Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

KARAKTERISTIK ALTERNATOR DAN MOTOR SINKRON


Teknik Tenaga Listrik

PERCOBAAN O4
Tanggal Percobaan : 21 April 2015

Disusun oleh :
M Rizky Adriansyah S

( 12 / 3.31.13.0.13 )

LT-2A

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2015

I.

II.

PENDAHULUAN
Generator sinkron merupakan mesin listrik yang mengubah energi mekanis berupa
putaran menjadi energi listrik. Energi mekanis diberikan oleh penggerak mulanya
sedangkan energi listrik akan dihasilkan pada rangkaian jangkarnya. Dengan
ditemukannya Generator sinkron atau alternator, telah memberikan hubungan yang
penting dalam usaha pemanfaatan energi yang terkandung pada batu bara, air, minyak,
gas uranium ke dalam bentuk yang bermanfaat dan mudah digunakan yaitu listrik
dalam rumah tangga dan industri. Konstruksi umum dari suatu Generator sinkron
terdiri dari penggerak mula, rotor atau bagian yang berputar, stator atau bagian yang
diam, dan celah udara antara stator dan rotor. Konstruksi rotor sendiri terdiri atas Rotor
Silinder dan Rotor Kutub Sepatu yang masing-masingnya memiliki fungsi yang
berbeda. Disamping itu juga perlu rangkaian eksitasi sebagai penghasil tegangan
induksi pada terminal jangkar. Untuk Generator sinkron yang besar, rangkaian jangkar
diletakkan pada Stator untuk menghindari timbulnya bunga api jika rangkaian jangkar
pada bagian rotor. Untuk Rangkaian Eksitasi dapat dibagi atas dua yaitu eksitasi
dengan sikat dan tanpa sikat. Alternator tiga fasa dituntut untuk bekerja stabil
(tegangan dan frekuensi yang dihasilkan tetap stabil). Ketidakstabilan kedua hal
tersebut sangat berpengaruh terhadap beban terutama beban-beban elektronik. Selain
itu kestabilan kedua hal tersebut sangat penting jika sebuah alternator diparalelkan
dengan alternator yang lain untuk melayani beban yang makin besar. Seiring makin
besarnya jumlah beban yang harus dilayani oleh sebuah Alternator, ditambah dengan
makin beragamnya beban yang ada, tentu memerlukan pengaturan kerja dari sebuah
Alternator. Fluktuasi yang terjadi pada beban antara lain impedansi beban. Dimana
jumlah beban yang harus dilayani tidak sama untuk setiap saat, ini berpengaruh pada
impedansi total beban. Impedansi beban mempengaruhi faktor daya dari beban, yang
kemudian hal itu berpengaruh pada Arus Beban. Karena tegangan dituntut untuk tetap
stabil, maka fluktuasi Arus Beban akan mengakibatkan ketidakstabilan tegangan.
Untuk itulah perlu dilakukan perubahan pada Arus Eksitasi. Dalam Tugas akhir ini
penulis akan membandingkan hasil percobaan sebelum dan sesudah pengendalian
generator sinkron. Pengendalian ini dilakukan dengan cara mengatur arus eksitasinya
sehingga tegangan terminal generator dapat di jaga konstan walaupun arus dan faktor
daya beban berubah-ubah. Untuk memperoleh data tugas akhir ini penulis akan
melakukan percobaan pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT USU. Dari data
yang diperoleh dan perhitungan menggunakan rumus maka hubungan antara tegangan
terminal (Vt), arus medan (If), arus beban (Ia), faktor daya dan regulasi tegangan dapat
di tentukan. Untuk membantu dalam perhitungan penulis menggunakan bantuan
komputer dalam melakukan pengolahan data.
TUJUAN
Tujuan dari percobaan alternator and synchronous motor ini adalah untuk :
1. Dapat mengoperasikan secara paralel menggunakan synchronouscope.

2. Dapat mengetahui respon dari alternator pada frekuensi dan tegengan konstan pada
sistem.
3. Mencatat V-kurva (kurva Mordey) dari motor sinkron.
III.

DASAR TEORI
Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron.
Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yang digunakan
untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik. Generator sinkron dapat berupa
generator sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasa tergantung dari
kebutuhan.
Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron dengan
kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian elektromagnet
dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah putaran rotor.
Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada mesin dengan frekuensi elektrik
pada stator adalah:
f = frekuensi listrik (Hz)
nr = kecepatan putar rotor = kecepatan medan magnet (rpm)
p = jumlah kutub magnet
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan magnet,
persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar rotor dengan
frekuensi listrik yang dihasilkan.
Agar daya listrik dibangkitkan tetap pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka
generator harus berputar pada kecepatan tetap dengan jumlah kutub mesin yang telah
ditentukan. Sebagai contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor
arus berputar dengan kecepatan 3600 rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada
mesin empat kutub, rotor harus berputar pada 1500 rpm.
Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If),
maka tegangan (Ea ) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator. Bentuk
hubungannya diperlihatkan pada persamaan berikut.

Ea = c.n.fluks
yang mana:
c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
f = fluks yang dihasilkan oleh If
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya tidak
terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If).
Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan mengakibatkan terjadinya
reaksi jangkar. Reaksi jangkar besifat reaktif karena itu dinyatakan sebagai reaktansi,
dan disebut reaktansi magnetisasi (Xm ). Reaktansi pemagnet (Xm ) ini bersama-sama
dengan reaktansi fluks bocor (Xa ) dikenal sebagai reaktansi sinkron (Xs).
Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan terminal V
akan berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan pada:

Resistansi jangkar Ra

Reaktansi bocor jangkar X

Reaksi Jangkar Xa

a) Resistansi Jangkar
Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegang/fasa
(tegangan jatuh/fasa) dan I.Ra yang sefasa dengan arus jangkar.
b) Reaktansi Bocor Jangkar
Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi tidak
mengimbas pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti ini disebut Fluks Bocor.
c) Reaksi Jangkar
Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat generator dibebani akan
menimbulkan fluksi jangkar (A ) yang berintegrasi dengan fluksi yang dihasilkan
pada kumparan medan rotor(F), sehingga akan dihasilkan suatu fluksi resultan.

Persamaan tegangan pada generator adalah:


Ea = V + I.Ra + j I.Xs
Xs = Xm + Xa
yang mana:
Ea = tegangan induksi pada jangkar
V = tegangan terminal output
Ra = resistansi jangkar
Xs = reaktansi sinkron
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum sama yaitu:
1. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop,
maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan
gaya pada arah yang berlawanan.
3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar kumparan.
4. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
Dalam memahami sebuah motor listrik, penting untuk mengerti apa yang dimaksud
dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/torsi sesuai dengan
kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga
kelompok:
1. Beban torsi konstan, adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya, namun torsi nya tidak bervariasi. Contoh
beban dengan torsi konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa
displacement konstan.
2. Beban dengan torsi variabel, adalah beban dengan torsi yang bervariasi dengan
kecepatan operasi. Contoh beban dengan torsi variabel adalah pompa sentrifugal
dan fan (torsi bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
3. Beban dengan energi konstan, adalah beban dengan permintaan torsi yang
berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan
daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.
Komponen utama motor sinkron adalah :
1. Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah
bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan

perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor
tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited,
yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan
medan magnet lainnya.
2. Stator. Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan
frekwensi yang dipasok.
Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan berikut :
Ns = 120 . f / P
Dimana:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub
Interaksi antara medan putar stator (Bs) dan medan rotor (Br) yang membangkitkan
torka seperti terlihat dalam persamaan berikut:
T = Bsx Bs(sin )
disebut sudut beban karena besarnya tergantung pembebanan. Pada saat beban nol
nilai =0. Jika dibebani, medan rotor tertinggal dari rotor sebesar , kemudian berputar
sama lagi. Beban maksimum tercapai pada =90o. Jika beban dinaikkan terus melebihi
batas itu, maka motor akan kehilangan sinkronisasi dan akhirnya akan berhenti.
Pada Motor sinkron 3 fasa, mengalir arus seimbang pada tiap fasa dengan beda sudut
fasa 120o
ia = Im sin t
ib = Im sin (t-120o)
ic = Im sin (t-240o)
Tiap arus fasa membangkitkan ggm F yang merupakan fungsi sudut ruang seperti
ia Fa.cos . Dengan Fa=Fm. sin t
Maka ggm F tiap fasa yang dibangkitkan :
Fa = Fm sin t.cos
Fb = Fm sin (t-120o).cos (-120o)
Fc = Fm sin (t-240o) .cos (-240o)
Resultan ketiga ggm, Fr=Fa+ Fb +Fc
Karakteristik Motor AC sinkron

Gambar diatas memperlihatkan bahwa Torka adalah fungsi sin , dengan adalah
sudut daya. Pada motor sinkron nilai negatif dan nilainya positif pada generator
sinkron. Torka maksimum dicapai pada = +/- 90o. Jika melebihi batas itu, maka motor
atau generator akan kehilangan stabilitas dan sinkronisasi dan pada akhirnya akan
berhenti.
Untuk membangkitkan fuksi dibutuhkan daya reaktif yang bersifat induktif. Pada
motor sinkron, ggm dibangkitkan arus medan (DC) pada belitan rotor. Jika arus medan
ini cukup, maka motor tidak membutuhkan suplai energi reaktif dari sisi stator yang
bersumber dari jaringan listrik. Sehingga motor bekerja dengan faktor daya = 1.
Jika penguatan arus medan kurang, maka motor sinkron akan menarik daya reaktif
yang bersifat induktif dari sisi stator. Sehingga motor bekerja dengan factor daya(pf)
terbelakang (lagging). Artinya motor menjadi pembangkit daya reaktif yang bersifat
induktif.
Kebalikannya jika kelebihan penguatan arus medan, maka motor sinkron akan
menarik daya reaktif yang bersifat kapasitif dari sisi stator. Sehingga motor bekerja
dengan factor daya (pf) mendahului (leading). Artinya motor menjadi pembangkit daya
reaktif yang bersifat kapasitif.
IV.

ALAT DAN BAHAN

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.

DL 1013T2 DC filtered power supply


DL 1023PS Shunt DC drive motor
DL 1026A Three phase alternator
DL 2025DT Speed Indicator
DL 2031 Optical electronic generator
DL 2108TAL Three phase power supply unit
DL 2108T01 Excitation voltage controller
DL 2108T02 Power circuit breaker
DL 2109T1A Moving-iron ammeter (1000mA)
DL 2109T2A5 Moving-iron ammeter (2,5 A)
DL 2109T1PV Moving-iron voltmeter (600 V)
DL 2109T1T Phase-sequence indicator
DL 2109T17/2 Double voltmeter (250-500 V)
DL 2109T26 Power meter
DL2109T27 Power factor meter
DL 2109T32 Synchronoscope
Kabel Penguhubung ( 2 meter )

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
20 buah

r.
s.
t.
u.
v.

Frekuensi meter analog 220 V


Saklar ELCB 3 phase
Kabel Hubung Pendek
Multimeter Analog
Amperemeter Panel

V.

GAMBAR RANGKAIAN

2 buah
2 buah
10 buah
1 buah
2 buah

Berikut adalah gambar rangkaian pada percobaan ini :

VI.

LANGKAH KERJA
1. Siapkan semua alat yang akan digunakan
2. Rangkan alat dan bahan sesuai gambar rangkaian yang telah disediakan.
3. Pastikan rangkain telah dirangkai sesuai dengan gambar dan siap dinyalakan untuk
disinkronkan
4. Saat proses sinkronisasi tegangan PLN dicek sampai 380 V minimal 350 antar line
nya, Cek frekuensi ( 50 Hz ) dengan toleransi 48 Hz
5. Jalankan Motor DC untuk memutarkan generator sinkron
6. Apabila generator sinkron menghasilkan tegangan eksitasi, tegangan eksitasi
dinaikan sampai 380 disamakan.
7. Kemudian tegangan PLN dimasukan, saat dimasukan maka akan terlihat unit
sinkronisasi kekanan/kekiri ( kekiri semakin kencang ), Cek frekuensi yang
dihasilkan generator ( 50 ), Cek frekuensi yang dihasilkan PLN ( 50 ), Cek

sequence dari generator dan menambahkan kecepatan motor dan mengurangi


sampai putaran pelan.
8. Tunggu sampai nyala LED menjadi hijau.
9. Tekan tombol generator PLN untuk mensinkronkan ( Geenerator sudah sinkron ).
Catat dan analisis.
VII.

DATA PERCOBAAN
Di bawah ini adalah hasil rekam data dari percobaan ini :
a. Motor sinkron no load
Tegangan Generator DC
Eksitasi Motor Sinkron
I Motor Sinkron
frekuensi
Rpm Motor Sinkron
b. Motor sinkron load
I Motor
Sinkron No
Load (A)
0,5
0,5
0,5
0,5

Beban
(ohm)
R1(34
0)
R2(23
0)
R3(15
0)
R4(10
0)

200 V
55%
0,5 A
50 Hz
3000

I Motor
Sinkron
Load (A)
0,6
0,75
0,69
0,81

I Eks
Motor
Sinkron
(A)
0,5
0,75
1,28
1,85

V Gen
DC (V)

Rpm

197

3000

197

3000

194

3000

191

3000

VIII. PEMBAHASAN
Setelah merakit sesuai dengan gambar rangkaian, pertama cek urutan fase konstantegangan konstan frekuensi sistem dan alternator menggunakan indikator fase-urutan
Pemeriksaan ini tidak diperlukan dalam pembangkit listrik yang nyata, karena koneksi
dari lilitan tiga fase dan arah rotasi alternator diperiksa selama start-up dan tidak
kemudian berubah.
Ketika kita sudah yakin dari urutan fase sambungan paralel alternator dilakukan
dengan menggunakan synchronoscope tersebut. Mulai dari 0 V meningkatkan nilai dc
tegangan suplai untuk memulai set motor alternator dan menyesuaikan tegangan ini
hingga kecepatan nominal alternator tercapai.

Pasokan tegangan pada alternator dengan meningkatkan arus exciter hingga 40%
untuk menyesuaikan tegangan stator dengan yang ada pada induk, voltmeter ganda
digunakan untuk menunjukkan ini.
Kemudian setelah itu kita bisa melihat apakah alternator telah sinkron dengan sistem
pada jaringan PLN atau belum melalui synchronoscope. ini menunjukkan apakah set
motor alternator berjalan terlalu cepat atau terlalu rendah. Dengan frekuensi meter
ganda kita secara bersamaan dapat mengamati bagaimana alternator dan frekuensi
listrik mendekati satu sama lain.
Pemutus daya dinyalakan saat hijau tengah atas pada synchronoscope. Ini adalah
saat dimana alternator telah siap untuk disinkronkan denagan sistem pada jaringan
PLN. Sekarang alternator dihubungkan secara paralel ke listrik.
Sesuaikan dengan seksama tegangan suplai motor DC hingga stator saat ini
mencapai nilai minimum dan kemudian membaca indikasi amperemeter di exciter dan
stator sirkuit alternator, meteran listrik dan faktor meteran listrik. Perlahan-lahan
meningkatkan torsi meningkat motor dc tegangan suplai. Arus stator dan peningkatan
output daya aktif dan alternator beroperasi sebagai generator daya aktif. Mengurangi
motor dc tegangan suplai sampai saat ini meningkat stator lagi setelah menyeberang
melalui minimum: daya aktif membalikkan tanda dan alternator beroperasi sebagai
motor sinkron. Perlahan-lahan meningkat lagi drive torsi hati-hati mengatur motor dc
tegangan suplai sampai pembacaan daya aktif positif dan arus stator mencapai lagi
minimum. Meningkatkan exciter arus: meningkat saat stator dan faktor meteran listrik
menunjukkan cos induktif mendekati nilai nol. Atur ulang alternator ke tanpa beban
operasi lagi saat stator minimum.Matikan dc disaring catu daya ke de-energi motor dc
dan mengatur tegangan dc ke nol.
Alternator sekarang beroperasi sebagai motor sinkron sedangkan motor dc akan
diatur untuk beroperasi sebagai dc pembangkit. Lepaskan hanya dc lead
menghubungkan angker di disaring catu daya dc dan menghubungkan mereka ke beban
resistif melalui ammeter. Individu resistor dihubungkan secara paralel (lihat koneksi
untuk operasi pembangkit dc).Pertama V-kurva dicatat pada generator tingkat daya
output dc P = 0, mengukur arus stator sesuai dengan nilai saat ini exciter berikut dan
masukkan nilai yang terukur dalam tabel. Berdasarkan data percobaan diatas dapat
dibuat grafik sebagai berikut

2
1.8
1.6
1.4

I Motor Sinkron No Load (A)

I Motor Sinkron Load (A)

1.2
1
0.8
0.6

I Eks Motor Sinkron

0.4
0.2
0
1

Dari grafik di atas dapat dikrtahui bahwa peningkatan pada arus eksitasi motor juga
akan meningkatkan besarnya arus pada motor sinkron baik pada saat no load maupun
load.
400
350
300
250
V Gen DC (V)

200

Beban

150
100
50
0
1

Dari grafik di atas djuga dapat diketahui bahwa besarnya tegangan pada generator
juga berbanding lurus dengan besarnya tegangan pada generator tersebut. Semakin
kecil beban, semakin kecil pula tegangan yang dihasilkan dari generator.
IX. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Prosedur sinkron pada generator sinkron menjadi motor sinkron dan motor DC
menjadi mesin secara manual adalah sebagi berikut :

a. Naikkan putaran mesin dengan mengontrol motor DC hingga putarannya


sama mencapai putaran nominal.
b. Periksa sistem eksitasi, kemudian masukan pemutus tenaga penguat medan
(field breaker).
c. Naikan arus eksitasi, periksa tegangan generator bila tegangan generator
mencapai normal, dan samakan besarnya tegangan dengan tegangan sistem.
d. Cek urutan fasanya menggunakan check squense.
e. Atur rpm untuk mengatur frekuensi generator sama dengan frekuensi
sistem, sampai lampu indikator berkedip sangat perlahan.
f. Pada saat lampu indikator telah menyala pada titik hijau, tekan tombol
pemutus tenaga generator sehingga CB masuk pada saat lampu indikator
dalam keadaan tepat menyala hijau.
g. Kemudian matikan sumber listrik prime mover, maka generator sinkron tadi
berubah menjadi motor sinkron dan motor DC sebagai penggerak dari
alternator akan menjadi generator DC untuk menyuplai daya pada beban.
2. Motor sinkron merupakan motor yang memiliki output kecepatan putaran
motornya sebanding dengan frekuensi listrik yang masuk ke statornya.
3. Karakteristik dari motor ini adalah putarannya konstan meskipun beban motor
beruba-ubah dimana kecepatan motornya sesuai dengan persamaan Ns= (120*f)/p
4. Pada pembebanan generator DC, kenaikan nilai beban akan diikuti kenikan nilai
arus penguatan motor sinkron. Hal ini di tujukan agar motor sinkron akan mampu
untuk mengikuti berapa besar pembebanan yang di berikan pada motor sinkron
5. Untuk memberi beban pada motor sinkron harus di sesuaikan dari kekuatan motor
sinkron tersebut serta menyesuaikakn arus penguatan agar motor sinkron mampu
untuk diberi beban.
6. Motor sinkron tidak dapat bekerja apabila kecepatan motornya sinkron dengan
frekuensi dan kecepatan putarnya akan selalu tetap meskipun diberi beban.
X.

Daftar Pustaka
Politeknik UNDIP. 1984. Machine Laboratory Jurusan Teknik Listrik.

Bandung:PEDC Bandung.
De Lorenzo. Alternator and Paralel DL GTU101.1 for Electrical Power
Engineering. Italy.

Dewangga, A. (2011). Generator Sinkron. [Online]. Tersedia :


http://anggadewangga.wordpress.com/2011/03/28/generator-sinkron/. Html [18

Mei 2013].
http://dunialistrik.fr.yuku.com/topic/776/perbedaan-motor-sinkron-dan-asinkron/.

Html [3 Juni 2013].


http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/12/perbedaan-motor-sinkron-danasinkron/. Html [3 Juni 2013]. Html [3 Juni 2013].

Anda mungkin juga menyukai