Dr. Munira Sungkar, S.T., M.T. Dr. Ir. Yusria Darma, S.T., M.Eng.Sc
NIP. 197606062000122001 NIP. 197109231997022001
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC, selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Syiah Kuala;
2. Bapak Dr. Ir. Yusria Darma, S.T.,M.Eng.Sc., selaku Ketua Jurusan Prodi
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala;
3. Ibu Dr. Munira Sungkar, S.T.,M.T., selaku Koordinator Prodi D-III
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala dan juga selaku
Dosen Pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan
ilmu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas laporan ini
sampai dengan selesai;
4. Pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat selaku Pemilik
Proyek yang telah memberi izin dan bantuannya selama penulis mengikuti
kerja praktek;
5. Pihak PT. Anindhika Jaya Pratama selaku Pelaksana Proyek, yang telah
memberi izin dan bantuannya selama penulis mengikuti kerja praktek;
6. Orang Tua Ayahanda Marzuki dan Ibunda Rachmawati tercinta yang telah
memberikan do’a. Kasih sayang serta dukungan yang sangat tulus dan
ikhlas dalam menyelesaikan tugas ini;
7. Serta teman-teman yang telah mendukung, memberi saran dan kritikan
yang telah banyak membantu penulis, serta semua pihak yang telah
membantu dan tidak dapat satu persatu penulis sebutkan.
Amin ya Rabbal’alaminn...
Sahara Marzuki
NIM: 1904001010012
iii
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN..............................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR...................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN TABEL..........................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN SURAT...........................................................................x
v
3.5.4. Pasangan Dinding Batu Bata ½ Bata Campuran 1Pc : 4Ps...30
3.5.5. Plesteran campuran 1pc : 4ps................................................30
3.5.6. Persyaratan material..............................................................31
3.6. Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela dan Ventilasi.................................31
3.6.1. Referensi...............................................................................31
3.6.2. Material Kaca........................................................................31
3.7. Pekerjaan Penutup Atap....................................................................31
3.7.1. Material penutup atap...........................................................31
3.7.2. Material rabung/bubungan penutup atap..............................32
3.8. Pekerjaan Listrik...............................................................................33
vii
DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR
LAMPIRAN A
Gambar A.1.1. Peta Indonesia.................................................................................. 57
Gambar A.1.2. Peta provinsi Aceh........................................................................... 58
Gambar A.1.3. Peta Kecamatan............................................................................... 59
Gambar A.1.4. Peta Kecamatan Baiturrahman......................................................... 60
Gambar A.1.5. Google Maps Lokasi Proyek............................................................ 61
Gambar A.4.1. Denah Pondasi KSLL...................................................................... 62
Gambar A.4.2. Plat Lantai Basement ...................................................................... 63
Gambar A.4.3. Kolom Basement............................................................................. 64
Gambar A.4.4. Pembalokan STR. RB 1 .................................................................. 65
DAFTAR LAMPIRAN TABEL
LAMPIRAN B
ix
DAFTAR LAMPIRAN SURAT
LAMPIRAN
Lampiran Surat Permohonan Kerja Praktek
Lampiran Surat Persetujuan Kerja Praktek pada Dinas Perumahan Rakyat dan
Permukiman
Lampiran Surat Selesai Kerja Praktek pada Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman
Lampiran Lembar Konsultasi
Lampiran Kartu Kendali
BAB I
PENDAHULUAN
Gedung ini harus memiliki ruang yang memadai, sementara itu kebutuhan
akan ruangan aula semakin tidak diimbangi dengan lahan yang tersedia di Kota
Banda Aceh, sehingga mengakibatkan perlunya direncanakan tata ruang aula
secara vertikal guna melaksanakan kegiatan aktivitas tentara kodam Iskandar
Muda di Kota Banda Aceh. Berdasarkan fenomena di atas, maka perencana ingin
merencanakan gedung 3 lantai di Kota Banda Aceh dengan prinsip daktail penuh
dan peraturan – peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia.
1
Konsultan Pengawas : PT. Payung Sejahtera Consultant
Mata kuliah Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu mata kuliah yang
harus diselesaikan untuk memenuhi persyaratan kurikulum yang harus ditempuh
untuk jenjang Diploma Tiga (D-III) sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli
Madya pada Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK).
Lokasi Proyek
Organisasi proyek adalah salah satu hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan proyek. Organisasi proyek memegang dan mempunyai peranan yang
penting agar proyek dapat berjalan lancar dan terlaksana dengan baik. Hasil yang
optimal dari suatu proyek sangat tergantung pada sistem perencanaan,
pengawasan dan pelaksanaannya.
5
4. Pelaksana Pembangunan (contractor).
Tenaga kerja pada proyek ini merupakan tenaga kerja yang berasal dari
Daerah Medan. Dalam menjalankan kewajiban atas pekerjaannya, mereka
diklasifikasikan menurut keahlian masing-masing. Upah kerja dibayar pelaksana
pembangunan kepada kepala tukang berdasarkan prestasi kerja, dan kepala tukang
membayar upah harian kepada para pekerja menurut kemampuan dan keahliannya
yang dimilikinya. Jam kerja pada proyek ini untuk setiap harinya ditentukan,
yaitu:
1. Pekerjaan persiapan;
2. Pekerjaan tanah;
3. Pekerjaan pondasi;
4. Pekerjaan beton;
5. Pekerjaan batu bata, dinding dan pasangan;
6. Pekerjaan kusen, pintu, jendela, dan ventilasi;
7. Pekerjaan penutup atap;
8. Pekerjaan listrik.
14
15
bangunan dan batas-batas lahan kerja. Ketetapan akan elevasi dan posisi
bangunan harus direalisasikan dilapangan dengan memasang patok-patok
sementara dari kayu ukuran 5/7 cm yang ditanam minimal 30 cm dalam
tanah dan ujungnya ditandai dengan cat minyak.
5. Hasil pekerjaan Setting Out tidak boleh berbeda dengan Lay Out bangunan
yang ada dalam gambar bestek kecuali dengan alasan-alasan kondisi lahan
existing yang berubah dan alasan-alasan teknis yang disetujui oleh
Konsultan Perencana.
Pada pekerjaan galian tanah dan pasir memiliki beberapa langkah yaitu
sebagai berikut :
4. Bentuk galian dan kedalaman galian pondasi KSLL sesuai dengan gambar
bestek.
5. Penggalian pondasi KSLL harus mempunyai lebar yang cukup untuk
membangun maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan dan
juga untuk mengadakan pembersihan.
6. Jika diperlukan Kontraktor Pelaksana harus membuat Shop Drawing untuk
pekerjaan galian Pondasi KSLL ini untuk kemudahan pekerjaan di
lapangan.
Berikut ini adalah ciri untuk mengerjakan lapisan pasir alas adalah sebagai
berikut :
1. Pasir Alas hanya dipergunakan untuk pasir alas bawah lantai bangunan,
pasir alas pondasi batu gunung, lapisan pasir alas bawah tangga serta pasir
alas pekerjaan lantai kerja beton (Line Concreate) pondasi plat lantai
beton.
2. Pasir Alas tidak untuk digunakan pada pekerjaan beton struktural dan
beton non struktural.
3. Pasir Alas terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal.
4. Pasir Alas harus berasal dari pasir sungai dan bukan pasir laut.
5. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 10% dari berat keringnya.
21
Dibawah ini adalah metode untuk mengerjakan galian pipa air dan
instalasi listrik ialah sebagai berikut :
Dibawah ini adalah metode untuk penggunaan lapisan pasir alas ialah
sebagai berikut :
1. Pasir Alas hanya dipergunakan untuk pasir alas bawah lantai bangunan,
lapisan pasir alas bawah tangga serta pasir alas pekerjaan lantai kerja beton
(Line Concreate) pondasi plat lantai beton.
2. Pasir Alas tidak untuk digunakan pada pekerjaan beton struktural dan
beton non struktural.
3. Pasir Alas terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal.
4. Pasir Alas harus berasal dari pasir sungai dan bukan pasir laut.
Berikut ini adalah bentuk dari pasir pasang/pasir halus ialah sebagai
berikut :
1. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir dengan ukuran butiran halus dan
tidak lagi memerlukan proses penyaringan/ayakan jika hendak digunakan.
2. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang dipakai untuk keperluan
Pasangan Batu Gunung, Pasangan Batu Bata, Pasangan Keramik, dan
Plesteran Dinding.
3. Pasir Pasang tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat
kering, apabila pasir pasang tersebut mengandung Lumpur lebih dari 5%
maka pasir tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.
4. Pasir Pasang/Pasir Halus harus mempunyai butiran yang tajam dan keras.
5. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari.
Ciri-ciri untuk kerikil yang dijadikan bahan campuran beton ialah sebagai
berikut :
1. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat kekal.
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat kering, apabila
lebih dari 1% maka kerikil tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.
3. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam pasir harus dibuktikan dengan
penelitian di Laboratorium Beton.
4. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari.
5. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai
6. Ukuran maksimal kerikil beton adalah 31 mm dan ukuran minimal pasir
beton adalah 6 mm.
7. Tidak mengadung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak beton.
Ciri-ciri semen portland yang bisa dijadikan bahan campuran beton ialah :
3.4.4 Air
1. Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak berasa.
25
2. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang dapat
merusak beton.
3. Air setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang di datangkan
dari tempat lain ke lokasi pekerjaan harus mendapat persetujuan Konsultan
Supervisi sebelum digunakan.
Ciri-ciri zat additive untuk bahan campuran beton ialah sebagai berikut :
1. Pemakaian zat additive pada campuran beton untuk segala alasan yang
berhubungan kemudahan dalam pengerjaan beton atau Workability harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2. Penggunaan zat additive dalam campuran beton harus melalui proses
penelitian dan percobaan dilaboratorium beton dengan biaya sendiri dari
Kontraktor Pelaksana.
3. Kontraktor Pelaksana harus menunjukkan standar, aturan, dan syarat yang
berlaku secara umum mengenai zat additive yang akan dipakai.
4. Kerusakan dan kegagalan struktur akibat penggunaan zat additive yang
dapat dibuktikan secara teknis sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.
3.4.8 Acuan/Bekisting
1. Instansi air bersih, instansi air kotor, dan instansi listrik sebaiknya tidak
ditanam atau diletakkan dalam konstruksi beton kecuali ditentukan lain
dalam gambar bestek atau oleh Konsultan Pengawas.
29
1. Batu bata harus mempunyai dimensi dan ukuran yang standar sesuai
Peraturan Bahan Bangunan yang berlaku.
2. Batu bata mempunyai dimensi seperti berikut: lebar 5 cm, panjang 20 cm,
dan tebal 5 cm kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Bahan Bangunan.
3. Batu bata adalah dari hasil pembakaran yang sempurna dari pabrik batu
bata dimana kondisinya tidak rapuh dan tidak mudah hancur ketika
diangkut dan diturunkan pada lokasi pekerjaan.
4. Batu bata bentuknya harus sempurna tidak melengkung dan permukaannya
benar-benar rata untuk semua sisinya. Batu bata mempunyai Kuat Tekan
minimal 30 kg/cm².
1. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir dengan ukuran butiran halus dan
tidak lagi memerlukan proses penyaringan/ayakan jika hendak digunakan.
2. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang dipakai untuk keperluan
Pasangan Batu Gunung, Pasangan Batu Bata, Pasangan Keramik dan
Plesteran Dinding.
3. Pasir Pasang tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat
kering, apabila pasir pasang tersebut mengandung Lumpur lebih dari 5%
maka pasir tersebut harus di cuci sebelum digunakan.
1. Keramik yang dipakai adalah dari merk Roman atau merk lain yang setara
dengannya baik harga maupun kualitas.
2. Ukuran Keramik dinding untuk semua lokasi pemasangan adalah 30 × 40
cm kecuali ditentukan lain dalam gambar bestek.
3. Permukaan keramik dinding untuk semua lokasi pemasangan adalah
polished (permukaan halus) kecuali ditentukan lain dalam gambar bestek.
4. Warna Keramik dinding untuk semua lokasi pemasangan adalah putih
kecuali ditentukan lain dalam gambar bestek.
5. Warna Keramik dinding dapat diganti oleh Konsultan Perencana dalam
tahap pelaksanaan dengan alasan warna yang telah ditentukan dalam
gambar bestek atau Bill of Qualitity sulit didapatkan dan tidak dikeluarkan
lagi oleh pabrik.
6. Tebal keramik dinding minimal 5 mm.
7. Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh warna, corak, ukuran dan
Brosur keramik untuk minimal dua merk yang berbeda kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui.
8. Hasil pemasangan batu bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3.6.1 Referensi
1. Seluruh pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela dan Ventilasi sesuai gambar
bestek dan Bill of Qualitity.
1. Material penutup atap adalah dari jenis Atap Seng Spandek dengan
ketebalan 0,4 mm.
2. Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan dan menyediakan contoh
material penutup atap untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3. Warna dapat diganti dan diubah oleh Konsultan Perencana dan Owner
pada masa pelaksanaan konstruksi.
4. Pada setiap lembar material atap harus dicantumkan Merk Dagang, type
Produksi, jenis Produksi dan Ketebalan Material.
33
5. Tidak boleh ada sambungan atap dalam arah memnjang lembaran atap.
Dimana atap harus dalam kondisi utuh dan tidak tersambung dalam arah
memanjangkannya ketika dipasang.
6. Lembaran atap yang telah dipasang terpaksa dibongkar kembali karena
kesalahan pemasangan atau oleh perintah Konsultan Pengawas, untuk
alasan apapun tidak boleh dipasang kembali tetapi harus diganti dengan
lembaran atap yang baru.
7. Setiap lembaran material atap yang didatangkan ke lokasi pekerjaan harus
dalam keadaan baik tidak cacat permukaan catnya dan tidak melengkung
lapisan sengnya.
8. Material atap harus di simpan dalam Gudang material jika tidak langsung
digunakan. Material atap tidak boleh basah/lembab dan berhubungan
langsung dengan tanah.
Bahan atau material, dan alat-alat yang digunakan pada proyek ini harus
memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan. Adapun bahan-bahan
utama dan alat-alat yang digunakan adalah semen, agregat, air,besi tulangan dan
bekisting.
4.1.1 Semen
Semen yang digunakan pada kegiatan proyek ini adalah semen Andalas
Portland Cement Type I Indonesia yang berkualitas baik, hal ini disesuaikan
dengan spesifikasi teknik yang tertera pada SNI 15-2049-2004. Menurut
pengamatan di lokasi proyek, penyimpanan semen diletakkan dalam ruang
penyimpanan. Semen ditempatkan pada container yang disimpan tingginya tidak
lebih dari 7 zak sehingga terhindar dari pengaruh kelembapan. Penyimpanan
semen di dalam container tertutup telah sesuai dengan SNI-15-2049-2004 yang
telah ditetapkan. Tempat penyimpanan semen dapat dilihat pada Gambar 4.1
35
Gambar 4.1 : Penempatan Semen
4.1.2 Agregat
Adapun agregat yang digunakan terdiri dari butir-butir bersih dan bebas
dari sampah-sampah organik, lumpur, dan hal-hal lainnya yang dapat merusak
atau mengurangi mutu agregat. Agregat juga harus memenuhi komposisi butir
serta kekerasan yang dicantumkan dalam SNI 03-1750-1990. Agregat tersebut
diambil dari daerah Jantho Kabupaten Aceh Besar.
4.1.3 Air
Air yang digunakan untuk keperluan proyek adalah air yang digunakan air
yang bersih yaitu harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali,garam,
atau bahan-bahan lain.
Pada ini besi tulangan yang digunakan adalah besi polos Ø 10 mm, 16
mm, besi ulir D22, besi ulir D16, besi ulir D14, besi ulir D25, besi ulir D13 mm.
4.1.5 Bekisting
1. Dump Truck;
2. Concreate Mixer;
3. Bar Bender (Manual);
4. Scaffolding (Perancah Besi);
5. Kereta Sorong (Trolley);
6. Cangkul/Skop;
7. Sendok Semen;
8. Gergaji;
9. Palu;
10. Linggis;
11. Tang Kakak Tua.
12. Waterpas
13. Generator
Perawatan beton dilakukan dengan cara menyiram beton dengan air agar
menambah kelembapan pada permukaan beton. Penyiraman beton bisa dilakukan
dengan memakai selang. Perawatan beton pada pondasi KSLL ini dilakukan 2
(dua) kali yaitu pagi dan sore selama 7 (tujuh) hari berturut-turut.
Plat lantai adalah yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan
lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat
lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Tahapan-tahapan pada pekerjaan plat lantai sebagai berikut.
Pembesian plat lantai dimulai dengan menyusun besi plat 2 lapis dengan
arah yang berbeda. Supaya posisi dan ukuran sama dengan gambar rencana maka
ketika pengikatan besi dengan kawat besi di pasang beton tahu. Pelaksanaan dapat
dilihat pada Gambar 4.9
Gambar 4.9 : Pemasangan Pembesian Plat Lantai
Sebelum di cor, kolom yang sudah di bekisting di angkat sedikit dan diberi
besi penahan agar saat di cor plat lantai basement tidak terkena bekisting kolom.
Pengecoran plat lantai basement menggunakan alat truk Readymix dengan mutu
beton K-250 kg/cm² dan tebal 14 cm. Pengecoran memerlukan waktu hanya
sehari. Pelaksanaan dapat dilihat pada Gambar 4.10
Mutu beton yang digunakan untuk ring balok yaitu K-300. Pekerjaan
Pengecoran Balok dikerjakan bersamaan dengan Pengecoran Plat Lantai.
Pengadukan menggunakan truk mixer. Untuk pekerjaan pengecoran balok
dikerjakan oleh 10-19 orang pekerja, lama waktu pekerjaannya hanya 1 hari dapat
dilihat pada Gambar 4.1
Gambar 4.19 : Pengecoran Balok
Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan kegiatan pengawasan dan
pengendalian mutu yang meliputi pemilihan bahan, pengujian berkala, cara
pelaksanaan, perawatan, dan pemeliharaannya.
5.1 Kesimpulan
54
55
5.2 Saran-saran
Dari hasil Kerja Praktek yang diikuti pada proyek Pembangunan Gedung
Aula Kodam Iskandar Muda ini, secara keseluruhan pekerjaan di lapangan sudah
cukup baik. Berdasarkan pengamatan dan kesimpulan yang diambil didapat
beberapa saran sebagai berikut :
a. Diharapkan kepada pengawas lapangan agar lebih ketat dan teliti dalam
mengawasi tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di lapangan sehingga
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan.
b. Penempatan material seperti pasir dan kerikil hendaknya diberi alas
sehingga pada waktu pengambilan bahan tidak tercampur dengan tanah
dibawahnya.
c. Besi sebaiknya ditempatkan di tempat yang terlindung dari panas matahari
dan hujan serta tidak langsung bersentuhan dengan tanah untuk mencegah
timbulnya karatan yang dapat mengurangi mutu beton bertulang.
d. Perawatan beton dengan cara menyiram air ke permukaan beton paling
sedikit satu minggu setelah pengecoran.
e. Diharapkan kepada kontraktor untuk mengikuti prosedur pekerjaan agar
tidak mengurangi kualitas dari komponen struktural tersebut.
f. Memperketat pengawasan terhadap pekerja terutama aspek mutu pekerjaan
dan K3, termasuk pengawasan terhadap keselamatan kerja dengan
memberikan jaminan keselamatan seperti helm, sarung tangan, sepatu
boot, dan obat-obatan.
DAFTAR PUSTAKA
2012,Buku Panduan Penulis Laporan Kerja Praktek Program Diploma (D-III)
Fakultas Teknik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Fakultas
Teknik Unirversitas Syiah Kuala, Darussalam˗Banda Aceh.
1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI). Bandung: Departemen
Pekerjaan Umum.
2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Bandung.
2013, Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. Jakarta: Badan
standar disasi nasional.
Ervianto,Wulfram, 2002, Manajemen Proyek Kostruksi. Jakarta: Erlangga.
Rochmanhadi, 1983, Kapasitas dan Produk Alat-Alat Berat, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
Soeharto, Iman, 2001,Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional.
Jakarta: Erlangga.
2022, Gambar Bestek. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
2022, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS). Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman
57
LAMPIRAN
Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian
LAMPIRAN