OLEH
BAYU AJI PRATAMA (03120150002)
ABDUL SYUKUR M. (03120150003)
Mengetahu
Ketua LP2S
ii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 18
4.1 Analisa besarang limpasan ............................................................. 20
4.2 Analisa tinggi genangan terbuka .................................................... 21
4.3 Analisa tinggi genangan tertutup ................................................... 21
4.4 Persentase distribusi limpasan........................................................ 22
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
RINGKASAN
Kota Makassar dengan luas 175,770 Km2 yang terbagi dalam 14 (empat belas) wilayah
Kecamatan, 40% atau 6 kecamatan yang mengalami genangan air pada saat musim hujan
terjadi.
Seberapa besar genangan air yang terjadi pada setiap musim hujan merupakan pertanyaan
yang harus terjawab agar dalam menyelesaikan genangan air di Kota Makassar dapat di
buat alternative penyelesaian.
Dalam penelitian ini mengambil sampel 1 kecamatan sebagai dasar untuk menyatakan
besar gengan yang terjadi, yaitu kecamatan Panakkukang dengan luas wilayah 17,05
Km2, Luas areal yang tertutup sebesar 11,75 km2, besar limpasan yang terjadi sebagai
akibat dari terbangunnya infrastruktu dan jenis tanah di kecamatan Panakkukang adalah
277,533,500 m3.
Kata kunci : jenis tanah, limpasan, infrastruktur.
vi
PRA KATA
Segala puji bagi Allah SWT, atas segala nikmat yang diberikan serta salam dan
sholawat kita haturkan pada Nabi dan Rasullullah Muhammad SAW, sehingga peneliti
Dalam melaksanakan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini terdapat beberapa
hambatan yang di dapat, namun demikian atas kesadaran dan kesungguhan serta tekad
yang kuat sehingga tugas ini dapat dirampungkan, sangat disadari bahwa kesempurnaan
Saran dan kritik dari bebrbagai pihak tentunya sangat di harapkan, untuk itu kami
Peneliti.
vii
STUDY PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR dan JENIS TANAH
TERHADAP LIMPASAN PERMUKAAN DI KOTA MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Karakteristik tanah, topografi dan tutupan lahan merupakan faktor yang
paling penting untuk mengontrol proses limpasan curah hujan pada skala
respon hidrologi dan menjadi topik yang menonjol dari penelitian dalam
beberapa tahun terakhir (Amini et al, 2011;.. Chen et al, 2009;. Fox et al,
pengaruh alih fungsi lahan di Daerah DAS Kreo terhadap kondisi limpasan
atau run off. Hasil penelitiannya mengatakan bahwa secara umum di DAS
Kota Makassar saat ini dengan fakta yang ada bahwa, hujan yang
hal yang mempengaruhi hal tersebut antara lain : banyaknya sampah yang
1
Limpasan permukaan juga sangat dipengaruhi oleh besarnya infiltrasi
semakin kecil, namun demikian jenis tanah yang mampu mengantar air
B. Rumusan Masalah
a. Seberapa luas lahan (bangunan infrastruktur) yang tertutupi dan tidak
mampu mengalirkan air ke dalam tanah (infiltrasi).
b. Sejauh mana karakteristik tanah pada lokasi penelitian.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini agar terarah sesuai dengan tujuan yang ingin di capai maka,
peneliti membuat batasan sebagai berikut :
a. Lahan / lokasi yang dimaksudkan adalah penutupan lahan yang akan
terjadi infiltrasi, seperti jalan dan Pasilitas umum (Pasum).
b. Pemeriksaan sampel tanah yang dilakukan di laboratorim, untuk
mendapatkan karakteristik tanah pada daerah yang tergenang
D. Tujuan Penelitian
a. Pemetaan lahan yang tertutupi oleh infrastruktur baik yang sdh ada
maupun yang akan dikembangkan.
b. Pemetaan karakteristik tanah khususnya pada daerah (kelurahan/
kecamatan) yang tergenang air akibat hujan.
E. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini mampu membuat peta pembangunan infrastruktur
yang berdampak pada genangan air di kota Makassar, dan membuat peta
karakteristik tanah pada daerah yang tergenang di saat hujan berlangsung
atau sesaat setelah hujan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Limpasan Permukaan
Limpasan permukaan atau aliran permukaan adalah bagian dari curah hujan
Limpasan terjadi karena intensitas hujan yang jatuh di suatu daerah melebihi
kapasitas infiltrasi, setelah laju infiltrasi terpenuhi air akan mengisi cekungan-
selanjutnya air akan mengalir (melimpas) diatas permukaan tanah (surface run –
off). Jika aliran air terjadi di bawah permukaan tanah disebut juga sebagai aliran di
bawah permukaan dan jika yang terjadi adalah aliran yang berada di lapisan
equifer (air tanah), maka disebut aliran air tanah. Air limpasan permukaan di
bedakan menjadi: sheet dan rill surface run-of akan tetapi jika aliran air tersebut
sudah masuk ke sistem saluran air atau kali, maka disebut sebagai stream flow
2. Intensitas hujan lebih besar dari pada laju dan kapasitas infiltrasi tanah dan
Topografi
tanah, kondisi permukaan tanah, tekstur dan struktur tanah, kandungan bahan
organik, kepadatan tanah, kedalaman solum tanah, kadar air awal tanah dan tipe
hujan yang terjadi atau cara pemberian air irigasi, untuk lahan beririgasi.
melampaui laju infiltrasi, setelah laju infiltrasi terpenuhi, air mulai mengisi
cekungan atau depresi pada permukaan tanah". Setelah pengisian selesai maka air
dan distribusi hujan dalam daerah pengaliran, sedangkan elemen sifat fisik daerah
pengaliran meliputi tata guna lahan (land use ), jenis tanah dan kondisi topografi
aspek statis sedangkan elemen meteorologi merupakan aspek dinamis yang dapat
1. Hujan
Hujan, yang meliputi tipe, lama, intensitas dan sebaran hujan sangat
(DAS) jumlah (volume) dan debit limpasan yang terjadi di suatu DAS sangat
berkaitan dengan intensitas dan lamanya hujan yang terjadi di DAS yang
bersangkutan.
4
tentukan menggunakan metode percobaan lapangan (langsung) menggunakan
suatu volume hujan tertetu yang tersebar merata diseluruh daerah aliran
intensitasnya akan berkurang apabila curah hujan sebagian saja dari daerah
dalam daerah pengaliran. Daerah hutan yang ditutupi tumbuhan yang lebat
transpirasi dan perkolasi. Jika daerah ini dijadikan derah pembangunan dan
C. Rancangan Limpasan
curah hujan dan durasi, intensitas dan masa ulang (recurrence period ) tertentu.
5
Nilai limpasan permukaan ini sangat bermamfaat untuk dasar perencanaan
rancang (design) untuk mencapai umur teknik tertentu dan mampu bertahan untuk
Pendugaan limpasan permukaan terdiri dari tiga hal, pertama tergantung pada
jumlah air hujan per satuan waktu (intensitas maksimum). Kedua bergantung pada
curah hujan tersebut yang menjadi limpasan permukaan (nilai faktor limpasan).
Besarnya nilai faktor ini selain tergantung pada topografi terutatama kemiringan
lereng dan tekstur tanah, juga bergantung pada tipe penutup tanah serta
pengelolahanya. Selain itu besarnya debit permukaan di tentukan oleh faktor yang
ketiga adalah luas areal tangkapan. Dalam pendugaan laju puncak limpasan di
Permukaan yang telah di kemukakan oleh soil conservation servis (SCS) atau
Conservatioan Servis –TR 55) merupakan bagian dari aplikasi komputer yang
6
Model ini sesuai dengan memperediksi debit puncak LP untuk DAS daerah
pertanian maupun perkotaan dengan luas kurang dari 900 ha, kelerengan rata-rata
sama atau lebih besar dari 0,5 %, mempunyai satu sistem aliran (sungai) dengan
dua anak sungai yang mempunyai masa konsentrasi yang jauh berbeda antar
menggunakan data hujan dan sifst fisik hidrologi yang tersedia di das yang
bersangkutan.
F. Penggunaan Lahan
besar pula terhadap perubahan yang terjadi pada aliran mengemukakan bahwa
7
pengurangan 10% vegetasi pinus dan ekaliptus akan menaikan aliran permukaan
rata-rata sebesar 40mm, dan pengurangan semak akan menaikan aliran permukaan
tanah yang terjadi di lahan pertanian berdsarkan hasil simulasi adalah sangat
tinggi, terutama dipicu oleh aktivitas manusia melalui pengolahan tanah dan
terhadap tindakan manusia dalam pengolahan tanah adalah tingkat pendidikan dan
dan tingkat pendapatan yang rendah dapat memicu terjadinya pembukaan lahan
terhdap prilaku penebangan hutan adalah tingkat pendidikan dan selanjutnya akan
di pengaruhi oleh tingkat pendapatan kebutuhan luas lahan, dan kayu. Bahwa
8
H. Hipotesis Penelitian
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah Terdapat pengaruh limpasan
1. Gedung (perumahan)
Dengan:
A = konstanta,
B = koefisien regresi,dan
Koefisien A dan B pada persamaan di atas dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:
Dan
9
A = Ymean - B*Xmean
Dimana :
Metode prediksi regresi linier berganda ini dilakukan dengan cara membentuk
persamaan regresi yang digunakan untuk melakukan simulasi prediksi total hujan
bulanan menggunakan lebih dari dari satu variable independen. Hasil prediksi total
hujan bulanan menggunakan metode ini dibandingkan dengan prediksi total hujan
prediksi yang lebih baik setelah dicocokkan dengan data observasi. Adapun
persamaan umum (Usman dan Akbar, 2000) metode ini adalah sebagai berikut:
Dimana :
Bo = konstanta;
X1, X2,...., Xk; Y = variable yang diduga (variabel dependen); dan Xi = variabel
Untuk analisis dengan metode regresi dibedakan dua jenis variabel ialah
variable bebas (independent) atau variabel prediktor dan variabel tidak bebas
(dependent) atau variable respon. Variabel bebas merupakan variable yang dapat
mempengaruhi varibel tidak bebas atau variabel yang dapat memprediksi harga
variabel tidak bebas. Variabel ini dinyatakan dengan X1, X2, ..., Xk. Sedangkan
variabel tidak bebas merupakan variabel yang terjadi karena variable bebas atau
10
(Sudjana, 1995). Dalam tulisan ini variabel bebas (independent) atau prediktor
adalah suhu udara dan kelembapan udara, sedangkan variabel tidak bebas
(dependent) atau variabel respon adalah total hujan. Proses pembuatan prakiraan
ada dua tahap, tahap pertama membuat persamaan regresi untuk tiap bulan
berdasarkan bulan yang sama selama 27 tahun dari tahun 1981 - 2007 dan tahap
kedua memprediksi total hujan bulan dengan memberikan nilai variabel penduga
(prediktor) pada persamaan regresi yang dibuat. Dalam penginputan data prediktor
J. Koefisien Korelasi
Nilai koefisien korelasi Pearson (Trihendradi, 2005) digunakan untuk menentukan
besarnya hubungan atau kedekatan antara total hujan yang telah diprediksi dengan total
hujan actual yang terjadi. Dalam hal ini kedekatan yang dicari adalah besarnya nilai
prediksi dengan menggunakan prediktor mana diantara suhu atau kelembapan udara
atau suhu dan kelembapan udara yang paling baik. Kuat tidaknya hubungan (Prihatini
dkk, 2000) antara prediksi total hujan bulanan dengan total hujan observasinya dapat
diukur dengan suatu nilai yang disebut dengan koefisien korelasi. Nilai koefisien
korelasi ini paling sedikit -1 dan paling besar 1. Jadi r = koefisien korelasi, dapat
dinyatakan sebagai berikut:
1. Jika harga r mendekati +1, berarti hubungan antara total hujan bulanan yang
diprediksi dengan total hujan bulanan observasinya sangat kuat dan positif.
2. Jika harga r mendekati -1, berarti hubungan antara total hujan bulanan yang
diprediksi dengan total hujan bulanan observasinya sangat kuat dan negatif.
3. Jika harga r mendekati +0.5 atau -0.5 , berarti hubungan antara total hujan
cukup kuat.
11
4. Jika harga r lebih kecil dari +0.5 atau lebih besar dari -0.5, berarti hubungan
antara total hujan bulanan yang diprediksi dengan total hujan bulanan
Untuk Validasi hasil prakiraan dengan menggunakan koefisien korelasi, semakin kuat
korelasi maka semakin baik hasil validasi berarti semakin tinggi tingkat akurasi
prakiraan.
Dimana :
a. Hujan yang terjadi mempunyai intensitas seragam dan merata di seluruh daerah
pengaliran selama paling sedikit sama dengan waktu konsentrasi (t.) daerah pengaliran.
Koefisien pengaliran dari daerah pengaliran yang sama adalah tetap untuk berbagai
periode ulang
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Pendekatan
Dalam penyusunan penelitian ini digunakan beberapa metode pendekatan yang
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada antara lain :
a. Metode penetapan lokasi, dimaksudkan untuk memilih lokasi yang tepat untuk
menjawab permasalahan terkait dengan topografi dan lingkungan,
b. Metode survey lapangan dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran dari data-
data yang dikumpulkan seperti data tanah, hidrologi, penggunaan lahan.
c. Metode analisis kuantitatif yaitu analisis terkait dengan pengaruh perubahan
lahan terhadap nilai kooefisien aliran.
d. Metode statistic dalam menganalisis pengaruh komponen cuaca terhadap
hujan.
B. Bagan alir penelitian :
STAR
Pengumpulan data
sekunder
Telah penelitian
terdahulu
13
A
Pemeriksaan sampel di
laboratorium
Analisis hasil
laboratorium dan hasil
survey
Penyusunan Laporan
penelitian
STOP
lahan, identifikasi kondisi geologi, tanah, hidrologi, dan morfologi lereng. Metode
terhadap nilai koefisien aliran. Metode analisis deskriptif komparatif dilakukan untuk
yang dikuantifikasikan dengan nilai koefisien aliran DAS dan karakteristik hidrologi
14
D. Pengambilan sampel dilapangan dan uji laboratorium.
Sampel tanah diambil dilapangan diharapkan mampu terwakili oleh lokasi yang
sudah ditetapkan sebagai daerah tergenang air, dengan demikian maka langkah yang
dilakukan adalah :
15
Gambar 2. Lahan Per Kecamatan Kota Makassar
16
gambar 3. Peta lahan boulevard
17
BAB IV
Dari hasil penelitian ini ada beberapa hasil yang di dapat sebagai berikut :
1. Hasil luas pemetaan lokasi limpasan berdasarkan luas wilayah kecamatan yang
berada di Makassar.
2. Hasil pemeriksaan tanah terhadap luasan wilayah kecamatan di Makassar.
18
Table 4.2 persentase luasan wilayah limpasan
KONDISI LAHAN
NO KECAMATAN LUAS % LUAS KOTA
TERBUKA TERUTUP
(%) (%)
19
Tabel 4.3 Debit limpasan terhadap luas wilayah.
KONDISI LAHAN KOEF. LIMPASAN DEBIT LIIMPASAN
NO KECAMATAN I. HUJAN
TERBUKA TERUTUP TRBK TRTP TRBK TRTP
RATA-RATA
(ha) (ha) (mm/jam) (m3/jam) (m3/jam)
1094
1 Biringkanaya 31.7 0,1 0,7 34679800 827243200
3728
19
2 Bontoala 31.7 0,1 0,7 602300 42382900
191
22
3 Makassar 31.7 0,1 0,7 697400 51037000
230
14
4 Mamajang 31.7 0,1 0,7 443800 46820900
211
1274
5 Manggala 31.7 0,1 0,7 40385800 252966000
1140
34
6 Mariso 31.7 0,1 0,7 1077800 32841200
148
530
7 Panakkukang 31.7 0,1 0,7 16801000 260732500
1175
109
8 Rappocini 31.7 0,1 0,7 3455300 180626600
814
281
9 Tallo 31.7 0,1 0,7 8907700 67013800
302
2188
10 Tamalanrea 31.7 0,1 0,7 69359600 221012400
996
1247
11 Tamalate 31.7 0,1 0,7 39529900 171750600
774
17
12 Uj.Pandang 31.7 0,1 0,7 538900 54587400
246
84
13 Uj.Tanah 31.7 0,1 0,7 2662800 113169000
510
12
14 Wajo 31.7 0,1 0,7 380400 41495300
187
20
Table 4.4 tinggi genangan terjadi terhadap seluru wilayah
Tinggi Genangan
21
TABEL 4.5 Persentase Distribusi Debit Limpasan Tiap Wilayah Kecamatan
NO KECAMATAN LUAS WILAYAH PERSENTASE DEBIT TOTAL DISTRIBUSI
(Ha) LUAS KOTA (m3/jam) DEBIT TOTAL
(%) (%)
1 Biringkanaya 4822 27.43 861923000 33.37
2 Bontoala 210 1.19 42985200 1.67
3 Makassar 252 1.43 51734400 2.00
4 Mamajang 225 1.28 47264700 1.83
5 Manggala 2414 13.73 293351800 11,36
6 Mariso 182 1.04 33919000 1.31
7 Panakukang 1705 9.70 277533500 10.74
8 Rappocini 923 5.25 184081900 7.13
9 Tallo 583 3.32 75921500 2.94
10 Tamalanrea 3184 18.11 290372000 11.24
11 Tamalate 2021 11.50 211280500 8.18
12 Ujung Pandang 263 1.50 55126300 2.13
13 Ujung Tanah 594 3.38 115831800 4.48
14 Wajo 199 1.13 41875700 1.62
TOTAL 17577 100 2.583.201.300 100
RATA-RATA 184514378.571 7.14
4.4 Berdasarkan persentase distribusi limpasan tiap wilayah kecamatan, rata-rata 7.14 %
dengan nilai debit 184514378.571 m3/jam, Wilayah kecamatan yang terbesar nilai distribusi
debitnya adalah Biringkanaya sebesar 33.37 % dengan nilai 861923000 m3/jam
22
ujung tanah wajo
ujung pandang
3% 1%
2%
tamalate
biringkanaya
12%
28%
bontoala
1%
tamalanrea
makassar
18%
1%
mamajang
1%
tallo
manggala
3%
14%
rappocini
5% mariso
panakukang
10% 1%
900000000
800000000
700000000
600000000
500000000
400000000
300000000
200000000
100000000
23
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Alif Noor Anna,Analisis potensi limpasan permukaan (Run Off) menggunakan Model
COOK’S di DAS penyangga kota Surakarta untuk pencegahanbanjir luapan sunga
Bengawan Solo,Prosiding Seminar Nasional 2014
Amini, A., Ali, T., Ghazali, A., Aziz, A., Akib, S., 2011. Impacts of land-use change on
streamflows in the Damansara Watershed, Malaysia. Arab. J. Sci. Eng. 36 (5), 713–
720. http://dx.doi.org/10.1007/s13369-011-0075-3.
Fox, D.M.; Bryan, R.B.; Price, A.G., (1997). The influence of slope angle on final infiltration
rate for interrill conditions. Geoderma., 80: 181-194 (14 pages).
Intan Pabalik, Nasrul Ihsan, Muhammad Arsyad “Analisis fenomena perubahan iklim dan
karakteristik curah hujan ekstrim di kota Makassar” Jurnak Sains dan Pendidikan Fisika
(JSPF), Jilid 11 Nomor 1, April 2015, ISSN 1858-330X
Intergovernmental Panel on Climate Change. 05-02-2007. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal
2007-02-03. Diakses tanggal 02-02-2007, "Summary for Policymakers" (PDF). Climate
Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth
Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change.
IPCC, 2013. Summary for policymakers. In: Stocker, T.F., Qin, D., Plattner, G.-K., Tignor,
M., Allen, S.K., Boschung, J., Nauels, A., Xia, Y., Bex, V., Midgley, P.M. (Eds.),
Climate Change 2013: The Physical Science Basis, Contribution of Working Group I
to the Fifth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change.
Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New York, NY, USA.
Pitman AJ, Narisma GT, Pielke RAS et al. (2004) Impact of land cover change on the climate
of southwest Western Australia. Journal of Geophysical Research, 109, doi:
18110.11029 / 12003JD00437.
25
LAMPIRAN I
BIODATA
A. IDENTITAS DIRI :
1. Nama lengkap Arifuddin Karim
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan fungsional Lektor Kepala
4 NIDN 0913115801
5 Tempat tanggal lahir Makassar, 13 November 1958
6 E-mail Masud_sar@yahoo.co.id
7 Nomor Hand phone 0813 1015 9848
8 Alamat Kantor Jln. Uripsumoharjo. KM.05
9 Nomor telp/faks 0411-443685
10 Mata kuliah yang diampuh Mekanika Tanah, Teknik Pondasi
11 Pendidikan terakhir Magister, Teknik Sipil ITB Bandung,
1990
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
URAIAN S1 S2
Nama Perguruan Tinggi Univ. Muslim Indonesia Istitut Teknologi Bandung
Bidang Ilmu Teknik Sipil Sumber Daya Air
Tahun Masuk - Lulus 1978 – 1986 1988 – 1990
Judul Skripsi/tesis Perencanaan jaringan Karakteristik kekuatan geser
irigasi tersier, DI. Gowa lempung bandung dari perc.
Triaxial, CD dan perc.geser
langsung metode Lamban.
26
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hokum, apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian bio-data ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan peneliti dosen muda.
Arifuddin Karim
27
BIODATA
C. IDENTITAS DIRI :
1. Nama lengkap Ali Mallombasi
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan fungsional Lektor
4 NIDN 0031125504
5 Tempat tanggal lahir Makassar, 31 Desember 1955
6 E-mail alimallombasi@gmail.com
7 Nomor Hand phone 0812 4203 805
8 Alamat Kantor Jln. Uripsumoharjo. KM.05
9 Nomor telp/faks 0411-443685
10 Mata kuliah yang diampuh Hidrologi, statika, Analisa tegangan
11 Pendidikan terakhir Magister, Teknik Keairan UNHAS,
2002
D. RIWAYAT PENDIDIKAN
URAIAN S1 S2
Nama Perguruan Tinggi Univ. Hasanuddin Universitas Hasanuddin
Bidang Ilmu Teknik Sipil Teknik Keairan
Tahun Masuk - Lulus 1974 - 1983 2000 – 2002
Judul Skripsi/tesis Perencanaan sub struktur Koefisien pengaliran permukaan
jembatan untuk beberapa kondisi
permukaan tanah
Nama Pembimbing 1. Ir. H. Maruddin.L 1. Prof. DR.Ir. Saleh P
2. Ir.Hendra. W 2. DR. Ir. H. Halidin. A
28
BIODATA
E. IDENTITAS DIRI :
1. Nama lengkap Mas’ud. SAR
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan fungsional Lektor
4 NIDN 0912116102
5 Tempat tanggal lahir Polewali, 12 November 1961
6 E-mail Masud_sar@yahoo.co.id
7 Nomor Hand phone 0813 5464 1563
8 Alamat Kantor Jln. Uripsumoharjo. KM.05
9 Nomor telp/faks 0411-443685
10 Mata kuliah yang diampuh Mekanika Fluida,hidrolika, PSDA,
Pelabuhan
11 Pendidikan terakhir Magister, Sumber Daya Air, ITB
Bandung, 1991
F. RIWAYAT PENDIDIKAN
URAIAN S1 S2
Nama Perguruan Tinggi Univ. Muslim Indonesia Istitut Teknologi Bandung
Bidang Ilmu Teknik Sipil Sumber Daya Air
Tahun Masuk - Lulus 1979 - 1986 1988 – 1991
Judul Skripsi/tesis Studi Karakteristik Studi Transmisi dan Refleksi
Agregat S.Saddang, gelombang pada struktur
S.Bialo, S.Tanrutedong breakwater
untuk desain mix beton
Nama Pembimbing 4. Ir. HM.Rapi M 3. DR. Ir. Hang Tuah, MOC
5. Ir.H. Madjid A 4. DR. Ir. Syamsuddin
6. Ir.HM.Ridwan A
29
LAMPIRAN II
II. Biaya yg digunakan
A. Biaya survey :
1. Transportasi alat : Rp. 750.000
2. Komsumsi Rp. 250.000
3. Tenaga kerja kasar Rp. 500.000
B. Biaya pemeriksaan laboratorium :
1. Sewa alat Rp. 2.000.000
2. Pemeriksaan sampel 20 @Rp. 75.000 Rp. 1.000.000
C. Publikasi. Rp. 1.000.000
D. Honor :
1. Peneliti - 1 Rp. 3.000.000
2. Peneliti – 2 Rp. 2.500.000
3. Peneliti – 3 Rp. 2.500.000
30
LAMPIRAN III
III. Jadwal penelitian
NO KEGIATAN 01 02 03 04 05 06 KE
1 Persiapan
2 Pengumpulan data
4 Uji laboratorium
5 Analisis data
6 Presentase hasil
7 Pembuatan laporan
31
LAMPIRAN IV
Mengetahu
Ketua LP2S Ketua Penelitian
32
33
34
35