HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi syarat-syarat ujian guna memperoleh gelar
Sarjana Teknik (ST) Program Studi Teknik Pengairan Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Sipil
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
KATA PENGANTAR
rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyusun tugas akhir ini,
Adapun judul tugas proposal kami adalah "Studi Pengaruh Sumur Resapan
Kab. Bone"
manusia biasa tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan baik itu ditinjau
itu penulis menerima dengan ikhlas dan senang hati segala koreksi serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan
setinggi-tingginya kepada:
2. Bapak Muh. Syafaat S. Kuba, ST. sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil
membimbing kami.
4. Bapak dan Ibu dosen serta segenap staf pegawai pada Fakultas Teknik
Makassar.
kuliah.
ganda di sisi Allah SWT dan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat
Makassar,...............2014
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
drainase yang ada. Selain itu, air permukaan yang tersedia secara kuantitatif
semakin lama semakin terbatas dan secara kualitatif semakin lama semakin
Bone, hampir setiap tahun pada musim penghujan air meluap dari saluran
drainase, sehingga terjadi genangan air bahkan sering terjadi banjir yang
Bone.
yang mengusahakan agar aliran air tidak meluap keluar ke jalan maupun
masalah ini sebagai bahan penelitian. Judul dari penelitian ini adalah.
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
3
Kabupaten Bone.
C. Tujuan Penulisan
Kabupaten Bone.
D. Manfaat penulisan
E. Batasan Masalah
Macimpu.
F. Sistimatika Penulisan
penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
resapan berfungsi untuk menampung dan meresapkan air hujan yang jatuh
di atas permukaan tanah baik melalui atap bangunan, jalan dan halaman.
tanah pada saat ini sebagai akibat dari pesatnya perkembangan penduduk,
sebagai berikut :
7
dikurangi melalui sumur resapan tergantung pada volume dan jumlah sumur
resapan.
Fungsi lain dari sumur resapan ini adalah memperbaiki kondisi air
lebih banyak yang diserapkan ke dalam tanah menjadi air cadangan dalam
tanah. Air yang tersimpan dalam tanah tersebut akan dapat dimanfaatkan
juga akan berkurang. Dampaknya, aliran permukaan air hujan kecil dan
hujan ke dalam lubang atau sumur agar air dapat memiliki waktu tinggal di
permukaan tanah lebih lama, sehingga sedikit demi sedikit air dapat
air ke dalam tanah sebagai air resapan (infiltrasi). Dengan demikian, air
akan lebih banyak masuk ke dalam tanah dan sedikit yang mengalir sebagai
b. Intensitas hujan
frekuensi.
air melalui sumur resapan. Sebaliknya pada lahan yang memiliki muka
air tanah yang dangkal, sumur resapan kurang efektif dan tidak akan
9
berfungsi dengan baik. Terlebih pada daerah rawa dan pasang surut,
pervius.
lempung.
yaitu :
V = ki ...................................................................... 1
dimana :
V = kecepatan (cm/det)
10
k = koefisien permeabilitas
berubah saat air masuk dan mengalir ke dalam tanah. Perubahan yang
http://elissman16grt.blogspot.com/2010_04_01_archive.html
oleh Uhland dan O’Neal (1951), kecepatan aliran air pada kondisi
Satuan lain yang biasa digunakan adalah darcy (D) atau yang lebih
umum milidarcy (mD). Satu darcy setara dengan 10-12 m2 . Satuan lain
partikel melalui rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih
laju alir tertentu disebut permeabilitas tanah. Sifat ini berasal dari sifat
(seperti air terikat di tanah liat). Jadi, tanah yang berbeda akan memiliki
berdasarkan keseimbangan air yang masuk ke dalam sumur dan air yang
berikut :
𝐹.𝐾.𝑇
𝑄 ( )
𝐻= 1−𝑒 𝜋 .𝑅 2 .............................................. 2
𝐹.𝐾
Dimana :
13
……………………………………. 3
Dimana :
At = luas tadah hujan (m2), berupa luas atap rumah atau permukaan tanah
yang diperkeras
Koefisien Permeabilitas
D. Hukum Darcy
Ada dua asumsi utama yang digunakan dalam penetapan hukum Darcy ini.
ν = k.i ........................................................................... 4
dimana
k = koefisien permeabilitas
i = gradien hidrolik
Q= (k.A.t.∆h)/L ............................................................. 6
Dimana
E. Sistem Drainase
mulai dari hulu terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran
yang relatif sejajar dengan garis kontur. Outlet dari saluran ini biasanya
drainage/sungai alam.
debit yang diperoleh dari saluran drainase yang lebih kecil dan
menjadi :
berupa saluran tertutup. Saluran dapat berupa buis beton yang dilengkapi
dengan bak pengontrol, atau saluran pasangan batu kali/beton yang diberi
menjadi 2, yaitu :
a. Drainase konvensional
secepatnya dibuang ke sungai dan seterusnya mengalir ke laut. Jika hal ini
dapat kita lihat sekarang ini, yaitu kekeringan yang terjadi di mana-mana,
kelebihan pada musim hujan harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak
musim kemarau.
diantaranya adalah metode kolam konservasi, metode river side polder, dan
protection area).
material lainnya, atau secara ekstra dibuat dengan menggali suatu areal atau
Metode river side polder adalah metode menahan aliran air dengan
mahal. Pada saat muka air naik (banjir), sebagian air akan mengalir ke
polder dan akan keluar jika banjir reda, sehingga banjir di bagian hilir dapat
sebagai areal untuk recharge dan perlindungan air tanah sekaligus sebagai
2003).
22
1
Qr C I A .................................................................. (7)
3.6
dimana :
Qr = debit banjir dalam m3/det
C = koefisien limpasan air hujan (run off)
I = Intensitas hujan pada kala ulang T (mm/jam)
A = Luas daerah aliran sungai, km2
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
dan jasa di Kawasan Timur Indonesia yang secara administratif terdiri dari
ke arah timur Kota Makassar, berada pada posisi 4°13'- 5°6' LS dan antara
119°42'-120°30' BT.
Lokasi Penelitian
1. Kondisi Geografis
batas-batas jalan :
2. Kondisi Topografis
dengan ketinggian rata-rata 500 meter di atas permukaan air laut. 90%
3. Kondisi Hidrologi
dua kali pergantian musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
Musim penghujan yang berkisar antara bulan Nopember s/d bulan April
25
dan musim kemarau yang berkisar antara bulan Mei s/d Oktober, dimana
B. Sumber Data
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari lokasi Kecamatan Tanete
Riattang yaitu data tanah dan elevasi serta data drainase eksisting di
2. Data sekunder yaitu data yang akan digunakan dalam analisis data dari
Bagan alir penulisan tugas akhir ini dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Mulai
Pengumpulan Data
DimensiSumur Resapan
Pengaruh sumur
resapan terhadap Debit
Banjir
Selesai
BAB IV
drainase kanan dan kiri banyak yang tidak berfungsi dan tidak terawat
besar ruas jalan utama tersebut tidak terdapat saluran drainase. Pembuangan
akhir pada saluran drainase ruas jalan tersebut yaitu pada Sungai Bone.
Dimensi saluran
Panjang
No Nama Saluran saluran Labar atas Lebar bawah H. saluran Bentuk
Keterangan
(m)
(m) (m) (m) saluran
1 Jl. Lapatau 780 1,93 1,50 0,85 Travesium
Diketahui :
= 0,02059/780
= 0,0000264 m
= 0,197 m/det
= 0,394 m3/det
Dimensi Saluran
Panjang
No. Nama Saluran
(m) Q A V b h k i m Wp
Wtoatal
(m3/dt) (m2) (m/dt) (m) (m) (m)
SALURAN DRAINASE
1 Jl. Lapatau 780,00 0,394 1,998 0,197 1,50 0,85 60 0,000026 1,0 0,40 1,25
2 Jl. Biru 800,00 0,545 2,250 0,242 1,60 0,90 60 0,000037 1,0 0,40 1,30
3 Jl. Agussalim 400,00 0,384 2,518 0,153 1,70 0,95 60 0,000014 1,0 0,40 1,35
4 Jl. Ahmad Yani 300,00 0,405 2,993 0,135 1,80 1,05 60 0,000009 1,0 0,40 1,45
5 Jl. Sukawati 1 390,00 0,823 2,993 0,275 1,80 1,05 60 0,000039 1,0 0,40 1,45
6 Jl. Sukawati 2 690,00 0,823 3,098 0,266 1,90 1,05 60 0,000036 1,0 0,30 1,35
31
Input yang diolah dalam analisis sistem drainasi adalah skema sistem
drainase dan data teknis saluran drainase eksisting. Jumlah saluran drainase
debit air hujan dan debit air kotor ditambah dengan kandungan sedimen
rasional yang telah dimodifikasi, karena rumus ini dapat digunakan untuk
daerah pengaliran yang relatif kecil dan memiliki luas daerah yang lebih
dari 0.80 km2. Luas daerah studi ± 5,91 km2. Perhitungan debit air hujan
Debit air kotor adalah debit yan berasal dari air buangan hasil
kebutuhan air rata-rata untuk daerah studi. Kebutuhan air bersih rata-rata
eksponensial.
2013 adalah sebesar 83,073 jiwa. Debit genangan merupakan hasil evaluasi
debit drainase yang terdiri dari debit yang berasal dari air hujan dan air
limbah penduduk dengan kapasitas saluran drainase yang ada. Total debit
Tabel 4 Rekapitulasi saluran drainase yang tidak mampu menampung debit rencana
Jumlah 0,381
34
D. Sumur Resapan
jarijari 1,5 m dan tinggi 2 m. Debit banjir yang akan ditampung oleh sumur
2𝜋𝐿𝐾𝐻
𝑄𝑠 =
1 𝐿 2
𝑖𝑛 + 1+ 2𝑅
2𝑅
dimana:
airnya ke Sungai Bone adalah 600 m dan lebarnya diambil rata-rata 100 m.
Penggunaan sumur resapan 80% dari total rumah yang ada di lokasi
tersebut. Rata-rata luas tanah untuk satu rumah penduduk adalah 20x10 m2.
Data:
dsumur = 1,5 m
Rsumur = 0,75 m
35
H = 0,90 m
L =2m
= 0,001406 m3/det
Luas daerah total di lokasi tersebut adalah 600x100 m2. Luas untuk
satu kepala keluarga adalah 20x10 m2. Jadi total rumah yang ada di lokasi
sumur resapan hanya diambil70% dari total rumah. Jadi, jumlah sumur
m2 adalah :
Qren = 0,2778 . C . I . A
= 0,2778.0,5.47,56. (0,6)
= 0,381 m3/det
Macimpu
= 0,381 – 0,2952
= 0,0858 m3/det
= 77,43 %
BAB V
A. Kesimpulan
drainase eksisting yang tidak mampu menampung debit banjir yang ada
di lokasi studi dengan desain debit kala ulang 5 tahunan. Debit banjir
dari hasil analisa sumur resapan dapat menampung debit banjir sebesar
0,295 m3/det untuk 210 buah sumur resapan. Persentase debit banjir
B. Saran
Riattang.
3. Mengelola daerah resapan hujan agar dapat menyerap air hujan dengan
mahal.
39
DAFTAR PUSTAKA
Dake, J.M.K, Pangaribuan, Y.P dan Tachyen, E.P. 1985. Hidrolika Teknik
Erlangga, Jakarta.
Franzini, J.B, Linsley, R.K dan Sasongko, D, 1986. Teknik Sumber Daya
Air, Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Harto, Sri, 1993. Analisis Hidrologi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sumber : http://www.google.co.id/imgrespeta-kota.blogspot.com.peta-kabupaten-
bone
Lampiran 2
Lokasi Penelitian
Sumber : http://www.google.co.id/imgres=taneteriattang.blogspot.com.peta-
kecamatan
1
Lampiran 3, halaman 36
Tabel Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan (mm) Watangpone
1 1988 67,00 35
2 1989 105,00 45
3 1990 97,00 67
4 1991 70,00 70
5 1992 45,00 80
6 1993 92,00 86
7 1994 95,00 92
8 1995 120,00 95
9 1996 124,00 95
10 1997 109,00 96
11 1998 113,00 97
12 1999 137,00 105
13 2000 105,00 105
14 2001 116,00 109
15 2002 96,00 113
16 2003 80,00 116
17 2004 125,00 120
18 2005 153,00 124
19 2006 134,00 125
20 2007 125,00 125
21 2008 86,00 134
22 2009 200,00 137
23 2010 35,00 153
24 2011 200,00 200
25 2012 95,00 200
Sumber : Hasil perhitungan
2
Hubungan Jumlah data, Reduced Mean (Yn) dan Reduced Standard Deviation
(Sn) :
Data = 25
Sn = 1,0915
Yn = 0,5309
1/a = 35,524
b = 90,100
Xt = b + 1/a . Yt
210
190
170
150
130
Xi (mm)
110
90
70
50
30
1 10 100
Probabilitas
Data = 25
Koef. Skewness(Cs) = -0,881
Log X = Log X rt + G . S
Log X rt = 2,01
S = 0,1696
Periode G Harga
No. Ulang (T) Ekstrapolasi (Xt)
(tabel)
( tahun ) ( mm )
1 1,0101 -2,050 46
2 2 0,139 108
3 5 0,854 142
1000
Tinggi hujan (mm)
100
10
1 10 100
Faktor Frekuensi
Tabel Pengujian Distribusi Frekuensi Metode EJ. Gumbel Type I dengan Metode
Smirnov– Kolmogorov Kecamatan Tanete Riattang
Prob-Distr Prob-Distr D
X
No. Emperis, Pe Teoritis, Pt Pe-Pt
( mm )
(%) (%) (%)
Tabel Pengujian Distribusi Frekuensi Metode Log Person Type III dengan Metode
Smirnov– Kolmogorov Tanete Riattang
Probabilitas Probabilitas
D
X Distribusi Distribusi
No. Pe-Pt
( mm ) Empiris, Pe Teoritis, Pt
( % )
( % ) ( % )
1 35,00 3,846 0,000 3,846
2 45,00 7,692 0,000 7,692
3 67,00 11,538 4,893 6,645
4 70,00 15,385 16,625 1,241
5 80,00 19,231 24,962 5,731
6 86,00 23,077 31,070 7,993
7 92,00 26,923 36,766 9,843
8 95,00 30,769 39,476 8,707
9 95,00 34,615 39,476 4,861
10 96,00 38,462 40,361 1,899
11 97,00 42,308 41,236 1,072
12 105,00 46,154 47,929 1,775
13 105,00 50,000 47,929 2,071
14 109,00 53,846 51,087 2,759
15 113,00 57,692 55,248 2,444
16 116,00 61,538 58,060 3,478
17 120,00 65,385 61,698 3,686
18 124,00 69,231 65,217 4,014
19 125,00 73,077 66,079 6,998
20 125,00 76,923 66,079 10,844
21 134,00 80,769 73,540 7,230
22 137,00 84,615 75,916 8,700
23 153,00 88,462 86,259 2,202
24 200,00 92,308 99,284 6,976
25 200,00 96,154 99,284 3,130
Tabel Pengujian Distribusi Frekuensi Metode EJ. Gumbel Type I dengan Metode
Chi-Kuadrat Tanete Riattang
Expected Observed
Probability
No. Frequency Frequency Ef - Of ( Ef - Of )2
(P)
( Ef ) ( Of )
1 0 < P <= 17 4,167 3 1,17 1,36
2 17 < P <= 33 4,167 3 1,17 1,36
3 33 < P <= 50 4,167 5 0,83 0,69
4 50 < P <= 67 4,167 6 1,83 3,36
5 67 < P <= 83 4,167 5 0,83 0,69
6 83 < P <= 100 4,167 3 1,17 1,36
Tabel Pengujian Distribusi Frekuensi Metode Log Person Type III dengan
Metode Chi-Kuadrat Tanete Riattang
Expected Observed
Probability
No.
(P)
Frequency Frequency Ef - Of ( Ef - Of )2
( Ef ) ( Of )
X5tahun = 142 mm
dengan :
= 0,083 jam
Tsaluran = L/W
= 400 / 0,9
Tsaluran2 = L/W
= 1,370 / 1
= 0,50 jam
= 0,083 + 0,50
= 0,58 jam
Jaman.
Dimana :
T It
0,5 190,67
1,0 95,33
1,5 63,56
2,0 47,67
2,5 38,13
3,0 31,78
3,5 27,24
4,0 23,83
4,5 21,19
5,0 19,07
5,5 17,33
11
6,0 15,89
6,5 14,67
7,0 13,62
7,5 12,71
8,0 11,92
8,5 11,22
9,0 10,59
9,5 10,04
10,0 9,53
10,5 9,08
11,0 8,67
11,5 8,29
12,0 7,94
Sumber : Hasil perhitungan
200,00
190,00
180,00
170,00
Intensitas (It) (mm/jam)
160,00
150,00
140,00
130,00
120,00
110,00
100,00
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
-
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 7,5 8 8,5 9 9,5 10 10,5 11 11,5 12
Waktu (T) jam)
Gambar Grafik hubungan antara intensitas (It) dan waktu (T)