UJI PUNTIR
Disusun Oleh :
180401022
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkanRahmat dan karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktikum fenomena dasar dengan judul “Uji Puntir” dengan waktu yang
diberikan.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah memberi bantuan segi moril dan materil
2. Bapak Dr.Ir.M.Sabri, M.T., IPM Asean Eng selaku Ketua Departemen Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Maraghi Muttaqin S.T, M.T selaku Kepala Laboratorium Fenomena
Dasar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ir. Syahrul Abda, M.Sc selaku dosen pembimbing.
5. Laboran laboratorium yang telah membimbing penulis.
DAFTAR ISI
5.1 Kesimpulan............................................................................... 15
iii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep teori torsi dalam fisika, juga disebut momen, diawali dari kerja
Archimedes dalam lever. Informalnya, torsi dapat dipikir sebagai gaya rotasional.
Analogrotational dari gaya, masa, dan percepatan adalah torsi, momen inersia
dan percepatan angular.
Gaya yang bekerja pada lever, dikalikan dengan jarak dari titik tengah
lever, adalah torsi. Contohnya, gaya dari 3 Newton bekerja sepanjang 2 meter dari
titik tengah mengeluarkan torsi yang sama dengan satu newton bekerja sepanjang
enam meter dari titik tengah. Ini menandakan bahwa gaya dalam sebuah sudut
pada sudut yang tepat kepada lever lurus. Uji puntir (torsion test) adalah salah satu
pengujian merusak yang mengakibatkan suatu material mengalami patahan.Uji
puntir sering digunakan untuk menguji bahan-bahan getas, misalnya baja-
bajauntuk perkakas, dan telah digunakan sebagai uji plintir suhu tinggi untuk
menilaikemampuan tempaan suatu bahan. Uji puntir sangat bermanfaat untuk
berbagai penggunaan di bidang teknik dan juga penelitian teoritis mengenai aliran
plastik.
Peralatan uji puntir terdiri atas kepala puntir yang dilengkapi cekam untuk
mencengkram benda uji dan untuk memberikan momen puntir pada benda uji
serta kepala bobot yakni dengan cara mencengkram salah satu ujung benda uji
danmengukur besarnya momen ulir atau torsi.
Adapun tujuan dari pengujian torsion test ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara pengujian puntir suatu material.
2. Mengetahui mechanical property dari 3Cr13.
3. Mengetahui kemampuan material 3Cr13 terhadap beban yang diberikan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Elastisitas
Hukum Hooke dan Elastisitas merupakan 2 hal yang saling berkaitan
untuk memahami arti dan kata elastic, banyak orang menganalogikan benda
tersebut terbuat dari keras. Meskipun pada dasarnya tidak semua benda ataupun
bahan baku, atau material memiliki sifat elastic. Jika karet gelang ditarik maka
panjangnya akan terus bertambah seiring dengan gaya tarik yang ditetapkan.[3]
Hal ini terjadi karena bahan material karet memiliki elastisitas yang sangat
tinggi. Namun ada kalanya jika suatu benda karet bila ditarik secara terus
menerus, maka karet tersebut akan putus, karena tidak semua benda memiliki
Infinity Tensile Test material dimana melewati titik akan retak.
Jika dapat disimpulkan bahwa eleastisitas adalah kemampuan suatu benda
untuk kembali keukuran semula, setelah yang pada benda tersebut dihilangkan
keadaan dimensi suatu benda tidak dapat lagi kembali ke bentuk semula akibat
gaya yang diberikan pada tarikan terlalu besar, dan disini disebut sebagai batas
elastic.
Selangkan Hukum Hooke adalah gagasan yang diperkenalkan oleh Robeth
Hooke menggunakan beban antar gaya menggunakan sebuah benda elastic. Lain
juga pada benda sebuah pegas/benda elastic lainnya agar benda tersbut kembali ke
bentuk semula.[4]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hukum Hooke mengkaji
jumlah gaya maksimum yang dapat dibeeri pada sebuah benda yang sifat elastic
agar tidak melar/melewati batas.
Modulus Elastisitas adalah ukuran kekuatan suatu bahan yaitu dalam sisi
fisika elastis adalah kecenderungan bahan padat kembali kebentuk semula setelah
terdetormasi. Benda padat akan mengalami deformasi jika gaya diaplikasikan
padanya.
Alasan fisika unutk perilaku elastic bisa sangat berbeda dengan bahan
yang berbeda dalam logam torsi (lattice) atau berupa ukuran dan bentuk ketika
baja diaplikasikan (energy ditambahkan) pada sistem ketika gaya
dihubungkan.Elastisitas yang sempurna hanya merupakan pemikiran yang
sebenarnya dan yang sebenarnya memiliki dan berbeda bahan tetap murnin elastic
bahkan pada saat deformasi yang sangat kecil dalam rekayasa jumlah elastisitas
4
suatu material ditentukan oleh dua jenis parameter, jenis pertama parameter, jenis
pertama parameter material disebut modulus yang mengukur jumlah gaya
persatuan luas (stress) yang diperlakuan untuk mencapai sejumlah deformasi
tertentu, satuan modulus adalah pascal (pa) ataupun gaya per inci persegi (psi)
juga (lbf/in2).[5]
Modulus yang lebih tinggi biasanya menunjukkan bahwa bahan tersbut
sulit untuk mengalami deformasi. Tipe kedua parameter mengukur batas elastic.
Batas elastic dapat menjadi stress luar dimana material tidak lagi elastic atau
deformasi luar dimana elastistasnya hilang.
Ketika menggunakan atau menggambarkan elastisitas dari dua bahan, baik
modulus dan batas elastic harus diperhitungkan. Karet biasanya memiliki
elastsiitas rendah dan cenderung untuk menjauh dan tampak lebih elastic daripada
logam (modulus tinggi dan batas elastic rendah) dalam kehidupan sehari hari.
Deformasi plastis merupakan deformasi atau pertambahan bentuk yang
terjadi pada benda secara permanen walaupun beban yang bekerja di tanbahkan.
Bila suatu beban yang bekerja pada benda di tiadakan maka deformasi elastis
silang sehingga tersisa deformasi plastis.
1. Tegangan Geser
Berikut adalah rumus dari tegangan geser:
𝜏 = 𝐹𝑥𝑙
2. Regangan Geser
Berikut adalah rumus dari regangan geser:
𝜏
𝛾=
𝐺
Rumus 2.2 Regangan Geser[6]
Dimana:
𝜏 = Tegangan Geser (Nmm)
𝛾 = Regangan Geser
G = Modulus Elastis (N/mm2)
3. Momen Inersia
Berikut adalah rumus dari momen inersia:
𝜋𝑥𝐷 4
𝐽=
32
4. Momen Puntir
Berikut adalah rumus dari momen puntir:
𝐽𝑥𝜏
𝑀𝑡 =
𝑟
Rumus 2.4 Momen Puntir[6]
6
Dimana:
Mt = Momen Puntir (kgf mm)
𝐽 = Momen Inersia (mm4)
𝜏 = Tegangan Geser (Nmm)
r = jari-jari (mm)
5. Torsi
Berikut adalah penyederhanaan rumus dari hubungan torsi dengan
momen puntir:
16𝑥𝑀𝑡
𝑇=
𝐷3
Rumus 2.5 Torsi[6]
Dimana:
T = Torsi (Nmm)
Mt = Momen Puntir (kgf mm)
D = Diameter Batang (mm)
6. Modulus Geser
Berikut adalah rumus dari modulus geser:
𝑀𝑡𝑥𝑙
𝐺=
𝐽𝑥𝜃
Rumus 2.6 Modulus Geser[6]
Dimana:
G = Modulus Geser (kgf/mm2 rad)
Mt = Momen Puntir (kgf mm)
l = Panjang Spesimen (mm)
J = Momen Inersia (mm4)
𝜃 = Sudut (rad)
7
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1.18E-38 1.50E-04 3.00E-04 4.50E-04 6.00E-04 7.50E-04 9.00E-04
Time (Second)
5.00E-04
4.00E-04
3.00E-04
2.00E-04
1.00E-04
0.00E+00
1.18E-38 1.50E-04 3.00E-04 4.50E-04 6.00E-04 7.50E-04 9.00E-04
Time (Second)
c. Equivalent Stress
Dapat dilihat pada grafik bahwa rata-rata waktu saat melakukan uji torsi,
titik rata-rata tertinggi tegangan adalah 94.194 MPa pada saat waktu 1𝑥 10−3 s.
Nilai rata-rata tegangan sebesar 94.194 MPa.
70
60
50
40
30
20
10
0
1.18E-38 1.50E-04 3.00E-04 4.50E-04 6.00E-04 7.50E-04 9.00E-04
Time (Second)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari simulasi percobaan Torsion Test ini adalah :
1. Torsion Test adalah metode yang digunakan untuk menguji suatu kekuatan
dari material atau bahan dengan cara memberikan beban gaya secara
dipuntir.
2. Nilai rata-rata total deformasi pada 3Cr13 dengan diberi force sebesar
1500 N adalah 0.77527 mm.
3. Nilai rata-rata regangan pada 3Cr13 dengan diberi force sebesar 1500 N
adalah 4.8996𝑥 10−4 mm/mm.
4. Nilai rata-rata tegangan pada 3Cr13 dengan diberi force sebesar 1500 N
adalah 94.194 MPa.
5.2 Saran
Adapun saran dari simulasi percobaan Torsion Test ini adalah :
1. Hasil dari simulasi akan lebih bagus atau maksimal bila diatur meshing
yang lebih kecil.
2. Sebaiknya praktikan mencari referensi yang lebih dan mempelajarinya
agar hasil simulasi yang dilakukan benar.
3. Sebaiknya praktikum ini dilakukan secara langsung agar hasilnya lebih
akurat.
16
DAFTAR PUSTAKA