Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PEMELIHARAAN

TRANSFORMATOR DI PT. INDONESIA POWER UP


SAGULING
Komplek PLN Cioray Tromol Pos Nomor 07
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Kerja Industri
Pada SMK Karya Bhakti Pusdikpal Cimahi

Disusun Oleh :

NAMA : MUHAMAD SIDIK ATTORID


NOMOR INDUK SISWA : 101713872
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEMERINTAH KOTA CIMAHI


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMK KARYA BHAKTI PUSDIKPAL CIMAHI
Jl. Poncol Selatan No. 24 Cimahi Telp(022) 6645890
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirobil alamin Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya sehingga nya penyusun
dapat menyelesaikan laporan praktik kerja industri [prakerin] ini.
Laporan praktik kerja industri ini disusun sebagai bukti telah melaksanakan
praktik kerja di industri pada kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik
SMK Karya Bhakti Pusdikpal Cimahi.
Dalam proses penyusunan nya laporan ini, penyusun banyak mendapatkan
bantuan baik moril maupun material. Maka pada kesempatan ini penyusun
menyampaikan terima kasih sebesar besar nya kepada:
1. Bapak Rusdiansyah Selaku General Manager PT. INDONESIA POWER UP
SAGULING yang telah memberikan motivasi selama praktek kerja industri.
2. Bapak Sentot Kristanto Manager Administrasi PT. INDONESIA POWER UP
SAGULING.
3. Ibu Ratsilowati Selaku SPS Umum.
4. Bapak Taufan selaku pembimbing lapangan di Bidang Umum.
5. Bapak Arief Prasetyo Utomo selaku pembimbing praktik di PT. INDONESIA
POWER UP SAGULING yang telah memberikan bimbingan selama praktik
kerja industri.
6. Bapak Sutikno, selaku kepala sekolah SMK Karya Bhakti Pusdikpal Cimahi.
7. Ibu Wangi Novitasari ST selaku wakasek bidang hubungan industri sekaligus
ketua pokja Praktik Kerja Lapangan.
8. Bapak Riki Yustiana S.Pd Selaku ketua kompetensi keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik dan Pembimbing Sekolah.
9. Bapak Tata, selaku pembimbing dan guru monitoring Praktek Kerja Industri.
10. Kedua Orang Tua Tercinta yang selalu memberikan Doa dan dorongan nya.
11. Rekan rekan praktik kerja industri dan pihak lain yang telah membantu
memberikan saran dan kritik nya.
12. Laporan ini adalah hasil karya terbaik penyusun, Namun tidak menutup
kemungkinan bila masih terdapat kekurangan. Untuk itu masukan dari

i
berbagai pihak sangat di harapkan untuk perbaikan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Cimahi, ......September 2019


Penyusun

M Sidik Attorid

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan ................................ 1
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan ............................................. 1
1.3 Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan............................... 2
1.4 Latar Belakang Penulisan Laporan ........................................ 2
1.5 Tujuan Penulisan Laporan...................................................... 2
1.6 Sistematika Penulisan Laporan .............................................. 3
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1 Sejarah Perusahaan.................................................................. 4
2.2 Latar Belakang Berdirinya Perusahaan ................................... 10
2.3 Visi dan Misi Perusahaan ........................................................ 13
2.4 Produk dan Jasa Perusahaan.................................................... 14
2.5 Struktur Organisasi Perusahaan .............................................. 19
2.6 Uraian Kerja [ job description ] Pegawai dan Perusahaan ...... 20
2.7 Tata Tertib dan Peraturan Perusahaan..................................... 34
BAB III URAIAN PEKERJAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
3.1 Teori-Teori Penunjang ............................................................ 35
3.1.1 Pengertian Transformator ............................................. 35
3.1.2 Prinsip Kerja ................................................................. 36
3.1.3 Kontruksi Bagian-Bagian Transformator ..................... 37
3.1.4 Jenis-Jenis Transformator ............................................. 40
3.2 Data dan Hasil Praktik kerja Industri .................................. ....41
3.2.1 Pemeliharaan Transformator......................................... 41
3.2.2 Penutup Transformator ................................................. 42
3.2.3 Pergantian Pendingin Transformator ............................ 42

iii
3.2.4 Pergantian LDR ............................................................ 43
3.2.5 Pembersihan Slip Ring.................................................. 44
3.2.6 Pembersihan Genset ...................................................... 45
3.3. Analisis Hasil Praktik Kerja Industri ..................................... 46
3.3.1 Pengalaman Ilmu Yang Didapat ................................... 46
3.3.2 Kesulitan/Masalah Yang Dihadapi ............................... 46
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan ........................................................................... 47
4.2. Saran ...................................................................................... 47
4.2.1 Saran Untuk Pihak Industri ........................................... 47
4.2.2 Saran Untuk Pihak Sekolah .......................................... 47
DAFTAR PUSTAKAN ............................................................ 49
lAMPIRAN ............................................................................... 50

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Grup Perusahaan ....................................................... 4

Gambar 2.2 Peta Kerja PT. Indonesia Power .............................................. 5

Gambar 2.3 Layout PLTA Saguling ........................................................... 8

Gambar 2.4 Kondisi Awal Saguling ........................................................... 9

Gambar 2.5 Pembangunan Anak Bendung ................................................. 9

Gambar 2.6 Visi dan Misi Indonesia Power ............................................... 13

Gambar 2.7 Laba Bersih (RP Triliun) ......................................................... 14

Gambar 2.8 Kebutuhan Kapasitas Pembangkit (MW)................................ 15

Gambar 2.9 Pertumbuhan Penjualan Tenaga Listrik (GWh) ...................... 15

Gambar 2.10 Produksi Listrik (Gwh) ......................................................... 16

Gambar 2.11 Penjualan Tenaga Listrik (GWh) .......................................... 16

Gambar 2.12 EAF (%) ................................................................................ 17

Gambar 2.13 Tara Kalor (kCal/kWh) ......................................................... 17

Gambar 2.14 Aset Perusahaan (Rp Triliun) ................................................ 18

Gambar 2.15 Laba Bersih Perusahaan ........................................................ 18

Gambar 2.16 Struktur Organisasi Unit Pembangkita Saguling .................. 19

Gambar 2.17 Struktur Bidang Administrasi Unit Pembangkitan Saguling .. 20

Gambar 3.1 Kumparan Fasa RST ..................................................... ......37

Gambar 3.2 Bushing Transformator ....................................................... 38

v
Gambar 3.3 Konsevator Trafo................................................................. 39

Gambar 3.4 Rutinan Pemeliharaan Transformator ................................. 41

Gambar 3.5 Pergantian Bagian Penutup Transformator ......................... 42

Gambar 3.6 Pergantian Motor Pada Pendingin Transformator ............... 43

Gambar 3.7 Pergantian LDR ................................................................... 44

Gambar 3.8 Pembersihan Slip Ring ........................................................ 44

Gambar 3.9 Pembersihan Genset ............................................................ 45

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Industri


Penyusunan jurnal dan laporan kegiatan merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk mendukung pembelajaran siswa dalam kegiatan praktik kerja
lapangan [PKL]. Dalam rangka ‘link and match’ yakni sekolah menengah
kejuruan [SMK] bekerja sama dengan dunia usaha /industri melaksanakan praktek
kegiatan bagi siswa sesuai dengan kejuruan nya untuk lebih meningkatkan
keterampilan siswwa menerapkan ilmu yang di dapat di bangku sekolah kegiatan
yang berada pada dunia usaha /industri.
Selain itu kegiatan PKL dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas lulusan
SMK sebagai sumber daya manusia yang handal dan profesional. Untuk itu para
siswa, guru pembimbing sekolah maupun guru pembimbing industri sebagai
tempat pelaksanaan praktek kerja lapangan dipandang perlu mempunyai suatu
pedoman yang berupa buku ‘JURNAL KEGIATAN SISWA DAN LAPORAN
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN [PKL]’.
Jurnal ini masih bersifat langkah langkah umum dan penerapannya masih
memerlukan peyesuaian baik dari pihak dunia usaha/industri maupun sekolah,
mengingat beragam nya situasi sekolah dan dunia industri di masing-masing
daerah.

1.2 Tujuan praktek kerja industri


1. Menghasilkan tenaga keja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja yang sesuai dengan
tuntunan lapangan pekerjaan.
2. Memperkokoh link and match [kesesuaian dan kesepadanan] antara SMK
dan dunia kerja.
3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan
kerja berkualitas.
4. Untuk mencapai Visi dan Misi SMK KB PUSDIKPAL.

1
1.3 Ruang lingkup Praktek Kerja Industri
Kegiatan praktek kerja industri yang penulis amati dan teliti adalah:
1. Melakukan rutinan pengecekan/pengontrolan turbin dan MCC [Miniature
circuit center] dan lain lain menggunakan avometer atau clamp meter
bertujuan untuk menjaga tegangan agar tetap stabil.
2. Melakukan rutinan pembersihan slipring menggunakan lap/menggunakan
peralon yang di bungkus ujung nya menggunakan tisu agar slipring tetap
terjaga kebersihannya.
3. Melakukan perbaikan panel yang rusak di DCC[dum control center] dan
mengganti lampu lampu yang mati.
4. Pekerjaan perhitungan teknis jumlah alat alat, bahan, dan material yang di
butuhkan di lapangan.
5. Mempelajari beberapa hal dalam pekerjaan teknis maupun pekerjaan non
teknis yang di temukan di lapangan.

1.4 Latar belakang penulisan laporan


Praktek kerja industri adalah salah satu program yang ada di sekolah
menengahh kejuruan dan merupakan kegiatan yang mengutamakan keahlian dan
keterampilan siswa yang telahh di pelajari di sekolah serta syarat untuk kelulusan.
Laporan praktek kerja industri ini disusun sebagai bukti telah melaksanakan
praktek kerja di industri pada kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik
SMK Karya Bhakti Pusdikpal Cimahi.

1.5 Tujuan Penulisan Laporan


Penulisan laporan praktek kerja industri bertujuan untuk:
1. Untuk mengaplikasikan ilmu yang di dapat selama di sekolah ke dunia
industri.
2. Memperluas pengetahuan peserta didik tentang dunia industri.
3. Melatih kemampuan peserta didik dari segi teknis maupun non teknis.
4. Memberikan bukti tertulis kepada pihak sekolah dan industri tentang
semua kegiatan yang dilakukan selama praktek kerja di industri.

2
1.6 Sistematika Penulisan Laporan
Dalam penyajian laporan ini penulis membagi dalam 4 BAB yang di dahului
dengan halaman jilid /coper, kata pengantar, daftar isi, dan daftar gambar adapun
4 BAB yang di maksud yaitu :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang kerja industri, tujuan, praktek kerja
industri, ruang lingkup praktek kerja industri, latar belakang penulisan laporan,
tujuan laporan dan sistematika penulisan laporan.
BAB II GAMBARAN UMUM
Bagian ini menjelaskan tentang sejarah perusahaan, latar belakang berdirinya
perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk dan jasa perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, serta tata tertib dan peraturan perusahaan.
BAB III URAIAN PEKERJAANPRAKTEK KERJA INDUSTRI
Bagian ini menjelaskan tentang teori-teori penunjang data dan hassil praktek kerja
industri, serta analisis hasil praktek kerja industri
BAB IV KESIMPULAN
Bagian ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang di tunjukan untuk
pihak perusahaan/industri dan pihak sekolah.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Perusahaan


PT Indonesia Power merupakan salah satu anak Perusahaan PT PLN (Persero)
yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PLN Pembangkitan
Jawa Bali I (PT PJB I). Pada tanggal 8 Oktober 2000, PT PJB I berganti nama
menjadi Indonesia Power sebagai penegasan atas tujuan Perusahaan untuk
menjadi Perusahaan pembangkit tenaga listrik independen yang berorientasi bisnis
murni.

Kegiatan utama bisnis Perusahaan saat ini yakni fokus sebagai penyedia tenaga
listrik melalui pembangkitan tenaga listrik dan sebagai penyedia jasa operasi dan
pemeliharaan pembangkit listrik yang mengoperasikan pembangkit yang tersebar
di Indonesia. Selain mengelola Unit Pembangkit, Indonesia Power memiliki 5
Anak Perusahaan, 2 Perusahaan Patungan (Joint Venture Company), 1 Perusahaan
Asosiasi, 3 Cucu Perusahaan (Afiliasi dari Anak Perusahaan) untuk mendukung
strategi dan proses Bisnis Perusahaan (Indonesia Power, n.d.)

Gambar 2.1 Struktur Grup Perusahaan

4
Gambar 2.2 Peta Kerja PT. Indonesia Power

Pada awal 1990-an, Pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya


deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah kearah deregulasi tersebut
diawali dengan berdirinya Paiton Swasta I yang dipertegaskan dengan
dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 tahun 1992 tentang sumber dana
swasta melalui pembangkit-pembangkit listrik swasta.

Kemudian pada tahun 1993, Mentri Petambangan dan Energi (MPE)


menerbitkan kerangka dasar kebijakan (sasaran dan kebijakan pengembangan sub
sektor ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi
sector ketenagalistrikan. Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN
diubah statusnya dari Perum menjadi Persero.

Setahun kemudian tepatnya tanggal 3 Oktober 1995, PT PLN (Persero)


membentuk dua anak perusahaan yang tujuannya untuk memisahkan misi social
dan misi komersial yang diemban oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
tersebut. Salah satu dari anak perusahaan itu adalah PT Pembnagkitan Tenaga
Listrik Jawa-Bali I, atau lebih dikengan dengan nama PT PLN PJB I. Anak

5
perusahan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang
pembangkit tenaga listrik dan usah-usaha lain yang terkait.

Pada tanggal 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima,
Manajeman perusahan secaa resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB I
menjadi PT. INDONESIA POWER. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk
menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan
sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilakukan dalam waktu
dekat. Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru
didirikan pada pertengahan 1990-an, Indonesia Power mewarisi berbagai asset
berupa pembangkit dan fasilitas-fasilitas pendukungnya.

Tabel 2.1. Daftar Unit yang Dikelola PT.Indonesia Power

N Jenis
Unit Bisnis Lokasi Daya (MW)
o Pembangkit

1 Pembangkitan Suralaya, Cilegon 3.400 PLTU

2 Pembangkitan Saguling, Bandung 797 PLTA

3 Pembangkitan Mrica, Banjarnegara 310 PLTA

PLTU,
4 Pembangkitan Semarang 1.409 PLTGU,
PLTG

5 Pembangkitan Bali 557 PLTD, PLTG

Jasa
6 Suralaya, Cilegon 625 PLTU
Pembangkitan
Jasa
7 Labuan, Pandeglang 600 PLTU
Pembangkitan
Jasa
8 Lontar, Tangerang 730 PLTU
Pembangkitan

6
Jasa Pelabuhan Ratu,
9 700 PLTU
Pembangkitan Sukabumi
Jasa
10 Adipala, Jawa Tengah 660 PLTU
Pembangkitan
Jasa Pangkalan Susu,
11 400 PLTU
Pembangkitan Langkat
Jasa
12 Cilegon, Serang 740 PLTGU
Pembangkitan
Jasa
13 Barru, Sulawesi Selatan 100 PLTU
Pembangkitan
Jasa Jeranjang, Lombok,
14 50 PLTU
Pembangkitan NTB
Jasa Sanggau, Kalimantan
15 14 PLTU
Pembangkitan Barat
Jasa
16 Houltecamp, Jayapura 20 PLTU
Pembangkitan
Jasa Sintang, Kalimantan
17 42 PLTU
Pembangkitan Barat
Pembangkitan dan
Perak dan Grati,
18 Jasa 864 PLTGU
Pasuruan
Pembangkitan
Pembangkitan dan PLTU,
19 Jasa Priok, Jakarta 1.248 PLTGU,
Pembangkitan PLTD, PLTD
Pembangkitan dan
20 Jasa Kamojang, Garut 375 PLTP
Pembangkitan

Pertumbuhan ekonomi dan industri di Pulau Jawa maka kebutuhan tenaga


listrik diseluruh Pulau Jawa diperkirakan naik menjadi 2849 MW padatahun
1985/1986. Untuk itu pada agustus 1981 dimulai pembangunan proyek PLTA

7
Saguling yang dimaksud sabagai salah satu pemasok utama bagi kebutuhan beban
tenaga listrik seluruh jawa, yang diperkirakan melalui satu jaringan interkoneksi
pada tahun 1985 dan dibangun atas kerjasama antara Perusahaan Umum Listrik
Negara dengan Mitsubishi Corporation.

Gambar 2.3 Layout PLTA Saguling


Sumber : https://mysaguling.wordpress.com/2017/10/23/yuk-kenal-plta-
saguling/
PLTA Saguling terletak sekitar 30 km sebelah kota Bandung dan 100 km
sebelah tenggara kota Jakarta dengan kapasitas terpasang 4 x 175.18 MW dan
produksi listrik rata–rata per tahun2.158 GWH (CF = 35.12%). PLTA Saguling
terletak di area pegunungan pada hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di
Desa Rajamandala, Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat.

8
Gambar 2.4 Kondisi Awal Saguling
Sumber : https://mysaguling.wordpress.com/2017/10/23/yuk-kenal-plta-
saguling/
Aliran sungai Citarum mempunyai debit tahunan sebesar 80 m3/dt sehingga
berpotensi besar untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Sepanjang sungai
Citarum terdapat PLTA lainnya yang terletak antara PLTA Saguling dengan
bendungan atau PLTA Jatiluhur yaitu proyek PLTA Cirata Unit pembangkit
Saguling adalah salah satu unit pembangkit yang berada di bawah PT Indonesia
Power. Unit Pembangkit Saguling adalah unit pembangkitan yang menggunakan
tenaga air sebagai penggerak utama. Pengembangan Pusat Listrik Tenaga
Air merupakan perwujudan upaya pemerintah untuk melakukan diversifikasi
tenaga listrik dan konversi minyak bumi.

Gambar 2.5 Pembangunan Anak Bendung


Sumber : https://mysaguling.wordpress.com/2017/10/23/yuk-kenal-plta
saguling/

9
PLTA Saguling dioperasikan untuk mensuplai beban saat keadaan jam-jam
beban puncak didaerah bagian barat Pulau Jawa melalui saluran interkoneksi
Jawa-Bali. Hal ini dikarenakan karakteristik PLTA yang mampu beroperasi
dengan cepat (untuk unit pembangkit di Saguling mampu beroperasi kurang
lebih15 menit sejak start sampai masuk ke jaringan interkoneksi). Selain itu
berfungsi sebagai pengatur frekuensi sistem dengan menerapkan peralatan Load
Frequency Control (LFC) dan dapat melakukan pengisian tegangan
(LineCharging) pada saat terjadi Black Out pada saluran interkonesi 500 kV
Jawa-Bali Energi Listrik yang dihasilkan PLTA Saguling disalurkan GITET
Saguling dan diinterkoneksikan ke sistem se Jawa-Bali melalui Saluran Udara
TeganganTinggi (SUTET 500 kV) untuk selanjutnya melalui GIGI dan Gardu
Distribusi disalurkan ke konsumen. Generator di PLTA Saguling terdiri dari 4 unit
generator berkapasitas 175.18MW/unit dan dapat menghasilkan jumlah energi
listrik 2.56 x 10 3 MWH per tahunnya. Total produksi unit-unit PLTA Saguling
adalah 700 MW atau 9.3% daritotal produksi PT Indonesia Power (8.470 MW).
Dengan adanya perubahan struktur organisasi dalam rangka menuju kearah
spesialisasi, maka keluar surat keputusan pemimpin PLN Pembangkit dan
Penyaluran Jawa Bagian Barat No.001.K/DIR/1995 tanggal 16 Oktober 1995,
yaitu yang semula mengelola 1 unit PLTA ditambah 7 unit PLTA. (Saguling,
2017).

2.2 Latar Belakang Berdirinya Perushaan


Indonesia sebagai negara beriklim tropis memiliki 2 musim yaitu musim hujan
dan musim kemarau. Karakteristik negara beriklim tropis juga memiliki curah
hujan yang tinggi. Namun dengan adanya pemanasan global, keadaan curah hujan
di berbagai wilayah Indonesia naik turun setiap tahunnya. Padahal curah hujan
memiliki peranan penting terhadap berbagai sektor seperti perkebunan, pertanian,
penerbangan, hingga pembangkit ( Nuryaman, Asistyasari, & Yudha, 2018).
Curah hujan adalah endapan atau deposit air dalam bentuk cair maupun padat,
yang berasal dari atmosfer. Karakteristik hujan suatu daerah perlu diketahui untuk

10
menentukan ketersediaan air serta kemungkinan terjadinya permasalahan dan
bencana yang berkaitan dengan sumber daya air (Prawirowardoyo, 1996).
Air merupakan potensi sumber energi yang besar, karena air tersimpan energi
potensial (pola air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir). Tenaga air
(hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang
dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis,
untuk selanjutnya diubah menjadi energi listrik.
Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang
memanfaatkan air sebagai sumber utamanya. Pembangkit listrik tenaga air di
Indonesia terus berkembang, hal ini dikarenakan persediaan air di Indonesia yang
cukup melimpah serta terdapat beberapa waduk besar yang tesedia. Selama
beberapa dekade terakhir kebutuhan listrik di Indonesia kian meningkat.
Pertumbuhan ini diperkirakan masih akan terus meningkat. Untuk mengatasi
permintaan listrik tersebut, pemerintah perlu pemasokan listrik guna memacu
pertumbuhan ekonomi.
Pembangkit tenaga air adalah suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga air
dengan ketinggian dan debit tertentu dengan menggunakan turbin dan generator.
Pembangkitan tenaga air tergantung pada kondisi geografis, keadaan curah hujan
dan areal (penampangan) aliran (catchment area). Pada bangunan gedung pusat
pembangkit (power house) terdapat instalasi turbin air, generator, trafo, peralatan
bantu dan ruang control (control room). Power House PLTA Saguling merupakan
tipe bangunan semi bawah tanah (underground indoor) yang terdiri dari 2 lantai
diatas permukaan tanah dan 5 lantai dibawah permukaan tanah dengan panjang
104.4 meter, lebar 32.5 meter, dan tinggi 42.5 meter.
PLTA Saguling terletak sekitar 30 km sebelah kota Bandung dan 100 km
sebelah tenggara kota Jakarta dengan kapasitas terpasang 4 x 175.8 MW dan
produksi istrik rata-rata pertahun 2.158 GWH (CF = 35.12%). PLTA Saguling
terletak diarea pegunungan pada hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di
Desa Rajamandala Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat. PLTA Saguling
diopersikan untuk mensuplai beban saat keadaan jam-jam beban puncak didaerah
bagian barat Pulau jawa melalui saluran interaksi Jawa-Bali. Hal ini dikarenakan

11
karakteristik PLTA mampu beroperasi dengan cepat kurang lebih 15 menit sejak
start sampai masuk ke jaringan interkoneksi. Generator di PLTA Saguling terdiri
dari 4 unit generator berkapasitas 75,18 MW/unit dan dapat menghasilkan jumlah
energy listrik 2.56 x 10.3 MWH pertahunnya. Total produksi unit-unit PLTA
Saguling adalah 700 MW atau 9.3% dari total produksi PT Indonesia Power
(8.470 MW).
PLTA Saguling yang sudah beroperasi sejak tahun 1985 merupakan salah satu
pembangkit listrik tenaga air terbesar di Indonesia yang berada di Jawa Barat saat
ini mulai mengalami ketidakstabilan debit air masuk semakin berkurang yang
disebabkan faktor curah hujan yang semakin sedikit ditambah lagi dengan
semakin berkurangnya daerah resapan air di hulu sungai Citarum. Berdasarkan
data 2018 di PLTA Saguling jumlah curah hujan hanya 2060 m3/det dengan rata-
rata debit air masuk sebanyak 868.29 m3/det. Hal ini mengakibatkan pada tahun
2018 PLTA Saguling mengalami musim kering. Oleh karena itu, curah hujan
sangat berpengaruh terhadap debit air yang masuk ke dalam bendungan, semakin
tinggi intensitas curah hujan maka semakin banyak pula air yang tertampung
didalamnya. Perkiraan produktifitas energi listrik di PLTA dibuat atas dasar
perkiraan air yang tersedia untuk PLTA bersangkutan dalam melakukan
operasional pembangkit.
Berdasarkan latar belakang ini, penulis ingin mengetahui pengaruh
ketidakstabilan debit air yang masuk (inflow) dan curah hujan pada PLTA
Saguling terhadap produktifitas energi listrik yang di hasilkan dengan
menggunakan analisis deskriptif dan analisis linier berganda. Selain itu punulis
juga akan melakukan peramalan terhadap Produktifitas Energi Listrik, Debit Air
Masuk (inflow) dan Curah Hujan untuk Januari – Desember 2019 dengan
menggunakan metode SARIMA (Seasonal Autoregressive Integrated Moving
Average) guna untuk melihat jumlah produktifitas energy listrik yang akan
dihasilkan kedepannya serta ingin melihat keadaan air yang akan di gunakan
dalam melakukan produksi.

12
2.3 Visi Dan Misi Perusahaan

Gambar 2.6 Visi dan Misi Indonesia Power

13
2.4 Produk Dan Jasa Perusahaan
Indikator pertumbuhan perusahaan pembangkitan tenaga listrik dapat diukur
dari pertumbuhan laba bersih, peningkatan kapasitas pembangkit yang dikelola,
peningkatan bisnis jasa Operation & Maintenance (O&M) dan pertumbuhan
penjualan pembangkit. Arah pertumbuhan perusahaan didukung
oleh positioning fungsi Anak Perusahaan PT Putera Indo Tenaga
sebagai enabler pertumbuhan Perusahaan dalam pembangunan pembangkit baru
yang diarahkan untuk menjadi EPCM (Engineering Procurement Construction
Management) dan Anak Perusahaan PT Cogindo DayaBersama
sebagai enabler dalam pertumbuhan bisnis Jasa O&M.

Gambar 2.7 Laba Bersih (Rp Triliun) Sumber : indonesiapower.co.i

14
Gambar 2.8 Pertumbuhan Kapasitas Pembangkitan (MW)Sumber :
indonesiapower.co.id

Gambar2.9 Pertumbuhan Penjualan Tenaga Listrik (GWh)Sumber :


indonesiapower.co.id

15
A. Kinerja Perusahaan
1. Kinerja Operasional PT Indonesia Power

Gambar 2.7 Produksi Tenaga Listrik (GWh)

Gambar 2.11 Penjualan Tenaga Listrik (GWh) Sumber :indonesiapower.co.id

16
Gambar 2.12 EAF (%)Sumber; indonesiapower.co.id

Gambar 2.13 Tara Kalor (kCal/kWh) Sumber : indonesiapower.co.id

17
2. Kinerja Keuangan PT Indonesia Power

Gambar 2.14 Aset Perusahaan (Rp Triliun)Sumber : indonesiapower.co.id

Gambar 2.15 Laba Bersih Perusahaan (Rp Triliun Sumber :


indonesiapower.co.id

18
2.5 Struktur Organisasi Perusahan

Gambar 2.16 Struktur Organisasi Unit Pembangkitan Saguling

Gambar 2.17 Struktur Bidang Administrasi Unit Pembangkitan Saguling.

19
2.6 Uraian Kerja ( Job Description ) pegawai pada perusahaan

1. IDENTITAS JABATAN
Sebutan Jabatan : SUPERVISIOR SENIOR FASILITAS,
SARANA GEDUNG &
BANGUNAN UP SGL

Jenjang Jabatan : PELAKSANA SENIOR

Jabatan Atasan langsung : SUPERVISIOR SENIOR UMUM UP

SGL

Jabatan Atasan Tidak Langsung : MANAGER ADMINISTRASI

Divisi/Departemen/Bidang/Bagian: SUB BAGIAN UMUM UP


SAGULING

Unit Kerja : UP SAGULING

2. FUNGSI UTAMA
Melakukan identifikasi kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan
fasilitas, sarana gedung dan bangunan serta melakukan kegiatan
administrasi pengadaannya untuk mendukung kegiatan operasional
Unit.

20
3. TANGGUNG JAWAB UTAMA

No Aktivitas Indikator

1 Memproses administrasi
pengadaan/pemeliharaan fasilitas,
sarana gedung dan bangunan unit -Kualitas
yang telah disetujui untuk (keakurasian,keandalan,
memastikan pelaksanaan kegiatan maturitas)
pengadaan sesuai kebutuhan dan
jadwal.

2 Membuat daftar referensi harga dari -Kualitas (keakurasian,eandalan,


berbagai sumber sebagai bahan maturitas)
pembuatan Harga Perhitungan Sendiri -Biaya (maksimum/
(HPS) serta Mengupayakan harga minimum/penghematan)
perolehan dan jasa yang paling -Waktu (Ketepatan/ Kecepatan)
menguntungkan perusahaan termasuk
ketepatan mutu, jumlah dan
kelayakan untuk memastikan
kesesuaian harga dengan harga pasar.

3 Membuat PR terkait sarana dan Kualitas(keakurasian,eandalan,


fasilitas sesuai dengan permintaan maturitas)
bidang lain dan menyiapkan -Biaya (maksimum/ minimum/
penerbitan PA untuk memperlancar penghematan)
proses pengadaan fasilitas dan sarana. -Waktu (Ketepatan/ Kecepatan)

4 Melaksanakan pemantauan langsung -Kualitas


kondisi fasilitas, sarana gedung dan (keakurasiankeandalan,
bangunan unit untuk memastikan maturitas)
kelayakan dan kondisinya bagi -Waktu (Ketepatan/ Kecepatan)
kegiatan operasional unit

21
5 Melaksanakan pemantauan kegiatan Kualitas(keakurasian ,keandalan,
pemeliharaan fasilitas, sarana maturitas)
gedung dan bangunan pada unit -Biaya (maksimum/ minimum/
untuk memastikan kualitas penghematan)
pengerjaan dan penyelesaiannya -Waktu (Ketepatan/ Kecepatan)
sesuai dengan harapan dan kontrak -Jumlah komplain/ kesalahan/
yang telah disepakati. penyimpangan

6 Menyusun draft rencana kegiatan -Kualitas (keakurasian,


pemeliharaan fasilitas, sarana keandalan, maturitas)
gedung dan bangunan serta -Penyelesaian pekerjaan (jumlah,
menyiapkan administrasi yang kemajuan)
dibutuhkan untuk memastikan
-Waktu (Ketepatan/ Kecepatan)
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan
berjalan sesuai rencana.

7 Mengakses dan menggunakan -Kualitas(keakurasian,


aplikasi Perusahaan sesuai bidang keandalan, maturitas)
kerja dan kewenangannya fungsi -Penyelesaian pekerjaan (jumlah,
kerjanya untuk memastikan kemajuan)
ketersediaan data Perusahaan.
-Waktu (Ketepatan/ Kecepatan)

22
8 Melakukan pelaporan kegiatan -Kualitas(keakurasian,
fungsi kerja yang menjadi tanggung keandalan, maturitas)
jawabnya dengan menyusun laporan -Waktu (Ketepatan/ Kecepatan)
rutin dan non rutin yang diatur oleh
-Jumlah komplain/ kesalahan/
perusahaan untuk menjamin
penyimpangan
ketersediaan informasi terkait
kegiatan kerja dan fungsinya.

9 Mematuhi dan melaksanakan seluruh -Jumlah komplain/ kesalahan/


program perusahaan yang meliputi, penyimpangan
namun tidak terbatas pada
manajemen risiko, Lingkungan dan
K3 (LK3), 5S, Sistem Manajemen
Terpadu (IPIMS) dan efisiensi energi
sesuai dengankewenangannya di unit
kerja masing-masing.

23
4. TANGGUNG JAWAB GENERIK

No Aktivitas Indikator

1 Mematuhi dan melaksanakan -Kuantitas (%kesesuaian


seluruh program perusahaan yang SOP, %kesalahan)
meliputi, namun tidak terbatas pada -Kualitas (Persen)
manajemen risiko, manajemen aset, -Waktu(Bulanan,
improvement unit kerja (OPI), Semester, Triwulan)
Lingkungan dan K3 (LK3), 5S,
Sistem Manajemen Terpadu (IPIMS)
serta program efisiensi energi dan
Knowledge Sharing (menyampaikan
pengetahuan sesuai kompetensinya
melalui metode
mengajar/menulis/merekam/metode
lainnya) sesuai dengan
kewenangannya di unit kerja
masing-masing.

2 Melakukan pelaporan kegiatan -Kuantitas (%akurasi,


fungsi kerja yang menjadi tanggung Dokumen)
jawabnya dengan menyusun laporan -Kualitas (Persen)
rutin dan non rutin yang diatur oleh -Waktu (Bulanan,
Perusahaan baik secara manual Semester, Triwulan)
maupun pada aplikasi korporat
(ERP, ERM, CSA-ICoFR dan
sebagainya) untuk menjamin
ketersediaan informasi terkait
kegiatan kerja dan fungsinya.

24
1. IDENTITAS JABATAN
Sebutan Jabatan : SUPERVISIOR SENIOR FASILITAS,
SARANA GEDUNG & BANGUNAN
UP SGL

Jenjang Jabatan : PELAKSANA

Jabatan Atasan langsung : SUPERVISIOR SENIOR UMUM UP


SGL

Jabatan Atasan Tidak Langsung : MANAGER ADMINISTRASI

Divisi/Departemen/Bidang/Bagian : SUB BAGIAN UMUM UP SGL

Unit Kerja : UP SAGULING

2. FUNGSI UTAMA
Melakukan kegiatan pemeliharaan/ pengembangan/ pembangunan
fasilitas, sarana gedung dan bangunan untuk mendukung kegiatan
operasional Unit.

25
3. TANGGUNG JAWAB UTAMA

No Aktivitas Indikator

1 Memproses administrasi -Kualitas


pengadaan/pemeliharaan fasilitas, sarana (keakurasian,
gedung dan bangunan unit yang telah keandalan,
disetujui untuk memastikan pelaksanaan maturitas)
kegiatan pengadaan sesuai kebutuhan dan
jadwal.

2 Membuat daftar referensi harga dari -Kualitas


berbagai sumber sebagai bahan pembuatan (keakurasian,
Harga Perhitungan Sendiri (HPS) serta keandalan,
Mengupayakan harga perolehan dan jasa maturitas)
yang paling menguntungkan perusahaan -Biaya (maksimum/
termasuk ketepatan mutu, jumlah dan minimum/
kelayakan untuk memastikan kesesuaian penghematan)
harga dengan harga pasar. -Waktu (Ketepatan/
Kecepatan)

3 Membuat PR terkait sarana dan fasilitas -Kualitas


sesuai dengan permintaan bidang lain dan (keakurasian,
menyiapkan penerbitan PA untuk keandalan,
memperlancar proses pengadaan fasilitas maturitas)
dan sarana. -Biaya (maksimum/
minimum/
penghematan)
-Waktu (Ketepatan/
Kecepatan)

26
4 Melaksanakan pemantauan langsung -Kualitas
kondisi fasilitas, sarana gedung dan (keakurasian,
bangunan unit untuk memastikan keandalan,
kelayakan dan kondisinya bagi kegiatan maturitas)
operasional unit -Waktu
(Ketepatan/
Kecepatan)

5 Melaksanakan pemantauan kegiatan Kualitas(keakurasi


pemeliharaan fasilitas, sarana gedung dan an, keandalan,
bangunan pada unit untuk memastikan maturitas)
kualitas pengerjaan dan penyelesaiannya -Biaya
sesuai dengan harapan dan kontrak yang (maksimum/
telah disepakati. minimum/
penghematan)

-Waktu
(Ketepatan/
Kecepatan)

-Jumlah komplain/
kesalahan/
penyimpangan

6 Mengakses dan menggunakan aplikasi -Kualitas


Perusahaan sesuai bidang kerja dan (keakurasian,
kewenangannya fungsi kerjanya untuk keandalan,
memastikan ketersediaan data Perusahaan. maturitas).
Penyelesaianpeke
rjaan (jumlah,
kemajuan)
-Waktu (Ketepatan/
Kecepatan)

27
7 Melakukan pelaporan kegiatan fungsi kerja -Kualitas
yang menjadi tanggung jawabnya dengan (keakurasian,
menyusun laporan rutin dan non rutin yang keandalan,
diatur oleh perusahaan untuk menjamin maturitas)
ketersediaan informasi terkait kegiatan -Waktu (Ketepatan/
kerja dan fungsinya. Kecepatan)
-Jumlah komplain/
kesalahan/
penyimpangan

8 Mematuhi dan melaksanakan seluruh -Jumlah komplain/


program perusahaan yang meliputi, namun kesalahan/
tidak terbatas pada manajemen risiko, penyimpangan
Lingkungan dan K3 (LK3), 5S, Sistem
Manajemen Terpadu (IPIMS) dan efisiensi
energi sesuai dengan kewenangannya di
unit kerja masing-masing.

28
4. TANGGUNG JAWAB GENERIK

No Aktivitas Indikator

1 Mematuhi dan melaksanakan seluruh Kuantitas(%kesesuai


program perusahaan yang meliputi, namun an SOP,
tidak terbatas pada manajemen risiko, %kesalahan)
manajemen aset, improvement unit kerja -Kualitas (Persen)
(OPI), Lingkungan dan K3 (LK3), 5S, -Waktu(Bulanan,
Sistem Manajemen Terpadu (IPIMS) serta Semester,
program efisiensi energi dan Knowledge Triwulan)
Sharing (menyampaikan pengetahuan sesuai
kompetensinya melalui metode
mengajar/menulis/merekam/metode
lainnya) sesuai dengan kewenangannya di
unit kerja masing-masing.

2 Melakukan pelaporan kegiatan fungsi kerja Kuantitas(%akurasi


yang menjadi tanggung jawabnya dengan , Dokumen)
menyusun laporan rutin dan non rutin yang -Kualitas (Persen)
diatur oleh Perusahaan baik secara manual -Waktu(Bulanan,
maupun pada aplikasi korporat (ERP, ERM, Semester,
CSA-ICoFR dan sebagainya) untuk Triwulan)
menjamin ketersediaan informasi terkait
kegiatan kerja dan fungsinya.

29
1. IDENTITAS JABATAN
Sebutan Jabatan : SUPERVISIOR SENIOR FASILITAS,
SARANA GEDUNG &
BANGUNAN UP SGL

Jenjang Jabatan : PENYELA ATAS

Jabatan Atasan langsung : MANAGER ADMINISTRASI UP SGL

Jabatan Atasan Tidak Langsung : GENERAL MANAGER UNIT


PEMBANGKITAN SAGULING

Divisi/Departemen/Bidang/Bagian : SUB BAGIAN UMUM UP SAGULING

Unit Kerja : UP SAGULING

2. FUNGSI UTAMA
Mengelola kegiatan kesekretariatan dan fasilitas untuk menunjang
kelancaran kegiatan operasional unit pembangkit.

30
3. TANGGUNG JAWAB UTAMA

No Aktivitas Indikator

1 Menyusun IK Fasilitas dan Kesekretariatan Kuantitas (%akurasi,


untuk mempermudah proses kerja di %kesesuaianSOP,Dok
bagian Fasilitas dan Kesekretariatan serta u-men)
mendukung berjalannya kegiatan -Kualitas (Persen)
operasional. -Waktu(Bulanan,
Semester,Triwula
n)

2 Menyusun, memonitor dan mengevaluasi -Kuantitas (%akurasi,


Program kerja dan Anggaran Fasilitas %kesesuaianSOP,
untuk memastikan ketersediaan Sarana dan Dokumen)
fasilitas unit (UP). -Kualitas (Persen)
-Waktu(Bulanan,
Semester,Triwula
n)

3 Mengelola pendistribusian keluar masuk -Kuantitas (%akurasi,


surat sesuai kaidah TLSK untuk %kesesuaianSOP,
mempermudah komunikasi dengan pihak Dokumen)
internal maupun eksternal unit. -Kualitas (Persen)
-Waktu(Bulanan,
Semester,Triwula
n)

4 Mengelola kegiatan pemeliharaan fasilitas -Kuantitas (%akurasi,


dan sarana kerja di unit bisnis. %kesesuaianSOP,
Dokumen)
-Kualitas (Persen)
-Waktu(Bulanan,

31
Semester,
Triwulan)

5 Mengkoordinir penerbitan Surat Perintah -Kuantitas (%akurasi,


Perjalanan Dinas (SPPD) dan penghitungan %validitas, Dokumen)
rincian biaya perjalanan dinas. -kualitas (Persen)
-Waktu(Bulanan,
Semester,Triwula
n)

6 Mengelola penyediaan sarana dan -Kuantitas (%akurasi,


prasarana kerja dan rapat dinas (peralatan %kesesuaianSOP,
dan perlengkapan kerja serta konsumsi). Dokumen)
-Kualitas (Persen)
-Waktu(Bulanan,
Semester,
Triwulan)

7 Mengelola kegiatan pengarsipan yang -Kuantitas (%akurasi,


meliputi pencatatan, pembuatan index, %kesesuaianSOP,
penyimpanan, pemeliharaan dan Dokumen)
pemusnahan dokumen (termasuk -Kualitas (Persen)
berkoordinasi dengan pihak internal lain -Waktu(Bulanan,
terkait) sesuai prosedur. Semester,
Triwulan)

32
4. TANGGUNG JAWAB GENERIK

No Aktivitas Indikator

1 Mengelola rencana kerja anggaran Kuantitas(%akurasi,


Bagian/Bidang/Divisi/Satuan dengan Dokumen)
merencanakan, memonitor dan -Kualitas (Persen)
mengendalikannya agar selaras dengan -Waktu(Bulanan,
anggaran korporat dan rencana kerja Semester,
Bagian/Bidang/Divisi/Satuan. Triwulan)

2 Mengelola seluruh program perusahaan -Kuantitas


yang meliputi, namun tidak terbatas pada (%kesalahan,
manajemen risiko, manajemen aset, %kesesuaian SOP)
improvement unit kerja (OPI), Lingkungan -Kualitas (Persen)
dan K3 (LK3), 5S, Sistem Manajemen -Waktu(Bulanan,
Terpadu (IPIMS) serta program efisiensi Semester,
energi dan Coaching-Mentoring- Triwulan)
Counseling termasuk Knowledge Sharing
(menyampaikan pengetahuan sesuai
kompetensinya melalui metode
mengajar/menulis/merekam/metode
lainnya) sesuai dengan kewenangannya di
unit kerja masing-masing.

3 Melakukan pelaporan kegiatan fungsi kerja Kuantitas(%kesalaha


yang menjadi tanggung jawabnya dengan n, Dokumen,
menyusun laporan rutin dan non rutin yang Laporan)
diatur oleh Perusahaan baik secara manual -Kualitas (Persen)
maupun pada aplikasi korporat (ERP, -Waktu(Bulanan,
ERM, CSA-ICoFR dan sebagainya) untuk Semester,
menjamin ketersediaan informasi terkait Triwulan)
kegiatan kerja dan fungsinya.

33
2.7 Tata Tertib dan Peraturan Perusahaan
1. Setiap Siswa/Mahasiswa yang aka melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
diwajibkan melapor ke Pos Security kantor Cioray.
2. Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan oleh PT. Indonesia Power Unit Pembangkit Saguling.
3. Mengisi daftar hadir dan mengikuti jam kantor, hari Senin s.d. Jum’at dari
jam 07.00 s.d. 16.00 WIB.
4. Selama jam kerja tidak diperkenankan meninggalkan kantor/tempat kerja
tanpa seizin pembimbing.
5. Selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Siswa/Mahasiswa
diwajibkan berpakaian rapih dan bersikap / bertingkah laku sopan terhadap
semua karyawan PT.Indonesia Powngaer UP Saguling dengan ketentuan:
a. Memakai pakaian seragam Sekolah untuk Siswa dan Jas dan
Almamater untuk Mahasiswa.
b. Tidak dperkenakan memakai kaos/oblong.
6. Setiap peserta PKL wajib mengenakan Kartu Tanda Pengenal yang telah
ditentukan.
7. Setiap peserta PKL wajib mengikuti senam kesegaran jasmani yang
dilaksanakan setiap hari Jum’at, mulai pukul 07.00 s.d. jam 08.00 WIB.
8. Setiap peserta PKL tidak merokok.
9. Setiap peserta diwajibkan menjaga Keamanan, Ketertiban dan
Keselamatan Kerja di PT. Indonesia Power Unit Pembagkit Saguling.
10. Wajib melaksanakan dan mentaati perintah, tugas dan petunjuk dari
pembimbing PT. Indonesia Power Unit Pembangkit Saguling.
11. Dilarang merubah, memegang, mengoperasikan peralatan pengontrol unit
dan peralatan lainnya tanpa petunjuk dari pembimbing.
12. Setiap peserta yang telah melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan),
harus menyerahkan buku laporan pelaksanaan ke Supervisor Humas UP
Saguling.

34
BAB III

URAIAN PEKERJAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

3.1 Teori-Teori Penunjang

Hukum utama dalam transformator adalah hukum induksi faraday.


Menurut hukum ini suatu gaya listrik melalui garis lengkung yang tertutup,
adalah berbanding lurus dengan perubahan persatuan waktu dari pada arus
induksi atau flux yang dilingkari oleh garis lengkung itu.Selain hukum Faraday,
transformator menggunakan hukum Lorenz. Dasar dari teori transformator
sebagai berikut: arus listrik bolak balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi
maka inti besi itu berubah menjadi magnit dan apabila magnit tersebut dikeliligi
ole suatu belitan tersebut akan terjadi beda tegagan. (Nafiar, 2015)

3.1.1 Pengertian Transformator

Tranformator adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi


utuk menyalurkan tenaga/ daya listrik dari tegagan tinggi ke tegangan
rendah atau sebaliknya. Dalam operasi peyaluran tenaga listrik
transformator dapat dikatakan sebagai jantung dari tranmisi dan distribusi.
Dalam kondisi ini suatu transfrmator diharapkan dapat beroperasi secara
maksimal (kalau bisa terus menerus tanpa berhenti). Mengingat kerja keras
dari suatu transformator seperti itu maka cara pemeliharaan juga dituntut
sebaik mungkin. Oleh karena itu tranformator harus dipelihara dengan
menggunakan sistem dan peralatan yang benar, baik dan tepat. Untuk itu
regu pemeliharaan harus mengetahui bagian-bagian mana yang perlu
diawasi melebihi bagian yang lainnya.

Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan menjadi


transformator 500/150kV dan 150/70kV disebut Interbus transformator
(IBT). Transformator 150/20kV disebut juga trafo distribusi. Titik netral

35
transformator ditanahkan sesuai dengan kebutuhan untuk sistem
pengamanan/proteksi. Sebagai cotoh transformator 150/70kV ditanakanan
secara langsung di sisi netral 150kV dan transformator 70/20kV
ditanahkan degan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung di sisi
netral 20kV nya.

Transformator dapat dibagi menurut fungsi pemakaian seperti:

1. Transformator Mesin (pembangkit)


2. Transformator Gardu Induk
3. Transformator Distribusi

Transformator dapat juga dibagi menurut Kapasitas dan Tegangan Seperti:

1. Transformator besar
2. Transformator sedang
3. Transformator kecil

3.1.2 Prinsip Kerja

Hukum utama dalam transformator adalah hukum induksi faraday.


Menurut hukum ini suatu gaya listrik melalui garis lengkung yang
tertutup, adalah berbanding lurus dengan perubahan persatuan waktu
dari pada arus induksi atau flux yang dilingkari oleh garis lengkung itu.

Selain hukum Faraday, transformator menggunakan hukum


Lorenz. Dasar dari teori transformator sebagai berikut: arus listrik bolak
balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu berubah
menjadi magnit dan apabila magnit tersebut dikeliligi ole suatu belitan
tersebut akan terjadi beda tegagan.

36
3.1.3 Kontruksi Bagian-Bagian Transformator

1. Inti Besi
Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan dibuat dari
lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk
menguragi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan
oleh Eddy Current.

2. Kumparan Transformator
Beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu
kumparan-kumparan tersebut terdiri kumparan primer dan
kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi
maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti
karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat
transformasi tegangan arus.

Gambar 3.1 Kumparan Fasa RST.

37
3. Minyak Transformator
Sebagian besar Kumparan- kumparan dan inti trafo tenaga
diredam dalam minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang
erkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat yang
isolasi dan media pemindah, sehinga minyak trafo tersebut
berfungsi sebagai media pendingin isolasi.

4. Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui
sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh
isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai peyekat antara
konduktor tersebut dengan tangki trafo.

Gambar 3.2 Bushing Transformator.

38
5. Tangki Konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam
minyak trafo berada (di tempatkan) dalam tanki untuk
menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan
konservasor.

Gambar 3.3 Konsevator Trafo.

39
3.1.4 Jenis-jenis Trasformator

 Transformator Step-Down
Transformator step-down ini mempunyai lilitan sekunder lebih sedikit daripada
lilitan primernya, sehingga berfungsi untuk penurun tegangan.Transformator jenis
ini sangat mudah kita temui, terutama dalam adaptor AC-DC.

 Transformator Autotransformator
Pada jenis Transformatorr ini hanya terdiri dari satu lilitan saja yang dapat dialiri
listrik, dengan sadapan pada tengah. Dalam jenis transformator ini, sebagian
lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder.Fasa arus dalam lilitan sekunder
jenis ini selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang
sama lilitan sekunder dapat dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan
transformator biasa.

 Transformator Autotransformator Variabel


Nah untukn jenis Autotransformator ini sebenarnya ialah termasuk sebuah
sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-
sekunder yang juga berubah-ubah.

 Transformator Isolasi
Transformator isolasi jenis ini mempunyai lilitan sekunder yang berjumlah sama
dengan lilitan primernya, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan
primer.

 Transformator Pulsa
Transformator jenis ini ialah merupakan suatu trafo yang didesain khusus untuk
memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan
material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai sebuah titik
tertentu, fluks magnet akan berhenti berubah Hal tersebut disebabkan oleh GGL
induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk apabila terjadi perubahan fluks
magnet, transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat
arus pada lilitan primer berbalik arah.

 Transformator Tiga Fase


Transformer ini biasa di lambangkan sebagai berikut:

Transformator tiga fase (3-phase) sebenarnya Ialah tiga transformator yang


dihubungkan secara khusus satu sama lain.

Lilitan primer disini biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan
sekundernya dihubungkan secara delta.

40
3.2 Data dan Hasil Praktik Kerja Industri

Pemeliharaan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting


dalam sebuah perusahaan sama hal nya degan melakukan perawatan terhadap
kondisi Tranformator pada saat beroperasi akan banyak memiliki keuntungan
yang di dapat contohnya seperti:

3.2.1 Pemeliharaan Transformator

 Meningkatkan keandalan dari transformator tersebut.


 Memperpanjang masa pakai.
 Jika masa pakai lebih panjang, maka secara otomatis akan dapat
menghemat biaya penggantian unit transformator.

Gambar 3.4 Rutinan Pemeliharaan Transformator.

Gambar di atas sedang melakukan pemeliharaan terhadap


transformator. Langkah- lahkah pemeliharaan tansformator antara lain:

 Pemeriksaan berkala kualitas mnyak isolasi.


 Pemeriksaan/pengamatan berkala secara langsung
 Pemeriksaan-pemeriksaan secara teliti yang terjadwal

41
3.2.2 Penutup Transformator

Gambar 3.5 Pergantian Bagian Penutup Transformator.

Gambar di atas sedang melakukan pergantian bagian penutup


tranformator. Pergantian bagian tersebut harus menggunakan bantuan
alat berat agar lebih meringankan beban kepada para pekerja.

3.2.3 Pergantian Pendingin Transformator

Sistem Pendingin Transformator digunakan untuk mengurangi


panas dan menjaga kenaikan temperatur agar tetap berada dibawah
batasan tertentu. Temperatur bahan maksimum bahan isolator pada
belitan dan minyak sangat tergantung dari pembebanan, jenis sistem
pendingin, serta temperatur lingkungan sekitar (ambient temperature).

42
Gambar 3.6 Pergantian Motor Pada Pendingin Transformator.

Gambar di atas sedang melakukan pergatian motor pada Pendingin


Transformator karena sudah mengalami kerusakan pada bagian motor
Pendingin Transformator. Alat yang digunakan untuk mengganti
sebuah motor tersebut seperti obeng, tang, kunci-kunci dll.

3.2.4 Pergantian LDR

Fungsi LDR (Light Dependent Resistor) adalah untuk


menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya
(kondisi terang) dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.
Naik turunnya nilai hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya
yang diterima.

43
Gambar 3.7 Pergantian LDR

Gambar di atas sedang melakukan pergantian LDR yang telah


rusak pada instalasi kantor alat yag digunakan untuk mengganti LDR
adalah:obeng dan tang.

3.2.5 Pembersihan Slip Ring

Slip Ring merupakan bagian dari generator yang harus dilakukan


perawatan secara rutin.

Gambar 3.8 Pembersihan Slip Ring.

44
Gambar di atas sedang melakukan pembersihan rutinan terhadap
Slip Ring pada generator supaya tidak ada debu yang menempel
karena bisa merusak pada alat dan bisa menimbulkan bahaya.

3.2.6 Pembersihan Genset

Genset adalah suatu mesin atau perangkat yang terdiri dari


pembangkit listrik (generator) dengan mesin penggerak yang disusun
menjadi satu kesatuan untuk menghasilkan suatu tenaga listrik dengan
besaran tertentu.

Gambar 3.9 Pembersihan Genset.

Gambar di atas sedang melakukan pembersihan terhadap Genset


yang dimiliki kantor alat yang diguakan:koas, tespen, avometer.

45
3.3 Analsis Hasil Praktik Kerja Industri

3.3.1 Pengalaman Ilmu Yang Didapat

Adapun pengalaman ilmu yang di dapat dalam praktik kerja


industri, antara lain :
1. Membentuk mental kepada siswa yang sedang
melaksanakan kegiatan PKL.
2. Memperoleh pengalaman bekerja langsung di tempat kerja
sesuai kompetensi dasar jurusan.
3. Memantapkan meningkatkan dan memperluas
keterampilan siswa yang dimilikinya masing-masing.
4. Menambah ilmu pengetahuan bagaimana kehidupan di
dalam sebuah pekerjaan.
5. Megetahui berbagai macam- macam alat yang terdapat di
PT. INDOESIA POWER UP SAGULING yang berkaitan
dengan pembangkit yang tidak di ajarkan di sekolah.

3.3.2 Kesulitan/Masalah yang dihadapi

Adapun Kesulitan \ masalah yang di hadapi dalam praktik


kerja industri dalam industri antra lain:
1. Banyak alat yang belum pernah di coba saat di sekolah.
2. Keterbatasan pengalaman dalam melakukan pekerjaan
karena ketika di industri sangatlah berbeda dengan di
sekolah.
3. Kurangnya kepahaman saat menjelaskan berbagai macam
alat yang ada di dalam perusahaan.
4. Kurannya pembekalan pengetahuan di sekolah sehingga
membingungkan kepada siswa PKL.

46
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Perawatan dan pemeriksaan teliti (Major Overhead) secara teknis


setidaknya 1 kali selama masa pakai pembersihan, perancangan kembali
dan pengeringan.
2. Pengujian listrik (Electrical Test) untuk peralatan power trasformer
bushigs Transformator ukur (meastrument transformator) breaker
capacitor.

4.2 Saran

Dengan tanpa sedikit pun menguragi rasa hormat kepada pihak Industri
maupun pihak Sekolah, pada akhir ini penyusun ingin menuliskan serta
menyampaikan saran.

4.2.1 Saran Untuk Pihak Industri:

1. Pihak Industri hendaknya lebih meningkatkan perhatian kepada siswa


yang sedang melaksanakan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) agar
siswa tersebut dapat lebih tertuju.
2. Sebelum melaksanakan kegiatan, alangkah baiknya jika siswa PKL di beri
pengarahan terlebih dahulu tentang apa yang akan di kerjakan, agar
pekerjaan lebih terarah dan dimengerti oleh siswa.
3. Mudah-mudahan pada tahun mendatang pihak industri berkenan menerima
kembali adik-adik kelas kami unyuk melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan di PT. INDONESIA POWER UP SAGULIG sehingga
kerjasama yang terjalin akan tetap berkesinambungan.

47
4.2.2 Saran Untuk Pihak Sekolah:

1. Alangkah lebih baiknya jika pihak Sekolah lebih memperhatikan


siswanya yang sedang melaksanakan PKL, seperti mengunjungi Industri
secara berkala.
2. Sebaiknya pihak Sekolah tidak terlalu banyak memberikan tugas
terhadap siswa-siswi yang sedang melaksanakan PKL agar siswa-siswi
dapat fokus terhadap PKL nya.

48
DAFTAR PUSTAKA

SAGULING, M. (2017, Oktober 23). PLTA SAGULING “nu tohaga”. Retrieved September
30, 2019, from mysaguling.wordpress:
https://mysaguling.wordpress.com/2017/10/23/yuk-kenal-plta-saguling/

Nafiar, R. ( 2015, November 10). Prinsip Kerja Transformator. Dipetik September 26,
2019, dari prinsip-kerja-transformator: http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-
transformator/

49
LAMPIRAN

50
51

Anda mungkin juga menyukai