Anda di halaman 1dari 15

PT.

PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT Komponen dan Tata Letak
______________________________________________________________________________________

4. KOMPONEN DAN TATA LETAK


Sebagai mesin rotasi turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian yang diam disebut
stator dan bagian yang berputar disebut rotor. Pada tiap bagian utama ini dilengkapi
komponen yang mendukung kerja sistem turbin, dan gambar 17 menunjukkan diagram
bagian utama turbin secara sederhana.

Gambar 17. Diagram bagian turbin uap

4.1. Stator

Stator turbin pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu casing dan sudu diam (fixed
blade). Namun untuk tempat kedudukan sudu-sudu diam dipasang diapragma.

4.1.1. Casing

Casing atau shell adalah suatu wadah berbentuk menyerupai sebuah tabung dimana
rotor ditempatkan. Casing juga berfungsi sebagai sungkup pembatas yang
memungkinkan uap mengalir melewati sudu-sudu turbin. Pada ujung casing terdapat
ruang besar mengelilingi poros turbin disebut exhaust hood, dan diluar casing dipasang
bantalan yang berfungsi untuk menyangga rotor.

Pedestal yang berfungsi untuk menempatkan bantalan sebagai penyangga rotor juga
dipasangkan pada casing. Umumnya salah satu pedestal diikat (anchored) mati
kepondasi. Sedang yang lain ditempatkan diatas rel peluncur (Sliding feet) sehinggga
casing dapat bergerak bebas akibat pengaruh pemuaian maupun penyusutan
(contraction).

Biasanya pedestal yang diikat pada pondasi adalah pedestal sisi tekanan rendah atau
sisi yang berdekatan dengan generator (generator end). Sedang sisi yang lain dibiarkan
untuk dapat bergerak dengan bebas. Ketika temperatur casing dan rotor naik, maka
seluruh konstruksi turbin akan memuai. Dengan penempatan salah satu pedestal diatas
rel peluncur, maka seluruh bagian turbin dapat bergerak dengan bebas ketika memuai.

DOC.04/11/2009 21
PT. PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT Komponen dan Tata Letak
______________________________________________________________________________________

Konfigurasi Casing

Casing turbin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

• Casing Utuh
Seluruh bagian casing merupakan satu kesatuan. Casing berbentuk seperti drum
yang utuh tidak dapat diurai atau dibelah. Umumnya diterapkan pada konstruksi
turbin-turbin kecil.

• Casing Terpisah (Split Casing)


Casing turbin merupakan 2 bagian yang terpisah secara horizontal dan
disambungkan menjadi satu dengan baut-baut pengikat. Kedua bagian casing
tersebut masing-masing disebut casing bagian atas (Top half) dan casing bagian
bawah (Bottom half). Konstruksi ini lebih banyak dipakai karena pembongkaran dan
pemasangannya yang relatif lebih mudah.

4.1.2. Rancangan Casing

Dari klasifikasi ini casing turbin dibedakan menjadi 3 kategori : yaitu “Single Casing”,
“Double Casing” dan “Tripple Casing”.
Hampir semua turbin uap masa kini menerapkan rancangan Double Casing atau
Tripple Casing, karena periode startnya lebih cepat, masalah diferensial expansion
lebih kecil dan pemeliharaannya relatif lebih mudah.

* Single Casing
Turbin dengan single casing umumnya diterapkan pada rancangan turbin-turbin
lama dan kapasitas kecil. Meskipun demikian, turbin-turbin saat inipun masih ada
yang menerapkan rancangan single casing terutama pada turbin-turbin untuk
penggerak pompa air pengisi ketel (BFPT).

Bila rancangan ini diterapkan untuk turbin-turbin besar, maka casing turbin akan
menjadi sangat tebal sehinggga memerlukan waktu yang lama dalam periode
“warming” ketika start hingga mencapai posisi memuai penuh.

Hal ini disebabkan karena dinding casing sangat tebal dan hanya dipanaskan oleh
uap dari satu sisi yaitu sisi bagian dalam. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya
perbedaan temperatur yang cukup besar antara permukaan bagian dalam casing
dengan permukaan bagian luar.
Dengan demikian maka waktu yang diperlukan untuk pemerataan temperatur
menjadi lebih lama. Ilustrasi turbin single casing dapat dilihat pada gambar 18.

DOC.04/11/2009 22
PT. PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT Komponen dan Tata Letak
______________________________________________________________________________________

Gambar. 18. Turbin Single Casing.

Bila temperatur uap masuk turbin 454 °C, maka ketika start up, temperatur bagian
dalam casing juga mendekati 454 °C sementara temperatur bagian luar casing
adalah temperatur udara luar atau sekitar 38 °C. Dengan demikian maka pada saat
start terjadi perbedaan temperatur antara permukaan bagian dalam dengan
permukaan luar sebesar 416 °C.

Bagian dalam cenderung akan memuai sedang bagian luar relatif belum akan akan
memuai. Bila perbedaan temperatur ini cukup besar, maka pada kondisi ekstrim
dapat mengakibatkan keretakan pada casing yang cukup tebal.

* Double Casing
Dalam rancangan double casing, Turbin terdiri dari 2 casing utuk setiap selinder.
Dengan demikian maka ketebalan masing-masing casing hanya setengah dari
ketebalan single casing. Dengan demikian maka proses pemerataan panas dan
ekspansi menjadi lebih cepat.
Disamping itu, karena setiap segmen casing menjadi lebih ringan, maka
pemeliharaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Ilustrasi untuk Turbin double
casing dapat dilihat pada gambar 19.

DOC.04/11/2009 23
PT. PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT Komponen dan Tata Letak
______________________________________________________________________________________

Gambar. 19. Turbin Double Casing.

Bila temperatur uap saat 460 °C sedang temperatur atmosfir 38 °C, maka
perbedaan temperatur tetap 420 °C. Keuntungan rancangan double casing adalah
bahwa Δt sebesar 420 °C ini terbagi pada 2 casing. Uap masuk casing dalam
(inner casing) pada 460 °C dan keluar pada sekitar 349 °C untuk kemudian
mengalir ke casing luar (outer casing) yang berarti memanaskan sisi bagian luar
inner casing.

Dengan demikian maka Δt permukaaan bagian dalam dan bagian luar inner casing
adalah 460 °C - 349 °C = 111 °C.
Sedang t permukaaan bagian dalam dan bagian luar outer casing adalah 349 °C -
38 °C = 311 °C. Dengan demikian maka Δt pada setiap casing menjadi lebih kecil
sehinggga memperkecil kemungkinan keretakan.

DOC.04/11/2009 24
PT. PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT Komponen dan Tata Letak
______________________________________________________________________________________

* Tripple Casing
Dalam rancangan tripple casing, setiap selinder terdiri dari 3 buah casing yaitu
inner casing, intermediate casing dan outer casing.

Dinding setiap casing menjadi relatif lebih tipis dan perbedaan temperatur (Δ t)
setiap casing menjadi lebih rendah sehinggga waktu untuk pemerataan panas
relatif lebih singkat lagi.

Gambar 20. Casing dan Rotor

4.1.3. Sudu Tetap (fixed blade)

Sudu merupakan bagian dari turbin dimana konversi energi terjadi. Sudu terdiri dari
bagian akar sudu, badan sudu dan ujung sudu.

Sudu seperti terlihat pada gambar 21, kemudian dirangkai sehingga membentuk
satu lingkaran penuh. Rangkaian sudu tersebut ada yang difungsikan sebagai sudu
jalan dan ada yang difungsikan menjadi suhu tetap. Rangkaian sudu jalan dipasang
disekeliling rotor sedang rangkaian sudu tetap dipasang disekeliling casing bagian
dalam.

DOC.04/11/2009 25
PT. PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT Komponen dan Tata Letak
______________________________________________________________________________________

Gambar. 21. Sudu Turbin.

Sudu tetap, selain ada yang berfungsi untuk mengubah energi panas menjadi energi
kinetik, tetapi ada juga yang hanya berfungsi untuk mengarahkan aliran uap.

Gambar. 22. Sudu tetap dan diapragma

Sudu-sudu tetap dipasang melingkar pada dudukan berbentuk piringan yang disebut
diapragma. Pemasangan sudu-sudu tetap ini pada diapragma menggunakan akar
berbentuk T sehingga memberi posisi yang kokoh pada sudu.

Diapragma terdiri dari dua bagian (atas dan bawah) dan dipasang pada alur-alur
yang ada didalam casing. Setiap baris dari rangkaian sudu-sudu tetap ini
membentuk suatu lingkaran penuh dan ditempatkan langsung didepan setiap baris
dari sudu-sudu gerak. Gambar 22 memperlihatkan diapragma dan sudu tetap.

DOC.04/11/2009 26
PT. PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT Komponen dan Tata Letak
______________________________________________________________________________________
4.1.4 Exhaust Hood

Exhaust Hood terletak diujung casing, berbentuk silinder yang mempunyai fungsi
- Sebagai rumah suatu area yang besar sehingga dapat menampung volume uap
keluar ( exhaust steam ) dari turbin.
- Mengisolasi kondensor dari atmosfir karena kondensor dalam keadaan vakum dan
juga sebagai penghubung exhaust tekanan rendah ke kondensor.
- Menyediakan penyangga untuk bantalan turbin

4.1.5 Breakable diaphragm ( Rapture Disc )

Bila temperatur uap keluar turbin naik, karena tekanan balik kondensor naik atau bila
pompa air sirkulasi (pendingin) kondensor hilang, maka akan menyebabkan tekanan
didalam kondensor naik sehingga dapat merusak kondensor.
Untuk mencegah kerusakan ini terjadi, maka dipasang diapragma yang dapat pecah
(rupture disc) pada turbin sisi tekanan rendah (exhaust hood). Diapragma ini akan
pecah apabila tekanan kondensor naik hingga 0,35 bar.

Dengan pecahnya diapragma ini, maka uap akan terbuang ke atmosfir dan tekanan di
ruang kondensor turun hingga sama dengan atmosfir. Mekanisme pelepasan ini
mampu melepas aliran uap dari dalam seluruh kondensor.

4.2. Rotor

Adalah bagian dari turbin yang berputar akibat pengaruh gerakan uap terhadap sudu-
sudu gerak. Rotor turbin juga terdiri dari dua bagian, yaitu poros dan sudu jalan ( moving
blade).

4.2.1. Tipe Rotor


Secara umum ada 2 macam tipe rotor turbin yaitu rotor tipe cakra (disk) dan rotor tipe
drum (silinder).
a. Rotor Tipe Disk

Pada rotor tipe ini, piringan-piringan (disk) dipasangkan pada poros sehingga
membentuk jajaran piringan seperti terlihat pada gambar 23.

b. Rotor Tipe Drum

Pada rotor tipe ini, poros dicor dan dibentuk sesuai yang dikehendaki dan rangkaian
sudu-sudu langsung dipasang pada poros. Rotor tipe drum sangat fleksibel dan
dapat dipakai hampir untuk semua jenis turbin. Ilustrasi rotor jenis ini dapat dilihat
pada gambar 24.

DOC.04/11/2009 27
PT. PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT Komponen dan Tata Letak
______________________________________________________________________________________

Gambar. 23. Rotor Tipe Cakra (Disk).

Gambar. 24. Rotor Tipe Drum.

4.2.2. Poros
Poros dapat berupa silinder panjang yang solid ( pejal ) atau berongga ( hollow ). Pada
umumnya poros turbin sekarang terdiri dari silinder panjang yang solid.
Pada kebanyakan turbin, didekat ujung poros sisi tekanan tinggi dibuat collar untuk
keperluan bantalan aksial ( thrust bearing ).

Sepanjang poros dibuat alur-alur melingkar yang biasa disebut akar ( root ) untuk
tempat dudukan, sudu-sudu gerak ( moving blade ).

DOC.04/11/2009 28
PT. PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT Komponen dan Tata Letak
______________________________________________________________________________________
4.2.3. Sudu Gerak ( Moving Blades )
Adalah sudu-sudu yang dipasang di sekeliling rotor membentuk suatu piringan. Dalam
suatu rotor turbin terdiri dari beberapa baris piringan dengan diameter yang berbeda-
beda, banyaknya baris sudu gerak biasanya disebut bannnyaknya tingkat.
Gambar 25, menunjukkan contoh sudu gerak.

Gambar 25. Sudu gerak

4.3. Bantalan ( Bearing )

Bantalan berfungsi sebagai penyangga rotor sehingga membuat rotor dapat stabil/lurus
pada posisinya didalam casing dan rotor dapat berputar dengan aman dan bebas.

Adanya bantalan yang menyangga turbin selain bermanfaat untuk menjaga rotor turbin
tetap pada posisinya juga menimbulkan kerugian mekanik karena gesekan.

Sebagai bagian yang berputar, rotor memiliki kecenderungan untuk bergerak baik dalam
arah radial maupun dalam arah aksial.Karena itu rotor harus ditumpu secara baik agar
tidak terjadi pergeseran radial maupun aksial yang berlebihan. Komponen yang dipakai
untuk keperluan ini disebut bantalan (bearing).

Turbin uap umumnya dilengkapi oleh bantalan jurnal (journal bearing) dan bantalan
aksial (Thrust bearing) untuk menyangga rotor maupun untuk membatasi pergeseran
rotor.

DOC.04/11/2009 29
PT. PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT Komponen dan Tata Letak
______________________________________________________________________________________

Gambar 26, memperlihatkan contoh lokasi kedua jenis bantalan pada turbin.

Gambar 26. Bantalan luncur ( Journal bearing )

4.3.1. Bantalan Luncur ( Journal Bearing )

Bantalan ini digunakan untuk menyangga poros turbin generator. Terdapat satu
bantalan pada tiap sisi turbin. Semua bantalan ini dilapisi dengan babbit pada bagian
dalamnya, dimana ini adalah material yang lebih lunak dibanding poros turbin. Hal ini
untuk mencegah poros turbin aus akibat gesekan atau vibrasi tinggi. Selain itu babbit
mempunyai kemampuan untuk menahan pelumasan pada metal sehingga membantu
mencegah gesekan antara bantalan dan jurnal pada saat poros mulai berputar.

Hampir semua pabrik turbin telah beralih ke bantalan tipe elip. Bantalan ini
mempunyai celah (clearance) lebih horinsontal dari pada celah vertikal. Hal ini
memberi keuntungan karena rugi dayanya rendah, kenaikan temperaturnya rendah
dan sangat stabil. Kenaikan temperatur minyak biasanya dibatasi pada 50°F (10°C)
pada setiap bantalan jurnal.

DOC.04/11/2009 30
PT. PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT Komponen dan Tata Letak
______________________________________________________________________________________

Gambar 27. bantalan jurnal

4.3.2. Bantalan aksial ( Thrust )

Sehubungan dengan toleransi arah aksial rotor turbin sangat kecil, maka digunakan
bantalan aksial untuk menyerap dan membatasi gerakan aksial poros turbin.
Kebanyakan turbin menggunakan bantalan aksial kingsbury atau tapered land
(bentuk meruncing).

Bantalan aksial tepered land terdiri dari dari thrust rumer yang tak lain adalah dua
collar kaku yang dipasang pada poros turbin dan ikut berputar. Diantara kedua collar
ini dipasang thrust plate yang dilapis babbit dan di sangga oleh bantalan aksial itu
sendiri. Dudukan bantalan didalam rumah penyangga dan dipasang pada penyangga
turbin. Tapered land berhubungan dengan pad lapisan babbit yang akan menyerap
gaya aksial. Pad (dudukan) ini berbentuk tapered dalam arah melingkar dan radial.
Thrust wear (keausan ) pada bantalan ini dibatasi oleh thrust wear detector.

DOC.04/11/2009 31
PT. PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT Komponen dan Tata Letak
______________________________________________________________________________________

Gambar 28. Bantalan aksial (thrust bearing)

DOC.04/11/2009 32
PT. PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT Komponen dan Tata Letak
______________________________________________________________________________________

4.4. Tata Letak Turbin

4.4.1. Posisi Bantalan


Turbin dengan kapasitas diatas 100 MW terdiri dari lebih dua silinder atau disebut
dengan turbin multi silinder. Posisi dan tata letak bantalan untuk konstruksi turbin
dengan tiga silinder ditunjukkan pada gambar 29. Rotor disangga oleh bantalan-
bantalan jurnal yang diberi lapisan logam putih. Pada bantalan ini dialirkan minyak
pelumas secara kontinyu untuk pelumasan dan pendinginan.

Mengingat bantalan merupakan peralatan penyangga rotor dan penghubung bagian


yang berputar terhadap pondasi, maka pada setiap bantalan dipasang peralatan
instrumentasi untuk mendeteksi parameter yang perlu dipantau. Peralatan
instrumentasi yang dipasang pada setiap bantalan antara lain adalah :

a. Indikator temperatur metal bantalan atau indikator tekanan minyak pelumas balik
untuk penunjukkan lokal atau remote.
b. Alat ukur tekanan pasok minyak pelumas
c. Alat ukur tekanan jacking oil
d. Deteksi getaran (vibrasi).
e. Deteksi eksentrisitas

Gambar 29. lokasi penempatan bantalam pada turbin multi silinder

DOC.04/11/2009 33
PT. PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT Komponen dan Tata Letak
______________________________________________________________________________________
• Kopling

Gambar 30. memperlihatkan tipe kopling ( rigid ) yang digunakan untuk menyambung
rotor turbin ke rotor generator. Dua head dibuat bersama secara rigid dengan baut-
baut. Spacer yang tersedia sebagai suatu ring pemusat machined dengan setiap
coupling head. Untuk itu guna melepasnya rotor harus digerakan secara aksial untuk
memisahkan head dalam jumlah yang cukup. Lubang-lubang jackscrew dilengkapi
untuk tujuan ini.

Aligment yang akurat antara dua coupling head dan methoda yang benar pada saat
pemasangan adalah sangat penting. Sebelum element-element yang berputar
ditempatkan pada bantalan, periksa permukaan koupling. Periksa semua lubang-
lubang baut, spot facing, dan lain sebagainya.

Dengan aligment yang tepat semua bagian-bagian coupling harus dibersihkan dan juga
lubang-lubang baut, harus dalam keadaan baik.

Gambar 30. Kopling Rigid

DOC.04/11/2009 34
PT. PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT Komponen dan Tata Letak
______________________________________________________________________________________
4.4.2. Pemuaian Turbin

Turbin multi silinder yang terdiri dari silinder HP (high pressure) IP (intermediate pressure)
dan LP (low pressure) dihubungkan bersama secara aksial dengan kopling. Ketiga silinder
dihubungkan bersama melalui pedestal bantalan yang diikatkan secara permanen ke
pondasi turbin yaitu pada pedestal bantalan IP atau LP. Titik dimana turbin diikatkan pada
pondasi disebut sebagai ”titik anchor”. Pedestal bantalan yang lain beserta casingnya
bebas bergerak secara aksial sepanjang lintasan pendukung turbin pada sliding feed.

Pada saat beroperasi, turbin menerima aliran uap temperatur tinggi sehingga akan memuai.
Pemuaian casing turbin diarahkan ke sisi bebas mulai dari anchor point.
Karena turbin sering mengalami fluktuasi temperatur, maka casing akan memuai dan
menyusut berpusat pada titik jangkar (anchor point). Sedangkan rotor akan memuai dan
menyusut berpusat pada bantalan aksial yang merupakan titik referensinya.

Gambar 31.. pemuaian rotor dan casing.

DOC.04/11/2009 35

Anda mungkin juga menyukai