Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH BERBUTIR


HALUS DARI PENGUJIAN GESER LANGSUNG DAN GESER
BEBAS PADA KONDISI UNCONSOLIDATED UNDRAINED (UU)

OLEH:

WA ODE EPIANINGSI / SELFIANA

03120200041 / 03120200054

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Segala puji bagi Allah SWT, atas segala nikmat kesehatan dan kesempatan
sehingga penulis mampu mengerjakan/menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Pengujian Parameter Kuat Geser Tanah Berbutir Halus dari Pengujian
Geser Langsung dan Geser Bebas pada kondisi Unconsolidated Undrained
(UU)” yang kemudian menjadi salah satu bukti telah melaksanakan tugas akhir
dan syarat kelulusan untuk mata kuliah tugas akhir serta syarat untuk
menyelesaikan program studi Strata Satu (S1) pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Muslim Indonesia.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Ir. Mukhtar Tahir Syarkawi, MT., sebagai Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia.
2. Bapak Dr. Ir. Andi Alifuddin, ST., MT., IPM, sebagai Ketua Program Studi
Teknik Sipil Universitas Muslim Indonesia.
3. Bapak Ir. M. Arifuddin Karim, M. Sc., selaku dosen pembimbing I dalam
pembuatan tugas akhir.
4. Bapak Dr. Ir. H. Ali Mallombasi, MT., selaku dosen pembimbing II dalam
pembuatan tugas akhir.
5. Bapak Ir. Mukti Maruddin, ST., MT., selaku dosen pembimbing III dalam
pembuatan tugas akhir.
6. Bapak Dr. Ir. H. Hanafi Ashad, MT., sebagai Koordinator Kelompok Dosen
Keahlian (KKDK) Struktur dan Geoteknik.
7. Dosen Program Studi Teknik Sipil yang telah mendampingi, membimbing,
dan membantu dalam pembuatan tugas akhir.
8. Seluruh staf, karyawan, dan civitas akademika di lingkungan Program Studi
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia.
9. Seluruh rekan asisten Laboratorium Mekanika Tanah yang telah membantu
dalam penyelesaian tugas akhir.
10. Orangtua tercinta yang telah memberikan doa, serta dukungan moral dan
materi.
vi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tugas akhir ini
masih jauh dari titik kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan dukungan dan partisipasi berupa kritik dan saran dari
kesempurnaan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis menghaturkan permohonan maaf yang sebesar-
besarnya apabila dalam penulisan tugas akhir ini masih banyak
kesalahan, kehilafan, serta kekurangan. Semoga Allah SWT
memberikan berkah pada setiap umatnya yang senantiasa berbagi ilmu.
Wabillahi Taufik walhidayah, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.

Makassar, Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................6
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian.................................................................................2
1.4 Batasan Masalah......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................4
2.1 Definisi Tanah...........................................................................................................4
2.2 Sifat Fisik Tanah........................................................................................................4
2.2.1 Kadar Air............................................................................................................5
2.2.2 Analisa Butir......................................................................................................6
2.2.3 Berat Jenis.........................................................................................................6
2.3 Sifat Mekanis Tanah.................................................................................................7
2.3.1 Pemadatan Tanah (Compaction).......................................................................7
2.3.2 Kuat Geser Tanah..............................................................................................8
2.3.2.1 Kuat Geser Langsung (Direct Shear Test)........................................................9
2.4.2 Kuat Geser Bebas (Triaxial Test)......................................................................11
2.6 Penelitian Terdahulu................................................................................................7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................16
3.1 Pengambilan Sample..............................................................................................16
3.2 Pengujian Fisik........................................................................................................16
3.3 Pengujian Mekanis.................................................................................................17
3.3.1 Pemadatan (Compaction Test)........................................................................17
3.3.2 Pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test)................................................17
3.3.3 Pengujian Geser Bebas (Triaxial Test).............................................................18
3.3 Bagan Alir...............................................................................................................20

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Diagram Fase (Sumber: Josep E Bowles. Edisi Kedua)................................5


Gambar 2. 2 Tahapan kondisi tanah dari keadaan susut menuju cair.................................8
Gambar 2. 3 Grafik Hasil Pengujian Compaction Test......................................................9
Gambar 2. 4 pengujian kuat geser langsung (sumber : K.H. Head 1981).........................10
Gambar 2. 5 Kurva Kuat Geser tanah (sumber : K.H. Head 1981).................................12
Gambar 2. 6 Pemberian tegangan pada Triaxial Test.......................................................12
Gambar 2. 7 Garis keruntuhan Mohr-Coulomb (Sumber: L.D. Wesley, Mekanika Tanah)
.........................................................................................................................................13
Gambar 3. 1 Gambar alat uji Proctor Standar (a) Cetakan (b) penumbuk........................17
Gambar 3. 2 Susunan peralatan shearbox.........................................................................18
Gambar 3. 3 Komponen alat direct shear test...................................................................18
Gambar 3. 4 Koneksi ke sel triaksial dari sistem tekanan udara/air.................................19
Gambar 3. 5 Skema Chamber Triaxial.............................................................................19
Gambar 3. 6 Bagan Alir Penelitian..................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tanah adalah gumpalan mineral, bahan organik dan sedimen yang relatif

lepas dan ditemukan di atas batuan dasar. Tanah terbentuk dari pelapukan batuan

yang terjadi secara fisik, biologi, maupun kimia selama jangka waktu yang lama.

Proses pelapukan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor

topografi, iklim dan waktu sehingga jenis dan sifat tanah yang terbentuk berbeda-

beda. Secara umum, Tanah terdiri dari butiran serta rongga atau pori yang terisi

oleh udara dan air. Ketiga komponen tersebut membentuk suatu sifat fisik tanah

berupa kerapatan (γ ) tanah. Kerapatan suatu tanah di alam berbeda-beda seiring

dengan perubahan kadar air pada tanah itu sendiri.

Tanah berperan penting dalam perencanaan konstruksi di bidang teknik

sipil. Tanah merupakan tumpuan semua sub struktur baik jalan, jembatan, dan

gedung. Sehingga sangat penting data tanah diketahui untuk menentukan daya

dukung tanah terhadap pondasi. Data parameter tanah yang harus diketahui dalam

penentuan daya dukung terhadap pondasi adalah kerapatan ( γ ) dan parameter kuat

geser tanah yaitu sudut geser dalam (ø) dan nilai kohesi (c). Untuk menentukan

nilai parameter kuat geser tanah dapat dilakukan dengan pengujian kuat tekan

bebas (Unconfined Compression Strength), kuat geser langsung (Direct Shear)

dan Triaxial.

1
Timbulnya keruntuhan-keruntuhan pada lereng atau pondasi serta tembok

penahan terjadi akibat besarnya tegangan geser yang diberikan kepada tanah

tersebut. Hal ini menjadi alasan pentingnya suatu analisa terhadap besarnya

kekuatan yang mampu dicapai oleh tanah.

Dengan alasan tersebut di atas, maka penulis mengangkat kasus ini dengan

judul “Pengujian Parameter Kuat Geser Tanah Berbutir Halus dari Pengujian

Geser Langsung dan Geser Bebas pada kondisi Unconsolidated Undrained

(UU)”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan-permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh kepadatan terhadap parameter kuat geser suatu tanah?

2. Bagaimana perbandingan parameter kuat geser tanah yang dihasilkan melalui

pengujian geser bebas dan pengujian geser langsung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui parameter kuat geser

tanah yang diperoleh melalui pengujian geser langsung dan pengujian geser

bebas.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh kepadatan terhadap parameter kuat geser tanah.

2
2. Untuk mengetahui perbandingan nilai parameter kuat geser tanah yang

dihasilkan melalui pengujian geser langsung dan pengujian geser bebas.

1.4 Batasan Masalah

Ruang lingkup dari penelitian ini yaitu :

1. Jenis sampel tanah yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa sample

tanah disturbed (terganggu) yang berbutir halus.

2. Sifat fisik tanah yang akan diuji mencakup:

a) Analisa butir

b) Kadar air

c) Berat jenis

d) Batas Konsistensi Tanah

3. Sifat mekanis tanah akan dihasilkan melalui pengujian:

a) Pemadatan tanah

b) Direct Shear Test

c) Triaxial Test

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tanah

Tanah adalah akumulasi partikel mineral yang tidak mempunyai atau

lemah ikatan antar partikelnya, terbentuk karena pelapukan dari batuan. Diantara

partikel-partikel tanah terdapat ruang kosong yang disebut pori-pori (void space)

yang berisi air atau udara. (R.F. Craig, 1991)

2.2 Sifat Fisik Tanah

Sifat fisik tanah yaitu sifat tanah dalam keadaan asli tanah yang

digunakan untuk menentukan jenis tanah. Tanah terdiri dari dua bagian, yaitu

bagian padat dan bagian rongga. Bagian padat terdiri dari partikel-partikel padat

(solids) sedangkan bagian berongga (pori) terisi air atau udara. Tanah yang

dijumpai di alam biasanya berada dalam kondisi jenuh sebagian. Bila tanah jenuh

air maka ruang pori tanah terisi penuh oleh air. Adapun tanah dikatakan kering

jika keseluruhan ruang pori tanah berisi udara. Untuk mendapatkan hubungan

antara berat isi, kadar air dan angka pori, maka massa tanah dianggap dalam

sistem 3 (tiga) tingkat, yaitu: udara, air dan butiran padat seperti yang terlihat

dalam diagram fase yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.

4
Gambar 2. 1 Diagram Fase (Sumber: Josep E Bowles. Edisi Kedua)

Keterangan:

Ws = berat butir (Weight of Soil)

Ww = berat air (Weight of Water)

Wa = berat udara (Weight of Air)

W = berat (Weight)

Vs = isi butiran (Volume of Solid)

Vw = isi air (Volume of Water)

Va = isi udara (Volume of Air)

V = isi (Volume)

5
2.2.1 Kadar Air

Tanah alami hampir selalu mengandung air sebagai bagian dari

strukturnya. Kadar air suatu tanah diasumsikan sebagai jumlah air dalam ruang

pori antara butiran tanah yang dapat dihilangkan melalui pengeringan oven pada

suhu 105-110°C, yang dinyatakan dalam persentase massa kering tanah. (K.H.

Head, 1980)

6
2.2.2 Analisa Butir

Sifat-sifat suatu macam tanah tertentu banyak tergantung pada ukuran

butirnya, karena itu pengukuran butir tanah merupakan suatu percobaan yang

sangat sering dilakukan dalam mekanika tanah. (Wesley 2017)

Besarnya butir merupakan dasar untuk klasifikasi atau pemberian nama

pada macam-macam tanah. Pada sistem klasifikasi unified, tanah diklasifikasikan

ke dalam tanah berbutir halus (lanau/lempung) jika lebih dari 50% lolos saringan

No.200.

2.2.3 Berat Jenis

Istilah berat jenis didefinisikan sebagai perbandingan antara berat suatu

volume bahan tertentu dengan berat air dengan volume yang sama. Berat jenis

tanah juga dapat didefinisikan sebagai rasio berat satuan solid (berat solid dibagi

volume solid) terhadap berat satuan air. (Cheng Liu/Jack B, 1984)

2.2.4 Batas-batas Konsistensi Tanah (Atterberg Limit)

Atterbarg Limit Test menetapkan empat keadaan konsistensi untuk tanah

berbutir halus. Keadaan ini adalah cair, plastis, semipadat, padat (Gambar 2.2).

Garis pemisah antara keadaan cair dan keadaan plastis adalah batas cair; dan garis

pemisah antara keadaan plastis dan keadaan semipadat adalah batas susut.

7
Gambar 2. 2 Tahapan kondisi tanah dari keadaan susut menuju cair

2.3 Sifat Mekanis Tanah

Sifat mekanis tanah merupakan sifat perilaku dari struktur massa tanah

jika dikenakan suatu gaya atau tekanan yang dijelaskan secara teknis mekanis.

Salah satu pengujian sifat mekanis tanah adalah kuat geser tanah.

2.3.1 Pemadatan Tanah (Compaction)

Yang dimaksud dengan pemadatan tanah yaitu menekan partikel-partikel

tanah agar rapat dengan cara mengeluarkan udara dari ruang hampa di antara

partikel tanah. Proctor menetapkan bahwa pemadatan merupakan fungsi dari

empat variabel: kerapatan kering, kadar air, upaya pemadatan, dan jenis tanah

(gradasi, keberadaan mineral lempung. Upaya pemadatan adalah ukuran energi

mekanik yang diterapkan pada massa tanah. Meningkatnya kepadatan tanah akan

menghasilkan tiga dampak penting, yaitu:

1. Peningkatan kekuatan geser tanah

2. Memperkecil penurunan tanah di waktu mendatang

3. Penurunan permeabilitas tanah

8
Besarnya pemadatan diukur berdasarkan kepadatan (berat satuan kering)

tanah. Pada umumnya, tanah kering dapat dipadatkan dengan baik (sehingga

kepadatannya meningkat) jika sejumlah air ditambahkan pada suatu massa tanah.

Akibatnya, air berperan dalam mempermudah gerakan partikel tanah dan

memungkinkan tanah menyatu dengan lebih baik. Namun, jika terlalu banyak air

yang ditambahkan, kepadatannya akan berkurang. Jadi, untuk usaha pemadatan

tertentu, terdapat kadar air dimana kepadatan keringnya paling besar. Kadar air

ini disebut kadar air optimum dan kepadatan kering yang terkait disebut

kepadatan kering maksimum. (Cheng Liu/Jack B, 1984)

Gambar 2. 3 Grafik Hasil Pengujian Compaction Test

2.3.2 Kuat Geser Tanah

Kekuatan geser tanah menurut Hardiyatmo (2002) merupakan gaya

perlawanan yang dilakukan oleh butir – butir tanah terhadap desakan atau tarikan.

Kekuatan tanah tergantung pada gaya – gaya yang bekerja diantara butir –

butirnya. Kohesi tanah merupakan fungsi dari interaksi gaya tarik – menarik

antara partikel. Bersama dengan sudut geser dalam, kohesi merupakan parameter

9
kuat geser tanah yang menentukan ketahanan tanah terhadap deformasi akibat

tegangan yang bekerja pada tanah. (Lynda, 2013)

Kuat geser sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti

pembebanan, unloading (pembongkaran beban), dan khususnya perubahan kadar

air. Pada pengujian di laboratorium menggunakan sampel tanah terganggu

dengan laju pembebanan (atau regangan) sangat mempengaruhi nilai kekuatan

yang diperoleh (Bowles,1979).

2.3.2.1 Kuat Geser Langsung (Direct Shear Test)

Percobaan geser langsung merupakan salah satu jenis pengujian tertua dan

sangat sederhana untuk menentukan parameter kuat geser tanah c dan Ø. Dalam

percobaan ini dapat dilakukan pengukuran secara langsung dan cepat nilai

kekuatan geser tanah dengan kondisi tanpa pengaliran atau dalam konsep

tegangan total. Pengujian ini diperuntukan bagi tanah non-kohesif, namun dalam

perkembangannya dapat pula diterapkan pada jenis tanah kohesif.

Gambar 2. 4 pengujian kuat geser langsung (sumber : K.H. Head 1981)

10
Persamaan kuat geser tanah yang dikemukakan oleh Coulomb (1773)

dalam Bowles (1979) yaitu sebagai berikut:

s=c+ σ n tan ø (2.1)

Sebagaimana Terzaghi (1925) menunjukkan perlunya mempertimbangkan

tekanan air pori terhadap kekuatan tanah. Hvorslev (1937) dalam Bowles (1979)

menggunakan data laboratorium untuk memverifikasi penggunaan parameter

tegangan efektif untuk menghasilkan persamaan kuat geser Coulomb-Hvorslev.

Persamaan Coulomb-Hvorslev digunakan untuk mengetahui kekuatan geser

puncak suatu tanah. Adapun persamaanya sebagai berikut:

'
s=c '+ σ tan ø ' (2.2)

Dimana s=¿ kuat Geser

c=¿kohesi tanah ; c ' =¿ nilai efektif ketika σ ' digunakan. Kohesi adalah

efek tarik menarik antar partikel; tidak bergantung pada tegangan

normal tetapi sangat bergantung pada kadar air dan laju regangan

σ =¿ tegangan normal pada bidang kritis; σ ' =σ−u

ø=¿ sudut geser dalam; ø ' =¿ sudut geser dalam efektif yang diperoleh

dengan menggunakan σ '

11
Gambar 2. 5 Kurva Kuat Geser tanah (sumber : K.H. Head 1981)

2.4.2 Kuat Geser Bebas (Triaxial Test)

Pengujian triaksial merupakan pengujian kuat geser yang sering

digunakan dan cocok untuk semua jenis tanah. Keuntungannya adalah bahwa

kondisi pengaliran dapat dikontrol, tekanan air pori dapat diukur dan bila

diperlukan, tanah jenuh dengan permeabilitas rendah dapat dibuat terkonsolidasi.

Gambar 2. 6 Pemberian tegangan pada Triaxial Test

Pengujian ini merupakan pengujian sampel tanah dengan tiga dimensi

tekanan. Pada pengujian ini disamping dapat diketahui tegangan geser (τ) juga

diperoleh tegangan normal σ . Kegunaan dari pengujian adalah untuk

mendapatkan nilai kohesi c dan sudut geser dalam ø dari suatu sampel tanah serta

12
sifat-sifat elastic tanah. Pengukuran kekuatan geser dilakukan dengan

memberikan tekanan vertikal pada sampel, dari proving ring dapat diketahui

tekanan vertikal maksimum, yaitu pada waktu terjadi failure.

Gambar 2. 7 Garis keruntuhan Mohr-Coulomb (Sumber: L.D. Wesley, Mekanika


Tanah)

13
2.6 Penelitian Terdahulu

Nama peneliti dan


NO. Judul Penelitian Hasil penelitian
tahun penelitian
1. korelasi parameter Syahreza Nurdian, Nilai ϕ kohesi hasil pengujian triaksial lebih besar 1,1 –
kekuatan geser tanah Setyanto, 1,3kg/cm2 daripada nilai kohesi uji geser langsung untuk kondisi
dengan menggunakan Lusmeilia Afriani basah dengan selisih rata-rata 1,26 kg/cm2 dan 0,7 – 0,9 kg/cm2
uji triaksial dan uji (2015). untuk kondisi kering dengan selisih rata-rata 0,892 kg/cm2.
geser langsung pada Sedangkan nilai sudut geser hasil pengujian geser langsung
tanah lempung untuk kondisi basah lebih besar 24⁰ – 42⁰ daripada sudut geser
substitusi pasir. uji triaksial dengan selisih rata-rata 35,138 ⁰ dan untuk kondisi
kering lebih besar 1,7⁰ – 19,7⁰ daripada sudut geser uji triaksial
dengan selisih rata-rata 11,56⁰.
2. korelasi parameter kuat Soewignjo Agus Hasil pengujian dan analisis menunjukkan ada korelasi kuat
geser tanah hasil Nugroho, Agus Ika antara sudut gesek internal hasil pengujian triaksial dengan
pengujian triaksial dan Putra, Rugun kohesi hasil pengujian UCS dan indeks propertis tanah. Korelasi
unconfined Ermina (2012). hubungan kohesi hasil uji triaksial dan hasil uji UCS dan indeks
compression strength propertis sangat kuat dengan nilai kohesi yang diperoleh dari
(ucs). pengujian UCS sekitar 15% selalu lebih kecil dari pengujian
13
triaksial.

13
3. karakteristik parameter Alfred Jonathan Penelitian ini dilakukan dengan simulasi kondisi pemadatan
kekuatan tanah yang Susilo, Gregorius pada kadar air optimum, 98% lebih kering dari kadar air
dipadatkan dengan uji Sandjaja Sentosa, optimum dan 98% lebih basah dari kadar air optimum. Nilai
triaksial metode uu. Inda Sumarli, dan kohesi rata-rata yang diperoleh cenderung hampir sama, tetapi
Aniek pada pemadatan dengan kondisi kadar air optimum terlihat
Prihatiningsih terjadi peningkatan hampir 900% antara pemadatan standar dan
(2018). modifikasi. Sedangkan parameter sudut geser dalam cenderung
turun ketika dipadatkan pada kondisi lebih basah dari pada kadar
air optimum.
4. Pengujian Kuat Geser Rima Melati Dalam penelitian ini diuji sebanyak 81 spesimen yang berasal
Tanah dengan Metode Iskandar, Andi dari 3 tipe tanah dengan ukuran butiran halus dan kasar yang
Langsung (Direct Arufia Djoeddawi, berbeda. Adapun hasil akhir yang didapatkan dari pengujian
Shear) Terhadap Arifuddin Karim, mekanis diperoleh nilai kohesi untuk tanah tipe I 0,143 kg/cm2 ,
Perubahan Persentase Andi Alifuddin, 0,133 kg/cm2 , 0,043 kg/cm2 , tanah tipe II 0,056 kg/cm2 , 0,040
Kadar Air. Mukti Maruddin kg/cm2 , 0,027 kg/cm2 , tanah tipe III 0,093 kg/cm2 , 0,063
(2022). kg/cm2 , 0,040 kg/cm2 , dan nilai sudut keruntuhan dalam untuk
tanah tipe I 33°, 34°, 39°, tanah tipe II 17°, 38°, 40°, tanah tipe
III 13°, 37°, 39°. Ini menggambarkan kuat geser langsung
dengan persentase kadar air yang berbeda apabila semakin tinngi
14 nilai kohesi maka semakin rendah nilai sudut keruntuhan dalam
yang dihasilkan.

14
5. Soil structure changes Hasan Cetina, Ali It was discovered that in the consolidated undrained tests, failure
during drained and Gökoğlub (2013). occurs at higher levels of strain than previously believed, while
undrained triaxial shear in the consolidated drained tests, failure occurs at much lower
of a clayey soil. levels of strain than previously believed. The results indicate the
formation of a wider deformation zone towards and at failure in
the drained tests. This is probably because particles in the
drained tests have enough time to respond to the applied shear
stress and change their orientation accordingly. This may explain
the formation of wider deformation zones along creeping
(aseismic) faults and narrow zones along seismic faults whose
mechanisms are analogous to the drained and undrained tests,
respectively.
6. Rate effects on the W. Mun, T. Unconsolidated-undrained (UU) triaxial compression tests were
undrained shear Teixeira, M.C. performed on low-plasticity clay specimens compacted to the
strength of compacted Balci, J. Svoboda, same void ratio but different initial degrees of saturation to
clay. J.S. McCartney evaluate the impact of axial strain rates ranging from 0.1 to
(2016). 150%/min on the undrained shear strength. The increase in
undrained shear strength with axial strain rate can be attributed
to a reduction in the magnitude of excess pore water pressure,
15 with similar reductions in magnitude for all the degrees of
saturation.

15
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pengambilan Sample

Dalam pengambilan sampel tanah, terlebih dahulu dilakukan survey lokasi

dengan pemeriksaan sample tanah secara visual kemudian diambil satu titik.

Sample tanah yang akan diteliti berasal dari desa Moncongloe, kabupaten Maros,

provinsi Sulawesi Selatan. Selanjutnya sampel tanah dibawa ke Laboratorium

Mekanika Tanah, Fakultas Teknik, Universitas Muslim Indonesia.

3.2 Pengujian Fisik

Tanah yang telah diambil kemudian dilanjutkan dengan pengujian sifat

fisis tanah. Pengujian sifat fisis tanah mencakup:

1. Analisa Butir (ASTM D-442 dan ASTM D-11409)

2. Berat Jenis (ASTM D-854-02)

3. Atterberg Limit Test (ASTM D-4318)

4. Kadar Air (ASTM D-2216-10)

16
3.3 Pengujian Mekanis

3.3.1 Pemadatan (Compaction Test)

Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah

dikeluarkan dengan salah satu cara yaitu mekanis / memukul / mengilas.

Gambar 3. 1 Gambar alat uji Proctor Standar (a) Cetakan (b) penumbuk

3.3.2 Pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test)

Pada prinsipnya pengujian geser langsung merupakan suatu pengujian

sudut geser, yang mana suatu bagian tanah dibuat meluncur sepanjang bagian

lainnya dengan gaya geser horizontal yang terus meningkat. Sementara itu, beban

konstan diterapkan tegak lurus terhadap bidang gerak relative.

17
Gambar 3. 2 Susunan peralatan shearbox

Gambar 3. 3 Komponen alat direct shear test

3.3.3 Pengujian Geser Bebas (Triaxial Test)

Pada pengujian ini, suatu benda uji tanah dicetak dalam bentuk silinder.

Selanjutnya benda uji diberi tekanan pengekang menyeluruh, yang kemudian

dipertahankan konstan seiring dengan peningkatan beban aksial. Penerapan beban

aksial terus ditingkatkan hingga terjadi keruntuhan pada benda uji. Pada pengujian

kondisi UU, drainase air pori dari benda uji tidak diperbolehkan. Baik selama

penerapan tekanan pengekang ataupun selama pembebanan aksial.

18
Gambar 3. 4 Koneksi ke sel triaksial dari sistem tekanan udara/air

Gambar 3. 5 Skema Chamber Triaxial

19
3.3 Bagan Alir

START

Persiapan

Pengambilan Sampel Tanah

Pemeriksaan Sifat Fisik Tanah:


1. Analisa Butir
2. Berat Jenis
3. Atterberg Limit Test
4. Kadar Air

Tidak
Tanah Berbutir
Halus? Literatur

ya

Persiapan benda uji

Pemeriksaan Sifat Mekanis Tanah:


1. Direct Shear Test
2. Triaxial Test

Analisis Data

Kesimpulan

END

Gambar 3. 6 Bagan Alir Penelitian

20
21

Anda mungkin juga menyukai