakan agar didapatkan kadar air:
a. 1 benda uji diperkirakan secara visual sebagai kadar air
optimum
b. 2 benda uji dengan kadar air dibawah kadar air optimum
c. 2 benda uji dengan kadar air dia tas kadar air optimum.
Volume air yang ditambahkan di tiap sampel, di atur
berdasarkan jenis tanahnya. Untuk dominan lempung dan
lanau penambahan air ± 2,5% - 3% sedangkan, untuk tanah
dominan pasir, penambahan air ± 1,5% - 2%.
Prosedur pengujian
1. Cetakan dalam keadaan bersih, ditimbang dengan/tanpa alas,
(W1 gr), ukur tinggi dan diameter cetakan, serta hitung
volume cetakan, (V cm3).
50
2. Cetakan, alas dan leher penyambung diberi oli secukupnya
pada bagian dalamnya, untuk memudahkan proses
pengeluaran contoh tanah
3. Ambil salah satu benda uji, masukan sebagian ke dalam
cetakan yang diletakkan di atas landasan yang kokoh,
kemudian tumbuk sebanyak 25 atau 56 kali, dimana hasil
tumbukan mempunyai tinggi 1 /3 atau 1 /5 tinggi cetakan.
(Lihat gambar dibawah 4.20)
51
Gambar 4. 12 Benda Uji ditimbang setelah di compect dan dibersihkan
52
dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2023 di Workshop PT. Adhi karya
Padang Tiji.
a. Tenaga kerja
Pada pengujian sieve analyzes, tenaga kerja laboratorium yang
berpartisipasi pada pengujian ini sebagai berikut :
Teknisi 2 orang
b. Peralatan
Timbangan
Satu set saringan ( lampiran pengujian sampel tanah)
Oven/kompor
c. Tahapan pelaksanaan
1. Gunakan APD lengkap sesuai dengan lingkup pekerjaan
2. Benda uji dikeringkan dengan kompor
3. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran
saringan paling besar ditempatkan di atas, sebelumnya
masing-masing saringan telah di ketahui berat kosongnya.
(lihata gambar dibawah ini)
53
Gambar 4. 13 proses
sielve analyzes
5. Atterberg Limit
Batas cair/ Liquid Limit adalah nilai kadar air, dimana tanah dalam
keadaan antara cair dan plastis.
Batas plastis/ Plastic Limit adalah nilai kadar air, dimana tanah
dalam keadaan antara plastis dan semi padat.
Sifat-sifat plastis dinyatakan dengan nilai indeks plastisitas
( Plasticity indeks) yang merupakan selisi dari nilai kadar air, dimana batas
cair dengan nilai kadar ai, dimana batas cair dengan nilai kadar airbatas
plastis yaitu :
PI = LL-PL
54
Nilai PI yang tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut peka terhadap
perubahan kadar air, dan mempunyai sifat kembang usut yang besar serta
pengaruhnya terhadap daya dukung atau kekuatan tanah.
Pelaksanaan pengujian Analisa Saringan pada proyek pembangunan jalan tol ruas
Sigli-Banda Aceh Seksi 1B padang Tiji-Seulimum dilaksanakan pada tanggal 1
Agustus 2023 di workshop PT. Adhi karya Padang Tiji.
a. Tenaga Kerja
Pada pengujian Atterberg Limit, tenaga kerja laboratorium yang berpartisipasi pada
pengujian ini sebagai berikut :
Teknisi 2 orang
b. Peralatan
Casagrande
Grooving tool
Spatula
Oven/kompor
Cawan
Timbangan
Lempeng kaca ukuran 60 x 60 x 1 cm
c. Tahap pelaksaan
Batas cair/ liquid Limit
1. Gunakan APD lengkap sesuai dengan lingkup pekerjaan.
2. Ambil benda uji sebanyak 100 gr yang sudah di siapkan, masukkan ke
dalam cawan yang dapat di tutup rapat
55
3. Beri air suling pada benda uji sedikit demi sedikit, serta aduk dengan
merata sampai homogen. Kemudian diamkan ± 24 jam, dengan maksud
agar air dapat tercampur keseluruh butiran benda uji secara merata. (lihat
pada gambar 4.14)
57
1. Benda uji sama dengan yang dipakai pada batas cair. Letakkan
benda uji diatas pelat kaca lalu tambahkan air suling atau jika
sudah terlalu basah, campurkan benda uji tersebut dengan benda
uji yang kering serta aduk hingga merata.
2. Setelah kadar air merata, buatlah bola-bola tanah dengan diameter
± 1 cm dengan berat 8 gr. Kemudian bola-bola tanah di geleng-
geleng di atas lempengan kaca dengan telapak tangan kecepatan
80-90 gelengan/menit.
3. Lakukan penggelengan sampai benda uji berbentuk batang dengan
diameter 3 mm. Bila ternyata benda uji belum mencapai diameter
3 mm sudah retak-retak, maka satukan kembali benda uji lalu
tambahkan air suling sedikit demi sedikit serta aduk kembali
hingga homogen. Jika ternyata hasil gelengan mempunyai
diameter 3 mm serta minimum 2,5 cm (Lihat gambar 4.17)
58
6. Unit Weight Test
Pelaksanaan pengujian berat isi pada proyek pembangunan jalan tol ruas
Sigli-Banda Aceh Seksi 1B Padang Tiji-Seulimum dilaksanakan pada
tanggal 22 Juli 2023 di mini laboratorium PT. Adhi Karya Padang Tiji.
a. Tenaga kerja
Teknisi 2 Orang
b. Peralatan
Timbangan
Mould/Tabung
c. Tahap Pelaksanaan
1. Ambil sampel untuk diuji dalam keadaan SSD secukupnya
2. Tuang sampel tanah kedalam mould secara merata dan sampai 3
lapis.
3. Kemudian diratakan, ditimbang, dan dicatat biasanya dilakukan
sampai 3 kali untuk diambil rata-ratanya.
d. Hasil Pengujian
59
Hasil pengujian pada pengujian unit wight test dapat dilihat pada
Lampiran 06. Data Quality Control Laboratium seksi 1B Padang Tiji
Properties Soil Quarry 6 + 400.
a. Tenaga Kerja
Pada pengujian CBR test, tenaga kerja laboratorium yang berpartisipasi
pada pengujian ini sebagai berikut:
60
Teknisi 2 orang
b. Peralatan
1. Mesin beban (load frame) yang dilengkapi dengan cincin
beban (loadring) dan arloji pengukur deformasi (dial
gauge).
2. Cetakan dengan diameter ± 15,2 cm dan tinggi ± 12,6 cm
termasuk leher penyambung dan keping alas serta piringan
pemisah.
3. Alat penumbuk seberat 4,54 kg dengan tinggi jatuh 45,7 cm.
4. Piston/torak penetrasi dengan diameter 4,49 cm.
5. Keping beban seberat 4 kg.
6. Timbangan dengan ketelitian 1 gr.
7. Alat perata (straight edge).
8. Peralatan untuk penentuan kadar air.
c. Tahap Pelaksanaan
Penyiapan Benda Uji
1. Ambil contoh tanah seberat 5 kg yang kering
udara,kemudian tambahkan air sehingga mendekati kadar air
optimum (OMC) atau kadar air yang dikehendaki.
2. Rangkai cetakan, keping alas, leher penyambung dan
masukkan piringan pemisah dan beri kertas saring di
atasnya.
3. Padatkan contoh tanah dengan cara yang disesuaikan dengan
cara yang digunakan pada percobaan pemadatan. Bila benda
uji akan direndam, cari dulu kadar air contoh tanah sebelum
dipadatkan, bila tidak direndam kadar airnya dicari setelah
benda uji dikeluarkan dari cetakan.
61
4. Buka leher penyambung, ratakan permukaan dengan alat
perata, jika terdapat lubang-lubang tambalkan dengan bahan
yang halus, kemudian ditimbang.
5. Lepaskan alat cetakan dan keluarkan piringan pemisah,
pasangkan alas cetakan pada sisi lainnya, kemudian balikkan
benda uji yang masih terdapat dalam cetakan, beri kertas
saring lalu pasang keping beban.
6. Untuk CBR tanpa rendaman (unsoaked) benda uji siap untuk
ditekan pada mesin tekan. Bila yang dilakukan adalah CBR
rendaman (soaked), ikuti langkah berikut ini:
a. Ganti alas cetakan yang dipakai pada langkah (5) di atas
dengan alas cetakan yang berlubang, jangan lupa untuk
memasang kertas saring.
b. Pasang alas pengembangan berlubang di atas permukaan
benda uji, serta beri keping beban seberat 4,00 kg atau sesuai
keadaan beban perkerasan.
c. Pasang arloji untuk mengukur pengembangan, dan atur
pembacaannya pada posisi nol.
d. Rendam benda uji, dengan permukaan air berada ± 2,5 cm di
atas permukaan benda uji, dengan permukaan benda uji.
Lama perendaman benda uji disesuaikan dengan jenis tanah,
dimana untuk tanah yang berbutir halus diperlukan waktu
yang lebih lama. Sebagai pedoman, perendaman dapat
dihentikan apabila pembacaan pengembangan sudah relatif
sangat kecil. (Lihat pada gambar 4.18)
62
Gambar 4. 18 Perendaman Benda Uji
selama 4 hari
e. Catat tegal/bulan/tahun dan waktu mulai dan selesainya
perendaman, serta bacaan besarnya pengembangan.
f. Lepaskan tripod beserta arloji pengembangan, keluarkan
benda uji kemudian tiriskan dengan cara dimiringkan selama
15 menit
g. Bersihkan cetakan dari air yang tersisa, kemudian
ditimbang. Benda uji siap ditekan pada mesin beban.
Prosedur pengujian
1. Letakkan keping beban seberat 4,00 kg atau sesuai dengan
perkiraan beban perkerasan diatas benda uji.
2. Untuk benda uji yang direndam (soaked) beban harus sama
dengan beban yang dipakai pada saat perendaman.
3. Atur piston/torak penetrasi agar menyentuh permukaaan
benda uji.
4. Lakukan pembebanan awal sebesar 4,54 kg untuk menjamin
bahwa permukaan piston/torak benar benar menyentuh
permukaan benda uji. Kemudian atur arloji beban dan
penetrasi pada posisi nol.
5. Beri pembebanan dengan menggunakan engkol secara teratur
sehingga kecepatan penetrasi mendekati ± 1,27 mm atau 0,05
inc/menit.
6. Lakukan pencacatan bacaan dial beban pada penetrasi
sebesar 0,5 mm, 1,5 mm, 2,0 mm, 2,5 mm, 3 mm, 3,5 mm, 4
63
mm, 4,5 mm, 5 mm, 7,5 mm, 10,0 mm, 12,5 mm. (lihat
gambar 4.19)
64
d. Hasil pengujian
Hasil pengujian pada pengujian CBR Test dapat dilihat pada lampiran 06.
Data Quality Control workshop seksi 1B padang Tiji Properties soil
Quaarry 6+400
65
Tenaga kerja yang diperlukam pada pengujian ini adalah sebagai
berikut :
Pengawas 1 orang
Teknisi 3 orang
4.5.1.2. Peralatan
1. Penumbuk seberat 9,07 kg (20 lb) yang dapat dijatuhkan bebas
setinggi 50,8 cm (20 inch), melalui sebuah batang peluncur
bergaris tengah 16 mm (5/8 inch), yang di lengkapi dengan
landasan pemukul (anvil).
2. Batang penetrasi terdiri dari besi/baja bulat bergaris tengah 16
mm (5/8 inch) sepanjang ± 90 cm, yang di lengkapi dengan
kerucut pada ujungnya.
3. Kerucut (conus), yang terbuat dari baja keras dengan sudut
puncak 30° serta diameter terbesarnya adalah 2 cm (atau luasnya
= 1,61 cm2)
4. Alat ukur berupa penggaris dan rol meter dengan panjang 100
cm, dan skala 0,50 cm.
66
3. Letakkan alat DCP secara vertikal, berikan tumbukan awal
secukupnya (seating blows), untuk menanamkan ujung kerucut
sampai garis tengahnya yang terbesar terletak pada permukaan
tanah yang akan di uji. (Lihat gambar 4.30)
67
a. Tidak terdapat penurunan berarti untuk 10 tumbukan
terakhir berturut-turut.
b. Kedalamaan penetrasi telah mencapai
kedalaman/ketebalan lapiran yang hendak di evaluasi.
c. Batang penetrometer telah masuk seluruhnya ke dalam
tanah.
8. Keluarkan alat dari dalam tanah dengan jalan memukulkan palu
dengan ke arah atas pada baut pembatas tinggu jatuh (stop nut).
9. Akibat dari langkah dari point (8) yang dilakukan secara
berulang ulang, dapat menyebabkan pemanjangan yang nyata
dari batang peluncur, sehingga diperlukan pengecekan setiap kali
akan melakukan percobaan, dengan mengatur baut pembatas
tinggi jatuh pada posisi yang tepat.
68
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian,dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan keja dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien, dan produktif.
Gambar 4. 22 Pamplete K3
69
Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang
berbeda-beda dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi
terhadap kemampuan manusia. Manusia akan mampu melaksanakan
kegiatannya dengan baik dan mencapai hasil yang optimal apabila
lingkungan kerjanya mendukung. Manusia akan mampu melaksanakan
pekerjaannya dengan baik apabila ditunjang oleh lingkungan kerja yang
baik.
70
dikembangkan akan tetapi dengan agreria lahan pemerintah tetap akan di
beli lahan tersebut sesuai kesepakatan.
4.7.2. Cuaca
71
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
72
5.2. Saran
73
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Yossa Hasannah. 2021. Proyek Pembangunan Ruas Jalan tol Sigli – Banda
aceh (287) Tahap – III. Lhokseumawe: Politeknik Negeri Lhokseumawe
Dinas pupr. 2020. Struktur Perkerasan Jalan Beton (Rigid pavement). Diakses pada
12 September 2023 melalui
https://dinaspupr.bandaacehkota.go.id/2020/07/09/struktur-perkerasan-jalan-
beton-rigid-pavement/
74
Lampiran 01 STO Proyek
75
76
Lampiran 02 Jadwal Kegiatan PKL
77
Lampiran 03 Volume harian GalTim dan common borrow material (CBM)
78
04+300 - 04+350 27 276,48
06+125 - 06+150 05+500 - 05+550 88 901,12
06+025 - 06+050
28-Jul-23 GALTIM
07+225 - 07+350 07+400 - 07+850 139 1000,8
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
04+300 - 04+350 32 327,68
06+125 - 06+150 05+500 - 05+550 113 1157,12
06+025 - 06+050
29-Jul-23 GALTIM
07+225 - 07+350 07+400 - 07+850 492 3542,4
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
04+300 - 04+350 43 440,32
06+025 - 06+050 05+500 - 05+550 160 1638,4
06+025 - 06+050
30-Jul-23 GALTIM
07+225 - 07+350 07+400 - 07+850 447 3218,4
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
04+300 - 04+350 22 225,28
05+800 - 06+100 05+500 - 05+550 71 727,04
06+025 - 06+050
31-Jul-23 GALTIM
07+225 - 07+350 07+400 - 07+850 388 2793,6
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
04+300 - 04+350 7 71,68
05+800 - 06+125 05+500 - 05+550 122 1249,28
06+025 - 06+050
1-Aug-23 GALTIM
07+225 - 07+350 07+400 - 07+850 591 4255,2
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
05+500 - 05+550 112 1146,88
06+175 - 06+200 05+275 - 05+300
04+100 - 04+150
2-Aug-23 GALTIM
07+225 - 07+350 07+400 - 07+850 694 4996,8
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
05+500 - 05+550 84 860,16
06+050 - 06+100 03+050 - 03+075 28 286,72
04+100 - 04+150
3-Aug-23 GALTIM
07+225 - 07+350 07+400 - 07+850 487 3506,4
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
03+050 - 03+075 76 778,24
06+125 - 06+150 05+275 - 05+300
04+100 - 04+150
4-Aug-23 GALTIM
07+225 - 07+350 07+400 - 07+850 597 4298,4
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
05+500 - 05+550 80 819,2
06+175 - 06+200 05+275 - 05+300
04+100 - 04+150
5-Aug-23 GALTIM
07+100 - 07+350 07+400 - 07+850 506 3643,2
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
79
05+500 - 05+550 109 1116,16
06+175 - 06+200 03+050 - 03+075 18 184,32
04+100 - 04+150
6-Aug-23 GALTIM
07+100 - 07+350 07+400 - 07+850 517 3722,4
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
05+500 - 05+550 124 1269,76
06+225 - 06+300 05+275 - 05+300
04+100 - 04+150
7-Aug-23 GALTIM
07+100 - 07+350 07+400 - 07+850 538 3873,6
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
05+500 - 05+550 55 563,2
06+225 - 06+300 03+050 - 03+075 16 163,84
04+100 - 04+150
8-Aug-23 GALTIM
07+100 - 07+350 07+400 - 07+850 648 4665,6
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
05+500 - 05+550 27 276,48
06+225 - 06+300 03+050 - 03+075
04+100 - 04+150
9-Aug-23 GALTIM
07+100 - 07+350 07+400 - 07+850 213 1533,6
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
05+500 - 05+550 45 460,8
06+275 - 06+300 03+050 - 03+075 22 225,28
04+100 - 04+150
10-Aug-23 GALTIM
07+100 - 07+350 07+400 - 07+850 521 3751,2
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
05+500 - 05+550 15 153,6
06+050 - 06+100 03+050 - 03+075
04+100 - 04+150
11-Aug-23 GALTIM
07+100 - 07+350 07+400 - 07+850 81 583,2
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
05+500 - 05+550 5 51,2
06+050 - 06+100 03+050 - 03+075
04+100 - 04+150
12-Aug-23 GALTIM
07+100 - 07+350 07+400 - 07+850
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
05+500 - 05+550 33 337,92
06+100 - 06+125 03+050 - 03+075
04+100 - 04+150
13-Aug-23 GALTIM
07+100 - 07+350 07+400 - 07+850
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
05+500 - 05+550 40 409,6
06+075 - 06+100 06+033 - 06+050 17 174,08
04+100 - 04+150
14-Aug-23 GALTIM
07+100 - 07+350 07+400 - 07+850 697 5018,4
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
05+500 - 05+550 94 962,56
06+050 - 06+100 06+033 - 06+050
04+100 - 04+150
15-Aug-23 GALTIM
07+100 - 07+350 07+400 - 07+850 854 6148,8
07+225 - 07+350 07+250 - 07+225
09+500 - 09+550 08+200 - 08+700
80
CBM 00+700 - 01+000 Akses 139 1556,8
1-Aug-23 CBM 01+200 - 01+300 Akses 88 985,6
CBM 00+625 - 00+675 Akses 85 952
CBM 00+700 - 01+000 Akses 192 2150,4
2-Aug-23 CBM 01+200 - 01+300 Akses 131 1467,2
CBM 00+625 - 00+675 Mainroad 98 1097,6
CBM 00+700 - 01+000 Akses 152 1702,4
3-Aug-23 CBM 01+200 - 01+300 Akses 45 504
CBM 00+625 - 00+675 Mainroad 65 728
CBM 00+700 - 01+000 Akses 150 1680
4-Aug-23 CBM 01+200 - 01+300 Akses 44 492,8
CBM 00+625 - 00+675 Mainroad 65 728
CBM 00+700 - 01+000 Akses 142 1590,4
5-Aug-23 CBM 01+200 - 01+300 Akses 27 302,4
CBM 00+625 - 00+675 Mainroad 36 403,2
CBM 00+700 - 00+900 Akses - -
6-Aug-23 CBM 01+200 - 01+300 Akses - -
CBM 02+500 - 02+900 Mainroad - -
CBM 00+700 - 00+900 Akses - -
7-Aug-23 CBM 01+200 - 01+300 Akses - -
CBM 02+500 - 02+900 Mainroad - -
CBM 00+875 - 00+900 Akses 241 2699,2
8-Aug-23 CBM 01+200 - 01+300 Akses - -
CBM 02+500 - 02+900 Mainroad - -
CBM 00+875 - 01+000 Akses 178 1993,6
9-Aug-23 CBM 00+625 - 00+675 Akses 34 380,8
CBM 01+200 - 01+300 Akses - -
CBM 00+875 - 01+000 Akses 136 1523,2
10-Aug-23 CBM 00+625 - 00+675 Akses 45 504
CBM 01+200 - 01+300 Akses - -
CBM 00+875 - 01+000 Akses 56 627,2
11-Aug-23 CBM 00+625 - 00+675 Akses 26 291,2
CBM 01+200 - 01+300 Akses - -
CBM 00+875 - 01+000 Akses - -
12-Aug-23 CBM 00+625 - 00+675 Akses - -
CBM 01+200 - 01+300 Akses - -
CBM 00+875 - 01+000 Akses - -
13-Aug-23 CBM 00+625 - 00+675 Akses - -
CBM 01+200 - 01+300 Akses - -
CBM 00+875 - 01+000 Akses 205 2296
14-Aug-23 CBM 00+625 - 00+675 Akses 71 795,2
CBM 01+200 - 01+300 Akses - -
81
VOLUME HARIAN COMMON BORROW MATERIAL
82
Lampiran 05 Data Sendcone
83
Lampiran 06 Data Laboratorium Pekerjaan Tanah
84
85
86
87
88
89
90
Lampiran 07 Data DCP (dynamic cone penetration)
91