UN
I VE NG
RSITA RA
S SEM A
Oleh:
NAMA : BONVILIUS KURNIAWAN BUDI WIBOWO
NIM : C.131.12.0107
Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Berdasarkan kurikulum Universitas Semarang, Jurusan Teknik Sipil Laporan ini diajukan
untuk melengkapi persyaratan menempuh Ujian Akhir. Oleh karena itu disamping kita
mengetahui secara teori diharapkan juga dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya di
lapangan.
Pada kesempatan yang baik ini penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih atas
luangan waktu dalam memberikan saran, masukkan dan bimbingan Laporan Tugas Akhir ini.
Untuk itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
Selain itu penyusun menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penyusun berharap akan adanya kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak yang dapat menyempurnakan laporan ini. Penyusun
berharap Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembacanya.
Penyusun
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................... ii
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati iv
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................................35
3.1.Bagan Alur Penelitian ......................................................................................35
3.2.Langkah – Langkah Analisa ............................................................................36
BAB V PENUTUP............................................................................................................142
5.1. Kesimpulan……………………………………….. .....................................142
5.2. Saran……………………………………….. ...............................................143
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................144
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati v
DAFTAR TABEL
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati ix
Tabel 4.19 Hasil Kesimpulan Sieve Analysis Boring 1 ......................................82
Tabel 4.20 Perhitungan Sieve Analysis untuk Sample Tanah Boring 2 1 meter..83
Tabel 4.21 Perhitungan Sieve Analysis Boring 2 Kedalaman 1 meter.................84
Tabel 4.22 Perhitungan Sieve Analysis untuk Sample Tanah Boring 2 2 meter..85
Tabel 4.23 Perhitungan Sieve Analysis Boring 2 Kedalaman 2 meter.................87
Tabel 4.24 Perhitungan Sieve Analysis untuk Sample Tanah Boring 2 3 meter..87
Tabel 4.25 Perhitungan Sieve Analysis Boring 2 Kedalaman 3 meter.................89
Tabel 4.26 Hasil Kesimpulan Sieve Analysis Boring 2 .......................................89
Tabel 4.27 Perhitungan Sieve Analysis untuk Sample Tanah Boring 3 1 meter..90
Tabel 4.28 Perhitungan Sieve Analysis Boring 3 Kedalaman 1 meter.................91
Tabel 4.29 Perhitungan Sieve Analysis untuk Sample Tanah Boring 3 2 meter..92
Tabel 4.30 Perhitungan Sieve Analysis Boring 3 Kedalaman 2 meter.................94
Tabel 4.31 Perhitungan Sieve Analysis untuk Sample Tanah Boring 3 3 meter..95
Tabel 4.32 Perhitungan Sieve Analysis Boring 3 Kedalaman 3 meter.................96
Tabel 4.33 Hasil Kesimpulan Sieve Analysis Boring 3 .......................................96
Tabel 4.34 Data Sample Tanah Boring 1 Kedalaman 1 meter .............................98
Tabel 4.35 Perhitungan Hidrometer Boring 1 Pada Kedalaman 1 meter ...........100
Tabel 4.36 Data Sample Tanah Boring 1 Kedalaman 2 meter ...........................100
Tabel 4.37 Perhitungan Hidrometer Boring 1 Pada Kedalaman 2 meter ...........102
Tabel 4.38 Data Sample Tanah Boring 1 Kedalaman 3 meter ...........................102
Tabel 4.39 Perhitungan Hidrometer Boring 1 Pada Kedalaman 3 meter ...........104
Tabel 4.40 Hasil Kesimpulan Hydrometer Boring 1 ..........................................104
Tabel 4.41 Data Sample Tanah Boring 2 Kedalaman 1 meter ...........................105
Tabel 4.42 Perhitungan Hidrometer Boring 2 Pada Kedalaman 1 meter ...........106
Tabel 4.43 Data Sample Tanah Boring 2 Kedalaman 2 meter ...........................107
Tabel 4.44 Perhitungan Hidrometer Boring 2 Pada Kedalaman 2 meter ...........108
Tabel 4.45 Data Sample Tanah Boring 2 Kedalaman 3 meter ...........................109
Tabel 4.46 Perhitungan Hidrometer Boring 2 Pada Kedalaman 3 meter ...........110
Tabel 4.47 Hasil Kesimpulan Hydrometer Boring 2 ..........................................111
Tabel 4.48 Data Sample Tanah Boring 3 Kedalaman 1 meter ...........................111
Tabel 4.49 Perhitungan Hidrometer Boring 3 Pada Kedalaman 1 meter ...........113
Tabel 4.50 Data Sample Tanah Boring 3 Kedalaman 2 meter ...........................113
Tabel 4.51 Perhitungan Hidrometer Boring 3 Pada Kedalaman 2 meter ...........115
Tabel 4.52 Data Sample Tanah Boring 3 Kedalaman 3 meter ...........................115
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati x
Tabel 4.53 Perhitungan Hidrometer Boring 3 Pada Kedalaman 3 meter ...........117
Tabel 4.54 Hasil Kesimpulan Hydrometer Boring 3 ..........................................117
Tabel 4.55 Parameter Lapisan Tanah .................................................................118
Tabel 4.56 Perhitungan gaya dan momen aktif ..................................................130
Tabel 4.57 Perhitungan gaya dan momen pasif..................................................131
Tabel 4.58 Stabilitas terhadap kuat dukung tanah ditinjau dari pot. B-B...........134
Tabel 4.59 Stabilitas terhadap kuat dukung tanah ditinjau dari pot. C-C...........136
Tabel 4.60 Stabilitas terhadap kuat dukung tanah ditinjau dari pot. D-D ..........138
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati xi
DAFTAR GAMBAR
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati xii
BAB I
PENDAHULUAN
Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting karena dengan jalanlah
maka daerah yang satu dengan daerah yang lain dapat terhubung. Untuk menjamin agar jalan
dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang diharapkan agar masyarakat merasa nyaman
dalam melakukan semua kegiatan, maka selalu diusahakan peningkatan dan pemeliharaan
jalan diberbagai titik jalan yang sudah mengalami kerusakan berat. Tidak seimbangnya antara
pembangunan jalan dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor dan mobil pribadi, hal
ini menyebabkan meningkatnya jumlah arus lalu lintas yang semakin pesat dan menjadikan
kemacetan berat. Hal itu dikemukakan Oleh Anas (2011).
Tuntutan masyarakat akan layanan transportasi semakin meningkat terus sebagai akibat
langsung dari mobilitas manusia dan barang yang meningkat hari demi hari, efektivitas
layanan transportasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana dan prasarana transportasi itu
sendiri. Prasarana transportasi (jalan dan jembatan) merupakan salah satu produk dari kegiatan
jasa konstruksi.
Gerakan massa atau tanah longsor adalah salah satu bencana alam yang paling sering
terjadi pada daerah perbukitan di daerah tropis. Tanah longsor ini sering terjadi pada musim
hujan yang disebabkan oleh adanya penambahan beban pada lereng, penggalian atau
pemotongan kaki lereng, penggalian yang mempertajam kemiringan lereng, perubahan posisi
muka air secara cepat, kenaikan tanah lateral oleh air, getaran atau gempa yang kadang
menyokong kejadian tersebut.
Untuk menentukan metode perbaikan dan perkuatan lereng yang tepat, diperlukan
suatu analisis stabilitas lereng. Analisis ini berguna untuk mendukung perancangan yang aman
dan ekonomis dari lereng tersebut. Untuk itu, pada lokasi ruas jalan tersebut perlu dilakukan
analisis stabilitas lereng dan pengaruhnya terhadap badan jalan di sepanjang ruas jalan
tersebut.
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 1
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah longsor pada
lereng yang menyebabkan terjadinya kerusakan dan penurunan pada ruas jalan, yaitu :
1. Lokasi penelitian dilakukan pada daerah longsor.
2. Parameter tanah diambil dari data primer dan data sekunder.
3. Simulasi numeris dilakukan dengan kondisi lereng tanpa perkuatan dan lereng
dengan perkuatan tembok penahan tanah beton diangkur.
Mengingat fungsi jalan yang sangat penting dalam modal transportasi sebagai sarana
untuk pergerakan manusia maupun barang tiap harinya untuk berbagai kebutuhan. Keadaan
ini tidak sepadan dengan pembangunan yang terjadi, sehingga jalan rusak yang salah satunya
terjadi karena daya dukung tanah lereng badan jalan maupun badan jalan akibat kembang
susutnya tanah. Untuk mencegah meningkatnya jumlah kecelakaan akibat kerusakan jalan
raya yang jika dibiarkan akan semakin parah , Hal ini sebagai dasar perumusan masalah pada
stabilitasi lereng badan jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati, perumusan masalah meliputi
hal – hal sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengatasi agar lereng badan jalan stabil?
2. Mengapa tanah lereng badan jalan tidak stabil?
3. Apa yang harus dilakukan saat lereng badan jalan tidak stabil?
4. Berapa besar faktor aman lereng tanpa perkuatan lereng?
5. Berapa besar faktor aman lereng dengan perkuatan lereng?
6. Berapa besar penurunan yang terjadi pada ruas badan jalan tanpa perkuatan
lereng?
7. Berapa besar penurunan yang terjadi pada ruas badan jalan dengan perkuatan
lereng?
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 2
1.4 MAKSUD DAN TUJUAN
1.4.1. Maksud
1. Mempelajari penyebab terjadinya badan jalan tidak stabil.
2. Mencari cara cepat penanganan lereng badan jalan tidak stabil.
1.4.2. Tujuannya
1. Uji laboratorium data fisis dan mekanis tanah, antara lain :
a. Uji propertis tanah ( soil properties ).
b. Uji kuat geser tanah dan kohesi.
c. Uji gradasi butiran tanah.
2. Menganalisis data dengan metode Fellinius dan Irisan.
3. Menghitung Faktor Keamanan (Fk) lereng.
4. Menentukan solusi penanganan.
Ruang lingkup Tugas Akhir ini mencakup semua aspek yang akan dibahas dalam
penulisan, yang meliputi :
a. Teori serta dasar analisis tanah yang digunakan untuk memperoleh sifat fisik dan
mekanik dari tanah tersebut.
b. Melakukan interpretasi terhadap hasil analisa data tanah.
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 3
1.7 LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian terletak di Ruas Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati, Provinsi
Jawa Tengah.
BAB V PENUTUP
Merupakan kesimpulan yang dapat diambil dan saran-saran yang dapat
diberikan berdasarkan hasil penelitian.
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 4
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1.2 Porositas
Porositas atau porosity (n) didefinisikan sebagai perbandingan volume pori (Vv) dan
volume tanah total (V). Angka ini menunjukkan seberapa besar volume pori yang ada
yang dapat diukur dalam prosentase.
VV n
n atau e ..............................................................................2.2
V 1 n
(Sumber : Mekanika Tanah Jilid 1, Braja M. Das)
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 5
2.1.4 Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan (S) yang biasa dinyatakan dalam persentase merupakan
perbandingan antara perbandingan volume air (Vw) dengan volume pori (Vv).
VW
S ……….........................................................................................2.5
VV
(Sumber : Mekanika Tanah Jilid 1, Braja M. Das)
Atau dapat dinyatakan dalam berat butiran padat, kadar air, dan volume total yang
dirumuskan berupa :
WS (1 w)
γW .......................................................................................2.7
V
(Sumber : Mekanika Tanah Jilid 1, Braja M. Das)
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 6
2.2 PARAMETER TANAH
2.2.1 Klasifikasi Tanah dari Data Sondir
Data tekanan conus (qc) dan hambatan pelekat (fs) yang didapatkan dari hasil
pengujian sondir dapat digunakan untuk menentukan jenis tanah seperti yang
ditunjukkan dalam Tabel 2.1.
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 7
Tabel 2.2 Hubungan antara Konsistensi dengan Tekanan Conus
Begitu pula hubungan antara kepadatan dengan relative density, nilai N SPT, qc, dan
Ø adalah sebanding. Hal ini dapat dilihat dalam pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Hubungan antara Kepadatan, Relative Density, Nilai N SPT, qc, dan Ø
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 8
2.2.2 Klasifikasi Tanah
Klasifikasi tanah yang ada mempunyai beberapa versi, hal ini disebabkan karena tanah
memiliki sifat-sifat yang bervariasi. Adapun beberapa metode klasifikasi tanah yang
ada antara lain :
Klasifikasi Tanah Berdasarkan Tekstur.
Klasifikasi Tanah Berdasarkan Pemakaian.
a. Sistem Klasifikasi AASHTO
b. Sistem Klasifikasi Unified
Gambar 2.1 Klasifikasi Berdasarkan Tekstur Tanah oleh Departemen Pertanian Amerika
Serikat (USDA)
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 9
2.2.2.2 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Pemakaian
Sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur adalah relatif sederhana karena hanya
didasarkan pada distribusi ukuran butiran tanah saja. Dalam kenyataannya, jumlah dan
jenis mineral lempung yang dikandung oleh tanah sangat mempengaruhi sifat fisis
tanah yang bersangkutan.
a. Sistem Klasifikasi AASHTO
Sistem klasifikasi tanah sistem AASHTO pada mulanya dikembangkan pada tahun
1929 sebagai Public Road Administration Classification System. Sistem ini
mengklasifikasikan tanah kedalam delapan kelompok, A-1 sampai A-7. Setelah
diadakan beberapa kali perbaikan, sistem ini dipakai oleh The American Association of
State Highway Officials (AASHTO) dalam tahun 1945. Bagan pengklasifikasian
sistem ini dapat dilihat seperti pada Tabel 2.4 dan Tabel 2.5.
Tanah Lanau-Lempung
Klasifikasi Umum (lebih dari 35% atau kurang dari seluruh contoh tanah lolos ayakan
No. 200)
A-7
Klasifikasi kelompok A-4 A-5 A-6 A-7-5 *
A-7-6 ^
Analisis ayakan
(% lolos)
No. 10
No. 40
No. 200 Min 36 Min 36 Min 36 Min 36
Sifat fraksi yang lolos
ayakan No. 40
Batas Cair (LL) Maks 40 Min 41 Maks 40 Min 41
Indeks Plastisitas (PI) Maks 10 Min 10 Min 11 Min 11
Tipe material yang
Tanah Berlanau Tanah Berlempung
paling dominan
Penilaian sebagai bahan
Biasa sampai jelek
tanah dasar
* Untuk A-7-5, PI ≤ LL – 30
^ Untuk A-7-6, PI > LL – 30
(Sumber : Mekanika Tanah Jilid 1, Braja M. Das)
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 10
Tabel 2.5 Klasifikasi Tanah Sistem AASHTO
Tanah Berbutir
Klasifikasi
(35% atau kurang dari seluruh contoh tanah lolos
Umum
ayakan No. 200)
Klasifikasi A-1 A-2
A-3
kelompok A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7
Analisis Ayakan
Maks
(% lolos)
50
No. 10 Maks Min
Maks
No. 40 50 51
30 Maks Maks Maks Maks
No. 200 Maks Maks
Maks 35 35 35 35
25 10
15
Sifat fraksi yang
lolos ayakan No.
40 Maks Min Maks Min
Batas Cair (LL) 40 41 40 41
Indeks Plastisitas Maks 6 NP Maks Maks Min Min
(PI) 10 10 11 11
Penilaian sebagai
Baik sekali sampai baik
bahan tanah dasar
(Sumber : Mekanika Tanah Jilid 1, Braja M. Das)
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 11
b. Sistem Klasifikasi Unified
Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh Cassagrande dalam tahun 1942 untuk
dipergunakan pada pekerjaan pembuatan lapangan dermaga yang dilaksanakan oleh
The Army Corps Engineers. Sistem ini telah dipakai dengan sedikit modifikasi oleh
U.S. Bureau of Reclamation dan U.S Corps of Engineers dalam tahun 1952. Dan pada
tahun 1969 American Society for Testing and Material telah menjadikan sistem ini
sebagai prosedur standart guna mengklasifikasikan tanah untuk tujuan rekayasa.
Sistem klasifikasi Unified membagi tanah ke dalam dua kelompok utama :
1. Tanah berbutir-kasar (coarse-grained-soil) adalah tanah yang lebih dari 50%
bahannya tertahan pada ayakan No. 200. Tanah butir kasar terbagi atas kerikil
dengan simbol G (gravel) dan pasir dengan simbol S (sand).
2. Tanah butir-halus (fine-grained-soil) adalah tanah yang lebih dari 50% bahannya
lewat pada saringan No. 200. Tanah butir halus terbagi atas lanau dengan simbol
M (silt), lempung dengan simbol C (clay), serta lanau dan lempung organik
dengan simbol O, bergantung pada tanah itu terletak pada grafik plastisitas. Tanda
L untuk plastisitas rendah dan tanda H untuk plastisitas tinggi.
Adapun simbol-simbol lain yang digunakan dalam klasifikasi tanah ini adalah sebagai
berikut :
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 12
Tabel 2.6 Sistem Klasifikasi Unified
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 13
Tabel 2.7 Sistem Klasifikasi Unified (Lanjutan)
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 14
2.2.3 Modulus Young
Nilai Modulus Young menunjukkan besarnya nilai elastisitas tanah yang merupakan
perbandingan antara tegangan yang terjadi terhadap regangan. Nilai ini bisa
didapatkan dari Triaxial Test. Nilai Modulus Elastisitas (E) secara empiris dapat
ditentukan dari jenis tanah dan data sondir seperti terlihat pada Tabel 2.8 dan Tabel
2.9.
Dengan menggunakan data sondir, boring, dan grafik triaksial dapat digunakan untuk
mencari besarnya nilai elastisitas tanah. Nilai yang dibutuhkan adalah nilai qc atau
conus resistance, dengan menggunakan rumus :
E = 2 qc kg/cm².........................................................................2.10
E = 3 qc kg/cm² (untuk pasir) .................................................2.11
E = 2 qc – 8 qc kg/cm² (untuk lempung) ...........................................2.12
(Sumber : Mekanika Tanah 2, Hary Chistady Hardiyatmo)
Nilai yang dibutuhkan adalah nilai N (jumlah pukulan dalam uji SPT). Modulus
elastisitas didekati dengan menggunakan rumus :
E = 10 (N + 15) k/ft² (untuk pasir) .................................................2.13
E = 6 (N + 5) k/ft² (untuk pasir berlempung) .............................2.14
Dengan 1 k/ft² = 0,49 kg/cm² = 48,07 kN/m² = 4,882 t/m²
(Sumber : Mekanika Tanah 2, Hary Chistady Hardiyatmo)
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 15
Nilai perkiraan modulus elastisitas tanah menurut Bowles dapat dilihat pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9 Nilai Perkiraan Modulus Elastisitas Tanah (Bowles, 1977)
LEMPUNG
Sangat Lunak 300 – 3000
Lunak 2000 – 40000
Sedang 4500 – 9000
Keras 7000 – 20000
Berpasir 30000 – 42500
PASIR
Berlanau 5000 – 20000
Tidak Padat 10000 – 25000
Padat 50000 – 100000
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 16
Tabel 2.10 Perkiraan Ratio Poisson Tanah (Bowles, 1977)
Macam Tanah Poisson Ratio (µ)
Lempung jenuh
0,40 – 0,50
Lempung tak jenuh
0,10 – 0,30
Lempung berpasir
0,20 – 0,30
Lanau
0,30 – 0,35
Pasir padat
0,20 – 0,40
Pasir kasar (angka pori, e = 0,40 –
0,15
0,70)
0,25
Pasir halus (angka pori, e = 0,40 –
0,10 – 1,40
0,70)
0,10 – 0,30
Batu
(Sumber : Mekanika Tanah 2, Hary Chistady Hardiyatmo)
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 17
2.2.6 Kohesi
Kohesi merupakan gaya tarik menarik antar partikel tanah. Bersama dengan sudut
geser dalam, kohesi merupakan parameter kuat geser tanah yang menentukan
ketahanan tanah terhadap deformasi akibat tegangan yang bekerja pada tanah dalam
hal ini berupa gerakan lateral tanah. Deformasi ini terjadi akibat kombinasi keadaan
kritis pada tegangan normal dan tegangan geser yang tidak sesuai dengan faktor aman
dari yang direncanakan. Nilai ini didapat dari pengujian Direct Shear Test. Nilai
kohesi secara empiris dapat ditentukan dari data sondir (qc) yaitu sebagai berikut :
Kekuatan geser tanah diperlukan untuk menghitung daya dukung tanah (bearing
capacity), tegangan tanah terhadap dinding penahan (earth pressure) dan kestabilan
lereng. Kekuatan geser tanah dalam Tugas Akhir ini menggunakan analisa yaitu
Direct Shear Test.
1. Bagian yang bersifat kohesi (c) yang tergantung pada jeni tanah dan kepadatan
butirannya.
2. Bagian yang mempunyai sifat gesekan atau frictional yang sebanding dengan
tegangan efektif (σ) yang bekerja pada bidang geser.
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 18
Pada tanah jenuh air, besarnya tegangan normal total pada sebuah titik adalah sama
dengan jumlah tegangan efektifnya ditambah dengan tegangan air pori, atau :
σ ' u ...............................................................................................2.17
(Sumber : Mekanika Tanah Jilid 2, Braja M. Das)
Dimana :
σ = Tegangan normal total
σ’ = Tegangan efektif
u = Tegangan air pori
Kaison jika :
kD
1 4
4EI ≤ 1................................................................................................2.24
(Sumber : Rekayasa Fondasi II, Gunadarma)
Dimana :
L = Panjang tubuh pondasi yang tertanam di dalam tanah
(cm)
k = Koefisien reaksi tanah dalam arah melintang (kg/cm³)
D = Diameter atau lebar tubuh tiang pondasi (cm)
EI = Kekauan lentur tubuh pondasi
Gerakan tanah merupakan proses perpindahan massa tanah atau batuan dengan arah
tegak, mendatar, atau miring terhadap kedudukan semula karena pengaruh air,
gravitasi, dan beban luar.
Kelongsoran lereng umumnya terjadi dalam suatu bidang lengkung. Dalam
perhitungan stabilitas, lengkungan yang riil ini dianggap sebagai lingkaran spiral
logaritmis. Bidang ini disebut bidang gelincir. Kemantapan lereng (slope stability)
sangat dipengaruhi oleh kekuatan geser tanah untuk menentukan kemampuan tanah
menahan tekanan tanpa mengalami keruntuhan.
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 20
Adapun maksud analisis stabilitas adalah untuk menentukan faktor aman dari bidang
longsor yang potensial. Dalam Laporan Tugas Akhir ini, dasar-dasar teori yang
dipakai untuk menyelesaikan masalah tentang stabilitas longsor dan daya dukung
tanah menggunakan teori metode irisan (Method of Slice), metode Bishop (Bishop
Method), dan Metode Fellinius.
Metode irisan merupakan cara-cara analisa stabilitas yang telah dibahas sebelumnya
hanya dapat digunakan bila tanah homogen. Bila tanah tidak homogen dan aliran
rembesan terjadi di dalam tanahnya memberikan bentuk aliran dan berat volume tanah
yang tidak menentu, cara yang lebih cocok adalah dengan metode irisan (method of
slice).
Gaya normal yang bekerja pada suatu titik dilingkaran bidang longsor, terutama
dipengaruhi oleh berat tanah di atas titik tersebut. Dalam metode irisan ini, massa
tanah yang longsor dipecah-pecah menjadi beberapa irisan (pias) vertikal. Kemudian
keseimbangan dari tiap-tiap irisan diperhatikan. Gaya-gaya ini terdiri dari gaya geser
(Xr dan X1) dan gaya normal efektif (Er dan E1) disepanjang sisi irisannya, dan juga
resultan gaya geser efektif (Ti) dan resultan gaya normal efektif (Ni) yang bekerja
disepanjang dasar irisannya. Pada irisannya tekanan air pori U1 dan Ur bekerja di
kedua sisinya, dan tekanan air pori Ui bekerja pada dasarnya. Dianggap tekanan air
pori sudah diketahui sebelumnya.
O X
i
R
Ø
W sin θ
7
6
5 W
H 4
3
2 τ = c + Ni W cos θ
1
tgn Ø
Ø
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 21
2.5.1.1 Metode Bishop Disederhanakan (Simplified Bishop Method)
Metode Bishop disederhanakan (Bishop, 1955) merupakan dasar metode bagi aplikasi
program Mira Slope dan merupakan penyederhanaan dari metode irisan Sliding.
Metode Bishop menganggap bahwa gaya-gaya yang bekerja pada sisi irisan
mempunyai resultan nol pada arah vertikal.
Persamaan kuat geser dalam tinjauan tegangan efektif yang dapat dikerahkan,
sehingga tercapainya kondisi keseimbangan batas dengan memperhatikan faktor
keamanan.
c' tg '
u ..............................................................................2.25
F P
(Sumber : Mekanika Tanah 2, Hary Chistady Hardiyatmo)
Dimana :
σ = Tegangan normal total pada bidang longsor
u = Tekanan air pori
Untuk irisan (pias) yang ke-i, nilai Ti = τ ai, yaitu nilai geser yang berkembang pada
bidang longsor untuk keseimbangan batas, sehingga :
c' ai tg '
Ti ( N i u i ai ) ....................................................................2.26
F F
(Sumber : Mekanika Tanah 2, Hary Chistady Hardiyatmo)
Kondisi keseimbangan momen terhadap pusat rotasi O antara berat massa tanah yang
akan longsor dengan gaya geser total pada dasar bidang longsornya dapat dinyatakan
sebagai berikut :
in
c' b W u i bi tg '
1
cos i ( 1 tg i tg ' / F ) .................2.27
i i
i 1
Fk in
Wi sin i
in
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 22
Dimana :
Fk = Faktor Keamanan
c’ = Kohesi tanah efektif (kN/m²)
ø’ = Sudut geser dalam tanah efektif (derajat)
bi = Lebar irisan ke-i (m)
Wi = Berat irisan tanah ke-i (kN)
θi = Sudut yang didefinisikan dalam Gambar 2.3 (derajat)
ui = Tekanan air pori pada irisan ke-i (kN/m²)
Dimana :
ru = Rasio tekanan pori
u = Tekanan air pori (kN/m²)
b = Lebar irisan (m)
γ = Berat volume tanah (kN/m³)
h = Tinggi irisan rata-rata (m)
Adapun bentuk persamaan Faktor Keamanan untuk analisis stabilitas lereng cara
Bishop, adalah :
in
c' b W (1 r ) tg ' cos i (1 tg tg ' / F )
1
i i u
Fk
i 1 i ....................2.29
in
W sin i
in
i
Persamaan faktor aman Bishop ini lebih sulit pemakaiannya dibandingkan dengan
metode lainya seperti metode Fellinius. Lagi pula membutuhkan cara coba-coba (trial
and error), karena nilai faktor aman F nampak di kedua sisi persamaanya. Akan
tetapi, cara ini telah terbukti memberikan nilai faktor aman yang mendekati nilai
faktor aman dari perhitungan yang dilakukan dengan cara lain yang mendekati (lebih
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 23
teliti). Untuk mempermudah perhitungan dapat digunakan untuk menentukan nilai
fungsi Mi, dengan rumus :
M i cos i (1 tg i tg ' / F ) ..............................................................2.30
(Sumber : Mekanika Tanah 2, Hary Chistady Hardiyatmo)
Lokasi lingkaran sliding (longsor) kritis pada metode Bishop (1955), biasanya
mendekati dengan hasil pengamatan di lapangan. Karena itu, walaupun metode
Fellinius lebih mudah, metode Bishop (1995) lebih disukai karena menghasilkan
penyelesaian yang lebih teliti.
Dalam praktek diperlukan cara coba-coba dalam menemukan bidang longsor dengan
nilai faktor aman yang terkecil. Jika bidang longsor dianggap lingkaran, maka lebih
baik kalau dibuat kotak-kotak dimana tiap titik potong garis-garisnya merupakan
tempat kedudukan pusat lingkaran longsornya. Pada titik-titik potongan garis yang
merupakan pusat lingkaran longsornya dituliskan nilai faktor aman terkecil pada titik
tersebut. Kemudian setelah faktor aman terkecil pada tiap-tiap titik pada kotaknya
diperoleh, digambarkan garis kontur yang menunjukkan tempat kedudukannya dari
titik-titik pusat lingkaran yang mempunyai faktor aman yang sama. Dari faktor aman
pada setiap kontur tentukan letak kira-kira dari pusat lingkaran yang menghasilkan
faktor aman yang paling kecil.
Analisis stabilitas lereng cara Fellinius (1927) menganggap gaya-gaya yang bekerja
pada sisi kanan-kiri dari sembarang irisan mempunyai resultan nol pada arah tegak
lurus bidang longsornya. Faktor keamanan didefinisikan sebagai :
Mr ..........................................................................................2.31
Md
(Sumber : Mekanika Tanah 2, Hary Chistady Hardiyatmo)
Lengan momen dari berat massa tanah tiap irisan adalah R sin , maka :
in
Dengan cara yang sama, momen yang menahan tanah yang akan longsor, adalah:
i n
Mr R (cai N i tg ) ...................................................................2.33
i 1
(ca N i i tg )
Fk i 1
in
.............................................................................2.34
Wi sin
i 1
i
Bila terdapat air dalm lereng, tekanan air pori pada bidang longsor tidak menambah
momen akibat tanah yang akan longsor (Md), karena resultan gaya akibat tekanan air
pori lewat titik pusat lingkaran.
i n
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 25
xi
o
.i
bi
R
Xi Xr
R 6 Ui U
5
4 W
H
3
2 c Ni tg Ti
1
i
Bila terdapat air pada lerengnya, tekanan air pori pada bidang longsor tidak
berpengaruh pada Md, karena resultante gaya akibat tekanan air pori lewat titik pusat
lingkaran. Substitusi antara persamaan yang sudah ada.
in
ca (Wi cos i i ui ai ) tg
Fk i 1
in
.........................................................2.36
Wi sin
i 1
i
Dimana :
Fk = Faktor kemanan
c = Kohesi tanah
ø = Sudut geser dalam tanah
ai = Panjang bagian lingkaran pada irisan ke-i
Wi = Berat irisan tanah ke-i
u = Tekanan air pori pada irisan ke-i
i = Sudut yang didefinisikan dalam gambar
Jika terdapat gaya-gaya selain berat lereng tanahnya sendiri, seperti beban bangunan
di atas lereng, maka momen akibat beban ini diperhitungkan sebagai Md.
Metode Fellinius memberikan faktor aman yang relatif lebih rendah dari cara hitungan
yang lebih teliti. Batas-batas nilai kesalahan dapat mencapai kira-kira 5% sampai 40%
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 26
tergantung dari faktor aman, sudut pusat lingkaran yang dipilih, dan besarnya tekanan
air pori, walaupun analisisnya ditinjau dalam tinjauan tegangan total, kesalahannya
masih merupakan fungsi dari faktor aman dan sudut pusat dari lingkarannya (Whitman
dan Baily, 1967) cara ini telah banyak digunakan prakteknya. Karena cara
hitungannya yang sederhana dan kesalahan yang terjadi pada sisi yang aman.
Menentukan lokasi titik pusat bidang longsor, untuk memudahkan usaha trial and
error terhadap stabilitas lereng maka titik-titik pusat bidang longsor yang berupa busur
lingkaran harus ditentukan dahulu melalui suatu pendekatan. Fellenius memberikan
petunjuk-petunjuk untuk menentukan lokasi titik pusat busur longsor kritis yang
melalui tumit suatu lereng pada tanah kohesif (c-soil) seperti pada Tabel 2.13.
βB
B C
1:n
βA H
θ
Gambar 2.4 Lokasi Pusat Busur Longsor Kritis pada Tanah Kohesif (c-soil)
3 :1 60 o ~ 29 o ~ 40 o
1 : 1 45 o ~ 28 o ~ 38 o
1 : 1,5 33 o 41 ‘ ~ 26 o ~ 35 o
1 : 2 25 o 34 ‘ ~ 25 o ~ 35 o
1 : 3 18 o 26’ ~ 25 o ~ 35 o
1 : 5 11 o 19’ ~ 25 o ~ 37 o
(Sumber : Bahan Kuliah Mata Mekanika Tanah)
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 27
Pada tanah -c untuk menentukan letak titik pusat busur lingkaran sebagai bidang
longsor yang melalui tumit lereng dilakukan secara coba-coba dimulai dengan bantuan
sudut-sudut petunjuk dari Fellinius untuk tanah kohesif ( = 0).
Grafik Fellinius menunjukkan bahwa dengan meningkatnya nilai sudut geser () maka
titik pusat busur longsor akan bergerak naik dari Oo yang merupakan titik pusat busur
longsor tanah c ( = 0) sepanjang garis Oo-K yaitu O1,O2,O3,……,On. Titik K
merupakan koordinat pendekatan dimana X = 4,5H dan Z = 2H, dan pada sepanjang
garis Oo-K inilah diperkirakan terletak titik-titik pusat busur longsor. Dan dari busur-
busur longsor tersebut dianalisa masing-masing angka keamanannya untuk
memperoleh nilai n yang paling minimum sebagai indikasi bidang longsor kritis.
n
3
2
1
R
C B
R
H
A
Z
H
4,5 H
Metode elemen hingga adalah prosedur perhitungan yang dipakai untuk mendapatkan
pendekatan dari permasalahan matematis yang sering muncul pada rekayasa teknik.
Inti dari metode tersebut adalah membuat persamaan matematis dengan berbagai
pendekatan dan rangkaiaan persamaan aljabar yang melibatkan nilai-nilai pada titik-
titik diskrit pada bagian yang dievaluasi. Persamaan metode elemen hingga dibuat dan
dicari solusinya dengan sebaik mungkin untuk menghindari kesalahan pada hasil
akhirnya.
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 28
Gambar 2.6 Contoh Jaring-jaring dari Elemen Hingga.
Jaring (mesh) terdiri dari elemen-elemen yang dihubungkan oleh node. Node
merupakan titik-titik pada jaring dimana nilai dari variable primernya dihitung. Misal
untuk analisa displacement, nilai variable primernya adalah nilai dari displacement.
Nilai-nilai nodal displacement diinterpolasikan pada elemen agar didapatkan
persamaan aljabar untuk displacement dan regangan melalui jaring-jaring yang
terbentuk.
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 29
2.6.1 Pengaruh Iklim
Di dekat permukaan tanah, kuat geser tanah berubah dari waktu ke waktu bergantung
pada iklim. Beberapa jenis tanah mengembang pada saat musim hujan dan menyusut
pada musim kemarau. Pada musim hujan kuat geser tanah menjadi sangat rendah
dibandingkan dengan musim kemarau. Oleh karena itu, kuat geser tanah yang dipakai
dalam analisis stabilitas lereng harus didasarkan pada kuat geser tanah di musim hujan
atau kuat geser pada saat tanah jenuh air.
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 30
2.7 JENIS – JENIS KELONGSORAN TANAH
Menurut http://Klastik.wordpress.com ada 6 jenis tanah longsor yakni longsoran
translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran
bahan rombakan. Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di
Indonesia. Sedangkan longsoran yang paling banyak memakan korban jiwa adalah
aliran bahan rombakan.
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 31
Gambar 2.9 Pergerakan Blok
2.7.4 Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain bergerak ke
bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga
menggantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan
kerusakan yang parah.
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 32
2.7.6 Aliran Bahan Rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air.
Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume, tekanan air, dan jenis
materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan
meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran
sungai di sekitar gunung api. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 33
Umumnya metode stabilitas lereng dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Metode geometri, yaitu perbaikan lereng dengan cara merubah geometri lereng
(Gambar 2.14).
2. Metode hidrologi, yaitu dengan cara menurunkan muka air tanah atau menurunkan
kadar air tanah pada lereng (Gambar 2.13e).
3. Metode-metode kimia dan mekanis, dengan cara grouting semen untuk menambah
kuat geser tanah atau memasang bahan tertentu (tiang) di dalam tanah (Gambar 2.13d).
Analisi Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 34
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Uji Lab.
1. 1. Uji Tanah Soil Properties
2. 2. Direct Shear Test ( D.S.T. )
a. c ( Kohesi )
b. Ø ( Sudut Geser dalam Tanah )
3. 3. Sieve Analysis
4. 4. Hidrometer
5.
Pengolahan Data
Analisis Data
Hasil Analisis
Selesai
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 37
BAB IV
ANALISA DAN PENANGANAN
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 38
4.2 PERHITUNGAN DATA LAPANGAN
4.2.1 BOORING
4.2.1.1 Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui struktur lapisan tanah termasuk
jenis serta warnanya dan juga kedudukan MAT ( Muka Air Tanah ). Pengambilan
contoh tanah dilakukan tiap meter,baik pengambilan dengan memakai tabung (
undistrurbed ) dan pengambilan seacara biasa (disturbed),tanah yang diambil kemudian
diperiksa dilaboratorium.
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 39
4.2.2 SOIL TEST
4.2.2.1 Tujuan Mencari Kadar Air Tanah ( Water Content ) = W
Tujuan percobaan ini adalah untuk mencari kadar air tanah ( water content ) = w
Hitungan:
Berat Air
Kadar air = ————————— x 100 %
Berat Tanah Kering
W - W
= ——————— x 100 % (dua angka belakang koma )
W - W
Catatan :
Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan secara double, yaitu digunakan 2
benda uji dengan cawan, yang hasilnya harus hampir sama, kemudian harganya
dirata – ratakan. Jika selisih harga kedua percobaan terlalu berbeda, harus
diulangi.
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 40
BORING I
No URAIAN 1M 2M 3M
1 Berat kaleng ( W1 ) ( Gram ) a 16,6 15,5 16
2 Berat tanah basah + kaleng ( W2 ) ( g ) b 38,3 44,9 46,8
3 Berat tanah kering + kaleng ( W3 ) ( g ) c 31,6 36 38,5
38,3 – 31,6
= ————— x 100%
31,6 – 16,6
= 44,66 %
Kesimpulan :
Jadi kadar air pada kedalaman 1 meter = 44,66 %
44,9 – 36
= —————— x 100%
36 – 15,5
= 43,41 %
Kesimpulan :
Jadi kadar air pada kedalaman 2 meter = 43,41%
46,8 – 38,5
= —————— x 100%
38,5– 16
= 36,88 %
Kesimpulan :
Jadi kadar air pada kedalaman 3 meter = 36,88 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 41
BORING II
No URAIAN 1M 2M 3M
1 Berat kaleng ( W1 ) ( Gram ) a 15,8 16,9 16,3
2 Berat tanah basah + kaleng ( W2 ) ( g ) b 47,6 51,5 52,6
3 Berat tanah kering + kaleng ( W3 ) ( g ) c 37,9 42,3 42,6
47,6 – 37,9
= ————— x 100%
37,9 – 15,8
= 43,89 %
Kesimpulan :
Jadi kadar air pada kedalaman 1 meter =43,89 %
51,5 – 42,3
= —————— x 100%
42,3 – 16,9
= 34,84 %
Kesimpulan :
Jadi kadar air pada kedalaman 2 meter =34,84%
52,6 – 42,6
= —————— x 100%
42,6 – 16,3
= 38,02 %
Kesimpulan :
Jadi kadar air pada kedalaman 3 meter = 38,02 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 42
BORING III
No URAIAN 1M 2M 3M
1 Berat kaleng ( W1 ) ( Gram ) a 16,3 15,9 15,7
2 Berat tanah basah + kaleng ( W2 ) ( g ) b 46 49,1 48,7
3 Berat tanah kering + kaleng ( W3 ) ( g ) c 37,5 40,3 38,7
46 – 37,5
= ————— x 100%
37,5 – 16,3
= 40,09 %
Kesimpulan :
Jadi kadar air pada kedalaman 1 meter = 40,09 %
49,1 – 40,3
= —————— x 100%
40,3 – 15,9
= 36,06 %
Kesimpulan :
Jadi kadar air pada kedalaman 2 meter = 36,06%
48,7 – 38,7
= —————— x 100%
38,7 – 15,7
= 43,47 %
Kesimpulan :
Jadi kadar air pada kedalaman 3 meter = 43,47 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 43
4.2.2.7 Tujuan Mencari Berat Jenis Tanah
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan berat jenis suatucontoh tanah.Berat
jenis tanah adalah perbandingan antara butir –butir dengan berat air destilasi di
udaradengan volume yang sama pada temperature tertentu.
3. Picnometer yang telah diketahui harga airnya ( = Wı ) diisi beberapa gram sample
kering ( 30 – 40 gram ) dan ditimbang beratnya,misal beratnya ( = c gram),
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 44
dengan catatan sample sedikit ditumbuk agar mudah dalam memasukkannya
kedalam Picnometer.
4. Picnometer yang telah diisi sample tadi lalu diisi aqudest tidak sampai penuh
kemudian kita diamkan selama 24 jam.
5. Setelah 24 jam, picnometer yang sudah berisi sample tadi dikocok – kocok sampai
gelembung – gelembung udara tidak ada dan air diatas tanah bersih.
6. Kemudian Picnometer diatas diisi lagi dengan aquadest,misalnya beratnya ( d
gram )
7. Temperatur aqudest didalam Picnometer diukur t ºC (lihat table ).
8. Specific Gravity ( GS ) dapat dihitung dengan rumus :
c-a
GS = —————————
Wı – ( d – c ) t ºC
Dimana :
a = berat Picnometer kosong
c = berat Picnometer + tanah kering
d = berat picnometer + tanah + aquadest
t ºC = angka pada tabel koreksi suhu.
n Vv
Rumus : e = ——— atau ————
1 –n Vs
γd
Rumus : n = [ 1 - —— ] x 100 %
GS
Vv Vv
Atau n = ——— x 100 % Atau n = ———— x 100 %
Vs Vv +Vs
Dimana
V = Vv + Vs
t º C = angka pada tabel suhu
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 45
Hasil dan Perhitungan:
BORING I
Tabel 4.1 Mencari harga air Picnometer (W)
No Uraian 1m 2m 3m
.
1 Picnometer no. 1 2 3
2 Berat picnometer kosong 32,7 25,1 27,5
3 Berat picnometer + aquades + (gram) 82,5 75,7 77,9
Ukur suhu (t1˚c) (dilihat dalam tabel 30˚C= 30˚C= 29˚C=
4
koreksi) 1,00420 1,00420 1,00400
5 Harga air picnometer w1 = ( 3 – 2 ) . 4 50,00 50,81 50,60
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 46
Sampel Tanah pada Kedalaman 1 Meter
KEDALAMAN 1 M
1 Berat Volume Tanah Basah (γb)
- Berat kaleng ( w1 ) = 16,60 gram
- Berat tanah basah + kaleng ( w2 ) = 38,30 gram
- Berat tanah kering + kaleng ( w3 ) = 31,60 gram
ww = w2 - w3
= 38,30 - 31,60
= 6,70 gram
ws = w3 - w1
= 31,60 - 16,60
= 15,00 gram
VV = 6,70 gram
= 6,700 cm³
= 1,00 gram/cm³
ws
Vs =
GS
15,00
=
2,13
7,04 cm³
=
ww + ws
γb =
VV + Vs
6,70 + 15,00
=
6,70 + 7,04
3
= 1,58 gram / cm
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 47
KEDALAMAN 1 M
2 Berat Volume Tanah Kering (γd)
γb
γd =
1 + w (kadar air)
= 1,58
1 + 0,447
3
= 1,09 gram / cm
KEDALAMAN 1 M
3 Porositas (n)
VV
n=
VV + Vs
6,7
n= x 100%
6,7 + 7,04
= 48,76 %
KEDALAMAN 1 M
4 Void Ratio (e)
n
e=
1-n
0,488
e=
1 - 0,49
e = 0,95
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 48
Sampel Tanah pada Kedalaman 2 Meter
KEDALAMAN 2 M
1 Berat Volume Tanah Basah (γb)
- Berat kaleng ( w1 ) = 15,50 gram
- Berat tanah basah + kaleng ( w2 ) = 44,90 gram
- Berat tanah kering + kaleng ( w3 ) = 36,00 gram
ww = w2 - w3
= 44,90 - 36,00
= 8,90 gram
ws = w3 - w1
= 36,00 - 15,50
= 20,50 gram
VV = 8,90 gram
= 8,90 cm³
= 1,00 gram/cm³
ws
Vs =
GS
20,5
=
2,12
9,67 cm³
=
ww + ws
γb =
VV + Vs
8,9 + 20,5
=
8,9 + 9,67
3
= 1,58 gram / cm
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 49
KEDALAMAN 2 M
2 Berat Volume Tanah Kering (γd)
γb
γd =
+ w (kadar air)
= 1,58
+ 0,434
3
= 1,10 gram / cm
KEDALAMAN 2 M
3 Porositas (n)
VV
n=
VV + Vs
8,9
n= x 100%
8,90 + 9,67
= 47,93 %
KEDALAMAN 2 M
4 Void Ratio (e)
n
e=
1-n
0,479
e=
1 - 0,479
e = 0,92
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 50
Sampel Tanah pada Kedalaman 3 Meter
KEDALAMAN 3 M
1 Berat Volume Tanah Basah (γb)
- Berat kaleng ( w1 ) = 16,00 gram
- Berat tanah basah + kaleng ( w2 ) = 46,80 gram
- Berat tanah kering + kaleng ( w3 ) = 38,50 gram
ww = w2 - w3
= 46,80 - 38,50
= 8,30 gram
ws = w3 - w1
= 38,50 - 16,00
= 22,50 gram
VV = 8,30 gram
= 8,30 cm³
= 1,00 gram/cm³
ws
Vs =
GS
22,5
=
2,15
10,45 cm³
=
ww + ws
γb =
VV + Vs
8,3 + 22,5
=
8,3 + 10,45
3
= 1,64 gram / cm
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 51
KEDALAMAN 3 M
2 Berat Volume Tanah Kering (γd)
γb
γd =
1 + w (kadar air)
= 1,64
1 + 0,369
3
= 1,20 gram / cm
KEDALAMAN 3 M
3 Porositas (n)
VV
n=
VV + Vs
8,3
n= x 100%
8,3 + 10,5
= 44,27 %
KEDALAMAN 3 M
4 Void Ratio (e)
n
e=
1-n
0,443
e=
1 - 0,44
e = 0,79
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 52
Tabel 4.3.Hasil Kesimpulan Soil Test
NO URAIAN 1M 2M 3M
1 W 44,66% 43,41% 36,88%
2 Gs 2,131 2,120 2,153
3 γb ( gram / cm3 ) 1,58 1,58 1,64
4 γd ( gram / cm3 ) 1,09 1,10 1,20
5 n(%) 48,76 47,93 44,27
6 e 0,95 0,92 0,79
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 53
Sampel Tanah pada Kedalaman 1 Meter
KEDALAMAN 1 M
1 Berat Volume Tanah Basah (γb)
- Berat kaleng ( w1 ) = 15,80 gram
- Berat tanah basah + kaleng ( w2 ) = 47,60 gram
- Berat tanah kering + kaleng ( w3 ) = 37,90 gram
ww = w2 - w3
= 47,60 - 37,90
= 9,70 gram
ws = w3 - w1
= 37,90 - 15,80
= 22,10 gram
VV = 9,70 gram
= 9,700 cm³
= 1,00 gram/cm³
ws
Vs =
GS
22,10
=
2,16
10,25 cm³
=
ww + ws
γb =
VV + Vs
9,70 + 22,10
=
9,70 + 10,25
3
= 1,59 gram / cm
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 54
KEDALAMAN 1 M
2 Berat Volume Tanah Kering (γd)
γb
γd =
1 + w (kadar air)
= 1,59
1 + 0,439
3
= 1,11 gram / cm
KEDALAMAN 1 M
3 Porositas (n)
VV
n=
VV + Vs
9,7
n= x 100%
9,70 + 10,25
= 48,62 %
KEDALAMAN 1 M
4 Void Ratio (e)
n
e=
1- n
0,486
e=
1 - 0,486
e = 0,95
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 55
Sampel Tanah pada Kedalaman 2 Meter
KEDALAMAN 2 M
1 Berat Volume Tanah Basah (γb)
- Berat kaleng ( w1 ) = 15,90 gram
- Berat tanah basah + kaleng ( w2 ) = 51,50 gram
- Berat tanah kering + kaleng ( w3 ) = 42,30 gram
ww = w2 - w3
= 51,50 - 42,30
= 9,20 gram
ws = w3 - w1
= 42,30 - 15,90
= 26,40 gram
VV = 9,20 gram
= 9,20 cm³
= 1,00 gram/cm³
ws
Vs =
GS
26,4
=
2,17
12,17 cm³
=
ww + ws
γb =
VV + Vs
9,2 + 26,4
=
9,2 + 12,17
3
= 1,67 gram / cm
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 56
KEDALAMAN 2 M
2 Berat Volume Tanah Kering (γd)
γb
γd =
1 + w (kadar air)
= 1,67
1 + 0,348
3
= 1,24 gram / cm
KEDALAMAN 2 M
3 Porositas (n)
VV
n=
VV + Vs
9,2
n= x 100%
9,20 + 12,17
= 43,05 %
KEDALAMAN 2 M
4 Void Ratio (e)
n
e=
1- n
0,430
e=
1 - 0,430
e = 0,75
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 57
Sampel Tanah pada Kedalaman 3 Meter
KEDALAMAN 3 M
1 Berat Volume Tanah Basah (γb)
- Berat kaleng ( w1 ) = 16,30 gram
- Berat tanah basah + kaleng ( w2 ) = 52,60 gram
- Berat tanah kering + kaleng ( w3 ) = 42,60 gram
ww = w2 - w3
= 52,60 - 42,60
= 10,00 gram
ws = w3 - w1
= 42,60 - 16,30
= 26,30 gram
VV = 10,00 gram
= 10,00 cm³
= 1,00 gram/cm³
ws
Vs =
GS
26,3
=
2,17
12,13 cm³
=
ww + ws
γb =
VV + Vs
10 + 26,3
=
10 + 12,13
3
= 1,64 gram / cm
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 58
KEDALAMAN 3 M
2 Berat Volume Tanah Kering (γd)
γb
γd =
1 + w (kadar air)
= 1,64
1 + 0,380
3
= 1,19 gram / cm
KEDALAMAN 3 M
3 Porositas (n)
VV
n=
VV + Vs
10
n= x 100%
10 + 12,13
= 45,19 %
KEDALAMAN 3 M
4 Void Ratio (e)
n
e=
1- n
0,452
e=
1 - 0,452
e = 0,82
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 59
Tabel 4.6.Hasil Kesimpulan Soil Test
NO URAIAN 1M 2M 3M
1 W 43,89% 34,84% 38,02%
2 Gs 2,157 2,169 2,133
3 γb ( gram / cm3 ) 1,59 1,67 1,64
4 γd ( gram / cm3 ) 1,11 1,24 1,19
5 n(%) 48,62 43,05 45,19
6 e 0,95 0,75 0,82
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 60
Sampel Tanah pada Kedalaman 1 Meter
KEDALAMAN 1 M
1 Berat Volume Tanah Basah (γb)
- Berat kaleng ( w1 ) = 16,30 gram
- Berat tanah basah + kaleng ( w2 ) = 46,00 gram
- Berat tanah kering + kaleng ( w3 ) = 37,50 gram
ww = w2 - w3
= 46,00 - 37,50
= 8,50 gram
ws = w3 - w1
= 37,50 - 16,30
= 21,20 gram
VV = 8,50 gram
= 8,500 cm³
= 1,00 gram/cm³
ws
Vs =
GS
21,20
=
2,51
8,45 cm³
=
ww + ws
γb =
VV + Vs
8,50 + 21,20
=
8,50 + 8,45
3
= 1,75 gram / cm
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 61
KEDALAMAN 1 M
2 Berat Volume Tanah Kering (γd)
γb
γd =
1 + w (kadar air)
= 1,75
1 + 0,400
3
= 1,25 gram / cm
KEDALAMAN 1 M
3 Porositas (n)
VV
n=
VV + Vs
8,5
n= x 100%
8,50 + 8,45
= 50,15 %
KEDALAMAN 1 M
4 Void Ratio (e)
n
e=
1- n
0,502
e=
1 - 0,502
e = 1,01
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 62
Sampel Tanah pada Kedalaman 2 Meter
KEDALAMAN 2 M
1 Berat Volume Tanah Basah (γb)
- Berat kaleng ( w1 ) = 15,90 gram
- Berat tanah basah + kaleng ( w2 ) = 49,10 gram
- Berat tanah kering + kaleng ( w3 ) = 40,30 gram
ww = w2 - w3
= 49,10 - 40,30
= 8,80 gram
ws = w3 - w1
= 40,30 - 15,90
= 24,40 gram
VV = 8,80 gram
= 8,80 cm³
= 1,00 gram/cm³
ws
Vs =
GS
24,4
=
2,51
9,72 cm³
=
ww + ws
γb =
VV + Vs
8,8 + 24,4
=
8,8 + 9,72
3
= 1,79 gram / cm
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 63
KEDALAMAN 2 M
2 Berat Volume Tanah Kering (γd)
γb
γd =
1 + w (kadar air)
= 1,79
1 + 0,361
3
= 1,32 gram / cm
KEDALAMAN 2 M
3 Porositas (n)
VV
n=
VV + Vs
8,8
n= x 100%
8,80 + 9,72
= 47,52 %
KEDALAMAN 2 M
4 Void Ratio (e)
n
e=
1- n
0,475
e=
1 - 0,475
e = 0,91
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 64
Sampel Tanah pada Kedalaman 3 Meter
KEDALAMAN 3 M
1 Berat Volume Tanah Basah (γb)
- Berat kaleng ( w1 ) = 15,70 gram
- Berat tanah basah + kaleng ( w2 ) = 48,70 gram
- Berat tanah kering + kaleng ( w3 ) = 38,70 gram
ww = w2 - w3
= 48,70 - 38,70
= 10,00 gram
ws = w3 - w1
= 38,70 - 15,70
= 23,00 gram
VV = 10,00 gram
= 10,00 cm³
= 1,00 gram/cm³
ws
Vs =
GS
23
=
2,39
9,63 cm³
=
ww + ws
γb =
VV + Vs
10 + 23
=
10 + 9,63
3
= 1,68 gram / cm
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 65
KEDALAMAN 3 M
2 Berat Volume Tanah Kering (γd)
γb
γd =
1 + w (kadar air)
= 1,68
1 + 0,435
3
= 1,17 gram / cm
KEDALAMAN 3 M
3 Porositas (n)
VV
n=
VV + Vs
10
n= x 100%
10 + 9,63
= 50,94 %
KEDALAMAN 3 M
4 Void Ratio (e)
n
e=
1- n
0,509
e=
1 - 0,509
e = 1,04
NO URAIAN 1M 2M 3M
1 W 40,09% 36,06% 43,47%
2 Gs 2,510 2,646 2,389
3 γb ( gram / cm3 ) 1,75 1,79 1,68
4 γd ( gram / cm3 ) 1,25 1,32 1,17
5 n(%) 50,15 47,52 50,94
6 e 1,01 0,91 1,04
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 66
4.2.3 DIRECT SHEAR TEST
4.2.3.1 Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan sudut geser (ø) dan besar kohesi (c)
dari tanah.
b. Pelaksanaan Percobaan
1. Sample tanah yang dicetak dimasukkan ke dalam sample pada direct shear test
apparat.
2. Beban vertical (beban normal) dipasang di tempatnya, guna mendapatkan
tegangan normal (σn) dan alat pemutar untuk mendapatkan tegangan geser (σs).
3. Pemutar diusahakan dalam keadaan yang tetap. Biasa dilakukan dengan
kecepatan 2 detik setiap 1 putaran, maka lebih tepat kiranya dipakai stopwatch.
4. Pada sample sudah mengalami kegeseran, jarum dial akan bergerak pada skala
konstan dan segera dicatat angkanya.
5. Percobaan dilakukan beberapa kali pada beban normal yang berbeda-beda
dengan demikian dapat dilakukan dengan 3 beban normal yang berbeda untuk 3
jenis sample tanah
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 67
4.2.3.4 Cara Perhitungan
1. Beban normal (D) dibagi luas penampang sample untuk mendapatkan tegangan
normal (σn).
2. Penunjukan dial pada proving ring (yaitu angka yang di catat pada grafik) setelah
itu dibagi luas penampang sample,didapatkan tegangan geser (σs).
3. Angka-angka tegangan normal dengan tegangan geser yang di dapatkan dari
percobaan digambarkan pada daerah koordinat dengan absis adalah tegangan
normal dan ordinat adalah tegangan geser.
4. Garis lurus yang menghubungkan koordinat-koordinat akan memotong sumbu
ordinat, diukur dari pusat jarak titk ordinat (0,0) yang merupakan harga kohesi
tanah percobaan C kg/cm². Sedangkan sudut antara garis yang menghubungkan
koordinat-koordinat dengan garis mendatar diukur dengan busur derajat maka akan
mendapatkan sudut geser ø daalam derajat.
Kedalaman Tanah 1 m
5. Berat beban 8 = 2,01 kg
6. Berat beban 15 = 6,03 kg
7. Berat beban 16 = 10,05 kg
Kedalaman Tanah 2 m
8. Beban normal 8 = 2,01 kg
9. Beban normal 15 = 6,03 kg
10. Beban normal 18 = 10,05 kg
Kedalaman Tanah 3 m
11. Beban normal 7 = 2,01 kg
12. Beban normal 14 = 6,03 kg
13. Beban normal 16 = 10,05 kg
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 68
Beban normal berat ring
Tegangan normal (σn)
F
BORING I
4.2.3.6 Langkah Perhitungan
2. Tanah kedalaman 2 m
Pembacaan 1 = 10
Pembacaan 2 = 12
Pembacaan 3 = 16
3. Tanah kedalaman 3 m
Pembacaan 1 = 8
Pembacaan 2 = 14
Pembacaan 3 = 16
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 69
5. Tanah kedalaman 2 m
σs = (10 x 0,2) / 31,16 = 0,064 kg/cm²
σs = (12 x 0,2) / 31,16 = 0,077kg/cm²
σs = (16 x 0,2) / 31,16 = 0,1027kg/cm²
6. Tanah kedalaman 3 m
σs = (8 x 0,2) / 31,16 = 0,051kg/cm²
σs = (14 x 0,2) / 31,16 = 0,089kg/cm²
σs = (16 x 0,2) / 31,16 = 0,102kg/cm²
1. Dari hasil percobaan Direct Shear Test didapat untuk kedalaman 1 meter tanah
mempunyai kohesi ( c ) = 0,0400 kg/cm² dengan sudut geser ( θ ) = 9°.
2. Dari hasil percobaan Direct Shear Test didapat untuk kedalaman 2 meter tanah
mempunyai kohesi ( c ) = 0,0510 kg/cm² dengan sudut geser ( θ ) = 10°.
3. Dari hasil percobaan Direct Shear Test didapat untuk kedalaman 3 meter tanah
mempunyai kohesi ( c ) = 0,0330 kg/cm² dengan sudut geser ( θ ) = 15°.
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 70
BORING II
4.2.3.7 Langkah Perhitungan
1. Tanah kedalaman 1 m
Pembacaan 1 = 10
Pembacaan 2 = 12
Pembacaan 3 = 15
2. Tanah kedalaman 2 m
Pembacaan 1 = 9
Pembacaan 2 = 12
Pembacaan 3 = 14
3. Tanah kedalaman 3 m
Pembacaan 1 = 7
Pembacaan 2 = 9
Pembacaan 3 = 14
5. Tanah kedalaman 2 m
σs = (12 x 0,2) / 31,16 = 0,077 kg/cm²
σs = (13 x 0,2) / 31,16 = 0,083kg/cm²
σs = (14 x 0,2) / 31,16 = 0,089kg/cm²
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 71
6. Tanah kedalaman 3 m
σs = (7 x 0,2) / 31,16 = 0,044kg/cm²
σs = (9 x 0,2) / 31,16 = 0,057kg/cm²
σs = (14 x 0,2) / 31,16 = 0,089kg/cm²
1. Dari hasil percobaan Direct Shear Test didapat untuk kedalaman 1 meter tanah
mempunyai kohesi ( c ) = 0,0530 kg/cm² dengan sudut geser ( θ ) = 9°.
2. Dari hasil percobaan Direct Shear Test didapat untuk kedalaman 2 meter tanah
mempunyai kohesi ( c ) = 0,0730 kg/cm² dengan sudut geser ( θ ) = 10°.
3. Dari hasil percobaan Direct Shear Test didapat untuk kedalaman 3 meter tanah
mempunyai kohesi ( c ) = 0,0290 kg/cm² dengan sudut geser ( θ ) = 12°
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 72
BORING III
4.2.3.8 Langkah Perhitungan
1. Tanah kedalaman 1 m
Pembacaan 1 = 5
Pembacaan 2 = 7
Pembacaan 3 = 10
2. Tanah kedalaman 2 m
Pembacaan 1 = 7
Pembacaan 2 = 10
Pembacaan 3 = 14
3. Tanah kedalaman 3 m
Pembacaan 1 = 8
Pembacaan 2 = 12
Pembacaan 3 = 14
5. Tanah kedalaman 2 m
σs = (7 x 0,2) / 31,16 = 0,044 kg/cm²
σs = (10 x 0,2) / 31,16 = 0,064kg/cm²
σs = (14 x 0,2) / 31,16 = 0,089kg/cm²
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 73
6. Tanah kedalaman 3 m
σs = (8 x 0,2) / 31,16 = 0,051kg/cm²
σs = (12 x 0,2) / 31,16 = 0,077kg/cm²
σs = (14 x 0,2) / 31,16 = 0,089kg/cm²
1. Dari hasil percobaan Direct Shear Test didapat untuk kedalaman 1 meter tanah
mempunyai kohesi ( c ) = 0,0210 kg/cm² dengan sudut geser ( θ ) = 9°.
2. Dari hasil percobaan Direct Shear Test didapat untuk kedalaman 2 meter tanah
mempunyai kohesi ( c ) = 0,0280 kg/cm² dengan sudut geser ( θ ) = 13°.
3. Dari hasil percobaan Direct Shear Test didapat untuk kedalaman 3 meter tanah
mempunyai kohesi ( c ) = 0,0500 kg/cm² dengan sudut geser ( θ ) = 10°
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 74
4.2.4 SIEVE ANALYSIS ( GRAIN SIZE )
4.2.4.1 Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan gradasi dari butiran tanah.
Rumus :
a
Prosentase = —— x 100 %
b
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 75
Dimana :
a = Berat butiran yang tertinggal dalam saringan.
b = Berat mula – mula seluruhnya
- Pekerjaan begitu selanjutnya sampai pada saringan paling halus
( saringan paling bawah ).
BORING I
Tabel 4.13 Perhitungan Sieve Analysis untuk sample tanah 1 meter :
Diameter Saringan Butiran Yang Tertinggal
No
(mm) (gr)
1 4,75 3,7
2 2,00 3,9
3 1,18 4,3
4 0,85 7,5
5 0,42 7,7
6 0,30 6,7
7 0,18 9,9
8 0,15 2,5
9 0,075 7,3
Perhitungan 1 M
Prosentase yang tertinggal pada masing – masing saringan. Untuk
kedalaman 1 m berat tanah kering mula – mula = 100 gr.
1. Diameter saringan = 4,75 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 3,7 gr
Prosentase = 3,7 x 100 % = 3,7 %
100
2. Diameter saringan = 2,00 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 3,9 gr
Prosentase = 3,9 x 100 % = 3,9 %
100
3. Diameter saringan = 1,18 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 4,3 gr
Prosentase = 4,3 x 100 % = 4,3 %
100
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 76
4. Diameter saringan = 0,85 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 7,5 gr
Prosentase = 7,5 x 100 % = 7,5 %
100
5. Diameter saringan = 0,42 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 7,7 gr
Prosentase = 7,7 x 100 % = 7,7 %
100
6. Diameter saringan = 0,30 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 6,7 gr
Prosentase = 6,7 x 100 % = 6,7 %
100
7. Diameter saringan = 0,18 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 9,9 gr
Prosentase = 9,9 x 100 % = 9,9 %
100
8. Diameter saringan = 0,15 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 2,5 gr
Prosentase = 2,5 x 100 % = 2,5 %
100
9. Diameter saringan = 0,075 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 7,3 gr
Prosentase = 7,3 x 100 % = 7,3 %
100
Sample Prosentase
Brt. Sample
Diameter tanah yg yg Komulatif Finer
No tanah awal
tertinggal tertinggal
(mm) (gr) (gr) (%) P(%) (%)
1 4,75 100 3,7 3,7 2,7 97,3
2 2,00 100 3,9 3,9 6,6 93,4
3 1,18 100 4,3 4,3 10,9 89,1
4 0,85 100 7,5 7,5 18,4 81,6
5 0,42 100 7,7 7,7 26,1 73,9
6 0,30 100 6,7 6,7 32,8 67,2
7 0,18 100 9,9 9,9 42,7 57,3
8 0,15 100 2,5 2,5 45,2 54,8
9 0,075 100 7,3 7,3 52,5 47,5
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 77
Rumus :
Kadar Lumpur = 100 % - P
= 100 % - 52,5 %
= 47,5 %
Tabel 4.15Perhitungan Sieve Analysis untuk sample tanah 2 meter
Diameter Saringan Butiran Yang Tertinggal
No
(mm) (gr)
1 4,75 3,2
2 2,00 3,2
3 1,18 3,2
4 0,85 8,7
5 0,42 7,3
6 0,30 5,2
7 0,18 10,1
8 0,15 3,9
9 0,075 8,1
Perhitungan 2 M
Prosentase yang tertinggal pada masing – masing saringan. Untuk
kedalaman 2 m berat tanah kering mula – mula = 100 gr.
1. Diameter saringan = 4,75 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 3,2 gr
Prosentase =
3,2 x 100 % = 3,2 %
100
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 78
4. Diameter saringan = 0,85 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 8,7 gr
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 79
Tabel 4.16 Perhitungan Sieve Analysis Kedalaman 2 M
Sample Prosentase
Brt. Sample
Diameter tanah yg yg Komulatif Finer
No. tanah awal
tertinggal tertinggal
(mm) (gr) (gr) (%) P(%) (%)
1 4,75 100 3,2 3,2 2,7 97,3
2 2,00 100 3,2 3,2 5,9 94,1
3 1,18 100 3,2 3,2 9,1 90,9
4 0,85 100 8,7 8,7 17,8 82,2
5 0,42 100 7,3 7,3 25,1 74,9
6 0,30 100 5,2 5,2 30,3 69,7
7 0,18 100 10,1 10,1 40,4 59,6
8 0,15 100 3,9 3,9 44,3 55,7
9 0,075 100 8,1 8,1 52,4 47,6
Rumus :
Kadar Lumpur = 100 % - P
= 100 % - 52,4 %
= 47,6 %
Perhitungan 3 M
Prosentase yang tertinggal pada masing – masing saringan. Untuk
kedalaman 3 m berat tanah kering mula – mula = 100 gr.
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 80
1. Diameter saringan = 4,75 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 0,4 gr
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 81
8. Diameter saringan = 0,15 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 1,8 gr
Rumus :
Kadar Lumpur = 100 % - P
= 100 % - 35,6 %
= 64,4 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 82
BORING II
Tabel 4.20Perhitungan Sieve Analysis untuk sample tanah 1 meter :
Diameter Saringan Butiran Yang Tertinggal
No
(mm) (gr)
1 4,75 3,75
2 2,00 4,35
3 1,18 1,75
4 0,85 1,27
5 0,42 3,96
6 0,30 1,37
7 0,18 8,17
8 0,15 1,37
9 0,075 6,7
Perhitungan 1 M
Prosentase yang tertinggal pada masing – masing saringan. Untuk
kedalaman 1 m berat tanah kering mula – mula = 100 gr.
1. Diameter saringan = 4,75 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 3,75 gr
Prosentase = 3,75 x 100 % = 3,75 %
100
2. Diameter saringan = 2,00 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 4,35 gr
Prosentase = 4,35 x 100 % = 4,35 %
100
3. Diameter saringan = 1,18 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 1,75 gr
Prosentase = 1,75 x 100 % = 1,75 %
100
4. Diameter saringan = 0,85 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 1,27 gr
Prosentase = 1,27 x 100 % = 1,27 %
100
5. Diameter saringan = 0,42 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 3,96 gr
Prosentase = 3,96 x 100 % = 3,96 %
100
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 83
6. Diameter saringan = 0,30 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 1,37 gr
Prosentase = 1,37 x 100 % = 1,37 %
100
7. Diameter saringan = 0,18 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 8,17 gr
Prosentase = 8,17 x 100 % = 8,17 %
100
8. Diameter saringan = 0,15 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 1,37 gr
Prosentase = 1,37 x 100 % = 1,37 %
100
9. Diameter saringan = 0,075 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 6,7 gr
Prosentase = 6,7 x 100 % = 6,7 %
100
Sample Prosentase
Brt. Sample
Diameter tanah yg yg Komulatif Finer
No tanah awal
tertinggal tertinggal
(mm) (gr) (gr) (%) P(%) (%)
1 4,75 100 3,75 3,75 2,7 97,3
2 2,00 100 4,35 4,35 7,05 92,95
3 1,18 100 1,75 1,75 8,8 91,2
4 0,85 100 1,27 1,27 10,07 89,93
5 0,42 100 3,96 3,96 14,03 85,97
6 0,30 100 1,37 1,37 15,4 84,6
7 0,18 100 8,17 8,17 23,57 76,43
8 0,15 100 1,37 1,37 24,94 75,06
9 0,075 100 6,7 6,7 31,64 68,36
Rumus :
Kadar Lumpur = 100 % - P
= 100 % - 31,64 %
= 68,36 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 84
Tabel 4.22Perhitungan Sieve Analysis untuk sample tanah 2 meter
Diameter Saringan Butiran Yang Tertinggal
No
(mm) (gr)
1 4,75 2,1
2 2,00 8
3 1,18 4,1
4 0,85 7,8
5 0,42 5,3
6 0,30 4
7 0,18 7
8 0,15 2,8
9 0,075 5,2
Perhitungan 2 M
Prosentase yang tertinggal pada masing – masing saringan. Untuk
kedalaman 2 m berat tanah kering mula – mula = 100 gr.
1. Diameter saringan = 4,75 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 2,1 gr
Prosentase = 8 x 100 % = 8 %
100
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 85
4. Diameter saringan = 0,85 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 7,8 gr
Prosentase = 4 x 100 % = 4 %
100
Prosentase = 7 x 100 % = 7 %
100
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 86
Tabel 4.23Perhitungan Sieve Analysis Kedalaman 2 M
Sample Prosentase
Brt. Sample
Diameter tanah yg yg Komulatif Finer
No. tanah awal
tertinggal tertinggal
(mm) (gr) (gr) (%) P(%) (%)
1 4,75 100 2,1 2,1 2,7 97,3
2 2,00 100 8 8 10,7 89,3
3 1,18 100 4,1 4,1 14,8 85,2
4 0,85 100 7,8 7,8 22,6 77,4
5 0,42 100 5,3 5,3 27,9 72,1
6 0,30 100 4 4 31,9 68,1
7 0,18 100 7 7 38,9 61,1
8 0,15 100 2,8 2,8 41,7 58,3
9 0,075 100 5,2 5,2 46,9 53,1
Rumus :
Kadar Lumpur = 100 % - P
= 100 % - 46,9 %
= 53,1 %
Perhitungan 3 M
Prosentase yang tertinggal pada masing – masing saringan. Untuk
kedalaman 3 m berat tanah kering mula – mula = 100 gr.
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 87
1. Diameter saringan = 4,75 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 2,3 gr
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 88
8. Diameter saringan = 0,15 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 1,79 gr
Rumus :
Kadar Lumpur = 100 % - P
= 100 % - 24,98 %
= 75,02 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 89
BORING III
Tabel 4.27 Perhitungan Sieve Analysis untuk sample tanah 1 meter :
Diameter Saringan Butiran Yang Tertinggal
No
(mm) (gr)
1 4,75 0
2 2,00 3,7
3 1,18 3,5
4 0,85 5,5
5 0,42 3,1
6 0,30 2
7 0,18 3
8 0,15 1,7
9 0,075 3,4
Perhitungan 1 M
Prosentase yang tertinggal pada masing – masing saringan. Untuk
kedalaman 1 m berat tanah kering mula – mula = 100 gr.
1. Diameter saringan = 4,75 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 0 gr
Prosentase = 0 x 100 % = 0 %
100
2. Diameter saringan = 2,00 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 3,7 gr
Prosentase = 3,7 x 100 % = 3,7 %
100
3. Diameter saringan = 1,18 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 3,5 gr
Prosentase = 3,5 x 100 % = 3,5 %
100
4. Diameter saringan = 0,85 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 5,5 gr
Prosentase = 5,5 x 100 % = 5,5 %
100
5. Diameter saringan = 0,42 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 3,1 gr
Prosentase = 3,1 x 100 % = 3,1 %
100
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 90
6. Diameter saringan = 0,30 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 2 gr
Prosentase = 2 x 100 % = 2 %
100
7. Diameter saringan = 0,18 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 3 gr
Prosentase = 3 x 100 % = 3 %
100
8. Diameter saringan = 0,15 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 1,7 gr
Prosentase = 1,7 x 100 % = 1,7 %
100
9. Diameter saringan = 0,075 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 3,4 gr
Prosentase = 3,4 x 100 % = 3,4 %
100
Sample Prosentase
Brt. Sample
Diameter tanah yg yg Komulatif Finer
No tanah awal
tertinggal tertinggal
(mm) (gr) (gr) (%) P(%) (%)
1 4,75 100 0 0 2,7 97,3
2 2,00 100 3,7 3,7 6,4 93,6
3 1,18 100 3,5 3,5 9,9 90,1
4 0,85 100 5,5 5,5 15,4 84,6
5 0,42 100 3,1 3,1 18,5 81,5
6 0,30 100 2 2 20,5 79,5
7 0,18 100 3 3 23,5 76,5
8 0,15 100 1,7 1,7 25,2 74,8
9 0,075 100 3,4 3,4 28,6 71,4
Rumus :
Kadar Lumpur = 100 % - P
= 100 % - 28,6 %
= 71,4 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 91
Tabel 4.29 Perhitungan Sieve Analysis untuk sample tanah 2 meter
Diameter Saringan Butiran Yang Tertinggal
No
(mm) (gr)
1 4,75 0,3
2 2,00 1,7
3 1,18 1,3
4 0,85 2,7
5 0,42 2,3
6 0,30 1,7
7 0,18 3,7
8 0,15 2,3
9 0,075 4,3
Perhitungan 2 M
Prosentase yang tertinggal pada masing – masing saringan. Untuk
kedalaman 2 m berat tanah kering mula – mula = 100 gr.
1. Diameter saringan = 4,75 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 0,3 gr
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 92
4. Diameter saringan = 0,85 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 2,7 gr
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 93
Tabel 4.30 Perhitungan Sieve Analysis Kedalaman 2 M
Sample Prosentase
Brt. Sample
Diameter tanah yg yg Komulatif Finer
No. tanah awal
tertinggal tertinggal
(mm) (gr) (gr) (%) P(%) (%)
1 4,75 100 0,3 0,3 2,7 97,3
2 2,00 100 1,7 1,7 4,4 95,6
3 1,18 100 1,3 1,3 5,7 94,3
4 0,85 100 2,7 2,7 8,4 91,6
5 0,42 100 2,3 2,3 10,7 89,3
6 0,30 100 1,7 1,7 12,4 87,6
7 0,18 100 3,7 3,7 16,1 83,9
8 0,15 100 2,3 2,3 18,4 81,6
9 0,075 100 4,3 4,3 22,7 77,3
Rumus :
Kadar Lumpur = 100 % - P
= 100 % - 22,7 %
= 77,3 %
Perhitungan 3 M
Prosentase yang tertinggal pada masing – masing saringan. Untuk
kedalaman 3 m berat tanah kering mula – mula = 100 gr.
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 94
1. Diameter saringan = 4,75 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 0,9 gr
Prosentase = 5 x 100 % = 5 %
100
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 95
8. Diameter saringan = 0,15 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 2,4 gr
Rumus :
Kadar Lumpur = 100 % - P
= 100 % - 39 %
= 61 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 96
4.2.5 PERCOBAAN DENGAN HYDROMETER
4.2.5.1 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui butiran yang lolos lewat saringan
no.200 ( ø 0,074 mm ) atau dengan kata lain untuk mengetahui prosentase kandungan
lumpur yang di kandung oleh tanah.
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 97
Rumus Perhitungan Hydrometer :
1. Z=a–b
2. 7
D = ( 106 x 10ˉ x Z/t )½
Selisih pembacaan dua strip
3. Prosentase : ———————————— x n %
Jumlah selisih dua strip
Dimana :
a = tinggi alat hydrometer, yang diukur dari titik berat ujung Hydrometer sampai
permukaan hydrometer yang tidak terendam oleh air ( antara 24 – 26 cm ).
b = strip yang terbaca.
t = interval waktu pembacaan
n = prosentase kadar lumpur
D = diameter butiran.
4.2.5.5 Perhitungan
BORING I
Tabel 4.34 Data SampleTanah Kedalaman 1 m
Waktu Pembacaan strip Pembacaan strip Selisih
( detik ) ( cm ) x 0.2 2 strip
0 ( 0" ) 21 4,2 0
1/4 ( 15" ) 21 4,2 0
1/2 ( 30" ) 20 4 0,2
1 ( 60" ) 19 3,8 0,2
2 ( 120" ) 18 3,6 0,2
5 ( 300" ) 17 3,4 0,2
10 ( 600" ) 16 3,2 0,2
48 (2880'') 0 0 3,2
0 22’18” 0 0
Jumlah Selisih Strip 4,2
Nilai Hydrometer ( a ) = 26 cm
n = prosentase
n= 47,5 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 98
1. t = 0 Detik
z = 26 - 4,2 = 21,8 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 21,8 / 0 ) = 0 mm
Pr = 0 / 4,2 x 47,5 % = 0 %
Pf = 47,5 % - 0,00 = 47,5 %
2. t = 15 Detik
z = 26 - 4,2 = 21,8 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 21,8 / 15 ) = 0,0039 mm
Pr = 0 / 4,2 x 47,5 % = 0 %
Pf = 47,5 % - 0,00 = 47,5 %
3. t = 30 Detik
z = 26 - 4 = 22 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 22 / 30 ) = 0,0027 mm
Pr = 0,2 / 4,2 x 47,5 % = 2,26 %
Pf = 47,5 % - 2,26 = 45,23 %
4. t = 60 Detik
z = 26 - 3,8 = 22,2 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 22,2 / 60 ) = 0,00198 mm
Pr = 0,2 / 4,2 x 47,5 % = 2,26 %
Pf = 45,23 % - 2,26 = 42,97 %
5. t = 120 Detik
z = 26 - 3,6 = 22,4 cm
D = ( 106 X 10-7 x 22,4 / 120 )1/2 = 0,00140 mm
Pr = 0,2 / 4,2 x 47,5 % = 2,26 %
Pf = 42,97 % - 2,26 = 40,71 %
6. t = 300 Detik
z = 26 - 3,4 = 22,6 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 22,6 / 300 ) = 0,000893 mm
Pr = 0,2 / 4,2 x 47,5 % = 2,26 %
Pf = 40,71 % - 2,26 = 38,45 %
7. t = 600 Detik
z = 26 - 3,2 = 22,8 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 22,8 / 600 ) = 0,000634 mm
Pr = 0,2 / 4,2 x 47,5 % = 2,26 %
Pf = 38,45 % - 2,26 = 36,19
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 99
%
8. t = 1823 Detik
z = 26 - 0 = 26 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 26 / 1823 ) = 0,000309 mm
Pr = 3,2 / 4,2 x 47,5 % = 36,19 %
Pf = 36,19 % - 36,19 = 0 %
Checking prosentase
N = ΣPr
47,5 = 47,5
Nilai Hydrometer ( a ) = 26 cm
n = prosentase
n= 47,6 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 100
1. t = 0 Detik
z = 26 - 3,6 = 22,4 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 23,6 / 0 ) = 0 mm
Pr = 0 / 3,6 x 47,6 % = 0 %
Pf = 47,6 % - 0,00 = 47,6 %
2. t = 15 Detik
z = 26 - 3,6 = 22,4 cm
D = ( 106 X 10-7 x 23,6 / 15 )1/2 = 0,00397 mm
Pr = 0 / 3,6 x 47,6 % = 0 %
Pf = 47,6 % - 0,00 = 47,6 %
3. t = 30 Detik
z = 26 - 3,4 = 22,6 cm
7 1/2
D = ( 106 X 10- x 24 / 30 ) = 0,00282 mm
Pr = 0,2 / 3,6 x 47,6 % = 2,64 %
Pf = 47,6 % - 2,64 = 44,95 %
4. t = 60 Detik
z = 26 - 3,2 = 22,8 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 X 24.2 / 60 ) = 0,00200 mm
Pr = 0,2 / 3,6 X 47,6 % = 2,64 %
Pf = 44,95 % - 2,64 = 42,31 %
5. t = 120 Detik
z = 26 - 3 = 23 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 24.4 / 120 ) = 0,00142 mm
Pr = 0,2 / 3,6 x 47,6 % = 2,64 %
Pf = 42,31 % - 2,64 = 39,66 %
6. t = 300 Detik
z = 26 - 2,8 = 23,2 Cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 24.6 / 300 ) = 0,000905 mm
Pr = 0,2 / 3,6 x 47,6 % = 2,64 %
Pf = 39,66 % - 2,64 = 37,02 %
7. t = 600 Detik
z = 26 - 2,6 = 23,4 cm
D = ( 106 X 10-7 x 24,8 / 600 )1/2 = 0,000642 mm
Pr = 0,2 / 3,6 x 47,6 % = 2,64 %
Pf = 37,02 % - 2,64 = 34,37 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 101
8. t = 1897 Detik
z = 26 - 0 = 26 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 26 / 1897 ) = 0,000309 mm
Pr = 2,6 / 3,6 x 47,6 % = 34,37 %
Pf = 34,37 % - 34,37 = 0 %
Checking prosentase
N = Σ Pr
47,6 = 47,6
Nilai Hydrometer ( a ) = 26 cm
n = prosentase
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 102
n= 64,4 %
1. t = 0 Detik
z = 26 - 3 = 23 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 24 / 0 ) = 0 mm
Pr = 0 / 3 x 64,4 % = 0 %
Pf = 64,4 % - 0,00 = 64,4 %
2. t = 15 Detik
z = 26 - 3 = 23 cm
D = ( 106 X 10-7 x 24 / 15 )1/2 = 0,00403 mm
Pr = 0 / 3 x 64,4 % = 0 %
Pf = 64,4 % - 0,00 = 64,4 %
3. t = 30 Detik
z = 26 - 2,8 = 23,2 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 24,2 / 30 ) = 0,00286 mm
Pr = 0,2 / 3 x 64,4 % = 4,29 %
Pf = 64,4 % - 4,29 = 60,10 %
4. t = 60 Detik
z = 26 - 2,6 = 23,4 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 24,4 / 60 ) = 0,00203 mm
Pr = 0,2 / 3 x 64,4 % = 4,29 %
Pf = 60,10 % - 4,29 = 55,81 %
5. t = 120 Detik
z = 26 - 2,4 = 23,6 cm
D = ( 106 X 10-7 x 24,6 / 120 )1/2 = 0,00144 mm
Pr = 0,2 / 3 x 64,4 % = 4,29 %
Pf = 5,81 % - 4,29 = 51,52 %
6. t = 300 Detik
z = 26 - 2,2 = 23,8 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 24,8 / 300 ) = 0,000917 mm
Pr = 0,2 / 3 x 64,4 % = 4,29 %
Pf = 51,52 % - 4,29 = 47,22 %
7. t = 600 Detik
z = 26 - 2 = 24 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 25 / 600 ) = 0,000651 mm
Pr = 0,2 / 3 x 64,4 % = 4,29 %
Pf = 47,22 % - 4,29 = 42,93 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 103
8. t = 1773 Detik
z = 26 - 0 = 26 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 26 / 1773 ) = 0,000309 mm
Pr = 1,0 / 3 x 64,4 % = 42,93 %
Pf = 42,93 % - 42,93 = 0 %
Checking prosentase
N = Σ Pr
64,4 = 64,4
NO URAIAN 1M 2M 3M
1 ( n ) = Kadar Lumpur ( % ) 47,5 47,6 64,4
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 104
BORING II
Tabel 4.41 Data SampleTanah Kedalaman 1 m
Waktu Pembacaan strip Pembacaan strip Selisih
( detik ) ( cm ) x 0.2 2 strip
0 ( 0" ) 25 5 0
1/4 ( 15" ) 25 5 0
1/2 ( 30" ) 24 4,8 0,2
1 ( 60" ) 23 4,6 0,2
2 ( 120" ) 22 4,4 0,2
5 ( 300" ) 21 4,2 0,2
10 ( 600" ) 19 3,8 0,4
48 (2880'') 0 0 3,8
0 32’48” 0 0
Jumlah Selisih Strip 5
Nilai Hydrometer ( a ) = 26 cm
n = prosentase
n= 68,36 %
1. t = 0 Detik
z = 26 - 5 = 21 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 21 / 0 ) = 0 mm
Pr = 0 / 5 x 68,36 % = 0 %
Pf = 47,5 % - 0,00 = 68,36 %
2. t = 15 Detik
z = 26 - 5 = 21 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 21 / 15 ) = 0,00385 mm
Pr = 0 / 5 x 68,36 % = 0 %
Pf = 68,36 % - 0,00 = 68,36 %
3. t = 30 Detik
z = 26 - 4,8 = 21,2 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 21,2 / 30 ) = 0,00273 mm
Pr = 0,2 / 5 x 68,36 % = 2,73 %
Pf = 68,36 % - 2,73 = 65,62 %
4. t = 60 Detik
z = 26 - 4,6 = 21,4 cm
D = ( 106 x 10-7 x 21,4 / 60 )1/2 = 0,001944 mm
Pr = 0,2 / 5 x 68,36 % = 2,73 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 105
Pf = 65,62 % - 2,73 = 62,89 %
5. t = 120 Detik
z = 26 - 4,4 = 21,6 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 21,6 / 120 ) = 0,001381 mm
Pr = 0,2 / 5 x 68,36 % = 2,73 %
Pf = 62,89 % - 2,73 = 60,15 %
6. t = 300 Detik
z = 26 - 4,2 = 21,8 cm
D = ( 106 X 10-7 x 21,8 / 300 )1/2 = 0,000877 mm
Pr = 0,2 / 5 x 68,26 % = 2,73 %
Pf = 60,15 % - 2,73 = 57,42 %
7. t = 600 Detik
z = 26 - 3,8 = 22,2 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 22,2 / 600 ) = 0,000626 mm
Pr = 0,4 / 5 x 68,36 % = 5,46 %
Checking prosentase
N = ΣPr
68,36 = 68,36
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 106
Tabel 4.43 Data Sample Tanah Kedalaman 2 m
Waktu Pembacaan strip Pembacaan strip selisih
( detik ) ( cm ) x 0.2 2 strip
0 ( 0" ) 20 4 0
1/4 ( 15" ) 20 4 0
1/2 ( 30" ) 19 3,8 0,2
1 ( 60" ) 18,7 3,74 0,06
2 ( 120" ) 17 3,4 0,34
5 ( 300" ) 16 3,2 0,2
10 ( 600" ) 15 3 0,2
48 (2880'') 0 0 3
0 14’8” 0 0
Jumlah Selisih Strip 4
Nilai Hydrometer ( a ) = 26 cm
n = prosentase
n= 53,1 %
1. t = 0 Detik
z = 26 - 4 = 22 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 22 / 0 ) = 0 mm
Pr = 0 / 4 x 53,1 % = 0 %
Pf = 53,1 % - 0,00 = 53,1 %
2. t = 15 Detik
z = 26 - 4 = 22 cm
7 1/2
D = ( 106 X 10- x 22 / 15 ) = 0,00394 mm
Pr = 0 / 4 x 53,1 % = 0 %
Pf = 53,1 % - 0,00 = 53,1 %
3. t = 30 Detik
z = 26 - 3,8 = 22,2 cm
D = ( 106 X 10-7 x 22,2 / 30 )1/2 = 0,002800 mm
Pr = 0,2 / 4 x 53,1 % = 2,65 %
Pf = 53,1 % - 2,65 = 50,44 %
4. t = 60 Detik
z = 26 - 3,74 = 22,26 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 X 22,26 / 60 ) = 0,00198 mm
Pr = 0,06 / 4 X 53,1 % = 0,79, %
Pf = 50,44 % - 0,79 = 49,64 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 107
5. t = 120 Detik
z = 26 - 3,4 = 22,6 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 22,6 / 120 ) = 0,00141 mm
Pr = 0,34 / 4 x 53,1 % = 4,51 %
Pf = 49,64 % - 4,51 = 45,13 %
6. t = 300 Detik
z = 26 - 3,2 = 22,8 Cm
D = ( 106 X 10-7 x 22,8 / 300 )1/2 = 0,000897 mm
Pr = 0,2 / 4 x 53,1 % = 2,65 %
Pf = 45,13 % - 2,65 = 42,48 %
7. t = 600 Detik
z = 26 - 3 = 23,4 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 24,8 / 600 ) = 0,000642 mm
Pr = 0,2 / 4 x 47,6 % = 2,65 %
Pf = 42,48 % - 22,65 = 39,82 %
8. t = 1897 Detik
z = 26 - 0 = 26 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 26 / 1897 ) = 0,000309 mm
Pr = 3 / 4 x 47,6 % = 39,82 %
Pf = 39,82 % - 39,82 = 0 %
Checking prosentase
N = Σ Pr
53,1 = 53,1
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 108
Tabel 4.45 Data Sample Tanah Kedalaman 3 m
Waktu Pembacaan strip Pembacaan strip selisih
( detik ) ( cm ) x 0.2 2 strip
0 ( 0" ) 16 3,2 0
1/4 ( 15" ) 16 3,2 0
1/2 ( 30" ) 15,7 3,14 0,06
1 ( 60" ) 15 3 0,14
2 ( 120" ) 14 2,8 0,2
5 ( 300" ) 13 2,6 0,2
10 ( 600" ) 12 2,4 0,2
48 (2880'') 0 0 2,4
0 19’35” 0 0
Jumlah Selisih Strip 3,2
Nilai Hydrometer ( a ) = 26 cm
n = prosentase
n= 75,02 %
1. t = 0 Detik
z = 26 - 3,2 = 22,8 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 22,8 / 0 ) = 0 mm
Pr = 0 / 3,2 x 75,02 % = 0 %
Pf = 75,02 % - 0,00 = 75,02 %
2. t = 15 Detik
z = 26 - 3,2 = 22,8 cm
D = ( 106 X 10-7 x 22,8 / 15 )1/2 = 0,0040 mm
Pr = 0 / 3,2 x 75,02 % = 0 %
Pf = 75,02 % - 0,00 = 75,02 %
3. t = 30 Detik
z = 26 - 3,14 = 22,86 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 22,86 / 30 ) = 0,00284 mm
Pr = 0,06 / 3,2 x 75,02 % = 1,40 %
Pf = 75,02 % - 1,40 = 73,61 %
4. t = 60 Detik
z = 26 - 3 = 23 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 23 / 60 ) = 0,002015 mm
Pr = 0,14 / 3,2 x 75,02 % = 3,28 %
Pf = 73,61 % - 3,28 = 70,33 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 109
5. t = 120 Detik
z = 26 - 2,8 = 23,2 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 23,2 / 120 ) = 0,00143 mm
Pr = 0,2 / 3,2 x 75,02 % = 4,68 %
Pf = 70,33 % - 4,68 = 65,64 %
6. t = 300 Detik
z = 26 - 2,6 = 23,4 cm
D = ( 106 X 10-7 x 23,4 / 300 )1/2 = 0,000909 mm
Pr = 0,2 / 3,2 x 75,02 % = 4,68 %
Pf = 65,64 % - 4,68 = 60,95 %
7. t = 600 Detik
z = 26 - 2,4 = 23,6 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 23,6 / 600 ) = 0,000645 mm
Pr = 0,2 / 3,2 x 75,02 % = 4,68 %
Pf = 60,95 % - 4,68 = 56,26 %
8. t = 1773 Detik
z = 26 - 0 = 26 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 26 / 1773 ) = 0,000309 mm
Pr = 2,4 / 3,2 x 75,02 % = 56,26 %
Pf = 56,26 % - 56,26 = 0 %
Checking prosentase
N = Σ Pr
75,02 = 75,02
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 110
Tabel 4.47 Hasil Kesimpulan Hydrometer
NO URAIAN 1M 2M 3M
1 ( n ) = Kadar Lumpur ( % ) 68,36 53,1 75,02
BORING III
Tabel 4.48 Data SampleTanah Kedalaman 1 m
Waktu Pembacaan strip Pembacaan strip Selisih
( detik ) ( cm ) x 0.2 2 strip
0 ( 0" ) 22 4,4 0
1/4 ( 15" ) 22 4,4 0
1/2 ( 30" ) 21 4,2 0,2
1 ( 60" ) 20 4 0,2
2 ( 120" ) 19 3,8 0,2
5 ( 300" ) 18 3,6 0,2
10 ( 600" ) 17 3,4 0,2
48 (2880'') 0 0 3,4
0 24’12” 0 0
Jumlah Selisih Strip 4,4
Nilai Hydrometer ( a ) = 26 cm
n = prosentase
n= 71,4 %
1. t = 0 Detik
z = 26 - 4,4 = 21,6 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 21,6 / 0 ) = 0 mm
Pr = 0 / 5 x 71,4 % = 0 %
Pf = 47,5 % - 0,00 = 71,4 %
2. t = 15 Detik
z = 26 - 4,4 = 21,6 cm
D = ( 106 X 10-7 x 21,6 / 15 )1/2 = 0,00390 mm
Pr = 0 / 5 x 71,4 % = 0 %
Pf = 68,36 % - 0,00 = 71,4 %
3. t = 30 Detik
z = 26 - 4,2 = 21,8 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 21,8 / 30 ) = 0,00277 mm
Pr = 0,2 / 5 x 71,4 % = 3,24 %
Pf = 68,36 % - 3,24 = 68,15 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 111
4. t = 60 Detik
z = 26 - 4 = 22 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 22 / 60 ) = 0,00197 mm
Pr = 0,2 / 5 x 71,4 % = 3,24 %
Pf = 65,62 % - 3,24 = 64,90 %
5. t = 120 Detik
z = 26 - 3,8 = 22,2 cm
D = ( 106 X 10-7 x 22 / 120 )1/2 = 0,00140 mm
Pr = 0,2 / 5 x 71,4 % = 3,24 %
Pf = 62,89 % - 3,24 = 61,66 %
6. t = 300 Detik
z = 26 - 3,6 = 22,4 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 22,4 / 300 ) = 0,000889 mm
Pr = 0,2 / 5 x 71,4 % = 3,24 %
Pf = 60,15 % - 3,24 = 58,41 %
7. t = 600 Detik
z = 26 - 3,4 = 22,6 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 22,6 / 600 ) = 0,00063 mm
Pr = 0,4 / 5 x 71,4 % = 3,24 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 112
Tabel 4.49 Perhitungan Hidrometer pada kedalaman 1 meter
Checking prosentase
N = ΣPr
71,4 = 71,4
Nilai Hydrometer ( a ) = 26 cm
n = prosentase
n= 77,3 %
1. t = 0 Detik
z = 26 - 3,4 = 22,6 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 22,6 / 0 ) = 0 mm
Pr = 0 / 3,4 x 77,3 % = 0 %
Pf = 77,3 % - 0,00 = 77,3 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 113
2. t = 15 Detik
z = 26 - 3,4 = 22,6 cm
7 1/2
D = ( 106 X 10- x 22,6 / 15 ) = 0,00399 mm
Pr = 0 / 3,4 x 77,3 % = 0 %
Pf = 77,3 % - 0,00 = 77,3 %
3. t = 30 Detik
z = 26 - 3,2 = 22,8 cm
D = ( 106 X 10-7 x 22,8 / 30 )1/2 = 0,002838 mm
Pr = 0,2 / 3,4 x 77,3 % = 4,54 %
Pf = 77,3 % - 4,54 = 72,75 %
4. t = 60 Detik
z = 26 - 3,14 = 22,86 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 X 22,86 / 60 ) = 0,00200 mm
Pr = 0,06 / 3,4 X 77,3 % = 1,36 %
Pf = 72,75 % - 1,36 = 71,38 %
5. t = 120 Detik
z = 26 - 3 = 23 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 23 / 120 ) = 0,00142 mm
Pr = 0,14 / 3,4 x 77,3 % = 3,18 %
Pf = 71,38 % - 3,18 = 68,20 %
6. t = 300 Detik
z = 26 - 2,8 = 23,2 Cm
D = ( 106 X 10-7 x 23,2 / 300 )1/2 = 0,000905 mm
Pr = 0,2 / 3,4 x 77,3 % = 4,54 %
Pf = 68,20 % - 4,54 = 63,65 %
7. t = 600 Detik
z = 26 - 2,6 = 23,4 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 23,4 / 600 ) = 0,000642 mm
Pr = 0,2 / 3,4 x 77,3 % = 4,54 %
Pf = 63,65 % - 4,54 = 59,11 %
8. t = 1897 Detik
z = 26 - 0 = 26 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 26 / 1897 ) = 0,000309 mm
Pr = 2,6 / 3,4 x 77,3 % = 59,11 %
Pf = 59,11 % - 59,11 = 0 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 114
Tabel 4.51 Perhitungan Hidrometer pada kedalaman 2 meter
Checking prosentase
N = Σ Pr
77,3 = 77,3
Nilai Hydrometer ( a ) = 26 cm
n = prosentase
n= 61 %
1. t = 0 Detik
z = 26 - 4 = 22 cm
-7 1/2
D = ( 106 x 10 x 22 / 0 ) = 0 mm
Pr = 0 / 4 x 61 % = 0 %
Pf = 61 % - 0,00 = 61 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 115
2. t = 15 Detik
z = 26 - 4 = 22 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 22 / 15 ) = 0,00394 mm
Pr = 0 / 4 x 61 % = 0 %
Pf = 61 % - 0,00 = 61 %
3. t = 30 Detik
z = 26 - 3,8 = 22,2 cm
D = ( 106 X 10-7 x 22,2 / 30 )1/2 = 0,00280 mm
Pr = 0,2 / 4 x 61 % = 3,05 %
Pf = 61 % - 3,05 = 57,95 %
4. t = 60 Detik
z = 26 - 3,6 = 22,4 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 22,4 / 60 ) = 0,00198 mm
Pr = 0,2 / 4 x 61 % = 3,05 %
Pf = 57,95 % - 3,05 = 54,9 %
5. t = 120 Detik
z = 26 - 3,4 = 22,6 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 22,6 / 120 ) = 0,00141 mm
Pr = 0,2 / 4 x 61 % = 3,05 %
Pf = 54,9 % - 3,05 = 51,85 %
6. t = 300 Detik
z = 26 - 3,2 = 22,8 cm
D = ( 106 X 10-7 x 22,8 / 300 )1/2 = 0,000897 mm
Pr = 0,2 / 4 x 61 % = 3,05 %
Pf = 51,85 % - 3,05 = 48,8 %
7. t = 600 Detik
z = 26 - 3 = 23 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 23 / 600 ) = 0,000637 mm
Pr = 0,2 / 4 x 61 % = 3,05 %
Pf = 48,8 % - 3,05 = 45,75 %
8. t = 1773 Detik
z = 26 - 0 = 26 cm
-7 1/2
D = ( 106 X 10 x 26 / 1773 ) = 0,000309 mm
Pr = 3 / 4 x 61 % = 45,75 %
Pf = 45,75 % - 45,75 = 0 %
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 116
Tabel 4.53 Perhitungan Hidrometer pada kedalaman 3 meter
0 26 4 22 #DIV/0! 0 4 61 0 61
15 26 4 22 0,00394 0 4 61 0 61
30 26 3,8 22,2 0,0028 0,2 4 61 3,05 57,95
60 26 3,6 22,4 0,00199 0,2 4 61 3,05 54,9
120 26 3,4 22,6 0,00141 0,2 4 61 3,05 51,85
300 26 3,2 22,8 0,0009 0,2 4 61 3,05 48,8
600 26 3 23 0,00064 0,2 4 61 3,05 45,75
2880 26 0 26 0,00031 3 4 61 45,75 0
Checking prosentase
N = Σ Pr
61 = 61
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 117
4.3 ANALISA SECARA MANUAL
4.3.1 Parameter Desain
Merupakan langkah yang harus dikerjakan setelah penentuan tipe penanggulangan
adalah pembuatan desain. Desain penanggulangan mencangkup perencanaan, analisa
kemantapan, dan penentuan dimensi.
Parameter lapisan tanah yang digunakan untuk analisa perhitungan adalah sebagai
berikut :
Lempung
1 12,50 17,50 30000 0,20 21,0 9
Berpasir
Lempung
2 12,00 16,40 30000 0,20 33,0 15
Berpasir
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 118
Dalam menganalisis stabilitas lereng digunakan beberapa anggapan yaitu :
a. Kelongsoran lerengterjadi di sepanjang permukaan bidang longsor tertentu dan
dianggap sebagai masalah bidang dua dimensi.
b. Masa tanah yang longsordianggapsebagaibenda massif.
c. Tahanan geser tanah pada setiap titik sepanjang bidang longsor tidak tergantung
dari orientasi permukaan longsor atau dengan kata lain kuat geser tanah dianggap
isotropis.
d. Faktor aman didefinisikan dengan memperhatikan tegangan geser rata-rata
sepanjang bidang longsor potensial dan kuat geser tanah sepanjang permukaan
longsoran. Jadi kuat geser tanah mungkin terlampaui di titik-titik tertentu pada
bidang longsornya, padahal faktor aman hasil hitungan lebih besar dari 1.
e. Hukum Coulomb berlaku untuk kondisi runtuh.
τr’ = cr’ + σr’ tan φr’
f. Bentukteganganadalahlurus.
g. Semuagaya yang bekerjatelahdiketahui.
h. Berlaku hukum tegangan total dan tegangan efektif.
σ’= σ + u
i. Bentuk umum untuk perhitungan stabilitas lereng adalah mencari angka keamanan
(η) dengan membandingkan momen-momen yang terjadi akibat gaya yang bekerja.
Jumlah momen yang menahan W.x
Fk
Jumlah momen yang menggerakkan Cu . L . R
(Sumber : Mekanika Tanah 2, Hary Chistady Hardiyatmo)
Dimana :
Fk = Faktor keamanan
W = Berat tanah yang akan longsor (kN)
LAC = Panjang lengkungan (m)
c = Kohesi (kN/m2)
R = Jari-jari lingkaran bidang longsor yang ditinjau (m)
Y = Jarak pusat berat W terhadap O (m)
j. Fk< 1, lereng tidak stabil.
k. Fk = 1, lereng dalam keadaan kritis artinya dengan sedikit gangguan atau
tambahan momen penggerak maka lereng menjadi tidak stabil.
l. Fk>1 , lereng stabil.
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 119
(Sumber : Mekanika Tanah 2, HaryChistadyHardiyatmo)
Untuk memperoleh nilai angka keamanan (Fk) suatu lereng, maka perlu dilakukan
trial and errorterhadap beberapa bidang longsor yang umumnya berupa busur
lingkaran dan kemudian diambil nilai Fk minimum sebagai indikasi bidang longsor
kritis. Analisis stabilitas lereng dapat dilihat pada Gambar 4.1.
y
O
R
B
C
A c
Bentuk dan kedalaman bidang longsoran sangat penting dalam analisa kemantapan
lereng untuk menentukan dimensi dan stabilitas penanggulangan yang dipilih. Titik
perkiraan pusat busur lingkaran longsor ditentukan menggunakan sudut-sudut
pendekatan Fellinius. Setelah ditentukan titik pendekatannya kemudian menggunakan
metode coba-coba atau trial and errordicari faktor keamanan untuk titik di sekitar titik
tersebut. Proses ini terus diulang sampai diketemukan titik dengan angka keamanan
yang terkecil. Titik tersebut adalah perkiraan letak pusat busur lingkaran longsor yang
kemudian diselesaikan dengan rumusan Fellinius yang ada.
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 120
Perhitungan Fk longsor adalah sebagai berikut :
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 121
Hasil pehitungan Fk dengan metode Fellinius, sebagai berikut :
ANALISIS STABILITAS LERENG BADAN JALAN DESA SUMUR GUNUNG, GUNUNG PATI
∑ci.ai = ( DE x c1 ) + ( DA x c2 ) + (DF x c3 )
= ( 4,40 x 21 )+( 5,40 x 33 )+( 13,90 x 46 )
= 910,00
Ø = ( ∑1-9 Wi cos i- Uix tan φ1° + ∑10 Wi cos i-Ui x tan φ3° )
= 811,76 x tan Ɵ 9 + Ɵ
-8,77 x tan 10
= 128,57 + -1,55
= 127,02
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 122
4.4 JENIS-JENIS KONSTRUKSI PENANGANAN LONGSORAN
4.4.1 Konstruksi Bronjong
Mempunyai struktur bangunan berupa anyaman kawat yang diisi batu belah. Struktur
bangunan berbentuk persegi dan disusun secara bertangga yang umumnya berukuran
2×1×0,5 m³. Bangunan bronjong adalah struktur yang tidak kaku sehingga dapat
menahan gerakan baik vertikal maupun horisontal dan bila runtuh masih bisa
dimanfaatkan lagi. Disamping itu bronjong mempunyai sifat lulus air, sehingga tidak
akan menyebabkan terbendungnya air permukaan. Keberhasilan penggunaan bronjong
sangat tergantung dari kemampuan bangunan untuk menahan geseran pada tanah di
bawah alasnya. Oleh karena itu bronjong harus diletakkan pada lapisan yang mantap
di bawah bidang longsoran. Struktur bronjong sangat efektif untuk longsoran yang
relatif dangkal tetapi tidak efektif untuk longsoran berantai. Material bronjong tidak
sulit diperoleh, pelaksanaannya mudah dan biayanya relatif murah (SKBI-
2.3.06.1987).
1 = 9o
c1 = 21 kN/m2
b. Lapisan tanah 2 : Lempung Berpasir
2 = 16,4 kN/m3
2 = 15o
c2 = 33 kN/m2
c. Lapisan tanah 3 : Lempung
3 = 16,7 kN/m3
3 = 10o
c3 = 46 kN/m2
Diketahui :
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 124
Pembebanan q :
Beban hidup kendaraan ((100x4)+(50x2) ) / (4x6x2) = 10,417 kN/m2
Beban hidup manusia = 0,1kN/m2
Beban q total = 10,517 dibulatkan 11,0kN/m2
pasangan batu = 20 kN/m3
ijindesak pasangan batu = 1500 kN/m2
ijintarik pasangan batu = 300 kN/m2
geser pasangan batu = 150 kN/m2
* MEMAKAI CARA RANKINE
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 125
4.5.1 PerhitunganTekanan Tanah Aktif
A. Lapis I
Tekanan tanah aktif ( Ka1 ) = tan2 (45 – 9 / 2 ) = 0,854
Tekanan tanah pasif ( Kp1 ) = tan2 (45 + 9 / 2 ) = 1.171
a. Akibat beban q :
Pa1 = q.Ka1.h1
= 11 . 0,854 . 1
= 9,394 KN/m3
b. Akibat Kohesi ( c ) :
Pa2 = -2 C1 Ka1. h1
= -2 .21 0,854. 1
= -38,813 KN / m3
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 126
c. Akibat massa tanah :
Pa3 = ½ . ∂ 1 .Ka1.h12
= ½ .17,5 . 0,854 . 12
= 7,473 KN/m3
B. Lapis II
Tekanan tanah aktif ( Ka2 ) = tan2 ( 45 – 15 / 2 ) = 0,767
Tekanan tanah pasif ( Kp2 ) = tan2 ( 45 + 15 / 2 ) = 1,303
a. Akibat beban q :
Pa4 = q.Ka2. h2
= 11. 0,767. 1
= 8,437 KN/m3
b. Akibat Kohesi ( C ):
Pa5 = -2 C2 Ka2 . h2
= -2 . 33 0,767. 1
= -57,802 KN / m3
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 127
C. Lapis III
Tekanan tanah aktif ( Ka3 ) = tan2 ( 45 – 10 / 2 ) = 0,839
Tekanan tanah pasif ( Kp3 ) = tan2 ( 45 + 10 / 2 ) = 1,192
a. Akibat beban q :
Pa8 = q. Ka3. h3
= 11 . 0,839. 1,95
= 17,901 KN/m3
b. Akibat Kohesi ( C ):
Pa9 = -2 C3 Ka3 . h3
= -2 . 46 0,839 . 1.95
= -164,325 KN / m3
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 128
4.5.2 PerhitunganTekanan Tanah pasif
Tekanan tanah aktif ( Ka3 ) = tan2 ( 45 – 10 / 2 ) = 0,839
Tekanan tanah pasif ( Kp3 ) = tan2 ( 45 + 10 / 2 ) = 1,192
b. Akibat Kohesi ( C ) :
Pp2 = 2 .C3 Kp3 . h4
= 2 .46 1,192 . 0,95
= 95,422 KN
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 129
Tabel 4.56 Perhitungan gaya dan momen aktif
Besarnya gaya dan momen aktif pada pondasi :
Tekanan Tanah Lengan terhadap titik A Momen terhadap titik A
No.
Aktif (m) ( mKN )
1
2 -38,813 /2 h1 + 2,95 m = 3,45 m -133,905
1
3 7,473 /3 h1 + 2,95 m = 3.28 m 24,511
1
7 6,289 /3 h2+ 1.95 = 2,28 m 14,339
1
11 26,649 /3 h3= 0,65 m 17,322
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 130
4.5.3 PerhitunganTekanan Tanah pasif
:
Tabel 4.57 Perhitungan gaya dan momen Pasif
Besarnya gaya dan momen Pasif pada pondasi
Momen terhadap titik A
No. Berat KN Lengan terhadap titik A (m)
( mKN )
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 131
4.5.4 Tinjauan terhadap gaya eksternal
a. Stabilitas terhadap bahaya guling :
∑Ma = -248,566 mKN
∑Mp = 413,139 mKN
Mp
SF = = 413,139 = 1,66 > 0,75
Ma
248,566
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 132
4.5.5 Stabilitas terhadap kuat dukung tanah
Resultante gaya – gaya yang bekerja ( R ) terhadap pusat berat alas pondasi ( 0 )
Di tinjau dari titik A : R
1,75 m 1,75 m
A 0
e
3,5 m
b ( 3,5 )
e =X- = 0,844 – 1,75 = 0,906 m < =
6 6
b
= 0,906 m < = 0,583 m
6
V 6e
σmin = (1- )= 194,92 ( 1 - 6 . 0,906)
b.1 b
3,5 . 1 3,5
= 55,691 . 1,267
= 70,561 KN/m2 > 0
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 133
4.5.6 Tinjauan terhadap gaya internal
Pa = ½ . h2 . ∂ . ka
= ½ . 12 .17,5 . 0,854
= 7,473 KN
Ma = Pa . 1/3 h
= 7,473. 1/3 . 1
= 2,491 KN
Dicari besarnya gaya dan momen pasif
Bila pasangan batu mempunyai berat volume ( ∂ pasangan)= 20 KN/m3
Tabel 4.58 Stabilitas terhadap kuat dukung tanah ditinjau dari pot. B - B
Momen terhadap titik
No. Berat ( KN ) Lengan terhadap titik B ( m )
B ( mKN )
1 1 . 1 . 20 = 20 0,37 + (1/2) = 0,87 17,4
2 ½ . 0,37 . 1 . 20 = 3,7 2/3 . 0,37 = 0,247 0,9139
∑ V = 23,7 ∑ Mp = 18,314 mKN
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 134
∑M Mp – M 18,314 – 2,491
X = = a = = 0,668 m
V V 23,7
b 0,37 + 1 b
e = X- /2 = 0,668 - = -0,017m > /6 = 0.228 ( tampang mendukung tarik )
2
Terhadap desak
V ∑M
σ desak = - dengan W = Tahanan momen tampang B – B
b.1 W
W = 1/6 . 1 . b2
= 1/6 . 1 .( 0,37 + 1 )2
= 0,313 m3
σ desak = 23,7 + 18,314 – 2,491
(0,37 + 1). 1 0,313
= 17,23 + 50,553
= 67,783 KN/m2 < σ desak pasangan = 1500 kN/m
Terhadap tarik
V
σ tarik = - ∑M
b.1 W
= 17,23 – 50,553
= -33,303 kN / m2 < σ tarik pasangan = 300 kN / m2
Terhadap geser
D = (Pa) B – B’ = 7,473 KN
3
σ = /2 . D
b .h
3 7,473
= /2 . = 8,182 kN/m2 < σ geser pasangan = 150 kN / m2
1,37 . 1
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 135
b. Ditinjau potongan C – C’
Besarnya gaya momen aktif.
Pa1 = ½ . h2 . ∂ . Ka
= ½ . 12 . 17,5 . 0,854
= 7,473 KN
Pa2 = ½ h2 . ∂ . Ka
= ½ . 12 . 16,4 . 0,854
= 7,003 KN
Pa = Pa1 + Pa2 = 14,476 Kn
1
Ma = Pa . /3 . h
1
= 14,476 . /3 . 2
= 9,651 KN
∑M Mp – M 56,31 – 9,61
X = = a = = 0,855 m
V V 54,6
b 1,73 b
e = X- /2 = 0,855 - = - 0,01 m < /6 = 0.288 (tampang menerima desak)
2
V ∑M
σ desak = +
b.1 W
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 136
1
W = /6 . 1 . b2
1
= /6 . 1 .( 0,73 + 1 )2
= 0,499 m3
Terhadap geser
D = (Pa) C – C’ = 14,476 KN
3
σ = /2 . D
b .h
3
= /2 . 14,476 = 6,276 kN/m2< σ geser pasangan = 150 kN / m2
1,73 . 2
c. Ditinjau potongan D – D’
Besarnya gaya momen aktif.
Pa1 = ½ . h2 . ∂ . Ka
= ½ . 12 . 17,5 . 0,854
= 7,473 KN
Pa2 = ½ h2 . ∂ . Ka
= ½ . 12 . 16,4 . 0,854
= 7,003 KN
Pa3 = ½ h2 . ∂ . Ka
= ½ . 12 . 16,7 . 0,854
= 7,131 KN
Pa = Pa1 + Pa2 +Pa3 = 21,607 kN
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 137
1
Ma = Pa . /3 . h
1
= 21,607. /3 . 3
= 21,607 KN
2 ½ .3 . 1,10 . 20 = 33 2
/3 . 1,1 = 0,733 24,189
∑M Mp – M 120,189 – 21,607
X = = a = = 1,06 m
V V 93,0
b 2,1 b
e = X- /2 = 1,06 - = 0,01 m < /6 = 0.35 (tampang menerima desak)
2
V ∑M
σ desak = +
b.1 W
1
W= /6 . 1 . b2
1
= /6 . 1 .( 1,1+ 1 )2
= 0,735 m3
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 138
Terhadap geser
D = (Pa) D – D’ = 21,607 KN
3
σ = /2 . D
b .h
3
= /2 . 21,607 = 5,145 kN/m2 < σ geser pasangan = 150 kN / m2
2,1 . 3
Akibat gaya – gaya yang bekerja diperoleh gambar super posisi seperti di bawah ini :
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 139
a. Tinjauan terhadap potongan D – D’
h1 = σ max – hp . p
= 102,46 – 0.95 . 20
= 83,46 kN/m2
h2 = σ1 – hp . p
= 83,46 – 0.95 . 20
= 64,46 kN/m2
h3 = σ2 – hp . p – ht1 .t1 - ht2 .t2- ht3 . t3
= 64,46 – 0,95 . 20 – 1 . 17,5 – 1 . 16,4 – 1 . 16,7
= -5,14 kN/m2
h4 = σmin – hp . p – ht1 .t1 - ht2 .t2- ht3 . t3
= 70,561 – 0,95 . 20 – 1 . 17,5 – 1 . 16,4 – 1 . 16,7
= 0,961 kN/m2
= 36,98 kN
Momen yang terjadi pada tampang D - D”
= 20,385 mkN
W = 1/6 .b . h2
= 1/6 . 0,7 . 0,952
= 0,105 m3
Tegangan yang terjadi,
ext = ± M/W = ± 194,143 kN / m2 < tarik pasangan
= 3D
2 1.h
= 3 . 36,98
2 . 1 . 0,95
= 58,340 kN / m2 < geser pasangan
Tinjauan terhadap potongan D’ – D”’
Gaya lintang yang terjadi pada tampang D’ – D”’
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 140
D = ½ (5,14 + 0,961) . 0,5
= 1,525 kN
Momen yang terjadi pada tampang D’ – D”’
= 0,468 mkN
W = 1/6 .b . h2
= 1/6 . 0,7 . 0,952
= 0,105 m3
Tegangan yang terjadi,
ext = ± M/W = ± 4,457 kN / m2 < tarik pasangan
= 3D
2 1.h
= 3 . 1,525
2 . 1 . 0,95
= 2,408 kN / m2 < geser pasangan
5.1 KESIMPULAN
Kenyataan yang ada di lapangan adalah terjadi kelongsoran pada lereng badan jalan.
Melalui analisa data tanah serta analisa kestabilan lereng dengan Metode Fellinius
serta dengan pengamatan secara lagsung di lapangan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Jenis tanah pada lokasi kajian adalah lempung berpasir ( lapisan 1), lempung berpasir
( lapisan 2), dan lempung ( lapisan 3).
1 = 9o
c1 = 21 kN/m2
b. Lapisan tanah 2 : Lempung Berpasir
2 = 16,4 kN/m3
2 = 15o
c2 = 33 kN/m2
c. Lapisan tanah 3 : Lempung
3 = 16,7 kN/m3
3 = 10o
c3 = 46 kN/m2
2. Kelongsoran disebabkan karena kurang kuatnya lapisan tanah pada badan jalan
dengan beban lalu lintas yang ada, yang disertai tidak adanya perkuatan pada lereng
jalan dan drainase untuk air hujan yang menjenuhkan permukan lereng.
3. Hasil analisa secara manual (Metode Fellinius) didapat nilai keamanan (FK) longsor
lereng yaitu sebesar 1,33 yang menunjukan nilai keamanan di atas 1 dengan kriteria
lereng stabil.
4. Perencanaan Dinding Penahan Tanah Batu Kali Sebagai Penanganan Longsor.
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 142
5.2 SARAN
1. Perlu dilakukan pengambilan sample tanah yang lebih banyak ( kanan, kiri ruas jalan,
dan juga di luar badan jalan) untuk mendapatkan kontur lapisan tanah sekitar yang
membantu keakuratan model struktur.
2. Pengambilan sample tanah tambahan untuk pengujian laboratorium perlu dilakukan
untuk mendapatkan data yang lebih representatif.
3. Analisa dengan Metode Fellinius masih memiliki kelemahan, sehingga untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat terlebih dahulu harus dibandingkan dengan
metode yang lain terutama secara manual.
4. Diperlukan ketelitian dalam memasukkan data-data input karena kesalahan dalam
input data akan berakibat fatal.
5. Penggunaan material konstruksi harus sesuai yang disyaratkan dan pelaksanaanya
harus sesuai dengan bestek.
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 143
DAFTAR PUSTAKA
Arifan, 2011, Desain cut slope chart untuk evaluasi kestabilan lereng di atas badan jalan.
Studi Kasus: Cinona, Cisalak dan Cijengkol, Kabupaten Bandung Barat , Bandung .
Bahan-bahan Mata Kuliah atau Buku Ajar Rekayasa Pondasi 1 dan 2.
Bahan-bahan Mata Kuliah atau Buku Ajar Stabilisasi Tanah
Departemen Pekerjaan Umum, 1987, Petunjuk Perencanaan Penanggulangan Longsoran,
Yayasan Badan Penerbit PU, Jakarta.
Dharmawansyah, 2011, Alternatif Perkuatan Lereng Pada Ruas Jalan Trenggalek – Ponorogo
KM 23 + 650, Teknik Sipil FTSP – ITS, Ponorogo.
Indriati Martha Patuti, 2012, Analisis Stabilitas Lereng Dan Pengaruhnya Terhadap Ruas
Jalan Isimu - Kwandang, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Negeri
Gorontalo.
Rachman Sobarna, 2011, Penyelidikan Stabilitas Lereng pada Jalur Jalan Krui_Liwa,
Kabupaten Liwa, Provinsi Lampung.
Roesyanto, 2009, Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan Perkuatan Geogrid, Teknik Sipil,
USU Medan.
SUSI, 2009, Program Analisis Stabilitas Lereng, Slope Stability Analysis Program, Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.
Terzaghi, Karl, Peck, B., Ralph, 1991, Mekanika Tanah Dalam Praktek Rekayasa Jilid-2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Tjokorda, 2010, Analisis Stabilitas Lereng Pada Badan Jalan Dan Perencanaan Perkuatan
Dinding Penahan Tanah, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Udayana, Denpasar.
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati 144
Gambar Alat Uji Specify Gravity
Gambar Picnometer
- Kedalaman 1 m. % 44,66
- Kedalaman 2 m. % 43,41
- Kedalaman 3 m. % 36,88
- Kedalaman 1 m. 2,131
- Kedalaman 2 m. 2,120
- Kedalaman 3 m. 2,153
e Porositas (n)
- Kedalaman 1 m. % 48,76
- Kedalaman 2 m. % 47,93
- Kedalaman 3 m. % 44,27
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati
f Void Ratio (e)
- Kedalaman 1 m. 0,95
- Kedalaman 2 m. 0,92
- Kedalaman 3 m. 0,79
a Kohesi (c )
b Sudut geser ( θ )
a Kadar lumpur ( N )
- Kedalaman 1 m. % 47,5
- Kedalaman 2 m. % 47,6
- Kedalaman 3 m. % 64,4
4 Hydrometer ( Boring 1 )
- Kedalaman 1 m. % 47,5
- Kedalaman 2 m. % 47,6
- Kedalaman 3 m. % 64,4
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati
REKAPITULASI HASIL PENGUJIAN TANAH
DESA SUMUR GUNUNG GUNUNG PATI
- Kedalaman 1 m. % 43,89
- Kedalaman 2 m. % 34,84
- Kedalaman 3 m. % 38,02
- Kedalaman 1 m. 2,157
- Kedalaman 2 m. 2,169
- Kedalaman 3 m. 2,133
e Porositas (n)
- Kedalaman 1 m. % 48,62
- Kedalaman 2 m. % 43,05
- Kedalaman 3 m. % 45,19
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati
f Void Ratio (e)
- Kedalaman 1 m. 0,95
- Kedalaman 2 m. 0,75
- Kedalaman 3 m. 0,82
a Kohesi (c )
b Sudut geser ( θ )
a Kadar lumpur ( N )
- Kedalaman 1 m. % 68,36
- Kedalaman 2 m. % 53,1
- Kedalaman 3 m. % 75,02
4 Hydrometer ( Boring 2 )
- Kedalaman 1 m. % 68,36
- Kedalaman 2 m. % 53,1
- Kedalaman 3 m. % 75,02
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati
REKAPITULASI HASIL PENGUJIAN TANAH
DESA SUMUR GUNUNG GUNUNG PATI
- Kedalaman 1 m. % 40,09
- Kedalaman 2 m. % 36,06
- Kedalaman 3 m. % 43,47
- Kedalaman 1 m. 2,510
- Kedalaman 2 m. 2,646
- Kedalaman 3 m. 2,389
e Porositas (n)
- Kedalaman 1 m. % 50,15
- Kedalaman 2 m. % 47,52
- Kedalaman 3 m. % 50,94
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati
f Void Ratio (e)
- Kedalaman 1 m. 1,01
- Kedalaman 2 m. 0,91
- Kedalaman 3 m. 1,04
a Kohesi (c )
b Sudut geser ( θ )
a Kadar lumpur ( N )
- Kedalaman 1 m. % 71,4
- Kedalaman 2 m. % 77,3
- Kedalaman 3 m. % 61
4 Hydrometer ( Boring 3 )
- Kedalaman 1 m. % 71,4
- Kedalaman 2 m. % 77,3
- Kedalaman 3 m. % 61
Analisis Stabilitas Lereng Badan Jalan Desa Sumur Gunung, Gunung Pati