Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
2018
i
SURAT PERNYATAAN KERJA PRAKTEK
ii
LEMBAR PENGESAHAN KERJA PRAKTEK
iii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) CILACAP 2X300 MW
PT. SUMBER SEGARA PRIMADAYA (S2P)
PEMELIHARAAN BOILER DAN KOMPONEN UTAMA UNIT 1 dan 2
Periode : 9 Juli 2018 – 9 Agustus 2018
Disusun oleh :
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan ini.
Laporan ini merupakan syarat dalam menempuh mata kuliah praktik kerja
lapangan di Prodi Teknik Mesin (S1), Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta.
Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam menyelesaikan
laporan ini. Oleh karena itu, dengan lapang hati penulis bersedia menerima segala
kritikan dan masukan saran yang membangun dimasa yang akan datang.
Penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dan membimbing dalam menyelesaikan laporan ini, terutama kepada :
1. Bapak, kakak, Putri Zalfa, dan keluarga besar yang telah memberikan
dukungan materil dan moril, serta Almarhumah Ibunda penulis yang
menumbuhkan semangat dalam menuntut ilmu;
2. Bapak Dr Damora Rhakasywi, ST., MT yang telah memberikan ilmu
yang membuat penulis lebih memahami ilmu bidang keteknikan;
3. Bapak Heri Siswoyo yang telah memberikan waktu serta
pengalamannnya dalam menangani permasalahan dan pemeliharaan
boiler di PLTU Cilacap unit 1 dan 2;
4. Serta semua pihak dalam penyelesaian laporan praktik ini yang tidak
hanya memberikan dukungan dan pelajaran hidup cerminan lingkup
perkerjaan dimasa yang akan datang.
Akhir kata, semoga Allah membalas dengan kebaikan kalian, serta
menguatkan dan mealncarkan urusan masing-masing dalam hal kebaikan. Semoga
laporan praktik ini dapat membawa manfaat bagi penulis pribadi dan membangun
pribadi yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Jakarta, 9 Agustus 2018
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................47
6. 1. Kesimpulan ............................................................................................47
6. 2. Saran .......................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................48
LAMPIRAN ..........................................................................................................49
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
x
BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. 1. Profil Perusahaan
1. 1. 1. Sejarah Singkat Perusahaan
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap 2x300
MW sudah lama direncanakan sejak 15 April 1996. Namun di karenakan
terjadinya krisis moneter, maka pembangunan dihentikan semnetara. Setelah
perekonomian membaik pada tahun 2000, maka pembangunan PLTU
Cilacap 2x300 MW yang sempat terhenti, dilanjutkan kembali.
Pemasangan tiang pertama pembangunan dilakukan pada tanggal 29
Desember 2003. Dua tahun kemudian tepat 26 Desember 2005 dilakukan
Install firing of boiler, dan dilakukan sinkronisasi dengan sistem
ketenagalistrikan Jawa, Madiun, dan Bali (JAMALI) sehingga dapat
beroperasi secara komersial. Tahun 2006 sistem ketenagalistrikan JAMALI
menerima tambahan pasokan daya listrik dari PLTU Cilacap yang terdiri
dari tiga unit beroperasi serta satu unit tambahan dalam proses pembangunan
yang dijadwalkan beroperasi tahun 2019. Unit 1 dan 2 merupakan boiler
berjenis subcritical, Unit 3 merupakan boiler berjenis supercritical, serta
Unit 4 yang dalam tahap pembangunan merupakan boiler berjenis ultra
supercritical.
1
2. Mengembangkan kompetensi dan komitmen SDM
untuk menghasilkan kinerja tinggi dan kepuasan
semua pemangku kepentingan.
3. Mengembangkan usaha produski listrik yang sehat dan
memiliki prospek jangka panjang dengan mentaati
peraturan dibidang perindustrian dan perniagaan,
ketentuan lingkungam, yang bersifat internasional dan
kemajuan hidup manusia.
Kebijakan : NEON EXC
2
1. 1. 3. Struktur Organisasi Perusahaan
1. 2. Latar Belakang
Suatu kewajiban Universitas mempersiapkan mahasiswa untuk siap
menghadapi persaingan ketat dalam dunia kerja. Setiap lulusan sarjana
dituntut untuk memiliki keahlian dan keterampilan dalam menguasai ilmu
3
pengetahuan dan teknologi, selain itu lulusan sarjana diharapkan memiliki
pengalaman kerja yang sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya.
Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta mewajibkan setiap mahasiswa untuk melakukan kerja praktik
sebagai mata kuliah wajib yang disediakan untuk menyelesaikan studi
kurikulum yang berlaku. Tujuan matakuliah kerja praktik ini adalah untuk
mempersiapkan mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja yang
sesungguhnya serta memberikan gambaran dengan masalah yang di hadapi
serta dalam menyelesaikannya.
Energi listrik merupakan energi yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Energi listrik yang dibangkitkan di Indonesia sangat banyak
jenisnya, salah satunya yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Penggunaan batu bara sebagai bahan bakar pemanasan air untuk
menghasilkan uap yang memutar generator umum ditemukan di Indonesia.
Cukup menjadi perhatian dalam perawatan komponen-komponen pada
PLTU.
Perlunya perawatan pada komponen-komponen pembangkit agar
terhindar dari kerusakan yang dapat merugikan banyak pihak, baik
masyarakat sebagai konsumen listrik maupun perusahaan pembangkit
seperti PT. Sumber Segara Primadaya (S2P). Bagian terpenting pada
pembangkit adalah tungku masak atau boiler sebagai tempat pembakaran
bahan bakar untuk menghasilkan uap yang dapat memutar generator,
sehingga perawatan pada komponen boiler sangat perlu diperhatikan.
1. 3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan dapat ditentukan
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana prinsip kerja boiler Unit 1 dan 2 PLTU Cilacap?
2. Apa komponen utama boiler Unit 1 dan 2 PLTU Cilacap?
3. Masalah apa yang sering terjadi pada boiler Unit 1 dan 2 PLTU
Cilacap?
4
4. Bagaimana mekanisme pemeliharaan komponen boiler Unit 1 dan
2 PLTU Cilacap?
3. Melatih diri agar tanggap dan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi
di dunia kerja.
1. 4. 2. Untuk Perusahaan
Tujuan dan manfaat bagi perusahaan, yaitu :
1. Sebagai bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat pada umumnya
dan bidang pendidikan pada khususnya.
1. 5. Ruang Lingkup
Kerja praktik yang dilakukan berfokus pada perawatan komponen
utama boiler saja tanpa memperhitungkan nilai efisiensi yang ditunjukkan,
hanya sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan perawatan dan
pemeliharaan.
5
Jl. Lingkar Luar Timur Desa Karangkandri, Kec
Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah
1. 7. Sistematika Penulisan
Penulisan laporan kerja praktik ini terdiri dari enam bab, dengan
penjelasan sebagai berikut.
1. BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisikan sejarah singkat perusahaan, latar belakang,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat, waktu dan tempat pelaksanaan,
serta sistematika penulisan laporan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan pembahasan singkat mengenai dasar teori maupun
pemahaman mengenai prinsip kerja PLTU secara umum, prinsip kerja
PLTU Cilacap 2x300 MW, komponen utama PLTU dan dasar pemeliharaan
permesinan.
3. BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan cara ataupun metode yang digunakan selama proses
penyelesaian laporan kerja praktik.
4. BAB IV PENGUMPULAN DATA
Bab ini berisikan data analisa yang di dapat selama kerja praktik
sesuai jadwal yang diberikan oleh pihak perusahaan.
5. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan pembahasan mengenai boiler yang meliputi sistem
kerja boiler, komponen utama boiler, dan permasalahan serta pemeliharaan
yang dilakukan di PLTU Cilacap Unit 1 dan 2.
6. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan dan saran mengenai
tindakan yang dapat dilakukan setelah melakukan kerja praktik.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
7
karena itu, pada tekanan tertentu diperoleh beberapa uap kering dengan suhu yang
berbeda. Karena proses terjadi secara berulang dan terjadilah siklus uap, maka
siklus uap atau siklus rankine merupakan siklus teoritis paling sederhana dalam
menunjukan skema siklus uap yang terjadi.
Keterangan :
1 – 2 = Proses pemanasan pada air dari pembakaran bahan bakar menjadi uap
kering pada boiler
8
Hal ini dilakukan dengan cara memanaskan air yang keluar kondensor dengannuap
yang di ekstraksi dari turbin sebelum masuk ke boiler. Dengan sederhana efisiensi
PLTU rata rata sekitar 25%. Namun dapat diperbaiki dengan cara pengembalian
kembali sebagian dari kalor latent dalam turbin dengan penambahan extraction
yang dialirkan sebagian ke tangki air pemanas kondensat pada boiler.
Siklus yang terjadi secara garis besar berupa uap kering dari superheater
dialirkan menggerakan turbin tekanan tinggi, lalu uap setelah berekspansi pada
turbin tekanan tinggi dipanaskan kembali dengan dialirkan ke reheater, setelah
mencapai suhu tertentu, maka uap digunakan kembali untuk berekspansi pada
turbin tekanan rendah. Ekspansi uap pada sudu sudu turbin menyebabkan poros
turbin berputar dan memutar generator dalam satu poros yang dapat manghasilkan
energi listrik.
Sementara uap yang keluar dari turbin tekanan rendah tadi dialirkan
kekondensor untuk didinginkan dan kembali menjadi fase cair berupa air hangat.
Air hangat yang meninggalkan kondensor dipompa munuju drum boiler
menggunakan feed water pump dan diterima oleh pemanas awal sebagai pemanas
diambil dari ekstraksi uap turbin tekanan tinggi.
9
di murnikan) dipompa oleh condensat pump ke pemanas tekanan rendah.
Disini air dipanasi kemudian dimasukkan oleh deaerator untuk
menghilangkan oksigen, kemudian air ini dipompa oleh boiler feed water
pump masuk ke economizer. Dari economizer yang selanjutnya dialirkan ke
pipa untuk dipanaskan pada tube boiler. Pada tube, air dipanasi hingga
berbentuk uap air. Uap air ini dikumpulkan kembali pada steam drum,
kemudian dipanaskan lebih lanjut pada superheater. Hasil dari superheater
yaitu uap kering yang mempunyai tekanan dan temperatur tinggi, dan
selanjutnya uap ini digunakan untuk menggerakkan sudu turbin. Hasil dari
putaran poros turbin kemudian memutar poros generator yang dihubungkan
dengan coupling. Hasil putaran generator dihasilkan energi listrik. Energi
listrik yang dihasilkan dari generator disalurkan dan didistribusikan lebih
lanjut ke pelanggan.
Pada siklus PLTU Cilacap, sebelum masuk steam drum, air umpan
dipompakan ke economizer dengan menggunakan Boiler Feed Pump (BFP).
Selanjutnya karena air yang keluar dari economizer menerima kalor, maka
air yang mengalir ke steam drum akan dilakukan proses pemisahan, air
mengalir melalui downcomer ke lower header untuk dialirkan ke pipa-pipa
air yang merupakan dinding yang mengelilingi ruang bakar ketel uap. Ke
dalam ruang bakar ketel disemprotkan bahan bakar dan udara pembakaran.
Bahan bakar yang dicampur dengan udara ini dinyalakan dalam ruang bakar
sehingga terjadi pembakaran dalam ruang bakar.
Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar merubah energi kimia
yang terkandung dalam bahan bakar menjadi energi panas (kalor). Energi
panas hasil pembakaran ini dipindahkan ke air yang ada dalam pipa air ketel
melalui proses radiasi, konduksi, dan konveksi. Gas hasil pembakaran
dalam ruang bakar setelah dimanfaatkan untuk memindahkan energi
panasnya ke air yang ada dalam pipa ketel. Gas selanjutnya dialirkan
melalui saluran pembuangan gas buang untuk kemudian dibuang ke udara
melalui cerobong. Gas buang sisa pembakan ini masih mengandung banyak
10
energi panas karena tidak semua energi panasnya dapat dipindahkan ke air
yang ada dalam pipa air ketel. Gas buang ini dimanfaatkan lagi untuk :
a. Pemanas lanjut (superheater). Di daiam superheater, hasilnya berupa
superheated steam yang menuju ke turbin tekanan tinggi. Uap yang mengalir
dalam superheater ini mengalami kenaikan tekanan dan temperatur sehingga
uap ini benar-benar kering.
b. Reheater. Uap yang telah digunakan untuk menggerakan turbin tekanan tinggi,
sebelum menuju turbin tekanan menengah, dialirkan kembali melalui pipa ke
reheater. Dalam reheater uap akan mengalami kenaikan temperatur yang serupa
pemanas lanjut.
c. Economizer. Air yang dipompakan ke dalarn ketel terlebih dahulu dialirkan
melalui economizer agar mendapat pemanasan. Dengan demikian temperatur air
akan lebih tinggi ketika masuk ke pipa air di ruang bakar.
d. Pemanasan udara, udara yang akan dialirkan ke ruang pembakaran yang
digunakan untuk membakar bahan bakar terlebih dahulu dialirkan melalui
pemanas udara agar mendapat pemanasan sehingga temperatur udara
pembakaran naik yang selanjutnya akan mempermudah proses pembakaran di
furnance.
11
Selanjutnya uap keluar IPT langsung masuk ke LPT dengan tekanan 1,4
MPa dengan kondisi temperatur sudah turun.
Poros pada generator dikopel dengan poros turbin yang kemudian
generator akan berputar dan mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik. Setelah uap memutar turbin, lalu uap keluaran LPT masuk ke
kondensor dengan tekanan kurang lebih 1,4 MPa untuk dilakukan proses
perubahan fasa uap menjadi cair. Uap dalam kondensor didinginkan dengan
air laut yang dipompa dengan Circulating Water Pump (CWP) yang
dialirkan melalui pipa titanium dengan diameter dalam ±25 mm. Air hasil
kondensasi tersebut ditampung di hotwell dan dialirkan kembali oleh pompa
kondensor menuju Low Pressure Heater, High Pressure Heater, Daerator,
economizer dan kemudian menuju ruang pembakaran.
12
PLTU Cilacap unit 1 dan 2, 2x300 MW sendiri masih menggunakan
Boiler Subcritical sehingga masih memiliki steam drum dalam
konstruksinya dan memiliki kecenderungan mengalami permasalahan dalam
penanagan kerak dan korosi.
b. Turbin
Turbin adalah komponen yang berfungsi untuk mengubah energi
kinetik yang tersimpan di dalam fluida kerja menjadi energi mekanis
rotasional. Turbin uap ini dapat menghasilkan daya karena proses ekspansi
uap dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Turbin
yang di pakai di PLTU Cilacap 2x300 MW memiliki tiga tingkatan yaitu
High Pressure Turbine (HPT), Intermediate Pressure Turbine (IPT), dan
Low Pressure Turbine (LPT). Prosesnya yaitu main steam dari boiler
dengan tekanan 16.67 Mpa dan Temperatur 538°C masuk ke HPT.
c. Kondensor
Kondensor adalah alat penukar kalor yang didalamnya terdapat dua
siklus yang saling berkaitan, yaitu siklus fluida panas (refrigeran) dan siklus
fluida dingin (air kondensor),yang keduanya saling berlawanan arah. Alat
ini merupakan salah satu komponen utama pada PLTU yang berfungsi
mengkondensasikan uap bekas keluar turbin tekanan rendah menjadi air
dengan media pendingin air laut. Agar proses kondensasi tersebut lebih
efisien, maka tekanan di kondensor harus lebih rendah (di-vacum-kan).
13
sehingga air yang dipompa oleh BFP juga memiliki temperatur tertentu
yang cukup panas.
e. Generator
Generator adalah salah satu jenis mesin listrik yang digunakan sebagai
alat pembangkir energilistrik dengan cara mengonversikan energi mekanik
menjadi energi listrik. Pada generator, energi mekanik didapat dari
penggerak rnula yang bisa berupa mesin diesel, turbin, baling-baling dan
lain-lain. Pada pembangkit-pembangkit besar, salah satu alat konversi yang
sering digunakan yaitu generator sinkron 3 phase. Generator merupakan
salah satu komponen utama yang berada di PLTU Cilacap 2x300 MW.
Generator yang dipakai di PLTU Cilacap 2x300 MW yaitu generator
sinkron bertipe QFSN-300.2-20B yang dibuat oleh China Dongfang
Electrical Machine CO.LTD.
f. Transformator
Transformator adalah suatu peralatan tenaga listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energi lisrrik ke rangkaian listrik yang lain
melalui suatu sepasang magnet berdasarkan prinsip induksi elektromagnet.
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik
maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga listrik
memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk
berbagai keperluan misaInya keperluan akan tegangan tinggi dalam
pengiriman listrik jarak jauh.
g. Sistem pendinginan
Sistem pendingin di PLTU Cilacap 2x300 MW, khususnya untuk
pendinginan kondensor, heat exchanger dan oil cooler yaitu dengan
menggunakan media air laut, karena pipa kondensor yang digunakan terbuat
dari logam titanium yang tahan terhadap masalah korosi. Akan tetapi, media
air laut mengandung biota laut yang berkembang biak dan akhirnya akan
14
mempersempit penampang pipa-pipa yang dilewatinya. Oleh karena itu,
untuk menghindari hal tersebut, air laut sebelum masuk ke Circulating
Water Pump (CWP) diinjeksikan NaCl sebagai pencegahan berkembang
biaknya biota laut. Selain itu air laut juga mengandung kotoran, oleh karena
itu air laut disaring terlebih dahulu di Bar Steel dan Cleaning Trash Device
sebelum melalui Travelling Bar Screen (TBS) baru masuk CWP. TBS ini
merupakan sebuah saringan yang berbentuk setengah lingkaran yang saling
berhubungan dan diputar oleh sebuah motor penggerak. Didalamnya juga
terdapat sebuah spray yang berfungsi menghilangkan kotoran-kotoran yang
menempel pada saringan didalamnya dengan menyemprotkan air dari
backwash pump, setelah melewati saringan ini diharapkan kotoran-kotoran
yang kasar akan terbawa oleh air laut. Selanjumya air masuk ke CWP
kemudian dipompakan sebagai media pendingin pada kondensor, heat
exchanger, dan oil cooler. Air Iaut yang telah digunakan sebagai pendingin
sebagai pendingin tersebut kemudian dikeluarkan dan langsung dialirkan
lagi ke laut.
h. Energi listrik
Energi listrik diperoleh dari generator yang diputar oleh turbin. PLTU
Cilacap 2x300 MW, generator Unit 1 dan 2 masing-masing menghasilkan
300 MW dengan tegangan 20 KV. Daya keluaran generator ada yang
ditransmisikan dan ada yang dipakai untuk pemakaian sendiri. Oleh karena
itu. untuk pemakaian sendiri di area PLTU Cilacap digunakan UAT (Unit
Auxiliary Transformator) yang berupa transformator penurun tegangan dari
20 KV ke 6.3 KV sedangkan energi listrik yang ditransmisikan melalui
jaringan 150 KV digunakan main transformator atau transformator penaik
tegangan dari 20 KV ke 150 KV. Tegangan ini perlu dinaikan terlebih
dahulu sebelum diinterkoneksikan ke jaringan supaya tidak terlalu terjadi
drop voltage. Setelah tegangannya dinaikkan melalui trafo penaik tegangan,
energi Iistrik dialirkan dulu ke Gas Insulation Switchgear (GIS). GIS
merupakan sebuah sistem penghubung dan pemutus jaringan Iistrik yang
15
dikemas dengan menggunakan gas SF6 (Sulfur Hexafluoride) bertekanan.
Dimana tekanan gasnya kurang dari 0.15 MPa. GIS juga mempunyai
keunggulan dalam hal isolasi dan pemadaman busur Iistrik. Tipe GIS yang
dimiliki PLTU Cilacap adalah ZF6.252, GIS ini memiliki rated voltage 252
KV, rated current 2000 A, 2500 A, 3150 A, earthing switch, current
transformator, voltage transformator, lighting arrester dll.
16
mesin menghasilkan output sesuai kebutuhan terencana terutama
Pembangkit Listrik Tenaga Uap seperti PTLU Cilacap 2x300 MW ini.
Adapun jenis jenis pemeliharaan yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :
2. 4. 1. Pemeliharaan Preventive
Pekerjaan pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kerusakan, atau cara pemeliharaan yang direncanakan untuk
pencegahan (preventive). Pemeliharaan preventive dimaksudkan juga
untuk mengektifkan pekerjaan inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan
dan penyetelan sehingga peralatan atau mesin-mesin selama
beroperasi dapat terhindar dari kerusakan. Pemeliharaan preventive
dilaksanakan sejak awal sebelum terjadi kerusakan. Pemeliharaan ini
penting diterapkan pada industri-industri yang proses produksinya
kontinyu atau memakai sistem otomatis.
2. 4. 2. Pemeliharaan Corrective
Pemeliharaan pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi fasilitas sehingga mencapai standart yang
diterima. Pemeliharaan corrective termasuk dalam cara pemeliharaan
yang direncanakan untuk perbaikan. Dalam pemeliharaan corrective
ini dapat mengadakan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa,
seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan peralatan
agar lebih baik. Menghilangkan masalah yang merugikan untuk
mencapai kondisi operasi yang lebih ekonomis.
2. 4. 3. Pemeliharaan Predictive
Pemeliharaan predictive ini dilakukan untuk mengetahui
terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi
dari sistem peralatan. Biasanya pemeliharaan predictive dilakukan
dengan bantuan panca indera atau dengan alat-alat monitor yang
canggih. Teknik- teknik dan alat bantu yang dipakai dalam memantau
17
kondisi ini adalah untuk efisiensi kerja agar kelainan yang terjadi
dapat diketahui dengan cepat dan tepat. Pemeliharaan dengan sistem
monitoring sangat penting dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
realistis tanpa melakukan pembongkaran total untuk menganalisisnya.
2. 4. 4. Pemeliharaan Breakdown
Cara pemeliharaan yang direncanakan untuk memperbaiki
kerusakan. Pekerjaan pemeliharaan ini dilakukan setelah terjadi
kerusakan alat-alat dan tenaga kerjanya. Beberapa peralatan yang
beroperasi pada unit tersendiri atau terpisah dari proses produksi, tidak
akan langsung mempengaruhi seluruh proses produksi apabila terjadi
kerusakan. Untuk peralatan tersebut tidak perlu diadakan
pemeliharaan, karena biaya pemeliharaan lebih besar daripada biaya
kerusakannya. Dalam kondisi khusus ini peralatan dibiarkan
beroperasi sampai terjadi kerusakan, sehingga waktu untuk produksi
tidak berkurang. Penerapan sistem pemeliharaan ini dilakukan pada
mesin industri yang ringan, apabila terjadi kerusakan dapat diperbaiki
dengan cepat.
18
BAB III METODE PENELITIAN
19
BAB IV PENGUMPULAN DATA
20
berdasarkan NYD 1992 no 1069
- Pemeriksaan deformasi perlahan - M enjamin nilai penambahan kadar steel
pipa kurang dari 3,5% diameter dan nilai
panembahan alloy steel pipa kurang dari
2,5%
- Pemeriksaan pipa potong - Terdiri dari tiga titik potong pipa harus
sejajar berdasarkan daerah sesuai DL612
- Pemeriksaan lapisan lasan pipa - M enajamin tidak adanya retak berdasarkan
DL438
- Penggantian pipa : pipa potong, pipa - M enajamin permukaan pipa bebas dari
baru, serta pipa baru lasan lubang, laminasi dan retak, bebas korosi,
sedangkan untuk bagian lasan berdasarkan
DL5031-1994
4 Reheater - Pengecekan tampilan pipa - M enjamin permukaan pipa halus dan tidak
pengecekan dari abrasi, deformasi, ada tanda kegagalan dengan kadar abrasi
dan korosi temperatur tinggi pipa dibawah 30% dari ketebalan pipa
- Pemeriksaan pipa potong - Terdiri dari tiga titik potong pipa harus
sejajar berdasarkan daerah sesuai DL612
- Pemeriksaan lapisan lasan pipa - M enajamin tidak adanya retak berdasarkan
DL438
- Penggantian pipa : pipa potong, pipa - M enajamin permukaan pipa bebas dari
baru, serta pipa baru lasan lubang, laminasi dan retak, bebas korosi,
sedangkan untuk bagian lasan berdasarkan
DL5031-1994 serta toleransi diameter pipa
dan tebal dinding dibawah 10%
5 Soot blower - Overhaul model IR-30 short - Pembakaran pipa uap dari soot blower
sootblowers harus hati-hati agar menenga dan
melindungi muatan material asing kedalam
pipa
- Overhaul reductionbox, pemeriksaan - M enjamin tiap bagian bebas dari
housing kegaaglan, retak, serta kerusakan
- Overhaul long sootblower - Situasi aktualnya dapat dihasikan setelah
pemeriksaan kebersihan, bagian dalam
bebas dari retak, dan kerusakan
- Overhaul air preheater - Situasi aktualnya dapat dihasikan setelah
pemeriksaan kebersihan, bagian dalam
bebas dari retak, dan kerusakan
6 Furnace - Pemeriksaan ruang bakar terkait air jet - Bagian sambungan ruang bakar harus
utama dari deformasi serius dan bebas dari retak, terjamin dari abrasi serius
perbaikan sebagaian komponen setelah perbaikan, serta terjamin kehalusan
fleksibilitas sudut angle nya memenuhi
nilai standar
- Pemeriksaan regulated dan connecting - M enjamin crank arm dan connecting bar
bar berdasarkan kedatarannya, posisi bergerak secara halus, sudut dari ruang
penyangga pun dapat berputar saat bakar sesuai, serta penyangga crank arm
ruang bakar beroperasi sacara mantap secara mantap
Tabel 1. Quality Standard tiap komponen utama Boiler
4. 2. In Service Maintenance
Periode Pemeriksaan
Kompone
No Uraian Setiap Setiap 8 Setiap Setiap Ket
n
jam jam hari minggu
Pencatatan data operasi setiap jam
Pencatata pada log sheet. Data minimal
1 n Data yang dicatat : X
Operasi a. waktu, tekanan boiler, tekanan
uap, aliran temperatur, uap
21
Superheater, temperatur uap,
aliran spray, drum level,
tekanan stage pertama throtle
turbin.
b. aliran udara pada : boiler,
keluar air heater dan
economizer, dan teknanan
wind box.
c. Temperatur pada : feed water
masuk, temoeratur udara ke
air heater primer dan skunder,
O 2 pada gas buang.
d. tekanan keluar pada : induced
drive, force drive, primary air,
dan seal Fan
e. data pengoperasian untuk IDF,
FDF, PA, seal air fan¸ AH,
Emergency Oil pump dan
pulverizer harus dicatat dalam
Log Sheet
a. Pengecekan status burner
pembakaran didalam ruang
X
bakar dan catat dalam log
Pemeriksa
sheet
an Burner
2 b. Pengecekan ulang setiap
Pembakar
pembentukan slag diruang
an
bakar dan juga fouling pada X
daerah superheater dan
reheater
Pengecekan kondisi operasi,
IDF, FDF, meliputi : temp. bantalan, vibrasi
GR, PA bantalan, tekanan dan temp.
3 X
dan seal minyak pelumas bantalan serta
air fan tingkat minyak dan catat pada log
sheet
Periksa kondisi operasi AH
primer dan sekunder meliputi :
a. temperatur dan vibrasi
bantalan, suhu dan gas keluar
4 Air Heater masuk, serta tingkat pelumas X
bantalan
b. catat pada log sheet
c. dengarkan adanya gesekan
pada seal
Periksa kondisi pengoperasian FO
pump dan catat pada log sheet,
meliputi :
5 F.O Pump X
a. Vibrasi dan temperatur
bantalan, suhu minyak bakar
keluar masuk
X
a. Periksa setiap gelas duga dan
kehandalan terhadap
perubahan level air drum
b. Lakukan blow down untuk X
Gelas membersihkan kaca gelas
6 duga level duga
drum c. Periksa kebocoran sambungan
gelas duga
X
d. Ganti kaca gelas duga dengan
yang bersih apabila kotor atau
rusak Jika
22
e. Level gelas duga harus dites dipe
setelah dilakukan pergantian, rluk
perbaikan, dan perawatan an
Alarm
7 drum level Tes setiap Shift X
HI-LOW
Recorder Periksa ketelitian terhadap level
8 X
drum level gelas duga lokal
Lakukan soot blowing tidak
Soot
9 kurang dari setiap 8 jam, dan catat X
blowing
dalam log sheet
Setel continoues blow down
Continoue
untuk pengontrolan konsesntrasi
10 s blow X
dan kandungan garam dalam air
dwn
ketel
Tabel 2. Preventive Maintenance dalam Keadaan Operasi Normal
4. 3. Outage Maintenance
N Kompone Uraian Periode Pemeriksaan Ket
o n 3 6 1 2
bln bln thn thn
1 Boiler 1. Pemeriksaan drum untuk mendapatkan data :
Drum a. Carry over
b. Tanda adanya minyak atau substansi lain X
yang masuk kedalam boiler
b. Jumlah scale dan endapan kotoran/lumpur
Petunjuk :
Jika membongkar baffle, cyslon sparator atau
X
scruber harus diberi tanda agar tidak keliru saat
pemasangan kembali
2 Ruang 1. Potong contoh pipa pada ruang bakar unutk
Bakar keperluan : X
a. M enentukan acid cleaning
b. M eningkatkan mutu air boiler
23
a. erosi soot blowing
b. korosi dari salg X
c. deposit
24
3. Periksa permukaan dalam tube untuk : X
a. Deposit dan penyumbatan laluan gas buang
5 Kompone 1. Pemeriksaan boiler terhadap :
n luar a. aligment
boiler b. Pergeseran yang tidak normal karena X
pergeseran dari drum dan bagian yang
bertekanan
Jika
25
diper
2. Repair kebocoran pada safety valve luka
n
2. Periksa ruang bebas sekitar nosel katup X
pengaman, dan lubang lantai graffing
7 Glass 1. Periksa dan bersihkan sambungan antara
duga drum dan kolam air jika boiler terbuka untuk X
pemeriksaan
4. 4. Konservasi Boiler
No Nama Tujuan / Cara Pelaksanaan Keterangan
Peralatan Pemeliharaan
1 - Pipa-pipa air M encegah - Isikan hydrazine kedalam sistem air - Untuk shut down
- Drum korosi kondensat kurang dari 4 hari
- Economizer a. Cara basah - Sirkulasikan sistem air kondensor kandungan
- Superheater antara kondendsat dan deaerator hydrazine 25 ppm
- Reheater dengan melalui by pass heater - Untuk shut down
- Pipa-pipa - Setelah kondisi air memenuhi syarat, lebih dari 4 hari
uap utama isikan air kondensat kedalam boiler kandugnan
melalui by pass water heater hydrazine 200 ppm
- Bila boiler dilengkapi dengan block - pH air dijaga 10
valve sebelum ke pipa utama, dengan
pengisian dapat dilakukan sampai menggunakan
penuh amoniak
- Bila boiler tidak dilengkapi dengan
block valve sebelum ke pipa utama,
pengisian sampai water level dan isi
Nitrogen diatas air dengan tekanan
dijaga 2-5 psi
26
1. Untuk boiler dan superheater
- Drain air boiler pada temperatur + 150o - Jumlah bahan
C penyerap uap air
- Hembusan Nitrogen melalui vent/drain sesuai dengan
supaya cepat kering besarnya ruang
- Isikan dengan bahan penyerap uap air yang diawetkan
- Tutup vent dan drain dengan rapat
27
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 5. Boiler
28
Feed water memasuki ekonomiser kemudian dari ekonomiser, feed
water mengalir ke steam drum (bercampur dengan air pada steam drum),
dalam steam drum terjadi pemisahan antara uap dan molekul air. Untuk uap
basah diarahkan menuju superheater, sedangkan air diturunkan lagi melalui
down comer untuk mendapatkan perlakuan panas kembali di water wall.
Down comer menurunkan semua distribusi air dari steam drum.
Kemudian air dari pipa down comer dialirkan ke header pada bagian bawah
furnace (low header), kemudian air bersirkulasi naik mengalir melalui water
wall sisi depan, belakang dan dua sisi pada bagian samping. Air pada water
wall mengalami proses pemanasan, setelah itu air berubah menjadi
campuran antara uap basah dan air.
Campuran antara uap basah dan air tersebut kemudian memasuki
upper header pada bagian atas dari furnace kemudian memasuki steam
drum. Dalam steam drum uap jenuh dan air dipisahkan lagi. Untuk fasa uap
memasuki roof superheater sedangkan yang masih dalam fasa cair
diturunkan lagi melalui down comer untuk mendapatkan perlakuan panas di
water wall dan begitu seterusnya.
29
menyentuh pipa-pipa water wall secara langsung yang dapat
menyebabkan kebocoran pada pipa tersebut.
5. 2. 2. Steam Drum
Steam drum terletak di bagian atas sisi depan boiler, dengan
panjang 20.000 mm dan diameter dalam steam drum 1792 mm. Steam
drum dilengkapi dengan tiga spring safety vavle. Ketel uap (Steam
Drum) adalah alat yang digunakan untuk menampung dan
memisahkan air dan uap yang dihasilkan oleh pipa-pipa air pada ruang
bakar. Permukaan air dalam steam drum harus dijaga kira-kira
setengah dari volume drum.
Campuran uap dan air yang naik dari pipa-pipa air pada ruang
bakar diarahkan ke puncak drum oleh Cyclone Separator. Adanya
peralatan-peralatan di dalam drum adalah untuk memisahkan butir-
butir air (uap basah) dari uap kering yang disebut pemisah-pemisah
kering (Separating Driers) dan Scrubbers. Uap kering meninggalkan
drum menuju pipa-pipa superheater sebagai pemanas lanjut,
sedangkan uap basah turun dari drum melalui down comers sebagai
pengisi pipa-pipa air di ruang bakar.
30
Keterangan : 7. Emergency drain
5. 2. 3. Superheater
Superheater berfungsi untuk menaikkan temperatur uap pada
tekanan konstan dan mengurangi bintik-bintik air pada uap sehingga
menaikkan entalphi pada uap tersebut. Uap dipanaskan pada
superheater sampai suhu 540°C dan aliran uap keluar superheater
berkisar 1025 ton/jam. Tujuan dari pemanasan tersebut antara lain
untuk menghindari terjadinya kerusakan pada sudu-sudu turbun yang
dapat disebabkan oleh bintik-bintik air yang terkandung pada uap.
Superheater yang berada di PLTU Cilacap ini terdiri dari bagian-
bagian utama, yaitu : roof superheater, steam wall, Low temperature
superheater, whole big platen superheater, back platen superheater,
serta high temperature superheater.
31
Gambar 7. Superheater
5. Horizon flue gas dust steam wall 10. Back platen superheater
5. 2. 4. Reheater
Reheater berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang telah
berekspansi (digunakan) dalam High Pressure Turbine ( HPT) sampai
mencapai temperatur 540°C dan tekanan keluaran reheater 3,63 Mpa.
Fungsi dari pemanasan kembali pada reheater adalah untuk
meningkatkan mutu uap (menghilangkan bintik-bintik air pada uap)
setelah uap berekspansi pada sudu-sudu HPT. Setelah itu uap
digunakan untuk berekspansi pada sudu-sudu Intermediet Pressure
Turbine (lPT), sehingga akan didapatkan efisiensi yang lebih tinggi.
Reheater pada PLTU Cilacap 2x300 MW terdiri dari tiga bagian
32
utama, yaitu : Wall reheater, Middle temperature, dan High
Temperature reheater.
Gambar 8. Reheater
Keterangan :
5. 2. 5. Economizer
Economizer adalah komponen yang digunakan sebagai pemanas
air awal dari Boiler Feed Pump dengan memanfaatkan kalor dari gas
buang yang meninggalkan furnace. Economizer merupakan komponen
penting dalam PLTU dikarenakan :
a. Efisiensi thermis dapat diperbesar dengan memanfaatkan kalor gas
buang pembakaran untuk memanaskan air pada ekonomiser, dapat
mengurangi kebutuhan kalor yang besar pada proses pemanasan
uap superheater.
b. Biaya operasi lebih hemat (lebih ekonomis) karena jumlah bahan
bakar yang dibutuhkan untuk memanaskan uap superheater
menjadi lebih sedikit.
33
5. 2. 6. Waterwall
Water wall adalah bagian dari boiler yang berfungsi sebagai
tempat mengalirnya air dari steam drum yang diturunkan melalui
down comer untuk mendapatkan perlakuan panas dari proses
pembakaran pada furnace. Dengan kata lain, water wall adalah
peneransfer panas dari pembakaran pada furnace yang dihantarkan
kepada air yang mengalir pada bagian dalam water wall. Water wall
pada boiler terdiri dari empat sisi yang disusun mengelilingi furnace,
yaitu sisi depan, belakang dan dua sisi lagi di samping.
5. 2. 7. Boiler Blowdown
Boiler blowdown berfungsi untuk membuang air boiler apabila
kualitasnya mencapai ambang batas dari persyaratan yang diijinkan.
Jika terdapat kandungan Silica pada air yang ditampung di steam
drum maka akan segera di-blowdown-kan. Steam drum diinjeksi
dengan Phospat supaya pH-nya tetap stabil dan sesuai dengan yang
direkomendasikan. Selain itu Phospat juga berfungsi sebagai
pengendap kandungan Silica yang terdapat dalam air pada steam
drum.
34
5. 2. 8. Precipitator
Batubara yang dibakar akan menghasilkan Burning carbon
dioxide (CO2), sulphur dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx).
Senyawa gas ini dikeluarkan dari boiler. Bottom ash atau abu yang
lebih tebal berat yang terbuat dari serpihan coarse dijatuhkan ke
bawah boiler dan masuk ke silo untuk ditampung sebelum proses
selanjutnya. Fly ash atau abu yang sangat ringan terbawa oleh gas
panas di dalam boiler. Fly Ash ini dtangkap oleh electrostatic
precipitator (ESP) sebelum gas buang terbang ke udara melalui
cerobong asap (stack chimne). ESP berfungsi sebagai filter udara yang
menyaring atau menangkap 99.4% fly ash. Jenis ash pun terbagi
menjadi dua, yaitu :
a. Fly Ash (abu terbang)
sistem transportasi menggunakan pneumatic fly ash transport
diangkut dengan dump truck, di timbun di ash disposal area dan
disiram serta dipadukan
dipadukan sebagai bahan campuran semen untuk pembuatan semen
b. Bottom Ash (abu dasar)
sistem transportasi menggunakan submerged scrapper conveyor
dan belt conveyor selanjutnya ditampung di bottom ash silo
diangkut dengan dump truck, ditimbun di ash disposal area dan
disiram serta dipadukan.
35
Gambar 10. Diagram Alir Ash Handling System
5. 2. 9. Soot Blower
Soot Blower berfungsi untuk membersihkan jelaga yang
menempel pada pipa-pipa boiler dengan menggunakan uap yang
berasal dari back platen. Karena dengan menempelnya jelaga pada
pipa-pipa boiler akan mengganggu heat transfer sehingga distribusi
panas menjadi tidak merata yang dapat menyebabkan turunnya
efisiensi boiler.
5. 2. 10. Nozzle
Didalam furnace dikelilingi empat sisi water wall berupa pipa-
pipa berisi air yang berasal dari steam drum. Terdapat empat sudut
pembakaran (windbox) yang terdiri tiga macam nosel, yaitu nosel batu
bara (coal nozzle), nosel minyak HSD (Oil nozzle) dan nosel udara
(air nozzle).
Fungsi utama nosel-nosel tersebut adalah untuk mengarahkan
aliran pembakaran dalam ruang bakar sehingga terbentuk pembakaran
36
yang berputar (cyclone), karena pembakaran semacam ini merupakan
cara yang paling efektif dalam percampuran udara dan bahan bakar.
Pembakaran pada furnace dapat diatur pada level tipis atau
tebal, dengan kata lain pasokan batu bara dan udara dapat diatur
jumlahnya berdasarkan beban yang dibutuhkan. Pengaturan pasokan
bahan bakar kedalam furnace diatur menggunakan coal feed rate pada
bagian coal feeder, sedangkan untuk pengaturan udara menggunakan
damper.
37
Gambar 11. Safety Valve
38
Untuk mengurangi terjadinya pembentukan kerak pada boiler
dapat melakukan blowdown secara teratur jumlahnya, memberikan
bahan kimia anti kerak, hingga mengurangi jumlah mineral dengan
unit softener. Zat terlarut yang terdapat pada semua air alami dapat
dikurangi dengan proses pra-treatment yang terbukti ekonomis.
Namun apabila sudah terjadi kerak, maka penanggulangannya dapat
dilakukan dengan cara :
on-line cleaning : pelunakam kerak lama dengan bahan kimia
selama boiler beroperasi normal
off-line cleaning : melarutkan kerak lama dengan cairan asam
khusus dalam kondisi boiler berhenti beroperasi
mechanical cleaning : pengangkatan kerak lama menggunakan
sikat, pahat, serta scrub.
39
5. 3. 2. Peristiwa Korosi
Korosi merupaka peristiwa logam yang kembali kebentul asal di
alam. Korosi dapat disebabkan oleh oksigen dan karbondioksida yang
terdapat dalam uap yang terkondensasi. Adanya gas terlarut pada air
umpan boiler adalah penyebab utama general corrosion dan fittting
corrosion. Dalam pencegahan korosi pada boiler, dapat melakukan
pencegahan seperti mengurangi gas yang bersifat korosif,
menggunakan zat yang menghambat peristiwa korosif, mengatur pH
air boiler, serta mencegah terbentuknya kerak dalam boiler.
40
tidak menetap atau deposit lunak. Pada ketel bertekanan tinggi, silika
mudah mengendap dengan uap dan dapat membentuk deposit yang
menyulitkan pada daun turbin. Pencegahan yang dapat dilakukan
untuk mengurangi terjadinya peristiwa deposit dapat dilakukan
diantaranya :
Meminimalisasi masuknya mineral yang dapat menyebabkan
deposit seperti oksida besi, oksida tembaga dan lain-lain
Mencegah deposit pada sistem kondensat dengan proses netralisasi
(mengatur pH (8,2 – 9,2) dapat juga dilakukan dengan mencegah
kebocoran udara pada sistem kondensat.
Mencegah kontaminasi uap selajutnya menggunakan bahan kimia
untuk mendispersikan mineral penyebab deposit
Penanggulangan terjadinya deposit yang telah ada dapat dilakukan
dengan acid cleaning. On-line cleaning dan mechanical cleaning.
5. 3. 4. Kontaminasi Uap
Ketika air boiler mengandung garam terlarut dan zat tersuspensi
dengan konsentrasi yang tinggi, ada kecenderungan untuk membentuk
busa secara berlebih sehingga dapat menyebabkan steam carryover
zat-zat padat dan cairan pengotor kedalam uap. Steam carryover
terjadi jika mineral dari boiler ikut keluar bersama dengan uap ke
komponen lain seperti superheater, turbin dan lain-lain. Kontaminasi
ini dapat diendapkan kembali pada sistem uap atau zat itu akan
mengontaminasi proses atau material yang diperlukan steam. Steam
carryover dapat dihindari dengan menahan zat padat terlarut pada air
boiler dibawah tingkat tertentu melalui analisa dan control pada
pemberian zat kimia serta blowdown.
41
Gambar 14. Kebocoran pipa boiler
42
dalam perbaiakan, mengakibatkan unit shut down serta menurunkan
kapasitas produksi.
Pencegahannya pun dapat melakukan prosedur operasi yang optimum,
pengamatan burner secara seksama dengan menggunakan Flame Faiture
Detector, pendekteksian gas yang tidak terbakar pda gas buang, serta
memperhatikan komposisi udara dan bahan bakar.
5. 4. 1. In Service Maintenance
Pemeliharaan bagian dalam boiler sanagt memerlukan
penanganan serius. Selain penanganan juga harus dilengkapi dengan
pengaman agar tidak terjadi tekanan berlebih dalam ruang bakar,
maka keberadaan katup pengaman harus sesuai dengan kondisi
optimalnya dalam kemampuan membebaskan tekanan berlebih.
Bagian bertekanan pun harus dipantau secara seksama agar
dapat tanggap dalam penanaganannya. Pengukuran temperatur metal
seperti superheater dan reheater adalah hal dasar dalam pencegahan
overheating pada tube sehingga aman. Laju pembakaran terutama saat
start up perlu diatur untuk mencegah terjadinya overheating. Beda
temperatur metal drum yang tinggi akan mengakibatkan kerusakan
pada drum. Termeratur air heater perlu dipantau agar menghindari
terjadinya dew point dari gas buang yang dapat menjadi sulpur serta
kerak.
Temperatur disekitar superheater perlu dicek dalam
pengamaanan logam dari overheating. Embun dalam elemen air
heater jika terbawa keruang bakar dapat menyebabkan turunnya
temperatur ruang bakar sampai dibawah titik nyala sehingga terjadi
kegagalan pembakaran. Gas keluaran air nozzle perlu dipantau untuk
mencegah terjadinhya korosi pada air heater.
Pemantauan air dan uap harus dilakukan demi keselamatan.
Tekanan air dan uap dalam boiler drum harus sesuai dengan petunjuk
operasi, baik saat laju penaikan dan penurunan teknaan. Pengukuran
tekanan dalam ruang bakar bertujuan meyajinkan tekanan yang terjadi
43
dalam ruang bakar tidak melebihi tekanan yang telah ditentukan.
Pengaturan kembali tekanan soot blower untuk meningkatkan
efektifitas pembersihan serta mengeleminasi terjadinya erosi dalam
ruang bakar.
Pemantauan efisienisi dapat dilakukan secara kontinyu terhadap
gas buang dan kandungan oksigen didalam gas buang melalui
indikator. Pemeriksaan secara periodik akan menunjukan nilai
efisiensi aktual yang perlu dipertahankan. Suhuh buang yang tinggi
dan kerugian isap menunjukan adanya pengotoran pada permukaan
penyerapan panas. Tingginya kandungan gas yang terbakar dalam
ruang bakar memnunjukan komposisi udara dan bahan bakar tidak
sesuai aturan maka perlu adanya perawatan dan penyetelan ulang pada
ruang bakar.
Ruang bakar yang berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan
bakar terbentuk oleh rangakaian dinding pipa air yang merupakan
permukaan perpindahan panas. Selama porses pembakaran bahan
bakar maka menimbulkan sisa pembakaran berupa abu yang terbawa
oleh gas panas mengalir mengikuti laluan hingga menuju ke cerobong
dengan melewati superheater, reheater, economizer, dan air heater.
Tidak semua abu keluar melewati cerobong, sebagain lainnya
menempel pada permukaan peralatan perpindahan panas. Peralatan
yang terkena abu pun harus segara dilakukan pembersihan dengan
cara mengaktifkan soot blower untuk menyemprotkan gas beterkanan
kedalam ruang bakar. Soot blower yang digunakan adalah tipe wall
blower short retractable. Pembersihan dilakakuan secara priodik setiap
8 jam sekali atau sesuai kebutuhan dengan keadaan proses
pembakaran beban rendah.
5. 4. 2. Outage Maintenance
Pemeliharaan preventive dilakukan hanya saat unit shut down
dengan tujuan mengembalikan unjuk kerja unit tersebut, serta
44
memperkecil terjadinya kegagalan operasi diwaktu mendatang.
Pelaksaanaan outage maintenance jadwalnya disesuaikan dengan
sistem kelistrikan yang terkait. Salah satu langkah preventive dalam
pengoperasian boiler adalah dengan membersihkannya sesuai dengan
ketentuan yang sudah ada. Kondisi boiler yang baikm menjamin tidak
adanya endapan dan deposit dalam pipa perpindahan panas yang dapat
menyebabkan terjadinya overheating serta kegagalan dalam boiler.
Jika pengukuran deposit atau kotoran didalam pipa tidak bisa
dilakukan pada saat operasi, atau tidak perlu melakukan pembersihan
maka pemeriksaan secara reguler pada saat shut down unit sangat
diperlukan guna keandalan operasi berikutnya. Pemeriksaan pada saat
unit shut down untuk mengetahui tipe deposit yang terjadi didalam
pipa dengan metoda yang paling baik adalah dengan cara mengambil
sample secara acak dengan memotoong pipa.
Pemeliharaan bagian dalam pun harus dilakukan agar tetap
memberikan unjuk kerja yang baik. Metode pemeliharaan bagian
dalam yang paling baik adalah dengan chemical cleaning atau acid
cleaning memberikan hasil yang paling optimum untuk membuang
deposit dalam pipa boiler. Penurunan temperatur gas air heater dan
boiler diukur selama periode operasi, akan menunjukan adanya
fouling bagian luar yang tidak bisa dibersihkan dengan pengoperasian
soot blower.
Bagian utama yang diperhatikan saat shut down ialah
overheating tube, karena pipa dinding ruang bakar akan menerima
perlakuan panas yang mengakibatkan pipa bergelombang (swelling),
lepuh (blistering), atau menghubung (warping). Pemerikasaan ini
umumnya dilakukan secara mekanik atau ultrasonik untuk mengetahui
besar gelombang yang terjadi penipisan dari dinding pipa.
Pemerikasaan permukaan perpindahan panas memberikan
informasi pelengkap saat pengoperasian berlangsung. Seperti contoh
jika pembakaran batu bara dengan kadar abu tinggi maka akan
45
menaikan kecepatan aliran gas yang membawa muatan debu yang
dapat menimbulkan erosi pada pipa dinding boiler didalam ruang
bakar.
Tujuan dilakukannya pemeliharaan tidak lain untuk
mempertahankan unjuk kerja suatu peralatan. Peralatan dianggap
dalam keadaan baik apabila memenuhi syarat dan ketentuan kualitas
standar nya.
46
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6. 1. Kesimpulan
6. 2. Saran
47
DAFTAR PUSTAKA
48
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
SPESIFIKASI BOILER
49
LAMPIRAN
LAMPIRAN 2
DRAWING BOILER
50
LAMPIRAN
LAMPIRAN 3
DIMENSSION of BOILER
51
LAMPIRAN
LAMPIRAN 4
52
LAMPIRAN
LAMPIRAN 5
53
LAMPIRAN
LAMPIRAN 5
SPESIFIKASI CLINKERS
54
LAMPIRAN
LAMPIRAN 7
MAIN STRUCTURE HEATING SURFACE
55
LAMPIRAN
LAMPIRAN 8
PERFORMANCE BOIELR
56
57
58