Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN TUGAS AKHIR

LEMBAR JUDUL
RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
PIKO HIDRO MENGGUNAKAN TURBIN SCREW DENGAN
HEAD 2,1 METER

Diajukan oleh:

KHRISTIANI RIRIS MANIK


NIM: 1805051021

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
LAPORAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


PIKO HIDRO MENGGUNAKAN TURBIN SCREW DENGAN
HEAD 2,1 METER

Diajukan Oleh:

ALFIAN IMMANUEL SIMANJUNTAK NIM: 1805052014


BOY MARDOSTAHI MANALU NIM: 1805052050
HENDRIKO SITUMEANG NIM: 1805052046
KHRISTIANI RIRIS MANIK NIM: 1805051021
RANI THERESIA SIMANJUNTAK NIM: 1805052034

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2021

ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat
dan kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan
baik dan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Laporan tugas akhir ini berjudul “Rancang Bangun Pembangkit Listrik
Tenaga Piko Hidro Menggunakan Turbin Screw Dengan Head 2,1 Meter” yang
disusun untuk memenuhi syarat kelulusan akademik dan untuk menyelesaikan
pendidikan Program Diploma III Jurusan Teknik Mesin Program Studi Teknik
Konversi Energi Politeknik Negeri Medan.
Saya memperoleh banyak doa, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak
dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Oleh karena itu saya mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Abdul Rahman, S.E.Ak., M.Si. selaku Direktur Politeknik Negeri
Medan;
2. Bapak Idham Kamil, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politenik
Negeri Medan;
3. Bapak Ir. Abdul Razak, M.T. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Medan;

4. Bapak Aulia Salman, S.T., M.T. selaku Kepala Program Studi Teknik
Konversi Energi;
5. Bapak Ir.Isman Harianda, M.T. selaku dosen pembimbing yang telah sabar
membimbing serta membantu dalam penyusunan dan penyelesaian laporan
tugas akhir ini;
6. Ibu Rahmawaty selaku dosen wali EN – 6B;
7. Bapak dan Ibu staf pengajar di Program Studi Teknik Konversi terima kasih
atas semua bimbingan nasihat serta didikan yang diberikan kepada penulis
selama dalam pengajaran ;
8. Secara khusus kepada kedua orang tua saya Kornel Manik dan Sartima
Sihombing, serta saudara saya Abang Jefri Manik, Abang Philip,Adik Yohana
yang telah banyak memberi semangat, motivasi, dukungan doa serta bantuan
moril dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini;

iv
9. Kepada teman-teman kelompok tugas akhir saya Alfian, Boy, Rani dan
Hendriko yang sangat membantu dan mau bekerjasama selama pengerjaan
TA;

10. Semua teman-teman seperjuangan mahasiswa Teknik Konversi Energi


Angkatan 2018 khususnya dikelas EN-6B.

Saya menyadari dan mengakui bahwa hasil laporan tugas akhir ini tidaklah
sempurna, sehingga saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai
evaluasi terhadap laporan tugas akhir ini. Saya berharap tulisan ini berguna bagi
pihak yang membaca dan dapat mengembangkannya.

Medan, 24 Agustus 2021

Khristiani Riris Manik


NIM: 1805051021

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

v
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

INTISARI

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Batasan Masalah

1.4. Tujuan Tugas Akhir

1.5. Manfaat Tugas Akhir

1.6. Sistematika Laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Pengertian PLTPH

2.2.2 Komponen-Komponen PLTPH Turbin Screw

BAB III METODE PERANCANGAN

3.1. Waktu dan Tempat

3.2. Prosedur Rancang Bangun PLTPH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Realisasi hasil rancang bangun

4.2 Potensi air tersedia

4.3 Perhitungan komponen PLTPH

BAB V PENUTUP

vi
5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................51

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 klasifikasih Power Hydro


Gambar 2. 2 Pompa Axial

vii
Gambar 2. 3 Turbin Pelton
Gambar 2. 4 Turbin Cross Flow
Gambar 2. 5 Turbin Francis
Gambar 2. 6 Turbin Kaplan
Gambar 2. 7 Turbin Screw
Gambar 2. 8 Bentuk Sederhana Generator Sinkron
Gambar 2. 9 Bentuk Kontruksi Stator Generator Sinkron
Gambar 2. 10 Sabuk Rata
Gambar 2. 11 Sabuk V
Gambar 2. 12 Sabuk Gilir
Gambar 2. 13 Poros
Gambar 2. 14 Katup
Gambar 4. 1 Rancang Bangun PLTPH
Gambar 4. 2 Grafik Perubahan Debit Air Terhadap Putaran Turbin
Gambar 4. 3 Grafik Perubahan Debit Terhadap Tegangan
Gambar 4. 4 Grafik Perubahan Debit Air Terhadap Arus
Gambar 4. 5 Grafik Perubahan Debit Air Terhadap Daya Air
Gambar 4. 6 Grafik Perubahan Debit Air Terhadap Daya Turbin
Gambar 4. 7 Grafik Perubahan Debit Air Terhadap Effisiensi PLTPH

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perakitan Alat …………………………………………………...53

Lampiran 2 Merangkai Beban ……………………………………………….54

viii
Lampiran 3 Kartu Bimbingan Mahasiswa ..………………………………….55

Lampiran 4 Formulir Revisi Tim Penguji I ………………………………….56

Lampiran 5 Formulir Revisi Tim Penguji II ……..…………………………..57

Lampiran 6 Formulir Bebas Revisi Tim Penguji I …………………………..58

Lampiran 7 Formulir Bebas Rebisi Tim Penguji II ………………………….59

ix
INTISARI

Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro (PLTPH) Menggunakan Turbin Screw


adalah suatu pembangkit listrik berskala kecil yang menggunakan debit air yang
besar tetapi head yang rendah untuk membangkitkan listrik. Kinerja sebuah turbin
screw dipengaruhi oleh parameter-parameter yang terkait dalam perancagan turbin
screw adalah sudu (blade), sudut kemiringan, putaran dan debit air. Untuk
mengetahui kinerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro dengan turbin
screw maka dilakukan pengujian memanfaatkan stop kran (katup) untuk
menvariasikan debit air . Rancang bangun Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro
ini menghasilkan tegangan paling tinggi 55 volt dengan daya paling tinggi 0,176
watt serta effisiensi Generator paling tinggi 1.33%.

Kata kunci: Turbin Screw, Head, Debit air

x
ABSTRACT

Pico Hidro Power Plant (PLTPH) with Screw Turbine is a small-scale power
plant that uses a large but low-altitude water dischange to generate electricty.
The performance of a screw turbine is influence by the parameters assosiated in
the design of a screw turbine is a spoon, slope angle, rotation and water
discharge. To find out the performance of the Pico Hydro Power Plant with
Screw Turbine, testing is carried out with variations in water discharge use valve.
The design of this Pico Hydro Power Plant Producer the highest voltage of 55
volts with the highest power of 0.176 watts and the highest efficiency of
Generator 1.33%.

Keywords: Screw Turbine, Head, Water Discharge

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia menyebabkan peningkatan
kebutuhan energi listrik karena kemudahannya untuk diubah lagi ke bentuk
energi lain, padahal pemenuhan kebutuhan listrik masih belum merata kepada
segenap lapisan masyarakat sementara ketergantungan pemakaian bahan
bakar fosil masih sangat tinggi untuk digunakan sebagai pembangkitan energi
listrik. Indonesia adalah negara yang cukup kaya dengan potensi energi
terbarukan seperti energi air (minihidro, mikrohidro, pikohidro), energi
biomassa, energi surya, energi angin, energi panas bumi, energi laut, dan
energi nuklir. Khusus untuk pikohidro, pengembangannya biasanya
memanfaatkan potensi aliran air dengan head (ketinggian) dan debit tertentu
yang dikonversi menjadi energi listrik melalui turbin dan generator. Di
Indonesia, rata-rata menunjukkan bahwa potensi sumber daya airnya
memiliki debit besar dan head yang rendah. Jadi, pengembangan turbin head
rendah (low head) sangat cocok dikembangkan di Indonesia.

Maka dari permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengembangkan


jenis turbin yang dapat beroperasi optimal pada head rendah debit tinggi. Di
dalam penelitian ini, penulis mengembangkan penelitian tentang turbin.
Turbin ini merupakan turbin yang ditemukan oleh seorang ahli matematika
dan fisika yaitu Archimedes. Pada zaman dahulu turbin ini dipakai sebagai
pompa untuk mengangkat air untuk irigasi. Tetapi pada saat ini turbin ini
dipakai sebagai sarana pembangkit listrik dikarenakan sulit nya mendapatkan
head yang tinggi dalam sarana pembangkit listrik, tetapi turbin ini dapat
dipakai untuk head yang rendah. Turbin ini beroperasi dengan putaran rendah
dan masih tergolong baru dikembangkan di Indonesia, namun turbin ini
memiliki keunggulan di antara jenis turbin head rendah yang lain tidak
memerlukan sistem kontrol khusus karena penggunaan unit peralatan dan
generator yang standar, mudah dalam kontruksi, mudah dalam instalasi dan

1
perawatan, ramah lingkungan. Efisiensi turbin yang tinggi untuk kondisi
operasi head rendah dan debit tinggi.

Kinerja sebuah turbin dipengaruhi oleh beberapa parameter dalam


perancangan turbin screw. Parameter yang sangat berpengaruh antara lain
adalah sudut ulir, perbandingan diameter hub dan diameter luar runner turbin,
pitch ulir. Aspek lain dalam pertimbangan rancangan turbin screw adalah
pemasangan turbin atau kemiringan turbin. Berdasarkan uraian diatas, penulis
tertarik untuk membuat rancang bangun PLTPH dengan turbin screw yang
bertujuan untuk mengembangkan pembangkit listrik yang ramah lingkungan
dan sederhana digunakan di daerah yang belum terjangkau listrik dan biaya
yang terjangkau.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk membuat dan


mengangkat judul tugas akhir, “Rancang Bangun Pembangkit Listrik
Tenaga Pikrohidro Menggunakan Turbin Screw dengan Head 2,1
Meter”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka penulis dapat mengambil beberapa
rumusan masalah yang dihadapi tentang performansi turbin yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro
(PLTPH)?
2. Apa saja komponen-komponen PLTPH dengan head 2,1 meter beserta
fungsinya?
3. Bagaimana proses perancangan turbin screw PLTPH dengan head 2,1
meter dan cara kerjanya?
4. Bagaimana perhitungan perancangan turbin srew?
5. Bagaimana perhitungan data pada PLTPH menggunakan Turbin screw?

1.3. Batasan Masalah


Dalam penyusunan proposal tugas akhir ini, penulis membatasi masalah-
masalah yang akan dibahas. Adapun batasan masalah yang akan dibahas adalah:
1. Membahas pengertian dan prinsip kerja turbin screw
2. Membahas komponen-komponen turbin screw beserta fungsinya

2
3. Menghitung torsi, daya dan efisiensi screw.

1.4. Tujuan Tugas Akhir


Adapun tujuan tugas akhir pembangkit listrik tenaga piko hidro
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui komponen-komponen pembangkit listrik tenaga piko
hidro beserta fungsinya
2. Untuk mengetahui cara merancang rancang bangun pembangkit listrik
tenaga piko hidro menggunakan turbin screw dengan head 2,1 meter
3. Untuk mengetahui perhitungan pada rancang bangun pembangkit listrik
tenaga piko hidro
4. Untuk mengetahui effisiensi dari turbin.

1.5. Manfaat Tugas Akhir


Tugas akhir ini diharapkan bermanfaat untuk:

1. Untuk memperluas wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan


mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro bagi saya;
2. Menjadi bahan perbandingan bagi mahasiswa yang menyusun Tugas
Akhir di masa yang akan datang khususnya mahasiswa Teknik Konversi
Energi Politeknik Negeri Medan;
3. Meningkatkan kreatifitas dan motivasi bagi mahasiswa Politeknik Negeri
Medan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

1.6. Sistematika Laporan


Sistematika adalah penjelasan isi dari setiap Bab, mulai dari Bab I hingga
Bab V. Dimana uraian ini memberikan gambaran langsung tentang sisi tiap –
tiap Bab yang ada dalam laporan ini. Berikut sistematika dari laporan
Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro Menggunakan Turbin Screw Dengan
Head 2,1 meter
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab I membahas tentang pendahuluan, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan, manfaat, dan sistematika laporan tugas akhir.

3
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II berisi tentang kajian pustaka dan landasan teori / dasar teori
pembangkit listrik tenaga pikohidro.
3. BAB III METODE PERANCANGAN
Bab ini berisi tentang metode perancangan pembangkit listrik tenaga
pikohidro menggunakan turbin screw dengan head 2,1 meter. Bagian bab
ini juga berisikan uraian tentang alur rancang bangun, dilengkapi dengan
diagram alir, deskripsi alat, analisis kebutuhan, rancangan awal, bahan
yang digunakan, langkah pengerjaan sampai selesai dan metode pengujian.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat hasil yang telah diperoleh dari tugas akhir serta
pembahasan
5. BAB V PENUTUP
Bagian ini berisikan tentang simpulan dan saran.
6. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisikan literatur yang digunakan untuk menyusun laporan
7. LAMPIRAN

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka


2.1.1. Laporan tugas akhir oleh T. Mirzan Syahputra yang berjudul:

“Rancang Bangun Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Piko


Hidro dengan menggunakan Turbin Ulir”. Pembangkit Listrik Tenaga
Piko Hydro (PLTPH) dimanfaatkan untuk daerah terpencil yang tidak
terjangkau oleh jaringan yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik
PLN. Rancangan prototipe PLTPH ini dimulai dengan pengujian turbin
ulir sebagai penggerak generator dengan variasi kemiringan sudut
turbin dan debit air yang bervariasi juga dari 0,0246 m 3/s sampai 0,0755
m3/s. Kemudian dari pengujian tersebut dilakukan simulasi dengan
menggunakan motor DC yang putarannya disesuaikan dengan turbin
yaitu mencapai 245 rpm. Dengan perhitungan simulasi pembangkit
listrik tenaga pikohidro ini mampu menghasilkan tegangan sebesar 45
V dan daya yang didapatkan adalah berdasarkan perhitungan yaitu 66,4
W dan efisiensi keseluruhan sebesar 21,4%

2.1.2 Laporan tugas akhir oleh M. Suyanto yang berjudul:

“Perancangan Sistem Pesmbangkit Listrik Pico Hydro Putaran


Rendah Menggunakan Turbin Screw”. Kinerja sebuah screw turbine
dipengaruhi oleh parameter-parameter yang terkait dalam perancangan
screw turbine itu sendiri. Salah satu parameter pentinng dalam
perancangan screw turbine adalah pitch atau jarak periode dari sebuah
sudu(blade), sudut kemiringan, putaran dan debit air. Kebutuhan akan
energi listrik saat ini dirasakan sangatlah penting, baik unruk kebutuhan
rumahan, maupun untuk kebutuhan industry yang semakin hari semakin

5
berkembang, sementara unit-unit pembangkit listrik yang ada hampir
tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Indonesia mempunyai
potensi energi terbarukan yang cukup banyak untuk dimanfaatkan salah
satunya energi air. Potensi ini belum bisa dimanfaatkan energinya.
Untuk head dan debit yang sedang hingga tinggi saat ini masih
mengandalkan turbin Pelton, Francis, Kaplan, dan Crossflow.
Sedangkan untuk head yang rendah masih sulit untuk dikembangkan,
padahal di Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar. Dalam
pengujian PLTPH menggunakan turbin screw didapatkan hasil tertinggi
dengan tegangan 129,2 V AC dengan arus beban tertinggi hingga 0,65
sedangkan ampere generator sebesar 1,79 Ampere yang dapat dibebani
dengan lampu 20Watt.

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Pengertian PLTPH


Pembangkit listrik tenaga pikohidro adalah suatu pembangkit
listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga
penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan
cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air.
Pikohidro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata piko yang
berarti kecil dan hidro yang berarti air.

Secara teknis, pikohidro memiliki tiga komponen yaitu air


(sebagai sumber energi), turbin dan generator. Pikrohidro mendapatkan
energi dari aliran yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Pada
dasarnya, pikohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head).
Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air
yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor geografis
(tata letak sungai), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan
membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air
dialirkan melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah pembangkit yang

6
pada umumnya dibangun di bagian tepi sungai untuk menggerakkan
turbin atau kincir air. Energi mekanik yang berasal dari putaran poros
turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator.

Pikohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu


besar, misalnya dengan ketinggian air 2,5meter dapat dihasilkan listrik
400watt. Relatif kecilnya energi yang dihasilkan pikohidro
dibandingkan dengan PLTA berskala besar, berimplikasi pada relatif
sederhananya peralatan serta kecilnya areal yang diperlukan guna
instalasi dan pengoperasian pikohidro. Hal tersebut merupakan salah
satu keunggulan pikohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan. Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
dengan pikohidro terutama pada besarnya tenaga listrik yang
dihasilkan, PLTPH mempunyai daya dari ratusan sampai 5 Kw.

Dengan demikian, sistem pembangkit pikohidro cocok untuk


menjangkau ketersediaan jaringan energi listrik di daerah-daerah
terpencil dan pedesaan. Beberapa keuntungan yang terdapat pada
pembangkit listrik tenaga listrik mikrohidro adalah sebagai berikut:

1. Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis lain, PLTPH ini


cukup murah karena menggunakan energi alam. Memiliki konstruksi
yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil dengan
tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit latihan.
2. Tidak menimbulkan pencemaran
3. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan
perikanan
4. Dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian
hutan sehingga ketersediaan air terjamin.
PLTPH biasanya dibuat dalam skala desa di daerah-daerah
terpencil yang belum mendapatkan listrik dari PLN. Tenaga air yang
digunakan dapat berupa aliran air pada sistem irigasi, sungai yang
dibendung bahkan air terjun. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai
sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas

7
aliran dan ketinggian tertentu dan instalasi. Semakin besar kapasitas
aliran maupun ketinggiannya dari instalasi maka semakin besar energi
yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Seperti
dikatakan di atas, Pikohidro hanyalah sebuah istilah. Ada Mikrohidro,
juga Minihidro. Berikut klasifikasi umum PLTA:

Gambar 2. 1 klasifikasih Power Hydro


(Sumber: Teacher Manual Diploma Hydro Power)

2.2.2 Komponen-Komponen PLTPH Turbin Screw


1. Rangka PLTPH

Kerangka merupakan bagian utama dalam mendukung


komponen-komponen lainnya. Kerangka ini berfungsi sebagai
tempat semua komponen-komponen yang digunakan. Selain itu,
kerangka juga berfungsi sebagai tempat bak air dan sebagai penahan
beban yang akan diterima oleh alat pembangkit listrik tenaga piko
hidro (PLTPH).

2. Air
Air merupakan senyawa yang sangat mudah di jumpai dan
hampir menutupi 71% bumi. Di Indonesia air sangat melimpah yang
menyebabkan sangat banyak aliran atau sumber air yang terbuang
sia-sia setiap harinya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energi terbarukan.
3. Pompa

8
Pompa adalah jenis mesin fluida yang berfungsi untuk
memindahkan fluida melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain.
Dalam menjalankan fungsinya tersebut, pompa mengubah energy
mekanik poros yang menggerakkan sudu-sudu pompa menjadi
energy kinetik dan tekanan pada fluida (Sularso,2000).
Dalam pemilihan pompa, ada beberapa spesifikasi dan klasifikasi
pompa yang dapat digunakan.
a. Spesifikasi Pompa
Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang
dapat dialirkan per satuan waktu (kapasitas) dan energi angkat
(head) dari pompa (Sularso,2000). Spesifikasi pompa terdiri dari:
1. Kapasitas (Q)
Kapasitas merupakan volume fluida yang dapat dialirkan
persatuan waktu. Satuan dari kapasitas (Q) adalah m 3/s, liter/s,
ft3/s. Dalam pengujiannya, pengukuran dari kapasitas pompa
dilakukan dengan menggunakan venturimeter atau dengan
melakukan uji coba dengan menggunakan rumus berikut ini;

V
Q = A.V atau ¿
s
Dimana;
Q = Kapasitas pompa (m3 /s)
A = Luas penampang pipa (m2/s)
V = Kecepatan aliran (m/s)
s = waktu (s)

2. Putaran (n)
Putaran yang dimaksud adalah putaran poros (impeller)
pompa, dinyatakan dalam satuan rpm. Putaran dapat diukur
dengan menggunakan tachometer.
3. Torsi (T)

9
Torsi didapatkan dari pengukuran gaya dengan
menggunakan dinamometer, kemudian hasilnya dikalikan
dengan lengan pengukur momen (L). Satuan dari torsi adalah
Nm.
4. Daya (P)
Daya dibagi menjadi dua macam, yaitu daya poros yang
merupakan daya dari motor listrik, serta daya air yang
dihasilkan oleh pompa. Satuan daya adalah Watt.
5. Effisiensi
Perbandingan antara daya air yang dihasilkan dari pompa,
dengan daya poros dari motor listrik.

b. Klasifikasi Pompa
Terdapat dua klasifikasi pompa berdasarkan cara kerjanya,
antara lain:
1. Pompa Perpindahan Positif (Positive Displacement Pump)
Pompa perpindahan positif adalah jenis pompa yang
memiliki cara kerja dengan menggunakan gaya tertentu
sehingga volume fluida tidak berubah ketika masuk dari katup
buka (inlet valve) hingga ke katup keluar (outlet valve). Karena
cara kerja tersebut, kapasitas pompa ini dapat dipastikan
berbanding lurus dengan jumlah putaran yang dilakukan setiap
penggerak. Jenis pompa ini memiliki kelebihan untuk
menghasilkan power density yag besar namun tetap menjaga
kestabilan perpindahan fluida.
Adapun jenis-jenis pompa yang termasuk dalam pompa ini
adalah sebagai berikut:
a. Pompa Torak (Reciprocating Pump)
Pompa ini juga dikenal dengan sebutan pompa
torak. Gerakan fluida akan diatur oleh katup masuk dan
katup keluar yang bekerja otomatis. Banyaknya volume
fluida yang dihasilkan akan dipengaruhi oleh derajat buka

10
katup tersebut. Jenis pompa ini bekerja dengan prinsip
gerakan bolak-balik linear. Pada umumnya, reciprocating
pump mampu menghasilkan tekanan lebih dari 10 atm
dengan kecepatan putar 250-500 rpm. Dimensi tersebut
cukup tergolong besar dan berat, sehingga pompa ini biasa
digunakan untuk memompa fluida seperti lumpur, minyak,
bahan kimia, dan juga uap. Salah satu contoh jenis pompa
reciprocating adalah metering pump, yaitu pompa yang
kegunaannya mampu disesuaikan berapa volume fluida
yang ingin dihasilkan.

b. Rotary Pump
Tekanan yang dihasilkan dari pompa ini adalah
akibat gerak putar dari elemen-elemennya atau gerak
gabungan berputar. Prinsip kerjanya adalah fluida yang
masuk ditekan oleh elemen-elemen yang memindahkannya
ke sisi buang kemudian menekannya ke pipa tekan. Karena
tidak memiliki katup-katup, maka pompa ini dapat bekerja
terbalik, sebagai pompa maupun sebagai motor. Pompa ini
bekerja pada putaran yang tinggi sampai dengan 5000 rpm
atau lebih. Karena keuntungan tersebut, pompa ini banyak
dipakai untuk pompa pelumas dan pada hydraulic power
transmission. Jenis pompa ini adalah: gear pump (pompa
roda gigi) dan pompa piston
.
2. Pompa Dinamik (Dynamic Pump)
Berbeda dengan pompa perpindahan positif, pompa
dinamik mampu menaikkan tekanan tanpa harus menambah
volume fluida. Hal ini dikarenakan ruang kerja pompa dinamik
yang tidak berubah selama proses itu terjadi. Selain itu,
perubahan tekanan dapat dilakukan dengan merubah
penampang aliran fluida. Pompa dinamik memiliki elemen

11
utama yaitu rotor impeller yang mampu berputar dengan
sangat cepat. Jenis pompa dinamik memang memiliki efisiensi
yang rendah dibanding positive displacement pump, namun
biaya perawatan pompa dinamik tidaklah mahal. Yang
termasuk di dalam jenis pompa ini adalah:
a. Pompa Axial
Prinsip kerja pompa ini adalah berputarnya impeler
akan menghisap fluida yang dipompakan dan menekannya
ke sisi tekan dalam arah axial. Pompa ini cocok untuk
aplikasi yang membutuhkan head rendah dan kapasitas
tinggi, seperti pada sisitem pengairan. Gambar pompa axial
terdapat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2. 2 Pompa Axial

b. Pompa Sentrifugal
Elemen pokok dari pompa ini adalah sebuah rotor
dengan sudu-sudu yang berputar pada kecepatan tinggi.
Fluida yang masuk dipercepat oleh impeler yang menaikkan
tekanan maupun kecepatannya, dan melempar fluida keluar
melalui volute atau rumah siput. Pompa ini digunakan utuk
memenuhi kebutuhan head medium sampai tinggi dengan
kapasitas aliran medium. Dalam aplikasinya, pompa
sentrifugal banyak digunakan untuk proses pengisian air
pada ketel dan pompa rumah tangga. Secara garis besar,
pompa sentrifugal bekerja dengan cara mengubah energi

12
mekanik dari poros yang menggerakkan sudu-sudu pompa
menjadi energi kinetik dan tekanan pada fluida.
Agar bisa bekerja, pompa membutuhkan daya dari
mesin penggerak pompa. Berputarnya impeler
menyebabkan tekanan vakum pada sisi isap pompa,
akibatnya fluida yang mengalir terhisap masuk kedalam
impeler. Di dalam impeler, fluida mendapatka percepatan
sedemikian rupa dan terkena gaya sentrifugal, sehingga
fluida mengalir keluar dari impeler dengan kecepatan
tertentu. Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan
berkurang dan berubah menjadi energi tekanan di dalam
rumah pompa. Besarnya tekanan yang timbul tergantung
pada besarnya kecepatan fluida.
Bagian-bagian dari pompa sentrifugal, dapat dilihat
seperti gambar berikut:

1. Stuffing box
Stuffing box berfungsi untuk mencegah kebocoran
pada daerah dimana poros pompa menembus casing.
2. Packing
Packing digunakan untuk mencegah dan
mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui
poros.
3. Shaft (poros)
Pompa berfungsi untuk meneruskan momen puntir
dari penggerak selama beropereasi dan tempat
kedudukan impeler dan bagian-bagian berputar lainya.
4. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari
erosi, korosi dan keausan pada stuffing box. Pada
pompa multi stage dapat sebagai leakage joint,
innternal bearing dan interstage atau disstance sleever.

13
5. Vane

Sudu dari impeler sebagai tempat berlalunya cairan


pada impeler.

6. Casing
Merupakan bagian terluar dari pompa yang
berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar,
tempat kedudukan (guide vane), inlet dan outlet nozzle
serta tempat memberikan arah aliran dari impeler dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi
energi dinamis (single stage).
7. Eye of impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeler
8. Impeller
Impeller berfungsi sebagai untuk mengubah energi
mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada
cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga
cairan pada sisi secara terus-menerus akan masuk
mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan
yang masuk sebelumnya.
9. Wearing ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil
kebocoran cairan yang melewati bagian depan impeller
bagian belakang, dengan cara memperkecil celah antara
casing dengan impeller.
10. Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menahan beban
dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial
maupun beban axial. Beraing juga memungkinkan
poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap
pada tempatnya, sehingga kerungian gesek jadi kecil.
11. K. Casing

14
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang
berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar,
tempat kedudukan guide vane, inlet dan outlet nozel
serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi
energi dinamis (single stage).

4. Turbin Air
Turbin air adalah turbin dengan media kerja air, secara
umum turbin adalah alat mekanik yang terdiri dari poros dan sudu-
sudu. Sudu tetap atau stanionary blade, tidak ikut berputar bersama
poros dan berfungsi mengarahkan aliran fluida. Sedangkan sudu
putar atau rotary blade mengubah arah dan kecepatan aliran fluida
sehingga timbul gaya yang memutar poros. Turbin air dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu turbin implus dan turbin reaksi. Berikut
ini merupakan klasifikasi berbagai jenis turbin air yang digunakan
dalam pembangkit listrik tenaga air.
a. Turbin implus
Turbin implus adalah turbin tekanan sama karena aliran air
yang keluar dari nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan
atmosfir sekitarnya. Energi potensial yang dimiliki air
dikonversikan menjadi energi kinetik dan masuk melalui nosel
yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Air
yang keluar dari nosel mempunyai kecepatan tinggi membentur
sudu turbin. Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran
berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impluse). Jenis
turbin implus adalah Turbin pelton, Turgo dan Cross Flow

1. Turbin Pelton
Turbin pelton merupakan pengembangan dari turbin
impuls dan merupakan salah satu dari jenis turbin air yang
paling efisien dan cocok digunakan untuk head tinggi yaitu

15
antara 200-2000meter dan debi air 4-15 m 3/s. Jenis turbin ini
memiliki satu atau beberapa jet penyemprot air untuk
memutar piringan. Tidak seperti turbin jenis reaksi, turbin ini
tidak memerlukan tabung diffuser. Turbin pelton digolongkan
ke dalam jenis turbin impuls atau tekanan sama. Karena
semua mengalir di sepanjang sudu-sudu turbin tidak terjadi
penurunan tekanan, sedangkan perubahan seluruhnya terjadi
pada bagian pengarah pancaran.

Gambar 2. 3 Turbin Pelton

2. Turbin Cross Flow

Turbin Cross Flow juga disebut Turbin Banki Mitchel


atau Turbin Osbeger. Tak seperti kebanyakan turbin yang
berputar dikarenakan aliran air secara axial maupun radial,
pada turbin Cross Flow air mengalir secara melintang atau
memotong blade turbin, Turbin Cross Flow didesain untuk
mengakomodasi debit air yang lebih besar dan head yang
lebih rendah dibanding Turbin Pelton.

16
Gambar 2. 4 Turbin Cross Flow

b. Turbin reaksi
Turbin reaksi adalah turbin yang mempunyai profil khusus
pada sudu yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air
selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya
pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat
berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini
dikelompokan sebagai jenis turbin reaksi diantaranya: Turbin
Francis, dan Kaplan.
1. Turbin Francis
Turbin Francis merupakan salah satu turbin reaksi.
Turbin dipasang diantara sumber air tekanan tinggi di
bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian luar.
Turbin francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah
mengarahkan air masuk secara tangensial (air dimasukkan
tepat diatas runner dan mengelilinginya dan jatuh melalui
runner dan memutarnya).

17
Gambar 2. 5 Turbin Francis

2. Turbin Kaplan
Turbin Kaplan adalah turbin air jenis baling-baling
yang memiliki pisau/sirip yang dapat disesuaikan, pada turbin
reaksi air masuk kedalam jaringan dalam keadaan bertekanan
dan kemudin mengalir ke sudu, dengan bertambahnya
kapasitas air yang masuk ke dalam turbin maka akan
bertambah besar pula luas penampang saluran yang dilalui air
dan selain itu kecepatan putar yang demikian bisa ditentukan
lebih tinggi kecepatan spesifik bertambah, kelengkungan
sudu,jumlah sudu dan belokan air di dalam sudu berkurang.

18
Gambar 2. 6 Turbin Kaplan

c. Turbin Archimedes Screw


Archimedes sekrup adalah salah satu mesin tertua yang
masih digunakan dan berfungsi mengangkat air untuk irigasi dan
drainase. Turbin ulir berasal dari konsep kuno oleh ahli
matematika dan fisika Archimedes. Sekrup Archimedes terdiri
dari permukaan heliks yang mengelilingi poros silindris pusat di
dalam pipa berongga seperti pada gambar. Ketika digunakan
sebagai pompa, sekrup biasanya diputar oleh motor atau tenaga
kerja manual. Ketika poros berputar, ujung bawah menggulung
volume air yang disebut sebagai ember. Air ini akan meluncur
kedalam tabung spiral saat sekrup berputar, sampai akhirnya
mengalir keluar dari bagian atas sekrup. Pompa sekrub
digunakan terutama untuk mengalirkan air keluar dari tambang
atau area lain dari air yang rendah. Palung yang terbuka dan
desain keseluruhan sekrup memungkinkan lintasan puing tanpa
tersumbat.
Selain dikenal dengan turbin ulir, sesuai dengan konseptor
awalnya, turbin ini juga disebut sekrup Archimedes. Turbin ini
lebih cocok dipakai untuk tinggi tenaga (head) rendah atau beda
elevasi antara hulu dan hilir aliran rendah bahkan nol. Turbin
archimedes screw dapat digunakan di situs hidro air rendah
sebagai sarana pembangkit listrik. Ini dilakukan dengan

19
menjalankan sekrup archimedes secara terbalik, yaitu
menjatuhkan air dari atas dan membiarkan sekrup berputar
ketika air turun. Ini adalah cara yang ekonomis dan efisien untuk
menghasilkan listrik karena tekanan hidrostatik dari air pada
permukaan sekrup. Saat air mengisi sekrup dari saluran masuk
di bagian atas lereng, tekanan pada bidang heliks sekrup
memungkinkan untuk rotasi skrup. Prinsip kerja turbin
archimedes screw (bucket) adalah air masuk dari atas dan keluar
dari ujung bawah. Sehingga menimbulkan gaya berat air dan
beda tekanan hidrostatik dalam bucket di sepanjang rotor
mendorong blade screw dan memutar rotor pada sumbunya.
Kemudian rotor turbin memutar generator listrik yang
disambungkan dengan ujung atas poros turbin screw.
1. Kelebihan Turbin Archimedes Screw
Adapun kelebihan yang dimiliki oleh turbin
archimedes screw dibandingkan dengan jenis turbin lain yaitu
sebagai berikut:
a. Baik dikembangkan pada daerah yang memiliki sumber
air dengan debit yang cukup besar (sungai) namun hanya
memiliki head yang rendah.
b. Tidak memerlukan sistem kontrol yang sangat rumit
seperti turbin lainya.
c. Tekanan air yang terjadi pada turbin tidak merusak
ekologi dalam hal ini dampak terhadap makhluk hidup
air (ikan)
d. Tidak membutuhkan darft tube, sehingga dapat
mengurangi pengeluaran untuk penggalian pemasangan
darft tube.
e. Memiliki efisiensi yang tinggi, dengan variasi debit yang
besar dan sangat baik untuk debit air yang kecil.

20
f. Tidak memerlukan jaring-jaring halus sebagai pencegah
masuknya puing-puing kedalam turbin, sehingga dapat
mengurangi biaya perawatan.

Gambar 2. 7 Turbin Screw

5. Generator

Generator merupakan suatu alat listrik yang menghasilkan


listrik dengan cara mengubah energi mekanik dari poros menjadi
energi listrik. Energi mekanik yang diterima oleh generator biasanya
didapat dari energi air, uap, angin dan dari kopel motor. Pada
pembangkit listrik baik uap, air atau angin biasanya mengunakan
generator sinkron atau sering disebut alternator. Alternator adalah
mesin listrik arus bolak balik yang menghasilkan tegangan dan arus
bolak balik (alternating current, AC) dari hasil konversi energi
mekanik menjadi listrik. Perubahan energi ini terjadi karena adanya
pergerakan relatif antara medan magnet dengan kumparan generator.
Pergerakan relatif adalah terjadinya perubahan medan magnet pada
kumparan jangkar (tempat terbangkitnya tegangan pada generator)
karena pergerakan medan magnet terhadap kumparan jangkar atau
sebaliknya. Alternator ini disebut sinkron (sinkron = serempak)
karena kecepatan perputaran medan magnet yang terjadi sama
dengan kecepatan perputaran rotor generator. Alternator ini

21
menghasilkan energi listrik bolak-balik (alternating current, Ac) dan
biasa diproduksi untuk menghasilkan listrik AC-1 fasa atau 3-fasa.

Generator ini mempunyai dua komponen yaitu stator (bagian


yang diam) dan rotor (bagian yang bergerak). Bentuk gambaran
sederhana kontruksi generator sinkron diperlihatkan pada gambar
dibawah ini:

Gambar 2. 8 Bentuk Sederhana Generator Sinkron


(Sumber: Zuriman Anthony, 2018)

Gambar 2. 9 Bentuk Kontruksi Stator Generator Sinkron


(Sumber: Zuriman Anthony, 2018)

Secara umum cara kerja dari generator sinkron adalah kumparan


medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi yang
akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan. Dengan adanya
arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka akan

22
menimbulkan fluksi. Penggerak mula (Prime mover) yang sudah terkopel
dengan rotor segera dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada
kecepatan nominalnya. Perputaran rotor akan memutar medan magnet
yang dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada
rortor akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan
jangkar yang terletak pada stator akan menghasilkan fluks magnetik yang
berubah-ubah besarnyaa terhadap waktu. Adanya perubahan fluks
magnetik yang melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan GGL
induksi pada ujung kumparan tersebut.

Ada 2 cara pemasukkan arus DC (sebagai arus medan) ke rangkaian


medan rotor untuk membentuk medan magnet pada kumparan rotor, yaitu:

1. Menyupai daya DC ke rangkaian rotor dari sumber DC eksternal


(biasanya berupa batere dari luar) dengan sarana slip ring dan
sikat, bila generator ini hanya menerima sumber DC dari luar
untuk start awal saja, maka sumber DC sebagai penguat
kumparan medan selanjutnya diambil dari jeluaran generatoritu
sendiri (setelah sumber dari batere dilepas) dengan cara merubah
keluaran AC generator ini menjadi DC (disearahkan sebelum
dimasukkan ke kumparan medan pada rotor)
2. Menyuplai daya DC dari sumber DC khusus yang ditempelkan
langsung pada batang rotor generator sinkron. Sumber DC ini
biasanya dari generator DC yang ditempel pada rotor generator
sinkron.

6. Pulley

Pulley merupakan tempat bagian sabuk atau belt untuk berputar


yang biasa diletakan di mesin penggerak dan dibenda yang digerak
kan.

7. Belt (sabuk)

23
Belt atau sabuk dipergunakan untuk mentransmisikan daya dari
poros yang sejajar. Jarak antara kedua poros tersebut cukup panjang
dan ukuran belt mesin yang dipergunakan dalam sistem transmisi
tergantung dari jenis belt itu sendiri. Belt mesin selalu dipergunakan
dalam komponen pasangan yaitu pulley. Berdasarkan jenis-nya
sabuk dibedakan atas beberapa jenis yaitu, sabuk rata, sabuk V dan
sabuk Gilir.

a. Sabuk rata
Sabuk rata terbuat dari kulit, kain, plastik atau campuran
(sinetik). Sabuk ini dipasang pada silinder rata dan meneruskan
pada poros yang berjarak kurang dari 10meter perbandinan
transmisi dari 1:1 sampai 1:6.

Gambar 2. 10 Sabuk Rata

b. Sabuk V
Sabuk ini mempuyai penampang trapesium sama kaki
bahan terbuat dari karet, permukaan di perkuat dengan pintalan
lain. Bagian dalam sabuk diberi serat polister, jarak antara kedua
poros dapat mencapai 5meter dengan perbandingan putaran 1-1
sampai 7:1. Kecepatan putaran antara 10 sampai 20 m/s. daya
yang ditrasmisikan dapat mencapai 100 Hp.

24
Gambar 2. 11 Sabuk V

c. Sabuk Gilir

Sabuk gilir merupakan penemuan baru dalam hal


transmisi. Sabuk ini dapat meniadakan kekurangan pada transmisi
sabuk yaitu ketepatan perbandingan putaran seperti pada roda
gigi. Penggunaan pada mesin jahit, foto copy dan computer.

Gambar 2. 12 Sabuk Gilir

8. Bearing (bantalan)

Bearing adalah suatu elemen mesin yang menumpu poros


berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat

25
berlangsug secara halus, aman dan berumur panjang. Bearing ini
harus cukup kokoh untuk menahan beban dari poros yang
terhubung dengan komponen mesin lainya sehingga dapat
berputar, bekerja sesuai dengan fungsinya. Jika bantalan tidak
berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun
bahkan bisa terhenti. Bantalan dalam permesinan dapat
disamakan perannya dengan pondasi pada gedung.

Bearing dapat diklasifikasikan atas; bearing radial dan


bearing axial. Menurut jenis elemen gelindingnya dibedakan atas
bentuk bola dan rol.

a. Bearing axial: arah beban yang ditumpu adalah tegak lurus


sumbu poros,
b. Bearing radial: arah beban yang ditumpu sejajar dengan sumbu
poros.

9. Poros

Yang dimaksud dengan poros adalah batang logam


berpenampang lingkaran yang berfungsi untuk meniadakan putaran
atau mendukung sesuatu beban dengan atau tanpa meneruskan daya.
Poros ditahan dua atau lebih bantalan poros atau pemegang poros,
dan bagian berputar yang mendukung poros: roda daya (fly wheel),
roda gigi, roda bean, roda gesek dll.

26
Gambar 2. 13 Poros
10.Katub

Katub adalah sebuah perangkat yang mengatur,


mengarahkan atau mengontrol besar kecilnya aliran debit yang
mengalir dengan membuka sebagian atau sepenuhnya katub.

Gambar 2. 14 Katup
11.Pipa pesat

Pipa pesat merupakan saluran yang dapat terbuka atau


tertutup yang mana berguna menyalurkan air ke turbin. Pipa pesat
mempumyai posisi kemiringan yang bertujuan untuk memperoleh
tekanan dan kecepatan yang tinggi ketika menabrak sudu-sudu
turbin

27
12.Kabel

Kabel atau penghantar yang sering digunakan untuk


instalasi listrik penerangan umumnya terbuat dari tembaga.
Penghantar berdasarkan konstruksinya dibedakan atas empat jenis
yaitu:

a. Penghantar pejal (solid) yaitu penghantar yang berbentuk


kawat pejal yang berukuran sampai 10 mm2. Tidak dibuat lebih
besar lagi dengan maksud untuk memudahkan penggulungan
maupun pemasangan nya.
b. Penghantar berlilit (stranded) penghantarnya terdiri dari
bebarapa urat kawat yang berlilit dengan ukuran 1 mm2 - 500
mm2.
c. Penghantar serabut (fleksibel) banyak digunakan untuk tempat-
tempat yang sulit dan sempit, alat-alat portable, alat-alat ukur
listrik dan pada kendaraan bermotor. Ukuran kabel ini antara
0,5 mm2 – 400 mm2.
d. Penghantar persegi (busbar); penampang penghantar ini
berbentuk persegi empat yang biasa digunakan pada PHB
(papan hubung bagi) sebagai rel-rel pembagi atau rel
penghubung. Penghantar ini tidak berisolasi.

Berdasarkan jenis kabel, kabel dibedakan atas, NYA dan NYM

a. Kabel NYA
1. Untuk pemasangan tetap dalam jangkauan tangan, NYA
harus dimasukan dalam pipa pelindung.
2. NYA tidak boleh dipasang lansung menempel pada
plesteran atau kayu, atau ditanam langsung pada plesteran
atau kayu, tetapi harus dilindungi dengan pipa instalasi.
3. Kalau dipasang diliuar jangkauan tangan, NYA boleh
dipasang terbuka dengan mengunakan isntalasi jepit atau
isolator rol; cara pemasangannya harus sedemikian rupa

28
sehingga ada jarak bebas minimum 1 cm terhadap dinding
dan bagian lain dari bangunan;
4. Pada ruangan yang lembab, NYA harus dipasang dalam
pipa PVC.
5. NYA boleh digunakan dalam alat listrik, perlengkapan
hubung bagi dan sebagianya.
6. NYA tidak boleh digunakan di ruang basah, di alam terbuka
atau ditempat kerja atau gudang dengan bahaya kebakaran
atau ledakan.
b. Kabel NYM
1. NYM boleh dipasang langsung menempel pada plesteran
atau kayu atau ditanam langung dalam plesteran, juga
diruang lembab atau basah, ditempat kerja atau gudang
dengan bahaya kebakaran atau ledakan.
2. NYM juga boleh dipasang langsung pada bagian-bagian
lain dari bangunan, konstruksi, rangka dan sebagianya,
asalkan cara pemasangannya tidak merusak selubung luar
kabelnya.
3. NYM tidak boleh ditanam dalam tanah.

13.Lampu

Lampu adalah alat atau komponen listrik yang berfungsi


menghasilkan cahaya dengan fluks tergantung besar watt dari
lampu masing-masing.

14.Kotak kontak (Stop kontak)

Kotak kontak digunakan sebagai alat tempat memberi


aliran listrik bagi alat listik yang sifatnya dapat dipindah-
pindahkan, yang menggunakan kotak tusuk dengan saluran yang
terpasang tetap maupun tidak tetap.

15.Sakelar

29
Sakelar adalah komponen atau alat listrik yang berfungsi
untu menghubungkan atau memutuskan saluran listrik. Sakelar
diklasifikasikan menjadi: sakelar seri, sakelar tekan, sakelar tukar,
sakelar pilih, sakelar impuls dan sakelar dimmer.

16.Fitting lampu

Fitting lampu atau dudukan lampu adalah komponen listrik


yang berfungsi untuk menghubungkan listrik dengan lampu.

30
BAB III

METODE PERANCANGAN

3.1.1 Waktu dan Tempat


Waktu dan tempat melaksanakan rancang bangun dilaksanakan di
Jl. Nanggarjati No. 76 B, Sidorame Timur, Medan Perjuangan, Kota
Medan, 20236. Lama waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian rancang
bangun dan laporan yaitu dimulai dari saat judul rancang bangun
diberikan.

3.1.2 Prosedur Rancang Bangun PLTPH

Untuk memulai dalam merancang suatu alat harus dibutuhkan


prosedur atau langkah-langkah agar dalam menyelesaikan alat tersebut
dapat berjalan dengan baik dan terarah. Untuk mencapai hal tersebut maka
dibutuhkan diagram alir.

Diagram alir ini sangat penting karnamerupakan suatu langkah


kerja yang berisi cara atau tindakan dalam penyelesaian suatu alat. Metode
dalam perancangan ini diperlihatkan dalam gambar dibawah ini.
Dari gambar dibawah dapat dijelaskan bahwa langkah awal
sebelum memulai adalah membuat konsep pemodelan sistem PLTPH
dengan turbin screw, setelah itu mengumpulkan alat-alat atau komponen
yang dibutuhkan dan kemudian merakit sistem sesuai dengan konsep yang
telah dirancang. Jika konsep pemodelan yang dirakit tidak sesuai dapat di
lakukan perbaikan, jika sudah dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya
yaitu melakukan uji coba pada sistem PLTPH yang telah dibuat. Jika
waktuk pengujian hasil yang di inginkan tidak sesuai dapat dilakukan
perbaikan, jika sudah sesuai dengan yang di inginkan atau dirasa sistem
dapat berjalan dengan baik maka langkah selanjutnya dapat meneruskan
nya dengan proses pengambilan data sesuai yang telah di konsepkan. Jika
data yang telah di inginkan sudah di ambil maka Langkah selanjutnya

31
pembuatan laporan dan kesimpulan dari sistem PLTPH yang telah
dirancang.

(Gambar Diagram Alir)

Mulai

Membuat konsep sistem


PLTPH

Menyiapkan alat-alat serta bahan yang akan digunakan

Merakit konsep rancangan PLTPH dengan Turbin Screw

Perbaikan
Apakah sesuai? Tidak

Ya

Melakukan percobaan PLTPH dengan Turbin Screw

Perbaikan

Apakah sesuai? Tidak

Ya

Mengambil data dan mencatat data

Buat laporan dan Kesimpulan

Selesai

32
1. Konsep Sistem
Sebelum melakukan rancang bangun dibutuhkan konsep system.
Dalam bagian ini yaitu merancang atau mendesain suatu system
yang baik yang isinya adalah Langkah-langkah operasi dalam
proses pengolahan data dan proses prosedur-prosedur untuk
mendukung operasi system.
2. Persiapan alat dan bahan
Sebelum membangun sebuah rancang bangun pembangkit listrik
tenaga piko hidro terlebih dahulu dilakukan
persiapan/pengumpulan alat dan bahan.
Alat-alat yang perlu dipersiapkan antara lain:
a. Mesin las listrik dan kawat las
b. Mesin bor listrik
c. Gerinda
d. Tang jepit dan tang potong
e. Kunci pas, kunci ring, kunci T
f. Meteran
g. Kuas
h. Siku
i. Obeng plus dan minus
j. Dan peralatan yang diperlukan.

Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan seperti:


a. Besi siku 3 inch
b. Turbin screw 1,5meter
c. Plat besi tebal 2mm
d. Fiber plat 2 x 1 m
e. Pompa air merk tiang chai kapasitas 20 L/s
f. Generator permanent magnet
g. Pipa 3 inch

33
h. Selang spiral 3 inch
i. L-bow 3 inch
j. Katup air 2 inch
k. Poros 20 mm
l. Bearing
m. Puli dan sabuk
n. Kabel listrik
o. Amper meter, volt meter dan watt meter
p. Sakelar
q. Stop kontak
r. Baut dan mur
s. Cat minyak
t. Fitting
u. Lampu
v. Ember 100 liter
3. Rancangan PLTPH dengan Turbin Screw
Perancangan pada PLTPH ini meliputi perancangan system,
pemilihan komponen PLTPH, perancangan rangka dan
perancangan turbin yang digunakan.
a. Perancangan system
Perancangan system rancang bangun PLTPH antara lain:
volume bak penampung 100 liter, ketinggian jatuh air (head
pompa) 2,1 meter.
b. Pemilihan komponen
1. Pompa
Untuk pompa yang digunakan adalah pompa air merk tiiang
chai dengan kapasitas 20L/s.
2. Generator
Generator yang digunakan adalah generator AC dengan
permanent magnet.
3. Pipa

34
Pipa yang digunakan menghubungkan dari pompa ke bak
penampung.

4. Rangka dan Bak Air


Rangka dibuat sesuai ukuran yang ada. Rangka dibentuk
dari besi siku 3inch dan bak air menggunakan ember plastik
100 Liter.

5. Perancangan Turbin
Turbin ini dirancang dengan diameter poros diameter 6 mm
dan diameter turbin 15 mm. Tipe turbin yang digunakan
adalah turbin screw, turbin ini dapat digunakan dalam head
yang rendah dan debit air yang lebih besar.
6. Poros
Poros berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama – sama
dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar seperti
tromol, pulley sabuk, roda gigi, dll dipasang berputar
terhadap poros dukung yang akan tetap dipasang atau
dipasang tetap pada poros dukung yang berputar.
7. Bantalan/Bearing
Bantalan yang digunakan adalah bantalan duduk dengan
diameter menyesuaikan dengan diameter poros.
8. Puli dan Belt
Komponen ini dipilih karena berfungsi untuk menghubung
putaran turbin ke generator, puli juga bisa digunakan untuk
menaikkan atau menurunkan putaran tergantung dari cara
pemasangannya. Ukuran puli yang digunakan pada rancang
bangun ini adalah diameter 17 cm dan 8,5cm dan belt
ukuran cm.
9. Beban
Sebagai beban dalam rancang bangun ini digunakan lampu
LED 5 watt sebanyak 2 buah

35
4. Pengerjaan dan perakitan
Perakitan desain rancang bangun PLTPH direncanakan pada seperti
gambar 4.1 desain pemodelan PLTPH meliputi: Turbin screw
dengan sudu ½ lingkaran, pompa air, generator permanen magnet,
pipa pvc, puli, belt, rangka dari bahan besi siku, plat besi, rumah
turbin, ember, selang spiral.

a. Pengerjaan rangka dan turbin screw


Rangka yang dibuat harus kuat agar dapat menahan beban,
getaran, dan gaya putar dari turbin maupun gaya putar generator
yang dihubungkan dengan v-belt melalui 2 buah puli yang
terdapat pada poros turbin maupun generator.
Rangka terbuat dari besi siku dengan Panjang 2,25meter dan
lebar 75 cm dan dibentuk sesuai gambar perancangan.
Adapun tahap perancangan rangka dan turbin sebagai berikut:
1. Memeriksa peralatan serta mengutamakan keselamtan dan
Kesehatan kerja
2. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan,
seperti mesin bor, mesin las, gerinda tangan, palu, meteran,
siku, amplas, cat, dan lainnya.
3. Memotong besi siku sesuai ukuran untuk tiang maupun
palang horizontal, kemudian disambung dengan cara
membentuk sesuai ukuran dengan menyambung baut dan mur
dengan memerhatikan kedudukan turbin dan generator pada
sisi dan bawah rangka.
4. Melubangi ember sesuai dengan diameter pipa saluran air
yang akan disalurkan menuju turbin.
5. Memotong dan membentuk plat besi menjadi turbin screw
dengan 20 bucket dan 2 sudu serta diameter ass 2cm,

36
penyambungan bagian -bagian pada turbin dilakukan dengan
pengelasan dan pengecatan.
6. Membuat posisi turbin air dan generator, serta dudukan –
dudukan lainnya dengan menggunakan las dan bor listrik.
7. Menghaluskan seluruh hasil penyambungan dengan gerinda.
8. Memotong selang sesuai dengan panjang yang digunakan
agar air dapat mengalir ke atas tempat tampungan dimana air
yang berasal dipompakan dari bawah tempat pembuangan air
dari saluran turbin.
9. Melakukan penyesuain pada bagian – bagian yang dianggap
perlu.
10. Setelah cat turbin kering lalu turbin ditempatkan kedalam
rumah tubin sesuai dengan posisi yang ditentukan.
11. Pastikan semua posisi turbin dan rangka tempat
penampungan air telah rampung maka dilanjutkan dengan
proses perakitan.

b. Perakitan
Setelah pengerjaan rangka dan turbin screw sudah dilakukan,
selanjutnya adalah merakit semua komponen – komponen
rancang bangun agar dapat digunakan.
Proses ini meliputi penempatan dan pemasangan komponen –
komponen rancang bangun dimulai dari penempatan pemasangn
turbin, generator, dan pompa pada dudukan serta memasang
rumah turbin yang kemudian memasangkan pulley dan v-belt
setelah itu dipasang instalasai pipa dan selang penyaluran air
menuju turbin. Selanjutnya memastikan seluruh bagian – bagian
dan komponen sudah terpasang dengan baik dan benar, setelah
semua proses ini diselesaikan, maka bisa dilanjutkan dengan
pengambilan data atau membuat atau merakit panel listrik.

c. Cara kerja PLTPH dengan turbin screw

37
Cara kerja dari rancangan pembangkit listrik tenaga pikohidro
adalah sebagai berikut:
1. Air dalam bak penampung yang dibawah akan dihisap oleh
pompa air kemudian disalurkan menuju bak yang terdapat di
menara air. Kemudia katub dibuka dan air mengalir ke turbin
screw menggunakan pipa yang dipasang pada bagian bawah
buang bak.
2. Energi kinetik yang dimiliki air akan diarahkan untuk
menumbuk sudu – sudu turbin sehingga menghasilkan energi
mekanik berupa putaran turbin air.
3. Hasil putaran turbin dimanfaatkan untuk menggerakkan
generator yang dihubungkan melalui v-belt.
4. Putaran yang diterima generator akan menghasilkan listrik.
5. listrik yang dihasilkan akan diteruskan menuju panel listrik
yang sudah dipasangkan untuk menghidupkan lampu(beban)
6. Panel listrik berfungsi untuk memutus dan menghubungkan
energi listrik meuju beban. Panel listrik juga dilengkapi
dengan pengukur tegangan keluaran generator (output).
7. Daya listrik ini kemudian akan dimanfaatkan sebagai energi
untuk menghidupkan lampu.

d. Pengujian
Setelah proses rancang bangun alat dilakukan, selanjutnya yaitu
proses pengujian. Dalam proses ini, parameter yang diamati
adalah tegangan, arus listrik dan daya keluaran generator atau
daya terbangkitkan.

38
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Realisasi hasil rancang bangun


Realisasi hasil perancangan pembangkit listrik tenaga pikohidro
menggunakan turbin screw dengan head 2,1 meter dapat dilihat pada
gambar 4.1. Gambar tersebut merupakan realisasi dari rancang bangun
PLTPH, dimana semua komponen telah digabung menjadi satu kesatuan
rancang bangun PLTPH.

Gambar 4.1 Rancang Bangun PLTPH

39
4.1.2 Potensi air tersedia
Potensi air yang tersedia dapat dirumuskan dengan mengetahui
potensi debit air (Q) dan ketinggian terjun air (h) yaitu selisih antara
tinggi terjun air dengan turbin. Debit air yang dihasilkan berasal dari bak
penampung yang berfungsi untuk menampung air yang di pompakan ke
atas, dan jumlah debit dapat diatur dengan membuka penuh atau sebagian
stop kran dan ketinggian actual (Hactual) adalah 2,1 meter. Tinggi aktual di
dapat dari hasil penjumlahan antara tinggi menara air + dengan tinggi bak
penampung. Dalam hal ini head losses diabaikan karena terlalu kecil.
Potenis air yang tersedia pada PLTPH ini dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
Pair = ρ.g. Q. Hact
Dimana: P = Daya hidrolik [watt}
ρ = massa jenis air [kg/m3]
g = gaya gravitasi [m/s2 ]
Q = debit air [m3/s]
Hactual = head aktual [m]

sehingga, potensi air jika diketahui head effektif (Heff) = 2,1 meter, debit
air (Q) = 12 ltr/s = 0,012 m3/s dengan beban lampu 10 watt ( stop kran air
dibuka penuh ), maka daya air adalah :

P air = ρ × g × Q × Hact

P air = 1000 × 9, 81 m/s2 × 0,012 m3/ s × 2,1 m

P air = 247,212 watt.

Dimana:

P = potensi daya air [watt]

ρ = massa jenis air [kg/m3]

g = gravitasi bumi [m/s2]

Hact = head jatuh air [m]

40
4.1.3 Perhitungan komponen PLTPH

1. Turbin screw (ulir)


a. Diameter turbin (ulir) [D]

Diameter = 15 cm = 0,15 m

d
=0,4 (diperoleh dari tabel)
D

dapat dicari diameter poros turbin (d)

d
= 0,4
D

d
=0,4
0,15 m

d=0,06 m

Dimana: d = diameter poros

D = diameter turbin

d/D 22° 26° 30°


1.0 D 1.2 D 0.8 D 1.0 D 1.2 D 0.8 D 1.0 D
0.3 0.331 0.335 0.274 0.287 0.286 0.246 0.245
0.4 0.35 0.378 0.285 0.317 0.323 0.262 0.271
0.5 0.345 0.38 0.281 0.317 0.343 0.319 0.287
0.6 0.315 0.351 - 0.3 0.327 - 0.273

Tabel 4. 1 Perhitungan Dimensi Turbin

b. Panjang turbin
Sudut kemiringan turbin ditentukan Sin β = 30° dan tinggi
dudukan turbin H = 0,75 meter

41
H
sin β=
L

sin 30 °=0,75 m

0,75 m
sin 30 °=
L

1
L=0,75 m
2

L=1,5 m(panjang turbin)

Dimana: β = sudut kemiringan turbin [°]

h = ketinggian dudukan turbin [m]


L = Panjang turbin [m]

c. Pitch turbin (s)

S=1xD

S = 1 x 0,15 m

S = 0,15 m

Dimana: S = jarak setiap sudu turbin [m]

d. Jumlah ulir (z)

L 1,5m
z=
S 0,15 m

z = 10 ulir

Dimana: z = jumlah ulir [m]

2. Kecepataan turbin

42
Diketahui kecepatan generator (N2) = 1137 rpm, diameter pulley
generator (D2) = 0,008 m dan pulley turbin (D1) = 0,17 m, maka
dapat dicarik kecepatan turbin
N1 D2
=
N2 D1
N1 0,008 m
=
1137 rpm 0,17 m
N1 = 53,50 rpm
Dimana:
N1 = putaran pulley turbin [rpm]
N2 = Putaran pulley generator [rpm]
D1 = Diameter pulley turbin [m]
D2 = diameter pulley generator [m]

3. Belt
L=2 C+ π /2(D 2+ D 1)+1/ 4 c ( D 1−D 2)2
Dimana: L = Panjang belt
C = jarak antar poros

4. Luas penampang pipa penstock


Diketahui diameter pipa penstock 3 inch atau 0,0762 m, maka luas
penampang pipa dapat dicaruk dengan rumus :
A = 𝝅r2
A = 3,14× (0,0381 m)2
A = 0,004558 m2

5. Kecepatan air pada pipa penstock


Diketahui debit air yang mengalir melalui pipa = 0,012 m3/s maka
kecepatan air yang melalui pipa dapat hitung dengan rumus :

Q
V¿
A

43
0,012m 3/ s
V¿
0,004558 m2
V = 2,63 m/s

6. Gaya tangensial
Diketahui massa (m) dari air yang menabrak turbin screw adalah 12
kg maka gaya yang terjadi pada turbin dapat dihitung dengan rumus :
F = m.a
F = 12 kg . 9,81 m/s2
F = 117,72 N

7. Torsi
Torsi merupakan suatu gaya yang dapat menyebabkan benda berputar
pada porosnya. Untuk menghitung poros dapat digunakan persamaan
sebagai berikut :
T = F. r
T = 117,72N . 0,075 m
T = 8,829 Nm

8. Daya turbin
Daya turbin yang dihasilkan dapat dihitung dengan rumus berikut :
Pt = T. ω
2.3.14 .53,50rpm
Pt = 8,829 Nm . 60
Pt = 49,43 watt

9. Effisiensi turbin ( ɳ )
Pa
ɳt = .100 %
Pt

44
247,212 watt
ɳt = . 100 %
49,43 watt
ɳt = 5,001%

10. Daya yang dibangkitkan generator


Diketahui arus yang di ukur pada beban 10 watt lampu It = 3,2 mA =
0,0032 A dan tengangan yang di ukur 55 volt,, maka daya yang
dibangkitkan generator dapat dihitung dengan rumus :
PG = V.I
PG = 55 Volt . 0,0032 A
PG = 0,176 watt

11. Effisiensi Generator


PG
ɳGenerator =
PT
0,176 watt
ɳGenertor = ×100 %
13,23 watt
ɳGenerator = 1,33 %

12. Data percobaaan PLTPH dengan Turbin Screw dengan beban 10


watt lampu

Putaran
Debit Putaran Tegangan Arus Daya air Daya Daya Effisiensi Effisens Bukaan
generator
(Q) turbin (I) turbin generator i katub
N2 (V) (Pa) Turbin
N1 (Pt) (Pg)
Generat
or

0,012 247,21 49,43


1137 rpm 53,30 55 volt 3,2 mA 0,176 5,001% 1,33 Terbuka
m3/s 2 watt watt

45
Rpm watt % Penuh

0,006 0,7 Terbuka


515 rpm 24,23 25 volt 123,60 1,49 0,0364 1,20% 1,22
m3/s mA Setengah
Rpm 6 watt watt watt %

13. Data percobaan PLTPH dengan Turbin Screw tanpa beban lampu

Putaran Putaran Daya


Teganga Daya air Effisiensi Bukaan
Debit (Q) generator turbin turbin
n (V) (Pa) turbin katub
N2 N1 (Pt)

288,414 Terbuka
0,014 m3/s 2096 rpm 98,63 rpm 100 volt 33,59 11,64 %
watt Penuh
watt

144,207 4,19 watt Terbuka


0,007 m3/s 1048 rpm 49,31 rpm 60 volt 2,90 %
watt Setengah

14. Grafik perubahan debit air terhadap putaran turbin

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dari gambar


dibawah tersebut dapat dilihat, bahwa semakin tinggi debit yang menerpa
sudu turbin, maka putaran yang dihasilkan turbin juga semakin besar.

46
Perubahan Debit Air Terhadap Putaran Turbin
14

12

10
Debit Air (l/s) 8

0
24,23 53,50

Putaran Turbin (rpm)

Gambar 4. 3 Grafik Perubahan Debit Air Terhadap Putaran Turbin

15. Grafik perubahan debit air terhadap tegangan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dari gambar


dibawah terlihat bahwa tegangan yang dihasilkan semakin meningkat
jika jumlah debit yang menerpa sudu turbin besar. Tegangan yang
dihasilkan memang tidak 220 volt dikarenakan banyak nya rugi-rugi
baik di transmisi pulley turbin ke generator maupun jumlah debit
yang kurang dikarenan kebocoran yang terjadi.

47
Perubahan Debit air terhadap Tegangan
14
12
10
Debit (l/s)
8
6
4
2
0
1,22 1,33
Tegangan (volt)

Gambar 4. 4 Grafik Perubahan Debit Terhadap Tegangan

16. Grafik perubahan debit air terhadap arus

Begitu juga hal nya dengan arus listrik yang dihasilkan, pada
pengujian ini sangat kecil seperti yang di lihat pada gambar dibawah
ini. Tetapi semakin meningkat debit arus yang dihasilkan semakin
besar.

Perubahan Debit Air Terhadap Arus Listrik


14
12
10
Debit (l/s)

8
6
4
2
0
1,22 1,33
Arus (ampere)

Gambar 4. 5 Grafik Perubahan Debit Air Terhadap Arus

48
17. Grafik perubahan debit air terhadap daya air
Berubah nya jumlah debit tentu sangat mempengaruhi potensi air
atau daya air. Terlihat pada gambar dibawah jumlah debit semakin
meningkat dan potensi atau daya air juga semakin meningkat.

Perubahan Debit Air Terhadap Daya Air


14
12
10
Debit (l/s)

8
6
4
2
0
1,22 1,33
Daya Air (watt)

Gambar 4. 6 Grafik Perubahan Debit Air Terhadap Daya Air

18. Grafik perubahan debit air terhadap daya turbin

Pada pengujian yang telah dilakukan debit semakin meningkat


dan daya turbin juga semakin meningkat seperti pada gambar
dibawah.

49
Perubahan Debit Air Terhadap Daya Turbin
14
12
Debit (l/s) 10
8
6
4
2
0
1,22 1,33
Daya Turbin (watt)

Gambar 4.7 Grafik Perubahan Debit Air Terhadap Daya Turbin

19. Grafik perubahan debit air terhadap effisiensi PLTPH

Pada pengujian yang telah dilakukan, didapatkan effisiensi


1,33% paling tinggi dengan bukaan katub penuh yang artinya
semakin besar debit effisiensi semakin besar. Tetapi effisiensi yang
dihasilkan pada pembangkit ini sangat kecil di karenakan debit
kurang besar, material dalam pembuatan turbin kurang baik, rugi-rugi
pada transmisi dan kebocoran air.

Perubahan Debit air terhadap Effisiensi PLTPH


14
12
10
Debit (l/s)

8
6
4
2
0
1,22 1,33
Effisiensi PLTPH

Gambar 4. 8 Grafik Perubahan Debit Air Terhadap Effisiensi PLTPH

50
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil Rancang Bangun PLTPH dan diuji coba yang dilakukan,
maka dapat diambil suatu simpulan yakni:
1. Turbin screw ini membutuhkan debit yang sangat besar untuk
menghasilkan daya yang besar tetapi dengan Head yang rendah yaitu 2,1
meter. Debit sangat mempengaruhi daya yang dihasikan generator serta
effisiensi dari generator itu sendiri.
2. Pada percobaan yang telah dilakukan, didapatkan effisiensi Generator
yang terbesar yaitu saat bukaan katub penuh dan debit 12 l/s sebesar
1,33%. Ini sangat rendah dikarenakan jumlah debit yang kurang besar serta
banyak rugi – rugi baik dari transmisi turbin ke generator maupun
kebocoran yang terjadi.

51
5.2. Saran
Adapun saran yang diberikan untuk meningkatkan kemampuan alat ini
yaitu:
1. Untuk adik tingkat yang ingin membuat atau ada yang ingin
mengaplikasikan PLTPH menggunakan Turbin Screw di sungai, kiranya
nantinya agar memperhitungan jumlah debit air, konstruksi dari turbin
serta transmisi yang digunakan. Karena hal tersebut sangat mempengaruhi
effisiensi serta daya yang dibangkitkan
2. Perhitungan losses pada pengaplikasian kealiran sungai sangat
mempengaruhi daya yang dihasilkan.
3. Untuk pengaplikasian PLTPH dengan daya yang dihasilkan relatif lebih
kecil, sebaiknya menggunakan baterai sebagai peniympanan energy listrik
agar penggunaan energi listriknya dapat optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Sularso, Kiyokatsy Suga. 1997. Dasar Perancangan Mesin dan Pemilihan


Elemen Mesin. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Syahputra, Mirzan., 2017. Rancang Bangun Pembangkit Lisrtik Tenaga


Pikohidro Menggunakan Turbin Ulir.

Sularso. 2000. Pompa Dan Kompresor. Jakarta: PT. Terja.

Suyanto, 2021. Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Pico Hydro Putaran


Rendah Menggunakan Turbin Screw.

Sukamta Sri, Adhi K., 2013. Rancang Bangun Pembangkit Listrik Mikro Hidro
(Pltmh) Jantur Tabalas Kalimantan Timur.

52
Santika Tito, Liaman H., Ridwan S., Ramdan R., 2013. Perekayasan Pembangkit
Listrik Tenaga Air Untuk Penyediaan Listrik Skala Kecil 100 Watt.

Irawan, Dwi dan Mafruddin. 2020. Turbin Impuls. Lampung: Laduny.

M.M., El-Wakil. 1992. Instalasi Pembangkit Daya. Jakarta: Erlangga.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perakitan Alat

53
54
Lampiran 2. Merangkai Beban

55
Lampiran 3. Kartu Bimbingan Mahasiswa

56
Lampiran 4. Formulir Revisi Tim Penguji I

57
Lampiran 5. Formulir Revisi Tim Penguji II

58
Lampiran 6. Formulir Bebas Revisi Tim Penguji I

59
Lampiran 7. Formulir Bebas Revisi Tim Penguji II

60
61

Anda mungkin juga menyukai