Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ENERGI AIR

Oleh :

PERANCANGAN TURBIN FRANCIS


TURBIN FRANCIS
Turbin Francis merupakan turbin jenis reaksi yang bekerja karena tekanan pada
roda turbin yang mengakibatkan roda turbin berputar dimana aliran air melalui rumah keong
yang diarahkan dengan sudu pengarah menuju sudu jalan dari roda turbin.
Daya yang dihasilkan oleh turbin dapat diatur dengan cara mengatur posisi sudu
diam, sehingga aliran air yang menumbuk roda turbin dapat diatur. Prinsip kerja dari turbin
francis ialah memanfaatkan energi jatuh air untuk memutar roda turbin. Roda turbin berputar
dikarenakan cairan yang ada diantara sudu roda turbin memiliki energi mekanis, partikel
cairan ini memiliki kecepatan keliling (U) dengan arah menyinggung lingkaran. Akibatnya,
timbulah gaya sentrifugal. Dengan meningkatnya gaya sentrifugal membuat partikel cairan
bergerak menuju pusat dari roda turbin dengan kecepatan relative W yang arahnya
menyinggung permukaan sudu. Sedangkan kecepatan absolute C merupakan penjumlahan
geometris dari U dan W.

KOMPONEN UTAMA TURBIN FRANCIS


1. Penstok
Penstock atau yang biasa disebut dengan pipa isap berfungsi sebagai tempat
mengalirnya air dari waduk penampungan menuju rumah turbin (spiral casing).
Mengubah energi kecepatan air menjadi energi tekan.
2. Rumah Turbin (spiral casing)
Bagian ini terdiri dari pipa baja yang mengelilingi runner blade, semakin ujung
semakin mengecil sehingga disebut rumah siput. Hal ini bertujuan agar aliran air
menjadi lebih cepat guna mendorong roda turbin berputar, disisi lain tekanan air

didalamnya menjadi berkurang. Posisi dari inlet spiral casing tergantung pada saluran
langsung air dari penstock yang mungkin akan merubah keserasian penempatan.
3. Sudu Pengarah (Guide Vane)
Merupakan bagian dari turbin francis yang berfungsi sebagai pintu masuk air dari
spiral casing menuju runner blade, selain itu guide vane juga berfungsi sebagai
distributor agar air dikelilingi runner mempunyaidebit yang sama rata (uniform), serta
sebagai pengaman turbin pada saat terjadi gangguan.
4. Sudu Gerak
Bagian ini disebut juga bilah rotor atau sudu gerak, pada runner blade energi kinetik
(hidrolis) air yang dikenakan padanya diubah menjadi energi mekanik.
5. Poros Utama
Berfungsi mentransmisikan energi mekanik rotor kepada generator. Terbuat dari dua
bagian utama yaitu bagian atas generator shaft yang dikopling dengan kopling tetap
(mur dan baut). Pada bagian bawah berlapis yaitu inner shaft sehingga berfungsi
sebagai penggerak runner blade dan main shaft.
6. Bantalan Utama
Berfungsi sebagai bantalan dari main shaft yang menahan goncangan bila turbin
sedang beroperasi. Antara bagian bergerak dan ujungnya dilindungi oleh labirin seal
liner.
7. Draf Tube
Bagian ini sebagai tempat mengalirnya air keluar dari runner dalam spiral casing
menuju saluran pembuangan (tail race). Fungsi utama dari draft tube adalah untuk
mengurangi kecepatan air ayang dibuang untuk meminimalkan kehilangan energi
kinetik di outlet. Draft tube berperan penting menaikkan tekanan air agar berada diatas
tekanan uapnya guna menghindari timbulnya kavitasi.

PRINSIP KERJA TURBIN FRANCIS


Turbin francis bekerja denngan memakai proses tekanan lebih. Pada saat air
masuk ke roda jalan, sebagian dari energi tinggi jatuh telah bekerja di dalam sudu pengarah
diubah sebagai kecepatan arus masuk. Sisa energi tinggi jatuh dimanfaatkan/bekerja didalam
sudu jalan, dengan adanya pipa isap memungkinkan energi tinggi jatuh bekerja di sudu jalan
dengan semaksimum mungkin. Pada sisi sebelah keluar roda jalan terdapat tekanan
kerendahan atau kurang dari 1 atmosfir dan kecepatan aliran air yang tinggi. Di dalam pipa
isap kecepatan air akan berkurang dan tekanannya akan kembali naik, sehingga air bisa
dialirkan keluar lewat saluran air bawah dengan tekanan seperti keadaan sekitarnya.
Pipa isap pada turbin ini memiliki tugas yang mirip dengan sudu hantar yang
terdapat pada pompa sentrifugal, turbin francis terdiri dari sudu pengarah dan sudu jalan, dan

kedua sudu tersebut semuanya terendam di dalam aliran air. Air dialirkan kedalam sebuah
cincin yang berbentuk spiral. Turbin yang dikelilingi dengan sudu pengarah semuanya
terbenam di dalam air. Air yang masuk kedalam turbin bisa dialirkan melalui pengisian air
dari atas atau melaui suatu rumah yang berbentuk spiral. Roda jalan semuanya selalu bekerja.
Daya yang dihasilkan turbin bisa diatur dengan cara mengubah posisi pembukaan sudu
pengarah, dengan demikian kapasitas air yang masuk kedalam roda turbin bisa diperbesar atau
diperkecil. Turbin francis dilaksanakan dengan posisi vertikal atau horisontal.

HEAD LOSS PADA PIPA


Pipa pesat / penstok merupakan saluran air yang berfungsi menghubungkan bak
penampung pada ketinggian tertentu dengan rumah turbin. Dibuatnya pipa pesat bertujuan
agar membuat aliran air tidak banyak terbuang ke sekitar. Namun didalam pipa pesat juga
terdapat beberapa losses yang mengakibatkan berkurangnya energi dari air itu sendiri, losses
ini disebabkan karena adanya gesekan antara dinding pipa dengan aliran air ataupun karena
bentuk dari fitting perpipaan yang dipakai pada penstock.
Dengan adanya losses yang disebabkan adanya gesekan antara dinding pipa
dengan aliran air menyebabkan berkurangnya Head terhadap aliran, adapun persamaan untuk
menghitung head loss mayor adalah :

L V2
hl=f
D 2g
Dan persamaan untuk menghitung head loss minor akibat bentuk dari fitting
perpipaan :

V2
hlm=k
2g
STUDI KASUS
Data Input Perancangan
Data awal yang dipakai sebagai parameter dalam perancangan Turbin Francis ini diantaranya
sebagai berikut :
Pipa pesat dengan spesifikasi:
Material : Thermoplastic PVC (Polyvinyl Chloride) pipes Schedule 80
Panjang

: 200 m

Diameter pipa

: 300 mm (D1)

Debit Desain Q

= 0.15 m3/s

Total Head

= 50 m

Fluida Kerja air tawar, dengan properties :

= 998 kg/m3

= 1,01 x 10-3 N.s /m2

Perhitungan Head Netto


Setelah dilakukan perhitungan secara manual dan numerik didapat hasil
perhitungan sebagai berikut:
Sebagai langkah pertama dilakukan perhitungan head netto setelah terlebih dahulu
dilakukan perhitungan harga V2 dengan menggunakan persamaan Colebrook, sebagai
berikut :

Maka nilai head netto turbin yang didapatkan berdasarkan instalasi diatas adalah sebagai
berikut :

sehingga didapatkan :

1. Perhitungan daya yang dihasilkan oleh turbin:


Perhitungan Potensial Daya

Perhitungan daya turbin

Perhitungan Kecepatan Spesifik Berdasarkan Laju Aliran


Dengan fiketahuinya putaran turbin (n), laju aliran air (Q) dan head turbin (H)
yang akan dirancang melalui persamaan berikut :

Nilai Putaran Spesifik Turbin


Dengan diketahuinya putaran turbin (n), daya turbin (N) dan head turbin (H) yang
akan dirancang melalui persamaan berikut :

Perhitungan Diameter Poros


Perhitungan diameter poros (Dsh) didasarkan pada daya yang ditransmisikan (N)
oleh turbin, putaran turbin (n), dan tegangan puntir poros maksimum yang diijinkan . Dengan
daya (N) sebesar 77,44 Hp, putaran turbin (n) 1500 rpm, dan menggunakan bahan ASTM
A356 sebagai material poros karena ASTM A356 yang memiliki tegangan puntir = 500
kP/cm2. Diameter poros dapat ditentukan dengan persamaan:

Dengan mempertimbangkan faktor radial thrust dan berat dari roda turbin yang
nantinya akan dirancang maka diambil angka aman untuk diameter poros sebesar 100 mm.
Perhitungan Diameter Roda Turbin
Dengan Ns = 92 rpm maka dapat dilihat dari sebesar 0,25 dimana yang digunakan
adalah untuk tingkat keamanan yang lebih baik. Maka melalui perhitungan berikut didapatkan
nilai dari parameter keluaran roda turbin.

Perhitungan Diameter Rim Pada Sisi Keluar Roda


Setelah diketahui kecepatan aksial air keluar runner C2m sebesar 5,774 m/s maka
diameter rim runner pada sisi keluar (outlet), dihitung dari persamaan berikut :

Perhitungan Diameter Hub Runner


Setelah diketahui besar kecepatan tangensial sudu gerak pada sisi masuk yaitu
sebesar 21,297 m/s maka Diameter hub runner pada sisi masuk (inlet), D1i , dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut:

Perhitungan Diameter Rim Pada Sisi Masuk


Dengan menggunakan erbandingan harga diameter rim runner pada sisi keluar
(D2a) dan sisi masuk (D1a) ditentukan dari hubungan yang diberikan Hutte maka diameter
rim pada sisi masuk (D1a) dihitung dari hubungan diatas adalah:

Perhitungan Diameter Keluar Runner

Menentukan Jumlah Sudu


Mengacu pada buku mekanika fluida, termodinamika Mesin Turbo (S.L.Dixon)
halaman 291, persamaan untuk menentukan banyaknya sudu dalam turbin adalah :

Lebar Roda Turbin


Dimana untuk putaran spesifik Ns = 91 rpm didapat dari perbandingan B/D1 =
0,135. Maka dapat dihitung nilai dari lebar roda turbin.

sehingga diketahui inlet central streamline D1A = 310 mm yang membantu dalam
proses menentukan kelengkungan sudu roda turbin serta sebagai acuan dalam perancangan
guide vane.

Anda mungkin juga menyukai