OLEH:
03120200041 / 03120200054
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................6
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian.................................................................................2
1.4 Batasan Masalah......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................4
2.1 Definisi Tanah...........................................................................................................4
2.2 Sifat Fisik Tanah........................................................................................................4
2.2.1 Kadar Air............................................................................................................5
2.2.2 Analisa Butir......................................................................................................6
2.2.3 Berat Jenis.........................................................................................................6
2.3 Sifat Mekanis Tanah.................................................................................................7
2.3.1 Pemadatan Tanah (Compaction).......................................................................7
2.3.2 Kuat Geser Tanah..............................................................................................8
2.3.2.1 Kuat Geser Langsung (Direct Shear Test)........................................................9
2.4.2 Kuat Geser Bebas (Triaxial Test)......................................................................11
2.6 Penelitian Terdahulu................................................................................................7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................16
3.1 Pengambilan Sample..............................................................................................16
3.2 Pengujian Fisik........................................................................................................16
3.3 Pengujian Mekanis.................................................................................................17
3.3.1 Pemadatan (Compaction Test)........................................................................17
3.3.2 Pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test)................................................17
3.3.3 Pengujian Geser Bebas (Triaxial Test).............................................................18
3.3 Bagan Alir...............................................................................................................20
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tanah adalah gumpalan mineral, bahan organik dan sedimen yang relatif
lepas dan ditemukan di atas batuan dasar. Tanah terbentuk dari pelapukan batuan
yang terjadi secara fisik, biologi, maupun kimia selama jangka waktu yang lama.
topografi, iklim dan waktu sehingga jenis dan sifat tanah yang terbentuk berbeda-
beda. Secara umum, Tanah terdiri dari butiran serta rongga atau pori yang terisi
oleh udara dan air. Ketiga komponen tersebut membentuk suatu sifat fisik tanah
sipil. Tanah merupakan tumpuan semua sub struktur baik jalan, jembatan, dan
gedung. Sehingga sangat penting data tanah diketahui untuk menentukan daya
dukung tanah terhadap pondasi. Data parameter tanah yang harus diketahui dalam
penentuan daya dukung terhadap pondasi adalah kerapatan ( γ ) dan parameter kuat
geser tanah yaitu sudut geser dalam (ø) dan nilai kohesi (c). Untuk menentukan
nilai parameter kuat geser tanah dapat dilakukan dengan pengujian kuat tekan
dan Triaxial.
1
Timbulnya keruntuhan-keruntuhan pada lereng atau pondasi serta tembok
penahan terjadi akibat besarnya tegangan geser yang diberikan kepada tanah
tersebut. Hal ini menjadi alasan pentingnya suatu analisa terhadap besarnya
Dengan alasan tersebut di atas, maka penulis mengangkat kasus ini dengan
judul “Pengujian Parameter Kuat Geser Tanah Berbutir Halus dari Pengujian
(UU)”.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui parameter kuat geser
tanah yang diperoleh melalui pengujian geser langsung dan pengujian geser
bebas.
2
2. Untuk mengetahui perbandingan nilai parameter kuat geser tanah yang
1. Jenis sampel tanah yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa sample
a) Analisa butir
b) Kadar air
c) Berat jenis
a) Pemadatan tanah
c) Triaxial Test
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lemah ikatan antar partikelnya, terbentuk karena pelapukan dari batuan. Diantara
partikel-partikel tanah terdapat ruang kosong yang disebut pori-pori (void space)
Sifat fisik tanah yaitu sifat tanah dalam keadaan asli tanah yang
digunakan untuk menentukan jenis tanah. Tanah terdiri dari dua bagian, yaitu
bagian padat dan bagian rongga. Bagian padat terdiri dari partikel-partikel padat
(solids) sedangkan bagian berongga (pori) terisi air atau udara. Tanah yang
dijumpai di alam biasanya berada dalam kondisi jenuh sebagian. Bila tanah jenuh
air maka ruang pori tanah terisi penuh oleh air. Adapun tanah dikatakan kering
jika keseluruhan ruang pori tanah berisi udara. Untuk mendapatkan hubungan
antara berat isi, kadar air dan angka pori, maka massa tanah dianggap dalam
sistem 3 (tiga) tingkat, yaitu: udara, air dan butiran padat seperti yang terlihat
4
Gambar 2. 1 Diagram Fase (Sumber: Josep E Bowles. Edisi Kedua)
Keterangan:
W = berat (Weight)
V = isi (Volume)
5
2.2.1 Kadar Air
strukturnya. Kadar air suatu tanah diasumsikan sebagai jumlah air dalam ruang
pori antara butiran tanah yang dapat dihilangkan melalui pengeringan oven pada
suhu 105-110°C, yang dinyatakan dalam persentase massa kering tanah. (K.H.
Head, 1980)
6
2.2.2 Analisa Butir
butirnya, karena itu pengukuran butir tanah merupakan suatu percobaan yang
ke dalam tanah berbutir halus (lanau/lempung) jika lebih dari 50% lolos saringan
No.200.
volume bahan tertentu dengan berat air dengan volume yang sama. Berat jenis
tanah juga dapat didefinisikan sebagai rasio berat satuan solid (berat solid dibagi
berbutir halus. Keadaan ini adalah cair, plastis, semipadat, padat (Gambar 2.2).
Garis pemisah antara keadaan cair dan keadaan plastis adalah batas cair; dan garis
pemisah antara keadaan plastis dan keadaan semipadat adalah batas susut.
7
Gambar 2. 2 Tahapan kondisi tanah dari keadaan susut menuju cair
Sifat mekanis tanah merupakan sifat perilaku dari struktur massa tanah
jika dikenakan suatu gaya atau tekanan yang dijelaskan secara teknis mekanis.
Salah satu pengujian sifat mekanis tanah adalah kuat geser tanah.
tanah agar rapat dengan cara mengeluarkan udara dari ruang hampa di antara
empat variabel: kerapatan kering, kadar air, upaya pemadatan, dan jenis tanah
mekanik yang diterapkan pada massa tanah. Meningkatnya kepadatan tanah akan
8
Besarnya pemadatan diukur berdasarkan kepadatan (berat satuan kering)
tanah. Pada umumnya, tanah kering dapat dipadatkan dengan baik (sehingga
kepadatannya meningkat) jika sejumlah air ditambahkan pada suatu massa tanah.
memungkinkan tanah menyatu dengan lebih baik. Namun, jika terlalu banyak air
tertentu, terdapat kadar air dimana kepadatan keringnya paling besar. Kadar air
ini disebut kadar air optimum dan kepadatan kering yang terkait disebut
perlawanan yang dilakukan oleh butir – butir tanah terhadap desakan atau tarikan.
Kekuatan tanah tergantung pada gaya – gaya yang bekerja diantara butir –
butirnya. Kohesi tanah merupakan fungsi dari interaksi gaya tarik – menarik
antara partikel. Bersama dengan sudut geser dalam, kohesi merupakan parameter
9
kuat geser tanah yang menentukan ketahanan tanah terhadap deformasi akibat
Percobaan geser langsung merupakan salah satu jenis pengujian tertua dan
sangat sederhana untuk menentukan parameter kuat geser tanah c dan Ø. Dalam
percobaan ini dapat dilakukan pengukuran secara langsung dan cepat nilai
kekuatan geser tanah dengan kondisi tanpa pengaliran atau dalam konsep
tegangan total. Pengujian ini diperuntukan bagi tanah non-kohesif, namun dalam
10
Persamaan kuat geser tanah yang dikemukakan oleh Coulomb (1773)
tekanan air pori terhadap kekuatan tanah. Hvorslev (1937) dalam Bowles (1979)
'
s=c '+ σ tan ø ' (2.2)
c=¿kohesi tanah ; c ' =¿ nilai efektif ketika σ ' digunakan. Kohesi adalah
normal tetapi sangat bergantung pada kadar air dan laju regangan
ø=¿ sudut geser dalam; ø ' =¿ sudut geser dalam efektif yang diperoleh
11
Gambar 2. 5 Kurva Kuat Geser tanah (sumber : K.H. Head 1981)
digunakan dan cocok untuk semua jenis tanah. Keuntungannya adalah bahwa
kondisi pengaliran dapat dikontrol, tekanan air pori dapat diukur dan bila
tekanan. Pada pengujian ini disamping dapat diketahui tegangan geser (τ) juga
mendapatkan nilai kohesi c dan sudut geser dalam ø dari suatu sampel tanah serta
12
sifat-sifat elastic tanah. Pengukuran kekuatan geser dilakukan dengan
memberikan tekanan vertikal pada sampel, dari proving ring dapat diketahui
13
2.6 Penelitian Terdahulu
13
3. karakteristik parameter Alfred Jonathan Penelitian ini dilakukan dengan simulasi kondisi pemadatan
kekuatan tanah yang Susilo, Gregorius pada kadar air optimum, 98% lebih kering dari kadar air
dipadatkan dengan uji Sandjaja Sentosa, optimum dan 98% lebih basah dari kadar air optimum. Nilai
triaksial metode uu. Inda Sumarli, dan kohesi rata-rata yang diperoleh cenderung hampir sama, tetapi
Aniek pada pemadatan dengan kondisi kadar air optimum terlihat
Prihatiningsih terjadi peningkatan hampir 900% antara pemadatan standar dan
(2018). modifikasi. Sedangkan parameter sudut geser dalam cenderung
turun ketika dipadatkan pada kondisi lebih basah dari pada kadar
air optimum.
4. Pengujian Kuat Geser Rima Melati Dalam penelitian ini diuji sebanyak 81 spesimen yang berasal
Tanah dengan Metode Iskandar, Andi dari 3 tipe tanah dengan ukuran butiran halus dan kasar yang
Langsung (Direct Arufia Djoeddawi, berbeda. Adapun hasil akhir yang didapatkan dari pengujian
Shear) Terhadap Arifuddin Karim, mekanis diperoleh nilai kohesi untuk tanah tipe I 0,143 kg/cm2 ,
Perubahan Persentase Andi Alifuddin, 0,133 kg/cm2 , 0,043 kg/cm2 , tanah tipe II 0,056 kg/cm2 , 0,040
Kadar Air. Mukti Maruddin kg/cm2 , 0,027 kg/cm2 , tanah tipe III 0,093 kg/cm2 , 0,063
(2022). kg/cm2 , 0,040 kg/cm2 , dan nilai sudut keruntuhan dalam untuk
tanah tipe I 33°, 34°, 39°, tanah tipe II 17°, 38°, 40°, tanah tipe
III 13°, 37°, 39°. Ini menggambarkan kuat geser langsung
dengan persentase kadar air yang berbeda apabila semakin tinngi
14 nilai kohesi maka semakin rendah nilai sudut keruntuhan dalam
yang dihasilkan.
14
5. Soil structure changes Hasan Cetina, Ali It was discovered that in the consolidated undrained tests, failure
during drained and Gökoğlub (2013). occurs at higher levels of strain than previously believed, while
undrained triaxial shear in the consolidated drained tests, failure occurs at much lower
of a clayey soil. levels of strain than previously believed. The results indicate the
formation of a wider deformation zone towards and at failure in
the drained tests. This is probably because particles in the
drained tests have enough time to respond to the applied shear
stress and change their orientation accordingly. This may explain
the formation of wider deformation zones along creeping
(aseismic) faults and narrow zones along seismic faults whose
mechanisms are analogous to the drained and undrained tests,
respectively.
6. Rate effects on the W. Mun, T. Unconsolidated-undrained (UU) triaxial compression tests were
undrained shear Teixeira, M.C. performed on low-plasticity clay specimens compacted to the
strength of compacted Balci, J. Svoboda, same void ratio but different initial degrees of saturation to
clay. J.S. McCartney evaluate the impact of axial strain rates ranging from 0.1 to
(2016). 150%/min on the undrained shear strength. The increase in
undrained shear strength with axial strain rate can be attributed
to a reduction in the magnitude of excess pore water pressure,
15 with similar reductions in magnitude for all the degrees of
saturation.
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dengan pemeriksaan sample tanah secara visual kemudian diambil satu titik.
Sample tanah yang akan diteliti berasal dari desa Moncongloe, kabupaten Maros,
16
3.3 Pengujian Mekanis
Gambar 3. 1 Gambar alat uji Proctor Standar (a) Cetakan (b) penumbuk
sudut geser, yang mana suatu bagian tanah dibuat meluncur sepanjang bagian
lainnya dengan gaya geser horizontal yang terus meningkat. Sementara itu, beban
17
Gambar 3. 2 Susunan peralatan shearbox
Pada pengujian ini, suatu benda uji tanah dicetak dalam bentuk silinder.
aksial terus ditingkatkan hingga terjadi keruntuhan pada benda uji. Pada pengujian
kondisi UU, drainase air pori dari benda uji tidak diperbolehkan. Baik selama
18
Gambar 3. 4 Koneksi ke sel triaksial dari sistem tekanan udara/air
19
3.3 Bagan Alir
START
Persiapan
Tidak
Tanah Berbutir
Halus? Literatur
ya
Analisis Data
Kesimpulan
END
20
21