Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH FONDASI DALAM

METODE PELAKSANAAN PILE LOADING TEST DAN


INTERPRETASINYA

Nama : Safrudin Nor Aripbilah


NPM : 16315330
Kelas : 3TA88
Jurusan : Teknik Sipil
Dosen : Dr. Ir. Damrizal Damoerin

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah


melimpahkan berkat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah fondasi dalam ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah fondasi dalam disusun sebagai bentuk rasa tanggung jawab sebagai
mahasiswa dalam memenuhi tugas pada mata kuliah fondasi dalam. Penulis
mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan makalah
fondasi dalam, maka penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah bersedia membimbing dan memberikan petunjuk selama
pennyusunan makalah ini, antara lain:
1. Prof. Dr. E. S. Margianti, SE., MM., selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2. Dr. Heri Suprapto, ST., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas
Gunadarma.
3. Dr. Ir. Damrizal Damoerin, M.Sc., selaku Dosen Pondasi Dalam Universitas
Gunadarma.
Dalam penyusunan makalah, penulis telah berusaha semaksimal
mungkin, namun penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Sehingga penulis mengharapkan koreksi, kritik dan saran dari pembaca sebagai
bentuk masukkan untuk menyempurnakan penyusunan makalah berikutnya.
Semoga makalah fondasi dalam ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, serta dapat digunakan sebagai bahan acuan referensi
bagi para pembaca yang hendak menyusun makalah berikutnya.

Depok, Juli 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................. 1
1.2 TUJUAN PENULISAN MAKALAH ......................................... 1
1.3 BATASAN MASALAH ............................................................. 2
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN ................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 PENGERTIAN UJI PEMBEBANAN TIANG ........................... 3
2.2 JENIS-JENIS UJI PEMBEBANAN TIANG .............................. 3
2.2.1 Static Load Test.................................................................. 3
2.2.2 Uji Beban Dinamik ............................................................ 7
2.3 METODE PEMBEBANAN STATIK ......................................... 8
2.3.1 Pembebanan Standar Monotonik ....................................... 8
2.3.2 Quick Load Test ................................................................. 8
2.3.3 Pembebanan Standar Siklik ............................................... 9
2.3.4 Pembebanan dengan Kecepatan Konstan (CRP) ............... 9
2.4 INTERPRETASI HASIL UJI PEMBEBANAN STATIK .......... 10
2.4.1 Metode Chin F.K................................................................ 10
2.4.2 Metode Davisson................................................................ 11

BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 URAIAN UMUM ........................................................................ 13

iii
3.2 ALAT-ALAT UJI PEMBEBANAN STATIK ............................ 13
3.2.1 Hydraulic Jack ................................................................... 14
3.2.2 Plate Test............................................................................ 14
3.2.3 Presure Gauge ................................................................... 15
3.2.4 Dial Gauge ......................................................................... 15
3.2.5 Reference Beam.................................................................. 17
3.3 TAHAP PENGUJIAN BEBAN STATIK ................................... 17
3.3.1 Persiapan Uji Beban Statik ................................................ 17
3.3.2 Setting Alat ......................................................................... 18
3.3.3 Pelaksanaan Pembacaan Dial............................................. 18
3.4 INTERPRETASI HASIL UJI PEMBEBANAN STATIK .......... 20
3.4.1 Metode Chin F.K................................................................ 20
3.4.2 Metode Davisson................................................................ 21

BAB 4 PENUTUP
4.1. KESIMPULAN ........................................................................... 23
4.2. SARAN........................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ vii

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengujian dengan Sistem Kentledge ........................................... 6


Gambar 2.2 Pengujian dengan Tiang Jangkar ................................................. 6
Gambar 2.3 Pengujian Tiang Pancang dengan PDA ....................................... 7
Gambar 2.4 Grafik Hubungan Beban dengan Penurunan Menurut Metode
Chin ............................................................................................. 11
Gambar 2.5 Interpretasi Daya Dukung Ultimit dengan Metode Davisson ..... 12
Gambar 3.1 Hydraulic Jack............................................................................. 14
Gambar 3.2 Plate Test ..................................................................................... 14
Gambar 3.3 Preasure Gauge ........................................................................... 15
Gambar 3.4 Dial Gauge .................................................................................. 16
Gambar 3.5 Reference Beam ........................................................................... 17
Gambar 3.6 Grafik Hubungan Antara Beban dan Penurunan pada Bored
Pile............................................................................................... 20
Gambar 3.7 Grafik Interpretasi Metode Chin F.K .......................................... 21
Gambar 3.8 Grafik Interpretasi Metode Davisson .......................................... 22

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Load Displacement ............................................................. 19


Tabel 3.2 Data-data untuk Pembuatan Grafik Chin .................................... 20

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Fondasi pile saat ini banyak digunakan di Indonesia sebagai fondasi
bangunan, seperti jembatan, gedung bertingkat, pabrik atau gedung-gedung
industri, menara, dermaga, bangunan mesin-mesin berat, dan lain-lain. Dimana
semuanya merupakan konstruksi-konstruksi yang memiliki dan menerima beban
yang relatif berat. Penggunaan fondasi pile untuk konstruksi biasanya bertitik
tolak pada beberapa hal mendasar seperti anggapan adanya beban yang besar
fondasi langsung jelas tidak dapat digunakan, kemudian jenis tanah pada lokasi
yang bersangkutan relatif lunak sehingga fondasi langsung tidak ekonomis lagi
untuk dipergunakan.
Secara umum pemakaian fondasi pile dipergunakan apabila tanah dasar
dibawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity)
yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban di atasnya. Fondasi pile
juga digunakan bila letak tanah keras yang memiliki daya dukung yang cukup
untuk memikul berat dari beban bangunan di atasnya terletak pada posisi yang
sangat dalam.
Dalam perencanaan konstruksi fondasi pile, penentuan daya dukung pile
adalah merupakan suatu permasalahan pokok. Penentuan daya dukung pile
tersebut pada waktu perencanaan konstruksi fondasi, biasanya belum dianggap
sempurna sehingga masih perlu diadakan pengujian pembebanan (loading test)
untuk menentukan daya dukung yang langsung dilaksanakan di tempat.

1.2 TUJUAN PENULISAN MAKALAH


Tujuan dari penyusunan makalah metode pelaksanaan pile loading test
dan interpretasinya adalah sebagai berikut:
1. Memahami fungsi uji pembebanan pada fondasi tiang.
2. Mengetahui macam-macam uji pembebanan.

1
3. Memahami metode pelaksanaan pile loading test dan interpretasinya.

1.3 BATASAN MASALAH


Penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Pengertian dan jenis-jenis uji pembebanan.
2. Metode-metode dan interpretasi pada pembebanan statik.
3. Alat-alat pada pelaksanaan uji pembebanan statik.
4. Tahapan pelaksanaan uji pembebanan statik.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan berisi tentang uraian isi makalah secara jelas dan
sistematis. Sistematika penulisan bertujuan untuk mempermudah penulis untuk
membuat makalah sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup yang direncanakan.
Adapun sistematika penulisan yang disusun sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang pile loading test, tujuan penyusunan
makalah, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Menjelaskan tentang pengertian uji pembebanan tiang, jenis-jenis uji
pembebanan tiang, metode pembebanan statik dan interpretasi
pembebanan statik.
BAB 3 PEMBAHASAN
Menjelaskan tentang alat-alat yang digunakan pada uji pembebanan
statik, tahapan pelaksanaan uji pembebanan statik dan pengolahan hasil
pengujian dengan interpretasi metode Chin dan Davisson.
BAB 4 PENUTUP
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang menjawab tujuan
penyusunan makalah secara singkat.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN UJI PEMBEBANAN TIANG


Uji pembebanan (load test) adalah merupakan suatu metode pengujian
yang bersifat setengah merusak atau merusak secara keseluruhan komponen-
komponen bangunan yang diuji. Pengujian yang dimaksud dapat dilakukan
dengan beberapa metode salah satu diantaranya adalah metode uji beban (load
test). Uji pembebanan yang dilaukan pada fondasi dikenal dengan uji pembebanan
tiang yaitu suatu metode yang digunakan dalam pemeriksaan terhadap sejumlah
beban yang dapat didukung oleh suatu struktur dalam hal ini adalah fondasi.
Tujuan pile loading test pada dasarnya adalah untuk membuktikan
akurasi perhitungan desain dengan kapasitas daya dukung tiang di lapangan.
Dengan mengetahui tingkat akurasi, didapat tingkat keamanan suatu fondasi
sudah memenuhi persyaratan peraturan yang ada, yang tujuannya untuk menjamin
keselamatan umum. Pile loading test dilakukan pada fondasi tiang karena
biasanya belum dianggap sempurna sehingga perlu mengetahui daya dukung yang
langsung dilaksanakan di tempat.

2.2 JENIS-JENIS UJI PEMBEBANAN TIANG


Uji pembebanan tiang terdapat dua jenis yaitu static load test
(compression, tension dan lateral) dan dynamic load test (pile driving analysis).
Pile load test biasanya dilakukan dengan dua alternatif yaitu test/ unused pile,
failure test (dilakukan hingga tiang mengalami keruntuhan) dan test on a working
pile (percobaan pembebanan pada tiang terpakai), 200% kapasitas desain. Pada
kegiatan ini yang dilaksanakan adalah static load test (compression dan lateral)
dengan percobaan pembebanan pada tiang terpakai.
2.2.1 Static Load Test (SLT)
Static load test adalah uji pembebanan pada fondasi tiang dengan
menggunakan beban statis. Maksud dan tujuan dilaksanakannya percobaan

3
pembebanan (loading test) terhadap fondasi tiang adalah untuk mengetahui
secara tepat dan akurat berapa besar daya dukung fondasi tiang tersebut memikul
gaya/ beban vertikal (compressive load), gaya/ beban (lateral load) dan gaya/
beban tarik (uplift load). Percobaan pembebanan vertikal (compressive loading
test) dilakukan terhadap fondasi tiang adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan antara beban dan penurunan fondasi akibat
beban rencana.
2. Untuk menguji bahwa tiang yang dilaksanakan mampu mendukung
beban rencana dan membuktikan bahwa dalam pelaksanaan tidak terjadi
kegagalan.
3. Untuk menentukan daya dukung ultimate nyata (real ultimate bearing
capacity) sebagai contoh dari hasil perhitungan berdasarkan formula
statis dan dinamis.
4. Untuk mengetahui kemampuan elastisitas daripada tanah.
Daya dukung dapat diperhitungkan menurut cara-cara statis maupun
dinamis. Uji pembebanan (loading test) dilakukan jika penyelidikan geoteknik
memberikan hasil yang meragukan dalam arti susunan tanah tidak homogen
homogen, keadaan tanah keras cukup dalam sehingga agak sukar untuk
menentukan daya dukung fondasi dengan tepat. Pengujian yang dilakukan
umumnya hingga 200% dari beban kerja pada tahap verifikasi daya dukung,
sedangkan untuk beberpa hal seperti keperluan optimasi dan kontrol beban ultimit
pada gempa kuat, seringkali diperlukan pengujian sebesar 250% hingga 300%
dari beban kerja.
Hal penting pada uji beban statik adalah hasilnya. Hasil uji beban statik
dalam rekayasa fondasi dapat menentukan mekanisme yang terjadi, seperti dapat
melihat kurva beban penurunan, besarnya deformasi plastis tiang, kemungkinan
terjadinya kegagalan bahan tiang dan lain sebagainya. Pengujian pembebanan
tiang umumnya dilaksanakan dengan maksud sebagai berikut:
1. Menentukan grafik hubungan beban dan penurunan, terutama pada
pembebanan di sekitar beban yang diharapkan.

4
2. Sebagai percobaan guna meyakinkan bahwa keruntuhan fondasi tidak
akan terjadi sebelum beban ditentukan tercapai. Nilainya beberapa kali
beban rencana. Nilai pengali tersebut dipakai sebagai faktor aman.
3. Menentukan kapasitas ultimit riil, mengecek hasil hitungan kapasitas
tiang yang diperoleh dari rumus statis dan dinamis.
Umumnya uji pembebanan perlu dilakukan untuk kondisi-kondisi seperti
berikut ini:
1. Perhitungan analitis tidak memungkinkan untuk dilakukan karena
keterbatasan informasi mengenai detail dan geometri struktur. Kinerja
struktur yang sudah menurun karena adanya penurunan kualitas bahan
akibat serangan zat kimia, ataupun akibat gempa, kebakaran,
pembebanan yang berlebihan dan lain-lain.
2. Tingkat keamanan struktur yang rendah akibat jeleknya kualitas
pelaksanaan ataupun akibat adanya kesalahan perencanaan yang
sebelumnya tidak terdeteksi.
3. Struktur direncanakan dengan metode-metode khusus, sehingga
menimbulkan kekhawatiran akan tingkat keamanan struktur tersebut.
4. Perubahan fungsi struktur, sehingga menimbulkan pembebanan
tambahan yang belum diperhitungkan pada perencanaan.
5. Diperlukan pembuktian mengenai kinerja suatu struktur yang baru saja
dicor.
Pengujian beban statik melibatkan pemberian beban statik dan
pengukuran pergerakan tiang. Beban-beban diberikan secara bertahap dan
penurunan tiang diamati. Umumnya keruntuhan yang dicatat untuk interpretasi
lebih lanjut adalah bila di bawah suatu beban yang konstan, tiang terus mengalami
penurunan. Pengujian dapat dilakukan setelah tujuh samapi tiga puluh hari dari
pengeboran. Hal ini penting untuk memungkinkan tanah yang telah terganggu
kembali ke keadaan semula dan tekanan air pori yang terjadi akibat pemancangan
tiang telah berdisipasi. Pembebanan dapat dilakukan dengan dua cara. Cara
pertama dengan menggunakan sistem kentledge seperti ditunjukkan pada Gambar
2.1. Cara kedua dapat menggunakan kerangka baja atau jangkar seperti ilustrasi

5
Gambar 2.2. Pembebanan diberikan pada tiang dengan menggunakan dongkrak
hidrolik.
Pergerakan tiang dapat diukur menggunakan satu dial gauges yang
terpasang pada kepala tiang. Toleransi pembacaan antara satu dial gauge lainnya
adalah satu milimeter. Pengukuran pergerakan relatif tiang sangat penting untuk
mendapatkan informasi mengenai interaksi tanah dengan tiang. Pengujian tiang
sebaiknya dilengkapi dengan instumentasi. Instrumentasi yang dapat digunakan
adalah strain gauges yang dapat dipasang pada lokasi-lokasi tertentu sepanjang
tiang. Instrumentasi dapat memberikan informasi mengenai pergerakan kaki tiang,
deformasi sepanjang tiang, atau distribusi beban sepanjang tiang selama pengujian
(American Society Testing and Materials, 2010).

Gambar 2.1 Pengujian dengan Sistem Kentledge


Sumber: Coduto, 2001

Gambar 2.2 Pengujian dengan Tiang Jangkar


Sumber: Tomlinson, 1980

6
2.2.2 Uji Beban Dinamik
Uji beban dinamik atau HSDPT (High Strain Dynamics Pile Tests) atau
PDA (Pile Driving Analyzer) merupakan pengujian lain yang dapat dijadikan
pelengkap atau pengganti uji beban statik. Tujuan pengujian dinamis ini adalah
untuk mengetahui besarnya daya dukung ultimate tiang bor tunggal yang
dilakukan dilapangan dengan berbagai dimensi dan karakteristik tiang yang telah
ditentukan melalui perencanaan sebelumnya, baik untuk pemilihan tiang maupun
lokasinya.
Beban dinamik akibat tumbukan dari drop hammer pada kepala tiang,
akan menimbulkan regangan pada tiang dan pergerakan relatif (relative
displacement) yang terjadi antara tiang dan tanah sekitarnya, sehingga
menimbulkan gelombang akibat perlawanan atau reaksi tanah. Semakin besar
kekuatan tanah, semakin kuat perlawanan gelombang yang timbul. Gelombang
aksi maupun reaksi akibat perlawanan tanah akan direkam. Berat minimum dari
palu yang akan digunakan ditentukan sebesar 1% dari perkiraan daya dukung
ujung tiang. Sebagai contoh untuk daya dukung ijin tiang direncanakan sebesar
500 ton dan diambil daya dukung batasnya 200% dari daya dukung ijinnya,
sebesar 1000 ton, maka berat minimum palu adalah 10 ton. Tinggi jatuh palu
diambil antara 1 m sampai 2 m, dipilih ketinggian minimum berapa yang sudah
menghasilkan output daya dukung batas tiang. Pengujian dilakukan 2 sampai 5
kali tumbukan, sedangkan besarnya daya dukung tiang ditentukan dengan
rekaman 1 gelombang tumbukan saja.

Gambar 2.3 Pengujian Tiang Pancang dengan PDA


Sumber: Harnedi, 2015

7
Pengujian PDA saat ini banyak dilakukan untuk bermacam-macam
fondasi seperti fondasi tiang pancang maupun fondasi tiang bor. Pengujian PDA
untuk tiang berdiameter besar dan daya dukung besar sangat menguntungkan,
karena proses pengujian dangat singkat (dari persiapan sampai selesai hanya
berlangsung selama 1-3 jam).

2.3 METODE PEMBEBANAN STATIK


Pembebanan statik dapat menggunakan berbagai metode. Terdapat empat
metode yang dapat digunakan diantaranya adalah sebagai berikut:
2.3.1 Pembebanan Standar Monotonik
Slow Maintained Load Test (SML) menggunakan delapan kali
peningkatan beban. Standar pengujian diambil dari ASTM D1143-81 (1989).
Prosedur metode uji standar ASTM yang umum digunakan pada penelitian di
lapangan sebelum dilakukan pekerjaan selanjutnya, terdiri atas:
1. Bebani tiang dalam delapan tahapan yang sama (yaitu 25%, 50%, 75%,
100%, 125%, 150%, 175%, dan 200%) hingga 200% beban rencana.
2. Setiap penambahan beban harus mempertahankan laju penurunan yang
lebih kecil 0,01 in/jam (0,25 mm/jam).
3. Mempertahankan 200% beban selama 24 jam.
4. Setelah waktu yang dibutuhkan diperoleh, lepaskan beban dengan
pengurangan sebesar 25% dengan jarak waktu satu jam diantara
pengurangan.
5. Setelah beban diberikan dan dilepas ke atas, bebani kembali tiang untuk
pengujian beban dengan penambahan 50% dari beban desain,
menyediakan waktu dua puluh menit untuk penambahan beban.
6. Kemudian tambahkan beban dengan penambahan 10% beban desain.

2.3.2 Quick Load Test


Quick load test merupakan modifikasi pembebanan standar untuk
mempercepat pengujian. Pengujian quick load test menggunakan standar ASTM

8
1143-81 (opsional) yang direkomendasikan oleh Dinas Perhubungan Amerika
Serikat dan Pengelola Jalan Raya. Prosedur pengujian tersebut terdiri atas:
1. Bebani tiang dalam penambahan dua puluh kali hingga 300% dari beban
desain (masing - masing tambahan adalah 15% dari beban desain).
2. Pertahankan tiap beban selama lima menit, pembacaan dilakukan setiap
2,5 menit.
3. Tambahkan peningkatan beban hingga jacking continue dibutuhkan
untuk mempertahankan beban uji.
4. Setelah interval lima menit, lepaskan atau hilangkan beban penuh dari
tiang dalam empat pengurangan dengan jarak diantara pengurangan lima
menit.
Metode quick load test lebih cepat dan ekonomis serta lebih mendekati
suatu kondisi. Waktu pengujiannya selama 3-5 jam. Metode quick load test tidak
dapat digunakan untuk estimasi penurunan karena metode cepat.

2.3.3 Pembebanan Standar Siklik


Metode pembebanan standar siklik sama dengan monotonik, tetapi pada
tiap tahapan beban dilakukan pelepasan beban dan kemudian dibebani kembali
hingga tahap beban berikutnya (unloading – reloading). Pengujian dengan cara
ini, rebound dari setiap tahap beban diketahui dan perilaku pemikulan beban pada
tanah dapat disimpulkan dengan lebih baik. Metode standar siklik membutuhkan
waktu yang lebih lama daripada metode standar monotonik.

2.3.4 Pembebanan dengan Kecepatan Konstan (CRP)


Metode kecepatan konsatam atau constant rate of penetration method
(CRP) merupakan salah satu alternatif lain untuk pengujian tiang secara statis.
Metode CRP menggunakan standar ASTM 1143-81 disarankan oleh Komisi Pile
Swedia dan Departemen Perhubungan. Prosedurnya adalah sebagai berikut:
1. Kepala tiang didorong untuk settle pada 0,05 in/menit (1,25 mm/menit).
2. Gaya yang dibutuhkan untuk mencapai penetrasi akan dicatat.
3. Uji dilakukan dengan total penetrasi 2-3 in ( 50-70 mm ).

9
Keuntungan utama dari metode CRP adalah lebih cepat 2-3 jam dan lebih
ekonomis. Hasil pengujian tiang dengan metode CRP menunjukkan bahwa beban
runtuh relatif tidak tergantung oleh kecepatan penetrasi bila digunakan batasan
kecepatan penurunan kurang dari 1,25 mm/menit. Kecepatan yang lebih tinggi
dapat menghasilkan daya dukung yang sedikit. Beban dan pembacaan deformasi
diambil setiap menit. Pengujian dihentikan bila pergerakan total kepala tiang
mencapai 10% dari diameter tiang bila pergerakan (displacement) sudah cukup
besar.

2.4 INTERPRETASI HASIL UJI PEMBEBANAN STATIK


Hasil uji pembebanan statik dapat dilakukan interpretasi untuk
menentukan besarnya beban ultimit. Metode interpretasi terdapat beberapa macam
diantaranya adalah sebagai berikut:
2.4.1 Metode Chin F.K
Dasar dari penggunaan interpretasi metode Chin F.K diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Kurva load settlement digambarkan dalam kaitannya dengan S/Q,
dimana:

(3.1)

2. Kegagalan beban (Qf) atau beban akhir (Qu) digambarkan sebagai


berikut:
(3.2)

Dimana:
S : Settlement
Q : Penambahan beban
C1 : Kemiringan garis lurus

10
Gambar 2.4 Grafik Hubungan Beban dengan Penurunan Menurut Metode Chin
Sumber: Taslim, 2015

Kegagalan metode Chin dapat digunakan untuk tes beban dengan cepat
dan tes beban yang dilakukan dengan lambat. Umumnya kegagalan beban akan
memberikan perilaku yang tidak realistik jika tidak digunakan suatu kenaikan
waktu yang konstan pada uji tiang. Jika sepanjang kemajuan tes beban statis,
keruntuhan pada tiang akan bertambah sehingga garis Chin akan menunjukkan
suatu titik temu, oleh karena itu dalam merencanakan tiap pembacaan metode
Chin perlu dipertimbangkan. Metode Chin memperhatikan batasan beban yang
diregresikan linier yang mendekati nilai satu dalam mengambil suatu hasil tes
beban statis, dengan dasar nilai-nilai yang ditentukan dari dua cara yang telah
disebutkan. Secara umum dua titik akan menentukan satu garis dan titik ketiga
pada garis yang sama mengkorfimasikan suatu garis (Fellenius, Bengt H. 2001).

2.4.2 Metode Davisson (1972)


Prosedur penentuan beban ultimit dari pondasi tiang dengan
menggunakan metode Davisson adalah sebagai berikut:
1. Gambarkan kurva beban terhadap penurunan.
2. Penurunan elastis dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

(3.3)

Dimana:

11
Se : Penurunan elastis (mm)
Q : Beban uji yang diberikan (ton)
L : Panjang tiang (m)
Ap : Luas penampang tiang (m2)
Ep : Modulus elastisitas tiang (ton/m2)
3. Tarik garis OA seperti gambar berdasarkan persamaan penurunan elastis
(Se).
4. Tarik garis BC yang sejajar dengan garis OA dengan jarak X, dimana X
adalah:

(3.4)

Dengan D adalah diameter atau sisi tiang dala satuan inci.


5. Perpotongan antara kurva beban–penurunan dengan garis lurus
merupakan daya dukung ultimit.

Gambar 2.5 Interpretasi Daya Dukung Ultimit dengan Metode Davisson


Sumber: Taslim, 2015

12
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 URAIAN UMUM


Dalam suatu bangunan, fondasi merupakan bagian paling bawah
konstruksi bangunan yang memiliki peranan penting yang memikul seluruh beban
bangunan dan beban lainnya yang turut diperhitugkan, serta meneruskannya ke
dalam tanah sampai kelapisan atau kedalaman tertentu. Pembangunan suatu
konstruksi sipil yang terdiri dari struktur bawah (sub structure) dan struktur atas
(upper structure). Struktur atas didukung oleh struktur bawah sebagai fondasi
yang berinteraksi dengan tanah dan akan memberikan keamanan bagi struktur
bagian atas.
Static load test atau uji beban statik merupakan salah satu metode
pengujian daya dukung fondasi dengan menggunakan sebuah indikator tiang yang
dibebani sesuai dengan beban perencanaan tiang di lapangan sampai mengalami
keruntuhan atau kegagalan. Uji beban statik ini memiliki tingkat keakuratan
paling tinggi tetapi membutuhan biaya yang tidak sedikit. Uji beban statik juga
memerlukan orang ahli untuk menganalisa hasil dari pengujian sehingga diperoleh
hasil yang akurat. Metode pelaksanaan uji beban statik dilakukan sesuai dengan
ASTM D1143-81.
Proyek pembangunan Hotel Sapadia Medan menggunakan fondasi bored
pile dengan diameter tiang bor yang digunakan 60 cm. Berdasarkan studi kasus
tersebut akan dibahas metode pelaksanaan uji pembebanan statik (static load test)
dengan sistem kenteledge dan interpretasinya menggunakan metode Chin dan
metode Davisson.

3.2 ALAT-ALAT UJI PEMBEBANAN STATIK


Pengujian beban statik pada fondasi bored pile dengan sistem kentledge
memerlukan alat-alat sebagai berikut:

13
3.2.1 Hydraulic Jack
Hydraulic jack adalah alat pendongkrak hidrolik yang dapat mengangkat
segala apa yang didongkraknya dengan cara mengumpulkan angin dan menekan
cairan pada tabungnya sehingga membuat tabung dongkrak keluar dengan
kapasitas angkat tertentu. Cara menggunakan hydraulic jack adalah dengan cara
dipompa dengan tuas yang menggunakan tenaga manusia. Hydraulic jack sangat
ringan untuk dipompa tetapi dapat menghasilkan tekanan angin yang kuat.

Gambar 3.1 Hydraulic Jack


Sumber: WB Equipment Service Company Inc, 2017

3.2.2 Plate Test


Plate test adalah alas untuk beban yang ditempatkan di atas tiang. Pada
bagian plate test akan terjadi penurunan akibat beban. Fungsi plate test tersebut
untuk menyebarkan beban secara merata pada kepala tiang.

Gambar 3.2 Plate Test


Sumber: ASTEC Materials Testing Corporation, 2010

14
3.2.3 Preasure Gauge
Preasure gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan
fluida (gas atau liquid) dalam tabung tertutup. Satuan dari preasure gauge berupa
psi (pound per square inch), psf (pound per square foot), mmHg (millimeter of
mercury), inHg (inch of mercury), bar ataupun atm (atmosphere). Preasure gauge
pada uji pembebanan digunakan sebagai alat pengukur beban pada setiap tahap
pembebanan. Preasure gauge yang digunakan dapat mengukur tegangan sampai
1000 psi.

Gambar 3.3 Preasure Gauge


Sumber: Matest, 2008

3.2.4 Dial Gauge


Dial indikator atau yang sering disebut dengan dial gauge ialah alat ukur
yang digunakan untuk mengukur dan memeriksa kerataan atau kesejajaran pada
permukaan benda dengan skala pengukuran yang sangat kecil. Dial gauge
merupakan suatu alat ukur yang tidak dapat berdiri sendiri, alat ini memiliki alat
bantunya sendiri yang disebut sebagai magnetic base. Fungsi dari magnetic base
adalah sebagai pemegang dial gauge dan berfungsi untuk mengatur tinggi, rendah
serta kemiringan pada benda yang akan diukur.
Terdapat beberapa fungsi dari dial gauge, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Mengukur kerataan pada permukaan bidang datar.
2. Mengukur kerataan pada permukaan serta kebulatan sebuah poros.
3. Mengukur kerataan pada permukaan dinding silinder.

15
4. Mengukur kesejajaran pada permukaan benda.
5. Mengukur penyimpangan bantalan pada poros engkol.
Dial gauge dapat digunakan dengan cara kerja tertentu. Cara kerja dial
gauge adalah sebagai berikut:
1. Pasang contact point pada dial gauge.
2. Pasang dial gauge pada alat bantunya magnetic base.
3. Letakkan contact point pada benda kerja yang akan diukur.
4. Kendurkan screw pengikat pada skala lalu posisikan angka nol sejajar
dengan jarum penunjuk, setelah itu kencangkan lagi screw pengikatnya.
5. Gerak-gerakan benda kerja sesuai dengan kebutuhan yang ingin diukur.
6. Kemudian baca nilai penyimpangan jarum penunjuk pada skala.
Cara mengkalibrasikan dial gauge adalah sebagai berikut:
1. Letakkan dial gauge pada tempat yang rata atau datar.
2. Kemudian lihatlah skala utama dan skala nonius.
3. Jika skala utama tidak menunjukan angka nol, maka putar skrup
pengkalibrasian searah dengan jarum jam atau sebaliknya sampai jarum
skala utama menunjukkan angka nol .
4. Lakukan juga hal yang sama pada skala nonius.

Gambar 3.4 Dial Gauge


Sumber: Hydradyne LLC, 2008

16
3.2.5 Reference Beam
Reference beam adalah batang baja statis dan bebas gangguan sebagai
tumpuan ujung dial gauges.

Gambar 3.5 Reference Beam


Sumber: Zemin Arastirma Merkezi Corp, 2008

3.3 TAHAP PENGUJIAN BEBAN STATIK


Metode pelaksanaan percobaan pembebanan vertikal yang dilaksanakan
pada studi kasus ini adalah dengan metode pembebanan langsung (kentledge
system), yaitu dengan menggunakan beban di atas fondasi tiang yang disusun
sedemikian rupa dengan total berat yang lebih besar dari beban test yang
direncanakan Pelaksanaan uji pembebanan statik dengan sistem kentledge
menggunakan ASTM D 1143-81 section 5.2.
3.3.1 Persiapan Uji Beban Statik
Persiapan uji beban statik dengan sistem kentledge adalah sebagai
berikut:
1. Perapian area lokasi uji tiang dengan luas area kurang lebih 12 × 10 m
(tergantung panjang cross beam & main beam yang digunakan ).
2. Perbaikan kepala tiang uji, dimana pada bagian atas tiang dibuat serata
mungkin. Tujuannya agar beban yang diberikan terhadap tiang uji dapat
bekerja secara sempurna dan sebaliknya tiang yang diuji memberikan
perlawanan secara sempurna pula.
3. Persiapan penyusunan kaki tiang uji dengan menggunakan balok kubus
ukuran 1 × 1 × 1 m.

17
4. Penyusunan cross beam, main beam dan balok kubus sebagai beban
pengujian.

3.3.2 Setting Alat


Sistem pembebanan yang digunakan adalah sistem kentledge dengan
balok-balok beton yang diletakkan di atas platform yang dibuat dari profil-profil
baja (cross beam) dengan panjang 12 m yang berfungsi menopang balok-balok
beton yang disusun vertikal sampai ketinggiaan tertentu. Untuk menghindari
terjadinya differensi settlement pada platform support dipasang steel plate
dibawah masing-masing support dan di bawah steel plate diberi landasan.
Jumlah berat balok-balok beton yang diletakkan di atas platform
diusahakan lebih besar dari beban yang diujikan dimana untuk M.R. Project beban
yang diujikan sebesar (2 × 425 ton) untuk diameter 1 meter dan (2 × 300 ton)
untuk diameter 0,8 m. Profil baja (cross beam) dan platform adalah beban
tambahan. Besarnya beban percobaan dapat dibaca pada manometer yang
dipasang pada hydraulic pump. Penurunan (settlement) dari fondasi tiang diukur
dengan mempergunakan 4 (empat) buah dial gauge yang dipasang secara diagonal
pada cap tiang percobaan yang dihubungkan dengan profil-profil baja kanal
sebagai reference beam. Untuk menghindari terjadinya konsentrasi tegangan
antara hydraulic jack dan pile cap dipasang pelat-pelat baja dengan ukuran 150 ×
150 × 0.1 cm, pelat-pelat ini dipasang juga antara ram/ piston hydraulic jack dan
main beam.

3.3.3 Pelaksanaan Pembacaan Dial


Pembacaan dial pada tiap tahap pembebanan menggunakan rencana
pembebanan sebagai berikut:
Cycle I : 0% - 25% - 50% - 25% - 0%
Cycle II : 0% - 50% - 75% - 100% - 75% - 50% - 0%
Cycle III : 0% - 50% - 100% - 125% - 150% - 125% - 100% - 50% - 0%
Cycle IV : 0% - 50% - 100% - 150% - 175% - 200% - 175% - 150% -
100% - 50% - 0%

18
Beban rencana : 140 ton
Beban pengujian : 280 ton (200% × beban rencana)
Hasil pembacaan dial dapat dimasukkan ke dalam Tabel 3.1 dan
digambarkan pada grafik hubungan antara beban dan penurunan.
Tabel 3.1 Data Load Displacement
Load Settlement
Cycle
% Tons (mm)
I 0 0 0,00
25 35 0,71
50 70 0,99
25 35 0,93
II 0 0 0,36
50 70 1,08
75 105 1,78
100 140 3,50
75 105 3,20
50 70 3,04
III 0 0 2,12
50 70 2,65
100 140 3,70
125 175 6,55
150 210 9,77
125 175 9,54
100 140 9,28
50 70 9,12
IV 0 0 7,77
50 70 8,57
100 140 9,51
150 210 12,51
175 245 15,17
200 280 18,33
175 245 18,28
150 210 17,20
100 140 16,35
50 70 15,96
0 0 14,16
Sumber: Taslim, 2015

19
Load (Tons)
0 100 200 300
0,00
2,00
4,00
6,00 Cycle I
Settlement (mm)

8,00 Cycle II

10,00 Cycle III


Cycle IV
12,00
14,00
16,00
18,00
20,00

Gambar 3.6 Grafik Hubungan Antara Beban dan Penurunan pada Bored Pile
Sumber: Taslim, 2015

3.4 INTERPRETASI HASIL UJI PEMBEBANAN STATIK


Interpretasi hasil pengujian pembebanan statik dapat menggunakan
berbagai metode. Pada studi kasus ini, perhitungan daya dukung tiang pancang
dilakukan dengan dua metode yaitu metode Chin F.K (1971) dan metode
Davisson (1972).
3.4.1 Metode Chin F.K
Berikut adalah tabel data yang dibutuhkan untuk interpretasi metode
Chin dan grafik hubungan beban dengan penurunan.
Tabel 3.2 Data-data untuk Pembuatan Grafik Chin
Settlement Load Settlement/Load
(mm) (ton) (mm/ton)
0,00 0 0,0000
0,99 70 0,0141
3,50 140 0,0250
9,77 210 0,0465
18,33 280 0,0655
Sumber: Taslim, 2015

20
0,080
Settlement/Load (mm/ton) 0,070
y = 0,00433x + 0,00428
0,060
0,050
0,040 Settlement vs
Settlement/Load
0,030
Linear (Settlement
0,020 vs Settlement/Load)
0,010
0,000
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00
Settlement (mm)

Gambar 3.7 Grafik Interpretasi Metode Chin F.K


Sumber: Taslim, 2015

Berdasarkan grafik, didapat persamaan y = 0,00433x + 0,00428. Dari


persamaan tersebut didapat C1 sebesar 0,00433 sehingga didapatlah nilai Qu
dengan menggunakan persamaan (3.2) yaitu sebesar 230,95 ton. Sesuai dengan
langkah penyelesaian dari metode Chin, beban ultimit dari grafik harus dikoreksi
atau dibagi dengan nilai faktor 1,2 – 1,4. Maka nilai daya dukung yang digunakan
adalah:

= 164,96 ton

3.4.2 Metode Davisson


Berikut adalah perhitungan yang dilakukan untuk interpretasi
menggunakan metode Davisson.
1. Besarnya penurunan elastis dengan menggunakan rumus:

2. Deformasi sebesar X yang dihitung dengan rumus:

21
Gambar 3.8 Grafik Interpretasi Metode Davisson
Sumber: Taslim, 2015

22
BAB 4
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Fungsi uji pembebanan pada fondasi tiang adalah untuk membuktikan
akurasi perhitungan desain dengan kapasitas daya dukung tiang di
lapangan. Kondisi tanah di lapangan yang bervariasi merupakan
penyebab utama dilakukannya uji pembebanan.
2. Uji pembebanan terdapat dua macam yaitu uji pembebanan statik dan
dinamik. Perbedaan yang menonjol dari keduanya adalah beban yang
digunakan berbeda. Uji beban statik lebih cenderung menggunakan
beban biasa sedangkan uji beban dinamik dapat menggunkan gelombang
sebagai beban.
3. Metode pelaksanaan uji pembebanan khususnya statik terderi dari
persiapan pengujian, setting alat dan pemacaan dial. Hasil dari pengujian
dapat dilakukan interpretasi menggunakan metode Chin ataupun
Davisson. Hasil interpretasi dengan metode Chin didapat beban ulitimit
sebesar 164,96 ton sedangkan untuk metode Davisson didapat beban
ulitimit sebesar 379,37 ton.

4.2. SARAN
Pelaksanaan pengujian pembebanan pada tiang merupakan pekerjaan
yang membutuhkan keahlian dan ketelitian, maka dari itu penulis memberikan
saran sebagai berikut:
1. Perhitungan besarnya daya dukung pada suatu fondasi tiang
mmebutuhkan data teknis dan data laboratorium yang lengkap agar
analisa perhitungan lebih akurat.
2. Selalu utamakan keamanan dan keselamatan kerja.

23
DAFTAR PUSTAKA

ASTEC Materials Testing Corporation. Plate Load Testing for A Yard


Expansionproject at Cabangaan Point in Brgy. Cawag, Subic, Zambales,
[online] http://astectesting.com/projects/plate-load-testing-yard-
expansionproject-cabangaan-point-brgy-cawag-subic-zambales, diakses
17 Juli 2018 pukul 22.15
Hydradyne LLC. , [online] https://www.hydradynellc.com/product/25-901-200-
psi-bar/dial-indicating-pressure-gauge-900-series-noshok, diakses 17 Juli
2018 pukul 21.30
Matest. Digital Dial Indicator, [online]
http://www.matest.com/en/Products/soil/Triaxial-testing-
equipment/digital-dial-indicator-0, diakses 17 Juli 2018 pukul 21.55
Taslim. 2015. Analisis Perhitungan Daya Dukung Aksial Pndasi Tiang Bor
Tunggal Diameter 0,6 Meter Menggunakan Data Sondir, SPT, Uji Beban
Statik dan PDA pada Proyek Pembangunan Hotel Sapadia Medan.
Universitas Sumatera Utara, Medan
Toko Alat Ukur. Dial Indikator, Fungsi dan Cara Kerjanya, [online]
http://alatukur.web.id/dial-indicator-fungsi-dan-cara-kerjanya/, diakses
22 Juli 2018 pukul 23.50
WB Equipment Service Company Inc. Pile Testing, [online]
https://www.wbequipment.com/piletesting.htm, diakses 17 Juli 22.12
Zemin Arastirma Merkezi Corp. Pile Loading Test, [online]
http://www.zeminarastirma.com/en/pile-loading-test-turkey/, diakses 17
Juli 2018 pukul 22.30

vii

Anda mungkin juga menyukai