Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FENOMENA DASAR

MODUL 2
GOVERNOR

Oleh:

Nama : Rexy Guruh Saputra


NIM : 1608112523
Kelompok : B1

LABORATORIUM KONTRUKSI MESIN


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan karunia-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan akhir
fenomena dasar yang berjudul governor ini.
Dengan adanya laporan ini merupakan bukti bahwa penulis telah mengikuti
praktikum fenomena dasar. Adapun laporan ini berisikan tentang teori-teori dasar,
alat dan bahan, prosedur kerja, pembahasan dan kesimpulan dari praktikum
governor.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, yang telah
memberikan motivasi sehingga laporan ini terselesaikan sesuai apa yang diinginkan
dan tentunya dapat selesai tepat pada waktunya
Dalam penyusunan laporan ini, penyusun telah berusaha semaksimal
mungkin untuk menganalisis setiap data meskipun dengan keterbatasan
pengetahuan, sehingga nantinya tentu laporan ini akan memiliki kekurangan-
kekurangan, maka dari itu penyusun memohon pembaca dapat memakluminya dan
penyusun juga siap menerima saran yang bersifat membangun sehingga laporan ini
bisa menjadi lebih sempurna dan lebih bermanfaat lagi di masa yang akan datang.

Pekanbaru, Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR NOTASI ................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Percobaan .............................................................................................. 2
1.3 Manfaat ............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Dasar ........................................................................................................ 3
2.2 Prinsip Kerja Governor ..................................................................................... 4
2.3 Gaya- gaya Yang Bekerja Pada Governor ........................................................ 4
2.4 Jenis-jenis Governor.......................................................................................... 6
2.5 Aplikasi Governor ............................................................................................. 7
2.6 Teori Dasar Alat Uji .......................................................................................... 9
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat & Bahan................................................................................................... 10
3.1 Prosedur Praktikum ......................................................................................... 10
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Data Pengujian ................................................................................................ 13
4.2 Pengolahan Data.............................................................................................. 13
5.3 Analisa Data .................................................................................................... 17
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 21
5.2 Saran ................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2. 1 Illustrasi alat governor ........................................................................ 3
Gambar 2. 2 Gaya Sentifugal .................................................................................. 5
Gambar 2. 3 Gaya Sentripetal ................................................................................. 5
Gambar 2. 4 Gaya Tangensial ................................................................................. 6
Gambar 2. 5 Governor Porter .................................................................................. 6
Gambar 2. 6 Governor Proell .................................................................................. 7
Gambar 3. 1 Seperangkat Alat Governor .............................................................. 10
Gambar 3. 2 Beban ................................................................................................ 10
Gambar 3. 3 Tachometer ....................................................................................... 11
Gambar 3. 4 Mistar ............................................................................................... 11
Gambar 3. 5 Jangka ............................................................................................... 11
Gambar 4. 1 Grafik Perbandingan Beban Vs Kecepatan Poros ............................ 17
Gambar 4. 2 Grafik Beban Vs Pemendekan Pegas ............................................... 18
Gambar 4. 3 Grafik Kecepatan Poros Vs Pemendekan Pegas .............................. 19

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4. 1 Tabel data hasil pengujian.................................................................... 13
Tabel 4. 2 Tabel data hasil perhitungan ................................................................ 17
Tabel 4. 3 Tabel data hasil perhitungan ................................................................ 17

iv
DAFTAR NOTASI

SIMBOL KETERANGAN SATUAN

F Gaya Pada Batang N

X Perubahan Panjang Pegas Mm

K Nilai Kekakuan Pegas N/mm2

𝜔 Kecepatan putaran Poros Rad/s

N Putaran Poros Rpm

R Jarak Flyball kesumbu Poros Utama M

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertama sekali, governor sentrifugal diregulasikan pada jarak dan tekanan
antara millstones pada kincir angin pada abad ke-17.Pada mulanya mesin uap
sangat murni bergerak bolak-balik dan telah digunakan untuk memompa air,
Variasi pengaplisiannya di toleransi pada kecepatan kerja. Sampai seorang engineer
dari Skotlandia,James Watt memperkenalkan mesin uap berotasi untuk
menggerakkan mesin di pabrik, dan pengoperasiannya konstan dengan
menggunakan pendulum yang akhirnya disebut governor. Dimana, governor di buat
dari bola baja yang menyentuh lengan penghubung vertikal. Governor mengontrol
gaya dengan adanya berat dari bola baja.
Uji governor adalah unit jenis sentrifugal yang memberikan kontrol presisi
kecepatan mesin.Ketika kontrol kecepatan tidak diinginkan itu harus dilepaskan
dengan tipe twin-pin. Governor bergerak ketika lugs berada di relung yang lebih
dalam. Relung dangkal menguncinya dalam posisi terlepas. Beberapa
cengkeraman governor dikendalikan oleh pegas dimuat tuas dipasang di bagian atas
perumahan gubernur operasi yang jelas. Sabuk ketegangan dapat disesuaikan
dengan menaikkan atau menurunkan governor dalam lubang pemasangan
ditempatkan. Jauhkan katrol dan sabuk bebas dari kotoran dan minyak. Belt selip
akan mempengaruhi operasi governor dan sabuk ketat dapat menyebabkan keausan
yang cepat dari poros governor dan bantalan. Menyesuaikan untuk memungkinkan
1 " depresi tengah antara puli dengan thumb pressure.
Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang
ada dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja. Sistem
yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang
merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan
kekuatannya. Semua sistem yang memiliki massa dan elastisitas dapat mengalami
getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar.

1
2

1.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan percobaan dari praktikum governor adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui karakteristik pengatur (governor) dengan membuat grafik
yang menyatakan hubungan antara kecepatan poros dengan posisi sleeve
untuk berbagai berat flyball.
2. Menentukan daerah stabil dan tidak stabil dari governor.
3. Menentukan gaya sentrifugal yang ditimbulkan dengan gaya tekan pegas
pada flyball.
4. Menerapkan konsep penguraian gaya truss dan frame pada konstrusi
governor.
1.3 Manfaat
Adapun tujuan percobaan dari praktikum governor adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui karakteristik governor
2. Dapat mengetahui daerah stabil dan tidak stabil dari governor
3. Dapat menentukan gaya sentrifugal
4. Dapat menerapkan konsep penguraian gaya truss dan frame
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Teori Dasar
Governor adalah merupakan suatu alat pengatur kecepatan putaran pada
mesin penggerak mula. Fungsi dari governor adalah mengatur kecepatan putaran
poros keluaran pada mesin penggerak mula yang di pasang alat pengatur ini.
Sehingga bias diperoleh kecepatan putaran poros keluaran yang stabil, meskipun
beban yang di tanggung oleh mesin tersebut bervariasi dan berubah-ubah.
Governor berja berdasarkan perubahan besarnya gaya sentrifugal yang
terjadi karena adanya perubahan kecepatan putaran poros. Tanggapan dari
governor ini di teruskan ke suatu system lain yang mempengaruhi besarnya
kecepatan putaran dari mesin-mesin penggerak mula.

Gambar 2. 1 Illustrasi alat governor


Governor bekerja dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan
oleh putaran flyball. Putaran flyball sebanding dengan putaran poros utama yang
memiliki putaran sudut (ω). Kecepatan sudut akan bervariasi menurut putaran
poros (n). Besarnya gaya sentrifugal yang di timbulkan oleh flyball adalah.
Fs = mrω2
Dimana :
Fs = gaya sentrifugal (N)
m = massan flyball (kg)
r = jarak flyball ke sumbu poros utama (m)

3
4

ω = kecepatan putaran poros utama (rad/s). Putaran yang diberikan dengan


memakai motor penggerak yang mana kecepatan putaran poros dapat diatur
dengan menggunakan slide regulator. Setelah putaran yang di berikan sesuai
dengan yang diharapkan, lengan-lengan governor akan mengangkat posisi sleeve
dari posisi awal sampai maksimum. Jadi output yang diharapkan dari system kerja
governor ini adalah berapa ketinggaian sleeve (h) agar posisi mencapai kondisi
stabil.
Penggerak mula sering kali harus beroperasi pada putaran yang relatif
konstan walaupun daya yang harus dihasilkannya berfariasi.Untuk mencapai
kondisi operasi seperti yang diperlukan suatu alat yang disebut pengatur
(governor). Berdasarkan cara kerjanya pengaturan dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Pengaturan sentrifugal (centrifugal governor)
b. Pengaturan inersia (inersia governor)
Pengaturan sentrifugal bekerja berdasarkan gaya sentrifugal sedangkan
pengatur inersia bekerja berdasarkan momen inersia yang timbul kerena
terjadinya percepatan sudut. Karena lebih rumit maka jenis pengatur inersia tidak
banyak digunakan walaupun reaksinya lebih cepat.
2.2 Prinsip Kerja Governor
Governor adalah alat yang digunakan untuk mengontrol kecepatan dari
penggerak mula / utama dari kecepatan berlebihan dan menstabilkan kecepatan
putaran mesin yang diinginkan. Governor mengatur kecepatan rata-rata mesin
atau penggerak mula apabila terjadi variasi kecepatan frekuensi beban. Jika
beban motor konstan maka kecepatan motor konstan dari suatu siklus ke siklus
lainnya. Jika beban meningkat, kecepatan motor menurun dan sudut governor
akan bertambah dengan perubahan, sehingga menggerakkan katup terbuka untuk
memperbanyak fluida kerja yang meningkatkan beban.
2.3 Gaya- gaya Yang Bekerja Pada Governor
Adapun gaya-gaya yang bekerja pada governor adalah sebagai berikut:
1. Gaya Sentifugal
5

Merupakan sebuah gaya yang ditimbulkan akibat adanya gerakan suatu


benda atau partikel sebuah lintasan lengkung sehingga gaya yang ditimbulkan
keluar lingkaran.
F = m. v²/R

Gambar 2. 2 Gaya Sentifugal


2. Gaya Sentripetal
Yaitu gaya yang diperlukan agar benda dapat tetap bias bergerak
melingkar. Jika arah gaya sentrifugal mengarah keluar maka arah gaya
sentripental mengarah ke dalan lingkaran.
F=m. w2.R

Gambar 2. 3 Gaya Sentripetal


3. Gaya Tangensial
Yaitu gaya dalam yang bekerja sejajar dengan bidang penampang potong atau
tegak lurus terhadap sumbu batang.
Ft = T/ dp/2 (Kg)
6

Gambar 2. 4 Gaya Tangensial

2.4 Jenis-jenis Governor


Adapun jenis-jenis alat governor yang umumnya sering digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Governor Porter
Pada governor jenis porter ini ketika poros berputar maka sleeve akan naik
ke atas dan kedua beban akan meregang dengan dorongan dari sleeve yang
dihubungkan melalui link

Gambar 2. 5 Governor Porter


Untuk governor yang sedang dalam keadaan berputar maka
berlakupersamaan dinamis ΣM = I.α. Pada kecepatan putar tertentu akan
tercapai suatukeadaan setimbang, dimana gaya sentrifugal seimbang dengan
gaya pemberat. Jika ini terjadi maka ada suatu titik yang memiliki percepatan
sudut sebesar nol (α= 0), sehingga ΣM = 0.
2. Governor Proell
Pada governor jenis proel ini ketika poros berputar maka sleeve akan naik
ke atas dan kedua beban akan meregang menjadi tegak lurus terhadap link
penghubung dengan dorongan dari sleeve yang dihubungkan melalui link.
7

Governor jenis ini biasanya memiliki beban yang berada pada posisi diatas
dari lengan. Juga memiliki central load pada daerah spindle ataupun poros
utama dalam mekanisme governor itu sendiri. Perputaran dari mesin ataupun
motor mengakibatkan gaya sentrifugal bekerja pada beban. Gaya dari beban
inilah yang kemudian tersalurkan pada lengan governor dan kemudian
mengangkat sleeve dan memperpendek Panjang dari pegas. Kekakuan dari
pegas sangat mempengaruhi mekanisme dari governor.

Gambar 2. 6 Governor Proell

2.5 Aplikasi Governor


2.5.1 Pneumatic Hydraulic Speed Control
Pada sistem di atas, governor mengontrol beberapa keadaan, yaitu :
1. Oil Supply
Pada sistem penyuplaian minyak terdiri dari tempat penyimpanan minyak,
pompa roda gigi, dan aki. Minyak melumasi bagian yang bergerak dan
mendukung beberapa parts untuk beroperasi. Kerja untuk penyuplaian
minyak ini dilakukan oleh governor.
2. Speed Control Coulumn
Berfungsi dalam pengubahan kecepatan mesin dengan adanya perubahan
katup penghambat atau menjaga kecepatan mesin agar tetap konstan jika
terjadi perubahan beban
3. Power Piston
Berfungsi mengatur besarnya injeksi yang diberikan ke piston pada
berbagai jenis bukaan katup.
8

4. Compesanting Mechnism
Merupakan mekanisme yang terjadi pada saat penggantian kecepatan,
dimana terjadi perubahan posisi piston dan klep.
5. Fuel Control
Governor berfungsi sebagai pengontrol besar bukaan katup minyak yang
di supply ke mesin.
2.5.2 Diesel Engine

Dengan mesin beroperasi , minyak dari sistem pemberian minyak mesin


disediakan untuk persneling pompa yang terlihat pada gambar diatas. Kenaikan
persneling pompa tekanan minyak untuk nilai ditentukan oleh klep.
Tekanan minyak diatur pada kedua piston penyangga dan tegangan di dua
bidang penyangga sama. Tekanan minyak yang sama pada sisi klep pilot terus
menyampaikan minyak ke klep lain . Demikian untuk sistim hidrolis di
keseimbangan, dan konstan tetap kecepatan mesin.
Ketika pertambahan beban mesin, kecepatan mesin menurun. Penurunan
di kecepatan mesin akan dirasakan oleh box governor. Karena penurunan tadi
box governor menurunkan pengisap klep pilot. Gerakan naik servo-motor pada
piston akan terus dipancarkan dan pengangkat stasiun untuk rak bahan bakar
akan meningkatkan jumlah bahan bakar yang disuplai ke dalam mesin. Gerakan
naik piston dimampatkan oleh penyangga bagian atas dan membebas tekanan di
penyangga bagian bawah.
Sirkuit mesin lokomotif disel sebagai banyak yang diketik beda sirkuit
mulai dari ukuran dan pabrikan mesin lokomotif disel. Biasanya, mereka dapat
dimulai oleh kapal motor udara, kapal motor elektris, kapal motor hidrolis, dan
secara manual. Sirkuit start dapat buku sederhana start push button, atau
komplekauto-start sirkuit. Tetapi hampir semua kasus peristiwa mengikuti harus
terjadi untuk mesin mulai untuk start. Tanda start mengirim untuk motor mulai
beroperasi elektris atau motor hidrolis, akan melibatkan engine’s roda gaya.
Motor akan mulai memutar engkol mesin. Mesin akan kemudian mempercepat
ke kecepatan normal. Ketika motor setater gear tambahan oleh motor berlari itu
akan melepaskan rodagaya. Sebab reli mesin lokomotif disel panas di tekanan
9

untuk menyalakan bahan bakar, mesin dingin dapat panas cukup mengambil dari
gasses yang jatuh udara dimampatkan di bawah panas pengapian bahan bakar.
6. Teori Dasar Alat Uji
1. Tachometer
Tachometer merupakan salah satu alat ukur yang digunakan dalam
praktikum putaran kritis. Tachometer berfungsi untuk mengukur kecepatan sudut
dari massa yang berada pada poros poros yang berputar.
2. Mistar
Mistar merupakan salah satu alat ukur yang digunakan dalam praktikum
putaran kritis. Mistar berfungsi untuk mengukur jarak, agar dapat memvariasikan
posisi massa rotor.
3. Motor Listrik
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energy listrik menjadi energi
mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi
energy listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada
peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot
debu.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat
Peralatan-peralatan yang digunakan selama pratikum adalah :
a. Seperangkat alat governor
Seperangkat alat governor ini digunakan untuk melakukan pratikum
nantinya.

Gambar 3. 1 Seperangkat Alat Governor


b. Beban (3 variasi massa)
Digunakan untuk memberikan beban pada alat uji governor

Gambar 3. 2 Beban
c. Tachometer
Digunakan untuk mengukur kecepatan putaran poros (n), yang mana dengan
cara mengarahkan sinar dari tachometer ke poros berputar

10
11

Gambar 3. 3 Tachometer
d. Mistar
Mistar digunakan untuk mengukur pertambahan pangjang (tinggi sleeve )
yang terjadi saat putaran.

Gambar 3. 4 Mistar
e. Jangka
Jangka digunakan untuk mengukur pertambahan panjang (tinggi sleeve )
yang terjadi saat putaran.

Gambar 3. 5 Jangka

3.2 Prosedur Pratikum


1. Hubungkan rangkaian motor pada alat uji governor dengan slide regulator
12

2. Atur tegangan masukan ke motor menggunakan slide regulator hingga


motor listrik berputar
3. Amati dan ukur kecepatan putaran motor dengan menggunakan Tacho
Meter
4. Tempatkan Sleeve pada skala ukur dan ukur kecepatan putar pada setiap
skala
5. Lanjutkan pengamatan dengan memvariasikan massa Flyball
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data Pengujian


Dari praktikum yang dilakukan didapatlah hasil praktikum sebagai berikut :
Tabel 4. 1 Tabel data hasil pengujian

Pegas
Putaran Poros (Rpm) Pemendekan Pegas
No Massa (Kg) (mm)
x0 125 V 150 V 125 V 150 V
1 0,13 174 359,5 361,3 60 61
2 0,39 174 357,7 361,8 89 86
3 0,52 174 357 358 97 95

4.2 Pengolahan Data


Dari data yang sudah didapat dari praktikum kemudian diolah sebagai
berikut :
4.2.1 Perhitungan

Dari data yang sudah didapat dari praktikum kemudian diolah sebagai
berikut :

1. Mencari Nilai kekakuan pegas


𝐹
𝑘 = ∆𝑥..……………………………………………………………....(1)

Mencari nilai F

𝐹 = 𝑚 x 𝑔 ………………………………………………….………..(2)

a. Massa 0,13 kg
F = 0.13 kg x 9.81 m/s

=1,2753 kg.m/s

b. Massa 0,39 kg
F = 0. 39 kg x 9.81 m/s

13
14

= 3,8259 kg.m/s

c. Massa 0.52 kg
F = 0.52 kg x 9.81 m/s

= 5,1012 kg.m/s

Mencari nilai pemendekan


125 V+150 V
∆x = ……………............…………………………………..(3)
2

a. Nilai pemendekkan pegas 125 V dan 150 V


0,6+0,61
1. ∆x = = 0.605 m
2
0,89+0,86
2. ∆x = = 0.875 m
2
0,97+0,95
3. ∆x = = 0.96 m
2

Maka nilai kekakuan pada pegas adalah:

1,2753 kg.m/s²
1. = 0,02107 N/mm
60,5
1.2754 kg.m/s²
2. = 0,04372 N/mm
87,5
0.6867 kg.m/s²
3. = 0,05313 N/mm
96

2. Mencari panjang akhir pegas


L = X0 – Pemendekkan pegas……………………………………..(4)

a. Panjang akhir pada 125 V


1. L = 174 – 60 = 114
2. L = 174 – 89 = 85
b. L = 174 – 97 = 77Panjang akhir pada 150 V
1. L = 174 – 61 = 113
2. L = 174 – 86 = 88
3. L = 174 – 95 = 79
3. Mencari sudut θ
(L akhir)²
Cos θ = 2 x P.akhir x P.lengan plyball ………………………………….(5)
15

a. Mencari sudut θ pada 125 V


(114)²
1. Cos θ = 2 x 114 x 290 = 0,261

ArCos θ = 0,261

= 74,87

(85)²
2. Cos θ = 2 x 85 x 290 = 0,195

ArCos θ = 0,195

= 78,75

(77)²
3. Cos θ = 2 x 77x 290 = 0,177

ArCos θ = 0,177

= 79,80

b. Mencari sudut θ pada 150 V


(113)²
1. Cos θ = 2 x 113x 290 = 0,259

ArCos θ = 0.259

= 74,98

(88)²
2. Cos θ = 2 x 88 x 290 = 0,202

Cos θ = 0.202

= 78,34

(79)²
3. Cos θ = 2 x 79 x 290 = 0,181

Cos θ = 0.29931

= 79,57

4. Lengan Governor (R)


r = P.l.playball x sin θ……………………………………(6)

a. Mencari lengan governor pada 125 V


1. r = 218 x Sin.74,87 = 210,443
2. r = 218 x Sin 78,75 = 213,811
16

3. r = 218 x Sin 79,8 = 214,554


b. Mencari lengan governor pada 150 V

1. r = 218 x Sin 74,98 = 210,552 mm

2. r = 218 x Sin 78,34 = 213,501 mm

3. r = 218 x Sin 79,57 = 214,398 mm

5. F sentrifugal

m.ɷ².r
………………………………………………………….(7)
60

ɷ = 2. 3.14. n.…………………………………………………..(8)

a. Mencari omega (ɷ) pada 125 V


2.3,14.359,5
1. ɷ = = 37,65 rad/s
60
2.3,14.357,7
2. ɷ = = 37,46 rad/s
60
2.3,14.357
3. ɷ = = 37,38 rad/s
60

Mencari omega (ɷ) pada 150 V


2.3,14.361,3
1. ɷ = = 37,84 rad/s
60
2.3,14.361,8
2. ɷ = = 37,88 rad/s
60
2.3,14.358
3. ɷ = = 37,48 rad/s
60
17

b. F sentrifugal pada 125 V


0.13 X 210,443 X 37,65^2
1. = 38804,527 N
60
0.39 X 213,811 X 37,46^2
2. = 117095,26 N
60
0.52 X 214,554 X 37,38^2
3. = 156056,97 N
60

F sentrifugal pada 150 V


0.13 X 210,552 X 37,84^2
1. = 39214,386 N
60
0.39 X 213,501 X 37,88^2
2. = 119621,27N
60
0.52 X 214,398 X 37,48^2
3. = 156818,36 N
60

4.3 Tabel Hasil Perhitungan

Tabel 4. 2 Tabel data hasil perhitungan

Tabel 4. 3 Tabel data hasil perhitungan

5.3 Analisa Data


Dari praktikum governor yang telah dilakukan, maka dapat dilihat pada grafik
berikut ini:
18

Beban Vs Kecepatan Poros


363
Beban vs
362
kec. Poros
361 pada 125
Kec. poros

360 V
359
Beban vs
358 Kecepatan
357 Poros
pada 150
356 V
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
beban (Kg)

Gambar 4. 1 Grafik Perbandingan Beban Vs Kecepatan Poros

Dari grafik dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan pembebanan


maka kecepatan putaran akan semakin menurun. Beban yang diberikan
menyebabkan putaran menjadi berkurang akibat massa yang dibebankan pada
motor menjadi sangat tinggi. Meskipun telah diberikan penambahan tegangan
pada setiap percobaan, hal ini terjadi karena gaya sentrifugal tidak cukup
untuk mengangkat beban yang diberikan. Penambahan beban mengakibatkan
gaya angkat berkurang. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai
massa beban maka semakin menurun kecepatan dari putaran poros.

Beban Vs Pemendekan Pegas


120
Pemendekan Pegas (mm)

100 Beban Vs
80 Pemendekan
Pegas pada
60 125 V
40 Beban Vs
Pemendekan
20
Pegas pada
0 150 V
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
beban (kg)

Gambar 4. 2 Grafik Beban Vs Pemendekan Pegas

Dari grafik diiatas dapat diamati bahwa pada tegangan 125 V, Beban dan
Pemendekan pegas meningkat, hal ini terjadi karena beban memberi gaya
sentrifugal dan mengangkat sleeve sehingga pemendekan pada pegas pun
19

terjadi. Gaya sentrifugal pada beban dan lengan yang terjadi memaksa pegas
untuk memendek dan menyebabkab sleeve naik ke atas. Begitu juga pada
tegangan 150 V, namun putaran motor tidak cukup kuat untuk memutar
spindle, sehingga gaya sentrifugal menjadi berkurang mengakibatkan proses
pemendekan pegas lebih sedikit terjadi dengan beban yang semakin
bertambah. Adanya nilai grafik seperti diatas juga terpengaruh oleh error
akibat kesalahan dalam pengukuran tinggi sleeve karena grafik bersilangan
anta

Grafik Kecepatan Putarasn Poros Vs Pemendekan


Pegas
120

100
Kec. Putaran
Pemendekan Pegas

80 Poros 125V Vs
Pemendekan
60 Pegas 125 V
Kec. Putaran
40 Poros 150 V Vs
Pemendekan
20 Pegas 150 V

0
356 357 358 359 360 361 362 363
Kec. Putaran Poros (rpm)

Gambar 4. 3 Grafik Kecepatan Poros Vs Pemendekan Pegas

Jika kita lihat pada tabel diatas, Pemendekan pegas berkurang ketika
kecepatan putaran poros semakin tinggi. Hal ini terjadi terjadi akibat gaya
gravitasi yang menarik beban. Melihat fenomena ini, dapat disimpulkan bahwa
hal ini juga dipengaruhi oleh pertambahan beban, karena tidak mungkin
pemendekan pegas berkurang jika kecepatan putaran poros meningkat. Tentunya
jika dengan beban yang sama kita dapat melihat grafik yang berbeda dimana
pemendekan pegas juga semakin tinggi nilainya. Namun kembali harus
dipertimbangkan bahwa dalam praktikum ini kita juga menggunakan beban yang
berbeda-beda pada setiap percobaan.
20

Dalam menentukan dan menghitung sebuah perhitungan kerja governor,


harus juga di fahami bahwa ada beberapa variabel yang sangat berpengaruh dari
setiap grafik yang akan diamati. Dari beberapa tabel diatas maka didapatkan
pernyataan bahwa kecepatan putaran poros yang meningkat tidak serta-merta
menambah pemendekan pegas dan menaikan nilai dari gaya sentrifugalnya.
Karena beban yang digunakan juga harus diperhatikan sebagai nilai yang juga
mempengaruhi kecepatan putaran poros dan mempengaruhi gaya sentrifugal serta
pemendekan pada pegas.
Secara umum , dengan nilai tegangan yang konstan, kenaikan nilai beban
menyebabkan nilai dari kecepatan putaran poros menurun. Begitu pula sebaliknya
ketika kecepatan putaran poros menigkat, dengan beban yang konstan, maka
ketinggian dari sleeve akan meningkat dan pemendekan dari pegas nilainya
semakin tinggi. Maka diperoleh lah hubungan antara kecepatan putaran poros
dengan beban merupakan perbandingan terbalik.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum fenomena dasar
adalah sebagai berikut:
1. Governor memanfaatkan gaya sentrifugal dalam proses kerjanya. Semakin
tinggi kecepatan putaran yang dimilki poros dan beban, maka semakin
tinggi kenaikan posisi sleeve.
2. Daerah stabil pada governor berada pada tegangan 120 V dimana nilai
kecepatan putaran proporsi di setiap titik beban terhadap pemendekan
pegas/ perubahan posisi sleeve.
3. Gaya sentrifugal yang terjadi pada governor di dapat dengan mengalikan
variable massa, Panjang lengan governor dan kecepatan sudut dari putaran
spindle.
4. Gaya truss dan frame terbentuk antara lengan governor dan spindle
sehingga terbentuk segitiga. Dari segitiga pada batang inilah didapat theta
untuk mencari kecepatan omega untuk mencari gaya sentrifugal.

5.2 Saran
Setelah pelaksaan praktikum ini ada beberapa hal yang dapat disarankan
agar dalam pelaksanaan praktikum berikutnya dapat berjalan dengan baik dan
memperoleh hasil pengujian yang baik juga diantarnya yaitu:
1. Alat uji governor sebaiknya sebelum praktikum selalu di berikan perawatan.
2. Ketika mengukur sleeve agar berhati-hati dalam menggunakan jangka,
untuk menghindari kontak antara jangka dengan lengan fly ball.
3. Penggunaan tachometer diharapkan untuk teliti, karena nilai yang tertera
pada display selalu berubah-ubah.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ruben Siregar, “Laporan Akhir Praktikum Governor”, Universitas Riau,


Pekanbaru, 2013

Nazaruddin ST., MT., Muftil Badri ST., MT., “Modul Praktikum Fenomena Dasar
Mesin Bidang Konstruksi dan Perancangan”, Universitas Riau, Pekanbaru, 2013)

22
LAMPIRAN

23
24

Anda mungkin juga menyukai