Disusun oleh :
Nama : RIA SISKAWATI
Kelas : LT-2A
I.
PENDAHULUAN
Motor arus bolak-balik (motor AC) adalah suatu mesin yang berfungsi untuk
mengubah energi listrik arus bolak-balik menjadi energi gerak atau energi mekanik
berupa putaran rotor. Salah satu jenis motor arus bolak-balik adalah motor
sinkron/serempak tiga phasa. Dikatakan motor sinkron tiga phasa karena motor ini
beroperasi pada sumber tegangan tiga phasa. Dan dikatakan motor sinkron karena putaran
medan stator (medan putar) dan putaran rotor serempak/sinkron.
Motor sinkron pada pengoperasiannya tidak dapat melakukan start awal (self
starting), oleh karena itu motor sinkron tiga phasa membutuhkan penggerak mula (prime
mover) untuk memutar medan pada stator sampai pada kecepatan putar medan putar
stator.
Pada motor sinkron, perubahan beban tidak mempengaruhi kecepatan putar motor
karena ketika motor masih bekerja maka rotor akan selalu terikat atau terkopel secara
magnetis dengan medan putar dan dipaksa untuk berputar dengan kecepatan sinkronnya.
Karena demikian, motor sinkron biasanya digunakan pada sistem operasi yang
membutuhkan kecepatan konstan dengan beban yang berubah-ubah. Contohnya Rolling
Mills, Mesin Penghancur (Crusher), Pulp Grinders, Reciprocating Pump dan lain-lain.
Dengan demikian kita perlu mempelajari konsep dari motor sinkron, dimana
motor sinkron ini dapat menjadi suatu pilihan yang tepat untuk sistem operasi yang
membutuhkan kecepatan yang konstan dengan beban yang berubah-ubah.
II.
DASAR TEORI
Sebuah stator tiga fasa sama dengan motor induksi. Stator yang memiliki tegangan
Dimulai sebagai sebuah motor induksi. Rotor synchronous motor juga mempunyai
sebuah squirrel-cage winding yang dikenal sebagai Amortisseur winding, yang berfungsi
Synchronous RPM =
120 x Frekuensi
Banyak Kutub
induksi hingga mencapai 95% kecepatan sinkron, saat mana arus searah diberikan, dan
motor mencapai sinkronisasi. Torque yang diperlukan untuk menarik motor hingga
mencapai sinkronisasi disebut pull-in torque.
Seperti diketahui, rotor motor sinkron terkunci dengan medan putar dan harus
terus beroperasi pada kecepatan sinkron untuk semua keadaan beban. Selama kondisi
tanpa beban (no-load), garis tengah kutub medan putar dan kutub medan dc berada dalam
satu garis (gambar dibawah bagian a). Seiring dengan pembebanan, ada pergeseran kutub
rotor ke belakang, relative terhadap kutub stator (gambar bagian b). Tidak ada perubahan
kecepatan. Sudut antara kutub rotor dan stator disebut sudut torque .
III.
RANGKAIAN PERCOBAAN
IV.
1 buah
1 buah
1 buah
V.
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
20 buah
10 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
Langkah kerja
1.
2.
3.
4.
5.
VI.
HASIL PERCOBAAN
Di bawah ini adalah hasil rekam data dari percobaan ini :
Eksitasi
Cos
Beban
QC
(Watt)
I
(Ampere)
P (Watt)
30%
-70
25%
-70
22%
-70
20%
-70
Kapasiti
f
Kapasiti
f
Kapasiti
f
Kapasiti
f
Eksitasi
40%
50%
60%
70%
80%
Cos
90
90
90
90
90
Beban
Induktif
Induktif
Induktif
Induktif
Induktif
VII.
30
0.25
60
0.31
80
70
0.40
80
90
0.49
I
(Ampere)
0.30
0.7
0.7
0.95
1.15
70
QL
70
130
180
230
250
P (Watt)
50
0
0
60
70
PEMBAHASAN
Prinsip kerja pada job percobaan kali ini sama dengan percobaan sebelumnya,
yaitu menjelaskan bahwa motor sinkron tidak dapat bekerja sendiri. Motor sinkron harus
digerakkan sesuai dengan gambar rangkaian yang ada hingga mencapai kecepatan 3000
rpm dan tegangan antar fasa 380 Volt. Untuk mensinkronkan generator dengan PLN
frekuensi yang dihasilkan dari generator atau PLN harus mampu mencapai 50 Hz. Ketika
nyala LED berjalan kearah kanan maka seluruh system bersifat induktif apabila kearah
kiri bersifat kapasitif.
Saat mensinkronkan LED tidak berada pada posisi induktif maupun kapasitif
tetapi pada saat posisi 0, yaitu ketika nyala LED warna merah menjadi hijau. Saat LED
berwarna hijau maka generator sudah sinkron. Dengan berhasilnya proses sinkronisasi
generator maka generator sinkron dapat diubah menjadi motor sinkron dengan
memberikan beban dan eksitasi dinaikkan maka torsi motor bertambah.
Untuk mengetahui daya yang diserap, dan yang menghasilkan daya dengan
tegangan daya naik melebihi tegangan awal dilihat menggunakan cos phi meter. Saat cos
phi meter menunjukan posisi induktif, generator berjalan pada keadaan leading induktif.
Apabila tegangan dan kecepatan dari motor naik maka cos phi meter akan turun. Keadaan
tersebut menunjukan bahwa pada kapasitif generator berubah menjadi motor dengan
melihat daya pada watt meter.
VIII.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Generator sinkron mampu menyuplai daya aktif dan daya reaktif.
2. Untuk menjalankan motor sinkron harus diberi penggerak awal dari luar karena
motor sinkron tidak dapat bergerak sendiri.
3. Untuk menaikkan daya dari generator ke PLN dengan menaikan kecepatan
motor DC dan eksitasi generator sinkron
4. Tegangan PLN dapat mengatur generator ke jaringan daya aktif ataupun daya
reaktif.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
DE LORENZO.2011.Electrical Power Enggineering.
http://staff.ui.ac.id/internal/040603019/material/PaperSynchronousMotor.pdf
http://blog.unsri.ac.id/download3/23965.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30823/3/Chapter%20II.pdf