UJI IMPAK
Disusun Oleh :
180401022
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkanRahmat dan karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktikum fenomena dasar dengan judul “Uji Impak” dengan waktu yang
diberikan.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah memberi bantuan segi moril dan materil
2. Bapak Dr.Ir.M.Sabri, M.T., IPM Asean Eng selaku Ketua Departemen Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Maraghi Muttaqin S.T, M.T selaku Kepala Laboratorium Fenomena
Dasar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ir. Syahrul Abda, M.Sc selaku dosen pembimbing.
5. Laboran laboratorium yang telah membimbing penulis.
DAFTAR ISI
5.1 Kesimpulan............................................................................... 20
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR PERSAMAAN
BAB I
PENDAHULUAN
Ketiga faktor tersebut tidak perlu ada secara bersamaan pada waktu
teradinya patah getas. Sebagian besar peristiwa kegagalan getas disebabkan oleh
2
keadaan tegangan tiga sumbu, seperti yang terdapat pada takik, dan oleh suhu
yang rendah. Akan tetapi, karena kedua penyebab tersebut lebih menonjol apabila
terdapat laju pembebanan yang tinggi, yang menentukan kepekaan terhadap patah
getas. Misalnya kapal Titanic pada samudra Atlantik, fenomena yang terjadi
terhadap kapal tersebut yang berada pada suhu rendah di tengah laut, sehingga
menyebabkan materialnya menjadi getas dan mudah patah. Dimana laut memiliki
banyak beban ( tekanan ) dari arah manapun. Kemudian kapal tersebut menabrak
gunung es (menerima beban impak), sehingga tegangan terkonsentrasi disebabkan
pembebanan, menyebabkan kapal tersebut terbelah dua. Fenomena tersebut bisa
terjadi disebabkan kerena kegagalan fungsi logam pada kapal, terutama yang
terjadi pada sambungan las.
Adapun tujuan dari pengujian impact test ini adalah sebagai berikut :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tumbukan tepat pada takikan karena benda kerja dicekam dan spesimen
tidak mudah bergeser karena dicekam pada salah satu ujungnya.
2. Dapat menggunakan specimen dengan ukuran yang lebih besar.
Kerugian :
1. Biaya pengujian yang lebih mahal
2. Pembebanan yang dilakukan hanya pada satu ujungnya, sehingga hasil
yang diperoleh kurang baik.
3. Proses pengerjaan pengujiannya lebih sukar
4. Hasil perpatahan yang kurang baik
5. Waktu yang digunakan cukup banyak karena prosedur pengujiannya yang
banyak, mulai dari menjepit benda kerja sampai tahap pengujian.
2. Beban
Semakin besar beban yang diberikan , maka energi impact semakin kecil
yang dibutuhkan untuk mematahkan spesimen, dan demikianpun sebaliknya. Hal
ini diakibatkan karena suatu material akan lebih mudah patah apabila dibebani
oleh gaya yang sangat besar.[2]
3. Temperatur
Semakin tinggi temperatur dari spesimen, maka ketangguhannya semakin
tinggi dalam menerima beban secara tiba-tiba, demikian pun sebaliknya, dengan
temperature yang lebih rendah. Namun temperature memiliki batas tertentu
dimana ketangguhan akan berkurang dengan sendirinya.
4. Transisi ulet rapuh
Hal ini dapat ditentukan dengan berbagai cara, misalnya kondisi struktur
yang susah ditentukan oleh sistem tegangan yang bekerja pada benda uji yang
bervariasi, tergantung pada cara pengusiaannyasehingga harus digunakan sistem
penekanan yang berbeda dalam berbagai persamaan.[2]
5. Bentuk takikan
Bentuk takikan amat berpengaruh pada ketangguahan suatu material,
karena adanya perbedaan distribusi dan konsentrasi tegangan pada masing-masing
takikan tersebut yang mengakibatkan energi impact yang dimilikinya berbeda-
beda pula. Berikut ini adalah urutan energi impact yang dimiliki oleh suatu bahan
berdasarkan bentuk takikannya.
a) Takikan segitiga
Memiliki energi impact yang paling kecil, sehingga paling mudah patah.
Hal ini disebabkan karena distribusi tegangan hanya terkonsentrasi pada satu titik
saja, yaitu pada ujung takikan. [2]
b) Takikan segi empat
Memiliki energi yang lebih besar pada takikan segitiga karena tegangan
terdistribusi pada 2 titik pada sudutnya.
c) Takikan setengah lingkaran
Memiliki energi impact yang terbesar karena distribusi tegangan tersebar
pada setiap sisinya, sehingga tidak mudah patah.
10
𝐸 = 𝑃 𝐷( 𝐶𝑜𝑠 𝐵 − 𝐶𝑜𝑠 𝐴)
2. Nilai Impact
Besar nilai impact dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
𝐸
𝐻𝐼 =
𝐴
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA
0
1.18E-38 1.50E-04 3.00E-04 4.50E-04 6.00E-04 7.50E-04 9.00E-04
Time (second)
8.00E-04
7.00E-04
6.00E-04
5.00E-04
4.00E-04
3.00E-04
2.00E-04
1.00E-04
0.00E+00
1.18E-38 1.50E-04 3.00E-04 4.50E-04 6.00E-04 7.50E-04 9.00E-04
Time (second)
c. Equivalent Stress
Dapat dilihat pada grafik bahwa rata-rata waktu saat melakukan uji impak
,titik rata-rata tertinggi tegangan adalah 179.86 MPa pada saat waktu 8.5𝑥 10−4 s.
Nilai rata-rata tegangan sebesar 169.73 MPa.
140
120
100
80
60
40
20
0
1.18E-38 1.50E-04 3.00E-04 4.50E-04 6.00E-04 7.50E-04 9.00E-04
Time (Second)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Impact Test adalah metode yang digunakan untuk menguji suatu kekuatan
dari material atau bahan dengan cara memberikan beban gaya secara tiba-
tiba.
2. Nilai rata-rata total deformasi pada 3Cr13 dengan diberi kecepatan sebesar
25000 mm/s adalah 6.6359 mm.
3. Nilai rata-rata regangan pada 3Cr13 dengan diberi kecepatan sebesar
25000 mm/s adalah 8.3434𝑥 10−4 mm/mm.
4. Nilai rata-rata tegangan pada 3Cr13 dengan diberi kecepatan sebesar
25000 mm/s adalah 169.73 MPa.
5.2 Saran
1. Hasil dari simulasi akan lebih bagus atau maksimal bila diatur meshing
yang lebih kecil.
2. Sebaiknya praktikan mencari referensi yang lebih dan mempelajarinya
agar hasil simulasi yang dilakukan benar.
3. Sebaiknya praktikum ini dilakukan secara langsung agar hasilnya lebih
akurat.
21
DAFTAR PUSTAKA