Disusun Oleh :
i
berbagai pihak sangat di harapkan untuk perbaikan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
M Sidik Attorid
ii
DAFTAR ISI
iii
3.2.4 Pergantian LDR ............................................................ 43
3.2.5 Pembersihan Slip Ring.................................................. 44
3.2.6 Pembersihan Genset ...................................................... 45
3.3. Analisis Hasil Praktik Kerja Industri ..................................... 46
3.3.1 Pengalaman Ilmu Yang Didapat ................................... 46
3.3.2 Kesulitan/Masalah Yang Dihadapi ............................... 46
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan ........................................................................... 47
4.2. Saran ...................................................................................... 47
4.2.1 Saran Untuk Pihak Industri ........................................... 47
4.2.2 Saran Untuk Pihak Sekolah .......................................... 47
DAFTAR PUSTAKAN ............................................................ 49
lAMPIRAN ............................................................................... 50
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 3.3 Konsevator Trafo................................................................. 39
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Ruang lingkup Praktek Kerja Industri
Kegiatan praktek kerja industri yang penulis amati dan teliti adalah:
1. Melakukan rutinan pengecekan/pengontrolan turbin dan MCC [Miniature
circuit center] dan lain lain menggunakan avometer atau clamp meter
bertujuan untuk menjaga tegangan agar tetap stabil.
2. Melakukan rutinan pembersihan slipring menggunakan lap/menggunakan
peralon yang di bungkus ujung nya menggunakan tisu agar slipring tetap
terjaga kebersihannya.
3. Melakukan perbaikan panel yang rusak di DCC[dum control center] dan
mengganti lampu lampu yang mati.
4. Pekerjaan perhitungan teknis jumlah alat alat, bahan, dan material yang di
butuhkan di lapangan.
5. Mempelajari beberapa hal dalam pekerjaan teknis maupun pekerjaan non
teknis yang di temukan di lapangan.
2
1.6 Sistematika Penulisan Laporan
Dalam penyajian laporan ini penulis membagi dalam 4 BAB yang di dahului
dengan halaman jilid /coper, kata pengantar, daftar isi, dan daftar gambar adapun
4 BAB yang di maksud yaitu :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang kerja industri, tujuan, praktek kerja
industri, ruang lingkup praktek kerja industri, latar belakang penulisan laporan,
tujuan laporan dan sistematika penulisan laporan.
BAB II GAMBARAN UMUM
Bagian ini menjelaskan tentang sejarah perusahaan, latar belakang berdirinya
perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk dan jasa perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, serta tata tertib dan peraturan perusahaan.
BAB III URAIAN PEKERJAANPRAKTEK KERJA INDUSTRI
Bagian ini menjelaskan tentang teori-teori penunjang data dan hassil praktek kerja
industri, serta analisis hasil praktek kerja industri
BAB IV KESIMPULAN
Bagian ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang di tunjukan untuk
pihak perusahaan/industri dan pihak sekolah.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM
Kegiatan utama bisnis Perusahaan saat ini yakni fokus sebagai penyedia tenaga
listrik melalui pembangkitan tenaga listrik dan sebagai penyedia jasa operasi dan
pemeliharaan pembangkit listrik yang mengoperasikan pembangkit yang tersebar
di Indonesia. Selain mengelola Unit Pembangkit, Indonesia Power memiliki 5
Anak Perusahaan, 2 Perusahaan Patungan (Joint Venture Company), 1 Perusahaan
Asosiasi, 3 Cucu Perusahaan (Afiliasi dari Anak Perusahaan) untuk mendukung
strategi dan proses Bisnis Perusahaan (Indonesia Power, n.d.)
4
Gambar 2.2 Peta Kerja PT. Indonesia Power
5
perusahan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang
pembangkit tenaga listrik dan usah-usaha lain yang terkait.
Pada tanggal 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima,
Manajeman perusahan secaa resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB I
menjadi PT. INDONESIA POWER. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk
menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan
sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilakukan dalam waktu
dekat. Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru
didirikan pada pertengahan 1990-an, Indonesia Power mewarisi berbagai asset
berupa pembangkit dan fasilitas-fasilitas pendukungnya.
N Jenis
Unit Bisnis Lokasi Daya (MW)
o Pembangkit
PLTU,
4 Pembangkitan Semarang 1.409 PLTGU,
PLTG
Jasa
6 Suralaya, Cilegon 625 PLTU
Pembangkitan
Jasa
7 Labuan, Pandeglang 600 PLTU
Pembangkitan
Jasa
8 Lontar, Tangerang 730 PLTU
Pembangkitan
6
Jasa Pelabuhan Ratu,
9 700 PLTU
Pembangkitan Sukabumi
Jasa
10 Adipala, Jawa Tengah 660 PLTU
Pembangkitan
Jasa Pangkalan Susu,
11 400 PLTU
Pembangkitan Langkat
Jasa
12 Cilegon, Serang 740 PLTGU
Pembangkitan
Jasa
13 Barru, Sulawesi Selatan 100 PLTU
Pembangkitan
Jasa Jeranjang, Lombok,
14 50 PLTU
Pembangkitan NTB
Jasa Sanggau, Kalimantan
15 14 PLTU
Pembangkitan Barat
Jasa
16 Houltecamp, Jayapura 20 PLTU
Pembangkitan
Jasa Sintang, Kalimantan
17 42 PLTU
Pembangkitan Barat
Pembangkitan dan
Perak dan Grati,
18 Jasa 864 PLTGU
Pasuruan
Pembangkitan
Pembangkitan dan PLTU,
19 Jasa Priok, Jakarta 1.248 PLTGU,
Pembangkitan PLTD, PLTD
Pembangkitan dan
20 Jasa Kamojang, Garut 375 PLTP
Pembangkitan
7
Saguling yang dimaksud sabagai salah satu pemasok utama bagi kebutuhan beban
tenaga listrik seluruh jawa, yang diperkirakan melalui satu jaringan interkoneksi
pada tahun 1985 dan dibangun atas kerjasama antara Perusahaan Umum Listrik
Negara dengan Mitsubishi Corporation.
8
Gambar 2.4 Kondisi Awal Saguling
Sumber : https://mysaguling.wordpress.com/2017/10/23/yuk-kenal-plta-
saguling/
Aliran sungai Citarum mempunyai debit tahunan sebesar 80 m3/dt sehingga
berpotensi besar untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Sepanjang sungai
Citarum terdapat PLTA lainnya yang terletak antara PLTA Saguling dengan
bendungan atau PLTA Jatiluhur yaitu proyek PLTA Cirata Unit pembangkit
Saguling adalah salah satu unit pembangkit yang berada di bawah PT Indonesia
Power. Unit Pembangkit Saguling adalah unit pembangkitan yang menggunakan
tenaga air sebagai penggerak utama. Pengembangan Pusat Listrik Tenaga
Air merupakan perwujudan upaya pemerintah untuk melakukan diversifikasi
tenaga listrik dan konversi minyak bumi.
9
PLTA Saguling dioperasikan untuk mensuplai beban saat keadaan jam-jam
beban puncak didaerah bagian barat Pulau Jawa melalui saluran interkoneksi
Jawa-Bali. Hal ini dikarenakan karakteristik PLTA yang mampu beroperasi
dengan cepat (untuk unit pembangkit di Saguling mampu beroperasi kurang
lebih15 menit sejak start sampai masuk ke jaringan interkoneksi). Selain itu
berfungsi sebagai pengatur frekuensi sistem dengan menerapkan peralatan Load
Frequency Control (LFC) dan dapat melakukan pengisian tegangan
(LineCharging) pada saat terjadi Black Out pada saluran interkonesi 500 kV
Jawa-Bali Energi Listrik yang dihasilkan PLTA Saguling disalurkan GITET
Saguling dan diinterkoneksikan ke sistem se Jawa-Bali melalui Saluran Udara
TeganganTinggi (SUTET 500 kV) untuk selanjutnya melalui GIGI dan Gardu
Distribusi disalurkan ke konsumen. Generator di PLTA Saguling terdiri dari 4 unit
generator berkapasitas 175.18MW/unit dan dapat menghasilkan jumlah energi
listrik 2.56 x 10 3 MWH per tahunnya. Total produksi unit-unit PLTA Saguling
adalah 700 MW atau 9.3% daritotal produksi PT Indonesia Power (8.470 MW).
Dengan adanya perubahan struktur organisasi dalam rangka menuju kearah
spesialisasi, maka keluar surat keputusan pemimpin PLN Pembangkit dan
Penyaluran Jawa Bagian Barat No.001.K/DIR/1995 tanggal 16 Oktober 1995,
yaitu yang semula mengelola 1 unit PLTA ditambah 7 unit PLTA. (Saguling,
2017).
10
menentukan ketersediaan air serta kemungkinan terjadinya permasalahan dan
bencana yang berkaitan dengan sumber daya air (Prawirowardoyo, 1996).
Air merupakan potensi sumber energi yang besar, karena air tersimpan energi
potensial (pola air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir). Tenaga air
(hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang
dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis,
untuk selanjutnya diubah menjadi energi listrik.
Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang
memanfaatkan air sebagai sumber utamanya. Pembangkit listrik tenaga air di
Indonesia terus berkembang, hal ini dikarenakan persediaan air di Indonesia yang
cukup melimpah serta terdapat beberapa waduk besar yang tesedia. Selama
beberapa dekade terakhir kebutuhan listrik di Indonesia kian meningkat.
Pertumbuhan ini diperkirakan masih akan terus meningkat. Untuk mengatasi
permintaan listrik tersebut, pemerintah perlu pemasokan listrik guna memacu
pertumbuhan ekonomi.
Pembangkit tenaga air adalah suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga air
dengan ketinggian dan debit tertentu dengan menggunakan turbin dan generator.
Pembangkitan tenaga air tergantung pada kondisi geografis, keadaan curah hujan
dan areal (penampangan) aliran (catchment area). Pada bangunan gedung pusat
pembangkit (power house) terdapat instalasi turbin air, generator, trafo, peralatan
bantu dan ruang control (control room). Power House PLTA Saguling merupakan
tipe bangunan semi bawah tanah (underground indoor) yang terdiri dari 2 lantai
diatas permukaan tanah dan 5 lantai dibawah permukaan tanah dengan panjang
104.4 meter, lebar 32.5 meter, dan tinggi 42.5 meter.
PLTA Saguling terletak sekitar 30 km sebelah kota Bandung dan 100 km
sebelah tenggara kota Jakarta dengan kapasitas terpasang 4 x 175.8 MW dan
produksi istrik rata-rata pertahun 2.158 GWH (CF = 35.12%). PLTA Saguling
terletak diarea pegunungan pada hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di
Desa Rajamandala Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat. PLTA Saguling
diopersikan untuk mensuplai beban saat keadaan jam-jam beban puncak didaerah
bagian barat Pulau jawa melalui saluran interaksi Jawa-Bali. Hal ini dikarenakan
11
karakteristik PLTA mampu beroperasi dengan cepat kurang lebih 15 menit sejak
start sampai masuk ke jaringan interkoneksi. Generator di PLTA Saguling terdiri
dari 4 unit generator berkapasitas 75,18 MW/unit dan dapat menghasilkan jumlah
energy listrik 2.56 x 10.3 MWH pertahunnya. Total produksi unit-unit PLTA
Saguling adalah 700 MW atau 9.3% dari total produksi PT Indonesia Power
(8.470 MW).
PLTA Saguling yang sudah beroperasi sejak tahun 1985 merupakan salah satu
pembangkit listrik tenaga air terbesar di Indonesia yang berada di Jawa Barat saat
ini mulai mengalami ketidakstabilan debit air masuk semakin berkurang yang
disebabkan faktor curah hujan yang semakin sedikit ditambah lagi dengan
semakin berkurangnya daerah resapan air di hulu sungai Citarum. Berdasarkan
data 2018 di PLTA Saguling jumlah curah hujan hanya 2060 m3/det dengan rata-
rata debit air masuk sebanyak 868.29 m3/det. Hal ini mengakibatkan pada tahun
2018 PLTA Saguling mengalami musim kering. Oleh karena itu, curah hujan
sangat berpengaruh terhadap debit air yang masuk ke dalam bendungan, semakin
tinggi intensitas curah hujan maka semakin banyak pula air yang tertampung
didalamnya. Perkiraan produktifitas energi listrik di PLTA dibuat atas dasar
perkiraan air yang tersedia untuk PLTA bersangkutan dalam melakukan
operasional pembangkit.
Berdasarkan latar belakang ini, penulis ingin mengetahui pengaruh
ketidakstabilan debit air yang masuk (inflow) dan curah hujan pada PLTA
Saguling terhadap produktifitas energi listrik yang di hasilkan dengan
menggunakan analisis deskriptif dan analisis linier berganda. Selain itu punulis
juga akan melakukan peramalan terhadap Produktifitas Energi Listrik, Debit Air
Masuk (inflow) dan Curah Hujan untuk Januari – Desember 2019 dengan
menggunakan metode SARIMA (Seasonal Autoregressive Integrated Moving
Average) guna untuk melihat jumlah produktifitas energy listrik yang akan
dihasilkan kedepannya serta ingin melihat keadaan air yang akan di gunakan
dalam melakukan produksi.
12
2.3 Visi Dan Misi Perusahaan
13
2.4 Produk Dan Jasa Perusahaan
Indikator pertumbuhan perusahaan pembangkitan tenaga listrik dapat diukur
dari pertumbuhan laba bersih, peningkatan kapasitas pembangkit yang dikelola,
peningkatan bisnis jasa Operation & Maintenance (O&M) dan pertumbuhan
penjualan pembangkit. Arah pertumbuhan perusahaan didukung
oleh positioning fungsi Anak Perusahaan PT Putera Indo Tenaga
sebagai enabler pertumbuhan Perusahaan dalam pembangunan pembangkit baru
yang diarahkan untuk menjadi EPCM (Engineering Procurement Construction
Management) dan Anak Perusahaan PT Cogindo DayaBersama
sebagai enabler dalam pertumbuhan bisnis Jasa O&M.
14
Gambar 2.8 Pertumbuhan Kapasitas Pembangkitan (MW)Sumber :
indonesiapower.co.id
15
A. Kinerja Perusahaan
1. Kinerja Operasional PT Indonesia Power
16
Gambar 2.12 EAF (%)Sumber; indonesiapower.co.id
17
2. Kinerja Keuangan PT Indonesia Power
18
2.5 Struktur Organisasi Perusahan
19
2.6 Uraian Kerja ( Job Description ) pegawai pada perusahaan
1. IDENTITAS JABATAN
Sebutan Jabatan : SUPERVISIOR SENIOR FASILITAS,
SARANA GEDUNG &
BANGUNAN UP SGL
SGL
2. FUNGSI UTAMA
Melakukan identifikasi kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan
fasilitas, sarana gedung dan bangunan serta melakukan kegiatan
administrasi pengadaannya untuk mendukung kegiatan operasional
Unit.
20
3. TANGGUNG JAWAB UTAMA
No Aktivitas Indikator
1 Memproses administrasi
pengadaan/pemeliharaan fasilitas,
sarana gedung dan bangunan unit -Kualitas
yang telah disetujui untuk (keakurasian,keandalan,
memastikan pelaksanaan kegiatan maturitas)
pengadaan sesuai kebutuhan dan
jadwal.
21
5 Melaksanakan pemantauan kegiatan Kualitas(keakurasian ,keandalan,
pemeliharaan fasilitas, sarana maturitas)
gedung dan bangunan pada unit -Biaya (maksimum/ minimum/
untuk memastikan kualitas penghematan)
pengerjaan dan penyelesaiannya -Waktu (Ketepatan/ Kecepatan)
sesuai dengan harapan dan kontrak -Jumlah komplain/ kesalahan/
yang telah disepakati. penyimpangan
22
8 Melakukan pelaporan kegiatan -Kualitas(keakurasian,
fungsi kerja yang menjadi tanggung keandalan, maturitas)
jawabnya dengan menyusun laporan -Waktu (Ketepatan/ Kecepatan)
rutin dan non rutin yang diatur oleh
-Jumlah komplain/ kesalahan/
perusahaan untuk menjamin
penyimpangan
ketersediaan informasi terkait
kegiatan kerja dan fungsinya.
23
4. TANGGUNG JAWAB GENERIK
No Aktivitas Indikator
24
1. IDENTITAS JABATAN
Sebutan Jabatan : SUPERVISIOR SENIOR FASILITAS,
SARANA GEDUNG & BANGUNAN
UP SGL
2. FUNGSI UTAMA
Melakukan kegiatan pemeliharaan/ pengembangan/ pembangunan
fasilitas, sarana gedung dan bangunan untuk mendukung kegiatan
operasional Unit.
25
3. TANGGUNG JAWAB UTAMA
No Aktivitas Indikator
26
4 Melaksanakan pemantauan langsung -Kualitas
kondisi fasilitas, sarana gedung dan (keakurasian,
bangunan unit untuk memastikan keandalan,
kelayakan dan kondisinya bagi kegiatan maturitas)
operasional unit -Waktu
(Ketepatan/
Kecepatan)
-Waktu
(Ketepatan/
Kecepatan)
-Jumlah komplain/
kesalahan/
penyimpangan
27
7 Melakukan pelaporan kegiatan fungsi kerja -Kualitas
yang menjadi tanggung jawabnya dengan (keakurasian,
menyusun laporan rutin dan non rutin yang keandalan,
diatur oleh perusahaan untuk menjamin maturitas)
ketersediaan informasi terkait kegiatan -Waktu (Ketepatan/
kerja dan fungsinya. Kecepatan)
-Jumlah komplain/
kesalahan/
penyimpangan
28
4. TANGGUNG JAWAB GENERIK
No Aktivitas Indikator
29
1. IDENTITAS JABATAN
Sebutan Jabatan : SUPERVISIOR SENIOR FASILITAS,
SARANA GEDUNG &
BANGUNAN UP SGL
2. FUNGSI UTAMA
Mengelola kegiatan kesekretariatan dan fasilitas untuk menunjang
kelancaran kegiatan operasional unit pembangkit.
30
3. TANGGUNG JAWAB UTAMA
No Aktivitas Indikator
31
Semester,
Triwulan)
32
4. TANGGUNG JAWAB GENERIK
No Aktivitas Indikator
33
2.7 Tata Tertib dan Peraturan Perusahaan
1. Setiap Siswa/Mahasiswa yang aka melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
diwajibkan melapor ke Pos Security kantor Cioray.
2. Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan oleh PT. Indonesia Power Unit Pembangkit Saguling.
3. Mengisi daftar hadir dan mengikuti jam kantor, hari Senin s.d. Jum’at dari
jam 07.00 s.d. 16.00 WIB.
4. Selama jam kerja tidak diperkenankan meninggalkan kantor/tempat kerja
tanpa seizin pembimbing.
5. Selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Siswa/Mahasiswa
diwajibkan berpakaian rapih dan bersikap / bertingkah laku sopan terhadap
semua karyawan PT.Indonesia Powngaer UP Saguling dengan ketentuan:
a. Memakai pakaian seragam Sekolah untuk Siswa dan Jas dan
Almamater untuk Mahasiswa.
b. Tidak dperkenakan memakai kaos/oblong.
6. Setiap peserta PKL wajib mengenakan Kartu Tanda Pengenal yang telah
ditentukan.
7. Setiap peserta PKL wajib mengikuti senam kesegaran jasmani yang
dilaksanakan setiap hari Jum’at, mulai pukul 07.00 s.d. jam 08.00 WIB.
8. Setiap peserta PKL tidak merokok.
9. Setiap peserta diwajibkan menjaga Keamanan, Ketertiban dan
Keselamatan Kerja di PT. Indonesia Power Unit Pembagkit Saguling.
10. Wajib melaksanakan dan mentaati perintah, tugas dan petunjuk dari
pembimbing PT. Indonesia Power Unit Pembangkit Saguling.
11. Dilarang merubah, memegang, mengoperasikan peralatan pengontrol unit
dan peralatan lainnya tanpa petunjuk dari pembimbing.
12. Setiap peserta yang telah melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan),
harus menyerahkan buku laporan pelaksanaan ke Supervisor Humas UP
Saguling.
34
BAB III
35
transformator ditanahkan sesuai dengan kebutuhan untuk sistem
pengamanan/proteksi. Sebagai cotoh transformator 150/70kV ditanakanan
secara langsung di sisi netral 150kV dan transformator 70/20kV
ditanahkan degan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung di sisi
netral 20kV nya.
1. Transformator besar
2. Transformator sedang
3. Transformator kecil
36
3.1.3 Kontruksi Bagian-Bagian Transformator
1. Inti Besi
Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan dibuat dari
lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk
menguragi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan
oleh Eddy Current.
2. Kumparan Transformator
Beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu
kumparan-kumparan tersebut terdiri kumparan primer dan
kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi
maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti
karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat
transformasi tegangan arus.
37
3. Minyak Transformator
Sebagian besar Kumparan- kumparan dan inti trafo tenaga
diredam dalam minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang
erkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat yang
isolasi dan media pemindah, sehinga minyak trafo tersebut
berfungsi sebagai media pendingin isolasi.
4. Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui
sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh
isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai peyekat antara
konduktor tersebut dengan tangki trafo.
38
5. Tangki Konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam
minyak trafo berada (di tempatkan) dalam tanki untuk
menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan
konservasor.
39
3.1.4 Jenis-jenis Trasformator
Transformator Step-Down
Transformator step-down ini mempunyai lilitan sekunder lebih sedikit daripada
lilitan primernya, sehingga berfungsi untuk penurun tegangan.Transformator jenis
ini sangat mudah kita temui, terutama dalam adaptor AC-DC.
Transformator Autotransformator
Pada jenis Transformatorr ini hanya terdiri dari satu lilitan saja yang dapat dialiri
listrik, dengan sadapan pada tengah. Dalam jenis transformator ini, sebagian
lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder.Fasa arus dalam lilitan sekunder
jenis ini selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang
sama lilitan sekunder dapat dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan
transformator biasa.
Transformator Isolasi
Transformator isolasi jenis ini mempunyai lilitan sekunder yang berjumlah sama
dengan lilitan primernya, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan
primer.
Transformator Pulsa
Transformator jenis ini ialah merupakan suatu trafo yang didesain khusus untuk
memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan
material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai sebuah titik
tertentu, fluks magnet akan berhenti berubah Hal tersebut disebabkan oleh GGL
induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk apabila terjadi perubahan fluks
magnet, transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat
arus pada lilitan primer berbalik arah.
Lilitan primer disini biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan
sekundernya dihubungkan secara delta.
40
3.2 Data dan Hasil Praktik Kerja Industri
41
3.2.2 Penutup Transformator
42
Gambar 3.6 Pergantian Motor Pada Pendingin Transformator.
43
Gambar 3.7 Pergantian LDR
44
Gambar di atas sedang melakukan pembersihan rutinan terhadap
Slip Ring pada generator supaya tidak ada debu yang menempel
karena bisa merusak pada alat dan bisa menimbulkan bahaya.
45
3.3 Analsis Hasil Praktik Kerja Industri
46
BAB IV
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dengan tanpa sedikit pun menguragi rasa hormat kepada pihak Industri
maupun pihak Sekolah, pada akhir ini penyusun ingin menuliskan serta
menyampaikan saran.
47
4.2.2 Saran Untuk Pihak Sekolah:
48
DAFTAR PUSTAKA
SAGULING, M. (2017, Oktober 23). PLTA SAGULING “nu tohaga”. Retrieved September
30, 2019, from mysaguling.wordpress:
https://mysaguling.wordpress.com/2017/10/23/yuk-kenal-plta-saguling/
Nafiar, R. ( 2015, November 10). Prinsip Kerja Transformator. Dipetik September 26,
2019, dari prinsip-kerja-transformator: http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-
transformator/
49
LAMPIRAN
50
51